Anda di halaman 1dari 37

HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

PROPAGASI SINYAL DALAM SALURAN TRANSMISI

1. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan percobaan ini akan didapat :

1. Membantu memvisualisasikan perambatan gelombang pada saluran


transmisi untuk berbagai kondisi impedansi beban pada saluran
transmisi.
2. Memahami makna atenuasi dan pengaruh pergeseran fase
3. Memahami pengaruh parameter-parameter saluran (R, L, C, dan G)
terhadap atenuasi dan pergeseran fase.
4. Memahami pengaruh impedansi keluaran sumber sinyal terhadap
atenuasi dan pergeseran fase.
5. Memahami pengaruh Impedansi beban terhadap atenuasi dan
pergeseran fase.

2. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

a) Alat yang digunakan :


1. 2 (dua) multimeter
2. 1 (satu) osiloskop
3. 1 function generator

b) Bahan percobaan
1. Resistor
2. Kabel transmisi

Keterangan : Peralatan percobaan disimulasikan dalam software


Multisim dengan menggunakan Personal Computer (PC).
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

3. DASAR TEORI

Beberapa keadaan dimana diperlukan untuk menghubungkan suatu sumber


(Transmitter - Pembangkit gelombang radio) ke suatu beban (Antena - Pemancar
Gelombang Radio), atau dengan kata lain pengiriman suatu sinyal dari suatu
sumber yang dihantarkan ke ujung lain sebagai penerima melalui suatu saluran
transmisi atau wave guide.

Bila sinyal diterapkan pada suatu saluran transmisi pada satu ujung yang
satu sebagai sumber, ke ujung yang lainnya adalah beban, maka sepanjang
saluran transmisi ini sinyal tersebut akan mengalami redaman dan pergesan
fasa. Sinyal merambat sepanjang saluran dengan kecepatan tertentu Kecepatan
yang digunakan untuk merambatkan sebuah sinyal ini hampir sama dengan
kecepatan cahaya yaitu 3 x 108 m/det. Bila Suatu siklus yang lengkap dari
gelombang membutuhkan suatu jarak sepanjang saluran yang disebut panjang
gelombang. Panjang Gelombang λ berbanding terbalik dengan frekuensi f dari
gelombang. Mereka dihubungkan dengan kecepatan propagasi V dengan formula:
V = f . λ dan mencapai beban bila impedansi beban sama dengan impedansi
salauran transmisi maka seluruh sinyal akan disalurkan ke beban. Bila
impedansi tidak sama maka sebahagian sinyal akan dipantulkan kembali dari
beban ke saluran dan kesumber.

Bila gelombang datang dan gelombang pantul saling bersuper posisi maka
maka akan menghasilkan gelombang berdiri. Hal hal istimewa dimana gelombang
tersebut dapat diamati dan memiliki pola yang beraturan akan ditunjukkan pada
simulasi yang akan dilaksanankan.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

Karakteristik sebuah saluran ditunjukkan oleh persamaan Telegrapher


di bawah ini :
v  i 
  I .  Ri 
x  t 
i  v 
  C.  Gv 
x  t 
Dengan batasan dan nilai awal sebagai berikut :
v(0, t )  v1 (t ) v(1, t )  v 2 (t )
i(0, t )  i1 (t ) i(1, t )  i2 (t )
v ( x, t )  v 0 ( x ) i( x,0)  i0 ( x)
Di mana saluran dianggap terletak pada sumbu x sampai l di mana l =
panjang saluran.
Kecepatan Gelombang elektromagnetik pada saluran dapat dihitung dengan
persamaan :
1
VP 

Untuk ruang hampa µ = µ0 = 4 π x 10-7H/m dan ε=8,85 x 10-12 F/m
sehingga :
VP  c  3 108
Untuk saluran transmisi, permeabilitas dapat dimisalkan sama dengan nilai
ruang hampa. Akan tetapi permitivitas boleh jadi berbeda dengan nilainya
pada ruang hampa karena tergantung dengan dielektrik yang digunakan.
Persamaan untuk permtivitas adalah :
  0 r
Di mana εr adalah permitivitas relative (konstanta dielektrum). Jadi
kecepatan gelombang pada saluran dengan permitivitas εr adalah :
1
VP 
r
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

Jika vpangkal adalah tegangan sinyal pada sisi pengirim dan vujung adakah
tegangan di sisi penerima, maka ateunasi yang dialami sinyal itu adalah :
v pangkal
, jika gelombang di pangkal saluran memotong x (waktu) pada
vujung

waktu T1, gelombang di ujung saluran memotong sumbu x (waktu) pada


waktu T2, dan periode sinyal T, maka pergeseran fase dapat dihitung
dengan rumus :
T2  T1
 360 0
T

Parameter-parameter saluran transmisi beserta nilai defaultnya :

No. Simbol Nama Parameter Nilai Default Satuan

1. Zen Panjang saluran transmisi 100 M

2. Rt Resistansi per satuan 0,1 W


panjang

3. Lt Induktansi per satuan 1e-6 H


panjang

4. Ct Kapasitansi persatuan 1e-12 F


panjang

5. Gt Konduktansi per satuan 0 Mho


panjang
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

4. PROSEDUR PERCOBAAN

4.1 Prosedur Percobaan Gelombang Berjalan pada Saluran Transmisi

1. Jalankan Software Transmission Line Simulator yang disediakan


2. Pada Menu Execution centang pada sub menu RUN dan SWITCH.
3. Pada menu Panel Centang Sumua pilihan : Line, Voltage, Current,
Insidence, Reflected guna menampilkan rangkaian dan bentuk gelombang
yang akan ditampilkan.
4. Pada Menu View digunakan untuk memilih tampilan Parameter
Execution, Parameter Sumber, Parameter Saluran Transmisi dan
Paremeter beban serta yampilan atauh Tegangan dan Arus Pada Tampilan
Rangkaian.
5. Lakukan Setting untuk berbagai kondisi percobaan sebagai contoh:
Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban dalam
keadaan Matching (Sesuai).

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 50 Ω

6. Jalankan simulasi dengan menekan tombol ► dan stop simulasi dengan


menekan tombol ■ untuk mengamati bentuk gelombang
7. Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

8. Amati bentuk gelombang dan jelaskan dengan dengan singkat ?


9. Ulangi Percobaan diatas untuk parameter lainnya sehingga terlihat effek
dari redaman dan pergeseran fasa.

Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Positif.

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Squre

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 75 Ω atau RL = ~


atau RL = Terbuka untuk pantulan + Max.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Negatif.

Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 300 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

Setting Beban : Jenis Beban Resistif Murni RL = 25 Ω atau

RL = 0 , RL = Hubung singkat untuk pantulan – max


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

4.2 Prosedur Percobaan Gelombang Berdiri pada Saluran Transmisi

1. Jalankan Software Transmission Line Simulator yang disediakan


2. Pada Menu Execution centang pada sub menu RUN dan SWITCH.
3. Pada menu Panel Centang Sumua pilihan : Line, Voltage, Current,
Insidence, Reflected guna menampilkan rangkaian dan bentuk gelombang
yang akan ditampilkan.
4. Pada Menu View digunakan untuk memilih tampilan Parameter
Execution, Parameter Sumber, Parameter Saluran Transmisi dan
Paremeter beban serta Arah Tegangan dan Arus Pada Tampilan
Rangkaian.
5. Lakukan Setting Untuk Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk
kondisi beban berdiri gelombang penuh
Setting Sumber : C = 0 pf , R =50 Ω, frequensi = 150 MHz

Ofset Vdc = 0 V, Type sinyal AC = Sinusioda

Setting Saluran Transmisi : R = 0 Ω, R(p) = ~ , L = 166.7 nH/m ,

C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω

RL = 0 , RL = Hubung singkat untuk pantulan – max

Atau RL = ~ , RL = Terbuka untuk pantulan + Max.

6. Jalankan simulasi dengan menekan tombol ► dan stop simulasi dengan


menekan tombol ■ untuk mengamati bentuk gelombang
7. Rangkaian untuk gelombang di atas adalah sebagai berikut :
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

8. Amati bentuk gelombang dan jelaskan dengan dengan singkat ?


9. Ulangi Percobaan diatas untuk parameter lainnya sehingga sehingga
diperoleh pola gelombang istimewa yaitu : Gelombang penuh, setengah
gelombang maupun seperempat gelomabang unruk kondisi beban terbuka
dan dan hubung singkat
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

4.3 Percobaan Saluran Transmisi

1. Buka file saluran_transmisi_sederhana.msm


2. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Rt. Isi tabel 1.
3. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Lt. Isi tabel 2.
4. Pastikan nilai parameter-parameter saluran sama dengan nilai default. Cari
ateunasi dan pergeseran fase gelombang pada beberapa nilai Ct. Isi tabel 3.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

5.DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel 1 Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

V pangkal T2  T1
 360 0
No. Rt (Ω/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung

1.
2.
3.
4.

Tabel 2 Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

V pangkal T2  T1
 360 0
No. Lt (H/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung

1.
2.
3.
4.

Tabel 3 Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase

T2  T1
V pangkal  360 0
No. Ct (F/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung

1.
2.
3.
4.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

PROPAGASI SINYAL DALAM SALURAN TRANSMISI

Seperti kita ketahui, bahwa dalam pentransmisian sinyal informasi dari


satu tempat ke tempat lain dapat dilakukan melalui beberapa media, baik media
fisik, yang berupa kabel/kawat (wire) maupun media non-fisik (bukan
kabel/kawat), yang lebih dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas.
Dengan beberapa pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi
pentransmisian gelombang dalam jarak yang jauh, akan lebih efisien apabila
menggunakan udara bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan
karena gelombang radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena
sebagai matching device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk
radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat atau berpropagasi
melalui udara dari antena pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa
mencapai beberapa kilometer, bahkan ratusan sampai ribuan kilometer. Pada bab
ini akan dikhususkan membahas tentang beberapa mekanisme gelombang
elektromagnetik berpropagasi antara dua tempat. Pada Gambar 1 diperlihatkan
beberapa jenis lintasan propagasi yang merupakan mekanisme perambatan
gelombang radio di udara bebas terlampir pada Gambar 1. Komunikasi
gelombang radio menggunakan gelombang electromagnetic yang dipancarkan
lewat atmosphere bumi atau ruang bebas membawa informasi melalui jarak-jarak
yang panjang tanpa penggunaan kawat. Getaran sinyal pembawa itu harus
disampaikan kepada penerima dan proses penyampaian ini harus di lakukan
melalui jalur yang sudah di tentukan. Dalam hal ini penyampaian getaran melalui
jalur disebut media transmisi dan getaran pembawa termodulasi merambat
(propagate) dalam media transmisi. Da di dalam media ini rambatan carrier
disebut gelombang pembawa (carrier wave). Modulasi digital merupakan proses
penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal carrier. Modulasi digital
sebetulnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang
pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (modulated carrier)
memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1) yang dikandungnya. Berarti dengan
mengamati modulated carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

clock (timing, sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital


setiap tingkatan dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini
dapat digunakan media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik
(gelombang-gelombang radio). Gelombang pembawa berbentuk sinusoidal yang
termodulasi disebut modulasi digital. Adapun yang termasuk modulasi digital
seperti Amplitudo Shift Keying (ASK), Frequency Shift Keying (FSK), Phase
Shift Keying (PS). Modulasi analog adalah proses pengiriman sinyal analog atau
isyarat analog yaitu sinyal data yang berbentuk gelombang yang begitu kontinyu,
yang akan membawa suatu informasi dengan merubah karakteristik dari
gelombang. Dua parameter atau karakteristik yang terpenting dan dimiliki oleh
isyarat analog yaitu amplitude dan juga frekuensi. Isyarat analog pada biasanya
telah dinyatakan dalam gelombang sinus, mengingat gelombang sinus itu
merupakan sebuah dasar yang berguna bagi semua bentuk isyarat analog. High
Frekuensi (HF) merupakan gelombang radio pada frekuensi 3-30 MHz yang
digunakan pada radio komunikasi jarak jauh. Untuk band frekuensi ini propagasi
gelombang elektromagnetik tidak dapat menembus lapisan ionosfer, tetapi
dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Sehingga atmosfer berfungsi sebagai
Transmitter (Sumber) Receiver (Penerima) repeater secara alami. Lapisan ionosfer
merupakan lapisan atmosfer bumi yang memiliki sifat yang dapat memantulkan
gelombang elektromagnetik. Dengan lintasan ini, jangkauan komunikasi radio
dapat mencapai jarak yang lebih jauh. Sinyal radio HF dapat merambat melalui 3
medium, yaitu pada gelombang permukaan bumi (ground wave), gelombang
langsung (line of sight), dan gelombang langit (skywave). Media Transmisi
(Transmission Media) merupakan suatu media yang berfungsi untuk
menghubungkan antara pengirim data dengan penerima data. Jika jarak yang
cukup jauh, maka data tersebut akan diubah terlebih daulu menjadi kode atau
isyarat, dengan demikian isyarat tersebut akan dimanipulasi dengan berbagai cara
untuk diubah kembali menjadi data. Pengertian Spektrum Frekuensi Radio
adalahpengalokasian frekuensi dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
mendengar adanya Radio FM, Radio AM, Frekuensi VHF Televisi maupun
Frekuensi UHF Televisi. Berikut adalah pembahasan singkat dari Spektrum
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

Frekuensi Radio dan pengalokasian Frekuensinya. Gelombang Radio adalah


Gelombang Elektromagnetik yang disebarkan melalui Antena. Gelombang Radio
memiliki Frekuensi yang berbeda-beda sehingga memerlukan penyetelan
Frekuensi tertentu yang cocok pada Radio Receiver (Penerima Radio) untuk
mendapatkan sinyal tersebut. Frekuensi Radio (RF) berkisar diantara 3 kHz
sampai 300 GHz.

(Sumber: http://ab3duh.web.id/propagasi-gelombang-radio.html0.)

Suatu gelombang radio yang merambat dekat pada permukaan bumi akan
berjalan mengikuti lengkungan bumi berakibat fenomena difraksi (diffraction)
gelombang pembelokan. Ini merupakan fenomena yang menyebabkan
gelombang- gelombang suara berjalan mengitari suatu halangan. Efek-efek
difraksi tergantung pada panjang gelombang dan besarnya rintangan, dan menjadi
akan terasa untuk panjang gelombang yang lebih besar. Konduktivitas dan
permisivitas permukaan memainkan peranan penting dalam perambatan
gelombang permukaan, karena gelombang akan mengimbas (induce) arus
displacement dan arus kondusi pada permukaan. Dipandang dari angkasa bumi
bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman Pythagoras
(500 sebelum Masehi, bentuk umum bumi dikenal bulat. Claudius Ptolemly
mengumpulkan daftar pengamatan ekstesif yang menunjukan bahwa bumi
berbentuk bola. Crhistopher Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi
adalah bulat dan berfikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hinida
dengan berlayar ke barat. Tetapi dengan memaknai nilai nilai Ptolemy untuk
bulatan bumi, Columbus mendapatkan pelayaran jauh lebih panjang dari pada
yang ia perkirakan. Karena nilai yang diperoleh Ptolemy lebih kecil daripada
nilai-nilai actual. Bumi tidak tepat berbentuk bola, karena berotasi mengelilingi
sumbunya Bumi berbentuk dempak dengan jari-jari kutub 21,5 km lebih pendek
dari jari-jari ekuator. Tonjolan ekuatorial membuat diameter ekuator 12.757 km,
sedangkan diameter melalui kutub sekitar 12.714 km. Eratosthenes (276-194
sebelum masehi) menentukan bahwa pada siang terpanjang pada soltis musim
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

panas, matahari berada tepat (diatas kepala pada tengah hari jam 12.00 di kota
Syne (sekarang disebut Aswan), Mesir. Pada hari yang sama pada tengah hari
(jam 12.00) sebuah tiang pada Alexandria memberikan bayangan pada tanah yang
panjangnya membuat sudut zenith matahari (sudut antara matahari dan vertical
sebesar 1/50 lingkaran (70).

(Sumber: Pengantar Teknik Telekomunikasi.1981)

Seperti kita ketahui, bahwa dalam pentransmisian sinyal informasi dari


satu tempat ke tempat lain dapat dilakukan melalui beberapa media, baik media
fisik , yang berupa kabel/kawat (wire) maupun media non-fisik (bukan
kabel/kawat), yang lebih dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas.
Dengan beberapa pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi
pentransmisian gelombang dalam jarak yang jauh, akan lebih efisien apabila
menggunakan udara bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan
karena gelombang radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena
sebagai matching device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk
radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini merambat atau berpropagasi
melalui udara dari antena pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa
mencapai beberapa kilometer, bahkan ratusan sampai ribuan kilometer. Pada bab
ini akan dikhususkan membahas tentang beberapa mekanisme gelombang
elektromagnetik berpropagasi antara dua tempat. Pada Gambar 1 diperlihatkan
beberapa jenis lintasan propagasi yang merupakan mekanisme perambatan
gelombang radio di udara bebas. Gelombang tanah (ground wave) adalah
gelombang radio yang berpropagasi di sepanjang permukaan bumi/tanah.
Gelombang ini sering disebut dengan gelombang permukaan (surface wave).
Untuk berkomunikasi dengan menggunakan media gelombang tanah, maka
gelombang harus terpolarisasi secara vertikal, karena bumi akan menghubung-
singkatkan medan listriknya bila berpolarisasi horisontal. Perubahan kadar air
mempunyai pengaruh yang besar terhadap gelombang tanah. Redaman gelombang
tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan tanah. Impedansi ini
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika bumi mempunyai


konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan energi gelombang) akan
berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah di atas air, terutama air
garam (air laut) jauh lebih baik dari pada di tanah kering (berkonduktivitas
rendah), seperti padang pasir. Rugi-rugi (redaman) tanah akan meningkat dengan
cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan tersebut, gelombang
tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz. Namun demikian,
gelombang tanah sangat handal bagi hubungan komunikasi. Penerimaan
gelombang tidak terpengaruh oleh perubahan harian maupun musiman,
sebagaimana yang terjadi pada gelombang langit (gelombang ionosfir). Propagasi
gelombang tanah merupakan satu-satunya cara untuk berkomunikasi di dalam
lautan. Untuk memperkecil redaman laut, maka digunakan frekuensi yang sangat
rendah, yaitu band ELF (Extremely Low Frequency), yaitu antara 30 hingga 300
Hz. Dalam pemakaian tertentu dengan frekuensi 100 Hz, redamannya hanya
sekitar 0,3 dB per meter. Redaman ini akan meningkat drastis bila frekuensinya
makin tinggi, misalnya pada 1 GHz redamannya menjadi 1000 dB per meter.

(Sumber: https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA%20PROPAGA
SI.pdf)

Propagasi gelombang radio dapat diartikan sebagai proses perambatan


gelombang radio dari pemancar ke penerima. Transmisi sinyal dengan media non-
kawat memerlukan antenna untuk meradiasikan sinyal radio ke udara bebas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik (em). Gelombang ini akan merambat melalui
udara bebas menuju antenna penerima dengan mengalami peredaman sepanjang
lintasannya, sehingga ketika sampai di antenna penerima, energy sinyal sudah
sangat lemah. Gelombang (em) dalam perambatannya menuju antenna penerima
dapat melalui berbagai macam lintasan. Jenis lintasan yang diambil tergantung
dari frekuensi sinyal, kondisi atmosfir dan waktu transmisi. Ada 3 jenis lintasan
dasar yang dapat dilalui, yakni melalui permukaan tanah (gelombang tanah),
melalui pantulan dari lapisan ionosfir di langit (gelombang langit), dan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

perambatan langsung dari antenna pemancar ke antenna penerima tanpa ada


pemantulan (gelombang langsung). Gelombang tanah merambat dekat permukaan
tanah dan mengikuti lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak
melampaui horizon. Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah
frekuensi 30 kHz – 3 MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan
meredam sinyal radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran dengan
panjang gelombang sinyal. Sinyal dari pemancar AM utamanya merambat
melalui lintasan ini.Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan
ionosfir yang terletak di atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi.
Ada beberapa lapisan ionosfir yakni lapisan D , E, F1 dan F2, dimana
keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu, dan sangat mempengaruhi
perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang paling jauh dari matahari
sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini hanya ada pada siang hari, dan
cenderung menyerap sinyal pada daerah frekuensi 300 kHz – 3 MHz. Lapisan F
terdiri dari lapisan F1 dan F2, mempunyai kadar ionisasi yang paling tinggi
karena dekat dengan matahari, sehingga ada pada baik pada siang maupun malam
hari. Lapisan ini yang paling mempengaruhi sinyal radio, dimana pada daerah
frekuensi 3 – 30 MHz, sinyal yang sampai ke lapisan ini pada sudut tertentu, akan
dibelokkan kembali ke bumi, ke tempat yang sangat jauh dari antenna
pemancarnya dengan redaman yang kecil, sehingga sangat bermanfaat untuk
transmisi sinyal. Sinyal yang sampai ke lapisan tersebut pada sudut yang besar
terhadap bumi, akan dilewatkan ke ruang angkasa. Pada propagasi gelombang
langsung, sinyal yang dipancarkan oleh antenna pemancar langsung diterima oleh
antenna penerima tanpa mengalami pantulan, disebut Line Of Sight (LOS). Karena
perambatannya harus secara langsung, maka di lokasi- lokasi yang antenna
penerimanya terhalang, tidak akan menerima sinyal (blocked spot). Jarak
transmisi yang dapat dijangkau pada propagasi LOS relative pendek dan dibatasi
oleh tinggi antenna pemancar dan penerimanya. Komunikasi LOS paling banyak
digunakan pada transmisi sinyal radio di atas 30 MHz yakni pada daerah VHF,
UHF, dan microwave. Pemancar FM dan TV, menggunakan propagasi ini. Untuk
mengatasi jarak jangkau yang pendek, digunakan repeater, yang terdiri dari
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

receiver dengan sensitivitas tinggi, transmitter dengan daya tinggi, dan antenna
yang diletakkan di lokasi yang tinggi.

(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/propagasi-gelombang-radio-gelombang-
elektromagnetik/)

Interferensi adalah salah satu penyebab pelemahan gelombang .Untuk


memahami sebuah gelombang, satu tambah satu belum tentu sama dengan dua.
Hasilnya kadang-kadang bisa saja menjadi nol.Untuk pemahaman dari gambar
diatas, bayangkan jika kita menggambar dua gelombang sinus dan menjumlahkan
amplitudonya. Pada saat puncak bertemu dengan puncak, maka kita akan
memperoleh hasil yang maksimum (1+1=2). Hal ini disebut interferensi
konstruktif. Akan tetapi jika puncak bertemu dengan lembah, maka hasil yang
diperoleh adalah penghilangan dari sinyal ((1+(-)1=0). Hal ini disebut interferensi
destruktif. Dalam teknologi jaringan nirkabel, istilah interferensi biasanya dapat
digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber radio frekuensi
seprti dari kanal tetangga. Jadi interferensi dalam jaringan nirkabel adalah sebuah
gangguan yang dapat menggangu kualitas sinyal. Cara mengatasi Interferensi:
Sinyal level harus lebih besar dari noise yang diterima, dengan kata lain “Signal
To Noise Ratio (SNR)” harus setinggi mungkin.Untuk memperoleh SNR yang
tinggi, ada dua kondisi yang harus penuhi sekaligus, yaitu : a). Sinyal yang
diterima oleh pesawat penerima harus lebih tinggi dari sensifitas penerima.
b). Level noise di input penerima harus lebih rendah dari sinyal yang masuk.
Gagal memenuhi kedua kondisi tersebut akan menyebabkan SNR yang rendh.
Memaksimalkan level sinyal yang diterima. Pilih frekuensi yang tidak banyak
digunakan oleh stasiun lain. Ubah lokasi antena. Gunakan jalur-jalur yang pendek,
jangan membangun sambungan jarak jauh. Gelombang dapat dipropagasikan
menempuh jarak yang jauh akibat dari pembiasan dan pemantulan lintasan pada
lapisan ionospher. Gelombang yang berpropagasi melalui lapisan ionosfir ini
disebut sebagai gelombang ionosfir (ionospheric wave) atau juga disebut
gelombang langit (sky wave). Gelombang ionosfir terpancar dari antena pemancar
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

dengan suatu arah yang menghasilkan sudut tertentu dengan acuhan permukaan
bumi. Dalam perjalanannya, bisa melalui beberapa kali pantulan lapisan ionosfir
dan permukaan bumi, sehingga jangkauannya bisa mencapai antar pulau, bahkan
antar benua. Aksi pembiasan pada lapisan ionosfir dan permukaan bumi tersebut
disebut dengan skipping. Propagasi gelombang radio pada gelombang langit
sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfir di atas permukaan bumi.

(Sumber: https://www.slideshare.net/180774/bab-4-propagasi-gelombang-radio.)

Proses transmisi sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat
dilakukan melalui beberapa media, baik media fisik yang berupa kabel atau
kawat(wire) maupun media non -fisik (bukan kabel atau kawat) yang lebih
dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas. Dengan beberapa
pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian
gelombang dalam jarak yang jauh akan lebih efisien apabila menggunakan udara
bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang
radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching
device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Hal inilah yang mendasari terjadinya propagasi gelombang
radio. Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan gelombang radio
mulai saat dipancarkan dari pemancar radio hingga sampai pada penerima yang
jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer. Gelombang radio yang terpancar dari
pemancar sampai dapat diterima pada stasiun penerima. Perambatan gelombang
radio terjadi sebagai bentuk dari radiasi energi (radiasi elektromagnetik) dengan
kecepatan cahaya 300.000.000 meter per detik. Pelemahan propagasi sinyal yang
kelima yaitu Absorption (Penyerapan) Pada saat gelombang elektromagnetik
menyentuhsesuatu material, biasanya gelombang akan menjadi lemah atau
teredam. Banyak daya yang hilang akan sangat tergantung pada frekuensi yang
digunakan dan tentunya material yang ditabrak. Untuk gelombang microwave,
ada dua material utama yang menjadi penyerap, yaitu : Metal Elektron bergerak
bebas di metal dan siap untuk berayun oleh karenanya akan menyerap energy dari
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

gelombang yang lewat. Air, Gelombang microwave akan menyebabkan molekul


air bergetar, yang pada prosesnya akan mengambil sebagian energi gelombang.
Untuk kepentingan pembuatan jaringan nirkabel secara praktis, kita akan melihat
metal dan air sebagai penyerap gelombang yang baik. Lapisan air merupakan
penghalang gelombang microwave, kira-kira sama dengan tembok pada cahaya.
Air mempunyai banyak dampak yang besar dan dalam banyak kesempatan
perubahan cuaca sangat mungkin untuk membuat sambungan jaringan nirkabel
menjadi putus. Ada material lain yang mempunyai efek yang lebih kompleks
terhadap penyerapan gelombang radio, yaitu pohon dan kayu. Banyaknya
penyerapan sangat tergantung pada jumlah air yang ada pada material yamg
terkena gelombang microwave. Hampir setiap material memiliki karakteristik
menyerap sinyal RF, terutama material dengan kelembaban tinggi seperti air
hujan bahkan tubuh manusia.

(Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/materi-telkom-dasar-transmisi-
sinyal.html,)

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi


oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. kondisi yang sangat
bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang tidak menentu.
Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi)
gelombang elektromagnitik di udara bebas. Propagasi ruang bebas. permukaan
bumi dapat mengubah propagasi suatu gelombang. kondisi yang ideal dari ruang
bebas di mana gelombang elektromagnetik dipancarkan dapat kita asumsikan.
Pada jarak yang sangat jauh, medan gelombang yang teradiasikan dapat dianggap
menjadi gelombang datar yang mempunyai kuat medan listrik. Propagasi antar
dua titik di bumi. Jenis gelombang. Signal atau sinyal adalah data ataupun
informasi yang telah mengalami suatu proses sedemikian rupa sehingga siap
untuk dikirim kepihak penerima melalui suatu saluran transmisi. Ada 2 jenis
signal, yaitu signal analog dan signal digital. Signal analog adalah signal data
dalam bentuk gelombang yang kontinyu (terusmenerus), yang membawa
informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dengan menggunakan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

signal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapaijarak yang jauh,
tetapi signal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada signal analog
yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu
amplitudo, frekuensi dan phase. Proses pengiriman suara, misalnya pada teknologi
telepon, dilewatkan melalui gelombang elektromagnetik ini. Signal digital (signal
diskret) yang merupakan signal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Macam-macam media
transmisi : pertama yakni Unicast, yang Merupakan media transmisi jaringan one
on one (sistem tunggal/jalur tunggal).Setiap komputer yang terhubung dengan
jaringan akan mempunyai alamat yang unik (lain dari yang lain). Maka apabila
ada transfer data akan melihat alamat tujuan terlebih dahulu jika tidak sama
dengan alamat tujuan transfer data akan digagalkan. Multicast, Merupakan media
transmisi one to many (satukebanyak). Sistem ini sering digunakan dalam kasusse
kelompok komputer yang sedang menerima transmisi tertentu, seperti streaming
audio atau video secara bersamaan maka kita dapat menggunakan tipe transmisi
jaringan multicast. Broadcast, Merupakan transmisi jaringan one to all
(satukesemua).Biasanya media ini digunakan dalam jaringan raksasa yaitu WAN.
Pengertian Pengolahan sinyal adalah spesialisasi dalam teknik elektro yang
mempelajari dan mengembangkan metode (algoritma) manipulasi, analisa dan
interpretasi sinyal. -Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang
yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik
gelombang. -Sinyal Diskret / Numerik.Sinyal Diskrit / Numerik sendiri dapat
didigitasi menjadi Sinyal Digital .Sinyal digital merupakan sinyal data dalam
bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai
besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1,
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal
digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.Sinyal
Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu.

(Sumber: yusman.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/40846/3 .+PROPA


GASI+GELOMBANG+RADIO.pdf)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

LAMPIRAN
Gambar 1

Gambar 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

5. DATA HASIL PERCOBAAN


a. Pada R source = 75 Ω, R load = 75 Ω dan Frekuensi 150 MHz

b. Pada R source = 50 Ω, R load = 75 Ω dan Frekuensi 150 MHz


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

c. Pada R source = 25 Ω, R load = 75 Ω dan Frekuensi 150 MHz


HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

Tabel 1 Pengaruh perubahan Rt terhadap ateunasi (atenuasi) dan


pergeseran fase

V pangkal T2  T1
No Vpangkal Vujung  360 0
Rt (Ω/m) T2-T1 T
. (Mv) (Mv) Vujung

1. 16 1 1 1 12 720°
2. 17 3 3 1 12 720°
3. 18 6 2 3 12
720°

Tabel 2 Pengaruh perubahan Lt terhadap ateunasi dan pergeseran fase

V pangkal T2  T1
No Vpangkal Vujung  360 0
Lt (H/m) T2-T1 T
. (mV) (mV) Vujung

1. 16 6 1 6 12 720°
2. 17 6 2 3 12 720°
3. 18 6 3 2 12
720°

Tabel 3 Pengaruh perubahan Ct terhadap ateunasi dan pergeseran fase

V pangkal T2  T1
No Vpangkal Vujung  360 0
Ct (F/m) T2-T1 T
. (mV) (mV) Vujung

1. 16 8 8 1 12 720°
2. 17 8 4 2 12 720°
3. 18 8 2 4 12
720°
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

6. PENGOLAHAN DATA
6.1 Untuk Rt
1. Rt = 16 Ω/m
 Vpangkal = 1 mV
 Vujung = 1 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 1
 =1=1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

2. Rt = 17 Ω/m
 Vpangkal = 3 mV
 Vujung = 3 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 3
 =3=1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

3. Rt = 18 Ω/m
 Vpangkal = 6 mV
 Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
 =2=3
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

6.2. Untuk Lt
1. Lt = 16 H/m
 Vpangkal = 6 mV
 Vujung = 1 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
 = =6
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 1

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

2. Lt = 17 H/m
 Vpangkal = 6 mV
 Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
 =2=3
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

3. Lt = 18 H/m
 Vpangkal = 6 mV
 Vujung = 3 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
 =3=2
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

6.3. Untuk Ct
1. Ct = 16 F/m
 Vpangkal = 8 mV
 Vujung = 8 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
 = =1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 8

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

2. Ct = 17 F/m
 Vpangkal = 8 mV
 Vujung = 4 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
 =4=2
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2

3. Ct = 18 F/m
 Vpangkal = 8 mV
 Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
 =2=4
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔

 T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
 × 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

7. TUGAS DAN JAWABAN

1. Review ulang materi


2. Jelakan masing-masing fungsi dari lapisan kabel coaxial!
3. Foto kelompok menggunakan baju angkatan di dekanat!
4. Buat foto kocak/meme!
5. Jelaskan macam-macam propagasi (menggunakan gambar)!

Jawab:

1. Transmisi adalah proses pengiriman berupa sinyal, data, energi ataupun


gelombang dari Transmitter menuju receiver, melalui sebuah Media transmisi
yang terbagi menjadi dua jenis yaitu unguided dan guided. Guided artinya
media yang menggunakan kabel, contohnya kabel coaxial (Tembaga), fiber
optic, dan twisted fair. Sedangkan unguided adalah media yang tidak
menggunakan kabel, contohnya antena, gelombang mikro, satelit, dll. Kabel
Coaxial terbuat dari tembaga yang berguna untuk mentansmisikan sinyal dan
terdiri dari 4 bagian yaitu inner conductor, isolator, outer conductor dan plastic
cover. Dan Fiber Optic terbuat dati serat-serat kaca yang berguna untuk
mentransmisikan data. Terdiri dari core, cladding, coating, dan outer jacket.
Pada saat mentransmisikan data fiber optic memerlukan cahaya untuk
transimisi, sumber cahaya terdiri dari dua yaitu LED dan Laser, jika LED
jangkauannya tak terlalu jauh dan cahayanya tersebar, sedangkan Laser
jangkauannya dapat lebih jauh dari LED tetapi cahayanya hanya ke satu arah.
Untuk perambatannya ada dua yaitu, single mode dan multi mode. Dalam
mentransmisikan data/sinyal dapat terjadi gangguan yaitu antara lain noise
(gangguan dari luar), attenuasi (pelemahan sinyal), interferensi (frekuensi yang
berbeda tetapi saling berdekatan), dan distorsi (amplitudo frekuensi sinyal
melebihi batas yang ditentukan). Propagasi adalah proses perambatan
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

gelombang berupa gelombang elektromagnetik atau sinyal. Sinyal sendiri


adalah gelombang elektromagnetik yang membawa informasi dan data.
Propagasi terdiri dari 3 macam yaitu groundwave, skywave, dan line of sight.
Pada groundwave sinyal yang dipancarkan dari transmitter ke receiver bentuk
gelombangnya mengikuti bentuk atau kontur tanah. Pada skywave sinyal yang
dipacarkan dari transmitter ke lapisan ionosfer kemudian dari lapisan ionosfer
dipantulkan menuju tanah dan kemudian berlanjut hingga sampai ke receiver.
Kemudian line of sight dipancarkan langsung menuju receiver tanpa mengikuti
bentuk tanah ataupun dipantulkan.

2.Kabel koaksial terdiri dari 4 bagian yaitu:

1. Inner Conductor di pusat kabel, yang berfungsi sebagai konduktor


2. Isolator, pembatas metallic shield dan center core
3. Outer Conductor, pelindung kabel dari gangguan luar
4. Plastic cover, pelindung kabel terluar

3.

4.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

5. Propagasi terdiri dari 3 macam, yaitu :


a. Ground Wave
Gelombang tanah merambat dekat permukaan tanah dan mengikuti
lengkungan bumi, sehingga dapat menempuh jarak melampaui horizon.
Perambatan melalui lintasan ini sangat kuat pada daerah frekuensinya
kurang dari 2 MHz. Di atas frekuensi tersebut permukaan bumi akan
meredam sinyal radio, karena benda-benda di bumi menjadi satu ukuran
dengan panjang gelombang sinyal. Sinyal dari pemancar AM utamanya
merambat melalui lintasan ini.

b. Sky Wave
Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan ionosfir yang
terletak di atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi. Ada
beberapa lapisan ionosfir yakni lapisan D , E, F1 dan F2, dimana
keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu, dan sangat
mempengaruhi perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang
paling jauh dari matahari sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini
hanya ada pada siang hari, dan cenderung menyerap sinyal pada daerah
frekuensi 2 MHz – 30 MHz.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

c. Line of Sight (LOS)


Pada propagasi ini, sinyal yang dipancarkan oleh antenna pemancar
langsung diterima oleh antenna penerima tanpa mengalami pantulan, disebut
Line Of Sight (LOS). Karena perambatannya harus secara langsung, maka
di lokasi- lokasi yang antenna penerimanya terhalang, tidak akan menerima
sinyal (blocked spot). Jarak transmisi yang dapat dijangkau pada propagasi
LOS relative pendek dan dibatasi oleh tinggi antenna pemancar dan
penerimanya. Frekuensinya lebih dari 30 MHz.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

8. ANALISA HASIL PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini materi yang dibahas ialah tentang propagasi sinyal
dalam saluran transmisi. Transmisi adalah proses pengiriman berupa sinyal, data,
energi ataupun gelombang dari Transmitter menuju receiver, melalui sebuah
Media transmisi yang terbagi menjadi dua jenis yaitu unguided dan guided,
sedangkan, Propagasi adalah proses perambatan gelombang berupa gelombang
elektromagnetik atau sinyal. Pada praktikum kali ini, aplikasi, yang di gunakan
simulasi software Java sebagai alat. Dalam praktikum kali ini kami menguji
pengaruh perubahan Rt, Lt, dan Ct terhadap atenuasi dan pergeseran fasa. Ada
tiga percobaan yang berbeda pada praktikum yang kami lakukan, yaitu, dengan Rt
(Resistor), dengan Lt (Induktor), dan dengan Ct (Kapasitor). Dimana pada
praktikum kali ini, terdapat dua percobaan. Pertama adalah pengambilan data dari
pengaruh parameter-parameter saluran (R, L dan C) terhadap atenuasi dan
pergeseran fase sinyal yang ditransmisikan. Pada praktikum ini, kami
mendapatkan nilai T1, T2 dan T yang tetap, berturut-turut sebesar 6, 18, 2. Selain
data diatas, kami juga mendapatkan data Vpangkal dan Vujung dari Rt,Lt dan Ct.
Atenuasi adalah melemahnya suatu sinyal yang disebabkan oleh adanya jarak
yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal tersebut dan karena
frekuensi sinyal tersebut semakin tinggi. Dimana untuk pengambilan data dengan
perubahan variable Rt berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing dalam
satuan Ω/m, dihasilkan Vpangkal berturut-turut sebesar 1, 3, 6 masing-masing
dalam satuan mV dan Vujung berturut-turut sebesar 1, 3, 2 masing-masing dalam
satuan mV, serta atenuasi berturut-turut 1,1,3 masing-masing dalam satuan mV
dan pergeseran fase yang stabil yaitu 720°. Sedangkan untuk pengambilan data
dengan perubahan variable Lt berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing
dalam satuan Ω/m, dihasilkan Vpangkal berturut-turut sebesar 6, 6, 6 masing-
masing dalam satuan mV dan Vujung berturut-turut sebesar 1, 2, 3 masing-masing
dalam satuan mV serta atenuasi berturut-turut 6, 3, 2 masing-masing dalam satuan
mV dan pergeseran fase yang stabil yaitu 720°. Kemudian untuk pengambilan
data dengan perubahan variable Ct berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

dalam satuan Ω/m, dihasilkan Vpangkal berturut-turut sebesar 8, 8, 8 masing-


masing dalam satuan mV dan Vujung berturut-turut sebesar 8, 4, 2 masing-masing
dalam satuan mV serta atenuasi berturut-turut 1, 2, 4 masing-masing dalam satuan
mV dan pergeseran fase yang stabil yaitu 720°. Pergeseran fasa yang didapat
semuanya sama karena nilai T1, T2 dan T yang digunakan sama untuk ketiga
variable. Kemudian pada percobaan kedua, kami membuat grafik dengan
menggunakan aplikasi java. Ada tiga keadaan yang dicoba, yaitu pada saat Rload
= 25 Ω, 50 Ω dan 75 Ω. Rsource yang digunakan sama, yaitu 75 Ω begitu pula
dengan frekuensi yang digunakan sama yaitu 150 Hz Dari percobaan diatas
didapat bahwa semakin besar nilai Rload yang dimasukkan, maka akan
berpengaruh pada grafik. Pada grafik tegangan akan sama, hanya pergeseran fasa
yang terjadi. Pada grafik arus, semakin besar nilai Rload maka amplitude akan
semakin kecil dan pergeseran fasa terjadi. Pada grafik incident, semakin besar
nilai Rload maka amplitude akan semakin kecil dan pergeseran fasa terjadi.
Sedangkan pada grafik reflected, pada saat nilai Rload = 50 Ω, maka grafik akan
lurus dengan sumbu x.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

9. KESIMPULAN
1. Jika Semakin besar input Rt, Lt, dan Ct, maka didapatkan nilai atenuasi akan
semakin besar.

2. Pada gelombang yang dihasilkan, semakin besar nilai impedansi sumber dan
nilai impedansi beban, maka akan sebanding dengan refleksi yang terjadi di
gelombang tersebut.

3. Terjadinya Atenuasi dan pergeseran fasa dikarenakan adanya perubahan


parameter, yaitu nilai R, L dan C.

4. Semakin kecil selisih antara nilai Rsource dan Rload, maka amplitude
gelombang pada grafik akan semakin kecil.

5. Pada grafik incident, semakin besar selisih nilai Rload dan Rsource maka
gelombang yang terbentuk akan sulit.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036

DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Dasar Sistem Telekomunikasi Dan Informasi. 2019. Modul


Pratikum Dasar Sistem Telekomunikasi Indralaya Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya.
Abeduh.2014. Propagasi Gelombang Radio, http:// ab3duh.web.id/propagasi-
gelombang-radio.html, (diakses pada tanggal 11 Maret 2019).

Dedi. 2015. Propagasi Gelombang Radio, http://www.slideshare.net/ mobile/


dedidudedo/propagasi-gelombang-radio-78616220.html, (diakses pada
tanggal 11 Maret 2019).

Dahlan. 2012. Propagasi Gelombang Radio, http://dahlan.web.id/files/


diktat/mt/Pertemuan-6-Propogasi-Gelombang-Radio.ppt, (diakses pada
tanggal 11 Maret 2019).

Mulyono. 2014. Propagasi, https://www.scribd.com/doc/98380463/ Model-


Propagasi-Gelombang-Radio-Luar-Ruangan-2, (diakses pada tanggal 11
Maret 2019).

Kinta. 2016. Propagasi Gelombang Elektromagnetik, https://www.


scribd.com/document/362045265/Propagasi-Gelombang Elektromagnetik,
(diakses pada tanggal 12 Maret 2019).

Setiawan. 2009. Transmisi Sinyal, http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/


materi-telkom-dasar-transmisi-sinyal.html, (diakses pada tanggal 11 Maret
2019).

Subarjo. 2010. Propagasi, https://www.slideshare.net/180774/bab-4-propagasi-


gelombang-radio, (diakses pada tanggal 11 Maret 2019).

Yusman.2017.Propagasi Gelombang Radio.


yusman.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/40846/3.+PROPAGASI+G
ELOMBANG+RADIO.pdf(diakses pada tanggal 11 Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai