FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
1. TUJUAN PERCOBAAN
b) Bahan percobaan
1. Resistor
2. Kabel transmisi
3. DASAR TEORI
Bila sinyal diterapkan pada suatu saluran transmisi pada satu ujung yang
satu sebagai sumber, ke ujung yang lainnya adalah beban, maka sepanjang
saluran transmisi ini sinyal tersebut akan mengalami redaman dan pergesan
fasa. Sinyal merambat sepanjang saluran dengan kecepatan tertentu Kecepatan
yang digunakan untuk merambatkan sebuah sinyal ini hampir sama dengan
kecepatan cahaya yaitu 3 x 108 m/det. Bila Suatu siklus yang lengkap dari
gelombang membutuhkan suatu jarak sepanjang saluran yang disebut panjang
gelombang. Panjang Gelombang λ berbanding terbalik dengan frekuensi f dari
gelombang. Mereka dihubungkan dengan kecepatan propagasi V dengan formula:
V = f . λ dan mencapai beban bila impedansi beban sama dengan impedansi
salauran transmisi maka seluruh sinyal akan disalurkan ke beban. Bila
impedansi tidak sama maka sebahagian sinyal akan dipantulkan kembali dari
beban ke saluran dan kesumber.
Bila gelombang datang dan gelombang pantul saling bersuper posisi maka
maka akan menghasilkan gelombang berdiri. Hal hal istimewa dimana gelombang
tersebut dapat diamati dan memiliki pola yang beraturan akan ditunjukkan pada
simulasi yang akan dilaksanankan.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
Jika vpangkal adalah tegangan sinyal pada sisi pengirim dan vujung adakah
tegangan di sisi penerima, maka ateunasi yang dialami sinyal itu adalah :
v pangkal
, jika gelombang di pangkal saluran memotong x (waktu) pada
vujung
4. PROSEDUR PERCOBAAN
C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω
Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Positif.
C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω
Setting Untuk Kondisi Sumber, Saluran Tranmisi dan Beban untuk kondisi
koefisen pantul ( Γ ) pada beban bernilai Negatif.
C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω
C=66,7 pF/m, Z = 50 Ω
V pangkal T2 T1
360 0
No. Rt (Ω/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung
1.
2.
3.
4.
V pangkal T2 T1
360 0
No. Lt (H/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung
1.
2.
3.
4.
T2 T1
V pangkal 360 0
No. Ct (F/m) Vpangkal Vujung T2-T1 T
Vujung
1.
2.
3.
4.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
(Sumber: http://ab3duh.web.id/propagasi-gelombang-radio.html0.)
Suatu gelombang radio yang merambat dekat pada permukaan bumi akan
berjalan mengikuti lengkungan bumi berakibat fenomena difraksi (diffraction)
gelombang pembelokan. Ini merupakan fenomena yang menyebabkan
gelombang- gelombang suara berjalan mengitari suatu halangan. Efek-efek
difraksi tergantung pada panjang gelombang dan besarnya rintangan, dan menjadi
akan terasa untuk panjang gelombang yang lebih besar. Konduktivitas dan
permisivitas permukaan memainkan peranan penting dalam perambatan
gelombang permukaan, karena gelombang akan mengimbas (induce) arus
displacement dan arus kondusi pada permukaan. Dipandang dari angkasa bumi
bercahaya seperti batu menyala-nyala dalam tata surya. Sejak zaman Pythagoras
(500 sebelum Masehi, bentuk umum bumi dikenal bulat. Claudius Ptolemly
mengumpulkan daftar pengamatan ekstesif yang menunjukan bahwa bumi
berbentuk bola. Crhistopher Columbus (1451-1506) mengetahui bahwa bumi
adalah bulat dan berfikir dapat menemukan jalan pintas (shortcut) ke Hinida
dengan berlayar ke barat. Tetapi dengan memaknai nilai nilai Ptolemy untuk
bulatan bumi, Columbus mendapatkan pelayaran jauh lebih panjang dari pada
yang ia perkirakan. Karena nilai yang diperoleh Ptolemy lebih kecil daripada
nilai-nilai actual. Bumi tidak tepat berbentuk bola, karena berotasi mengelilingi
sumbunya Bumi berbentuk dempak dengan jari-jari kutub 21,5 km lebih pendek
dari jari-jari ekuator. Tonjolan ekuatorial membuat diameter ekuator 12.757 km,
sedangkan diameter melalui kutub sekitar 12.714 km. Eratosthenes (276-194
sebelum masehi) menentukan bahwa pada siang terpanjang pada soltis musim
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
panas, matahari berada tepat (diatas kepala pada tengah hari jam 12.00 di kota
Syne (sekarang disebut Aswan), Mesir. Pada hari yang sama pada tengah hari
(jam 12.00) sebuah tiang pada Alexandria memberikan bayangan pada tanah yang
panjangnya membuat sudut zenith matahari (sudut antara matahari dan vertical
sebesar 1/50 lingkaran (70).
(Sumber: https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA%20PROPAGA
SI.pdf)
receiver dengan sensitivitas tinggi, transmitter dengan daya tinggi, dan antenna
yang diletakkan di lokasi yang tinggi.
(Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/propagasi-gelombang-radio-gelombang-
elektromagnetik/)
dengan suatu arah yang menghasilkan sudut tertentu dengan acuhan permukaan
bumi. Dalam perjalanannya, bisa melalui beberapa kali pantulan lapisan ionosfir
dan permukaan bumi, sehingga jangkauannya bisa mencapai antar pulau, bahkan
antar benua. Aksi pembiasan pada lapisan ionosfir dan permukaan bumi tersebut
disebut dengan skipping. Propagasi gelombang radio pada gelombang langit
sangat dipengaruhi oleh kondisi atmosfir di atas permukaan bumi.
(Sumber: https://www.slideshare.net/180774/bab-4-propagasi-gelombang-radio.)
Proses transmisi sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain dapat
dilakukan melalui beberapa media, baik media fisik yang berupa kabel atau
kawat(wire) maupun media non -fisik (bukan kabel atau kawat) yang lebih
dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas. Dengan beberapa
pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian
gelombang dalam jarak yang jauh akan lebih efisien apabila menggunakan udara
bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang
radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching
device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Hal inilah yang mendasari terjadinya propagasi gelombang
radio. Propagasi gelombang radio adalah proses perambatan gelombang radio
mulai saat dipancarkan dari pemancar radio hingga sampai pada penerima yang
jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer. Gelombang radio yang terpancar dari
pemancar sampai dapat diterima pada stasiun penerima. Perambatan gelombang
radio terjadi sebagai bentuk dari radiasi energi (radiasi elektromagnetik) dengan
kecepatan cahaya 300.000.000 meter per detik. Pelemahan propagasi sinyal yang
kelima yaitu Absorption (Penyerapan) Pada saat gelombang elektromagnetik
menyentuhsesuatu material, biasanya gelombang akan menjadi lemah atau
teredam. Banyak daya yang hilang akan sangat tergantung pada frekuensi yang
digunakan dan tentunya material yang ditabrak. Untuk gelombang microwave,
ada dua material utama yang menjadi penyerap, yaitu : Metal Elektron bergerak
bebas di metal dan siap untuk berayun oleh karenanya akan menyerap energy dari
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
(Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2009/07/materi-telkom-dasar-transmisi-
sinyal.html,)
signal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapaijarak yang jauh,
tetapi signal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada signal analog
yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu
amplitudo, frekuensi dan phase. Proses pengiriman suara, misalnya pada teknologi
telepon, dilewatkan melalui gelombang elektromagnetik ini. Signal digital (signal
diskret) yang merupakan signal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Macam-macam media
transmisi : pertama yakni Unicast, yang Merupakan media transmisi jaringan one
on one (sistem tunggal/jalur tunggal).Setiap komputer yang terhubung dengan
jaringan akan mempunyai alamat yang unik (lain dari yang lain). Maka apabila
ada transfer data akan melihat alamat tujuan terlebih dahulu jika tidak sama
dengan alamat tujuan transfer data akan digagalkan. Multicast, Merupakan media
transmisi one to many (satukebanyak). Sistem ini sering digunakan dalam kasusse
kelompok komputer yang sedang menerima transmisi tertentu, seperti streaming
audio atau video secara bersamaan maka kita dapat menggunakan tipe transmisi
jaringan multicast. Broadcast, Merupakan transmisi jaringan one to all
(satukesemua).Biasanya media ini digunakan dalam jaringan raksasa yaitu WAN.
Pengertian Pengolahan sinyal adalah spesialisasi dalam teknik elektro yang
mempelajari dan mengembangkan metode (algoritma) manipulasi, analisa dan
interpretasi sinyal. -Sinyal Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang
yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik
gelombang. -Sinyal Diskret / Numerik.Sinyal Diskrit / Numerik sendiri dapat
didigitasi menjadi Sinyal Digital .Sinyal digital merupakan sinyal data dalam
bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai
besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1,
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal
digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat.Sinyal
Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu.
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
V pangkal T2 T1
No Vpangkal Vujung 360 0
Rt (Ω/m) T2-T1 T
. (Mv) (Mv) Vujung
1. 16 1 1 1 12 720°
2. 17 3 3 1 12 720°
3. 18 6 2 3 12
720°
V pangkal T2 T1
No Vpangkal Vujung 360 0
Lt (H/m) T2-T1 T
. (mV) (mV) Vujung
1. 16 6 1 6 12 720°
2. 17 6 2 3 12 720°
3. 18 6 3 2 12
720°
V pangkal T2 T1
No Vpangkal Vujung 360 0
Ct (F/m) T2-T1 T
. (mV) (mV) Vujung
1. 16 8 8 1 12 720°
2. 17 8 4 2 12 720°
3. 18 8 2 4 12
720°
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
6. PENGOLAHAN DATA
6.1 Untuk Rt
1. Rt = 16 Ω/m
Vpangkal = 1 mV
Vujung = 1 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 1
=1=1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
2. Rt = 17 Ω/m
Vpangkal = 3 mV
Vujung = 3 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 3
=3=1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
3. Rt = 18 Ω/m
Vpangkal = 6 mV
Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
=2=3
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
6.2. Untuk Lt
1. Lt = 16 H/m
Vpangkal = 6 mV
Vujung = 1 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
= =6
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 1
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
2. Lt = 17 H/m
Vpangkal = 6 mV
Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
=2=3
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
3. Lt = 18 H/m
Vpangkal = 6 mV
Vujung = 3 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 6
=3=2
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
6.3. Untuk Ct
1. Ct = 16 F/m
Vpangkal = 8 mV
Vujung = 8 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
= =1
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔 8
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
2. Ct = 17 F/m
Vpangkal = 8 mV
Vujung = 4 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
=4=2
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
3. Ct = 18 F/m
Vpangkal = 8 mV
Vujung = 2 mV
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 8
=2=4
𝑉𝑢𝑗𝑢𝑛𝑔
T2 – T1 = 18 – 6 = 12
𝑇2 −𝑇1 12
× 360° = × 360° = 720°
𝑇 2
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
Jawab:
3.
4.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
b. Sky Wave
Gelombang langit diradiasikan oleh antenna ke lapisan ionosfir yang
terletak di atmosfir bagian atas dan dibelokkan kembali ke bumi. Ada
beberapa lapisan ionosfir yakni lapisan D , E, F1 dan F2, dimana
keberadaannya di langit berubah-ubah menurut waktu, dan sangat
mempengaruhi perambatan sinyal. Lapisan D dan E adalah lapisan yang
paling jauh dari matahari sehingga kadar ionisasinya rendah. Lapisan ini
hanya ada pada siang hari, dan cenderung menyerap sinyal pada daerah
frekuensi 2 MHz – 30 MHz.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
Pada praktikum kali ini materi yang dibahas ialah tentang propagasi sinyal
dalam saluran transmisi. Transmisi adalah proses pengiriman berupa sinyal, data,
energi ataupun gelombang dari Transmitter menuju receiver, melalui sebuah
Media transmisi yang terbagi menjadi dua jenis yaitu unguided dan guided,
sedangkan, Propagasi adalah proses perambatan gelombang berupa gelombang
elektromagnetik atau sinyal. Pada praktikum kali ini, aplikasi, yang di gunakan
simulasi software Java sebagai alat. Dalam praktikum kali ini kami menguji
pengaruh perubahan Rt, Lt, dan Ct terhadap atenuasi dan pergeseran fasa. Ada
tiga percobaan yang berbeda pada praktikum yang kami lakukan, yaitu, dengan Rt
(Resistor), dengan Lt (Induktor), dan dengan Ct (Kapasitor). Dimana pada
praktikum kali ini, terdapat dua percobaan. Pertama adalah pengambilan data dari
pengaruh parameter-parameter saluran (R, L dan C) terhadap atenuasi dan
pergeseran fase sinyal yang ditransmisikan. Pada praktikum ini, kami
mendapatkan nilai T1, T2 dan T yang tetap, berturut-turut sebesar 6, 18, 2. Selain
data diatas, kami juga mendapatkan data Vpangkal dan Vujung dari Rt,Lt dan Ct.
Atenuasi adalah melemahnya suatu sinyal yang disebabkan oleh adanya jarak
yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal tersebut dan karena
frekuensi sinyal tersebut semakin tinggi. Dimana untuk pengambilan data dengan
perubahan variable Rt berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing dalam
satuan Ω/m, dihasilkan Vpangkal berturut-turut sebesar 1, 3, 6 masing-masing
dalam satuan mV dan Vujung berturut-turut sebesar 1, 3, 2 masing-masing dalam
satuan mV, serta atenuasi berturut-turut 1,1,3 masing-masing dalam satuan mV
dan pergeseran fase yang stabil yaitu 720°. Sedangkan untuk pengambilan data
dengan perubahan variable Lt berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing
dalam satuan Ω/m, dihasilkan Vpangkal berturut-turut sebesar 6, 6, 6 masing-
masing dalam satuan mV dan Vujung berturut-turut sebesar 1, 2, 3 masing-masing
dalam satuan mV serta atenuasi berturut-turut 6, 3, 2 masing-masing dalam satuan
mV dan pergeseran fase yang stabil yaitu 720°. Kemudian untuk pengambilan
data dengan perubahan variable Ct berurut-turut sebesar 16, 17, 18 masing-masing
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
9. KESIMPULAN
1. Jika Semakin besar input Rt, Lt, dan Ct, maka didapatkan nilai atenuasi akan
semakin besar.
2. Pada gelombang yang dihasilkan, semakin besar nilai impedansi sumber dan
nilai impedansi beban, maka akan sebanding dengan refleksi yang terjadi di
gelombang tersebut.
4. Semakin kecil selisih antara nilai Rsource dan Rload, maka amplitude
gelombang pada grafik akan semakin kecil.
5. Pada grafik incident, semakin besar selisih nilai Rload dan Rsource maka
gelombang yang terbentuk akan sulit.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
NAMA : M ALDINO KURNIAWAN
NIM : 03041281722036
DAFTAR PUSTAKA