Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DENGUE HAEMORRAGIK FEVER (DHF) STASE

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal 2 Agustus – 5 September 2021

Oleh :
Muhammad Hasanul Amal, S.Kep
NIM. 2030913310055

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DENGUE HAEMORRAGIK FEVER (DHF) STASE

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :

Muhammad Hasanul Amal, S.Kep


NIM. 2030913310055

Banjarmasin, Agustus 2021

Mengetahui,

Koor. Stase Keperawatan Medikal Bedah Pembimbing Akademik,

Noor Dhiani, Ns., M.Kep., Sp.Kep.MB Agianto, Ns, MNS,. Ph. D.


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP.19820818 2008121 003
DENGUE HAEMORRAGIK FEVER (DHF)

ETIOLOGI MANIFESTASI
DEFINISI
Penyebab penyakit DBD ini adalah “Virus Dengue” - Demam tinggi
suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi termasuk group B Arthropodborn Virus - Perdarahan terutama pada kulit
(Arbovirusses) dan sekarang dikenal sebagai genus
virus dengue yag diperantarai oleh nyamuk flavinus, family flaviridiae dan mempunyai 4
- Hepatomegali
Aedes Aegepty dan Aedes Albopictus serotype, yaitu: DEN I, DEN II, DEN III, dan DEN IV - Fenomena hemoragik
-

STADIUM KLINIS
PENATALAKSANAAN
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue: PENCEGAHAN
Pengobatan penderita Demam Berdarah Dengue bersifat
1. Derajat I (Ringan): Ada tiga cara pencegahannya yaitu
terdapat demam mendadak selama 2-7 hari simptomatik dan suportif yaitu adalah dengan cara:
lingkungan, biologis, da kimiawai.
disertai gejala klinis lain dengan manifestasi
perdarahan ringan: uji Touniket + 1. Penggantian cairan tubuh.
Selain itu Cara yang paling efektif dalam
2. Derajat II: ditemukan pula perdarahan kulit 2. Penderita diberi minum sebanyak 1,5 liter - 2 liter
dan manifestasi perdarahan lain.
mencegah penyakit DBD adalah dengan
dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
3. Derajat III: ditemukan tanda-tanda dini mengkombinasikan cara-cara di atas, yang
3. Gastroenteritis oral solution/kristal diare yaitu garam
renjatan disebut dengan ”3M Plus”, yaitu menutup,
4. Derajat IV: termasuk DSS dengan nadi dan
elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5
menguras, menimbun. menit..
tekanan darah yang tidak terukur.

Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena


muntah atau nyeri perut yang berlebihan maka cairan
intravenaperlu diberikan. Medikamentosa yang bersifat
simptomatis :
1. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es di
kepala, ketiak, inguinal.
2. Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau
dipiron.
3. Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder
Pathway DHF

Bakteri Jamur Virus

Invasi ke dalam tubuh Masuk saluran


pencernaan
Ansietas

Agreegasi pada organ tubuh Pengeluaran


endotoksin
Koping yang tidak
adekuat
Aktivitas sel mononuklear
Sekresi asam
lambung
Status psikologik
menurun Reaksi fagositosis

Mual

Stressor meningkat Pengeluaran endogen


pyrogen

Timbul persepsi salah Pelepasan as. Arakidonat di


pada penyakit hopotalams

Kurang pengetahuan
Menjadi prostaglandin

Perubahan status
kesehatan Menstimulasi set point

Suhu tubuh meningkat Suhu tubuh meningkat

Terjadi terus-menerus Hipertermia


ASKEP
Pengkajian
1. Identitas Klien
Diagnosis keperawatan
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Penyakit (Riwayat Penyakit sekarang, 1. Ansietas b.d Stresor
dahulu dan keluarga)
2. Mual b.d terpajan toksik
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik 3. Hipertermia b.d penyakit
6. Pemeriksaan laboratorium

Ansietas b.d stresor Mual b.d terpajan toksik


Hipertemia b.d penyakit
NOC : Kontrol Kecemasan Diri NOC: Kontrol mual dan muntah NOC: Thermoregulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 60 menit Setelah dilakukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 nausea pasien teratasi dengan kriteria hasil: Keperawatan selama 1x60 menit masalah pasien teratasi
menit diharapkan kecemasan klien mampu berkurang 1. Mengenali onset mual (3 ke 4) kreiteria
dengan kriteria hasil : 2. Mengenali pencetus stimulus (muntah) (2 ke 4) hasil:
1. Memantau intensitas kecemasan (2 ke 4) 3. Menghindari factor penyebab bila mingkin (3 ke 4) 1. Peningkatan suhu kulit (3 ke 5)
2. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan (2 ke 2. Hipertemia (3 ke 5)
4. Menggunakan obat antiemetic seperti yg
4) 3. Dehidrasi (3 ke 5)
3. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi direkomendasikan (3 ke 4)
kecemasan (2 ke 4) NIC: Pengaturan suhu
NIC : Manajemen Mual 1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai
NIC : Pengurangan Kecemasan 1. Lakukan pengkajian lengkap rasa mual termasuk frekuensi, kebutuhan
1. Bantu mengidentifikasi situasi yang memicu durasi, tingkat mual, dan faktor yang menyebabkan pasien 2. Monitor warna kulit
kecemasan klien mual. 3. Berikan anti piretik sesuai kebutuhan
2. Gunakan ketenangan dalam pendekatan untuk 2. Evaluasi efek mual terhadap nafsu makan pasien, aktivitas 4. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
menenagkan klien sehari-hari, dan pola tidur pasien 5. Kompres hangat pasien pada lipat paha dan aksila
3. Jelaskan seluruh prosedir tindakan kepada klien 3. Anjurkan makan sedikit tapi sering dan dalam keadaan 6. Tingkatkan sirkulasi udara
dengan perasan yang mungkin muncul pada saat hangat 7. Monitor hidrasi seperti turgor kulit, kelembaban
melakukan tindakan 4. Anjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa membran mukosa
4. Berikan informasi tentang diagnose, prognosis, dan menimbulkan mual.
tindakan 5. Berikan istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengurangi
5. Anjurkan kepada keluarga selalu menemani klien mual
6. Motivasi klien utnuk mengungkapkan perasaan, 6. Kolaborasi pemberian antiemetik : ondansentron 4 mg IV
pengharap dan ketakutan jika mual
7. Ajarkan klien tekhnik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Herdman TH, Kamitsuru S, 2018, NANDA International Nursing Diagnosis: Definitions


and Classification 2018 – 2020. Oxord: Wiley Blackwell

Moorhead Sue, Jhonson Marion, Maas Meridean L, Et all, 2016, Nursing Outcomes
Classification, Mosby.

Moorhead Sue, Jhonson Marion, Maas Meridean L, Et all, 2016. Nursing Interventions
Classification, Mosby.

Nisa WD, Notoatmojo Harsoyo, Rohmani Afiana, 2013, Karakteristik Demam Berdarah
Dengue pada Anak di Rumah Sakit Roemani Semarang, Jurnal Kedokteran
Muhammadiyah, Vol 1 No 2.

Sukohar A, 2014, Demam Berdarah Dengue (DBD), Fakultas Kedokteran Universitas


Lampung, Vol No 2.

Anda mungkin juga menyukai