Anda di halaman 1dari 70

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A. Umum I-1
B. Ruang Lingkup I-2
C. Pengertian I-2
D. Pendelegasian Kewenangan I-5

BAB II. PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA MUTU


A Tujuan II-1
B Ruang Lingkup II-1
C Acuan II-1
D Definisi II-2
E Ketentuan Umum II-2
F Isi Rencana Mutu Kontrak II-3
G Posedur, Tugas dan Tanggung Jawab II-8
H Bukti Kerja : Daftar Simak Evaluasi Rencana Mutu Kontrak II-8

BAB III. PEMERIKSAAN PENGAJUAN MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST)


A. Pengertian III-1
B. Ruang Lingkup III-1
C. Ketentuan III-1
D. Prosedur dan Tanggung Jawab III-2

BAB IV. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN


A. Pengertian IV-1
B. Ruang Lingkup IV-2
C. Ketentuan IV-3
D. Prosedur dan Tanggung Jawab IV-3
F. Bagan Alir Pengawasan IV-6
G. Lampiran-Lampiran IV-6

BAB V. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN JALAN (QUALITY CONTROL)


A. Pengertian V-1
B. Peranan dan Tugas V-1
C. Ketentuan Pengambilan Contoh V-3
D. Pelaksanaan Pengendalian Mutu V-10
E. Ketentuan Teknis Pengendalian Mutu V-13
F. Daftar Tabel Pengendalian Mutu V-14
G. Daftar Simak Pengendalian Mutu V-19

DAFTAR PUSTAKA
Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Pengawasan yang baik adalah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pembangunan jalan, utamanya keberhasilan dalam meningkatkan mutu hasil
pelaksanaannya.
Materi Pengawasan Pekerjaan Fisik ini dipersiapkan dalam rangka memberikan acuan
kepada para pengawas pekerjaan fisik di lapangan dalam melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan agar memenuhi spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan dan sesuai dengan rencana teknis jalan (Detailed Engineering
Design ), sehingga menghasilkan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan
teknis yang ditetapkan.
Pelaksanaan pengawasan pekerjaan pembangunan jalan meliputi kegiatan penyiapan,
pengerjaan dan pengakhiran pekerjaan fisik. Kegiatan pengawasan menjadi salah satu
tahapan yang tidak kalah pentingnya sebagai proses pengendalian terhadap pelaksanaan
pekerjaan fisik. Salah satu upaya mendasar dalam mewujudkan prasarana jalan yang
berkualitas adalah peningkatan kegiatan pengendalian mutu (quality control) oleh Direksi
Pekerjaan maupun Direksi Teknis.
Fungsi dasar pengawasan atau supervisi pekerjaan konstruksi, mempunyai beberapa
wujud karakter antara lain:
1. Quality Control yaitu mengamankan seluruh komponen secara menyeluruh dan
mendetail (tidak secara random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan
dan selalu dilengkapi daftar simak apa yang akan diperiksa.
2. Quality Assurance yaitu suatu kegiatan yang sistematik dan terencana yang
ditetapkan dalam sistem mutu, untuk menyakinkan apakah proses Quality Control
cukup terarah sesuai sasaran dan cukup efektif, secara random dilakukan kontrol
pengamanan kualitas sebagai sarana counter check.
3. Safety Control yaitu menekankan pada pengamanan dalam seluruh proses
pekerjaan yang terlibat, secara teknis lebih banyak kearah mengamankan struktur
pekerjaan dan langkah pengendalian resiko dalam cara pelaksanaan (kemungkinan
kecelakaan, kebakaran dll).
4. Observasi berkala yaitu mengamankan tercapainya sasaran desain dengan segala
konsep, metode, asumsi, perilaku struktur, urutan pelaksanaan, dan observasi cermat
serta detail.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Untuk itu diperlukan suatu manual atau pedoman pengawasan pekerjaan konstruksi sesuai
ketentuan teknis yang disyaratkan, sebagai acuan dalam implementasi kegiatan
pengawasan di lapangan.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam pengawasan dan pengendalian mutu
pembangunan jalan adalah meliputi :
1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan atau Pre Construction Meeting (PCM);
2. Prosedur Penyusunan Rencana Mutu;
3. Penyiapan Gambar Kerja (Shop Drawing);
4. Pemeriksaan Pengajuan Memulai Pekerjaan (Request)
5. Pengawasan Pelaksanaan Fisik
a. Drainase Jalan;
b. Pekerjaan Badan Jalan;
c. Pekerjaan Tanah;
d. Pondasi Jalan;
e. Lapisan Perkerasan;
f. Bangunan Pelengkap Jalan;
6. Pengendalian Mutu;
7. Pemeriksaan Pengukuran dan Validasi Pekerjaan Konstruksi Jalan;
8. Serah Terima Awal Pekerjaan;
C. Pengertian
1. Mutu
Yang dimaksud dengan Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan (kinerja) untuk memenuhi
kebutuhan yang ditentukan pengguna jasa (konsisten dengan spesifikasi).
2. Manajemen Mutu
Yang dimaksud dengan Manajemen Mutu adalah seluruh fungsi manajemen untuk
melaksanakan kebijakan mutu yang meliputi proses perencanaan, implementasi dan
pengawasan.
3. Sistem Mutu
Yang dimaksud dengan Sistem Mutu adalah meliputi struktur organisasi, tatalaksana
(prosedur), proses pelaksanaan dan sumber daya untuk menjalankan manajemen
mutu.
4. Rencana Mutu

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-2


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Yang dimaksud dengan Rencana Mutu adalah dokumen yang memuat rencana kerja,
sumber daya dan tahapan aktifitas untuk suatu pekerjaan proyek tertentu.
5. Rencana Mutu Kontrak
Yang dimaksud dengan Rencana Mutu Kontrak adalah suatu dokumen sistem
manajemen mutu konstruksi yang disusun oleh Penyedia Jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan dalam kontrak yang digunakan untuk menjamin bahwa spesifikasi teknis
yang melekat pada kontrak dapat dipenuhi sebagaimana mestinya.
6. Rencana Mutu Proyek
Yang dimaksud dengan Rencana Mutu Proyek adalah suatu dokumen sistem
manajemen mutu konstruksi yang disusun oleh Direksi Pekerjaan sebagai wakil
Pengguna Jasa dalam rangka menjamin mutu konstruksi yang digunakan sebagai
panduan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan proyek agar sasaran tercapai sesuai
perencanaannya.
7. Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Yang dimaksud dengan Jaminan Mutu (Quality Assurance) adalah seluruh kegiatan
yang sistimatik dan terencana yang ditetapkan dalam sistem mutu dan
didemontrasikan bila perlu, untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai
bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu.
8. Perubahan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Perubahan Pekerjaan adalah suatu kondisi pekerjaan yang
tidak sesuai dengan gambar rencana sehingga memerlukan penyesuaian kuantitas
dan harga agar dapat dicapai pekerjaan secara keseluruhan, yang dapat
menyebabkan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang.
9. Pekerjaan Tambah
Yang dimaksud dengan Pekerjaan Tambahan adalah suatu tambahan pekerjaan
yang terjadi sebagai akibat kondisi lapangan, yang tidak dapat
dielakkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan.
10. Pekerjaan Kurang
Yang dimaksud dengan Pekerjaan Kurang adalah berkurangnya volume pekerjaan
yang karena alasan tertentu dipandang tidak perlu/tidak dapat dilaksanakan
walaupun sudah tercantum di dalam kontrak.
11. Percepatan Waktu
Yang dimaksud dengan Percepatan Waktu adalah kondisi yang memungkinkan bagi
Direksi Pekerjaan untuk memerintahkan penyelesaian pekerjaan oleh Penyedia Jasa
lebih cepat dari waktu rencana dalam Kontrak.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-3


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

12. Instruksi Lapangan


Yang dimaksud dengan Instruksi Lapangan adalah memo tempat Direksi
Pekerjaan mencatat instruksi/pengarahan kepada penyedia jasa.
13. Lembar Monitoring Penerimaan Material
Yang dimaksud dengan Lembar Monitoring Penerimaan Material
adalah lembar pemeriksaan tempat Direksi Teknis mencatat hasil pengawasan
penerimaan material di lokasi pekerjaan.
14. Lembar Pemeriksaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Lembar Pemeriksaan Pekerjaan adalah lembar pemeriksaan
tempat Direksi Teknis mencatat hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
15. Lembar Pemeriksaan Pengujian
Yang dimaksud Lembar Pemeriksaan Pengujian dengan adalah lembar pemeriksaan
tempat Direksi Teknis mencatat hasil pengawasan pelaksanaan pengujian mutu
pekerjaan.
16. Buku Komunikasi
Yang dimaksud dengan Buku Komunikasi adalah buku tempat Direksi Pekerjaan
mencatat semua kegiatan, rencana kegiatan dan kondisi lapangan. Berfungsi sebagai
alat komunikasi antar personil Direksi Teknis.
17. Validasi
Yang dimaksud dengan Validasi adalah pengesahan terhadap hasil pekerjaan dan
dokumen pendukungnya, yang merupakan penutup kegiatan pekerjaan penyedia jasa.
18. Verifikasi
Yang dimaksud dengan Verifikasi adalah proses pemeriksaan kesesuaian hasil
pekerjaan dengan rekaman pengawasan pelaksanaan dan data hasil pengukuran.
19. Lembar Kendali Pengukuran Dan Validasi
Yang dimaksud dengan Lembar Kendali Pengukuran Dan Validasi
adalah tempat Direksi Pekerjaan mencatat pergerakan data pendukung pengukuran
dan validasi selama proses pengukuran dan validasi.
20. Lembar Pemeriksaan Pengukuran
Yang dimaksud dengan Lembar Pemeriksaan Pengukuran adalah tempat Direksi
Teknis mencatat kondisi lapangan selama mengawasi proses pengukuran.
21. Penyedia Jasa
Yang dimaksud dengan Penyedia Jasa adalah orang perseorangan atau badan, yang
kegiatan usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi. Penyedia jasa yang
dimaksud dalam buku ini adalah kontraktor atau pelaksana konstruksi.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-4


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

22. Direksi Pekerjaan


Yang dimaksud dengan Direksi Pekerjaan adalah pejabat atau orang yang ditunjuk
oleh Pengguna Jasa atau Pemilik untuk mengelola administrasi kontrak dan
mengendalikan pekerjaan. Pada umumnya direksi pekerjaan dijabat oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, namun dapat dijabat oleh orang lain yang ditunjuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen.
23. Direksi Teknis
Yang dimaksud dengan Direksi Teknis adalah tim yang ditunjuk oleh direksi
pekerjaan atau pengguna jasa yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan.
D. Pendelegasian Kewenangan
Direksi Teknis yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan konstruksi dengan melakukan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar pelaksanaan pekerjaan tersebut
sesuai dengan rencana mutu, biaya, waktu dan sasaran hasil kinerja pekerjaan sesuai
dengan ketetapan di dalam kontrak jasa konstruksi. Disamping itu Direksi Teknis juga
berperan membantu Satuan Kerja/PPK dalam Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan
dengan menerapkan prosedur kerja dan uji mutu bahan pada setiap tahapan pekerjaan
sesuai dokumen kontrak dan melakukan evaluasi teknis jika terjadi perubahan kinerja
pekerjaan.
Adapun Tugas dan kewenangan Direksi Teknis antara lain :

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-5


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

1. Inspeksi dan Persetujuan yang meliputi :Persetujuan gambar kerja dan


spesifikasi untuk pekerjaan sementara;
 Persetujuan ijin pekerjaan;
 Penerbitan instruksi kepada Penyedia Jasa;
 Persetujuan usulan program kerja Penyedia Jasa;
 Persetujuan Metode Kerja Penyedia Jasa;
 Instruksi kepada Penyedia Jasa berkaitan dgn Pemberitahuan Dini;
 Cek kelaikan peralatan yang digunakan Kontraktor/Penyedia Jasa;
 Instruksi Pekerjaan Harian.
2. Pengetesan Material (Uji Mutu) yang meliputi :
 Pengesahan Rancangan Mutu Kerja.
 Penerimaan Hasil Pengujian Material
 Penerimaan Hasil Pekerjaan dilapangan
 Identifikasi Pekerjaan Cacat Mutu
 Instruksi pengujian tambahan
 Pengesahan perbaikan Pekerjaan Cacat Mutu
 Instruksi kepada Kontraktor/Penyedia Jasa untuk memperbaiki Pekerjaan Cacat.
3. Pengujian untuk Pengukuran dan Pembayaran yang meliputi :
Pengesahan jumlah tertentu yang dapat dibayarkan
 Pengesahan nilai pekerjaan yang selesai di kerjakan
 Pengesahan Sertifikat Bulanan
 Pengesahan pembayaran pekerjaan harian
 Pengesahan Pekerjaan Selesai
 Pengesahan pembayaran akhir.
4. Laporan Progres dan Administrasi Pekerjaan yang meliputi :
 Laporan Harian (Daily Report)
 Laporan Progress Mingguan (Weekly Progress Report)
 Laporan Progress Bulanan (Monthly Progress Report)
 Laporan Teknik (Technical Report)
 Menyiapkan Sistem Informasi Laporan/Pekerjaan.
Adapun secara garis besar diagram Delegasi dan Kewenangan yang diberikan oleh Direksi
Teknis dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-6


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Gambaran Umum Diagram Delegasi dan Kewenangan

PENGGUNA JASA / PEMILIK


(BINA MARGA)

KASATKER P2JJ KASATKER PHISIK


(PENGAWASAN) (SNVT)

Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)

PENYEDIA JASA PENYEDIA JASA


(KONTRAKTOR) (KONSULTAN)

Kewenangan yang Kewenangan yang


diberikan ke GS diberikan pada
Direksi Teknis
(Engineer's)

GENERAL DIREKSI TEKNIS


SUPERINTENDENT (Konsultan Supervisi)
( GS)

Pendelegasian ke Pendelegasian sesuai


Personil GS Organisasi Direksi
Teknis

Inspeksi dan Penerimaan / Pengujian untuk Laporan Progres


Persetujuan Penolakan Hasil Pengukuran dan dan Administrasi
Pekerjaan Material Test Pembayaran Pekerjaan

DIAGRAM DELEGASI DAN KEWENANGAN


Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan I-7


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan 8


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAB II
PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA MUTU

A. TUJUAN
Prosedur ini dimaksudkan sebagai referensi untuk mengevaluasi Rencana Mutu Kontrak
sebagai dokumen yang berisi tentang prosedur dan sumber daya yang diperlukan, yang
harus diterapkan oleh Penyedia Jasa pada suatu kegiatan proyek dengan hasil pekerjaan dan
proses pekerjaan pada kontrak tertentu.

B. RUANG LINGKUP
Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Penyedia jasa harus memiliki rencana mutu,
dokumen mutu dibedakan sebagai berikut :
2.1.Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) merupakan dokumen rencana penetapan kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program tahunan berjalan yang disusun oleh Unit Kerja
Eselon I sampai dengan Eselon II dalam rangka menjamin mutu.
2.2. Rencana Mutu Pelaksanaan (RMP) merupakan dokumen sistem manajemen mutu
pelaksanaan yang disusun oleh Kepala Satker, SNVT, SKS dan PPK dalam rangka menjamin
mutu.
2.3. Rencana Mutu Kontrak (RMK) merupakan dokumen sistem manajemen mutu yang
disusun oleh Penyedia Jasa untuk setiap kontrak pekerjaan dalam rangka menjamin mutu.

Dalam pelatihan ini yang dibahas lebih detail hanya Rencana Mutu Kontrak (RMK) untuk
Penyedia Jasa saja, sedangkan untuk Rencana Mutu Unit Kerja (RMU) dan Rencana Mutu
Pelaksanaan (RMP) tidak diuraikan dalam buku ini.

C. ACUAN
a. Peraturan Menteri PU Nomor 43/PRT/M/2007.
b. Peraturan Menteri PU Nomor 34/PRT/M/2006.
c. Peraturan Menteri PU Nomor 04/PRT/M/2009.
d. SNI Nomor 19-9001-2001 tentang Sistem Manajemen Mutu Persyaratan.
e. Dokumen Kontrak.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

D. DEFINISI
a. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Yang dimaksud RMK disini adalah Dokumen Rencana kegiatan Penyedia Jasa, yang
memerincikan proses dan operasional yang mengarahkan menunjukkan kemampuan
organisasi dalam dan mengendalikan sumberdayanya untuk mencapai tujuan yang
berkaitan mutu.
b. Penyedia Jasa
Adalah Organisasi yang memiliki ikatan kerja dengan pelanggan yang diatur dengan
kontrak kerja, dan mempunyai kewajiban memberikan produk atau jasanya kepada
pelanggannya (Pengguna Jasa),
c. Produk Tidak Sesuai atau ketidak sesuaian
Hasil suatu proses yang tidak mencapai ketentuan persyaratan yang ditetapkan, baik
dalam lingkungan internal maupun eksternal. Produk tidak sesuai dapat berupa antara
lain, produk, atau jasa perorangan atau organisasi.
d. Sasaran Mutu
Yaitu Sesuatu yang dicari atau dituju, yang berkaitan dengan mutu.
e. Kepuasan Pelanggan
Persepsi Pelanggan tentang derajat telah dipenuhinya persyaratan pelanggan.
f. Pelanggan
Pihak lain baik perorangan maupun organisasi, pada tahapan selanjutnya yang
menggunakan hasil proses dari tahap sebelumnya.

E. KETENTUAN UMUM
o Evaluasi RMK dilakukan oleh Pengguna Jasa pada saat dilaksanakannya Pre
Construction Meeting.
o Disahkan oleh Pengguna Jasa (Ka SNVT) dan dicek oleh PPK.
o Dibuat sebagai acuan pelaksanaan kegiatan.
o RMK adalah dokumen yang dinamis, dalam arti dapat berubah sesuai kebutuhan
pada saat kegiatan berjalan, dengan tetap ,memperhatikan kaidah kaidah
penyusunan dan persetujuan.
o RMK harus disosialisasikan, dipahami oleh semua unsur yang terlibat dalam kegiatan
organisasi penyedia jasa.
o Evaluasi RMK dilakukan oleh Pengguna Jasa pada saat dilaksanakannya
Pre Construction Meeting.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 2


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

F. ISI RENCANA MUTU KONTRAK


a. Cover
Pastikan cover memuat antara lain, identitas Pengguna Jasa, identitas Penyedia Jasa, Nama
Paket dan Nomor Kontrak dan tahun serta Judul Dokumen.
b. Lembar Pengesahan
RMK harus memiliki lembar pengesahan, sebagai bukti keabsahan dokumen. Lembar ini
harus dapat menunjukkan :
1. Adanya identitas dan nomor dokumen.
2. Tanggal diterbitkan, nomor revisi dan tanggal (jika telah ada).
3. Harus tersedia kolom konseptor , yang memeriksa (PPK) dan identitas yang
mengesahkan dokumen (Ka SNVT).
c. Daftar Isi
Pastikan RMK yang diajukan Penyedia Jasa setidaknya meliputi ;
1. Sasaran Mutu Proyek.
2. Informasi proyek.
3. Lingkup proyek.
4. Pihak Yang terlibat.
5. Struktur organisasi Penyedia Jasa.
6. Tugas tanggung jawab dan wewenang.
7. Daftar induk bukti Kerja.
8. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan.
9. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
10. Jadwal tenaga Kerja.
11. Jadwal Material.
12. Jadwal Peralatan.
13. Jadwal arus kas.
14. Jadwal inspeksi uji dan tes.
15. Daftar Dokumen, Prosedur dan Instruksi Kerja.
16.Daftar keberterimaan.
17.Daftar Gambar Kerja.
d. Sasaran Mutu
Pastikan dalam RMK, Penyedia Jasa telah mencantumkan Sasaran Mutu nya, jika menurut
pertimbangan kegiatan ini cukup signifikan, maka Sasaran Mutu harus dibuat pada setiap
level Bagian/Divisi organisasi penyedia jasa.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 3


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Pastikan Sasaran Mutu merupakan gambaran nyata, tujuan dari masing masing level pada
organisasi maupun induk organisasi Penyedia Jasa.

e. Informasi Proyek
Pastikan informasi proyek disajikan secara sistimatis dapat berupa tabel yang menjelaskan
tentang aspek antara lain ;
1. Pemilik Proyek.
2. Direksi Pekerjaan
3. Alamat lengkap Direksi Pekerjaan.
4. Sumber Dana.
5. Proporsi Dana (jika ada).
6. Lokasi Proyek.
7. Nama Paket.
8. Nomor Kontrak dan tanggal.
9. Biaya.
10. Cara pembayaran.
11. Jangka waktu pelaksanaan konstruksi
12. Nomor dan tanggal SPMK.
13. Tanggal mulai pekerjaan.
14. Tanggal akhir pekerjaan.
15. Masa Pemeliharaan.
16. Pelaksana Pekerjaan.
17. Alamat lengkap Pelaksana Pekerjaan.
18. Pengawas Pekerjaan.
19. Alamat lengkap Pengawas Pekerjaan.
20. Nomor dan tanggal Kontrak Pengawasan Pekerjaan.

f. Lingkup Proyek
Harus ada penjelasan lingkup proyek, yang dapat memberikan gambaran, bahkan kepada
pihak luar sekalipun yang tidak terlibat langsung, untuk secara cepat memahami apa yang
akan dikelola oleh proyek dan hasil akhir yang harus dicapai. Penjelasan dapat disajikan
dalam bentuk redaksional dan disertai dengan sketsa (bilamana perlu) sebagai tambahan
penjelasan, penjelasan cukup pada elemen elemen yang utama saja.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 4


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

g. Pihak yang terlibat


Nyatakan pihak yang terlibat, dalam bentuk diagram organisasi yang menggambarkan
hubungan Pengguna Jasa (dan hirarkhi diatasnya), penyedia jasa (Konsultan dan Kontraktor).
Cantumkan alamat lengkap masing masing bagian yang terlibat dalam kegiatan proyek ini,
serta nama pejabatnya.
h. Struktur organisasi Penyedia Jasa
Harus ada penjelasan Struktur Organisasi Penyedia Jasa yang disajikan dalam bentuk Diagram
Organisasi, lengkap dengan penjelasan nama bagian bagiannya, serta nama pejabatnya.
i. Tugas tanggung jawab dan wewenang
Pastikan tugas, tanggung jawab dan wewenang setiap personil yang terlibat pada organisasi
Penyedia Jasa telah ditetapkan, sehingga tidak ada lagi bagian dari pekerjaan yang tersisa
yang tidak memiliki petugas untuk menanganinya. Harus ada pembagian wewenang untuk
menangani masalah masalah khusus, yang berkaitan dengan masalah dengan kemasyarakatan,
dengan lembaga pemerintah lainnya, masalah komplain dan penanganan sistem manajemen
mutu yang harus dijalankan.
j. Daftar Induk Bukti Kerja
Penyedia jasa harus telah menetapkan tatacara untuk mengendalikan semua bukti kerja,
dengan cara mencatat, memberi penomoran berdasarkan kategori. Bukti kerja harus
diagendakan berdasarkan masing masing jenis, penyimpanan bukti kerja harus diurut
sedemikian rupa berdasarkan tanggal pelaksanaan atau penerbitan bukti kerja, agar
memudahkan dalam penelusuran.
Contoh bukti kerja adalah ;
o Berita Acara Rapat.
o Hasil Pengisian Daftar Simak setiap kegiatan pekerjaan.
o Hasil Survey.
o Hasil Perhitungan.
o Hasil Pengetesan.
o Laporan laporan (mingguan, bulanan, triwulan).
k. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Pastikan Pelaksanaan Kegiatan penyedia jasa dituangkan dalam bentuk Bagan Alir, amati pada
setiap simpul kegiatan harus disertai dengan Petunjuk Pelaksanaan (Prosedur), atau Instruksi
Kerja ataupun Daftar Simak dan pada setiap kegiatan yang menghendaki adanya persyaratan,
pengetesan ataupun pengecekan kesesuaian terhadap ketentuan yang mengikat atau harus
merujuk persyaratannya.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 5


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

l. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Kegiatan atau lebih dikenal dengan nama
"Curva S", curva S dibuat detail per item pekerjaan, dengan menyediakan lajur rencana
kegiatan dan realisasi kegiatan. Dinyatakan dalam bobot terhadap total pekerjaan dan
dinyatakan dalam persen (%). Curva S dapat berbentuk bar diagram maupun vektor.
m. Jadwal Tenaga Kerja
Jadwal tenaga kerja dibuat berdasarkan kebutuhan yang relevan dengan jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Harus menunjukkan kapan saat dimobilisasi dan kapan saat berakhirnya
(demobilisasi).
n. Jadwal Material
Jadwal material harus dibuat oleh penyedia jasa untuk setiap jenis material utama.
Menunjukkan jumlah kebutuhan total masing masing material, kapan saat harus didatangkan
dan berapa jumlahnya.
o. Jadwal Peralatan
Jadwal peralatan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dapat disajikan dalam
diagram mingguan ataupun bulanan, tergantung kebutuhan. Kinerja peralatan akan dilihat dari
perbandingan rencana penempatan peralatan dengan realisasinya, dalam bobot prosentase
terhadap rencana per item jenis peralatan.
p. Jadwal Arus Kas
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Arus Kas, jadwal arus kas dibuat dengan memuat
rencana pencairan tagihan dan rencana pengeluaran. Pengeluaran terdiri atas biaya bahan,
material, tenaga kerja, alat, overhead dan keuntungan.
q. Jadwal Inspeksi Uji dan Tes
Jika sesuai, jadwal inspeksi uji dan test dituangkan dalam bentuk diagram kegiatan
pengetesan atau verifikasi versus waktu. Penjadwalan inspeksi uji dan tes dapat berupa
kegiatan tes atau pengujian Formula Campuran Rencana ataupun Formula Campuran Kerja
agar sesuai dengan jadwal pekerjaan, sehingga FCR dan FCK selesai sebelum kegiatan dimulai.
Atau tes berkala disesuaikan dengan kegiatan pengadaan material maupun produk pekerjaan,
jika tes adalah untuk produk jadi.
r. Daftar Dokumen, Prosedur dan Instruksi Kerja
Penyedia Jasa harus mengendalikan dokumen yang digunakan diproyek secara sistimatis,
dengan cara mencatatkan pada Daftar Dokumen, Prosedur dan Instruksi Kerja.
Mengidentifikasi dengan cara penomoran serta mengendalikan pendistribusian dokumen
dokumen tersebut dengan cara memberi tanda pada dokumen "terpakai" dan "tidak terpakai".

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 6


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Dengan demikian penyedia jasa harus memiliki mekanisme yang mengatur tatacara tersebut,
dengan cara menyediakan format yang berkaitan dengan kegiatan yang disyaratkan.
s. Daftar Kriteria penerimaan
Jika sesuai, Kriteria Penerimaan dibuat dalam suatu daftar untuk memudahkan bagi yang
memerlukan, melihat persyaratan yang diminta tanpa harus melihat pada referensi aslinya,
yang adakalanya berupa buku tebal atau yang jumlahnya tidaksedikit. Daftar Kriteria
Penerimaan setidaknya meliputi nomor urut, nomor verifikasi, kegiatan, kriteria penerimaan
dan rujukannya. Nomor verifikasi adalah nomor sesuai pada bagan alir pelaksanaan pekerjaan
yang menunjukkan kegiatan pengecekan atau penyesuaian dengan persyaratan. Kriteria
penerimaan adalah persyaratan atau ketentuan dari Dokumen Kontrak dan lampirannya,
sedangkan rujukan menunjukkan sumber persyaratan lengkap dengan nomor atau edisi serta
pasal yang berkaitan.
t. Daftar Gambar Kerja
Seluruh gambar kerja harus didaftarkan perkategori, diprediksi sebelum kegiatan dimulai.
Gambar kerja yang telah selesai diberi catatan jika gambar tersebut dapat dipergunakan
sebagai "gambar terlaksana". Daftar gambar setidaknya mengidentifikasikan nomor, nama dan
judul gambar serta tempat penyimpanannya.
Distribusi gambar harus diatur sehingga tidak ada penggunaan yang keliru akibat pemakaian
gambar yang tidak sesuai.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 7


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

G. PROSEDUR, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

No Pelaku Kegiatan Rekaman


Penanggungjawab
1. PPK 1. Menyampaikan Rencana Mutu Kontrak kepada Daftar
atasan langsung dan melakukan sosialisasi Simak RMK
kepada seluruh jajaran satuan kerjanya.

2. Penyedia Jasa 1. Menyusun Rencana Mutu Kontrak Penyedia RMK


Jasa (RMK).
2. Menyampaikan dan melakukan Presentasi
RMK kepada Direksi Pekerjaan pada saat PCM,
untuk mendapatkan persetujuan rencana
mutu kontrak.
3. Bertanggung jawab dan menjamin bahwa RMK
yang telah disetujui dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan.

3. Direksi Teknis 1. Menyusun Rencana Mutu Kontrak Pengawasan Daftar


Kegiatan pekerjaan. Simak RMK
2. Menyampaikan dan mempresentasikan RMK
kepada Direksi Pekerjaan pada saat PCM.
3. Membantu PPK dalam mengkaji rencana mutu
kontrak (RMK) penyedia jasa konstruksi.

H. BUKTI KERJA : Daftar Simak Evaluasi Rencana Mutu Kontrak

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 8


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Lampiran 3.1
Daftar Simak Evaluasi Rencana Mutu Kontrak
NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN

1 KEMASAN o Ada identitas pemilik pekerJaan. Ada Tdk


o Tercantum identitas Direksi Pekerjaan Ya Tdk
o Judul jelas Ya Tdk
o Ada nama paket. Ya Tdk
o Tertera nomor kontrak/thn Ya Tdk
o Ada identitas penyedia jasa Ya Tdk

2 LEMBAR o Ada lembar pengesahan? Ya Tdk


PENGESAHAN o Mencantumkan tiga pihak yang t er l i ba t, Ya Tdk
konseptor, pemeriksa dan pengesah.
3 DAFTAR ISI o Daftar isi lengkap memuat substansi RMK Ya Tdk

4 SASARAN MUTU o Ada sasaran mutu Ya Tdk


o Tersedia sasaran mutu bagian? Ya Tdk
o Sasaran mutu disosialisasikan, dan Ya Tdk
dikomunikasikan.
o Sasaran mutu relevan? Ya Tdk

5 INFORMASI o Berisi data mengenai Pemilik Pekerjaan. Ya Tdk


PROYEK o Identitas Direksi Pekerjaan &alamatnya. Ya Tdk
o Identitas Penyedia Jasa dan alamatnya. Ya Tdk
o Identitas Pengawas Pek. dan alamatnya. Ya Tdk
o Ada penjelasan sumber dana. Ya Tdk
o Tercantum identifikasi nomor sumber dana Ya Tdk
o Ada penjelasan identitas proyek, nama Ya Tdk
pa k e t , nomor kontrak, besarnya biaya,
j e n i s kontrak dan cara pembayaran.
o Ada penjelasan waktu pelaksanaan,
pemeliharaan, tanggal mulai dan Ya Tdk
berakhirnya

6 LINGKUP PROYEK o Ada penjelasan lingkup proyek pd RMK Ya Tdk


o Informatif dan dapa t memberikan Ya Tdk
gambaran penjelasan
o Lingkup proyek redaksional & gambar? Ya Tdk
7 PIHAK YANG o Tercantum pihak yang terlibat, Pemilik Ya Tdk
TERLIBAT Pekerjaan, Direksi Pekerjaan, atasan
Langsung Direksi Pek. dan hirarkhi
lainnya.
o Lengkap dan sesuai? Ya Tdk
o Tidak ada link yang t e r putus untuk Ya Tdk
memenej kegiatan pekerjaan.
8 STR. ORGANISASI o Ada Struktur Organisasi Penyedia Jasa Ya Tdk
o Lengkap & sesuai kebutuhan kontrak Ya Tdk
o Menunjukkan garis instruksi& koordinasi Ya Tdk

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 9


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

9 TUGAS,TG o Ada uraian tugas tanggung jawab Ya Tdk


JAWAB danWewenang.
& WEWENANG
o Lengkap untuk masing masing personil Ya Tdk
yang terlibat.
o Ada penugasan untuk penanganan mutu Ya Tdk
o Ada petugas yg mengendalikan masalah Ya Tdk
dengan eksternal, pemerintahan dan
Masyarakat.
o Ada pengaturan pelimpahan wewenang Ya Tdk
Jika terjadi kondisi khusus
10 PENGENDALIAN o Ada pengendalian bukti kerja dengan Ya Tdk
BUKTI KERJA cara penomoran.
o Bukti kerja mencakup seluruh prediksi Ya Tdk
bukti kerja yang diperkirakan akan
muncul selama masa konstruksi.
o Pastikan bahwa bukti kerja telah Ya Tdk
dipahami oleh personil yang ter libat dlm
organisasi penyedia jasa.
11 BAGAN ALIR o Ada bagan a l i r pelaksanaan pekerjaan Ya Tdk
PELAKSANAAN o Menggunakan kaidah Flow Chart. Ya Tdk
PEKERJAAN o Memuat seluruh aktifitas utama kegiatan Ya Tdk
dan lengkap.
o Setiap simpul kegiatan menunjukkan Ya Tdk
referensi kepada Prosedur atau Instruksi
Kerja.
o Setiap kegiatan Pengecekan dan Ya Tdk
pengetesan direferensikan dengan
persyaratan, atau kriteria
penerimaannya.
12 JADWAL o Tersedia Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Ya Tdk
PELAKSANAAN o Dalam bentuk vektor Ya Tdk
PEKERJAAN o Dalam bentuk b a r diagram Ya Tdk
o Menguraikan rinci item pekerjaan Ya Tdk
o Menggambarkan bobot dalam % Ya Tdk
o Ada kolom untuk rekod realisasi progres Ya Tdk
o Ada akumulasi rencana dan realisasi Ya Tdk
13 JADWAL o Ada jadwal tenaga kerja Ya Tdk
TENAGA o Sesuai dengan kebutuhan untuk Ya Tdk
KERJA mendukung pelaksanaan pekerjaan
o Tenaga kerja mempunyai kompetensi Ya Tdk
yang sesuai dan memadai.
14 JADWAL o Tersedia jadwal pengiriman dan Ya Tdk
MATERIAL pengadaan material
o Sesuai dengan jadwal pelaksanaan Ya Tdk
pekerjaan
o Menunjukkan jumlah yg harus diadakan Ya Tdk
dalam volume/tonase versus waktu
o Ada catatan pengadaan material yang Ya Tdk
dianggap kritis?
o Ada metode penanggulangan Ya Tdk
kelangkaan material yg kritis?

15 JADWAL o Ada jadwal peralatan/daftar peralatan


PERALATAN o Sesuai jumlah dalam kontrak

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 10


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

16 JADWAL ARUS o Tersedia jadwal arus kas Ya Tdk


KAS o Jadwal memperlihatkan rincian rencana Ya Tdk
pencairan tagihan (cash in)
o Jadwal arus kas memperlihatkan rencana Ya Tdk
pengeluaran (cash out)
o Jadwal arus kas memperlihatkan cashflow Ya Tdk
positip?
17 JADWAL o Ada jadawal i n s peksi uji dan tes Ya Tdk
INSPEKSI, UJI o Ada uraian jadwal pembuatan Formula Ya Tdk
DAN TES Campuran Rencana (DMF) dan Formula
Campuran Kerja (JMF)
o Ada jadwal pengetesan berkala atau Ya Tdk
pengetesan produk

18 DAFTAR o Tersedia Daftar Dokumen, Prosedur & Ya Tdk


DOKUMEN, Instruksi Keja.
PROSEDUR o Memerincikan je n is j e n i s dokumen yang Ya Tdk
DAN INSTRUKSI dimiliki penyedia jasa
KERJA o Lengkap dan sesuai dengan kebutuhan? Ya Tdk
o Dokumen diberi kode penomoran Ya Tdk
o Ada daftar Prosedur? Ya Tdk
o Sesuai dengan kebutuhan prosedur utk Ya Tdk
melaksanakan kegiatan
o Prosedur diberi kode penomoran Ya Tdk
o Ada daftar Instruksi Kerja? Ya Tdk
o Sesuai dengan kebutuhan Instruksi Kerja Ya Tdk
utk melaksanakan kegiatan
o Inst. Kerja diberi kode penomoran Ya Tdk
NO PEMERIKSAAN JENIS PEMERIKSAAN URAIAN

19 KRITERIA o Ada daftar Kriteria Penerimaan Ya Tdk


PENERIMAAN o Sesuai dengan Bagan A l i r Pelaksanaan Ya Tdk
Kegiatan
o Memenuhi , sesuai den g an kebutuhan Ya Tdk
o Menyatakan rujukannya, dan mudah Ya Tdk
difahami
20 DAFTAR GAMBAR o Ada daftar gambar kerja Ya Tdk
KERJA o Pengelompokan berdasarkan kategori Ya Tdk
o Gambar kerja diidentifikasi Ya Tdk
denganpenomoran

TANDA TANGAN CATATAN


Nama :
Jabatan :

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan II - 11


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAB III
PEMERIKSAAN PENGAJUAN MEMULAI PEKERJAAN (REQUEST)

A. Pengertian
Yang dimaksud dengan Pemeriksaan terhadap Pengajuan Mulai Pekerjaan (Request)
yang diajukan oleh Penyedia Jasa bertujuan untuk memastikan kesiapan lapangan
dan sumber daya yang akan digunakan serta kesiapan Penyedia Jasa untuk
melaksanakan pekerjaan yang diajukannya. Melalui pemeriksaan terhadap Request,
maka Direksi Teknis dapat merencanakan penugasan Tim Supervisi yang diperlukan
untuk itu.
Dibawah ini ada 3 (tiga) jenis buku/tempat pencatatan request:
1. Agenda Request dan Validasi adalah Buku tempat Sekretaris mencatat masuk
dan keluarnya suatu Request sejak Request diterima dari Penyedia Jasa sampai
Request disimpan sebagai Arsip setelah hasil pelaksanaan divalidasi.
2. Lembar Kendali Request adalah tempat Supervision Engineer mencatat
pergerakan Data Pendukung Request selama proses pemeriksaan Request.
3. Formulir Pemeriksaan Request adalah tempat Chief Inspector dan Quality
Engineer mencatat hasil pemeriksaaan atas Data Pendukung Request.

B. Ruang Lingkup
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kesiapan lapangan, tenaga kerja, bahan dan
peralatan yang dicantumkan pada Formulir Request beserta Data Pendukung seperti
gambar kerja, estimasi kuantitas dan lainnya yang diajukan oleh Penyedia Jasa.

C. Ketentuan
1. Formulir Request beserta Data Pendukungnya seperti gambar kerja (shop
drawing) diterima oleh Direksi Teknis di Kantornya, selambat-lambatnya dalam
waktu 2 x 24 jam sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaan di lapangan.
2. Segera setelah menerima Formulir Request dan Data Pendukungnya, Direksi
Teknis harus memeriksa kelengkapan berkas, kesiapan lapangan dan kesiapan
Penyedia Jasa.
3. Direksi Teknis harus menyediakan waktu yang cukup bagi Direksi Pekerjaan
untuk pengambilan keputusan atas rekomendasi yang dibuatnya.
4. Apabila pada tanggal rencana pelaksanaan pekerjaan belum ada keputusan
dari Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa dapat memulai pekerjaan dibawah

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

pengawasan Tim Supervisi, dan persetujuan untuk Request yang bersangkutan


harus tetap diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Lembar Kendali Request dan Formulir Pemeriksaan Request tersedia di Kantor
Wakil Direksi Pekerjaan.
6. Semua Rekaman Pemeriksaan Request disimpan di Kantor Direksi Teknis di
bawah pengendalian Supervision Engineer.

D. Prosedur Dan Tanggung Jawab


PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB

1. Supervision 1. Menerima Lembar Kendali Request, Formulir Request Lembar Kendali


Engineer dan Data Pendukungnya dari Sekretaris. Request
2. Memeriksa kesesuaian lokasi yang diajukan dengan
status validasi pekerjaan sebelumnya.
3. Mempelajari Data Pendukung serta
mendistribusikannya kepada Chief Inspector dan
Quality Engineer sesuai dengan tugas masing-masing
untuk melakukan pemeriksaan.
4. Memberikan batas waktu pemeriksaan kepada Chief
Inspector dan Quality Engineer dengan
memperhitungkan penyediaan waktu yang cukup
untuk penyusunan rekomendasi oleh Supervision
Engineer dan pengambilan keputusan oleh Direksi
Pekerjaan.
2. Chief 1. Menerima Data Pendukung dari Supervision Engineer. 1. Data
Inspector & 2. Memeriksa kesesuaian isi Data Pendukung dengan Pendukung
Quality Rekaman yang dimiliki oleh Wakil Direksi Pekerjaan. 2. Formulir
Engineer 3. Memeriksa kesiapan di lapangan. Pemeriksaan
4. Menyerahkan Data Pendukung serta Hasil Request
Pemeriksaan kepada Supervision Engineer setelah 3. Formulir
mengisi tanda periksa dan membubuhkan paraf pada Request
Formulir Request.
3. Supervision 1. Menerima Data Pendukung beserta Hasil Pemeriksaan 1. Formulir
Engineer masing-masing dari Chief Inspector dan Quality Request
Engineer. 2. Data
Pendukung

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 2


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
2. Mengevaluasi Hasil Pemeriksaan dan catatan-catatan
pada Data Pendukung, serta mendiskusikannya
dengan Chief Inspector dan Quality Engineer.
3. Membuat Catatan / Rekomendasi kepada Direksi
Pekerjaan serta membubuhkan tanda tangan pada
Formulir Request.
4. Apabila isi Rekomendasi kepada Direksi Pekerjaan
tidak untuk penolakan, segera memberitahukan
kepada Chief Inspector untuk menugaskan Inspector
agar pada saatnya siap melakukan pengawasan
pekerjaan Penyedia Jasa.
5. Menyerahkan Formulir Request, Data Pendukung dan
Hasil Pemeriksaan kepada Direksi Pekerjaan.
4. Direksi 1. Menerima Formulir Request, Data Pendukung dan Formulir
Pekerjaan Hasil Pemeriksaan dari Supervision Engineer. Request
2. Mempelajari dan mendiskusikan dengan Supervision
Engineer tentang isi Catatan / Rekomendasi pada
Formulir Request.
3. Membuat keputusan menyetujui atau menolak
Request dengan memberi Catatan / Kesimpulan dan
membubuhkan tanda tangan pada Formulir Request.
4. Menyerahkan Formulir Request, Data Pendukung, dan
Hasil Pemeriksaan kepada Supervision Engineer.
5. Direksi Teknis 1. Menerima Formulir Request, Data Pendukung dan Lembar Kendali
/Supervision Hasil Pemeriksaan dari Direksi Pekerjaan. Request
Engineer 2. Apabila keputusan Direksi Pekerjaan adalah
penolakan, segera memberitahukan penolakan kepada
Penyedia Jasa.
3. Membuat catatan distribusi berkas pada Lembar
Kendali Request.
4. Menyerahkan Lembar Kendali Request, Formulir
Request, Data Pendukung, dan Hasil Pemeriksaan
kepada Sekretaris.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 3


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
6. Sekretaris 1. Menerima Lembar Kendali Request, Formulir Request, Agenda Request
Data Pendukung beserta Hasil Pemeriksaan dari dan Validasi
Supervision Engineer.
2. Membuat catatan pada Agenda Request dan Validasi.
3. Mendistribusikan Data Pendukung dan Hasil
Pemeriksaan sesuai catatan distribusi berkas dari
Supervision Engineer.
4. Menyimpan Lembar Kendali Request dan Formulir
Request.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 4


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAGAN ALIR PENGAJUAN (REQUEST) PEKERJAAN PERKERASAN JALAN

START

RANCANGAN SIAPKAN GAMBAR KERJA (SHOP


CAMPURAN (JOB DRAWING) RANCANGAN CAMPURAN (JOB
MIX FORMULA) MIX FORMULA) SIAPKAN PERALATAN
DAN ALAT-ALAT BANTU

KONTRAKTOR
MENGAJUKAN (REQUEST)
UNTUK PEKERJAAN

CHIEF INSPECTOR
BANDINGKAN MEMERIKSA KESIAPAN
KONTRAKTOR & KESIAPAN
LAPANGAN

TIDAK
OK ?

YA

LAKUKAN PEKERJAAN
DILAPANGAN DENGAN
DIAWASI INSPEKTOR

PERBAIKI

D IC A T A T D A N
D IS IM P A N M A S UKKA N LAKUKAN PROSES
KE S IS T E M PENGUJIAN BAHAN JADI
D O KUM E N T A S I A R S IP
( F ILE ) UN T UK D A T A DAN BAHAN OLAHAN
P E N D UKUN G ( B A C K-

TIDAK
DITERIMA?

YA
M A S UKKA N KE
S IS T E M
VERIFIKASI
D O KUM E N T A S I
A R S IP ( F ILE )

SELESAI

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 5


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAB IV
PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI JALAN

A. Pengertian
Yang dimaksud dengan Pengawasan Pekerjaan Pembangunan Jalan adalah
pekerjaan pengendalian pekerjaan dilapangan dan penjaminan pelaksanaan
pekerjaan tersebut oleh Direksi Pekerjaan dan Direksi Teknis agar hasil pekerjaan
Penyedia Jasa sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah ditetapkan di dalam
kontrak.
Materi Pengawasan Pekerjaan Fisik ini dipersiapkan dalam rangka memberikan acuan
kepada para pengawas pekerjaan fisik di lapangan untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan Kontraktor/Penyedia Jasa agar memenuhi spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, sesuai dengan Detailed Engineering Design (DED) yang dibuat,
sehingga menghasilkan kualitas pekerjaan yang sesuai dengan standar yang berlaku.
Penyelenggaraan pengawasan pekerjaan pembangunan jalan meliputi tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan beserta pengawasannya yang masing-masing
tahap dilaksanakan melalui kegiatan penyiapan, pengerjaan dan pengakhiran. Tahap
pengawasan menjadi salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya sebagai proses
pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan fisik. Salah satu upaya mendasar
dalam mewujudkan prasarana jalan yang berkualitas adalah peningkatan kegiatan
pengendalian mutu (quality control) oleh Direksi Pekerjaan maupun Direksi Teknis.
Fungsi dasar pengawasan/supervisi pekerjaan konstruksi, mempunyai beberapa
wujud karakter antara lain:
1. Instruksi Lapangan adalah memo tempat Direksi Teknis mencatat instruksi /
pengarahan kepada Penyedia Jasa.
2. Lembar Monitoring Penerimaan Material adalah lembar pemeriksaan tempat
Inspector mencatat hasil pengawasan penerimaan material di lokasi pekerjaan.
3. Lembar Pemeriksaan Pekerjaan adalah lembar pemeriksaan tempat Inspector
mencatat hasil pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
4. Lembar Pemeriksaan Pengujian adalah lembar pemeriksaan tempat Lab.
Technician mencatat hasil pengawasan pelaksanaan pengujian mutu pekerjaan.
5. Buku Komunikasi adalah buku tempat Direksi Teknis mencatat semua kegiatan,
rencana kegiatan dan kondisi lapangan. Berfungsi sebagai alat komunikasi
antar personil Direksi Teknis.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

B. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan pengawasan/supervisi jalan secara umum adalah :
1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis pada ruas jalan dan jembatan
yang ditangani agar diperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi
teknik, sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi .
2. Melaksanakan pengawasan teknis terhadap pekerjaan di lapangan secara
profesional, efektif dan efisien, pada setiap tahapan kegiatan dan memahami
prosedur atau metode pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengendalian mutu pekerjaan dilapangan dengan menerapkan prosedur kerja,
uji mutu bahan olahan dan hasil pekerjaan pada setiap tahapan kegiatan
pekerjaan sesuai persyaratan dalam dokumen kontrak.
4. Menyiapkan laporan progress pekerjaan dilapangan, dan sistem administrasi
pekerjaan serta membuat rekomendasi setiap permasalahan yang timbul
dilapangan.
5. Membuat laporan teknis (bila diperlukan) pada setiap terjadinya perubahan
kinerja pekerjaan.
6. Monitoring secara berkala dan mengevaluasi performa/kinerja hasil pekerjaan
dilapangan.
7. Verifikasi progres fisik dan progres keuangan yang diajukan oleh penyedia jasa
konstruksi (kontraktor).
Pekerjaan yang dapat dimulai pelaksanaannya hanya pekerjaan yang Request-nya
telah diterima oleh Direksi Teknis. Dalam tahapan aktivitas konstruksi, Direksi Teknis
akan melakukan aktivitas pengawasan teknis terhadap pekerjaan Penyedia Jasa
(Kontraktor), dari aktivitas pengendalian mutu sejak proses pengolahan bahan
hingga prosedur kerja sampai hasil pekerjaan dapat terlaksana sesuai ketentuan.
Pekerjaan dilaksanakan dengan mengutamakan keselamatan kerja.
Team Supervisi akan membantu dan mengarahkan Penyedia Jasa agar :
1. Pekerjaan selesai tepat waktu (Pengendalian Waktu).
2. Pekerjaan selesai tepat biaya (Pengendalian Biaya).
3. Pekerjaan selesai dengan hasil sesuai yang disyaratkan (Pengendalian Mutu)
4. Pelaksanaan pekerjaan tidak mengganggu kelancaran arus lalu-lintas
(Pengaturan Lalu Lintas).

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 2


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

C. Ketentuan
1. Lembar Pemeriksaan dan Lembar Monitoring tersedia dikantor Direksi Teknis
dan harus dibawa oleh personil yang bersangkutan, diisi pada saat melakukan
pengawasan dan disimpan sampai proses validasi dilakukan.
2. Instruksi Lapangan dibuat rangkap 2 (dua), asli diberikan kepada Penyedia
Jasa dan salinan disimpan sebagai arsip.
3. Buku Komunikasi harus berada di kantor Direksi Teknis dan diisi setiap hari
oleh setiap personil Direksi Teknis sesuai dengan kegiatan dan kondisi di lokasi
pekerjaan yang diawasinya.
4. Semua personil Direksi Teknis harus membaca Buku Komunikasi setiap pagi
untuk mengetahui tugas masing-masing.
5. Inspector harus mengawasi dari waktu ke waktu pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan.
6. Lab. Technician harus mengawasi dari waktu ke waktu pelaksanaan pengujian
mutu pekerjaan di lokasi pekerjaan dan di laboratorium
7. Lab. Technician harus meminta copy lembar pengujian yang telah
ditandatangani bersama.
8. Chief Inspector secara berkala melakukan pengawasan kegiatan Inspector di
lokasi pekerjaan.
9. Quality Engineer secara berkala melakukan pengawasan kegiatan Lab.
Technician di lokasi pekerjaan dan di laboratorium.
10. Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan yang diusulkan dan
telah disetujui dalam pemeriksaan Request pekerjaan bersangkutan.

D. Prosedur dan Tanggung Jawab


PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
1. Inspector 1. Memeriksa kesiapan kerja khususnya Instruksi Kerja
terkait dengan instruksi/catatan yang ada
pada Data Pendukung Request dan/atau
Lembar Pemeriksaannya.
 Apabila ada instruksi/catatan terkait
dengan yang akan dikerjakan dan
instruksi/catatan tersebut belum
dilaksanakan, buat dan berikan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 3


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
peringatan atau instruksi penghentian
pekerjaan tergantung dari sifat
penyimpangan yang dilakukan.
 Apabila tidak ada instruksi/catatan atau
instruksi/catatan telah dilaksanakan,
awasi pelaksanaan pekerjaan.

2. Mengawasi pasokan bahan jika pekerjaan 1. Lembar


membutuhkannya. Monitoring
 Periksa tiket pengiriman bahan, sumber Penerimaan
bahan harus sesuai dengan Data Material yang
Pendukung Request. Jika tidak buat sesuai
dan berikan instruksi penolakan.
 Periksa mutu bahan secara visual diatas 2. Instruksi
alat angkut, jika meragukan Lapangan
koordinasikan dengan Lab. Technician.
Jika memenuhi syarat, instruksikan
untuk menuang bahan pada tempat
yang sudah ditentukan.

3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai 1. Lembar


dengan ketentuan pada Spesifikasi, untuk Pemeriksaan
masing-masing Jenis Pekerjaan. Pekerjaan yang
Pergunakan Instruksi Kerja yang sesuai. sesuai
 Apabila hasil pekerjaan sudah layak 2. Buku komunikasi
secara visual, koordinasikan
pengawasan pengujian mutu dengan
Lab. Technician.

2. Lab. Technician 1. Segera setelah mendapat permintaan Lembar


dari Inspector melakukan pengawasan Pemeriksaan
pengujian mutu pekerjaan, sesuai Pengujian yang
dengan ketentuan pada Spesifikasi. sesuai
Pergunakan Instruksi Kerja yang sesuai.
2. Informasikan hasil pengujian mutu Buku Komunikasi
pekerjaan kepada Inspector.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 4


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

PENANGGUNG
No KEGIATAN REKAMAN
JAWAB
3. Chief Inspector  Cek dan evaluasi metode kerja yang
(Quantity diajukan oleh penyedia jasa sesuai
Engineer) dengan ketentuan.
 Cek persiapan kondisi lapangan dan
peralatan yang akan digunakan serta
material sesuai dengan kebutuhan
lapangan (dengan menggunakan daftar
simak), pastikan peralatan kerja layak
digunakan.
 Pengawasan selama proses pekerjaan
dilaksanakan dan pastikan tidak
mengalami penyimpangan.
 Evaluasi hasil pekerjaan dan pastikan
hasil pekerjaan sesuai ketentuan yang
disyaratkan.

4. Quality 1. Cek hasil uji mutu bahan olahan atau


Engineer material lain yang akan digunakan,
informasikan kepada Chief Inspector.
2. Pastikan mutu material bahan olahan
sesuai ketentuan, jika tidak buat
catatan atau rekomendasi material hasil
pengujian.
3. Cek mutu hasil pekerjaan sesuai
ketentuan spesifikasi teknik.

5. Site Engineer 1. Kontrol terhadap metode kerja yang


(SE) diajukan Penyedia Jasa dan kecukupan
material serta kesiapan peralatan yang
diperlukan.
2. Evaluasi Performa/Kinerja hasil
pekerjaan apakah sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan, jika tidak
buat catatan atau rekomendasi hasil
pekerjaan.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 5


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

E. Bagan Alir Pengawasan


Pengawasan yang dilaksanakan pada Setiap Jenis Kegiatan Konstrukasi
Pembangunan Jalan digambarkan dalam bentuk Bagan Alir Pengawasan pada lembar
Lampiran.
 Drainase
 Pekerjaan Tanah
 Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan
 Perkerasan Granular/Berbutir
 Campuran Aspal Panas
 Struktur

F. Lampiran-Lampiran
 Instruksi Kerja
 Bagan alir Pengawasan
 Daftar Simak Pengujian Mutu
 Contoh Formulir Monitoring Penerimaan Bahan
 Contoh Formulir Pemeriksaan Pekerjaan
 Contoh Percobaan Penghamparan dan Pemadatan Campuran Aspal Panas
 Contoh Formulir Pemeriksaan Pekerjaan
 Contoh Formulir Pemeriksaan Pengujian

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 6


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATKER ………………….
KEGIATAN :
PAKET :
PEKERJAAN : PERCOBAAN Penghamparan & Pemadatan CAMPURAN ASPAL PANAS
Direksi Teknis : PT.
Penyedia Jasa : PT.
1. LOKASI DAN DIMENSI
- Lokasi : Sta.
- Lebar ( rata-rata ) : m
- Panjang : m
- Luas : m2
- Tebal Rencana : cm Aktual : cm
- Berat Rencana : ton Aktual : ton
2. PRIME COAT / TACK COAT
- Jumlah : Liter
- Rata-rata / m2 : Lt/m2
3. PRODUKSI MATERIAL Asphalt Concrete Binder Course
- Mulai jam :
- Selesai jam :
- Berat Total : Ton
- Rata-rata : Ton/jam
4. PERALATAN ( Tipe / Kapasitas )
- AMP : : Unit
- Finisher : : buah
- Tandem Roller : : buah
- Tyre Roller : : buah
- Dump Truck : : buah
5. TENAGA KERJA
- Operator : orang
- Tenaga / Buruh : orang
- Mandor : orang
- Engineer : orang
6. TRIAL PEMADATAN
Trial : 1 Trial : 2 Trial : 3
- Pemadatan Awal Passing
- Pemadatan Antara Passing
- Pemadatan Akhir Passing
7. TEMPERATUR PENGHAMPARAN & PEMADATAN
- Penghamparan °C
- Pemadatan Awal °C
- Pemadatan Antara °C
8. WAKTU PENGHAMPARAN & PEMADATAN
Mulai Selesai Menit
- Penghamparan
- Pemadatan Awal
- Pemadatan Antara

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 7


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATKER ………………….
KEGIATAN :
PAKET :
PEKERJAAN : PERCOBAAN Penghamparan & Pemadatan CAMPURAN ASPAL PANAS
Direksi Teknis : PT.
Penyedia Jasa : PT.
9. ANALISA
-Dimensi

- Lokasi Trial Penghamparan


Sta. Sta.

Passing Passing Passing

Trial : 1 Trial : 2 Trial : 3

- Hasil Pemadatan Lapangan


Trial : 1 Trial : 2 Trial : 3
Derajat Kepadatan
Spesifikasi Teknik 98 %

- Jumlah Passing Direkomendasikan adalah :


Pemadatan Awal passing untuk ketebalan ……. cm
Pemadatan Antara passing untuk ketebalan ……. cm
Pemadatan Akhir passing untuk ketebalan ……. cm

Penyedia Jasa Direksi Teknis Proyek

Chief of Laboratorium PO. Laboratorium

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 8


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKT OR AT JENDER AL BIN A M ARG A
S AT K E R … … … … … … … .
KEGIATAN :
P AKET :
PEKERJAAN : PENGAWASAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS
Direksi Teknis : PT.
Penyedia Jasa : PT.

PEMADATAN
Temp. Tebal

AWC
ACC
No. Jam

NA
Dlm Truk Gembur Temp PARAF
Rit Hampar Temp. Pas Temp.
(°C) ( cm ) Pass (° Pass
(°C) s (°C)
C)

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Catatan :
ACC : Acceptable / Diterima
AWC : Acceptable with Comment
Diterima dengan Catatan
NA : Not Acceptable / Ditolak
Rekomendasi :

CHIEF INSPECTOR

Tanggal :

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 9


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan IV - 10


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan III - 1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

BAB V
PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

A. Pengertian
Yang dimaksud dengan Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah
mengamankan seluruh komponen secara menyeluruh dan mendetail (tidak secara
random) untuk memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan dan selalu dilengkapi
daftar simak apa yang akan diperiksa.
Materi ini merupakan panduan tentang kelengkapan administrasi proyek terhadap
semua pengujian (quality control) dan spesifikasi yang penting (major work) yang
tercantum dalam Spesifikasi Teknis, meliputi arti penting dari pengujian mutu dalam
hubungannya dengan kinerja jalan, dengan tingkat bagian penting sedemikian rupa
sehingga bermanfaat bagi Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Jalan yang disusun
secara praktis.
Semua unsur proyek yaitu Penyedia Jasa Pelaksana, Konsultan Pengawas dan
Pemimpin Kegiatan harus benar-benar menguasai isi materi Pengendalian Mutu dan
harus memastikan bahwa manajemen Penyedia Jasa pelaksana telah cukup terlatih.
Pelaksana Pekerjaan Pembangunan Jalan harus benar-benar menguasai buku
spesifikasi yang mengatur jenis dan metode-metode pengujian yang disyaratkan dan
frekuensi pengujian minimum yang diperlukan. Juga menguraikan berapa nilai dari
hasil pengujian yang sebanding dengan bahan atau pembuatannya yang memenuhi
atau tidak memenuhi syarat.
Sama pentingnya, pelaksana perlu mengetahui dan memahami Spesifikasi agar
mampu memberi penilaian kapan harus dilakukan tambahan pengujian untuk
mencegah terjadinya pekerjaan yang tidak memuaskan.

B. Peranan Dan Tugas


1. Dalam pembangunan jalan, hasil penelitian di Indonesia maupun negeri-negeri
lainnya dengan jelas menunjukkan bahwa pengendalian mutu yang baik dapat
sangat meningkatkan kinerja jalan dan jembatan. Pengendalian mutu yang baik
juga akan menghemat biaya.
2. Fungsi utama dari pengendalian mutu, dan sangat penting bagi Pengendali
Mutu yaitu :
a. Pengendalian mutu bahan
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa bahan-bahan yang dipakai (oleh

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-1


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Kontraktor) adalah cocok dan memuaskan. Ini jelas sangat penting bahwa
bahan-bahan untuk pengujian kualitas (Batas Atterberg, Gradasi, CBR, dll.)
dilaksanakan dan dilaporkan dengan baik kepada Pemimpin Proyek /
Pengawas Teknik sebelum dan sesudah bahan-bahan itu dikerjakan.
b. Pengendalian mutu pengerjaan (atau penerimaan)
Dilaksanakan untuk memastikan bahwa hasil pekerjaan dari Kontraktor
memenuhi standar yang telah ditentukan. Hasil dari pekerjaan tersebut
(seperti kadar aspal efektif, tingkat kepadatan, dll.) diperlukan oleh
Pemimpin Kegiatan / Pengawas Teknik untuk menentukan apakah
pekerjaan itu diterima atau tidak.
Catatan penting: yang perlu mendapat perhatian bagi 3 unsur proyek
(Pemimpin Kegiatan – Konsultan Pengawas – Kontraktor) adalah : Hindari
penolakan (rejected) pekerjaan setelah produk terpasang.
3. Pengendali Mutu harus memastikan semua pengujian yang diperlukan menurut
spesifikasi atau menurut keperluan Pemimpin Kegiatan / Pengawas Teknik
dilaksanakan secepat mungkin, semua keputusan / hasil dicatat dengan
sempurna, disimpan, dan secepatnya akan diserahkan kepada Pengendali Mutu
Lapangan supaya pekerjaan berkualitas jelek (tidak diterima) dapat diketahui
lebih dini. Untuk mencapai tujuan diatas, Pengendali Mutu harus melaksanakan
tugas berikut :
a. Mengawasi terus-menerus Lab. Technician Kontraktor dalam melaksanakan
pengujian yang telah ditentukan, pengawasan pengambilan bahan contoh,
ketelitian pengujian, pelaporan.
b. Memberi petunjuk kepada staff Kontraktor dimana contoh yang cocok harus
diambil dan menentukan bahwa frekuensi pengambilan contoh dan
pengujian adalah mencukupi dan memenuhi persyaratan frekuensi yang
ditetapkan.
c. Tentukan bahwa semua pengujian pada semua material dan pekerjaan
lapangan telah dicatat dengan sempurna oleh Lab. Technician Kontraktor
kedalam Laporan Harian dan disimpan secara tersendiri, simpanan terpisah
yang terdiri dari semua laporan-laporan dan hasil-hasil pengujian.
d. Pastikan bahwa Lab. Technician Kontraktor melaporkan hasil-hasil dari
semua pengujian dengan menggunakan formulir laboratorium standar.
e. Serahkan ringkasan Laporan Mingguan untuk semua hasil pengujian kepada
Pengawas Teknik Lapangan bersama dengan saran-saran mengenai

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-2


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

diterima atau ditolaknya material atau pekerjaan, berdasarkan pada hasil


pengujian dan pengamatan prosedur yang dilaksanakan oleh Lab.
Technician Kontraktor.
f. Laksanakan secara terpisah dari pekerjaan Lab. Technician Kontraktor, tiap
pengambilan contoh dan pengujian yang mungkin diperintahkan oleh
Pemimpin Kegiatan untuk maksud mendapatkan pemeriksaan yang terpisah
dari hasil pengujian yang disediakan oleh Kontraktor.
4. Sebagai Pengendali Mutu harus memberi petunjuk kepada staff Kontraktor
dalam pengambilan contoh dan harus juga bekerja-sama dengan Lab.
Technician Kontraktor melakukan pengujian. Kontraktor bertanggung-jawab,
dibawah ketetapan-ketetapan kontrak, untuk bekerja-sama dengan wakil yang
diberi kuasa dari Pemimpin Kegiatan dalam melaksanakan pengujian-pengujian
yang ditentukan. Pengendali Mutu tidak harus melakukan sendiri pekerjaan
pengambilan bahan contoh atau pengujian, tetapi secara seksama mengawasi
Lab. Technician Kontraktor sewaktu mereka menjalankan pekerjaan.
Pengendali Mutu harus melaporkan secepat mungkin kepada Site Manager
untuk kemudian diteruskan kepada Construction Manager jika terdapat :
 Ketidak-cukupan jumlah pengujian yang telah dilakukan.
 Prosedur pengambilan contoh yang digunakan adalah salah.
 Prosedur pengujian yang digunakan adalah salah.
 Alat-alat di laboratorium Kontraktor dibawah standar yang
sepantasnya atau tidak mencukupi, atau tidak bekerja.
 Pencatatan atau pelaporan untuk hasil-hasil pengujian adalah
salah atau dipalsukan dengan berbagai cara.

C. Ketentuan Pengambilan Contoh


Pengambilan contoh harus memperhatikan ketentuan-ketentuan agar hasil
yang meliputi beberapa ketentuan standar, lokasi dan jumlah pengambilan, metode
pengambilan, agar bahan dan hasil pekerjaan mempunyai kualitas sesuai dengan
yang diinginkan. Ketentuan-ketentuan tersebut meliputi sebagai berikut:
1. Standar pengambilan contoh (sampling)
Metode standar AASHTO yang relevan untuk pengambilan contoh material
teknik utama yang dipakai pada pekerjaan pembangunan jalan, tersusun
sebagai berikut :

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-3


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

1. Batu, kerikil, pasir (T2).


2. Bahan bitumen (T40).
3. Campuran bitumen (T168).
4. Beton (T141).
5. Tanah (T86).
Standar-standar tersebut harus dipelajari dengan baik oleh seluruh Petugas
Pengendali Mutu, karena pengambilan contoh yang benar adalah sama
pentingnya dengan percobaan yang tepat dalam mencapai hasil pengujian
akhir.
2. Pengambilan contoh bahan dari truck
Agregat pada truck-truck harus diambil dari 3 atau lebih parit-parit yang digali
memotong muatan tersebut pada titik-titik yang nampak di permukaan akan
mewakili material tersebut. Dasar parit harus tidak kurang dari 30 cm dibawah
permukaan agregat dan kira-kira lebar 30 cm juga dasar parit harus tampak
rata.
Pindahkan 1 sekop penuh agregat dari setiap 7 titik yang berjarak sama
sepanjang dasar parit. 2 dari ke 7 titik pada setiap parit harus berada benar-
benar pada sisi truck. Usahakan untuk menekan sekop bawah material, jangan
mengorek dasar parit secara horizontal.
3. Pengambilan contoh bahan dari belt conveyor
Untuk memperoleh bahan contoh agregat dari belt conveyor, matikan conveyor
dan pilih sepanjang belt yang memberikan jumlah contoh bahan yang
diinginkan. Kemudian harus memisahkan contoh bahan dari material yang
lainnya pada belt dengan mendorong keluar material pada ujung contoh bahan.
Suatu pelat acuan atau pemisah ditempatkan pada permukaan belt dapat
menolong dalam memisahkan contoh bahan.
Kumpulkan semua agregat didalam alat pemisah atau daerah contoh bahan.
Usahakan untuk mengambil juga semua material halus.
4. Pengambilan contoh dari hot bin AMP
Agregat panas, demikian juga agregat dingin, harus diambil untuk pemeriksaan
gradasi. Agregat panas harus diambil dari masing-masing hot bin tersebut. Hot
bin mempunyai fasilitas untuk pengambilan contoh bahan yang berbeda dari
alat satu ke alat yang lainnya, jadi Pengendali Mutu harus membiasakan
dengan peralatan tersebut sebelum proyek dimulai.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-4


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Untuk setiap bin diperlukan peralatan pengambilan contoh bahan dan ember
untuk setiap bin dalam mendapatkan contoh bahan. Alat terbaik untuk
pengambilan contoh bahan adalah kotak logam dengan ukuran kira-kira
panjang 30 cm, lebar 30 cm dan tinggi 10 cm, yang dilengkapi dengan
pegangan.
Ambil contoh bahan dari setiap bin, ratakan kelebihan agregat dengan
menyikat bagian atas kotak setelah masing-masing diisi. Kira-kira 3 atau 4 kali
jumlah material yang diperlukan untuk pengujian harus diambil dari masing-
masing bin. Hindarkan tercampurnya contoh bahan dari bin yang berbeda.
Tempatkan masing-masing pada kantong bin tersendiri.
Tata cara pengambilan contoh bahan dari hot bin, dengan menjatuhkan
agregat melalui kotak penimbang dan pugmill kedalam truck, atau
menempatkan shovel dibawah lubang curahan, merupakan metoda yang tidak
teliti dalam pengambilan contoh bahan dan tidak boleh digunakan.
5. Kontainer contoh agregat aspal
Kantong contoh bahan yang mampu menampung 30 kg agregat digunakan
untuk menyerahkan contoh bahan ke laboratorium. Label contoh bahan
dilampirkan pada kantong untuk tanda pengenal contoh.
6. Mengurangi ukuran contoh bahan agregat
Biasanya tata cara pengambilan contoh bahan memerlukan pengambilan
agregat dengan kuantitas yang lebih besar dari pada ukuran sebenarnya yang
digunakan untuk pengujian. Dalam hal ini ukuran contoh bahan tersebut harus
dikurangi, disamping masih tetap mewakili keseluruhan material. Hal ini
dikerjakan dengan membagi-baginya. Pembagian merupakan tata cara yang
paling tepat jika menggunakan alat pembagi mekanis untuk memperkecil
contoh bahan.
Contoh alat pembagi : jenis riffle. Peluncur dengan arah yang berlawanan.
Aliran material yang merata melintang pada arah keseluruhan lebar peluncur,
akan dibagi diantara 2 kotak penampung.
7. Pengambilan contoh bitumen
AASHTO T 40 mencakup pengambilan contoh bitumen. Petugas Pengendali
Mutu harus memeriksa AMP (Asphalt Mixing Plant) Kontraktor apakah
dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk dapat dengan mudah
mengambil contoh yang mewakili.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-5


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Contoh bahan aspal semen diperoleh dengan alat pengambilan contoh bahan,
keran-keran yang melengkapi truck-truck tangki pengangkut atau tangki-tangki
distribusi. Ada berbagai jenis alat-alat pengambilan contoh bahan yang telah
disetujui.
Contoh bahan dituangkan dari alat pengangkut atau tangki-tangki distributor
kedalam kontainer contoh bahan. Tempat penyimpanan ini harus baru, bersih
dan kering. Tempat-tempat tersebut tidak boleh dicuci atau dibilas.
Untuk mendapatkan contoh bahan bitumen, ikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Petugas Pengendali Mutu harus ada pada waktu truck pengangkut tiba di
lokasi AMP atau distributor bitumen tiba di jalan. Petugas Pengendali Mutu
harus menunggu sampai tidak kurang sepertiga tetapi tidak lebih dari dua
pertiga bitumen tersebut dibongkar dari tangki pengangkut, lalu alirkan
tidak kurang 4 liter material dari keran (alat pengambilan contoh bahan)
sebelum mengambil samplenya. Alirkan 4 liter atau lebih material tersebut
untuk menjamin bahwa keran dalam keadaan bersih dan buang setiap sisa
cairan yang tercecer. Disini terjamin bahwa contoh bahan tersebut
representatif.
b. Sekarang Petugas Pengendali Mutu mengambil cukup material untuk
mengisi tempat contoh bahan. Juga disyaratkan untuk memperoleh 1
contoh bahan untuk check. Tidak diperkenankan memindahkan contoh
bahan dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Petugas Pengendali Mutu harus segera memberi label kontainer-kontainer
contoh. Label contoh harus berisi informasi sebagai berikut:
 Nama Pemasok :
 Nomor Truck :
 Jenis bitumen :
 Hari / waktu :
 Nomor kontrak :

Contoh bahan cadangan disimpan di laboratorium lapangan bila hal ini


diperlukan sebagai cadangan bagi contoh bahan asli. Contoh bahan cadangan
boleh dibuang bila telah diterima laporan yang memuaskan untuk bahan
contoh asli.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-6


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

8. Pengambilan contoh aspal campuran panas


Seperti halnya prosedur pengambilan contoh yang lain, prosedur pengambilan
contoh campuran panas bertujuan untuk mendapat bahan contoh yang
mewakili. Peralatan pengambilan contoh yang diperlukan adalah sekop, sendok,
ember, sarung tangan.
Alat harus bersih, alat yang kotor akan menghasilkan bahan contoh yang jelek
dan bahan contoh yang jelek akan menghasilkan pengujian yang jelek.
Pengujian yang baik dan andal sangat penting, oleh karena itu harus digunakan
alat yang bersih. Langkah-langkah untuk memperoleh bahan contoh sebagai
berikut :
Diperlukan bahan contoh campuran panas yang baru keluar dari bukaan kira-
kira seberat 15 kg. Bahan contoh harus diambil dari AMP. Pada beberapa unit,
bahan contoh dapat diambil sementara truck masih ada dibawah AMP.
Agar dapat diperoleh bahan contoh yang mewakili, keseluruhan bahan contoh
yang kira-kira seberat 15 kg harus terdiri dari paling sedikit 3 sub-contoh. Pada
unit batch, satu sub bahan contoh harus diperoleh dari setiap 3 batch berturut-
turut yang jatuh ke truck. Pada AMP continue, tiga sub bahan contoh harus
diambil pada selang waktu 1 menit sewaktu campuran mengalir pencampuran
kedalam truck. Gunakan sekop mengambil campuran segera setelah jatuh
kedalam truck, isilah ember dengan sub bahan contoh sampai seluruhnya
mencapai berat kira-kira 15 kg.
Untuk memperoleh bahan contoh dari truck setelah keluar dari bawah
pencampuran (AMP), prosedur berikut harus diikuti :
 Dengan menggunakan sekop, garuk campuran sampai didapat tempat
pengambilan contoh yang agak rata.
 Ambil 1 sekop penuh campuran dan masukkan kedalam ember.
 Ulangi langkah diatas paling sedikit di 2 lokasi, jika muatan berbentuk
kerucut, ambil sub bahan contoh dari titik puncak, ditengah dan paling
bawah dari kerucut itu.

Catatan : Sebaiknya memakai sarung tangan bila mengambil atau


memindahkan bahan contoh, karena campuran itu panas.
9. Teknik pengambilan contoh bahan secara acak
Pengendali Mutu tidak boleh mengijinkan bahan-bahan contoh untuk selalu
diambil tepat pada jarak maximum yang diijinkan didalam spesifikasi. Apabila

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-7


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

material tersebut kelihatannya bervariasi tidak seperti biasanya atau sebagian


nampaknya berkualitas buruk, maka akan diperlukan pengambilan contoh
bahan yang lebih sering di daerah tersebut. Tetapi setelah menentukan jarak
pengambilan contoh bahan yang tepat untuk suatu daerah yang disediakan,
maka hal yang paling penting adalah mengambil contoh bahan tepat pada
jarak tersebut selama pekerjaan. Apabila hal ini dilakukan, contoh-contoh
bahan yang diperoleh tersebut akan benar-benar merupakan suatu contoh
bahan pekerjaan yang acak (yaitu akan benar-benar mewakili) dan pada
pengujian akan menghasilkan statistik yang berarti (harga rata-rata, standar
deviasi, dsb).
Sebaliknya apabila Pengendali Mutu mengijinkan setiap lokasi pengambilan
contoh bahan yang akan diseleksi berdasarkan suatu penilaian visual tempat
yang bagus untuk pengambilan contoh, maka contoh-contoh tersebut tidak
akan mewakili pekerjaan tetapi menggambarkan penilaian dari orang yang
menyeleksi pengambilan contoh tersebut. Misalnya seluruh contoh bahan bisa
diambil dari bagian-bagian pekerjaan yang bagus yang tidak biasa, menuju ke
suatu kesimpulan yang salah berkenaan dengan kualitas pekerjaan secara
keseluruhan. Pengambilan contoh bahan yang dikerjakan dengan cara demikian
tidak akan menghasilkan hasil pengujian yang berarti dan Pengendali Mutu
harus tidak mengijinkan dilakukannya hal tersebut.
10. Ukuran contoh bahan
Sebagai aturan umum, contoh-contoh bahan harus selalu sebesar seperti yang
dapat dilaksanakan karena hal ini memungkinkan mereka mendapatkan
material yang mewakili sumbernya. Juga jika masalah-masalah atau
pertanyaan-pertanyaan timbul selama atau sesudah pengujian, sangat
bermanfaat untuk mempunyai suatu bagian yang mewakili dari bahan contoh
asli yang siap untuk pengujian kembali.
11. Memberi label bahan contoh
Bahan contoh harus selalu diberi label yang jelas di lapangan dan label tersebut
harus memperlihatkan lebih kurang keterangan-keterangan sebagai berikut :
 Lokasi dari pengambilan contoh bahan.
 Daerah jalan dimana contoh bahan / material telah diambil dari atau
dimaksudkan untuk lapisan atau tingkatan konstruksi.
 Tanggal pengambilan contoh bahan.
 Keterangan singkat tentang tipe contoh bahan dan sifat visual.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-8


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

 Tiap contoh bahan harus juga diberi nomor, yang harus terlihat pada label.
12. Segregasi agregat
Material yang akan digunakan dalam konstruksi jalan sebaiknya se-seragam
mungkin. Tetapi terdapat beberapa alasan mengapa ini tidak selalu terjadi.
Bahan-bahan mentah, seperti kerikil sungai bisa bermacam-macam, unit
pemecah batu atau pencampur bisa berlaku tidak menentu atau material
menjadi terpisah-pisah. Segregasi terjadi jika bagian-bagian berbeda dari
campuran material sebagian terpisah seperti material dalam timbunan
persediaan, pengangkutan atau penghamparan.
Kejadian segregasi bisa terjadi pada timbunan agregat, pada aspal campuran
panas dan di-truck atau selama penghamparan.
Karena material dalam sebuah borrow pit atau dalam sebuah timbunan stock
bervariasi dari titik ke titik, Petugas Pengendali Mutu harus mengawasi dengan
cermat untuk memastikan bahwa contoh-contoh yang diambil tersebut adalah
benar-benar mewakili keadaan material yang diambil dari sumbernya.
Jika bahan itu mengalami segregasi berat, ia tidak boleh digunakan, dalam hal
mana adalah tidak beralasan untuk mengambil contoh dan menguji bahan
tersebut. Sebaliknya Petugas Pengendali Mutu harus memberitahu Pemimpin
Proyek / Pengawas Teknik untuk menolak usulan Kontraktor dalam
menggunakan sumber tersebut kecuali material dicampur kembali secara
merata dan ditimbun kembali dengan cara sedemikian rupa sehingga akan
mengurangi segregasi lagi.
Tak dapat diberikan penekanan yang terlalu tinggi bahwa hasil pengujian
adalah sepenuhnya bergantung pada keahlian pengambilan contoh yang
mewakili. Mengawasi prosedur pengujian dengan cermat hanya membuang
waktu saja jika staff yang mengambil contoh tidak diawasi dan dilatih dengan
cermat.
Untuk mendapatkan contoh bahan yang mewakili dari stock pile normal (tidak
terlalu ter-segregasi) gunakan sekop berujung persegi yang sisinya
dibengkokkan keatas untuk membentuk sekop dan papan rata yang bersih.
Ikuti langkah-langkah berikut ini :
 Pilih tempat pengambilan contoh bahan pada tempat penimbunan dan
masukkan papan kedalam timbunan diatasnya dengan tegak.
 Buang agregat pada daerah miring dibawah papan hingga diperoleh tempat
yang rata dan horizontal untuk pengambilan contoh.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V-9


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

 Masukkan sekop kedalam daerah yang mendatar dan pindahkan satu sekop
penuh agregat, kerjakan dengan hati-hati jangan sampai jatuh butiran-
butirannya. Tempatkan agregat kedalam ember.
Ulangi langkah-langkah ini untuk ketiga tempat lokasi pengambilan contoh
bahan pada tempat penimbunan. Yakinkan bahwa tempat pengambilan contoh
bahan tidak satu garis vertikal. Hal ini harus berpencar disekitar timbunan atau
terpencar dimanapun dalam timbunan itu yang harus terwakili oleh contoh
bahan ini.

D. Pelaksanaan Pengendalian Mutu


1. Pemeriksaan Pengendalian Mutu Acak
Adalah sangat penting bagi Pengendali Mutu untuk tidak mengawasi tugas
tersebut pada waktu yang bersamaan dalam 1 hari atau pada lokasi yang sama.
Kadang-kadang pekerja-pekerja di lokasi produksi bisa sangat hati-hati apabila
mereka pikir pemeriksaan akan dilakukan sebentar lagi dan kemudian relax
setelah Petugas Pengendali Mutu pergi. Apabila ini terjadi, maka pemeriksaan
akan menjadi sia-sia.
2. Administrasi Teknik Pengendalian Mutu
Dalam menerapkan masalah pengendalian mutu mengacu kepada spesifikasi
yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, pedoman pengendalian mutu ini
disiapkan dalam rangka tertib administrasi dan tertib implementasi masalah
mutu, dan yang mampu menjawab masalah :
 Pengendalian mutu untuk item pekerjaan apa.
 Jenis pengujian apa saja yang harus dilakukan.
 Cara / metode pengujian apa yang dipakai.
 Persyaratan kualitas yang harus dipenuhi.
 Berapa jumlah contoh test atau frekuensi pengujian.
 Kapan harus dilakukan pengujian pengendalian mutu.
 Formulir standar laboratorium yang digunakan.
3. Komponen utama aspek pengendalian mutu
Guna menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat
kualitas, aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut dibawah ini (namun tidak
terbatas pada) :
 Peralatan laboratorium dan personil.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 10


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

 Penyimpanan bahan / material.


 Cara pengangkutan material / campuran ke lokasi kerja.
 Pengujian material yang akan digunakan.
 Penyiapan job mix formula campuran.
 Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan.
 Test lapangan.
 Administrasi dan formulir-formulir.
4. Peralatan laboratorium dan personil
Peralatan laboratorium yang perlu dipergunakan untuk pekerjaan utama (major
work), kalau tidak ditentukan lain adalah sebagai berikut :
 Atterberg limit test.
 Hidrometer.
 CBR.
 Kepadatan proctor.
 Kepadatan lapangan dengan sand cone.
 Los Angeles abrasion test.
 Berat Jenis.
 Analisa saringan.
 Marshall Test.
 Test Ekstraksi.
 Kadar Rongga Udara Campuran.
 Termometer Logam.
 Core Drill.
 Test Beton, slump, kuat tekan, flexural strenght.
 Dan lain-lain seperti disebutkan dalam Spesifikasi.
Personil / tenaga yang terkait untuk pengendalian mutu harus berpengalaman
dan mengenal dengan baik tentang testing laboratorium maupun lapangan.
5. Penyimpanan bahan / material
 Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa
untuk menjamin perlindungan kualitas.
 Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa yang
mudah dapat diperiksa oleh Pemimpin Proyek / Pengawas Teknik / Petugas
Pengendali Mutu.
 Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 11


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

 Bahan-bahan yang yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh


digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah
dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil
setebal 10 cm.
 Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa untuk
mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang sesuai serta
mengontrol kadar air. Tinggi maximum tumpukan 5 m.
 Penumpukan berbagai ragam agregat untuk hotmix, beton, harus
dipisahkan dengan papan pembatas guna mencegah pencampuran bahan-
bahan.
 Tumpukan agregat harus dilindungi dari hujan untuk mencegah kejenuhan
agregat yang akan mengakibatkan penurunan kualitas.
6. Cara pengangkutan material / campuran
 Pemimpin Proyek / Pengawas Teknik dapat mengenakan pembatasan bobot
pengangkutan untuk perlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang
ada disekitar proyek.
 Pengangkutan hotmix perlu ditutup dengan terpal guna mempertahankan
suhu campuran.
7. Pengujian material yang akan digunakan
 Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh
Pengendali Mutu. Staf anggota team Pengendali Mutu setiap saat akan
membuat rencana untuk menginspeksi material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor.
 Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum
penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan di-test kembali oleh
Petugas Pengendali Mutu.
 Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium untuk mendapat
persertujuan dari Petugas Pengendali Mutu, jenis dan jumlah test seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi.
8. Job Mix Formula
Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan spesifikasi,
sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu Job Mix Formula yang
disetujui Petugas Pengendali Mutu, antara lain untuk pekerjaan : Hotmix, Beton.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 12


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

9. Pengujian Rutin Laboratorium


 Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-
bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian
atau selama pekerjaan berlangsung guna menjamin kualitas sesuai dengan
persyaratan.
 Jenis dan frekuensi / jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam
spesifikasi.
10. Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian / test lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian.
11. Administrasi dan Formulir-Formulir
Administrasi, tata-cara pengendalian mutu pekerjaan serta formulir-formulir
yang akan digunakan mengikuti yang sudah baku, dan atau yang telah
ditetapkan dan disepakati oleh unsur proyek.

E. Ketentuan Teknis Pengendalian Mutu


Metoda pelaksanaan dan pengendalian mutu merupakan titik paling kritis dalam
penerapan QA. Pada saat ini metoda pelaksanaan umumnya di bahas pada awal
proyek, yaitu pada waktu PCM (Pre Construction Meeting). Pembahasan juga
semestinya mencakup hal yang lebih luas, yaitu rencana mutu Penyedia Jasa dan
Konsultan. Metoda pelaksanaan yang tepat akan menjamin hasil pekerjaan sesuai
dengan persyaratan. Demikian juga pengendalian mutu yang tidak hanya
berorientasi pada produk akhir tetapi pada setiap tahapan proses pekerjaan akan
lebih menjamin tercapainya kualitas yang diinginkan dan menghilangkan resiko
kerugian di akhir produk. Adapun beberapa ringkasan pengujian jenis kegiatan
pekerjaan jalan untuk pengendalian mutu dan Daftar Simak Pengawasan
pekerjaan Pembangunan Jalan dapat dilihat dalam tabel dibawah.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 13


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

F. DAFTAR TABEL PENGENDALIAN MUTU


Tabel 1. : Daftar pengendalian mutu pekerjaan Urugan biasa.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


contoh / test

1. Contoh tanah @ 50 kg 2 karung Disimpan pengawas


2. Atterberg limit test 3 test Setiap 1.000 m3
3. Analisa saringan 3 test Setiap 1.000 m3
4. Klasifikasi tanah Bukan A-7-6 / CH 3 test Setiap 1.000 m3
5. CBR 6 3 test Setiap 1.000 m3
6. Nilai aktive  1,25 3 test Setiap 1.000 m3
7. Kepadatan proctor standar 3 test Setiap 1.000 m3
8. Kepadatan sand cone : Setiap panjang < 100 m
- Kedalaman > 30 cm  95 % atau setiap 100 m3
- Kedalaman  30 cm 100 %
9. Kadar air pemadatan 3 % - Wopt – 1 % Setiap panjang < 100 m

Tabel 2. : Daftar pengendalian mutu pekerjaan Urugan pilihan.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


contoh / test

1. Contoh tanah @ 50 kg 2 karung Disimpan pengawas


2. Atterberg limit test 1 test Setiap 200 m3
3. Analisa saringan 1 test Setiap 200 m3
4. Indeks plastisitas 6 1 test Setiap 200 m3
5. CBR  10 1 test Setiap 200 m3
6. Kepadatan proctor standar 1 test Setiap 200 m3
7. Kepadatan sand cone : Setiap panjang < 100 m
- Kedalaman > 30 cm > 95 % atau setiap 100 m3
- Kedalaman < 30 cm 100 %
8. Kadar air pemadatan 3 % - Wopt – 1 % Setiap panjang < 100 m

Tabel 3. : Daftar pengendalian mutu pekerjaan Sirtu.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


contoh / test

1. Keausan dengan Los Angeles  40 % 3 test Per sumber.


2. Atterberg limit test 5 test Setiap 1.000 m3
3. Indeks plastisitas  10 5 test Setiap 1.000 m3
4. Batas cair  35 5 test Setiap 1.000 m3
5. Bagian yang lunak 5% 3 test Per sumber.
6. CBR 50 (min) 1 test Setiap 1.000 m3
7. Rongga dlm agregat mineral pd 10 (min)
kepadatan max
8. Gradasi Lihat syarat 5 test Setiap 1.000 m3
9. Kepadatan proctor modified. 1 test Setiap 1.000 m3
10. Kepadatan sand cone 100 % Setiappanjang<200 m.
11. Kadar air pemadatan 3 % - Wopt – 1 % atau setiap 150 m3

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 14


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Tabel 4. : Daftar pengendalian mutu pekerjaan Agregat lapis pondasi bawah


Kelas B.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


contoh /
test

1. Keausan dengan Los Angeles  40 % 3 test Per sumber.


2. Atterberg limit test 5 test Setiap 1.000 m3
3. Indeks plastisitas  10 5 test Setiap 1.000 m3
4. Batas cair  35 5 test Setiap 1.000 m3
5. Bagian yang lunak 5% 3 test Per sumber.
6. CBR 60 (min) 1 test Setiap 1.000 m3
7. Rongga dlm agregat mineral pd 10 (min)
kepadatan max
8. Gradasi Lihat syarat 5 test Setiap 1.000 m3
9. Kepadatan proctor modified. 1 test Setiap 1.000 m3
10. Kepadatan sand cone 100 % Setiap panjang < 200 m.
11. Kadar air pemadatan 3 % - Wopt – 1 % atau setiap 150 m3

Tabel 5. : Daftar pengendalian mutu pekerjaan Agregat lapis pondasi atas


Kelas A.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


contoh /
test

1. Keausan dengan Los Angeles  40 % 3 test Per sumber.


2. Atterberg limit test 5 test Setiap 1.000 m3
3. Indeks plastisitas 6 5 test Setiap 1.000 m3
4. Batas cair  25 5 test Setiap 1.000 m3
5. Bagian yang lunak 5% 3 test Per sumber.
6. CBR 80 (min) 1 test Setiap 1.000 m3
7. Rongga dlm agregat mineral pd 14 (min)
kepadatan max
8. Gradasi Lihat syarat 5 test Setiap 1.000 m3
9. Kepadatan proctor modified. 1 test Setiap 1.000 m3
10. Kepadatan sand cone 100 % Setiap panjang < 200
m.
11. Kadar air pemadatan 3 % - Wopt – 1 % atau setiap 150 m3

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 15


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Tabel 6. : Daftar pengendalian mutu Asphalt Treated Base (ATB).

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


Contoh /
test

1. Keausan agregat kasar < 40 % 3 test Per sumber.


2. Soundness test, kehilangan berat < 12 % 3 test Per sumber.
3. Coating & stripping test > 95 % 3 test Per sumber.
4. Bitumen AC-10 atau AC-20

5. Job mix formula (JMF) :


- Kadar aspal :
Kadar aspal dari berat total 6,0 – 7,0 %
campuran
Kadar aspal efektif  5,5 %
- Stabilitas Marshall > 450 kg
- Marshall quotient 1,8 – 4,0 kN/mm
- Rongga dalam campuran 4-8%

6. Analisa saringan :
- Dari setiap hotbin Lihat grading 1 test Setiap 200 ton
- Campuran agregat panas Lihat grading 2 test Setiap hari produksi

7. Ekstraksi :
- Analisa saringan Lihat grading 1 test Setiap 200 ton
- Kadar aspal  JMF 1 test Setiap 200 ton

8. Marshall test Lihat JMF 1 test Setiap 200 ton


9. Density  98 % 1 test Setiap 100 m

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 16


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Tabel 7. : Daftar pengendalian mutu Asphalt Concrete (AC).

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


Contoh /
test

1. Keausan agregat kasar < 40 % 3 test Per sumber.


2. Soundness test, kehilangan berat < 12 % 3 test Per sumber.
3. Coating & stripping test > 95 % 3 test Per sumber.
4. Lolos pengayakan basah No 200 > 75 % 3 test Per sumber.
5. Bitumen AC-10 atau AC-20 1 test Per sumber.
- Penetrasi pada 25 oC > 70 %
- Penetrasi pada 35 oC > 50 %
- Daktilitas > 40 mm

6. Job mix formula (JMF) : 1 test Per sumber.


- Penyerapan aspal 0 - 1,7 %
- Kadar aspal efektif > 6,2 %
- Kadar aspal total > 6,7 %
- Rongga dalam campuran 3-6%
- Ketebalan lapisan tipis bitumen > 8 mikron
- Marshall quotient 1,8 – 5,0 kN/mm
- Stabilitas Marshall 550 – 1.250 kg
- Stabilitas tersisa > 75 %

7. Suhu campuran :
- Pencampuran uji Marshall Sesuai jenis aspal 2 kali Per hari
- Pemadatan benda uji Marshall Sesuai jenis aspal 2 kali Per hari
- Pencampuran max. di AMP Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam
- Dari AMP ke Truck Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam
- Hotmix di paver Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam
- Breakdown rolling Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam
- Secondary rolling Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam
- Finishing rolling Sesuai jenis aspal 1 kali Setiap 1 jam

8. Analisa saringan :
- Dari setiap hotbin Lihat grading 1 test Setiap 200 ton
- Campuran agregat panas Lihat grading 2 test Setiap hari produksi

9. Ekstraksi :
- Analisa saringan Lihat grading 1 test Setiap 200 ton
- Kadar aspal  JMF 1 test Setiap 200 ton

10. Marshall test Lihat JMF 1 test Setiap 200 ton

11. Density > 98 % 1 test Setiap 100 m

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 17


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Tabel 8. : Daftar pengendalian mutu Jalan beton.

No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan Jumlah Keterangan


Contoh /
test

1. Slump test 2 - 6 cm 2 kali Per hari


2. Test kuat tekan : K350 (kubus 15 cm) 350 kg/cm2
- Umur 3 hari 1 test Per 20 m3
- Umur 7 hari > 70 % K kg/cm2 1 test Per 20 m3
- Umur 28 hari > 90 % K kg/cm2 1 test Per 20 m3
3. Test kuat lentur (flexural strength) :
- Umur 3 hari 1 test Per 20 m3
- Umur 7 hari > 70 % Sc’ kg/cm2 1 test Per 20 m3
- Umur 28 hari 45 kg/cm2 1 test Per 20 m3
4. Agregat kasar :
- Keausan dengan mesin Los Angeles < 40 % 3 test Per sumber.
- Kehilangan berat dg sodium sulfat < 12 % 3 test Per sumber.
- Gumpalan tanah liat < 0,25 % 3 test Per sumber.
- Bahan yang lolos ayakan No. 200 < 1% 3 test Per sumber.
5. Agregat halus :
- Kehilangan berat dg sodium sulfat < 10 % 3 test Per sumber.
- Gumpalan tanah liat < 0,50 % 3 test Per sumber.
- Bahan yang lolos ayakan No. 200 <3% 3 test Per sumber.
6. Gradasi agregat Lihat tabel gradasi 1 test Per 20 m3

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 18


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

G. DAFTAR SIMAK :
DAFTAR 1. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH DASAR

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN BIASA


1. Klasifikasi tanah. Bukan A-7-6 atau CH

2. CBR. 6%

3. Nilai aktif.  1,25

II. MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN PILIHAN

1. CBR.  10 %

2. Indeks plastisitas. 6%

III. PENGENDALIAN MUTU


1. Pengujian ulang setiap 1.000 m3 (200 m3) 3 benda uji/(1 benda
uji)
2. Kepadatan kering max. laboratorium.
3. Test kepadatan sand cone : > 30 cm 95 %
4. Test kepadatan sand cone :  30 cm 100 %
5. Jumlah test kepadatan sand cone Setiap jarak  100 m
IV. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
V. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Keamanan pekerjaan.
3. Keberadaan bangunan utilitas.
4. Pembuangan bahan galian.
5. Pemulihan lokasi.
6. Persiapan lokasi pekerjaan.
7. Pemeriksaan tebal hamparan.
8. Kadar air pemadatan.
9. Pemadatan
10. Drainase
VI. TOLERANSI DIMENSI
1. Permukaan dan ketinggian akhir. t + 1, t - 2 cm
2. Rata dan kelandaian cukup.

Keterangan :
Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
V : Dilaksanakan, approved.
Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 19


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 2. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN SIRTU

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas < 10 %
4. Batas cair < 35 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  50 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 10 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca

2. Kondisi stock material (kering atau basah).

3. Pemeriksaan tebal hamparan.

4. Kadar air pemadatan.

5. Pemadatan

V. TOLERANSI DIMENSI

1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm

2. Kerataan memanjang.  2 cm

3. Kerataan melintang.  1,25 cm

4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam Check
X : Tidak dilaksanakan, disapproved. List ini, diberlakukan secara tersendiri

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 20


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 3. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEK. AGREGAT LAPIS


PONDASI BAWAH KELAS B

NO Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas < 10 %
4. Batas cair < 35 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  60 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 10 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca

2. Kondisi stock material (kering atau basah).


3. Pemeriksaan tebal hamparan.
4. Kadar air pemadatan.
5. Pemadatan
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm
2. Kerataan memanjang.  2 cm
3. Kerataan melintang.  1,25 cm
4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
X : Tidak dilaksanakan, disapproved. Check List ini, diberlakukan secara tersendiri

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 21


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 4. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEK. AGREGAT LAPIS


PONDASI BAWAH KELAS A

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas <6%
4. Batas cair < 25 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  80 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 14 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Kondisi stock material (kering atau basah).
3. Pemeriksaan tebal hamparan.
4. Kadar air pemadatan.
5. Pemadatan
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm

2. Kerataan memanjang.  1 cm

3. Kerataan melintang.  1,25 cm

4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
X : Tidak dilaksanakan, disapproved. Check List ini, diberlakukan secara tersendiri

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 22


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 5. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN ATB

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi. < 40 %
3. Sodium sulphate soundness test < 12 %
4. Coating & stripping. > 95 %
5. Material aspal. AC-10 atau AC-20
6. Kadar aspal 6,0 – 7,0 %
7. Toleransi komposisi campuran & Lihat persyaratan
temperatur
8. Sifat campuran. Lihat persyaratan
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Analisa saringan. 2 contoh per hari (400 t)
2. Temperatur campuran. Setiap 1 jam
3. Uji Marshall. 2 contoh per hari (400 t)
4. Kepadatan  98 % 2 contoh per hari (400 t)
5. Extraction test. 2 contoh per hari (400 t)
6. Core drill. 2 titik per lane per 100 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca.
2. Penyiapan permukaan.
3. Pengangkutan dan penyerahan hotmix.
4. Penimbangan di truck scale.
5. Batang perata tepi.
6. Penghamparan dan pembentukan.
7. Pemadatan.
8. Sambungan-sambungan.
V. TOLERANSI DIMENSI

1. Ketebalan.  T – 0,5 cm

2. Kerataan permukaan.  1 cm

3. Ketinggian akhir.  1 cm

4. Kemiringan/kelandaian.

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 23


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 6. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN AC

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi. < 40 %
3. Sodium sulphate soundness test < 12 %
4. Coating & stripping. > 95 %
5. Material aspal. AC-10 atau AC-20
6. Kadar aspal > 6,7 %
7. Toleransi komposisi campuran & Lihat persyaratan
temperatur
8. Sifat campuran. Lihat persyaratan
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Analisa saringan. 2 contoh per hari (400 t)
2. Temperatur campuran. Setiap 1 jam
3. Uji Marshall. 2 contoh per hari (400 t)
4. Kepadatan  98 % 2 contoh per hari (400 t)
5. Extraction test. 2 contoh per hari (400 t)
6. Core drill. 2 titik per lane per 100 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca.
2. Penyiapan permukaan.
3. Pengangkutan dan penyerahan hotmix.
4. Penimbangan di truck scale.
5. Batang perata tepi.
6. Penghamparan dan pembentukan.
7. Pemadatan.
8. Sambungan-sambungan.
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Ketebalan.  T – 0,5 cm
2. Kerataan permukaan.  0,5 cm
3. Ketinggian akhir. (+) 1 cm & (-) 0,5 cm
4. Kemiringan/kelandaian.

Keterangan :
Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
V : Dilaksanakan, approved. Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 24


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 1. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH DASAR

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN BIASA


1. Klasifikasi tanah. Bukan A-7-6 atau CH
2. CBR. 6%
3. Nilai aktif.  1,25
II. MATERIAL KONSTRUKSI URUGAN
PILIHAN
1. CBR.  10 %
2. Indeks plastisitas. 6%
III. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian ulang setiap 1.000 m3 (200 m3) 3 benda uji/(1 benda
uji)
2. Kepadatan kering max. laboratorium.
3. Test kepadatan sand cone : > 30 cm 95 %
4. Test kepadatan sand cone :  30 cm 100 %
5. Jumlah test kepadatan sand cone Setiap jarak  100 m
IV. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
V. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Keamanan pekerjaan.
3. Keberadaan bangunan utilitas.
4. Pembuangan bahan galian.
5. Pemulihan lokasi.
6. Persiapan lokasi pekerjaan.

7. Pemeriksaan tebal hamparan.

8. Kadar air pemadatan.

9. Pemadatan

10. Drainase

VI. TOLERANSI DIMENSI

1. Permukaan dan ketinggian akhir. t + 1, t - 2 cm

2. Rata dan kelandaian cukup.

Keterangan :
Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
V : Dilaksanakan, approved.
Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 25


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 2. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN SIRTU

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas < 10 %
4. Batas cair < 35 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  50 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 10 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Kondisi stock material (kering atau basah).
3. Pemeriksaan tebal hamparan.
4. Kadar air pemadatan.

5. Pemadatan

V. TOLERANSI DIMENSI

1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm

2. Kerataan memanjang.  2 cm

3. Kerataan melintang.  1,25 cm

4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam Check
List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 26


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 3. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEK. AGREGAT LAPIS


PONDASI BAWAH KELAS B

NO Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas < 10 %
4. Batas cair < 35 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  60 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 10 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Kondisi stock material (kering atau basah).
3. Pemeriksaan tebal hamparan.
4. Kadar air pemadatan.
5. Pemadatan
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm

2. Kerataan memanjang.  2 cm

3. Kerataan melintang.  1,25 cm

4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
V : Dilaksanakan, approved. Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 27


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 4. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEK. AGREGAT LAPIS


PONDASI BAWAH KELAS A

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi < 40 %
3. Indeks plastisitas <6%
4. Batas cair < 25 %
5. Bagian yang lunak <5%
6. CBR.  80 %
7. Rongga dlm agregat pd kepadatan max. > 14 %
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Pengujian awal 3 contoh
3
2. Pengujian ulang/rutin setiap 1.000 m
Indeks plastisitas 5 test
Gradasi 5 test
Kepadatan kering max. laboratorium. 1 test
CBR 1 test
3. Test kepadatan sand cone. 100 %
4. Jumlah test kepadatan sand cone. Setiap jarak  200 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca
2. Kondisi stock material (kering atau basah).
3. Pemeriksaan tebal hamparan.
4. Kadar air pemadatan.
5. Pemadatan
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Permukaan dan ketinggian akhir.  1 cm

2. Kerataan memanjang.  1 cm

3. Kerataan melintang.  1,25 cm

4. Ketebalan minimum.  T – 1 cm

Keterangan :
Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
V : Dilaksanakan, approved. Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 28


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 5. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN ATB

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi. < 40 %
3. Sodium sulphate soundness test < 12 %
4. Coating & stripping. > 95 %
5. Material aspal. AC-10 atau AC-20
6. Kadar aspal 6,0 – 7,0 %
7. Toleransi komposisi campuran & Lihat persyaratan
temperatur
8. Sifat campuran. Lihat persyaratan
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Analisa saringan. 2 contoh per hari (400 t)
2. Temperatur campuran. Setiap 1 jam
3. Uji Marshall. 2 contoh per hari (400 t)
4. Kepadatan  98 % 2 contoh per hari (400 t)
5. Extraction test. 2 contoh per hari (400 t)
6. Core drill. 2 titik per lane per 100 m
III PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca.
2. Penyiapan permukaan.
3. Pengangkutan dan penyerahan hotmix.
4. Penimbangan di truck scale.
5. Batang perata tepi.
6. Penghamparan dan pembentukan.
7. Pemadatan.
8. Sambungan-sambungan.
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Ketebalan.  T – 0,5 cm
2. Kerataan permukaan.  1 cm
3. Ketinggian akhir.  1 cm
4. Kemiringan/kelandaian.
Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 29


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR 6. : DAFTAR SIMAK PENGAWASAN PEKERJAAN AC

No Uraian Persyaratan Check Komentar

I. MATERIAL KONSTRUKSI
1. Gradasi. Lihat persyaratan
2. Abrasi. < 40 %
3. Sodium sulphate soundness test < 12 %
4. Coating & stripping. > 95 %
5. Material aspal. AC-10 atau AC-20
6. Kadar aspal > 6,7 %
7. Toleransi komposisi campuran & Lihat persyaratan
temperatur
8. Sifat campuran. Lihat persyaratan
II. PENGENDALIAN MUTU
1. Analisa saringan. 2 contoh per hari (400 t)
2. Temperatur campuran. Setiap 1 jam
3. Uji Marshall. 2 contoh per hari (400 t)
4. Kepadatan  98 % 2 contoh per hari (400 t)
5. Extraction test. 2 contoh per hari (400 t)
6. Core drill. 2 titik per lane per 100 m
III. PERALATAN
1. Jenis dan jumlah sesuai atau tidak.
IV. TATA CARA PELAKSANAAN
1. Cuaca.
2. Penyiapan permukaan.
3. Pengangkutan dan penyerahan hotmix.
4. Penimbangan di truck scale.
5. Batang perata tepi.
6. Penghamparan dan pembentukan.
7. Pemadatan.
8. Sambungan-sambungan.
V. TOLERANSI DIMENSI
1. Ketebalan.  T – 0,5 cm
2. Kerataan permukaan.  0,5 cm
3. Ketinggian akhir. (+) 1 cm & (-) 0,5 cm
4. Kemiringan/kelandaian.

Keterangan :
V : Dilaksanakan, approved. Persyaratan lain yang tidak tercantum dalam
Check List ini, diberlakukan secara tersendiri
X : Tidak dilaksanakan, disapproved.

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan V - 30


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan


Pengawasan Mutu Pekerjaan Jalan

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang no.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.


2. Keppres RI No : 80 Tahun 2003.
3. Kepmen PU No. 67 / KPTS / 1998.
4. Kepmen Kimpraswil No.362/KPTS/M/2004.
5. Permen PU No.34/PRT/M/2006.
6. Permen PU No.43/PRT/M/2007.
7. Spesifikasi.
8. Dokumen Standar (SNI, AASTHO, ASTM, dll yang terkait).
9. Permen No. 04/PRT/M/2009 Tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM), Kementerian
Pekerjaan Umum

Diklat Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan

Anda mungkin juga menyukai