KAMPUNG
PENDAHULUAN
Pemenuhan kebutuhan protein hewani dari produk unggas harus diimbangi dengan
peningkatan populasi ternak unggas,sehingga produk ternak unggas mampu memenuhi
kebutuhan protein hewani seluruh masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong. Sampai saat ini
masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong cukum mampu mengkonsumsi ternak unggas ini,
dan ternak unggas ini terutama ayam kampung dapat meningkatkan pendapatan asli daerah
Kabupaten Rejang Lebong dari sektor peternakan unggas.
Ternak ayam kampung/ ayam lokal bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan
merupakan komoditi andalan yang berpotensi dan berpeluang hanya penanganan dan
pengembangan ternak unggas ayam kampung/ayam lokal ini masih bersifat tradisional. Kalau
dibandingkan dengan ayam ras, beternak ayam kampung/ayam lokal ini cukup rumit selain
membutuhkan lokasi atau tempat yang agak luas juga pakan nya.
Namun jika strategi pemeliharaan ayam kampung/ayam lokal dapat dicermati dengan
baik maka usaha beternak ayam kampung/ayam lokal ini dapat memberikan keuntungan yang
tinggi karena cukup diminati masyarakat. Karena banyak masyarakat yang mengkonsumsi
ayam kampung dibandingkan ayam ras pedaging dikarenakan ayam kampung /ayam lokal
dagingnya lebih manis dan gurih dibandingkan dengan ayam ras pedaging.
Meskipun potensi budidaya ayam kampung/ayam lokal sangatlah menarik namun
sejumlah tantangan bisa menjadi penghambat usaha yang bisa mengubah potensi keuntungan
menjadi kerugian.
I.2. Permasalahan
Permasalahan yang ingin diangkat dalam tulisan ini adalah untuk mengetahui strategi-
strategi dalam pengembangan ayam kampung di Kelurahan Dusun Curup Kecamatan Curup
Utara Kabupaten Rejang Lebong terutama usaha peternakan unggas ayam kampung / ayam
lokal milik H. Abdul Halil.
PEMBAHASAN
Peternakan unggas di Indonesia berperan penting dalam pembangunan peternakan karena
merupakan ujung tombak pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Ternak unggas
memberikan kontribusi yang besar dalam produksi daging yaitu 67% disediakan oleh ayam
ras, 23% oleh ayam kampung/ ayam lokal dan sisanya oleh ayam jenis lain.
Ternak ayam kampung/ayam lokal kedepannya tetap akan menjadi tumpuan dalam
penyedian pangan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani namun sampai saat ini
penegmbangan ayam kampung hanya mampu memenuhi sekitar 23% saja dari total populasi
ternak unggas ini dikarenakan pengembangan ayam kampung/ ayam lokal ini masih dikelola
secara tradisonal dan usaha sambilan.
Bagi masyarakat ayam kampung/ ayam lokal selain untuk pemenuhanprotein hewani
juga sebagai ayam petarung. Beberapa alasan untuk pengembangan / peternakan ayam
kampung / ayam ras ini antara lain adalah :
a. Harga ayam kampung / ayam lokal relatif tinggi dibandingkan dengan harga ayam ras ini
dikarenakan pemeliharaan ayam kampung/ ayam lokal memakan waktu dan biaya.Harga
ayam kampung/ ayam lokal dari Rp.75.000 – Rp.150.000 sedangkan ayam ras perkilonya
Rp. 28.000 – Rp. 38.000
b. Nutrisi yang lebih dari ayam kampung karena ayam kampung rasa dari ayam kampung
sangat berbeda dengan ayam ras ini dikarenakan ayam kampung / ayam lokal memiliki
nutrisiyang lebih tinggi dan lemaknya rendah dan terdapat berbagai protein yang dibutuhkan
manusia
c. Potensi pasar yang masih bagus karena konsumen lebih memilih mengkonsumsi ayam
kampung/ ayam lokal ketimbang ayam ras.Selain itu juga daging ayampung lebih manis dan
gurih dibandingkan yam ras yang terasa hambar.
Analisa SWOT digunakan untuk pengembangan usaha ternak ayam kampung / ayam
lokal milik H. Abdul Halil agar dapat diketahui kekuatan,kelemahan, peluang dan
ancaman.
KEKUATAN ( STRENGHT )
3. Usaha peternakan ayam kampung walaupun usaha sampingan namun dapat menambah
pendapatan keluarga
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
4. Pengembangan usaha ternak ayam masih sebagai usaha sampingan dan bersifat tradisional
PELUANG ( OPPURTUNITIES )
1. Peluang pasar yang masih tinggi ini dikarenakan banyak masyrakat yang memilih
mengkonsumsi ayam kampung / ayam lokjal dibandingkan ayam ras.
2. Peluang ekonomi yang cukup baik sehingga dapat dijadikan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan keluarga
ANCAMAN ( THREATS )
Matrik SWOT untuk srategi pengembangan usaha ternak ayam kampung/ ayam lokal milik
H. Abdul Halil
Strenght : Weaknes :
Internal 1. Lahan untuk peternakan ayam1. Keterampilan peternak masih
kampung masih tersedia rendah
2. Iklim Kota Curup cocok untuk
2. Sistem beternak yang masih
usaha beternak ayam kampung bersifat tradisional
Oppurtunities: S-O : W-O :
1. Peluang pasar yang masih 1. Perbaikan Mutu Genetik ayam 1. Pengembangan pola kemitraan
tinggi ini dikarenakan banyak antara peternak dengan
masyrakat yang memilih 2. Menciptakan Kondisi yang perusahaan lokal sebagai
mengkonsumsi ayam kampung mendukung untuk menarik penyedia bibit
/ ayam lokal dibandingkan investor
ayam ras. 2. Meningkatkan peran dan
3. Melakukan pembinaan fungsi Dinas Peternakan
2. Peluang ekonomi yang cukup peternak secara terpadu Kabupaten Rejang Lebong
baik sehingga dapat sebagi instansi tehnis dengan
dijadikanlapangan pekerjaan kebijakan yang berpihak kepda
dan meningkatkan pendapatan peternak
Skeluarga
Threats: S-T : W-T ;
1. Rentannya ayam kampung 1. Pengembangan Kulitas 1. Penerapan tehnologi yang
terkena penyakit menular produk ayam kampung dapat meningkatkan hasil
peternakan
2. Harga pakan ternak yang tidak
2. Pengembangan efisien usaha
stabil harganya 2. Peningkatan produksi hasil
3. Peningkatan manajemen peternakan ayham lokal
sistem pemeliharaan ternak
3. Pendidikan formal dan non
4. Peningkatan aksebilitas formal dalam peningkatan
terhadap pasar kualitas SDM
KESIMPULAN
2. Ayam kampung sering dilihat sebagai usaha sambilan dengan nilai ekonomisnya rendah dan
apabila pemeliharaan ayam kampung / ayam lokal sebagai penghasil daging dan telur secara
intensif melalui pertbaikan manajemen pemeliharaan ( kandang, ransum dan vaksinasi ) dan
peningkatan skala usaha dan permodalan dapat menghasilkan tambahan pendapatan bagi
peternak yang lebih besar.
4. Usaha peternakan ayam kampung mutlak membutuhkan fasilitas dari pihak pemerintah
ataupun swasta khususnya dalam pengadaan modal kerja, inovasi tehnologi dan kelembagaan
perusahaan swasta yang dapat mengendalikan masukan untuk produksi pemasaran hasil.
5. Keterlibatan pemerintah tidak cukup sebagai fasilitator pasif tetapi harus menjadi inisiator
aktif mengingataneka usaha peternakan didominasioleh usaha peternakan rakyat skala kecil.