Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK DAN ALAT PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN

TINDAKAN KELAS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

yang diampu oleh Ibu Muliatul Magfiroh, M. Pd. I

Disusun oleh : Kelompok 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan


rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini,
walaupun masih mengalami sedikit hambatan dan kesulitan.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan keharibaan rasul


pembawa kebenaran yaitu Nabi Muhammad SAW.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan sebagai
perbaikan sekaligus sebagai bekal dalam penulisan berikutnya. Dan kami berharap
makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami khususnya selaku penulis dan
kepada pembaca pada umumnya.

Pamekasan, 16 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan proses
pendidikan karena lembaga berfungsi sebagai mediator dalam mengatur jalannya
pendidikan. Dan pada zaman sekarang ini tampaknya tidaklah disebut pendidikan
jika tidak ada lembaganya. Lembaga pendidikan dewasa ini juga sangat mutlak
keberadaannya bagi kelancaran proses pendidikan. Apalagi lembaga pendidikan
itu dikaitkan dengankonsep Islam.
Lembaga pendidikan Islam merupakan suatu wadah dimana pendidikan
dalam ruang lingkup keIslaman melaksanakan tugasnya demi tercapainya cita-cita
umat Islam. Masjid, pondok pesantren dan madrasah merupakan lembaga-
lembaga pendidikan Islam yang mutlak diperlukan di suatu negara secara umum
atau disebuah kota secara khususnya, karena lembaga-lembaga itu ibarat mesin
pencetak uang yang akan menghasilkan sesuatu yang sangat berharga, yang mana
lembaga-lembaga pendidikan itu sendiri akan mencetak sumber daya manusia
yang berkualitas dan mantap dalam aqidah keIslaman.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas masalah yang
berkaitan dengan lembaga pendidikan Islam tersebut.
B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian lembaga pendidikan Islam?

2. Apa saja lembaga-lembaga pendidikan islam sebelum Madrasah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian lembaga pendidikan Islam.

2. Untuk mengetahui apa saja lembaga-lembaga pendidikan islam sebelum


Madrasah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Creswell menyatakan bahwa penelitian tindakan secara metodologis
termasuk pada gabungan kualitatif-kuantitatif. Creswell menyebutnya combined-
design untuk membedakannya dengan mixed-method. Seperti penelitian metode
campuran (mixed method), penelitian tindakan sering kali menggunakan data
kalitatif dan kuantitatif, tetapi ada perbedaan antara keduanya. Pada mixed-
method, penelitian focus pada deskripsi, sedangkan penelitian tindakan focus pada
upaya menyelesaikan peningkatan mutu pranata sosial masyarakat.1
Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu penelitian
adalah dengan menggunakan instrument. Instrument memegang peranan yang
sangat strategis dan penting dalam menentukan kualitas suatu pendidikan, karena
validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh mutu
atau keliru, artinya tidak mengukur substansi atau isi dari masalah atau topik
penelitian, akan menghasilkan data atau informasi yang salah atau keliru dan
akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan yang salah juga.2
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh peneliti untuk
mengumpulkandata dengan alat yang cocok untuk digunakan dalam penelitian.
Sedangkan alat pengumpulan data yang diguna kan harus disesuaikan dengan
teknik pengumpul data. Misalnya teknik observasi langsung dengan alatnya
pedoman observasi, teknik komunikasi langsung dengan alatnya panduan
wawancara, teknik komunikasi tidak langsung dengan alatnya angket, teknik
pengukuran dengan alatnya tes, teknik studi dokumenter dengan alatnya
dokumen.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berfungsi sebagai
landasan refleksi. Selain itu, data yang terkumpul sebagai perwakilan dari
tindakan, artinya bahwa data tersebut memungkinkan peneliti merekomendasikan
tindakan terkait, tidak hanya mengingat kembali. Oleh sebab itu pengumpulan
1
Asip dan Ika, “Menggagas Penelitian Tindakan Kela Bagi Guru”(Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2018), hlm.1.
2
Kunandar. ”Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru”
(Jakarta :PTRajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 142.

2
data bukan hanya keperluan hipotesis, melainkan sebagai alat membukukan hasil
pengamatan dan menghubungkan antara momen-momen tindakan dan refleksi
dalam putaran penelitian tindakan.3

B. Macam-Macam Pengumpulan Data

Menurut Kunandar ada delapan macam pengumpulan data yaitu observasi,


wawancara, angket atau kuesioner, pedoman pengkajian data dokumen, tes,
rekaman foto, slide, tape, dan video, catatan harian, serta catatan lapangan.

1. Pengumpulan Data Melalui Observasi


Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan observasi, diantaranya :
a. Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati,
baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum
maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus
diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan.
Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi
tersebuthanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di
dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran
tertentu.
b. Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu
mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan.
1. Langkah-langkah observasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase
utama yang harus ditempuh, antara lain :
a. Pertemuan perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan pertemuan
bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi dan
menyamakan persepsi antara observer(pengamat) dan observe

3
Sanjaya, Wina, “Penelitian Tindakan Kelas” ( Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 38.

3
(yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan
diamati.

b. Observasi kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada
proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa
maupun situasi di dalam kelas.
c. Diskusi balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan
lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya.
Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling
mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada
informasi yang diperoleh selama observasi.
2. Jenis-jenis observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika
dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dapat dibedakan menjadi duayaitu observasi berperan serta/ aktif
(participant observation) dan observasi non partisipan/ pasif (non-
participant observation), sedangkan jika dilihat dari segi instrument
yang digunakan observasi dibedakan menjadi observasi terstruktur
dan tidak terstruktur. Selain itu ada pula jenis observasi yang lain
diantaranya observasi terbuka, observasi terfokus, dan observasi
sistematik. Masing-masing jenis observasi tersebut akan diuraikan
sebagai berikut :
a. Observasi partisipan (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orangyang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.
Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang diperolehakan

4
lebih lengkap dan sampai mengetahui apa tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak. Misalnya, guru yang bertindak
sebagai peneliti didalam kelasnya. Sebagai guru, peneliti
hendaknya mencatat hasil pengamatannya secara sistematis.
b. Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation)
Didalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara
langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan membuat
kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti. Pengumpulan
data dengan observasi ini tidak akan mendapatkan data yang
akurat karena peniliti tidak mengalami secara langsung apa
yang dirasakan oleh objek penelitiannya. Contohnya, seorang
guru yang bertindak sebagai pengamat di kelas guru lain yang
mengajar(bukan di kelasnya) dan guru tersebut hanya
mengamati apa yang terjadi didalam kelas tersebut.
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan
instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi
terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang
menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab
pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk
(tidak sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif apakan
jawaban yang diberikan siswa benar, salah, atau bahkan tidak
menjawab pertanyaan yang diajukan (di luar sasaran).
d. Observasi tidak terstruktur
Adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena
peneliti tidak tahu pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam

5
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument
yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
e. Observasi terbuka
Merupakan teknik observasi yang dilakukan dengan cara
mencatat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Misalnya
ketika melakukan tanya jawab dengan siswa, segala sesuatu
yang terjadi ketika kegiatan itu berlangsung dicatat oleh guru
sebagai bahan observasi yang selanjutnya akan dianalisis dan
akhirnya dibuat kesimpulan.
f. Observasi terfokus, dilakukan apabila peneliti ingin mencari
data dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya,
misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola
interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya
guru.
g. Observasi Sistematik, observasi ini cenderung menggunakan
skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain
yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan
menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek
penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan
jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara, narasumber atau informan. Ada beberapa jenis atau bentuk
wawancara, diantaranya:
a. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan
terlebih dahulu menyiapkan bahan wawancara/pertanyaan.
b. Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah
disiapkan terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk
tidak langsung terfokus kepada bahasan atau mungkin mengajukan
topik bahasan sendiri selama wawancara itu berlangsung.

6
c. Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana
prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh orang yang
diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung,
pewawancara dapat mengarahkan agar informan dapat
menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban yang
kurang jelas.
d. Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang
memungkinkan interviewer untuk menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang akan ditelitinya.
e. Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam
pelaksanaannya menggunakan format wawancara yang terstruktur,
jadi guru dapat menanyakan pertanyaan yang sama kepada
responden.
3. Angket atau kuesioner
Merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrument pengumpul
datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Jenis-jenis angket atau kuesioner :
a. Jenis angket berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya :
- Angket tidak berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan
jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Jawaban
bebas disini maksudnya adalah uraian berupa pendapat, hasil
pemikiran, tanggapan, dan lain-lain mengenai segala sesuatu yang
dipertanyakan setiap item pada angket. Contoh pertanyaan angket
terbuka “Bagaimana pendapat anda mengenai kenaikan standar
nilaiUN?”
- Angket berstruktur (tertutup) ialah jenis angket yang setelah
rumusan pertanyaannya disediakan pula alternatif jawaban yang
dapat dipilih olehresponden. Angket berstruktur dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu : Angket berstruktur dengan pertanyaan tertutup

7
ialah angket yang telah menyediakan alternatif jawaban yang harus
dipilih responden tanpa kemungkinan jawaban lain. Contohnya
“Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung tadi?” a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e.
sangat kurang.
- Angket berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan jenis
pertanyaan angket yang juga termasuk kedalam angket tertutup,
maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan ganda tetapi
peneliti berasumsi dari jawaban yang telah disediakan untuk setiap
pertanyaan mungkin tidak ada jawaban yang sesuai atau tepat,
sehingga responden perlu diberi kesempatan untuk menyampaikan
jawaban lain yang lebih tepat. Contoh : Pembelajaran yang
bagaimanakah yang kalian sukai?
- Angket berstruktur dengan jawaban singkat (short answer item),
angket jenis ini merupakan gabungan atau kombinasi antara
angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur. Contoh
“Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru?
b. Jenis angket berdasarkan bentuknya, antara lain :
- Angket pilihan ganda (sama dengan angket tertutup)
- Angket isian, seperti angket tercheck list/ daftar cek, sehingga
responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom
yang sesuai.
4. Pedoman pengkajian data dokumen
Dokumen memiliki arti barang-barang tertulis. Jadi dalam pengumpulan
data dengan menggunakan dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan
mencermati benda-benda tertulis yang dapat digunakan untuk memperoleh
wawasan kejadian masa lalu, mengidentifikasi kecenderungan masa depan,
dan menjelaskan tentang sesuatu seperti yang dapat diamati sekarang.

5. Tes

8
Adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau
sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi, hasil
belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes sebagai
instrument PTK, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis,yaitu :
a. Tes Lisan (Oral Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang
disampaikan secara lisan dan yang berhubungan dengan masalah PTK.
b. Tes Tertulis (Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang
berbentuk tertulis. Tes tertulis mempunyai bentuk yang sama dengan
angket, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda yaitu tes
tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan tentang suatu konsep
atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk mengetahui pendapat
dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiridari dua bentuk, yaitu :
- Tes Essay atau Uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan
dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk uraian
tertulis pula atau berupa kalimat-kalimat bebas yang disusun
sendiri oleh testee.
- Tes Objektif. Tes objektif merupakan alat pengukur yang
banyak dipergunakan di dalam penelitian , karena di dalam
memberikan nilai berupa angka yang tidak dipengaruhi oleh
subjektivitas penilai.
6. Rekaman foto, slide, tape, dan video
Yaitu berguna untuk menangkap suasana kelas, detail tentang
peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari
episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk
membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan lapangan,
apabila mungkin.

7. Catatan harian
Catatan harian (diaries) adalah catatan pribadi tentang pengamatan,
perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan penjelasan.

9
Catatan tidak hanya melaporkan kejadian tugas sehari-hari, melainkan juga
mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya berpartisipasi dalam
penelitian tindakan kelas.
8. Catatan lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian adalah
bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang proses apa
yang terjadi dilapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara
deskriptif dan reflektif.4
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data dalam PTK
Prinsip pengumpulan data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan
penelitian formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Data tersebut digunakan untuk
menggambarkan perubahan yang terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja
guru, dan perubahan suasana kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil
belajar siswa. Contoh data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang
menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya (kognitif),
antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya. Data kuantitatif dapat
dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dapat
dianalisis secara kualitatif.
Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang demikian
diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga valid dan
reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang mengukur apa yang
seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah instrument yang valid untuk
mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi suatu benda. Sementara itu,
intrumen yang reliable adalah instrument yang konsisten (tepat, dan akurat)
untuk mengukur yang seharusnya diukur. Contoh sebuah penggaris dikatakan
sebagai instrument yang tidak reliable jika penggaris tersebut lentur dan
skalanya rusak sehinggahasil pengukuran selalu berubah-berubah padahal
barang-barang yang diukur adalah sama.
Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument yang
valid danreliable. Instrmen yang valid adalah instrument yang mampu dengan

4
Ibid, hlm. 143-197.

10
tepat mengukur apayang hendak diukur. Jika ingin mengukur minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus disiapkan instrument yang mampu
mengukur minat siswa, bukan untuk mengukur kecerdasan atau pendapat
siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-hati dengan data dan harus yakin bahwa
data yang dikumpulkan memanng valid.5
Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam PTK, guru
(peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan berbagai
sumber untuk meningkatkanmutu data dengan cara cek silang. Dalam kaitan
ini student feedback (umpan balik darisiswa) dapat dijadikan sarana untuk
pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan sebagai partisifan aktif. Ada
beberapa macam tringualis antara lain: (1) theoretical triangualation atau
triangulasi teori, yakni menggunakan teori dalam upaya menelaah sesuatu; (2)
data triangulation atau triangulasi data, yakni mengambil data dari berbagai
suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3) source triangulation atau triangulasi
sumber, yakni mengambil data dari berbagai sumber; (4) method triangulation
atau triangulasi metode, yakni menggunakan berbagai metode pengumpulan
data; (5) instrumental triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan
menggunaka berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau
triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara analisis.6
Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti (bila
berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia sendiri yang
melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan pengumpulan
data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh karena itu, guru
(peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data sangat tidak
diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi data sehingga hasil
penelitiannya biasa, guru peneliti tidak akan dapat memperbaiki masalah
pembelajaran dikelas. Dalam PTK guru peneliti dapat menggunakan berbagai
sumber data seperti: dokumen (catatan hasil belajar) dan fortofolio, buku

5
Muslich. “ Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah” (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011),hlm. 5.
6
Saminanto, “Ayo Praktik PTK : Penelitian Tindakan Kelas” (Semarang : RaSAIL Media Group,
2010), hlm. 71.

11
harian, jurnal, video, foto-foto, laporan pengamatan, wawancara, angket, dan
tes. Contoh tekhnik alat pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data PTK
1. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
3. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
4. Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi
hasil siklus PTK.
b. Alat pengumpulan data PTK
1. Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
2. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
altivitas siswadalam proses belajar mengajar matematika.
3. Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.7
4. Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
5. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan.

BAB III

PENUTUP

7
Wiratmaja, Rochiati, “Metode Penelitian Tindakan Kelas” (Bandung: Remaja Rosdakarya, 200
5), hlm. 29.

12
A. Kesimpulan
Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan
kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang di
peroleh siswa. Dokumentasi Adapun teknik pengumpulan data yang sering
kali digunakan dalam PTK adalah observasi, wawancara, kuesioner dan tes,
dll. Untuk mengumpulkan data yang memiliki ketepatan, perlu persyaratan
dalam proses pengumpulan data, yaitu : a. Validitas: Validitas adalah tingkat
kesahihan alat pengumpul data (instrument) atau mengukur dengan tepat apa
yang seharus nya diperoleh dari hasil penelitian. b. Reliabilitas: Hal ini
berkaitan dengan keajegan, ketetapan data yang diperoleh dari hasil penelitian.
c. Kegunaan: Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan data hasil penelitian
dalam kasus penelitian, maka kegunaannya hanya diberlakukan pada kelas
yang diteliti.
B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan diatas.

13

Anda mungkin juga menyukai