Anda di halaman 1dari 18

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu: Hilman Mangkuwibawa, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4

Anisa Nurjanah 1192090011


Asri Adinda 1192090015
Choerunnisa Rachmadani S 1192090021
Cindy Aprilianti 1192090022
Dede Hidayatullah 1192090025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan


pengumpulan data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu
yang biasa disebut dengan instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses
tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis untuk menjadi informasi yang dapat
menjelaskan suatu fenomena atau ketertarikan pada suatu fenomena.

Di dalam suatu penelitian ilmiah, agar data yang dikumpulkan menjadi valid, maka
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam research, sehingga
data yang diperoleh menjadi pendukung konsep tertentu. Menyusun instrumen
merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi
akan memperoleh data yang akan diteliti.

Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur
penelitian yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini
dilakukan untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok
permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang
dibuat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui pengamatan/observasi?
2. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui wawancara?
3. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui angket atau kuisioner?
4. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui pedoman pengkajian data
dokumen?
5. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui tes?
6. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui rekaman foto, slide, tape
dan video (Dokumentasi)?
7. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui catatan harian?
8. Bagaimana Instrumen Pengumpulan data melalui catatan lapangan?
C. Tujuan
1. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui pengamatan/observasi
2. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui wawancara
3. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui angket atau kuisioner
4. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui pengkajian data dokumen
5. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui tes
6. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui dokumentasi
7. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui catatan harian
8. Mengetahui Instrumen Pengumpulan data melalui catatan lapangan
BAB II

PEMBAHASAN

Data yang dibutuhkan untuk keperluan evaluasi dan refleksi mencangkup data
tentang proses dan hasil belajar. Oleh sebab itu, pengumpulan data PTK seharusnya
tidak dilakukan suatu saat saja (misalnya melakukan tes saja), tetapi harus dilakukan
sepanjang pelaksanaan pembelajaran. Jadi, perlu dilakukan pengambilan data dengan
berbagai teknik dan berbagai jenis data agar diperoleh data yang valid.
Data dalam PTK dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: data proses dan data
hasil. Data proses merunjuk pada deskripsi aktivitas yang dilakukan selama pelaksanaan
tindakan, sedangkan data hasil merunjuk pada sejimlah gejala atau fakta yang muncul
dalam atau sebagai hasil dari suatu tindakan. Data yang perlu dikumpulkan dalam PTK
adalah aktivitas seharihari dalam mengajar, permasalahan, dan dampak KBM. Ketika
merencanakan pengumpulan data perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Bagaimana saya mengetahui bahwa tindakan yang dilakukan menyebabkan
perbedaan dalam mengajar?
• Data apa yang perlu dikumpulkan agar proses belajar mengajar dan factor-faktor
yang mempengaruhinya dapat dideskripsikan secara akurat (hasil kerja siswa,
hasil observasi, penilaian sikap siswa, wawancara, hasil belajar, dan lain-lain)?
• Dukungan apa yang saya butuhkan dari teman sejawat atau kolaborator dakam
melaksanakan PTK?
• Dukungan apa yang saya butuhkan dari kepala sekolah atau narasumber lainnya?
Langkah-langkah yang dilakukan dalam terkait dengan pengumpulan data dan
analisisnya adalah sebagai berikut: 1) menentukan cara pengumpulan data, 2)
mempersipakan instrumen atau barang yang diperlukan, 3) mengumpulkan data secara
sistematik, 4) memeriksa dan menganalisis data yang telah dikumpulkan.
Adapun instrument pengumpulan data, yaitu:

A. Pengamatan atau Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan


terhadap objek, (benda, peristiwa) diikuti dengan pencatatan secara cermat.
Terdapat beberapa komponen yang perlu dijelaskan dalam upaya mengarahkan
observasi agar sesuai dengan keperluan memeperoleh data yang relevan, yaitu:
focus, pelaksana, tujuan, alat bantu, sasaran observasi, dan kemungkinan
interpretasi. Fokus observasi hendaknya ditentukan berdasarkan rumusan
masalah. Tujuan observasi hendaknya ditetapkan sebagai cara memperoleh data
yang diperlukan untuk memperbaiki proses pembeajaran.
Langkah-langkah Observasi Dalam melaksanakan observasi ada
beberapa langkah/ fase utama yang harus ditempuh, antara lain :

• Pertemuan Perencanaan

Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan


pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan observasi
dan menyamakan persepsi antaraobserver (pengamat) dan
observee (yang diamati) mengenai fokus permasalahan yang akan
diamati.

• Observasi Kelas

Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran


dan mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi
pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada siswa
maupun situasi di dalam kelas.

• Diskusi Balikan

Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan


pengamat mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan
catatan lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah
selanjutnya. Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling
mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada
informasi yang diperoleh selama observasi

Metode observasi yang umum digunakan dalam PTK dapat


dikelompokan menjadi 4 metode, yaitu: 1) observasi terbuka, 2) observasi
terfokus, 3) observasi terstruktur, dan 4) observasi sistemik. Guru sebagai
pelaksana PTK perlu memilih, memodifikasi, atau mengembangkan lembar
observasi untuk dapat memperoleh data yang bermutu. Berikut ini dijabarkan
secara lebih rinci tentang metode observasi yang dapat digunakan.

• Observasi Terbuka

Observasi terbuka merupakan teknik observasi yang


membutuhkan pengamat yang memiliki keterampilan yang memadai
dan memahami solusi permasalahan yang dilakukan oleh peneliti.
Secara umum, format yang digunakan untuk observasi terbuka adalah
suatu lembar kosong yang harus ditulis oleh pengamat dalam
menggambarkan proses belajar mengajar. Pengamat harus
berimprovisasi dalam merekam kejadian penting ketika peneliti
menerapkan tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran.
Diharapkan, pengamat dapat merekontruksi proses implementasi
tindakan perbaikan tersebut dalam diskusi balikan dengan peneliti.
Observasi tebuka juga dapat dilakukan lebih terarah dengan
memberikan lembar observasi yang memuat hal-hal yang diminta
untuk diamati, seperti contoh pada format berikut.

Tabel. Observasi Keterampilan guru

a. Memotivasi siswa
b. Memberikan penjelasan
c. Menggunakan strategi bertanya
d. Menggunakan media
e. Melibatkan siswa dalam belajar
f. Memberikan umpan balik

• Observasi Terfokus

Dalam proses pembelajaran. Metode observasi ini fokus


ditunjukan untuk mengamati aspek tertentu dalam kegiatan
pembelajaran, misalnya mengamati cara guru memfasilitasi siswa
untuk melakukan observasi. Berikut ini contoh format observasi
terfokus tentang pengamatan aktivitas guru menggunakan strategi
bertanya dalam kegiatan pembelajaran (dimodifikasi dari Good &
Brophy, 1997)

No Strategi bertanya Kategori bertanya


SL SR JR TP
A Jenis pertanyaan
1. Faktual
2. Opini
3. Non akademik
B Jenis jawaban yang diharapkan
1. Membutuhkan alasan
2. Membutuhkan fakta
3. Membutuhkan fakta
C Pemilihan responden
1. Memberikan kesempatan pada semua
siswa setelah mengajukan pertanyaan
2. Memilih siswa untuk menjawab
pertanyaan yang telah diajukan
3. Menyebut nama siswa yang bertany
D Penggunaan waktu tunggu
1. Memberikan kesempatan yang cukup
kepada semua siswa untuk berfikir
2. Berhenti beberapa detik sebelum
menyebut nama siswa
3. Tidak memberikan waktu pada siswa
untuk berfikir
E Bahasa dan cara dalam bertanya
1. Pertanyaan diberikan sebagai tantangan
2.Pertnyaan diberikan untuk menguji
pemahaman
3. Pertanyaan diberikan dengan menakuti
siswa

Berikan tanda centang pada kolom yang berkesesuaian disebelah


kanan Catatan: SL : selalu, SR : sering, JR : jarang, TP : tidak pernah

• Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur ditandai dengan disediakannya format
perekaman yang terstruktur dimana pengamat melakukan aktivitas
yang dideskripsikan dalam format observasi saja. Format rekaman
dibuat cukup rinci, sehingga pengamat tinggal membutuhkan tanda
cacah atau tanda-tanda lain pada kolom yang disediakan. Gejala yang
diamati itu dapat diidentifikasi peristiwa kejadiannya dengan
menggunakan format terstruktur.

Berikut ini contoh format terstruktur.

No Aspek yang diamat Pilihan


A Aktivitas guru Ya Tidak
1 Guru memberi pengarahan kepada seluruh siswa
sebelum bermain peran
2 Guru menawarkan dan mendiskusikan peran
kepada siswa
3 Guru memilih pengamat yang akan mengamati
jalannya metode bermain peran
4 Guru memberi pengarahan kepada siswa
mengenai penataan panggung
5 Guru memberi instruksi kepada siswa untuk
melaksanakan peranny
6 Guru memberikan evaluasi atas penampilan siswa
7 Guru memberi kesempatan kedua untuk kembali
beramain peran
8 Guru memberikan evaluasi kembali kepada siswa
9 Guru dan siswa membuat kesimpulan atas
kegiatan bermain peran yang telah dilakukan

• Observasi Sistematik

Observasi sistematik adalah jenis observasi yang membutuhkan


kategori data yang bervariasi untuk setiap komponen yang diamati.
Terlebih dahulu peneliti menetapkan tingkah laku khusus yang akan
diobservasi. Pengamat dapat menggunakan format observasi, lembar
catatan, atau menggunakan alat bantu seperti kamera video.

B. Wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara adalah percakapan yang dilakukan


oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara, narasumber
atau informan. Menurut Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas. Untuk memperoleh data yang lebih
rinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukannya
kepada guru, siswa, kepala sekolah dan fasilitator yang berkolaborasi.

Ada beberapa jenis atau bentuk wawancara, diantaranya:

• Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih


dahulu menyiapkan bahan wawancara/pertanyaan.

• Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah disiapkan


terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk tidak langsung
terfokus kepada bahasan atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri
selama wawancara itu berlangsung.

• Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana Prakarsa untuk


memilih topik bahasan diambil oleh orang yang diwawancarai. Apabila
wawancara sudah berlangsung, pewawancara dapat mengarahkan agar
informan dapat menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban
yang kurang jelas.

• Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang memungkinkan


interviewer untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
akan ditelitinya.

• Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang dalam


pelaksanaannya menggunakan format wawancara yang terstruktur, jadi guru
dapat menanyakan pertanyaan yang sama kepada responden.
Adapun panduan singkat untuk mengembangkan pertanyaan wawancara
yang diadopsi dan dimodifikasi dari Harvard Departement of Sociology (2017):

• Pertanyaan harus sederhana dan jangan mengajukan lebih dari satu


pertanyaan sekaligus.

• Jangan mengajukan pertanyaan yang jawabannya amat singkat tanpa


diikuti pertanyaan lanjutan.

• Jangan ajukan pertanyaan yang mengharuskan responden anda


melakukan analisis untuk anda.

• Jangan meminta bagaimana pendapat orang lain atau kelompok lain di


lingkungan responden. Coba ajukan pertanyaan yang sama ke responden
mengenai pendapat sendiri.

C. Agket atau Kuesioner

Angket atau kuisioner adalah instrument penelitian yang berupa pertanyaan tertulis yang
memerlukan jawaban tertulis untuk menjaring pendapat atau penilaian responden.
Kuisioner merupakan alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Dilihat dari sifatnya,
kuisioner atau angket terbagi menjadi 2 yaitu kuisioner bersifat terbuka dan bersifat
tertutup. Menurut Angket atau Kuesioner adalah metode pengumpulan data,
instrumennya disebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat
berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari
responden tentang apa yang dialami dan diketahuinya. Kuisioner atau angket juga
merupakan cara memperoleh informasi dalam skala besar yang relatif mudah, cepat, dan
efisien. Melalui kuisioner kita dapat memperoleh data dari sampel orang banyak dalam
waktu singkat, yang mana wawancara bukan pilihan yang praktis.

Adapun jenis-jenis keuisioner/angket diantaranya yaitu,

• Kuesioner berstruktur/tertutup: berupa pertanyaan disertai alternatif jawaban.


responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama
dengan kuesioner pilihan ganda.
Contoh pertanyaan “Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang
telah berlangsung tadi?”

a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat


kurang

• Kuesioner tidak berstruktur/terbuka: jawaban bebas menurut pendapat


responden. responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya
sama dengan kuesioner isian. Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana
pendapat anda mengenai kenaikan standar nilai UN?”

• Kuesioner kombinasi berstruktur & tak berstruktur: memberi alternatif jawaban


tapi memberi kebebasan responden untuk menjawab lebih lanjut.

• Kuesioner semi terbuka: kuesioner yang memberi kebebasan kemungkinan


menjawab selain dari alternatif jawaban yang sudah tersedia.

Contoh : Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?

a. Pembelajaran yang menyenangkan

b. Pembelajaran yang humoris

c. Pembelajaran yang santai

d. Pembelajaran yang komunikatif

e. ………………………………….

• Kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya.

• Kuesioner tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan


dengan orang lain.

• Check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia.
• Skala bertingkat, jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat,
biasanya menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju
sampai sangat tidak setuju terhadap pernyataannya.

Menurut terdapat beberapa Langkah yang dapat dilalui untuk menyusun angket agar
mendapat data sesuai yang diharapkan.

• Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan atau
pernyataan angket disusun.

• Berikan petunjuk cara pengisian angket dengan jelas namun ringkas, sehingga
angket tidak akan membingungkan responden.

• Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah tafsir dari responden,


gunakan bahasa sederhana namun tetap sesuai dengan kebutuhan penelitian.

• Rumuskan pertanyaan atau pernyataan dalam kalimat singkat, jelas, dan


sederhana.

• Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang ditanyakan


dan tidak memiliki pertanyaan yang bercabang.

• Apabila terdapat kata-kata yang memerlukan penekanan, maka sebaiknya diberi


tanda, seperti dengan cara menebalkan huruf pada kata atau kalimat yang ingin
ditekankan.

• Setiap butir pertanyaan atau pernyataan tidak boleh menggiring pada jawaban
yang diinginkan peneliti.

• Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan


membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak,
sehingga memerlukan instrumen yang banyak, maka instrumen tersebut dibuat
bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara
mengisinya.

• Urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini
perlu dipertimbangkan karena secara psikhologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab

• Angket harus dibuat sebaik dan semenarik mungkin; ditata dengan rapih, huruf
dicetak jelas sehingga tampak menarik dan artistik sehingga responden merasa
senang dan tertarik untuk mengisinya.

Menurut Langkah penyusunan angket diantaranya yaitu, Langkah pertama


menentukan jenis kuisioner, Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah
selanjutnya adalah membuat pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah
pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan
dengan indikator yang ditetapkan. Kemudian tidak menanyakan hal yang tidak perlu
semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan di olah dalam penelitian. Dalam
menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan
dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa jawaban. Oleh
karena itu diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner menjadi enak
dibaca, seperti penggunaan garis-garis dan kotak pada hal-hal yang dianggap
penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta meletakkan kelompok
pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat
yang berbeda.

D. Pedoman Pengkajian Data Dokumen

Dokumen memiliki arti barang-barang tertulis. Jadi dalam pengumpulan data


dengan menggunakan dokumen arsip, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-
benda tertulis yang dapat digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu,
mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang sesuatu seperti
yang dapat diamati sekarang. Dokumen yang dikaji dapat berupa daftar hadir, silabus,
hasil karya peserta didik, hasil karya guru, arsip, lembar kerja, dll.
E. Tes

Tes adalah terjemahan dari kata test dalam Bahasa Inggris, yang berarti ujian. Kata
kerja transitifnya berarti menguji dan mencoba. Orang yang mengetes disebut tester.
Sedangkan yang dites disebut testee. Secara terminologis, tes dapat diartikan sebagai
sejumlah tugas yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, dan orang lain tersebut
(yang di tes) harus mengerjakannya.

Ada beberapa persyaratan tes yang baik, yakni validitas, reliabilitas, dan
kepraktisan. Jenis tes yang digunakan sebagai alat pengukuran dalam penelitian ini
adalah tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis
tentang aspek-aspek yang ingin diketahui kesadarannya dari jawaban yang diberikan
secara tertulis. Tes ini digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki peserta didik.

Test adalah alat yang digunakan oleh seseorang untuk mengukur keberhasilan
seseorang mencapai kompetensi. Tes adalah alat yang didalamnya berisi sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab untuk mendapat gambaran tentang prestasi seseorang.

Dalam penelitian ini, tes digunakan sebagai alat untuk pengukuran dalam penelitian.
Tes tertulis berisi sejumlah pertanyaan yang diajukan untk mengetahui tingkat
pemahaman dan pengetahuan siswa. Hasil tes akan digunakan untuk melihat
peningkatan pemahaman daan pencapaian hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diadakan penelitian.

Tes yang digunakan sebagai alat pengukur dalam penelitian ini adalah tes tertulis
yang terdiri dari dua macam tes, yaitu:

1. Pre Test (tes awal)

Pre Test atau tes awal adalah tes yang di berikan kepada peserta didik sebelum
tindakan. Tujuan dari Pre Test (tes awal) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta didik sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT).

Fungsi dari pre test antara lain

a. Untuk mempersiapkan peserta didik dalam proses belajar


b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan
proses pembelajaran yang dlakukanya.
c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses
pembelajaran.
2. Post Test (tes Akhir)
Post test atau tes akhir adalah tes yang diberikan kepada peserta didik setelah
tindakan atau setelah diterapkanya model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT). Tes ini bertujuan untuk mengethaui
sejauh mana peningkatan pengetahuan peserta didik sesudah diterapkanya
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).
Fungsi dari Post test atau tes akhir adalah:
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan.
b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang data diketahui
oleh peserta didik.
c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu untuk mengikuti
remedial.
d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
komponen-komponen modul dan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu.

F. Rekaman Foto, Slide, Tape, dan Video (Dokumentasi)

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan


menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek
penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan
kerja, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengmpulkan dan mencatat


data atau catatan dari peristiwa yang telah berlalu. Dokumentasi bisa berupa tulisan,
gambar, atau karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian akan lebih kredibel/
dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen-dokumen.

Di lingkungan sekolah, biasanya dijumpai dokumen-dokumen yang tersusun secara


rapi dan teratur. Data mengenai identitas siswa dan latar belakang sosial komunitas
sekolah (pimpinan, guru, karyawan, siswa dll) dapat menjadi acuan dalam menganalisis
perilaku siswa dikelas. Demikian halnya dengan data mengenai siswa akan sangat
membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas.

Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk memperkuat data
dan menunjukkan suasana penelitian yang terjadi. Dengan teknik ini, diharapkan dapat
memperluas pengetahuan penelitian. Adapun instrumen dokumentasi sebagaimana
terlampir.
G. Catatan Harian

Jurnal atau catatan harian adalah catatan pribadi yang dibuat secara teratur tentang
aktivitas guru, kejadian di kelas, pikiran dan perasaan guru, reaksi menghadapi suatu
keadaan dikelas, refleksi, observasi, penafsiran, dan penjelasan. Catatan harian guru
atau yang biasa disebut dengan fieldnote dibuat oleh guru setelah pembelajaran selesai.
Kegunaan catatan harian ini untuk mencatat kegiatan atau peristiwa-peristiwa penting
dalam pembelajaran. Catatan harian (filednote) dapat dibedakan menjadi dua yaitu
catatan harian guru dan catatan harian siswa. Catatan harian guru bisa berupa buku
catatan, atau kumpulan kertas yang banyak dimiliki oleh para guru. Catatan harian siswa
yaitu berbentuk ide, reaksi, dan pendapat para siswa tentang umpan balik mereka
setelah menerima perlakuan dari tim peneliti. .

Contoh catatan harian guru

Hari dan Tanggal 20 Oktober 2013


Pelajaran Bahasa Indonesia
Pertanyaan Bagaimana pendapatmu tentang cerita yang
kamu baca tadi?
Respon siswa Tidak ada yang menjawab pada kesempatan
pertama
Setelah diberi tuntunan, ada 3 anak yang
menjawab
kesimpulan Anak-anak kurang bersemangat dalam
pembelajaran

Catatan harian siswa merupakan catatan harian yang dibuat oleh siswa secara bebas
tentang pelajaran tertentu. Catatan ini dapat berisi segala sesuatu baik, pendapat, reaksi
atau bahkan saran siswa tentang pembelajaran yang dihayati. Guru dapat
mengumpulkan catatan harian tersebut pada waktu tertentu, sehingga guru dapat
memanfaatkanya.
H. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka penyimpulan data refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif. Catatan yang di buat di lapangan sangat berbeda dengan catatan
lapangan. Catatan ini berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi
katakata kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan mungkin gambar,
sketsa, sosiogram, diagram dan lain-lain. Catatan itu berguan hanya sebagai alat
perantara yaitu antara apa yang dilihat didengar, dirasakan, dicium, dan diraba dengan
catatan sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan.

Dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan untuk melengkapi data yang tidak
terekam dalam instrumen pengumpulan data yang ada dari awal tindakan sampai akhir
tindakan.Catatan lapangan dilakukan selama penelitian berlangsung meliputi suasana
kelas, aktifitas Guru dan peserta didik yang tidak terekam dalam lembar observasi.
Dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan
penelitian ini.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Data merupakan informasi yang disimpulkan oleh peneliti yang dapat membantu
peneliti dalam melakukan penelitian. Instrument pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui instrumen pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi. Dalam proses pengumpulan data diperlukan alat atau instrumen pengumpul
data. Metode atau alat pengumpul data memiliki makna yang berbeda. Metode
pengumpul data berarti cara atau prosedur yang dilakukan untuk mengumpulkan data.
Alat pengumpul data berarti instrumen atau perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data

Instrumen pengumpulan data pada penelitian PTK adalah sebagai berikut: observasi,
Wawancara, angket atau kuisioner, pedoman pengkajian data dokumen, tes,
dokumentasi, catatan harian dan catatan lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Aedi. (2010). Bahan Belajar Mandiri. Retrieved from UPI Edu.

Burhan Bungin, Meodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan


Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), 129

E Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2010), hal. 100

Husna. (2019). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Harapan Cerdas.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2008), hal. 186

Sanjaya. (2015). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Sukardi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas : Implementasi dan


pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, Metode pengumpulan data,(Jakarta: PT . Bumi Akasara, 2007)., hal. 221

Sukandarumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,


(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2012), hal. 101-102

Sukarno. (2009). Penelitian Tindakan Kelas : Prinsip-prinsip Dasar, Konsep, dan


Implementasinya. Surakarta: Media Perkasa.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 308

Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana,


2009), hal. 235

Anda mungkin juga menyukai