Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Teknik Pengumpulan Data PTK dan Penyusunan Instrumen PTK

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dosen Pengampu : Ibu Gamar Abdullah, S.Si, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 4

1. Nur’ain Seftyani Salsabilla Ente (151419095)


2. Frischa Frisilia Tahaku (151419096)
3. Anisa Malinda Kader (151419103)
4. Maryam Makuni (151419111)
5. Ishak Bahuwa (151419122)
6. Sovia Andriana Mokoagow (151419123)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat serta hidayah-NYA
sehingga tugas makalah mengenai “Teknik Pengumpulan Data PTK dan Penyusunan Instrumen PTK”
ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang diampu oleh Ibu Gamar Abdullah, S.Si, M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan kita mengenai teknik pengumpulan data dan penyusunan instrumen PTK.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kami
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari para pembaca demi perbaikan penyusunan
makalah kedepannya. Terima kasih.

Gorontalo,Februari 2022

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan
data dilakukan dengan teknik tertentu dan menggunakan alat tertentu yang biasa disebut dengan
instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari proses tersebut kemudian dihimpun, ditata, dianalisis
untuk menjadi informasi yang dapat menjelaskan suatu fenomena atau ketertarikan pada suatu
fenomena.

Di dalam suatu penelitian ilmiah, agar data yang dikumpulkan menjadi valid, maka harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam research, sehingga data yang diperoleh
menjadi pendukung konsep tertentu. Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan
alat evaluasi karena dengan mengevaluasi akan memperoleh data yang akan diteliti.

Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur
penelitian yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk
menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam
rangka pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang dibuat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana teknik pengumpulan data pada PTK ?

2. Bagaimana penyusunan instrumen pada PTK ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik pengumpulan data pada PTK.

2. Untuk mengetahui cara penyusunan instrumen PTK.

iii
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data PTK

Data yang dibutuhkan untuk keperluan evaluasi dan refleksi mencangkup data tentang
proses dan hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, pengumpulan data PTK seharusnya tidak dilakukan
suatu saat saja (misalnya melakukan tes saja), tetapi harus dilakukan sepanjang pelaksanaan
pembelajaran. Jadi, perlu dilakukan pengambilan data dengan berbagai teknik agar diperoleh data
yang valid. Data dalam PTK dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu data proses dan data hasil.

 Data proses merunjuk pada deskripsi aktivitas yangdilakukan selama pelaksanaan tindakan,
sedangkan

 Data hasil merunjuk pada sejumlah gejala atau fakta yang muncul dalam atau sebagai hasil
dari suatu tindakan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam terkait dengan pengumpulan data dan analisisnya
adalah sebagai berikut : 1) menentukan cara pengumpulan data, 2) mempersipakan instrumen atau
borang yang diperlukan, 3) mengumpulkan data secara sistematik, 4) memeriksa dan menganalisis
data yang telah dikumpulkan.
Mengingat bahwa kegiatan PTK adalah ingin meningkatkan interaksi belajar mengajar,
proses dan hasil belajar, maka untuk bisa memenuhi tuntutan tersebut diperlukan adanya kegiatan
pengumpulan data. Proses pengumpulan data adalah penting di dalam PTK, agar peneliti bisa
menyatakan dan menjustifikasi apakah kegiatan penelitian sudah berhasil atau belum. Untuk itu,
harus berpedoman pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.
Ada beberapa metode dan teknik yang bisa dipakai dalam proses pengumpulan data,
seperti observasi, self report, domumentasi, wawancara dan tes. Bila memungkinkan semua metode
ini bisa dipakai, agar data yang terhimpun bisa benar-benar valid. Dalam penelitian tindakan kelas,
aktivitas ini dikenal dengan istilah triangulation approach. Berikut penjelasannya :
1. Metode Observasi
Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan PTK sekaligus juga
berfungsi sebgai alat untuk pengumpulan data. Metode ini sangat sesuai untuk merekam
aktivitas yang bersifat proses. Misalnya kegiatan siswa selama melakukan praktikum di
laboratorium, interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran, atau saat mereka sedang

1
melakukan diskusi. Dalam istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian dari
informal assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung (direct assessment).
Dilihat dari sudut pelaksanaannya, kegiatan observasi bisa bersifat langsung (partiscipatif
observation) maupun tidak langsung (non-participatif observation). Dalam observasi tidak
langsung, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran (tidak berinteraksi
langusung dengan objek yang diteliti), namun hanya merekam segala aktivitas sesuai fokus
atau indikator yang diinginkan.
Observasi langsung dilakukan dengan adanya keterlibatan secara langsung oleh peneliti
dalam proses pembelajaran yang dilakukan bersama guru dan siswa, atau bahkan peneliti
sekaligus sebagai guru. Sebenarnya kondisi seperti inilah yang diharapkan nanti. Artinya ke
depan guru harus berfungsi sebagai peneneliti di kelasnya sendiri (sebagai participant
observer). Dilihat dari teknik pelaksanaannya, observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematis.
a. Observasi terbuka biasa dikenal dengan kegiatan observasi yang dilakukan dengan
membuat catatan bebas tentang segala aktivitas yang berkaitan langsung dengan
objek yang diteliti. Misalnya peneliti ingin merekam segala aktivitas yang dianggap
penting selama anak sedang melakukan kegiatan diskusi.
b. Observasi terfokus dilaksanakan dengan merekam segala sesuatu yang maksud dan
tujuanmya telah ditentukan atau direncanakan sebelumnya, termasuk alat bantu yang
akan digunakan. Observasi ini digunakan untuk mengamati atau merekam baik
aktivitas yang dilakukan oleh guru maupun siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Untuk menghindari subjektivitas observer, maka perlu dilengkapi dengan
pedoman observasi yang begitu rinci, sehingga observer tinggal merekam sasaran
dengan memberikan coding pada lembar pengamatan seseuai kesepakatan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
c. Observasi terstruktur dilaksanakan dengan dibuatnya suatu lembar atau pedoman
observasi yang berisi indikator-indikator yang mungkin muncul. Dalam hal ini observer
tinggal memberi tanda ceklist pada gejala yang muncul selama proses pengamatan.
Observasi model ini untuk menghindarkan subjektivitas dari pengamat. Melalui
pengamatan model ini akan teridentifikasi suatu pola atau kecenderungan interaktif
baik antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan guru.
d. Observasi sistematis berupa suatu pedoman yang bersifat standart atau baku,
sehingga mampu mendapatkan data kuantitatif dalam jumlah dan kualitas yang

2
memadai. Namun kelemahan observasi seperti ini dianggap kurang informatif.
Jika PTK dilakukan secara kolaboratif, sebaiknya observasi dilakukan dalam tiga tahap,
yakni : pertemuan perencanaan, pelaksanaan observasi kelas, dan diskusi balikan. Pertemuan
perencanaan diperlukan untuk menentukan fokus, kriteria, dan alat bantu observasi.
Pengumpulan data sebaiknya dilakukan secara sistematik, sehingga perlu dibuat jadwal
pengumpulan data beserta cara pengambilannya. Selanjutnya, pelaksanaan observasi
dilakukan dalam kegiatan di kelas. Selama melakukan observasi, peneliti dan pengamat
mengamati dan merekam berbagai gejala atau fakta, dan tidak memberikan interprestasi.
Interprestasi dilakukan selama diskusi balikan untuk mengevaluasi hal-hal yang ditemukan
dalam observasi.
2. Self Report
Self report dapat berbentuk angket atau kuesioner yang diberikan kepada para peserta
didik untuk mengungkap tentang wawasan, pandangan atau aspek kepribadian, yang
jawabannya dapat diberikan secara tertulis. Keuntungan menggunakan metode angket, yaitu
bisa digunakan untuk kelas yang besar, dan membutuhkan waktu yang relatif singkat.
Dilihat dari cara menjawabnya, angket dapat dibedakan menjadi angket terbuka dan
tertutup. Angket terbuka bila pihak yang ingin mengisi diberikan kesempatan untuk menjawab
sesuai perasaan dan pengalaman mereka. Sedangkan pada angket tertutup, pihak penjawab
tidak diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan sesuai pengalaman dan perasaan mereka.
Sebab pada kuesioner jenis ini sudah diberikan alternatif jawaban mulai dari kategori sangat
senang sampai pada kategori tidak senang, atau dari setuju hingga tidak setuju.
3. Metode Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang
persepsi, pandangan, wawasan, atau aspek kepribadian para peserta didik yang diberikan
secara lesan dan spontan. Kegiatan wawancara agar lebih terarah, biasanya dilengkapi dengan
pembuatan pedoman wawancara.
Wawancara yang baik adalah yang bersifat mendalam. Artinya dengan menginterpretasi
jawaban siswa akan diperoleh banyak informasi, yang mungkin tidak bisa ditemukan pada
penggunaan metode lainnya.
4. Metode Tes
Metode asesmen dalam PTK dapat dibedakan menjadi tes dan non tes. Metode tes bisa
bersifat formal dan non formal. Dikatakan sebagai metode tes formal apabila dalam suatu kali
tatap muka di kelas seluruhnya digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan tes. Tes formal ini

3
dapat dikatakan sebagai indirect assessment (asesmen yang bersifat tidak langsung). Artinya
bahwa asesmen tersebut dilaksanakan secara terpisah dengan kegiatan pembelajaran,
sehingga balikan baru akan diperoleh oleh para peserta didik pada pertemuan berikutnya
setelah selesainya kegiatan tes. Tes formal bisa berbentuk tes tulis, tes lesan, dan tes kinerja.
Metode tes tulis bentuk atau format instrumennya bisa berupa item tes isian, item tes uraian,
pilihan benar salah, pilihan menjodohkan, dan pilihan ganda. Sedangkan metode tes kinerja
instrumennya bisa berbentuk item paper/pen tes, item tes identifikasi, item tes simulasi, dan
item uji petik kerja.
Tes nonformal adalah tes yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan
proses pembelajaran di kelas. Tes nonformal ini dapat dikatakan pula sebagai tes langsung
(tergolong ke dalam direct assessment). Dikatakan sebagai direct assessment karena tes
dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran. Pada saat itulah pendidik bisa
melakukan asesmen, yang secara langsung pendidik bisa memberikan feedback secara
langsung yang tidak harus ditunda-tunfa pelaksanaannya.
Kedua metode metode tes di atas lebih bersifat kuantitatif, yang interpretasinya mengarah
pada benar dan salah. Berbeda dengan metode non tes, yang lebih bersifat kualitatif, sehingga
interpretasinya mengarah pada aspek psikologis dan aspek lainnya (sangaat setuju hingga
sangat tidak setuju, sangat senang hingga sangat tidak senang).

Selain 4 teknik diatas, ada pula sumber yang mengatakan bahwa pengumpulan data
dalam PTK meliputi : catatan anekdot, jurnal atau catatan harian, catatan lapangan, deskripsi
perilaku ekologis, analisis dokumen, log pengajaran, kartu cuplikan butir, angket, portofolio,
sosiometri, rekaman suara, rekaman video, dan foto kegiatan. Teknik pengumpulan data akan terkait
dengan instrument pengumpulan data, seperti sebagai berikut :

1. Catatan anekdot, yaitu suatu riwayat tertulis dan deskripsi tentang apa yang dikatakan atau yang
dilakukan seseorang dalam situasi nyata. Deskripsi diutamakan untuk menghasilkan gambaran
atau untuk keperluan penjelasan dan penafsiran.

2. Jurnal atau catatan harian adalah catatan pribadi yang dibuat secara teratur tentang aktivitas
guru, kejadian di kelas, pikiran dan perasaan guru, reaksi mengdapai suatu keadaan dikelas,
refleksi, observasi, penafsiran, dan penjelasan.

3. Catatan lapangan (field notes), yaitu deskripsi tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
difikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Catatan

4
lapangan dapat mencangkup informasi tentang pembentukan kelompok belajar, pengaturan
ruang kelas, dan interaksi antar siswa. Catatan lapangan dapat dilakukan setiap rentang waktu
tertentu, misalnya membuat catatan kejadian setiap 5 menit.

4. Log pengajaran merupakan catatan guru yang mencakup kejadian dalam PBM, tujuan
pembelajaran, peserta didik, sumber belajar yang digunakan, prosedur, dan dampak
pembelajaran.

5. Kartu cuplikan butir merupakan teknik pengumpulan data yang mirip dengan catatan harian,
perbedaannya terletak pada penggunaan kartu untuk mencatat kesan terhadap suatu topik,
produk ataupun sikap.

6. Analisis dokumen, yaitu analisis tentang kondisi siswa, kualitas proses, kompetensi siswa, atau
hasil belajar yang diperoleh berdasarkan berbagai dokumen yang tersedia, seperti: RPP, bahan
ajar, tulisan siswa, pekerjaan rumah siswa, profil siswa, dan sebagainya.

7. Portofolio merupakan kumpulan dokumen atau hasil kerja yang dibuat dengan tujuan tertentu.
Portofolio dapat berisi dokumen yang relevan dengan persoalaan, baik proses, produk ataupun
sikap.

8. Angket merupakan pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis untuk menjaring
pendapat atau penilaian responden. Angket bersifat terbuka ataupun tertutup.

9. Sosiometri merupakan diagram sosiogram yang mencatat hubungan seluruh individu.

10. Rekaman video dan/atau audio dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu. Rekaman
tersebut dapat membantu guru dalam menganalisis proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan. Laporan tentang percakapan verbal yang dianggap penting sebaiknya dibuat
dalam bentuk “transkip” percakapan.

Melalui teknik pengumumpulan data pada Penelitian Tindakan Kelas tersebut maka data
yang dikumpulkan dalam PTK, pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan aktivitas guru dan siswa pada saat
berlangsung kegiatan belajar mengajar. Observasi pada umumnya dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan, menjaring data
aktivitas siswa, dan mengetahui kendala dalam pelaksanaan tindakan.
2. Hasil catatan lapangan yang merupakan pelengkap kegiatan observasi.
3. Transkip dialog percakapan guru dan siswa yang menggambarkan suatu permasalahan
dalam PBM.
5
4. Hasil wawancara sehubungan dengan pemahaman siswa terhadap materi tertentu, kerja
sama, dan respon siswa terhadap pembelajaran.
5. Hasil angket yang menjaring pendapat atau penilaian siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
6. Kumpulan dokumen karya siswa atau jawaban siswa untuk soal yang diberikan guru.
7. Skor siswa dalam mengerjakan soal-soal tes atau tugas yang diberikan oleh guru.

2.2 Penyusunan Instrumen PTK


Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian terutama
dalam penelitian tindakan kelas (PTK), dimana dalam pengumpulan data PTK ini memerlukan hasil
atau viliditas data yang akurat. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan data, misal
metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara. Metode angket atau kuesioner,
instrumennya berupa angket atau kuesioner. Metode tes, instrumennya adalah soal tes tetapi metode
observasi, instrumennya bernama cheklist. (Black, 2006)
Instrumen pada dasarnya harus mempertimbangkan perasaan responden, item perlu pendek
dan ringkas, jumlah item perlu disedikitkan, dan mengumpulkan data yang konkret. Agar tidak
menimbulkan rasa bosan dan agar mendorong responden menjawab dengan ikhlas dan jujur,
instrumen mesti mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (M. Mustari & M.T Rahman , 2012) :
a. Sesuai dengan keberadaan responden. Instrumen kajian yang disediakan perlu sesuai dengan
latar belakang dan kesediaan responden kajian. Pertanyaan yang dibangun mesti dinyatakan
dengan teliti dan tidak berat sebelah (bias).
b. Format instrumen yang sistematis. Pertanyaan perlu disusun secara sistematis dan teratur.
Ruang yang memadai untuk jawaban bagi setiap pertanyaan perlu disediakan.
c. Instruksi yang jelas. Instruksi tentang bagaimana menjawab pertanyaan mesti jelas dan tidak
menimbulkan perasaan ragu-ragu kepada responden.
d. Surat dan dokumen disertakan bersama instrumen kajian. Surat dan dokumen kepadasubjek
kajian haruslah ringkas dan menggunakan format yang profesional. Ia menentukan kadar
pemulangan jawaban dan meningkatkan kepercayaan responden kajian terhadap pengkaji dan
kajian yang dilakukan.
e. Tes rintisan perlu dijalankan sebelum instrumen digunakan. Langkah ini memastikan reliabilitas
instrumen kajian. Ia bisa dilakakan pada kumpulan subjek lain (misalnya 30 orang) yang
mempunyai ciri-ciri yang sama dengan subjek kajian.
6
Langkah-langkah Penyusunan Instrumen Penelitian
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun sebuah instrumen penelitian
menurut (Margono, 1997) diantaranya :
1) Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-jelasnya,
sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
2) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau subvariabel dan
indikator-indikatornya.
3) Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan,
abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas
dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti, misalnya kalau diukur
prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal
pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi.
4) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah
ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item
cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang
diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul atau diinginkan harus dibuat peneliti.
5) Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen, misalnya
membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi
dan redaksi/bahasanya.

Adapun langkah dalam membentuk instrumen kajian menurut (M. Mustari &M.TRahman,
2012) . diantaranya adalah; 1) mendaftar variabel-variabel yang ingin dikaji; 2) mengestimasi cara
menganalisis data; 3) menyimak daftar variabel; 4) menggunakan bahasa dan perkataa nyang sesuai;
5) melakukan ujian pra-penelitian; 6) merekonstruksi instrument. Apabila instrumen penelitian telah
selesai dan telah ditransfer pada metode pengumpulan data tertentu, maka tidak begitu saja langsung
digunakan pada penelitian sesungguhnya. Biasanya, terlebih dahulu instrumen tersebut diujicobakan
pada responden sebenarnya. Apabila dalam uji coba diketemukan kejanggalan-kejanggalan, maka
diadakan revisi terhadap instrumen tersebut. Melampaui proses ini, berulah instrumen penelitian
diperbolehkan penggunaannya padapenelitian sesungguhnya (Bungin, 2013).

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mengingat bahwa kegiatan PTK adalah ingin meningkatkan interaksi belajar mengajar, proses
dan hasil belajar, maka untuk bisa memenuhi tuntutan tersebut diperlukan adanya kegiatan
pengumpulan data. Proses pengumpulan data adalah penting di dalam PTK, agar peneliti bisa
menyatakan dan menjustifikasi apakah kegiatan penelitian sudah berhasil atau belum. Untuk itu,
harus berpedoman pada indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.

Ada beberapa metode dan teknik yang bisa dipakai dalam proses pengumpulan data, seperti
observasi, self report, domumentasi, wawancara dan tes. Bila memungkinkan semua metode ini
bisa dipakai, agar data yang terhimpun bisa benar-benar valid. Dalam penelitian tindakan kelas,
aktivitas ini dikenal dengan istilah triangulation approach.

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur penelitian terutama
dalam penelitian tindakan kelas (PTK), dimana dalam pengumpulan data PTK ini memerlukan hasil
atau viliditas data yang akurat. Instrumen pada dasarnya harus mempertimbangkan perasaan
responden, item perlu pendek dan ringkas, jumlah item perlu disedikitkan, dan mengumpulkan data
yang konkret. Agar tidak menimbulkan rasa bosan dan agar mendorong responden menjawab
dengan ikhlas dan jujur

3.2 Saran

Harapan dari sebuah penelitian adalah sebuah pemikiran baru atau inovasi terbaru. Peneliti
harus mampu menghasilkan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Maka dari itu, kita
sebagai peneliti tidak boleh melakukan penelitian secara asal-asalan. Kita harus memperhatikan
teknik-teknik serta aturan yang ada dalam ketentuan penulisan karya ilmiah. pengambilan data pada
saat proses penelitian harus disusun berdasarkan instrument yang baik dan benar. Agar hasil

8
penelitian yang akan kita capai sesuai dengan harapan semua pihak yang terlibat dalam proses
penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, B. H. (2011). Metode dan Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Jurnal Pengembangan Pendidikan , 252-255.

Anufia, T. A. (2019). Resume : Instrumen Pengumpulan Data. Ekonomi Islam , 16-18.

Anda mungkin juga menyukai