Bab II Happy
Bab II Happy
KAJIAN TEORI/PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
oleh penulis dan cendekiawan lain. Selanjutnya hasil penelusuran ini akan
menjadi acuan penulis untuk tidak mengangkat objek pembahasan yang sama.
Adapun beberapa judul penelitian yang ditulis oleh cendekiawan adalah sebagai
berikut:
1. Nelfi Westi (2017) skripsi Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas
mengungkap muna>sabah yang ada pada tafsir Al-Asas karya Said Hawwa
Surah al-Jumu’ah.
kesatuan ayat.
9
10
berikutnya dalam Al-Qur’an yang dibatasi hanya pada seputar juz 30 pada
tafsir Al-Misbah.
Ushuluddin Adab dan Humaniora, Institut Agama Islam (IAIN) Salatiga yang
antara nama surah dengan kandungannya pada Juz 29 tafsir Kementerian Agama
sebelumnya.
B. Kajian Teori
1. Definisi Munasabah
yang berarti mendekatkan dan menyesuaikan (Lois Ma’luf, 1976. 803). Dari
Yunus, 2009: 499). Kata muna>sabah adalah sinonim (muraadif) dengan kata
dalam Al-Qur’an diantaranya adalah surah Al-Saffat ayat 158 dan Al-
nasab yang sama disebut karabat atau qarabah karena kedekatannya. Dari
kedekatan satu sama lain. Oleh sebab itu muna>sabah adalah sesuatu yang
masuk akal, jika dikemukaan kepada akal mereka. Mencari kedekatan antara
12
dua hal adalah mencari hubungan atau kaitan antara keduanya seperti
yang bisa ditemukan antara dua hal (Ilyas Yunahar, 2013: 207).
adalah terkait hubungan ayat dengan ayat ataupun surah dengan surah yang
satu dengan yang lain persesuaian dan persambungannya, baik yang satu ‘am
dan yang lainnya khas. Hubungan itu bisa juga muncul dari penalaran (‘aqli),
dzihni) seperti hubungan sebab akibat ‘illat dan ma’lul dua hal yang serupa
menginformasikan bahwa seorang murid Abu Ja’far bin Zubair yaitu Abu
Hayyan telah menulis kitab secara khusus terkait muna>sabah dengan judul
keserasian dan kesesuaian antar setiap surah dan ayat, yang disertai oleh
(ushlub al-balaghah) dan dia meringkas kitabnya itu di dalam kitab yang lebih
keserupaan dan kedekatan di antara berbagai ayat, surah dan kalimat yang
Al-Qur’an adalah hubungan satu ayat dengan ayat lain dilihat dari segi
dan pertentangannya.
urutan ayat Al-Qur’an atau usaha pemikiran manusia untuk menggali rahasia
hubungan antarayat atau antarsurat yang diterima oleh akal. Melalui ilmu ini
rahasia Ilahi dapat terungkap dengan jelas yang dengan itu sanggahan dari-
14
dikaji untuk mengetahui ayat dan surah yang saling berhubungan satu sama
lain baik itu hubungan ayat dan ayat sesudahnya, hubungan kelompok ayat,
hubungan surah dan surah sebelumnya, nama surah dan isi kandungan dari
surah tersebut. Ilmu ini memang merupakan salah satu ilmu dalam Ulumul
Qur’an yang mengandung dikotomi antara ilmuwan ahli Qur’an. Namun ilmu
ini memiliki peranan yang penting untuk dibahas karena untuk mengetahui
atau hubungan ayat-ayat Al-Qur’an antara yang satu dengan yang lainnya
sehingga seperti satu kata yang runtut dan teratur maknanya merupakan
ilmu yang mulia, tidak ada yang membicarakannya kecuali hanya seorang
maka kamu berhenti disitu dan kami serahkan urusannya kepada Allah swt
yang kompeten dan hatinya terbuka yang Allah Swt berikan kemampuan
pengertian bahwa redaksi dari susunan Al-Qur’an tertata secara teratur dan
solid layaknya bangunan yang kuat dan kukuh (Nelfi westi. 2017:19-20).
“segala puji bagi Allah yang menurunkan sebuah kitab suci yang
kokoh dan kuat. Setiap kalimat yang menyusun ayat-ayatnya dipilih oleh
pepaduan, diletakkan dalam posisi yang paling tepat (Fath. 2010: 230).
e. Subhi Salih berkata “Jika meneliti Al-Qur’an, maka kita akan menemukan
bahwa Al-Qur’an merupakan kitab yang sangat perhatian terhadap salah
keserasian dan keteraturan tersebut (Fath, 2010: 338).
Dari semua perincian dan pengertian yang telah diuraikan dapatlah pula
menggali atau mencari tahu atas hubungan ayat dengan ayat dan surah dengan
adalah Abu Bakar an-Naisaburi, dia adalah ulama‘ yang memiliki ilmu yang
sangat luas dalam bidang syari‘at dan adab. Diriwayatkan bahwa setiap dia
hikmah dan alasan kenapa suatu ayat posisinya di sini, dan lain sebagainya.
langkah baru dalam dunia tafsir pada saat itu. Beliau mempunyai kemampuan
yang istimewa untuk menyingkap persesuaian, baik antara ayat maupun antar
surat, terlepas dari segi tepat tidaknya dan pro kontra terhadap apa yang
dicetuskan oleh beliau. Atas dasar itu, beliau dekenal sebagai Bapak Ilmu
muna>sabah dalam buku Min rawa’il Quran (Chaerudji Abdul Malik, 2007:
191).
Pada tataran praktisnya, ada beberapa istilah yang digunakan oleh para
ayat 188. Rasyid Ridho (w. 1935 M) menggunakan istilah Al-ittishal dan Al-
ta’lil. Hal ini terlihat ketika menafsirkan Surah Al-Ma’idah ayat 30. Al-
19
di awal adalah apakah penyusunannya berdasar pada tauqifi atau ijtihadi. Jika
dalam, melebihi karya susunan yang dibuat manusia biasa. Oleh sebab itu,
atas adalah hanya dalam hal ayat, bukan pada bahasan surah. Hal ini
Kalau melihat kaidah di atas, tidak ada jalan untuk berijtihad lagi
dalam hal tauqifi susunan ayat, tetapi masih terbuka pintu ijtihad untuk
tartib fi Al-suwar. Penyusunan tartib Al-Mushaf yang bukan berdasarkan
kronologi turunnya (tartib Al-nuzul) pada hakikatnya mendorong untuk
mengkaji susunan setiap surah yang ada pada mushaf. Setiap sesuatu yang
telah tersusun mempunyai alasan mengapa susunanya seperti itu atau apakah
susunannya sudah memiliki hubungan yang serasi antara satu dan lainnya.
Ukuran yang digunakan untuk menilai apakah serasi atau tidak adalah
20
yakni: pertama, hubungan kedekatan antara ayat atau kumpulan ayat-ayat al-
Quran satu dengan yang lainnya. Ini dapat mencakup banyak ragam, antara
lain:
makanan yang haram, antara lain darah. Tetapi QS. al-An’am 6: 145
menjelaskan bahwa yang haram adalah darah yang mengalir. Nah, ada
sebagai berikut:
(Anwar, 2012: 65). Selain itu, muna>sabah yang terdapat dalam Al-
Qur’an dapat berupa tema sentral yang ada dalam beberapa surah. Ini
juga dapat diartikan dengan berbagai surah atau ayat yang saling
91).
Muna>sabah sabah dalam bentuk ini dengan jelas dan terdapat dalam
99).
mengaitkan ayat-ayat pada akhir surah dengan ayat yang terletak pada
yang terletak pada awal ayat dalam surah dengan ayat lain yang terdapat
dalam surah yang sama, ini dikarenakan karena adanya keserasian atau
kaitan antara dua ayat yang terletak dalam urutan walaupun dengan
Muna>sabah seperti ini dapat terjadi bila akhir ayat pada sebuah
misalnya dapat dilihat dalam firman Allah QS. Al-Baqarah 2: 3-5 yang
berbunyi,
صلَ ٰوة َ َو ِم َّما َرزَ ۡق ٰنَ ُه ۡم َّ ب َويُ ِقي ُمونَ ٱل ِ ٱلَّذِينَ يُ ۡؤ ِمنُونَ بِ ۡٱلغ َۡي
نز َل ِمن قَ ۡب ِل َك ِ ُ نز َل إِلَ ۡي َك َو َما ٓ أ
ِ ُ َوٱلَّذِينَ يُ ۡؤ ِمنُونَ بِ َما ٓ أ٣ َيُن ِفقُون
ٓ ٓ
أ ُ ْو ٰلَئِ َك َعلَ ٰى هُدٗ ى ِمن َّر ِب ِه ۡۖۡم َوأ ُ ْو ٰلَئِ َك ُه ُم٤ ََو ِب ۡٱأل ٓ ِخ َرةِ ُه ۡم يُوقِنُون
٥ َۡٱل ُم ۡف ِل ُحون
Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran)
yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung(QS. Al-
Baqarah 2: 3-5).
b. Taukid (menguatkan). Suatu ayat menguatkan isi kandungan ayat lainnya. Hal
ini sebagai contoh, dapat dilihat dalam firman Allah QS. Al-Baqarah 2: 149-
150:
ُت فَ َو ِل َو ۡج َه َك ش َۡط َر ۡٱل َم ۡس ِجد ِۡٱل َح َر ِۖۡام َو ِإنَّ ۥه َ ث خ ََر ۡج ُ َو ِم ۡن َح ۡي
ثُ َو ِم ۡن َح ۡي١٤٩ َٱَّللُ بِ ٰغَ ِف ٍل َع َّما ت َعۡ َملُون َّ لَ ۡل َح ُّق ِمن َّربِ َۗ َك َو َما
ث َما ُكنت ُ ۡم ُ ت فَ َو ِل َو ۡج َه َك ش َۡط َر ۡٱل َم ۡس ِجد ِۡٱل َح َر ِِۚام َو َح ۡي َ خ ََر ۡج
اس َعلَ ۡي ُك ۡم ُح َّجةٌ ِإ ََّّل ِ َّفَ َولُّواْ ُو ُجو َه ُك ۡم ش َۡط َر ۥهُ ِلئ َ ََّّل يَ ُكونَ ِللن
ٱخش َۡونِي َو ِألُتِ َّم نِعۡ َمتِي ۡ ظلَ ُمواْ ِم ۡن ُه ۡم فَ ََّل ت َ ۡخش َۡو ُه ۡم َو َ َٱلَّذِين
١٥٠ ََعلَ ۡي ُك ۡم َولَ َعلَّ ُك ۡم تَهۡ تَدُون
Artinya: Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah
wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu
benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali
tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan. Dan dari mana saja
kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil
24
kedua ayat tersebut terletak pada hubungan penjelas (mufassir) dengan yang
maksud atau karakteristik fasiqin tersebut. Maka ayat 27 nya lah yang
Selain muna>sabah yang zhahir (jelas) ada bentuk yang kedua yakni
adalah keterkaitan atau keserasian yang tidak jelas, pada lahiriahnya seolah-olah
suatu ayat terasing dari ayat yang lain atau alur pembicaraannya tidak ada
keterkaitannya. Muna>sabah jenis ini dapat dilihat dari tiga aspek, yakni:
a. Ayat tersebut dihubungkan oleh huruf ‘athaf seperti yang terlihat dalam Surah
Saba 34: 2
yang berlawanan, seperti masuk dan keluar, turun dan naik, langit dan bumi,
memperbincangkan dua hal yang berlawanan seperti surga dan neraka serta
kafir dan iman. Hal ini misalnya terlihat dalam surah an-Nisa 4: 150,151, dan
sampai kepada hal lain yang tidak berkaitan langsung dengan masalah yang
diperbincangkan itu. Hal ini seperti yang terdapat dalam surah Al-A’raf 7: 26:
diantaranya:
b. Muna>sabah antar nama Surah dan tujuan turunnya. Setiap surah memiliki
masing surah, seperti surah al-Baqarah, surah Yusuf, surah an-Naml, surah
4. Kata yalij (masuk) dengan kata yakhruj (keluar) serta kata yanzil (turun)
pada ayat tersebut dengan kata ya’ruj (naik) terdapat korelasi perlawanan.
ini sering terlihat dengan jelas atau juga tidak terlihat dengan jelas.
ayat. Contohnya QS. Al-Ahzab 33: 25. Pada ayat ini Allah menghindarkan
karena Allah Maha kuat dan Maha perkasa. Terdapatnya fashilah antara
jelas.
g. Muna>sabah antar awal surah dengan akhir surah yang sama. Contoh
Atas perintah dan pertolongan Allah, Nabi Musa berhasil keluar dari Mesir
dengan penuh tekanan (QS. Al-Qashash ayat 1-5). Di akhir surah, Allah
Di awal surah Nabi Musa As. tidak akan menolong orang kafir.
Muna>sabah di sini terletak dari sisi kesamaan kondisi yang dihadapi oleh
1) Hubungan antara satu surah dengan surah sebelumnya. Satu surah berfungsi
disebutkan,
ۡ َ َاٱلص ٰ َر ۡ
َ طٱل ُم ۡست َ ِق
٦ يم ِ ٱه ِدن
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus(QS. Al-Fatihah 1: 6)
Lalu dijelaskan dalam surah al-Baqarah 2: 2, bahwa jalan lurus itu adalah
surah biasanya diambil dari suatu masalah pokok di dalam satu surah,
3) Hubungan antara ayat pertama dengan ayat terakhir dalam satu surah.
4) Hubungan antara satu ayat dengan ayat yang lain dalam satu surah.
bertakwa,
٣ َصلَ ٰوة َ َو ِم َّما َرزَ ۡق ٰنَ ُه ۡم يُن ِفقُون ِ ٱلَّذِينَ يُ ۡؤ ِمنُونَ ِب ۡٱلغ َۡي
َّ ب َويُ ِقي ُمونَ ٱل
31
5) Hubungan antara kata atau kalimat (fashilah) dalam satu ayat. Misalnya
ٱست َ َو ٰى َعلَى ۡ ض فِي ِست َّ ِة أَي َّٖام ث ُ َّم َ ت َو ۡٱأل َ ۡر َّ ُه َوٱلَّذِي َخلَقَ ٱل
ِ س ٰ َم ٰ َو
َنز ُل ِمن ِ ض َو َما َي ۡخ ُر ُج ِم ۡن َها َو َما َي ِ ش َيعۡ لَ ُم َما َي ِل ُج ِفي ۡٱأل َ ۡر ۡۖ ِ ۡٱل َع ۡر
َّ س َما ٓ ِء َو َما َيعۡ ُر ُج ِفي َه ۖۡا َو ُه َو َم َع ُك ۡم أ َ ۡينَ َما ُكنت ُ ِۡۚم َو
َٱَّللُ ِب َما ت َعۡ َملُون َّ ٱل
٤ صير ِ َب
Artinya: Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa:
Kemudian Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia mengetahui apa
yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan
apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan
Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid 57: 4).
6) Hubungan antara fashilah dengan isi ayat. Misalnya di dalam surah al-
َو َردَّٱللَّ ُهٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ بِغ َۡي ِظ ِه ۡم لَ ۡم يَنَالُواْ خ َۡي ٗر ِۚا َو َكفَى ٱللَّ ُه ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِين َۡٱل ِقتَا ِۚ َل
٢٥ ٱَّللُ قَ ِويًّا َع ِز ٗيزا
َّ ََو َكان
Artinya: Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan
mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh
keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang
mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa(QS. Al-Ahzab 33: 25).
beberapa ahli di atas, mengandung dua komponen inti yaitu berkisar pada
hubungan antara ayat dengan ayat dan antara surah dengan surah dalam, maka
uraian tentang muna>sabah ini bertolak dari dua komponen tersebut. Kemudian
dua komponen inti itu dirinci oleh para ulama menjadi delapan macam hubungan,
4. Manfaat Muna>sabah
dalam bidang tafsir, banyak sekali manfaat muna>sabah yang dapat diambil dari
sebagai alat menguak keluasan makna dan kemukjizatan Al-Qur’an dari sisi
melihat untaian yang teratur dari firman Allah swt. dan keindahan uslub-uslub Al-
menjelaskan bahwa mengaitan sebagaian dengan sebagian yang lain dari al-
33
Qur’an sehingga tampak seperti satu kalimat dan satu susunan, merupakan ilmu
muna>sabah ini mempunyai faedah dan kegunaan yang banyak , antara lain
sebagai berikut
suatu ayat dengan kalimat atau ayat yang lain, dimungkinkan seseorang akan
alimat kalimat atau ayat, maupun surat suratnya yang satu dengan yang
kejernihan rohani dan rasio, agar orang terhindar dari kesalahan penafsiran
penting ditinjau dari sisi balaghahnya, dimana korelasi antara ayat dengan ayat
menjadikan keutuhan yang indah dalam tata bahasa Al-Qur’an, dan bila
dipenggal, maka keserasian, kehalusan dan keindahan yang akan hilang. Oleh
34
manfaatnya, khususnya bagi mereka yang ingin mendalami ilmu Al-Quran dan
tafsirnya.
semakin menjadi jelas dan karenanya maka imu muna>sabah cukup memiiki
akan keindahan bahasa serta membantu dalam memahami keutuhan makna Al-
Qur’an.
dalam memahami makna dan maksud ayat Alquran. Sebagaimana suatu ayat yang
bisa dikuatkan oleh ayat lainnya karena adanya hubungann antara keduannya atau
demikian rupa laksana sebuah bangunan yang tampak kokoh lagi serasi antara
bagian demi bagiannya. Ilmu muna>sabah itu paling sedikit berungsi sebagai ilu
jelas, mudah dan indah. Karenanyya, ilmu muna>sabah cukup memiliki peranan
pemahaman terhadap ayat yang sedang ditafsirkan. Hal tersebut dapat diihat dari
muna>sabah suatu ayat dengan berbagai ayat ainnya yang terdapat dalam berbagai
penafsiran yang enggunakan metode tematik mempunyai kaitan yang erat dengan
antara ilmu muna>sabah dan tafsir tematik, terutama tematik suatu surah. Sebab,
mengmati dan mempelajari ayat atau kumpulan ayat yang turun denga latar
belakang atau peristiwa yang berbeda kemudian diletakkan dalam suatu surah
keindahan bahasa Al-Qur’an seta sebagai penguat dari hubungan atau keterkaitan
dari suatu surah dengan surah lainnya serta antara nama surah dengan
kandungannya.
diperlukan ketelitian dan pemikiran yang mendalam. Cara yang dapat dilakukan
utsmani tidak disusun melalui sistem kronologi turun (tartib al-nuzul). Para ulama
36
mencari hubungan antara ayat terakhir surah terdahulu dengan ayat pertama surah
berikutnya, seolah-olah hubungan kedua surah itu terjadi secara langsung melalui
pencarian;
dalam surah;
Ramli Abdul Wahid (2002; 66), menjelaskan bahwa ada beberapa langkah
untuk menemukan korelasi atau muna>sabah antara lain adalah sebagai berikut:
menempuh satu di antara tiga cara berikut dalam menjelaskan hubungan antara
keserasiannya.
berbagai macam jenisnya yang telah dikemukakan para ulama “ulum Al-Qur’an”
kini coba pergunakan teori tersebut untuk menganalisa muna>sabah nama surah
Agama RI Tahun 2010 yang mana telah diketahui bahwa tafsir ini adalah tafsir
yaitu:
permasalahan utama yang diperbincangkan oleh suau ayat. Hal ini dapat
Permasalahan utama itu mungkin juga terdapat dalam ayat yang akan
ditafsirkan atau mungkin juga terdapat dalam ayat sebelumnya, dimana ayat
yang akan ditafsirkan itu subtopiknya atau penjelasan lebih jauh tentang
permasalahan utama.
b. Topik inti itu biasanya mempunyai sub-sub topik. Jika topik inti telah
diketahui maka perlu pula dilihat dan dipahami hal hal yang dicakupi oleh
masing ayat, ada yang berbincang mengenai topik inti subtopik,dan ada pula
teori tersebut hamper sama yaitu melihat topik surah, melihat tema dan menetukan