Anda di halaman 1dari 25

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“HUTAMA ABDI HUSADA”


Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS


Ny. S datang ke RS pada tanggal 02 agustus 2021. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 03
Agustus 2021 pukul 08.00 di ruang pre operasi, pasien mengatakan penglihatannya buram sejak ±7
bulan yang lalu pada kedua mata (kanan dan kiri) akibat adanya katarak. Pasien mengatakan
penglihatan tidak jelas seperti ada kabut, saat melihat cahaya terasa silau, sulit melihat pada jarak jauh
terutama pada malam hari dan masih dapat melihat jelas pada jarak satu meter. Hasil pemeriksaan visus
dasar OD: CFFC dan OS: CFFC. Tonometri: Tekanan intraokuler OD: 20 dan OS: 21. Pasien
mengatakan merasa cemas karena pertama kali operasi, pasien sering bertanya kapan operasinya
dimulai, apa yang dilakukan di ruang operasi dan bagaimana cara perawatan setelah operasi. Pasien
tampak bingung, gelisah dan tegang
Pengkajian diambil tgl : 03 Agustus 2021 Jam : 08.00
Tanggal Masuk : 02-08-2021 No. reg : 082309
Ruangan / Kelas :x
No. Kamar : 13
Diagnosa Masuk : Senile Cataract Unspecified
Diagnosa Medis : Senile Cataract Unspecified

I. IDENTITAS
1. Nama : Ny.S
2. Umur : 56thn
3. Jenis Kelamin : perempuan
4. Agama : islam
5. Suku / Bangsa : jawa
6. Bahasa : jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : IRT
9. Alamat : Ds. Jalanin aja dulu
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Jalanin aja dulu
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :

ASKEP KMB
klien mengatakan penglihatan tidak jelas seperti ada kabut, saat melihat cahaya terasa
silau, sulit melihat pada jarak jauh.
b. Keluhan Utama :
Gangguan penglihatan
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 5 tahun yang lalu, sudah menjalani
pengobatan dengan injeksi insulin 10 Unit sejak tanggal 09 Februari 2020.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : menderita DM sejak 5 thn yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada yang menderita katarak
.
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur Sewaktu-waktu Setelah minum obat tidur

2. Waktu Bangun Sewaktu-waktu Sewaktu-waktu

3. Masalah Tidur Tidak ada Kadang sulit tidur

4. Hal-hal yang Keadaan sepi Karna minum obat


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Menjalankan kewajiban Keadaan yang kurang


mempermudah pasien nyaman/ ramai
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Padat
- Jumlah 1x sehari 1x sehari
- Frekwensi Padat Padat
- Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi -. -

2. B A K
- Warna Jernih Jernih
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah 300L 300L
- Frekwensi 3-5x 3-5x
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi - -

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3x sehari 3x sehari
- Jenis Nasi dan lauk Nasi dan lauk
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ad
- Yang Disukai Nasi dan sayur Nasi dan sayur
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
ASKEP KMB
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi - -

2. Minum
- Frekwensi Setelah makan Setelah makan/jika haus
- Jenis Air putih Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Air putih Air putih
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi - -

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x sehari 1x sehari
2. Keramas 2 hari sekali 1x
3. Pemeliharaan gigi dan Setiap hari Setiap hari
mulut
4. Pemeliharaan kuku Seminggu sekali Seminggu sekali
5. Ganti pakaian 2x sehari 1x

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Menonton tv Rebahan


Lain

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak pernah Tidak pernah
- Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
- Jamu, dll - -

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :
Kooperatif
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Suami .
C. Rekreasi
Hobby : masak.
Penggunaan Waktu Senggang :
Berkumpul dengan anak dan cucu.
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial : baik, mudah merespon
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Suaminya.

V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
.baik .
B. Harga Diri
Baik .
C. Ideal Diri
baik
D. Identitas Diri
.klien bisa mengetahui identitas diri sendiri.
E. Peran
Klien merupakan ibu dan juga nenek bagi cucunya.

ASKEP KMB
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Selalu beribadah kepada Alloh
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : klien meyakinin bisa sehat kembali setelah
dioperasi
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien sangat yakin bisa sembuh

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum
Klien kabur jika melihat jauh, cemas pasca operasi
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 36, 10C Nadi : 88x/mnt
Tekanan darah : 130/70 mmHg Respirasi : 20x/mnt
Tinggi Badan : 155cm Berat Badan : 60kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : oval
Ubun-ubun : keras
Kulit kepala : bersih
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :
Rambut klien tersebar merata dan bersih
Bau : tidak berbau
Warna : hitam dan putih
c. Wajah
Warna Kulit : sawo matang
Struktur Wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Mata klien dalam keadaan lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
normal
c. Konjuctiva dan sklera :
anemis dan putih
d. Pupil :
Pupil mengalami dilatasi, ukuran pupil mata kanan 6 mm, mata kiri: 8 mm.
Pupil kanan dan kiri anisokor dengan kelainan reflek cahaya dibuktikan dengan
ukuran pupil mata kiri lebih lebar 2 mm
e. Kornea dan iris
berwarna keruh, keputihan.
f. Ketajaman penglihatan / visus:
kabur jika melihat seperti ada kabut, Visus dasar OD/OS: CFFC. Tonometri :
OD: 20 OS 21.
g. Tekanan bola mata :
tidak ada nyeri pada bola mata
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
simetris
b. Lubang Hidung :
ASKEP KMB
bersih tidak ada sekret
c. Cuping hidung :
tidak ada cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : sebanding kanan dan kiri
Ketenggangan telinga : normal

b. Lubang telinga :
bersih tidak ada secret, tidak ada lesi
c. Ketajaman pendengaran :
normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
bersih
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : lurus
b. Tiroid : tidak merasa nyeri tekan
c. Suara : tidak ada kelainan
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
: …………………………………………………
f. Denyut nadi coratis : teraba
: …………………………………………………
D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : baik
e. Tekstur : lembek
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : tidak ada
: …………………………………………………
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
coklat tua
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada
d. Axila dan clavicula :
normal
ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 20x/mnt
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
tidak ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
getaran pada kedua lapang paru sama.
b. Perkusi :
sonor keduanya
c. Auskultasi
Suara Nafas :
normal
Suara Ucapan :
normal
Suara Tambahan :
normal
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : sulit teraba
- Ictus cordis : normal
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
normal

c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : reguler
- Bunyi jantung II : reguler
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan / Massa : tidak ada benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10x/mnt

c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada ascites
- Hepar : lunak dan tidak menonjol
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Bising usus 20x/mnt
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada ascites

ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot :
normal
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
tidak ada kelainan.

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos mentis/ 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Mampu merasakan rangsangan
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
baik
4. Fungsi Motorik :
baik
5. Fungsi Sensorik :
baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
normal
b. Refleks Patologis
normal

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
Baik, tidak ada kelainan
b. Orientasi
baik
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
sangat baik
d. Motivasi ( Kemauan )
bisa sembuh dan dapat dukungan dari keluarga
e. Persepsi
dengan usaha dan doa klien yakin bisa sembuh
f. Bahasa
Jawa .

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Senile Cataract Unspecified
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan Tonometri: (03/08/2021)
TIO OD : 20 (rentang normal : 10-21) TIO OS : 21 (rentang normal : 10-21
ASKEP KMB

2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

Dilakukan operasi Fakoemulsifikasi dan pemasangan IOL pada bagian mata kiri

Mahasiswa

DESI RIZKA AWALIN


NIM. A2R18059

ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny.S
Umur : 56thn
No. Register : 082309

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH KEPERAWATAN


1 Ds : - klien mengatakan Keruh Gangguan persepsi sensori
penglihatannya buram sejak penglihatan
±7 bulan yang lalu Lensa mata
- Klien mengatakan
penglihatan tidak jelas
Katarak
seperti ada kabut, saat
melihat cahaya terasa silau
Do : - terdapat kelainan pada mata Menghambat jalan cahaya
klien
- Pupil mengalami dilatasi Penurunan ketajaman
- Ukuran pupil mata kanan penglihatan
6mm, mata kiri 8mm
- Pupil mata kiri lebih lebar Penglihatan berkurang
2mm
- Kornea dan lensa mata Gangguan persepsi sensori
berwarna keruh

2 Ds : - pasien mengatakan cemas Penurunan ketajaman Ansietas


karena pertama kali operasi penglihatan
- Pasien bertanya kapan
operasinya di mulai Pembedahan
Do : - pasien tampak tegang
- Pasien tampak gelisah Pre operasi
- TD : 130/80mmHg
- N : 86x/mnt Ansietas
- RR : 20x/mnt

3 Ds : - pasien mengatakan nyeri Penurunan ketajaman Nyeri akut


setelah operasi penglihatan
Do : - pasien tampak meringis
- Pasien tampak sulit tidur Pembedahan
- Pasien tampak gelisah
Post operasi

Nyeri akut

ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Ny.S


Umur : 56thn
No. Register : 082309

TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL

ASKEP KMB
1 03-08-2021 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman
penglihatan

2 03-08-2021 Ansietas berhubungan dengan prosedur Tindakan pembedahan

3 05-08-2021 Nyeri akut berhubungan dengan prosedur setelah Tindakan pembedahan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny.S
Umur : 56thn
No. Register : 082309
DIAGNOSA
NO LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
KEPERAWATAN
1 Gangguan persepsi sensori Luaran utama : Persepsi 1. Observasi :
penglihatan berhubungan
Sensori - Periksa status mental, status
ASKEP KMB
dengan penurunan ketajaman Kriteria hasil : sensori, dan tingkat
penglihatan
Membaik : konsentrasi, kenyamanan
orientasi, respons sesuai 2. Terapeutik :
stimulus
- Diskusikan tingkat toleransi
Meningkat : verbalisasi terhadap beban sensori
merasakan sesuatu melalui - Batasi stimulus lingkungan

indra, distorsi sensori, ( mis: cahaya)

perilaku halusinasi, menarik - Jadwalkan aktivitas harian dan

diri, melamun, curiga, waktu istirahat

mondar-mandir. - Kombinasikan
prosedur/Tindakan dalam 1
waktu
3. Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus ( mis:mengatur
pencahayaan lingkungan)
4. Kolaborasi :
- Kolaborasi dalam
meminimalkan prosedur /
Tindakan

- Kolaborasi pemberian obat


Luaran utama : Tingkat yang mempengaruhi persepsi
stimulus.
ansietas
Kriteria hasil :
Membaik : konsentrasi, 1. Observasi :
kontak mata - Identifikasi saat tingkat
Menurun : khawatir akibat ansietas berubah
kondisi yang dihadapi, - Identifikasi kemampuan
2 Ansietas berhubungan dengan
prosedur Tindakan gelisah, tegang, frekuensi mengambil keputusan
pembedahan
napas dan nadi, tekanan
- Monitor tanda-tanda ansietas
darah, diaforesis, tremor, 2. Terapeutik
pucat - Ciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan
kepercayaan
- Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat
ansietas dengarkan dengan
penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang

ASKEP KMB
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan

- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
3. Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di
alami
- Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
- Anjurkan untuk melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
Luara utama : Tingkat nyeri
- Latih kegiatan pengalihan
Kriteria hasil :
untuk mengurangi ketegangan
Menurun ; keluhan nyeri,
- Anjurkan mengungkapkan
meringis, gelisah, sulit tidur
perasaan dan persepsi
Membaik ; tekanan darah,
- Latih penggunaan mekanisme
pola napas
pertahanan diri yang tepat

- Latih Teknik relaksasi


- Kolaborasi pemberian obat
antlansietas

Observasi
- Identifikasi skala nyeri
- Monitor ttv
- Identifikasi lokasi nyeri
Terapeutik
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab pemicu
3 nyeri
Nyeri akut berhubungan - Jelaskan strategi meredakan
dengan prosedur setelah nyeri
Tindakan pembedahan - Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
ASKEP KMB
- Kolaborasi pemberian
analgetik

ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny.S Umur : 56thn No. Register : 082309 Kasus : katarak

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1 1 03-08-21/08.00 - Memeriksa status mental, status sensori, 03-08-21/08.00 S : pasien mengatakan susah mengenal lingkungan
diruang operasi
dan tingkat kenyamanan O : terpasang pagar bed
- Membatasi stimulus lingkungan ( mis: - Posisi pasien tampak nyaman
- ODOS : CFFC
cahaya) A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Memposisikan pasien senyaman
mungkin
- Mengorientasikan ruangan kepada klien
- Memastikan memasang pagar pada bed
klien

2 2 03-08-21/10.00 03-08-21/10.00 S : klien mengatakan merasa lebih tenang


- Mengidentifikasi saat ansietas berubah
O : klien tampak lebih rileks, klien mampu
melakukan teknik napas dalam
TD : 120/70mmHg
- Mengajarkan teknik relaksasi N : 82x/mnt
RR : 20x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
- Mendemonstrasikan teknik napas dalam P : lanjutkan intervensi

- Menjelaskan tujuan dan manfaat napas


dalam

ASKEP KMB
- Memonitor ttv

- Memeriksa status mental, status sensori,


3 1 04-08-21/08.00 04-08-21/08.00 S : klien sudah sedikit mengenal lingkungan
dan tingkat kenyamanan diruang operasi
O : kepala tempat tidur pasien ditinggikan 450
A : masalah teratasi
P : intervensi di lanjutkan
- Mengorientasikan ruangan kepada klien
- Meninggikan tempat tidur pasien 450

- Mengidentifikasi tanda tanda ansietas

04-08-21/10.00 S : pasien mengatakan sudah tenang


4 2 04-08-21/10.00 - Menganjurkan napas dalam O : pasien tampak lebih rilek, pasien tampak tidak
gelisah pasien sudah bisa melakukan teknik napas
dalam sendiri
- Mengidentifikasi skala nyeri A : masalah teratasi
P ; intervensi di hentikan

- Mengidentifikasi lokasi nyeri


5 3 05-08-21/08.00 05-08-21/08.00 S : pasien mengatakan nyeri bagian yang habis di
operasi sudah berkurang
- Memonitor ttv O : pasien tampak meringis, pasien tampak
gelisahnya berkurang dan sudah bisa tidur lebih
nyenyak
- Memberikan teknik nonfarmalogi untuk A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
merekadan nyeri

- Mengidentifikasi skala nyeri

- Memonitor ttv

ASKEP KMB
6 3 05-08-21/10.00 05-08-21/10.00 S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara O : skala nyeri 2
TD; 120/70mmHg
mandiri N; 82x/mnt
RR; 20x/mnt
Pasien tampak sudah tidak sulit tidur, tidak gelisah
A : masalah teratasi
P: intervensi di hetikan

ASKEP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Keperawatan Medikal Bedah Daring
Dosen Pembimbing : Gathut Pringgotomo,S.Kep.,Ners.,M.Kep

OLEH:
DESI RIZKA AWALIN
A2R18059

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
2021/2022

ASKEP KMB
A. PENGERTIAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan
kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak adalah terjadinya opasitas secara
progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun (Fitria, 2017).

B. ETIOLOGI

Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Maria, 2017):
1. Usia lanjut dan proses penuaan.
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti rokok atau bahan beracun
lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-
obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti (Maria, 2017):
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid
dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetic.

C. PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara
protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran
semipermeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap,
mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain
sehingga membentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu
kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan disintegrasi pada
serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan
penglihatan (Fitria, 2017).

ASKEP KMB
D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIK

Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain (Maria, 2017):
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
Gejala objektif biasanya meliputi (Maria, 2017):
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampakh abu-abu putih. Penglihatan seakanakan melihat
asap dan pupil mata seakan bertambah putih.

ASKEP KMB
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga
refleks cahaya pada mata menjadi negative.

Gejala umum gangguan katarak meliputi (Maria, 2017):


1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Gangguan penglihatan bisa berupa.
3. Peka terhadap sinar atau cahaya.
4. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
5. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
6. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Gejala lainya adalah (Maria, 2017) :


1. Sering berganti kaca mata.
2. Penglihatan sering pada salah satu mata.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan

Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah ECC (extracapsular cataract
extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang
memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi
tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman
pandangan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup atau bika visialisasi segmen posterior
sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti :
diabetes dan glaukoma. Ada dua macam teknik pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler
dan esktraksi katarak ekstra kapsuler (Fitria, 2017).
2. Koreksi lensa

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retraksi kuat sampai titik dimana
kelayan melakukan aktivitas sehari – hari, maka penanganan konservatif.
Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu
dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa
eksternal, kaca mata katarak atau lensa kontak (contact lens) (Fitria, 2017).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit system saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg).
4. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma.
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optic, papilledema,

ASKEP KMB
perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10. Keratometri.
11. Pemeriksaan lampu slit.
12. A-scan ultrasound (echography).
13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak. (Maria, 2017)

H. KOMPLIKASI

1. Glaucoma
2. Uveitis
3. Kerusakan endotel kornea
4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid
6. Endoftalmitis
7. Fistula luka operasi
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding (Maria, 2017)
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan / tindakan pembedahan.


2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d perubahan organ penglihatan (kekeruhan pada
lens mata)

J. INTERVENSI
1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan/tindakan pembedahan
a. Mayor

Subjektif : - Merasa bingung


- Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
- Sulit berkonsentrasi

Objektif : - Tampak gelisah


- Tampak tegang
- Sulit tidur
b. Minor

Subjektif : - mengeluh pusing


- Anoreksia
- Palpitasi

ASKEP KMB
- Merasa tidak berdaya

Objektif : - frekuensi napas meningkat


- Frekuensi nadi meningkat
- Tekanan darah meningkat
- Diaforesis
- Tremor
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
- Berorientasi pada masa lalu
c. Luaran utama : Tingkat ansietas
d. Luaran tambahan : dukungan sosial
e. Kriteria hasil :
- Membaik : konsentrasi, kontak mata, pola berkemih
- Menurun : khawatir akibat kondisi yang dihadapi, gelisah, tegang, keluhan pusing,
anoreksia, palpitasi, frekuensi napas dan nadi, tekanan darah, diaforesis, tremor,
pucat.

Reduksi Ansietas
4. Observasi :
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas
5. Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
6. Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
ASKEP KMB
- Latih Teknik relaksasi
7. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antlansietas.

2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d perubahan organ penglihatan (kekeruhan pada
lens mata).
a. Mayor

Subjektif : - mendengar suara bisikan atau melihat bayangan,


- merasakan sesuatu melalui indra peraba, penciuman, atau pengecapan

objektif : - distorsi sensori


- Respons tidak sesuai
- Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau mencium
sesuatu
b. Minor

Subjektif : - menyatakan kesal


Objektif : - menyendiri
- Melamun
- Konsentrasi buruk
- Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
- Curiga
- Melihat ke suatu arah
- Mondar-mandir
- Bicara sendiri
c. Luaran utama : Persepsi Sensori
d. Luaran tambahan : fungsi sensori
e. Kriteria hasil :
- Membaik : konsentrasi, orientasi, respons sesuai stimulus
- Meningkat : verbalisasi merasakan sesuatu melalui indra, distorsi sensori, perilaku
halusinasi, menarik diri, melamun, curiga, mondar-mandir.

Minimalisasi Rangsangan
5. Observasi :
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan
6. Terapeutik :
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
- Batasi stimulus lingkungan ( mis: cahaya)
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat

ASKEP KMB
- Kombinasikan prosedur/Tindakan dalam 1 waktu
7. Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus ( mis:mengatur pencahayaan lingkungan)
8. Kolaborasi :
- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur / Tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus.

DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed). USA:
Pearson Education.
Fitria, N. (2017). Katarak. e-jurnal keperawatan.
Keliat, B. A., Mediani, H. S., & Tahlil, T. (2018).
SDKI-I diagona keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-2017 . 10 ed. Jakarta.
Penatalaksanaan Katarak. e-jurnal keperawatan.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Thalia Hannah SeptiAra M (2019). Laporan Pendahuluan Katarak

ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai