I. IDENTITAS
1. Nama : Ny.S
2. Umur : 56thn
3. Jenis Kelamin : perempuan
4. Agama : islam
5. Suku / Bangsa : jawa
6. Bahasa : jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : IRT
9. Alamat : Ds. Jalanin aja dulu
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Jalanin aja dulu
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
ASKEP KMB
klien mengatakan penglihatan tidak jelas seperti ada kabut, saat melihat cahaya terasa
silau, sulit melihat pada jarak jauh.
b. Keluhan Utama :
Gangguan penglihatan
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 5 tahun yang lalu, sudah menjalani
pengobatan dengan injeksi insulin 10 Unit sejak tanggal 09 Februari 2020.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : menderita DM sejak 5 thn yang lalu
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada yang menderita katarak
.
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Padat
- Jumlah 1x sehari 1x sehari
- Frekwensi Padat Padat
- Kesulitan BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi -. -
2. B A K
- Warna Jernih Jernih
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah 300L 300L
- Frekwensi 3-5x 3-5x
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi - -
2. Minum
- Frekwensi Setelah makan Setelah makan/jika haus
- Jenis Air putih Air putih
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Air putih Air putih
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi - -
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak pernah Tidak pernah
- Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
- Jamu, dll - -
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri
.baik .
B. Harga Diri
Baik .
C. Ideal Diri
baik
D. Identitas Diri
.klien bisa mengetahui identitas diri sendiri.
E. Peran
Klien merupakan ibu dan juga nenek bagi cucunya.
ASKEP KMB
VI. DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Selalu beribadah kepada Alloh
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : klien meyakinin bisa sehat kembali setelah
dioperasi
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Klien sangat yakin bisa sembuh
b. Lubang telinga :
bersih tidak ada secret, tidak ada lesi
c. Ketajaman pendengaran :
normal
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
bersih
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
normal
6. Leher
a. Posisi trakhea : lurus
b. Tiroid : tidak merasa nyeri tekan
c. Suara : tidak ada kelainan
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
: …………………………………………………
f. Denyut nadi coratis : teraba
: …………………………………………………
D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : baik
e. Tekstur : lembek
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : tidak ada
: …………………………………………………
E. Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
coklat tua
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada
d. Axila dan clavicula :
normal
ASKEP KMB
F. Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 20x/mnt
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas :
tidak ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) :
getaran pada kedua lapang paru sama.
b. Perkusi :
sonor keduanya
c. Auskultasi
Suara Nafas :
normal
Suara Ucapan :
normal
Suara Tambahan :
normal
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : sulit teraba
- Ictus cordis : normal
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
normal
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : reguler
- Bunyi jantung II : reguler
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80
G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal
- Benjolan / Massa : tidak ada benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 10x/mnt
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada massa
- Tanda-tanda ascites : tidak ada ascites
- Hepar : lunak dan tidak menonjol
- Lien : tidak ada pembesaran
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Bising usus 20x/mnt
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada ascites
ASKEP KMB
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
normal
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelainan
J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos mentis/ 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Mampu merasakan rangsangan
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
baik
4. Fungsi Motorik :
baik
5. Fungsi Sensorik :
baik
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
normal
b. Refleks Patologis
normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Senile Cataract Unspecified
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
Hasil pemeriksaan Tonometri: (03/08/2021)
TIO OD : 20 (rentang normal : 10-21) TIO OS : 21 (rentang normal : 10-21
ASKEP KMB
…
2. Rontgen
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
3. E C G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
4. U S G
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
5. Lain – lain
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Dilakukan operasi Fakoemulsifikasi dan pemasangan IOL pada bagian mata kiri
Mahasiswa
ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny.S
Umur : 56thn
No. Register : 082309
Nyeri akut
ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
TANGGAL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL
ASKEP KMB
1 03-08-2021 Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan ketajaman
penglihatan
mondar-mandir. - Kombinasikan
prosedur/Tindakan dalam 1
waktu
3. Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi
stimulus ( mis:mengatur
pencahayaan lingkungan)
4. Kolaborasi :
- Kolaborasi dalam
meminimalkan prosedur /
Tindakan
ASKEP KMB
tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
3. Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin di
alami
- Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
- Anjurkan untuk melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
Luara utama : Tingkat nyeri
- Latih kegiatan pengalihan
Kriteria hasil :
untuk mengurangi ketegangan
Menurun ; keluhan nyeri,
- Anjurkan mengungkapkan
meringis, gelisah, sulit tidur
perasaan dan persepsi
Membaik ; tekanan darah,
- Latih penggunaan mekanisme
pola napas
pertahanan diri yang tepat
Observasi
- Identifikasi skala nyeri
- Monitor ttv
- Identifikasi lokasi nyeri
Terapeutik
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab pemicu
3 nyeri
Nyeri akut berhubungan - Jelaskan strategi meredakan
dengan prosedur setelah nyeri
Tindakan pembedahan - Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
ASKEP KMB
- Kolaborasi pemberian
analgetik
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.S Umur : 56thn No. Register : 082309 Kasus : katarak
ASKEP KMB
- Memonitor ttv
- Memonitor ttv
ASKEP KMB
6 3 05-08-21/10.00 05-08-21/10.00 S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri secara O : skala nyeri 2
TD; 120/70mmHg
mandiri N; 82x/mnt
RR; 20x/mnt
Pasien tampak sudah tidak sulit tidur, tidak gelisah
A : masalah teratasi
P: intervensi di hetikan
ASKEP KMB
LAPORAN PENDAHULUAN
KATARAK
OLEH:
DESI RIZKA AWALIN
A2R18059
ASKEP KMB
A. PENGERTIAN
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan
kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya. Katarak adalah terjadinya opasitas secara
progresif pada lensa atau kapsul lensa. Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun (Fitria, 2017).
B. ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Maria, 2017):
1. Usia lanjut dan proses penuaan.
2. Congenital atau bisa diturunkan.
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti rokok atau bahan beracun
lainnya.
4. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-
obat tertentu (misalnya kortikosteroid).
Katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti (Maria, 2017):
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan
metabolisme, proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti kortikosteroid
dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetic.
C. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan antara
protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam membran
semipermeable. Apabila terjadi peningkatan jumlah protein yang tidak dapat diserap,
mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain
sehingga membentuk massa transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu
kapsul yang dikenal dengan katarak. Terjadinya penumpukan cairan dan disintegrasi pada
serabut tersebut mengakibatkan jalannya cahayanya terhambat dan mengakibatkan gangguan
penglihatan (Fitria, 2017).
ASKEP KMB
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIK
Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain (Maria, 2017):
1. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
2. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.
Gejala objektif biasanya meliputi (Maria, 2017):
1. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tidak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
pandangan menjadi kabur atau redup.
2. Pupil yang normalnya hitam akan tampakh abu-abu putih. Penglihatan seakanakan melihat
asap dan pupil mata seakan bertambah putih.
ASKEP KMB
3. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga
refleks cahaya pada mata menjadi negative.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
Metoda yang paling populer dalam mengeluarkan katarak adalah ECC (extracapsular cataract
extraction) atau ekstraksi lensa ekstrakapsular. Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang
memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi
tajam penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman
pandangan mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup atau bika visialisasi segmen posterior
sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau saraf optikus seperti :
diabetes dan glaukoma. Ada dua macam teknik pembedahan, yaitu ekstraksi katarak intra kapsuler
dan esktraksi katarak ekstra kapsuler (Fitria, 2017).
2. Koreksi lensa
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilaton pupil dan retraksi kuat sampai titik dimana
kelayan melakukan aktivitas sehari – hari, maka penanganan konservatif.
Dilakukan karena lensa atau isi lensa dikeluarkan maka perlu menggantikannya, yaitu
dengan lensa intraokular. Ini yang paling sering. Sedangkan metode lain adalah lensa
eksternal, kaca mata katarak atau lensa kontak (contact lens) (Fitria, 2017).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit system saraf, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3. Pengukuran Tonografi : TIO (12 – 25 mmHg).
4. Pengukuran Gonioskopi : membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5. Tes Provokatif : menentukan adanya/ tipe glukoma.
6. Oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optic, papilledema,
ASKEP KMB
perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / infeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
10. Keratometri.
11. Pemeriksaan lampu slit.
12. A-scan ultrasound (echography).
13. Penghitungan sel endotel penting untuk fakoemulsifikasi & implantasi.
14. USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak. (Maria, 2017)
H. KOMPLIKASI
1. Glaucoma
2. Uveitis
3. Kerusakan endotel kornea
4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid
6. Endoftalmitis
7. Fistula luka operasi
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding (Maria, 2017)
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
J. INTERVENSI
1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penatalaksanaan/tindakan pembedahan
a. Mayor
ASKEP KMB
- Merasa tidak berdaya
Reduksi Ansietas
4. Observasi :
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda-tanda ansietas
5. Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
- Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating
6. Edukasi
- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
- Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
- Anjurkan untuk melakukan kegiatan yang tidak kompetitif
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
ASKEP KMB
- Latih Teknik relaksasi
7. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antlansietas.
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d perubahan organ penglihatan (kekeruhan pada
lens mata).
a. Mayor
Minimalisasi Rangsangan
5. Observasi :
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan
6. Terapeutik :
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
- Batasi stimulus lingkungan ( mis: cahaya)
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
ASKEP KMB
- Kombinasikan prosedur/Tindakan dalam 1 waktu
7. Edukasi :
- Ajarkan cara meminimalisasi stimulus ( mis:mengatur pencahayaan lingkungan)
8. Kolaborasi :
- Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur / Tindakan
- Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus.
DAFTAR PUSTAKA
Berman, A., Snyder. S. & Fradsen, G.(2016). Kozier & Erb’s Fundamentals of Nursing (10 ed). USA:
Pearson Education.
Fitria, N. (2017). Katarak. e-jurnal keperawatan.
Keliat, B. A., Mediani, H. S., & Tahlil, T. (2018).
SDKI-I diagona keperawatan : definisi dan klasifikasi 2015-2017 . 10 ed. Jakarta.
Penatalaksanaan Katarak. e-jurnal keperawatan.
Townsend. M. (2014). Psychiatric Nursing: Assessment, Care Plans, and Medications. (9 ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Thalia Hannah SeptiAra M (2019). Laporan Pendahuluan Katarak
ASKEP KMB