Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK PKMRS

FAKULTAS KEDOKTERAN Juni 2021


UNIVERSITAS HASANUDDIN

NYERI PERUT PADA ANAK

Oleh :
MIFTAHUL ULUM M.
C014202109

Residen Pembimbing :
dr. Nurul Silvana
dr. Muh. Alief Akbar Yusuf

Supervisor Pembimbing

dr. Eka Yusuf Inra K., M.Kes., Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan :

Nama : Miftahul Ulum M.

NIM : C014202109

Judul PKMRS : Nyeri Perut

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, ………. 2021

Residen Pembimbing Residen Pembimbing

dr. Nurul Silvana dr. Muh. Alief Akbar Yusuf

Mengetahui,
Supervisor Pembimbing

dr. Eka Yusuf Inra K., M.Kes., Sp.A

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... . 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

2.1 Definisi ..................................................................................................... 2

2.2 Etiologi ...................................................................................................... 2

2.3 Patofisiologi .............................................................................................. 5

2.4 Manifestasi Klinis ..................................................................................... 6

2.5 Diagnosis .................................................................................................. 8

2.6 Terapi ....................................................................................................................................13


BAB III KESIMPULAN .......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Sakit perut merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai pada anak.
Keluhan ini dialami lebih dari 10% anak di seluruh dunia dan menjadi alasan penyebab
tingginya tingkat absensi anak di sekolah.1
Sakit perut pada bayi dan anak merupakan gejala umum dan sering dijumpai dalam
praktik sehari-hari. Tidak semua sakit perut berpangkal dari lesi yang ada dalam abdomen,
tetapi mungkin pula dari daerah di luar abdomen. 1
Sebagian kasus yang disebabkan oleh gangguan organ datang dalam keadaan akut dan
memerlukan pembedahan. Oleh karena itu tindakan pertama dalam menangani sakit perut
ialah menentukan apakah penyakit tersebut membutuhkan tindakan bedah segera atau tidak.
Disamping sakit perut akut dikenal pula sakit perut berulang. 1
Adapun yang dimaksud dengan sakit perut berulang pada anak ialah serangan sakit
perut yang berulang sekurang-kurangnya 3 kali dalam jangka waktu 3 bulan dan
mengakibatkan aktivitas sehari-hari terganggu. Sakit perut berulang biasanya terjadi pada
anak yang berusia antara 4 sampai 14 tahun, sedangkan frekuensi terbanyak pada usia 5-10
tahun. Sakit perut berulang dilaporkan terjadi pada 10-12% anak usia sekolah di negara maju.
Studi epidemiologis di Asia, juga melaporkan prevalensi yg sama. Sebagian besar studi
menyebutkan wanita lebih sering terkena dibandingkan dengan pria. 3
Sakit perut berulang merupakan gejala yang paling sering dialami oleh anak-anak di
seluruh dunia dan menyebabkan tingginya tingkat absensi anak di sekolah serta penggunaan
sumber daya kesehatan. Kondisi yang tidak kunjung membaik dan mengganggu
menimbulkan ketidakpastian diagnosis, kronisitas dan tingginya kecemasan orangtua. Hal
inilah yang menyebabkan manajemen oleh dokter umum maupun spesialis anak menjadi
sangat sulit, menghabiskan banyak waktu dan mahal. 3

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Sakit perut atau nyeri perut adalah rasa sakit dan tidak nyaman yang terjadi pada area perut, rasa
sakit dapat berasal dari otot perut, organ-organ dalam rongga perut, atau organ di sekitar perut.Nyeri
perut bisa tergolong ringan sampai berat, baik secara terus-menerus ataupun secara singkat. Nyeri
perut yang muncul dengan cepat akibat kondisi tertentu disebut nyeri perut akut, sedangkan nyeri
yang berlangsung dalam waktu lama disebut nyeri perut kronis (berulang).4
Sakit perut berulang atau nyeri perut berulang didefinisikan sebagai serangan sakit perut yang
timbul minimal tiga kali dalam jangka waktu tiga bulan berturut-turut dan menyebabkan
terganggunya aktivitas penderita sehari-hari. Sedangkan sakit perut akut didefinisikan sebagai
serangan sakit perut yang timbul kurang dari tiga kali dalam jangka waktu kurang dari tiga bulan dan
menyebabkan terganggunya aktivitas penderita sehari-hari.1

2.2 Etiologi
Etiologi pada sakit perut akut biasanya dibagi menurut usia ataupun menurut perlunya tindakan
bedah atau tidak. Pada tabel 1 dapat terlihat etiologi sakit perut akut menurut umur dan perlu
tidaknya tindakan bedah. Etiologi sakit perut akut pada neonatus dapat terlihat pada tabel berikut.5

Tabel 1. Penyebab utama sakit perut akut menurut umur, yang memerlukan tindakan bedah

Bayi/anak di bawah usia 2 tahun :


Abdomen :
- Perforasi tukak lambung
- Obstruksi usus : intususepsi, volvulus dan malrotasi
Luar abdomen :
- Hernia inguinalis dengan strangulasi dan inkarserasi
- Apendisitis dan enterokolitis nekrotikan
Anak di atas usia 2 tahun :
Abdomen :
I. Obstruksi
- Obstruksi usus akibat perlekatan atau volvulus dan malrotasi
- Perforasi akibat obstruksi usus
II. Peradangan
- Apendisitis
- Peritonitis primer
- Peritonitis akibat perforasi divertikulum Meckeli
- Perforasi ulkus duodeni atau perforasi akibat demam tifoid
- Divertikulitis Meckeli

2
- Kolesistitis dengan/tanpa batu empedu
- Megakolon toksik dengan perforasi
III. Trauma
- Ruptura limpa, buli-buli atau organ visera yang lain
- Hematoma subserosa
IV. Pendarahan
- Pendarahan ke dalam kista ovarium
V. Di daerah Tropis
- Perforasi yang berhubungan dengan askariasis, strongiloidiasis, perforasi abses amuba
Luar abdomen :
- Torsio testis
- Hernia inguinalis dengan strangulasi dan inkarserasi
Sumber : Ulshen6

Tabel 2. Penyebab non-bedah sakit perut akut


Bayi/anak di bawah usia 2 tahun
Abdomen : Infeksi intestinal: Salmonella, Shigella, Campylobacter, dll
Luar abdomen : Pneumonia
Infeksi traktus urinarius
Anak di atas usia 2 tahun
Abdomen:
I. Intestinal:
- Infeksi: Salmonella, Shigella, Yersinia enterocolitica
- Keracunan makanan: toksin Staphylococcus, dan lain-lain
- Penyakit Crohn - Obstipasi
- Kolitis ulseratif - Sickle cell anaemia
- Kolitis amuba - Adenitis mesenterika
- Purpura Henoch-Schonlein - Ileus mekonium

II. Hati dan percabangan bilier


- Hepatitis A dan B, mononukleosis infeksiosa
- Kolelitiasis

III. Pankreas
Pankreatitis akut: infeksi, trauma, akibat lesi bilier, idiopatik

IV. Renal
- Infeksi traktus urinarius
- Batu
- Nefritis

3
V. Metabolik
- Porfiria
- Hiperlipidemia
- Ketoasidosis diabetik
- Familial mediterranean fever

VI. Ginekologis
Salpingitis

Luar abdomen:
- Pneumonia
- Limfadenitis inguinalis
- Osteomielitis (vertebra, pelvis)
- Hematomata otot abdomen
- Herpes Zoster

Sumber : Ulshen6

Sedangkan penyebab sakit perut berulang terbagi menjadi tiga golongan, yaitu organik,
disfungsional, dan psikogenik. Penyebab organik disebabkan adanya suatu penyakit, seperti infeksi
saluran kemih. Penyebab disfungsional disebabkan oleh adanya berbagai variasi fisiologis baik yang
mekanismenya diketahui maupun yang bersifat idopatik. Penyebab psikogenik disebabkan adanya
tekanan emosional atau psikososial tanpa adanya kelainan organik. 1 Etiologi sakit perut berulang
pada anak dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Etiologi Sakit Perut Berulang pada Anak

Organik
Gastrointestinal Genitourinary Lain-Lain
1. Celiac disease 1. Endometriosis 1. Spinal tumor
2. Eosinophilic esophagitis 2. Dysmenorrhea 2. Lymphoma
3. Gastroenteritis 3. Infeksi saluran kemih 3. Keracunan timbal
4. Gastroesophageal reflux berulang 4. Abses peritoneal
disease (GERD) 4. Testicular pain
5. Gallbladder disease 5. Urolithiasis
6. Infeksi Helicobacter pylori
Metabolik
7. Irritable Bowel Syndrome
1. Krisis adrenal
8. Inflamatory Bowel Disease
2. Porphyria
9. Pancreatitis
3. Diabetic ketoacidosis
10. Peptic ulcer
Fungsional (Non Organik)
1. Konstipasi
2. Intoleransi laktosa
3. Abdominal migrain

4
4. Dismotilitas usus

Psikogenik
1. Depresi
2. Anxiety
Sumber : Reust & Williams7

2.3 Patofisiologi
Mekanisme timbulnya sakit perut adalah8:

1. Gangguan vaskular
Emboli/trombosis, ruptur, oklusi akibat torsi atau penekanan. Kejadian ini misalnya
terjadi pada putaran kista ovarium dan jepitan usus pada invaginasi.

2. Peradangan
Peradangan organ dalam rongga peritoneal menimbulkan rasa sakit bila proses
peradangan telah mengenai peritoneum parietalis. Mekanismenya seperti pada peradangan
pada umumnya, yang disalurkan melalui persarafan somatik. Rasa sakit ini dirasakan
setempat atau di seluruh perut tergantung pada peritoneum yang meradang, menetap dan
bertambah bila terdapat gerakan peritoneum yang meradang (batuk, penekanan pada
abdomen).

3. Gangguan pasase/obstruksi organ yang berbentuk pembuluh, baik yang terdapat


dalam rongga peritoneal ataupun di retroperitoneal
Organ-organ tersebut ialah saluran pencernaan, saluran empedu, saluran pankreas dan
saluran kemih. Bila pasase dalam saluran-saluran tersebut terganggu, baik total maupun
parsial, akan timbul rasa sakit akibat tekanan intralumen yang meninggi di bagian proksimal
sumbatan. Sakit dirasakan hilang timbul atau terus menerus dengan puncak-puncak nyeri
yang hebat (kolik).

4. Penarikan, peregangan dan pembentangan peritoneum viseralis


Misalnya pada pembengkakan hati dan ginjal.

Di dalam praktik, keempat penyebab timbulnya rasa sakit jarang ditemukan sendiri-
sendiri, tetapi umumnya merupakan proses campuran.Secara patofisiologi pada sakit perut
berulang adalah sumasi dari masukan sensorik, emosi, dan kognitif. Sinyal ditransduksi
melalui aferen visceral tulang belakang, bersinaps pada kornu dorsalis sumsum tulang
belakang, dan dikomunikasikan ke otak melalui traktus spinothalamic, spinoreticular dan
spinomesencephalic. Perasaan nyeri selanjutnya dipengaruhi oleh pusat kognitif dan pusat
emosi.
Sinyal aferen visceral ascending yang meningkat atau disebut sensitisasi perifer dapat
terjadi setelah cedera berulang atau inflamasi pada saluran GI.Hal ini dapat menyebabkan
5
peningkatan sensitivitas reseptor perifer dan aktivasi nosiseptor yang dapat mengakibatkan
hiperalgesia. Apabila nyeri berlangsung kronik, maka dapat menimbulkan nyeri terus
menerus akibat peningkatan aktivitas saraf.9
Impuls nyeri dari organ viseral atas (lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem
empedu) mencapai medula spinalis pada segmen thorakal 6, 7, 8 dan dirasakan pada daerah
epigastrium. Impuls nyeri dari segmen usus dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika
memasuki segmen thorakal 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distal, ureter,
kandung kemih, dan traktus genitalia perempuan, impuls nyeri mencapai segmen thorakal 11
dan 12, serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan di daerah suprapubik dan kadang-
kadang menjalar ke labium atau skrotum. Jika proses penyakit meluas ke peritonium maka
impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinals segmentalis dan sakit
dirasakan di daerah organ itu berada.10
Stres psikososial dapat mempengaruhi intensitas dan kualitas nyeri melalui mekanisme
ini. Perbedaan dalam sensasi viseral dapat juga menyebabkan perbedaan dalam persepsi nyeri.
Respons anak terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh stres, jenis kepribadian, dan dukungan
perilaku sakit dalam keluarga. Reaksi fisiologis terhadap kondisi stress merupakan usaha
tubuh untuk beradaptasi (natural coping mechanism). Jika kondisi stress tidak berlangsung
ekstrim, maka subjek dapat mencapai kondisi homeostatis. Namun,jika tidak dapat
beradaptasi dapat menimbulkan respon yang mengganggu. Kondisi stress dapat menyebabkan
pengosongan lambung yang lambat, aktivitas usus menurun, dan meningkatnya waktu transit
di kolon. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai gejala nyeri perut.11

2.4 Manifestasi Klinis


Sakit perut berulang, variasinya cukup luas baik dalam hal frekuensi, waktu,
intensitas, lokasi dan gejala yang mengikuti. Mual, keringat dingin, muntah, pusing, pucat
dan palpitasi sering menyertai sakit perut berulang. Gejala klinis sakit perut berulang yang
klasik yaitu1:
a. Paroksismal
b. Daerah periumbilikus atau suprapubis
c. Nyeri berlangsung kurang dari satu jam
d. Nyeri tidak menjalar, kram atau tajam, tak membangunkan anak malam hari
e. Nyeri tidak berhubungan dengan makanan, aktifitas, kebiasaan buang air besar
f. Mengganggu aktivitas
g. Di antara dua episode terdapat masa bebas gejala
h. Pemeriksaan fisis normal, kecuali kadang-kadang sakit perut di kiri bawah
i. Nilai laboratorium normal
Anak dengan sakit perut berulang lebih sering mengeluh minimal satu gejala sistemik
lain dibandingkan dengan yang tidak menderita sakit perut berulang. Gejala sistemik yang
sering dikeluhkan adalah sakit kepala, mual, nyeri badan, letargi, dan konstipasi. Hasil

6
analisis regresi logistik multipel menunjukkan bahwa sakit kepala, mual, dan konstipasi
berkaitan secara signifikan dengan kejadian sakit perut berulang.

Tabel 4. Gejala atau tanda peringatan pada sakit perut berulang pada anak 1

Red Flags Anamnesis Red Flags Pemeriksaan Fisis


1. Nyeri terlokalisir, jauh dari umbilikus 1. Terdapat gangguan tumbuh kembang
2. Nyeri sampai membangunkan anak 2. Organomegali
malam hari 3. Nyeri abdomen terlokalisir, jauh dari
3. Nyeri berhubungan dengan gangguan umbilikus
motilitas (diare, 4. Pembengkakan, kemerahan dan hangat
obstipasi, inkontinensia) pada sendi
4. Terdapat disuria, arthritis 5. Hernia dinding abdomen
5. Disertai perdarahan saluran cerna
6. Muntah berulang terutama muntah
kehijauan
7. Gejala sistemik demam berulang, nafsu
makan turun

sakit perut akut, pada anak biasanya terlihat sangat sakit, menangis, keringat dingin, dengan
posisi meringkuk atau membungkuk seperti ingin melindungi perutnya dengan memendekkan otot
rektus abdominalis. Disamping sakit perut kadang-kadang ada pula gejala-gejala lainnya yang
menyertai seperti nausea, muntah, anoreksia, diare dan panas.Pada bayi dan anak manifestasi klinik
sakit perut tergantung pada umur penderita. Pegangan yang dipakai untuk mengatakan seorang bayi
atau anak sakit perut adalah sebagai berikut 1:

0 – 3 bulan Umumnya digambarkan dengan adanya muntah

3 bulan – 2 tahun Muntah, tiba-tiba menjerit, menangis tanpa adanya trauma yang dapat
menerangkannya

2 tahun – 5 tahun Dapat mengatakan sakit perut tetapi lokalisasi belum tepat

> 5 tahun Dapat menerangkan sifat dan lokalisasi sakit perut

7
2.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis sakit perut akut dan sakit perut berulang, maka
diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang 1 :
Sakit perut akut :
Pemeriksaan yang terbaik ialah pada waktu ada serangan meliputi:
1. Anamnesis
Usia, pada usia tertentu insiden sakit perut akut yang memerlukan tindakan bedah cukup
tinggi. Misalnya: 6 bulan – 3 tahun: Intususepsi, 5 tahun – 14 tahun: apendisitis
Rasa sakit
a. Lokalisasi
Sakit yang disebabkan gangguan saluran pencernaan bagian atas biasanya dirasakan di
daerah epigastrium. Gangguan di ileum distal dan appendiks dirasakan di daerah perut kanan
bawah. Rasa sakit yang disebabkan oleh infeksi usus lokalisasinya sukar ditentukan.
Perubahan lokalisasi sakit perlu ditanyakan pada anak. Bila rasa sakit mula-mula ada di daerah
periumbilikus dan kemudian pindah ke daerah perut kanan bawah, ini adalah tanda apendisitis,
b. Sifat dan faktor yang menambah/ mengurangi rasa sakit
Sakit yang berasal dari spasme otot polos (usus, traktus urinarius, traktus biliaris)
biasanya berupa kolik yang sukar ditentukan lokalisasinya dengan tepat dan tidak dipengaruhi
oleh adanya batuk atau penekanan abdomen. Sakit yang berasal dari iritasi peritoneum akan
terasa menetap di tempat iritasi dan menghebat bila penderita batuk atau ditekan perutnya.
Apakah sakit menetap, bertambah hebat atau berkurang dan adakah faktor-faktor yang dapat
menambah atau mempengaruhi rasa sakit. Adakah penyebaran rasa sakit.
c. Lama sakit dan pernahkah timbul rasa sakit seperti ini sebelumnya. Bila sakit perut
berlangsung lebih dari 24 jam perlu perhatian serius.
d. Gejala yang mengiringi: anoreksia, muntah, diare dan panas. Muntah yang berwarna
kuning atau hijau merupakan tanda adanya obstruksi usus, begitu pula muntah yang
berlangsung 12 – 24 jam atau lebih memerlukan perhatian serius
Pola defekasi:
- diare, obstipasi
- darah dalam tinja
Trauma, trauma tumpul dapat menyebabkan hematoma subserosa
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus lengkap dari kepala sampai ujung kaki walaupun titik beratnya
pada abdomen. Perhatikan keadaan umum anak dan posisi anak waktu berjalan atau waktu
tidur di tempat periksa. Apakah anak masih dapat berlompat-lompat. Jika ia terbaring diam
dan kesakitan bila diubah posisinya maka hal ini mungkin adalah tanda abdomen akut.

8
Pemeriksaan pada abdomen harus dilakukan pada posisi anak yang santai dan
dicari/dilihat/dilakukan:
- Asimetri perut
- Bentuk perut (buncit, skapoid)
- Gambaran usus
- Nyeri terlokalisasi
- Massa (tumor), cairan ascites
- Ketegangan dinding perut
- Nyeri tekan
- Rebound tenderness
- Bising usus di seluruh perut
- Colok dubur: - darah (?)
- Pemeriksaan ginekologi: atas indikasi

Perlu dicari tanda-tanda kedaruratan perut, yaitu:


- Dinding abdomen yang kaku
- Defens muskular
- Nyeri tekan
- Rebound tenderness
Keempat tanda ini merupakan tanda peritonitis
Pada pemeriksaan di luar abdomen, dicari kemungkinan adanya:
- Hernia inguinalis strangulata atau inkarserata
- Pneumonia
- Ruam di kulit (kaki dan bokong)
Pada neonatus tanda abdomen akut perlu dipikirkan bila ditemukan tanda-tanda seperti
pada Tabel 5.
Tabel 5. Gejala abdomen akut pada neonatus
Muntah empedu
Distensi abdomen
Nyeri tekan di abdomen
Massa pada abdomen
Obstipasi
9
Feeding intolerance
Omfalitis
Edema dinding abdomen
Menangis (mengangkat kaki)
Iritabel
Letargi
Darah dalam tinja
Hernia inguinalis
Panas atau hipotermia
Sumber : Ulshen6
Tabel 6. Gejala klinis beberapa penyakit dengan sakit perut akut pada anak
Perjalanan Kualitas Gejala yang
Penyakit Lokalisasi Penjalaran
penyakit sakit mengiringi

Nausea,
Epigastrium, Stabil
Pankreatitis Akut Punggung muntah, nyeri
kiri atas tajam
tekan

Distensi,
Silih obstipasi,
Akut atau
Periumbilikus berganti muntah,
obstruksi usus perlahan- Punggung
- perut bawah kolik - bising usus,
lahan
tidak sakit proksimal
obstruksi

Punggung/ Nausea,
Periumbilikus
Tajam, muntah, nyeri
Apendisitis Akut kanan pelvis
menetap tekan lokal,
bawah (retrosekal)
panas

Kolik
Periumbilikus (kram)
Intususepsi Akut – perut --- dengan Hematochezia
bawah periode
tidak sakit

Tajam,
Punggung Lipatan intermiten,
Urolitiasis Akut Hematuria
(unilateral) paha kram
(kolik)

Panas, nyeri
tekan
Infeksi traktus Kandung Tumpul
Akut Punggung kostokondral,
urinarius kencing tajam
disuria, sering
kencing

Sumber : Ulshen6

10
3. Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang
Harus diingat dalam membuat diagnosis pada anak dengan sakit perut akut, anamnesis dan
pemeriksaan fisik memegang peranan penting, sedangkan pemeriksaan laboratorium dan
penunjang hanya membantu.
Tergantung dari hasil anamnesis yang teliti dan pemeriksaan fisik, maka dapat dipilih
pemeriksaan laboratorium dan penunjang di bawah ini yang diperlukan untuk dapat membuat
diagnosis dan kalau perlu dikonsultasikan ke dokter bedah.
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang tersebut adalah:
- Darah perifer lengkap
- Urin
- Test fungsi hati
- Amilase/ lipase darah
- Biakan darah
- Tinja - parasit,bakteri,darah
- Foto toraks
- Foto polos abdomen atau dengan kontras barium
- USG
- CT-scan abdomen
Sakit perut berulang13 :
1. Anamnesis
Usia : Sakit perut berulang biasanya terjadi pada usia 4 – 14 tahun.
Rasa sakit: meliputi lokalisasi, sifat dan faktor yang menambah/mengurangi rasa sakit,
waktu timbulnya, frekuensi dan gejala yang mengiringi.
Pola makan: banyak mengkonsumsi susu atau produk susu
Pola defekasi: obstipasi, diare
Akibat sakit perut pada anak
a. Apakah terdapat kemunduran kesehatan pada anak tersebut?
b. Bagaimana nafsu makan anak?
Penyakit yang pernah diderita dalam keluarga
Adakah diantara keluarga yang menderita cystic fibrosis, pankreatitis, ulkus peptikum,
kolon iritabel? Adakah faktor stres dalam keluarga?
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus lengkap. Dari hasil pemeriksaan fisik kita dapat mengetahui
apakah penyebab sakit perut berulang tersebut merupakan kelainan organik atau bukan,
dengan memperhatikan adanya tanda peringatan (alarm symptoms) seperti pada tabel 7.

11
Tabel 7. Alarm symptoms sakit perut berulang yang disebabkan oleh kelainan organik
Nyeri terlokalisir, jauh dari umbilikus
Nyeri menjalar (punggung, bahu, ekstremitas bawah)
Nyeri sampai membangunkan anak pada malam hari
Nyeri timbul tiba-tiba
Disertai muntah berulang terutama muntah kehijauan
Disertai gangguan motilitas (diare, obstipasi,
inkontinensia)
Disertai perdarahan saluran cerna
Terdapat disuria
Berhubungan dengan menstruasi
Terdapat gangguan tumbuh kembang
Terdapat gejala sistemik: demam, nafsu makan turun
Terjadi pada usia <4 tahun

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang


Pemeriksaan ini dibagi atas 3 tahap, yaitu:
Tahap 1. Dilakukan pada seluruh anak dengan sakit perut berulang
Tahap 2. Dilakukan bila pada pemeriksaan tahap 1 ditemukan kelainan atau bila
didapatkan beberapa tanda peringatan seperti yang tertera pada tabel 8 atau bila tidak
memenuhi kriteria gejala klinis sakit perut berulang klasik
Tahap 3. Dilakukan bila masih diperlukan (tabel 8)
Tabel 8. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang sakit perut berulang
Tahap 1 Darah tepi lengkap
Laju endap darah
Biokimia darah (ureum, kreatinin, transaminase, kolesterol, trigliserida, protein
total, kalsium dan fosfor)
Urin
Biakan urin dan tinja (termasuk parasit)
Uji serologis untuk Helicobacter pylori
Foto polos abdomen
USG abdomen
Tahap 2 Uji hidrogen nafas dengan laktosa
Amilase urin dan darah
Test benzidin
Gastroskopi
Tahap 3 Enema barium
Voiding cystourethrogram
EEG

12
2.6 Terapi

Apabila seorang anak menderita sakit perut akut, maka yang penting dilakukan adalah
menentukan apakah penyakitnya memerlukan tindakan bedah atau tidak. Kalau kita sudah dapat
membuat keputusan bahwa anak itu tidak memerlukan tindakan bedah, maka kita harus
mencari penyebab sakit perut dan diberikan pengobatan sesuai etiologinya. Terapi
simtomatis perlu juga diberikan seperti istirahat serta pengawasan cairan dan diet. 14
Pada sakit perut berulang fungsional pengobatan diberikan sesuai etiologi sakit perut.
ditujukan kepada penderita dan keluarganya, bukan hanya mengobati gejala.Secara khusus, yang
dibutuhkan adalah ketentraman dan bahwa tidak ada bukti adanya kelainan dasar yang serius.
Tujuan pengobatan ialah memberikan rasa aman serta edukasi kepada penderita dan keluarga
sehingga kehidupan keluarga menjadi normal kembali dan dapat mengatasi rasa sakit sehingga
efeknya terhadap aktivitas sehari-hari dapat menjadi seminimal mungkin.
Terapi pilihan yang dapat diberikan pada anak jika mengalami sakit perut berulang15 :
1. Intervensi diet memperbanyak konsumsi serat
Serat mengurangi waktu transit di usus dan lebih bermanfaat pada pasien konstipasi. Serat tidak
larut dapat diperoleh dari sereal, produk gandum, buah-buahan, sayuran, dan kacang- kacangan
untuk mencapai jumlah serat 10 g/hari.23 Selain itu perlu membatasi laktosa, lemak dan kafein
2. Farmakoterapi
Pemberian H2 Blocker untuk penderita dyspepsia fungsional, seperti famotidin dengan dosis 0,5
mg/kgBB/dosis diberikan dua kali sehari. Laksan diberikan pada anak konstipasi, disertai diet
tinggi serat serta toilet training. Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi H.pylori.

13
BAB III
SIMPULAN
Sakit perut atau nyeri perut adalah rasa sakit dan tidak nyaman yang terjadi pada area perut,
rasa sakit dapat berasal dari otot perut, organ-organ dalam rongga perut, atau organ di sekitar perut.
Nyeri perut yang muncul dengan cepat akibat kondisi tertentu disebut nyeri perut akut, sedangkan
nyeri yang berlangsung dalam waktu lama disebut nyeri perut kronis (berulang).Sakit perut berulang
atau nyeri perut berulang didefinisikan sebagai serangan sakit perut yang timbul minimal tiga kali
dalam jangka waktu tiga bulan berturut-turut dan menyebabkan terganggunya aktivitas penderita
sehari-hari. Sedangkan sakit perut akut didefinisikan sebagai serangan sakit perut yang timbul kurang
dari tiga kali dalam jangka waktu kurang dari tiga bulan dan menyebabkan terganggunya aktivitas
penderita sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Mohammad Juffrie, SpAK, P. . (2012). Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. In P. .
Dr. Mohammad Juffrie, SpAK (Ed.), Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi (Jilid 1).
UKK Gastroenterologi Hepatologi IDAI.
2. SANDLER, Robert S., et al. Abdominal pain, bloating, and diarrheain the united states.
Digestive diseases and sciences, 2000, 45.6: 1166-1171.
3. Yendra, A., Jurnalis, Y. D., & Masnadi, N. R. (2020). Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Sakit Perut Berulang pada Anak Usia 7-12 Tahun di Kecamatan Padang Timur.
Sari Pediatri, 22(4), 203. https://doi.org/10.14238/sp22.4.2020.203-7
4. mayoclinic.org. (2020, 2 Desember).Abdominal Pain – Symptoms.
https://www.mayoclinic.org/symptoms/abdominal-pain/basics/definition/
5. Hatch EI, Sawin R. The acute abdomen. Dalam: Wyllie R, Hyams JS, penyunting.
Pediatric Gastrointestinal Disease. Pathophysiology, Diagnosis, Management. Edisi
pertama. Philadelphia: Saunders. 1993: 209-19.
6. Ulshen M. Major Symptoms and Signs of Digestive Tract Disorders. Dalam: Behrman
RE, Kliegman RM, Arvin AM, penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke lima
belas. Philadelphia: Saunders, 1996: 1032-7.
7. Reust, C. E., & Williams, A. (2018). Organic Etiologies of Recurrent Abdominal Pain in
Children: Differential Diagnosis. American Family Physician, 97(12), 785–794.
www.aafp.org/afp/
8. Walker Smith JA, Hamilton JR, Walker WA. Acute abdominal pain. Dalam Practical
Paediatric Gastroenterology. London: Butterworths. 1983: 21-9.
9. Thiessen, P. N. (2002). Recurrent abdominal pain. Pediatrics in Review / American
Academy of Pediatrics, 23(2), 39–46. https://doi.org/10.1542/pir.23-2-39
10. Quak, S. H. (2015). Recurrent abdominal pain in children: A clinical approach. Singapore
Medical Journal, 56(3), 125–128. https://doi.org/10.11622/smedj.2015038
11. Setiani, A. (2014). Faktor yang mempengaruhi sakit perut berulang pada siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di Jakarta. Universitas Indonesia.
12. Walker Smith JA, Hamilton JR, Walker WA. Acute abdominal pain. Dalam Practical
Paediatric Gastroenterology. London: Butterworths. 1983: 21-9.
13. Di Lorenzo C, Colleti RB, Lehnman HP, Boyle JT, Gerson WT, Hyams JS, Squires RH
Jr, Walker LS, Kanda PT. Chronic Abdominal Pain In Children: a Technical Report of
the American Academy of Pediatrics and the North American Society for Pediatric
Gastroenterology, Hepatology and Nutrition. 2005.
14. Mews CF, Sinatra FR. Abdominal Pain. Dalam: Wyllie R, Hyams JS. Penyunting.
Pediatric gastrointestinal disease.
15. Yusri Dianne Jurnalis, L. F. (2014). Sakit Perut Berulang Pada Anak. Cdk, 41(8), 589–
594.

15
16
17

Anda mungkin juga menyukai