Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

Tentang
ANALISIS RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL)

OLEH :
Kelompok III

Ghaaiyaratul Hali 1711213005


Syahrifah Aima 1711213017
Auria Lady Afifah 1711213028
Suci Yulia Saputri 1711211031
Fauziah hermawaty 1711212045
Hanifatun Nabilah 1711212051
Annisa Nurul Izza 1711213041
Irene Sandra Olivia 1711212056
Kurnia Malasari 1711216047
Anggra Agustia P 1711216059
Wini Destri Deri 1511212016

Dosen Pembimbing :
Miladil Fitra, S.KM, MKM, CEIA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017/208
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai Analisa
Resiko Kesehatan Lingkungan. Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah, selain itu untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang Dasar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Tak lupa pula penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran
dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah kecil ini
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padang, Jaanuari 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia tidak akan terlepas dari lingkungan untuk melangsungkan kehidupannya.
Lingkungan senantiasa menyediakan kebutuhan demi mendukung kesejahteraan makhluk hidup
didalamnya khususnya manusia. Dalam praktiknya, interaksi antara manusia dengan lingkungan
menimbulkan suatu dampak dibalik manfaat yang didapatkan. Tiga aspek lingkungan yang dapat
menimbulkan bahaya pada manusia adalah lingkungan fisik, kimia, dan biologi. Interaksi manusia
dengan bahaya lingkungan menimbulkan suatu risiko. Risiko dimaknai sebagai kebolehjadian atau
probabilitas efek merugikan pada organisme, populasi maupun sub populasi akibat terpapar suatu
agent lingkungan tertentu. Analisis risiko merupakan suatu proses memperkirakan risiko pada
suatu organisme beserta segala ketidakpastiannya setelah terpajan oleh suatu agent lingkungan
dengan memperhatikan karakteristik agent dan organisme terpapar. Analisis risiko dapat dilakukan
untuk pemajanan yang telah lampau dengan efek yang telah atau belum terlihat maupun untuk
memperkirakan risiko pemajanan yang akan datang (Basri et al., 2014).
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk analisis risiko adalah metode Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan (ARKL). ARKL dapat dilakukan untuk memantau efek karsinogenik
maupun non karsinogenik. Besaran risiko untuk efek karsinogenik dinamai ECR dan untuk efek
non karsinogenik dinamai RQ. Jika nilai RQ sedikitnya 1, maka risiko perlu dikendalikan, tetapi
jika RQ kurang dari 1, risiko tidak perlu dikendalikan melainkan dipertahankan agar RQ tidak
melebihi 1 (Basri et al., 2014)
Polusi udara pada masa lalu lebih banyak disebabkan oleh kejadian alam seperti debu dan
pasir, kebakaran hutan, letusan gunung berapi, dan gas yang keluar dari dalam bumi atau yang
dilepas oleh materi organik yang membusuk. Bentuk polusi ini masih ada sampai sekarang dan
sesekali dapat menyebabkan ancaman serius. Namun, selain polutan alami ini, sekarang terdapat
produk limbah yang dihasilkan oleh peradaban industrialisasi modern.
Pada zaman modern seperti sekarang ini, perkembangan dan kemajuan teknologi dan industri
begitu pesat. Kemudahan yang ditawarkan dari kemajuan teknologi serta keberdayaan masyarakat
secara ekonomi melalui perkembangan industri, juga menimbulkan dampak buruk dan merugikan
bagi masyarakat. Bahaya-bahaya dari lingkungan yang mengancam kesehatan manusia di
Indonesia dulunya didominasi oleh bahaya biologi yang bersifat tradisional seperti ko
ntaminasi bakteri E. coli dan Vibrio cholerapada air minum. Seiring dengan perkembangan zaman,
bahaya lingkungan semakin beragam tidak hanya bahaya biologi tetapi bahaya lingkungan yang
bersifat modern risk mulai dari berbagai senyawa kimiahingga radiasi.
Bahaya yang berasal dari lingkungan berpotensi mengancam kesehatan manusia dan efek
yang ditimbulkannya sangat beragam mulai dari timbulnya gejala ringan seperti gatal –
gatal, batuk, iritasi ringan hingga kanker, mutasi gen, bahkan kematian. Walaupun bahaya
lingkungan seringkali memajani tubuh manusia secara bersamaan dan saling bersinergis, secara
umum bahaya lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu bahaya fisik (radiasi
energy dan gelombang elektromagnetik), bahaya biologi (organisme pathogen dan virus), dan
bahaya kimia (zat toksik). Bahaya fisik di lingkungan ditimbulkan oleh agen fisik seperti suhu
yang ekstrim (terlalu tinggi /rendah), radiasi, dan lain – lain. Pada saat tubuh manusia terpajan oleh
agen fisik akan timbul reaksi tubuh yang beragam sesuai dengan besarnya intensitas pajanannya.
Reaksi yang ditimbulkan tubuh dapat berupa gangguan kenyamanan, kelelahan, timbulnya ruam
hingga mutasi gen dan kematian.
Bahaya biologi adalah bahaya yang ditimbulkan oleh agen biologis sepertiorganisme
patogen dan virus di lingkungan. Pada saat organisme patogen dan virus tersebut masuk ke tubuh
manusia pada kadar atau jumlah tertentu akan timbul gangguan kesehatan. Setelah masuk kedalam
tubuh manusia, agen biologis akan melalui masa inkubasi dimana tubuh yang telah terinfeksi tidak
langsung menimbulkan gejala. Belum banyak atau bahkan belum ada publikasi yang menyebutkan
bahwa agen biologis di dalam tubuh manusia bersifat akumulatif dan dapat menimbulkan gejala
yang berbeda – beda pada setiap kadarnya.
Bahaya kimia seperti halnya kelompok bahaya yang lain, memiliki karakteristik yang
spesifik. Zat kimia di lingkungan memiliki dinamika yang tinggi dan bisa berubah oleh berbagai
faktor penentu seperti suhu, kehadiran zat kimia lain, adanya mikroorganisme pengurai, dan
berbagai faktor lain. Zat kimia dengan struktur kimia yang berbeda memiliki tingkat toksisitas
yang berbeda pula. Sebagai contoh kromium valensi 3 (trivalent chromium) yang memiliki
toksisitas yang rendah, ketika teroksidasi menjadikromium valensi 6 (hexavalent chromium) yang
sangat toksik dan berpotensi menyebabkan kanker pada manusia yang terpajan. Contoh yang lain
adalah nikel karbonat (NiCO) yang berbentuk padat dan kurang berbahaya akan menjadi sangat
berbahaya jika berubah menjadi Nickel tetracarbonyl (Ni(CO)) dan dapat berimplikasi pada
kerusakan paru-paru dan jantung.
Bahaya kimia dari berbagai sumber dan jenis zat kimia, sebagian besar memiliki efek
akumulasi di dalam tubuh manusia. Walaupun sebagian besar zat kimia yangmasuk ke dalam tubuh
akan dikeluarkan melalui jalur pengeluaran / ekskresi (excretory pathways) seperti keringat, urine,
dan feces, namun tetap ada sebagian zat kimia yang masuk, terdeposisi atau mencapai organ
sasarannya. Sifat akumulatif dari bahaya kimia ini akan menyebabkan kadar bahan kimia tersebut
di dalam tubuh akan terus bertambah, dan menyebabkan implikasi kesehatan yang berbeda pada
setiap kadarnya
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah diatas, penulisan makalah ini dapat dirumuskan untuk
mengetahui dan memahami tentang Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) serta prinsip
dari Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
memperluas wawasan tentang teori Analisi Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) serta
prinsip dari Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL).
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu :
a. Untuk mengetahui defenisi Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
b. Untuk mengetahui prinsip dari Analisi Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
c. Untuk mengetahui Manajemen Resiko
d. Untuk mengetahui Komunikasi Resiko

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)


Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 876 tahun 2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), ARKL didefinisikan sebagai suatu pendekatan
untuk mencermati potensi besarnya risiko yang dimulai dengan mendeskripsikan masalah
lingkungan yang telah dikenal dan melibatkan penetapan risiko pada kesehatan manusia yang
berkaitan dengan masalah lingkungan yang bersangkutan. ARKL memberikan jawaban tentang
risiko yang dapat diterima atau ditoleransi dan bentuk pengelolaan risiko yang diperlukan.
Mengacu pada International Program on Chemical Safety (IPCS, 2004) Risk Assessment
Terminology, Analisis adalah pengujian terperinci dari sesuatu yang kompleks (rumit) dengan
maksud untuk memahami sifat dasarnya dan untuk menentukan komponen/ciri-ciri dan sifat
pentingnya, kemudian Risiko merupakan Kemungkinan atau kebolehjadian dari suatu dampak
buruk pada organisme, sistem, atau sub / populasi timbul akibat (disebabkan) oleh terpajan suatu
agen pada kondisi tertentu. Analisis Risko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan proses
untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia, termasuk juga identifikasi
terhadap keberadaan faktor ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu, memperhitungkan
karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik dari sasaran yang
spesifik.
Analisis risiko adalah padanan istilah untuk risk assessment, yaitu karakterisasi efek-efek
yang potensial merugikan kesehatan manusai oleh pajanan bahaya lingkungan (Aldrich dan
Griffith 1993). Analisis risiko merupakan suatu alat pengelolaan risiko prses penilaiaan bersama
para ilmuwan dan birokrat untuk meprakirakan peningkatan risiko kesehatan pada manusia yang
terpajan (NRC 1983). WHO (2004) mendefinisikan analisis risiko sebagai proses yang
dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada suatu organisme sasaran, sistem
atau sub populasi, termasuk identifikasi ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh
agen tertentu, dengan memerhatikan karakteristik yang melekat pada penyebab (agen) yang
menjadi perhatian dan karakteristik sistem sasaran yang spesifik. Risiko itu sendiri didefinisikan
sebagai kebolehjadian (probabilitas) suatu efek merugikan pada suatu organisme, sistem atau su
(populasi) yang disebabkan oleh pemajanan suatu agen dalam keadaan tertentu. Definisi lain
menyebutkan risiko kesehatan manusia sebagai kebolehjadian kerusakan kesehatan seseorang yang
disebabkan oleh pemajanan atau serangkaian pemajanan bahaya lingkungan (WHO 2004).

2.2 Prinsip Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan


2.2.1 Paradigma Analisis Resiko
Mengacu pada Risk Assessment and Management Handbook tahun 1996, analisis risiko
mengenal dua istilah yaitu risk analysis dan risk assessment. Risk analysis meliputi 3 komponen
yaitupenelitian, asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL dan pengelolaan risiko. Di dalam
prosesnya, analisis risiko dapat diilustrasikan sebagai berikut :
a. Penelitian dimaksudkan untuk membangun hipotesis, mengukur, mengamati dan
merumuskanefek dari suatu bahaya ataupun agen risiko di lingkungan terhadap tubuh
manusia, baik yangdilakukan secara laboratorium, maupun penelitian lapangan dengan
maksud untuk mengetahuiefek, respon atau perubahan pada tubuh manusia terhadap dosis,
dan nilai referensi yangaman bagi tubuh dari agen risiko tersebut.
b. Asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL dilakukan dengan maksud untuk
mengidentifikasi bahaya apa saja yang membahayakan, memahami hubungan antara
dosisagen risiko dan respon tubuh yang diketahui dari berbagai penelitian, mengukur
seberapa besarpajanan agen risiko tersebut, dan menetapkan tingkat risiko dan efeknya pada
populasi.
c. Pengelolaan risiko dilakukan bilamana asesmen risiko menetapkan tingkat risiko suatu
agenrisiko tidak aman atau tidak bisa diterima pada suatu populasi tertentu melalui langkah-
langkah pengembangan opsi regulasi, pemberian rekomendasi teknis serta sosial – ekonomi –
politis, dan melakukan tindak lanjut.
Mengacu pada Risk Assessment and Management Handbook tahun 1996, analisis risiko
mengenal dua istilah yaitu risk analysis dan risk assessment. Risk analysis meliputi 3 komponen
yaitu penelitian, asesmen risiko (risk assessment) atau ARKL dan pengelolaan risiko.
Pada dasarnya, ARKL hanya mengenal empat langkah, yaitu :
1) Identifikasi bahaya,
2) Analisis dosis respon (dalam literatur lainnya disebut juga Karakterisasi bahaya),
3) Analisis pemajanan, dan
4) Karakterisasi risiko.

2.3 Manajemen Resiko

Karakterisasi risiko dapat digunakan untuk menentukan pilihan-pilihan manajemen risiko dengan
cara memanipulasi faktor paparan untuk menurunkan RQ atau ECR sehingga asupan lebih kecil
atau sama dengan dosis referensi (Basri et al., 2014) (Rahman, 2007). Terdapat dua cara yang
dapat dilakukan yaitu mengurangi waktu kontak atau menurunkan konsentrasi agen risiko.

Hasil karakterisasi risiko perlu ditindak lanjuti dengan kegiatan sebagai berikut (Fatonah, 2010):

a. Merumuskan tingkat risiko (kanker dan nonkanker) menurut intake maksimum dan intake
minimum. Intake maksimum disebut sebagai worst scenario sedangkan intake minimum
sebagai best scenario.
b. Estimasi tingkat risiko pada berbagai konsentrasi, jumlah atau intensitas agen risiko dan
waktu pemajanan.
c. Penetapan nilai-nilai standar berbasis kesehatan. Nilai-nilai ini perlu ditindaklanjuti
melalui proses legislasi atau regulasi menjadi standar kualitas lingkungan seperti baku
mutu atau nilai ambang batas.
2.4 Teknik dasar dalam melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan

a. Karakterisasi risiko.
Dalam karakterisasi risiko, dibedakan antara risiko kanker dan non-kanker. Risiko
non-karsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dapat dihitung dengan
membagi asupan (Ink)dengan dosis referensi (RfD). Sedangkan untuk risiko
karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan
mengalikan asupan (Ik) dengan CSF (Cancer Slope Factor).
b. Analisis dosis-respon
Sebuah tindakan untuk menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi
kimianya. Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi (RfD) untuk efek non-
karsinogenik. Sedangkan untuk efek karsinogenik toksisitas dinyatakan sebagai CSF
(Cancer Slope Factor).
c. Analisis pajanan
Analisis pajanan digunakan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi,
ingesi,dan absorbsi), untuk mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas
segmen-segmen populasi berisiko, dan untuk menghitung asupan (intake) risk agent
yang diterima setiap segmen populasi berisiko.

Salah satu contoh analisis risiko adalah analisis risiko pemukiman. Dalam analisis risiko
pemukiman, hal yang umum dianalisa adalah lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran,
kualitas tanah daerah pemukiman, prasarana dan sarana, serta penghijauan. Analisis risiko
pemukiman dapat dilakukan berdasarkan persyaratan kesehatan lingkungan pemukiman.
Persyaratan kesehatan lingkungan pemukiman adalah ketentuan teknis yang wajib dipenuhi dalam
rangka melindungi penghuni atau masyarakat yang bermukim dan atau masyarakat sekitar dari
bahaya dan ganguan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis risiko menurut WHO (2004) merupakan proses yang dimaksudkan untuk
menghitung atau memprakirakan risko pada suatu organisme sasaran, sistem atau sub populasi,
termasuk identifikasi ketidakpastian-ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh agent
tertentu, dengan memerhatikan karakteristik yang melekat pada penyebab (agent) yang menjadi
perhatian dan karakteristik sistem sasaran yang spesifik. Ri-siko itu sendiri didefiniskan sebagai
kebolehjadian(probabilitas) suatu efek merugikan pada suatu organisme, sistem atau (sub)populasi
yang disebabkan oleh pemajanan suatu agent dalam keadaan tertentu. Saat ini analisis risiko
digunakan untuk menilai atau menaksir risiko kesehatan manusia yang disebabkan oleh pajanan
bahaya lingkungan.
Definisi dari Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) adalah sebuah proses yang
dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia, termasuk
juga identifikasi terhadap keberadaan faktor ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu,
memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik
dari sasaran yang spesifik.Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih
belum banyak dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan terhadap
kesehatan.

3.2 Kritik dan Saran


Sebaiknya makalah  ini dilengkapi dengan materi-materi lainnya yang dapat memberikan
informasi yang tepat dan akurat.Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan bersedia memberikan kritik dan saran sebagai bahan pertimbangan untuk hasil yang
lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Ardyanto, D. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) dalam Darah Masyarakat yang
Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 2, NO.68 1, JULI 2005 : 67 –
76

Basri, S. et al., 2014. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Model Pengukuran Risiko
Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan). Jurnal Kesehatan, VII(2), pp.427-42.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas “Prinsip dan Metode Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan” oleh Defriman Djafri pada 2014.

Jurnal Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar “Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(Model Pengukuran Risiko Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan)” oleh Syahrul Basri, Emmi
Bujawati, Munawir Amansyah, Habibi, Samsiana pada 2014.

Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) oleh Kemenkes tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai