Makalah Kesling
Makalah Kesling
Tentang
ANALISIS RESIKO KESEHATAN LINGKUNGAN (ARKL)
OLEH :
Kelompok III
Dosen Pembimbing :
Miladil Fitra, S.KM, MKM, CEIA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah mengenai Analisa
Resiko Kesehatan Lingkungan. Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah, selain itu untuk menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang Dasar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Tak lupa pula penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran
dari para pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah kecil ini
dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karakterisasi risiko dapat digunakan untuk menentukan pilihan-pilihan manajemen risiko dengan
cara memanipulasi faktor paparan untuk menurunkan RQ atau ECR sehingga asupan lebih kecil
atau sama dengan dosis referensi (Basri et al., 2014) (Rahman, 2007). Terdapat dua cara yang
dapat dilakukan yaitu mengurangi waktu kontak atau menurunkan konsentrasi agen risiko.
Hasil karakterisasi risiko perlu ditindak lanjuti dengan kegiatan sebagai berikut (Fatonah, 2010):
a. Merumuskan tingkat risiko (kanker dan nonkanker) menurut intake maksimum dan intake
minimum. Intake maksimum disebut sebagai worst scenario sedangkan intake minimum
sebagai best scenario.
b. Estimasi tingkat risiko pada berbagai konsentrasi, jumlah atau intensitas agen risiko dan
waktu pemajanan.
c. Penetapan nilai-nilai standar berbasis kesehatan. Nilai-nilai ini perlu ditindaklanjuti
melalui proses legislasi atau regulasi menjadi standar kualitas lingkungan seperti baku
mutu atau nilai ambang batas.
2.4 Teknik dasar dalam melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan
a. Karakterisasi risiko.
Dalam karakterisasi risiko, dibedakan antara risiko kanker dan non-kanker. Risiko
non-karsinogenik dinyatakan sebagai Risk Qoutient (RQ), dapat dihitung dengan
membagi asupan (Ink)dengan dosis referensi (RfD). Sedangkan untuk risiko
karsinogenik dinyatakan sebagai Excess Cancer Risk (ECR), dihitung dengan
mengalikan asupan (Ik) dengan CSF (Cancer Slope Factor).
b. Analisis dosis-respon
Sebuah tindakan untuk menetapkan kuantitas toksisitas risk agent untuk setiap spesi
kimianya. Toksisitas dinyatakan sebagai dosis referensi (RfD) untuk efek non-
karsinogenik. Sedangkan untuk efek karsinogenik toksisitas dinyatakan sebagai CSF
(Cancer Slope Factor).
c. Analisis pajanan
Analisis pajanan digunakan untuk mengenali jalur-jalur pajanan risk agent (inhalasi,
ingesi,dan absorbsi), untuk mengenali karakteristik antropometri dan pola aktivitas
segmen-segmen populasi berisiko, dan untuk menghitung asupan (intake) risk agent
yang diterima setiap segmen populasi berisiko.
Salah satu contoh analisis risiko adalah analisis risiko pemukiman. Dalam analisis risiko
pemukiman, hal yang umum dianalisa adalah lokasi, kualitas udara, kebisingan dan getaran,
kualitas tanah daerah pemukiman, prasarana dan sarana, serta penghijauan. Analisis risiko
pemukiman dapat dilakukan berdasarkan persyaratan kesehatan lingkungan pemukiman.
Persyaratan kesehatan lingkungan pemukiman adalah ketentuan teknis yang wajib dipenuhi dalam
rangka melindungi penghuni atau masyarakat yang bermukim dan atau masyarakat sekitar dari
bahaya dan ganguan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisis risiko menurut WHO (2004) merupakan proses yang dimaksudkan untuk
menghitung atau memprakirakan risko pada suatu organisme sasaran, sistem atau sub populasi,
termasuk identifikasi ketidakpastian-ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpajan oleh agent
tertentu, dengan memerhatikan karakteristik yang melekat pada penyebab (agent) yang menjadi
perhatian dan karakteristik sistem sasaran yang spesifik. Ri-siko itu sendiri didefiniskan sebagai
kebolehjadian(probabilitas) suatu efek merugikan pada suatu organisme, sistem atau (sub)populasi
yang disebabkan oleh pemajanan suatu agent dalam keadaan tertentu. Saat ini analisis risiko
digunakan untuk menilai atau menaksir risiko kesehatan manusia yang disebabkan oleh pajanan
bahaya lingkungan.
Definisi dari Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) adalah sebuah proses yang
dimaksudkan untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia, termasuk
juga identifikasi terhadap keberadaan faktor ketidakpastian, penelusuran pada pajanan tertentu,
memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik
dari sasaran yang spesifik.Di Indonesia Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) masih
belum banyak dikenal dan digunakan sebagai metoda kajian dampak lingkungan terhadap
kesehatan.
Ardyanto, D. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) dalam Darah Masyarakat yang
Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan Lingkungan, VOL. 2, NO.68 1, JULI 2005 : 67 –
76
Basri, S. et al., 2014. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (Model Pengukuran Risiko
Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan). Jurnal Kesehatan, VII(2), pp.427-42.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas “Prinsip dan Metode Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan” oleh Defriman Djafri pada 2014.
Jurnal Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar “Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(Model Pengukuran Risiko Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan)” oleh Syahrul Basri, Emmi
Bujawati, Munawir Amansyah, Habibi, Samsiana pada 2014.
Pedoman Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) oleh Kemenkes tahun 2012.