Anda di halaman 1dari 10

Metode Memperkirakan Risiko Lingkungan

Disusun Oleh :
DIAH SIWI RAHAYU : 2051700030
DEVITA RAHAYU NURKHALIZA : 2051700037
IBNU SETYO WIBOWO : 2051700056

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2023
KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas
pembuatan Makalah Epidemiologi Lingkungan : Metode Memperkirakan Resiko
Lingkungan. Makalah ini di selesaikan dengan maksud untuk membantu kami dalam
memahami materi tentang pembelajaran Metode Memperkirakan Resiko Lingkungan.
Makalah  ini merupakan salah satu sarana pembelajaran di kelas dalam kegiatan
diskusi tentang  mata kuliah Epidemiologi Lingkungan, oleh karena itu makalah ini
menyajikan beberapa referensi yang akan membantu kami dalam kegiatan diskusi
kedepannya. Setiap konsep kami bahas sedemikian rupa dengan rinci supaya memudahkan
untuk memahaminya dan menunjang kegiatan pembelajaran di kelas.
Makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dalam hal bahasa bahkan sampai pada hal
penyusunan isi, untuk itu, kami mengharapkan kerja sama dan kritik yang membangun agar
laporan ini ke depannya dapat lebih baik untuk meningkatkan mutu pembelajaran kami pada
khususnya. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya. Terima kasih.

Sukoharjo, 28 April 2023

Penyusun.

2
DAFTAR ISI
Contents

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................5
1.3 TUJUAN......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 Metode Memperkirakan Risiko Lingkungan...................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan sehat yang diharapkan adalah lingkungan hidup yang
terencana, terorganisasi dilihat dari faktor yang ada dalam lingkungan fisik
manusia, dikelolah sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan
(KLHK RI, 2021). Ditinjau dari sudut kepentingan masyrakat dalam berinteraksi
dengan lingkungan masih banyak sekali masalah lingkungan yang perlu
diperhatikan. Kebanyakan masyarakat terutama yang hidup di daerah pedesaan
belum mengetahui masalah lingkungan disekitarnya yang dapat berakibat buruk
terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup mereka (Ramadhany, 2016). Keadaan
dan masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat nampak
sangat beragam. Berbagai faktor lingkungan yang merugikan belum dapat
dihadapi, hal ini yang mempengaruhi terjadinya berbagai pola penyakit
dimasyarakat (Fridayanthie, 2016). Saat ini penyakit menular berbasis lingkungan
masih menjadi masalah utama bagi masyarakat khususnya di daerah pedesaan dan
permukiman yang padat penduduknya.
Bahaya yang berasal dari lingkungan berpotensi mengancam kesehatan
manusia dan efek yang ditimbulkannya sangat beragam mulai dari timbulnya
gejala ringan seperti gatal – gatal, batuk, iritasi ringan hingga kanker, mutasi gen,
bahkan kematian. Walaupun bahaya lingkungan seringkali memajani tubuh
manusia secara bersamaan dan saling bersinergis, secara umum bahaya lingkungan
dapat dikelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu bahaya fisik (radiasi energy dan
gelombang elektromagnetik), bahaya biologi (organisme pathogen dan virus), dan
bahaya kimia (zat toksik).
Risiko lingkungan merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang
disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun
social ekonomi-budaya (Syahrul Basri and Munawir Amansyah, Habibi, 2015).
Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu faktor
atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu
untuk menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya
(Suseno, 2014). Berdasarkan penjelasan tersebut risiko lingkungan mengandung
unsur yang tidak pasti,kemungkinan terjadinya dapat tinggi atau rendah dan tidak
dapat dikatakan pastikanterjadi. Ketidakpastian dalam memperkirakan adanya

4
risiko dapat disebabkan daribeberapa hal yaitu kesalahan metodelogi, penetahuan
yang terbatas tentang sifat dan kelakuan system yang kita perkirakan, terjadinya
kemungkinan yang rendah (low probability event) dan kejadian yang tidak dapat
diperkirakan.Risiko secara luas dapat diartikan sebagai kemungkinan dari beberapa
kondisiyang tidak menyenangkan.
Risiko secara terbatas dapat diartikan sebagai gambaran kemungkinan
bahwa seseorang yang sehat tetapi terpapar oleh beberapa faktor risiko,akan dapat
menderita suatu penyakit.Masyarakat luas sangat menaruh perhatian yang cukup
besar terhadap faktorrisiko lingkungan untuk terjadinya suatu penyakit. Dengan
perhatian yang besar terhadap faktor risiko tersebut, memungkinkan tersebar luas
dalam media masa cara menurunkandan mengendalikan faktor risiko tersebut.
Beberapa faktor risiko yang sudah dikenal oleh masyarakat luas antara lain adalah
zat kimia beracun dan kecelakaan nuklir dapat sebagai faktor risisko terjadinya
kanker. Demikian pula penggunaan pil kontrasepsi yangdapat meningkatkan
terjadinya penyakit kardiovaskuler serta risiko terjadinya penyakit AIDS karena
tingkah laku seksual yang menyimpang atau transfuse darah yang tercemaroleh
virus AIDS.
Jadi Pentingnya penilaian resiko lingkungan berhubungan dengan paparan
bahan toksik pada manusia, yaitu semakin tinggi tingkat resiko pada lingkungan
juga akan mengakibatkan tingginya resiko paparan bahan kimia/toksik pada
manusia. Metode memperkirakan resiko lingkungan dengan menggunakan dua
metode yaitu metode perkiraan langsung dan tak langsung.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah mengetahui metode
memperkirakan risiko lingkungan
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui apa saja metode memperkirakan risiko lingkungan.

5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode Memperkirakan Risiko Lingkungan
Pentingnya penilaian resiko lingkungan berhubungan dengan paparan bahan toksik
pada manusia, yaitu semakin tinggi tingkat resiko pada lingkungan juga akan mengakibatkan
tingginya resiko paparan bahan kimia/toksik pada manusia. Metode memperkirakan resiko
lingkungan dengan menggunakan dua metode yaitu metode perkiraan langsung dan tak
langsung (Kemenkes RI, 2017) .
A. Perkiraan Langsung
Besarnya suatu risiko merupakan fungsi dari besarnya kementakan dengan
konsekuensi tertentu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut:
R=F ( p × K )
Dimana :
R = Risiko
P = Probabilitas
K = Konsekuensi
F = faktor
Dalam peristiwa yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan, probabilitas
(kementakan) untuk terjadinya kematian lebih kecil dari kementakan timbulnya
penyakit yang kronis. Sebagai contoh kasus adalah kecelakaan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl. Pada kecelakaan tersebut yang dilaporkan
langsung meninggal dunia adalah 32 orang. Sedangkan yang menghadapi risiko
kematian di kemudian hari akibat kanker diperkirakan sebesar 25.000 orang.Peristiwa
lain adalah dib opal (india), di mana yang meninggal langsung sekitar 2.000 orang,
sedangkan yang mempunyai risiko untuk menderita penyakit kronis sebanyak puluhan
ribu.
Harga p (kementakan) dapat dihitung jika tersedia data statistikyang
cukup.Faktor yang diperlukan pada analisis suatu risiko lingkungan adalah
mengidentifikasirisiko yang penting.
B. Perkiraan tidak Langsung
Kecelakaan PLTN di Chernobyl dan kebocoran zat beracun di Bopal
merupakansuatu kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga tidak cukup tersedia
data statisticuntuk melakukan perhitungan langsung. Risiko dihitung secara tidak

6
langsung berdasarkan pengalaman terjadinya kecelakaan dengan tingkat
konsekuensi tertentupada industry dan instansi lain.
Contoh penentuan risiko lingkungan:
1) Seorang pekerja dengan berat badab 60 kg terpapar oleh bahan karsinogen.
Paparan terjadi 5 hari perminggu, 50 minggu pertahun dan pemaparan
terjadi selama 20 tahun. Pekerja diasumsikan menghisap bahan beracun
selama 2 jam setiap hari sebanyak 1,5 m 3/jam dan 6 jam perhari sebanyak
1 m3/jam. Faktor potensi dari bahan beracun (karsinogen) adalah 0,02
mg/kg perhari. Faktor absorbs diperkirakan 80%. Rata-rata bahan beracun
diudara sekitar 0,05 mg/m3.Dari data tersebut di atas dapat di hitung
besarnya risiko terkena kanker sebagai berikut :
Total udara yang dihisap (daily intake rate) :
(1,5 m3/jam×2 jam)+(1 m3/jam×6 jam) = 9 m3/jam
Total dosis = 9 m3/jam × 5 m3/jam × 50 m3/jam × 20 tahun × 0,05 mg/m3 ×
0,8 =1.800mg/20 tahun.
Chronic daily intake (CDI)
1.800 mg
× 0,00117 mg/kg /hari
0,00117 mg/kg /hari 60 kg × 70tahun × 365 hari/tahun

Risiko menderita kanker adalah


0,00117 mg/kg/hari × 0,02 mg/kg/hari = 2,3 × 105
(23 kemungkinan dalam 1 juta)
2) Pada suatu pabrik yang mempunyai cerobong asap dengan ketinggian
efektif100m, mengeluarkan emisi gas NO2 dengan kecepatan 110 g/detik.
Kecepatan angin pada ketinggian 100 m adalah 5 m/detik.
Dari data tersebut di atas dapat diperkirakan risiko masyarakat yang
bertempat tinggal 2 km dari cerobong tersebut.
Data termasuk dalam kelas stabilitas D. setelah dihitung, maka :
Y = 126 m
Z = 51 m
(y dan z = horizontal dan vertical spread parameter)
Berdasarkan rumus (Gaussan model)

7
6
110 ( 10 )
C=
2( )
22
7
(126)¿ ¿

[ ]
2
−1 100
¿ 545 ( 1 ) 2 exp × 2
2 51
¿ 545 ×0,293
3
¿ 159 μg /m

Konversi 159 mikrogram/m3 NO2, menjadi ppm adalah sebagai berikut:


Pada suhu 15OoC dan tekanan 1 atmosfer, maka :
24,5 ×10 × 159× 10−6 g /m3
NO 2=
46 g/mol
= 0,086 ppm
Baku mutu udara ambient (SK Men KLH) untuk NO 2= 0,05 ppm Jadi dapat
disimpulkan bahwa risiko masyarakat yang berdomisili pada jarak 2 km dari
cerobong, cukup besar risikonya untuk keracunan gas NO2.

8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penilaian resiko lingkungan dapat dilakukan secara langsung ataupun secara tidak
langsung. Penilaian secara langsung adalah penilaian besarnya suatu risiko secara
langsung menggunakan rumus yang merupakan fungsi dari besarnya kementakan dengan
konsekuensi tertentu.
Rumus R = f ( P x K )
Dimana: R= Risiko, P =probabilitas, K = Konsekuensi, f= faktor
contoh kasus adalah kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Chernobyl. Penilaian secara tidak langsung adalah penilaian yang dilakukan secara tidak
langsung karena kejadian yang sangat jarang terjadi, sehingga tidak cukup tersedia data
statistik untuk melakukan perhitungan langsung. Risiko dihitung secara tidak langsung
berdasarkan pengalaman terjadinya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Fridayanthie, E. wida (2016) ‘Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan di Dusun Kokoa Desa
Marannu Kecamatan Lau Kabupaten Maros Tahun 2016’, IOSR Journal of Economics and
Finance, 3(1), p. 56.
Kemenkes RI (2017) ‘Toksikologi Lingkungan’.
KLHK RI (2021) ‘PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2021’, Ministry of Environment and Forestry
Republic of Indonesia, (3), pp. 1–319.
Ramadhany, A. (2016) ‘Jurusan pendidikan sejarah fakultas ilmu sosial universitas negeri
semarang 2016’.
Suseno, P. (2014) ‘Konsep Dasar Manajemen Risiko’, Modul, pp. 1–50. Available at:
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=f85fba4a03781b4fJmltdHM9MTY3NzQ1NjAwMCZpZ3VpZD0wZDI2MWZiZi04N
WI0LTZmN2ItMzdlYy0xMDRkODRlMjZlZWEmaW5zaWQ9NTIzMw&ptn=3&hsh=3&fcl
id=0d261fbf-85b4-6f7b-37ec-
104d84e26eea&psq=jurnal+definisi+manajemen+risiko+menurut+Djohanputro+&.
Syahrul Basri, E.B. and Munawir Amansyah, Habibi, S. (2015) ‘Analisis Risiko Kesehatan
Lingkungan (Model Pengukuran Risiko Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan)’, Artikel,
pp. 1–6.

10

Anda mungkin juga menyukai