Anda di halaman 1dari 7

Sistem Pengapian

JOBSHEET PEMERIKSAAN PERALATAN SPARK ADVANCE PADA KENDARAAN

A. TUJUAN
 Belajar cara memeriksa dan menyetel saat pengapian serta memahami konstruksi
dan cara kerja sistem pengapian.

B. PERSIAPAN ALAT & BAHAN


 SST 09843-18020 (Diagnoses check wiring) atau kabel servis (untuk engine
dengan ESA)
 Tachometer
 Timing light
 Torque Wrench (200 kg cm, 14 ft.lb, 20 N-m)
 Engine model : 4A-F engine tanpa ESA (AE92 series) dan 4A-F engine dengan
ESA (AE 95 series)

C. KESELAMATAN KERJA
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

D. LANGKAH KERJA

4A-F Engine Tanpa ESA

1. PANASKAN MESIN
Biarkan mesin mencapai temperatur kerja normalnya.

2. SAMBUNGKAN TACHOMETER
DAN TIMING LIGHT
Hubungkan tachometer test probe
ke service conector terminal IG (-).

PERHATIAN !
 Usahakan agar terminal tachometer
tidak menyentuh masa, karena
dapat merusak igniter dan atau
ignition coil.
 Ada beberapa tachometer yang
tidak cocok dengan sistem
pengapian jenis ini, kami sarankan
agar anda memeriksanya sebelum
dipergunakan.

1
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

3. PERIKSA DAN SETEL SAAT


TIMING PENGAPIAN (Tanpa
Octane Selector)
a. Lepaskan selang vakum dari sub
diaphragm distributor dan
sumbatlah pada ujung selangnya.

b. Dengan mesin pada putaran idling,


periksa saat pengapian dengan
menggunakan timing light.
1) Saat Pengapian : 10o sebelum TMA
pada maksimum 900 rpm.
(Transmisi pada posisi N dan
vacuum advance OFF)
2) Hasil pemeriksaan : ....................
3) Kesimpulan : ..............................

c. Bila perlu penyetelan, longgarkan


baut-baut distributor dan putarkan
distributor. Periksa kembali saat
pengapian setelah mengeraskan
baut distributor.
 Torque : 200 kg-cm (14 ft-lb, 20 N-
m)

4. PERIKSA DAN SETEL TIMING


PENGAPIAN (Dengan Octane
Selector)
a. Setel octane selector
1) Buka octane selector cap
2) Setel octane selector pada
distributor ke posisi tengah.
 CATATAN : saat pengapian
berubah 4o setiap satu putaran
octane selector.
 Bila octace selector diputar ke
posisi A, saat pengapian akan
maju.
 Bila octane selector diputar ke
posisi R, saat pengapian akan
mundur.
3) Pasang octane selector cap

2
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

REFERENSI
 Bila octane selector posisinya ditengah, gunakan bensin dengan 85 RON.
Research Octane Number (RON) berubah sekitar 4 RON bila octane selector
diputar satu putaran.
 Bila bensin yang digunakan lebih dari 85 RON, putar selector ke posisi A
(advance) tetapi tidak lebih dari satu setengah putaran (91 RON) dari posisi
tengah.
 Bila bensin yang digunakan kurang dari 85 RON, putar selector ke posisi R
(retard) tetapi jangan lebih dari dua setengah putaran (75 RON) dari posisi tengah.

PERHATIAN !
 Jangan memutar selector melebihi ketentuan karena akan mengakibatkan
knocking, bahan bakar tidak ekonomis atau akselerasi tidak baik.

b. Dengan mesin pada putaran idling,


periksa saat pengapian dengan
menggunakan timing light.
1) Saat pengapian : 0o sebelum TMA
pada maksimum 900 rpm (transmisi
pada posisi N)
2) Hasil pemeriksaan : ....................
3) Kesimpulan : ..............................

c. Bila perlu penyetelan, longgarkan


baut distributor dan putar distributor
untuk meluruskan tanda. Periksa
kembali saat pengapiannya setelah
baut dikeraskan.

REFERENSI
 Metoda berikut ini dapat digunakan untuk menyetel octane selector bila nilai oktan
bensin yang digunakan tidak diketahui (hanya untuk manual transmission) :
 Jalankan pada sekitar 30 km/jam (20 mph) pada top Gear, kemudian tekan penuh
pedal akselerator.
 Perhatikan apakah ada suara mesin ngelitik pada permulaan dan kemudian hilang
setelah kecepatan bertambah.
 Bila terlalu banyak suara ngelitik, kurangi dengan memutar octane selector ke
arah “R” (retard), bila tidak ada suara ngelitik, putar ke arah “A” (advance).

PENTING !
 Mesin ngelitik (engine knock) yang terlalu banyak tidak hanya akan mengurangi
kemampuan mesin tetapi juga dapat merusak busi dan torak. Oleh karena itu
maka octane selector harus disetel dengan tepat.

3
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

 Karena penyetelan octane selector memerlukan keahlian dan pengalaman,


lakukan sesuai dengan petunjuk seorang yang ahli.

5. SELANJUTNYA SETEL SAAT


PENGAPIAN (Tanpa Octane
Selector)
a. Sambungkan kembali selang
vakum ke sub diaphragm
distributor.

b. Periksa saat pengapian


1) Saat pengapian : 12 – 18o sebelum
TMA pada maksimum 900 rpm
(transmisi pada posisi N)
2) Hasil pemeriksaan : ....................
3) Kesimpulan : ..............................

6. PERIKSA KERJA CENTRIFUGAL


GOVERNOR ADVANCER
a. Lepaskan selang vakum dari unit
diaphragm advancer dan sumbat
pada ujungnya.

b. Dengan menggunakan timing light,


perhatikan bahwa tanda V pada
puley semakin maju pada saat rpm
dinaikkan.

7. PERIKSA KERJA VACUUM


ADVANCER
a. Dengan mesin pada putaran idling,
perhatikan bahwa saat pengapian
maju bila selang vakum
dihubungkan dengan sub-
diaphragm.

4
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

REFERENSI
 Bila mesin pada putaran idling, saat
pengapian tidak boleh berubah,
baik selang vakumnya disambung
dengan diaphragma utama atau
tidak.

b. Dengan mesin pada putaran sekitar


3000 rpm, Perhatikan bahwa saat
pengapian maju bila selang vakum
dihubungkan dengan main
diaphragm.

4A-F Engine Dengan ESA


1. PANASKAN MESIN
Biarkan mesin mencapai
temperatur kerja normal

2. SAMBUNGKAN TACHOMETER
DAN TIMING LIGHT
a. Hubungkan tachometer test probe
ke terminal IG (-) dari check
connector atau IIA service
connector
b. LOKASI : Check connector
ditempatkan dekat air cleaner

PERHATIAN !
 Usahakan agar terminal tachometer
tidak menyentuh massa karena
dapat merusak Igniter dan/atau
Ignition coil.
 Beberapa tipe tachometer tidak
cocok untuk sistem pengapian jenis
ini, kami sarankan agar anda
memeriksanya sebelum
dipergunakan.

3. PERIKSA DAN SETEL SAAT


PENGAPIAN
a. Dengan menggunakan SST atau
service wire, hubungkan terminal T
dan E1 check connector.
1) SST 09843-18020
2) LOKASI : Check connector
ditempatkan dekat air cleaner.

5
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

3) Bila idlingnya tidak stabil, setel


putaran idle dengan idle speed
adjusting screw.
4) Putaran idle : 800 rpm (dengan T-
E1 dihubung singkat)

b. Dengan menggunakan timing light,


periksa saat pengapian.
1) Saat pengapian : 10o sebelum TMA
pada saat idle
(dengan T-E1 dihubung singkat dan
transmisi pada posisi N).
2) Hasil pemeriksaan : ....................
3) Kesimpulan : ..............................

c. Bila perlu penyetelan, longgarkan


baut distributor dan putar posisi
distributor. Periksa kembali saat
pengapiannya setelah baut
distributor dikeraskan.
 Torque : 200 kg-cm (14 ft-lb, 20 N-
m)

4. SELANJUTNYA PERIKSA SAAT


PENGAPIAN
a. Lepaskan service wire dari check
connector

b. Lepaskan ACV connector

6
R. Sabar Santana, SST.
Sistem Pengapian

c. Periksa saat pengapian


 Saat pengapian : 10o sebelum TMA
atau lebih pada saat putaran idle
 Hasil pemeriksaan : ....................
 Kesimpulan : ..............................
d. Sambungkan ACV connector

7
R. Sabar Santana, SST.

Anda mungkin juga menyukai