Anda di halaman 1dari 2

Implementasi Aqidah Islam dalam Mewujudkan Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Wildan Akhsanul Iman

Dalam Islam, istilah aqidah bukanlah sesuatu yang asing terdengar. Posisi aqidah
sangatlah krusial bagi seorang muslim karena aqidah merupakan pondasi keber-Islaman
seseorang. Semakin tinggi bangunan ke-Islaman seseorang, maka semakin kokoh pula
pondasi aqidah yang ditanamkan. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan baik
dalam menjalani ibadah vertikal dengan sang Khalik, baik pula dalam muamalah horizontal
antar makhluk, dan tentunya berakhlakul karimah dalam melakoni kehidupan sehari-hari.

Aqidah yang bisa juga disebut iman, penting untuk ditanamkan pada setiap diri
seorang muslim, agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rukun Aqidah
Islam atau biasa disebut Rukun Iman ada enam unsur, yaitu Iman kepada Allah Swt., Iman
kepada Malaikat-Malaikat Allah, Iman kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Rasul-Rasul
Allah, Iman kepada Hari Akhir, dan Iman kepada Qadha’ dan Qadar Allah. Apabila keenam
unsur aqidah atau iman tersebut telah ditanamkan di dalam kalbu seorang muslim yang juga
dibarengi dengan pengiimplementasian dalam kehidupan sehari-hari, maka akan terwujud
kebahagiaan dunia dan akhirat.

Seseorang yang iman kepada Allah secara sungguh-sungguh, akan mendapatkan


ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa tidak dapat didapat dengan keberlimpahan materi, akan
tetapi didapat dari kalbu yang ikhlas. Dengan seseorang meyakini bahwasanya Allah-lah
yang mengatur segala sesuatu, maka tidak akan ada rasa menyerah apabila seseorang
mengalami kegagalan, tidak ada rasa gelisah apabila menghadapi masalah, dan tidak ada rasa
merana apabila kehilangan harta. Seseorang yang memiliki iman yang kuat akan sepenuhnya
yakin bahwa sejatinya tujuan kehidupan ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Harta,
tahta, wanita, beserta gemerlapnya kenikmatan dunia merupakan sesuatu yang fana dan
menjadi sebuah godaan yang harus dihindari.

Dengan mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, maka seorang muslim akan


senantiasa mengingat tugas malaikat Izrail. Seorang yang sadar dengan datangnya kematian,
akan selalu berusaha membenahi kualitas ibadahnya hari demi hari. Selain itu, dengan
mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, seseorang akan selalu merasa bersyukur dan
tidak akan merasa kekurangan karena mengingat akan tugas malaikat Mikail. Begitu pun juga
halnya dengan malaikat-malaikat lainnya yang dalam hadis disebutkan akan mendoakan
seorang muslim yang sedang menuntut ilmu.
Pokok aqidah yang ketiga yaitu mengimani kitab-kitab Allah. Tujuan Allah
menurunkan kitab-kitab itu agar dijadikan pedoman hidup seluruh manusia menuju jalan
hidup yang benar dan diridhai Allah. Apabila seorang muslim mengimani adanya kitab-kitab
Allah (Taurat, Zabur, Injil, dan Al Quran) dan juga mengamalkannya (Al Quran) dalam
kehidupan sehari-hari, maka akan tertuntun menuju kebahagiaan dan keselamatan dunia
akhirat.

Selanjutnya, seperti yang termaktub dalam Al Quran bahwasanya Rasulullah Saw.


merupakan uswatun hasanah bagi seseorang yang mengharapkan Allah atau seorang muslim.
Rasulullah saw. merupakan role model yang sempurna bagi umat manusia. Seseorang yang
berkehidupan dengan meniru cara hidup Rasulullah saw., bisa dipastikan akan mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat. Inilah termasuk dalam unsur keimanan yang keempat, yakni
iman kepada rasul-rasul Allah. Selain itu, seorang muslim juga dapat meneladani rasul-rasul
terdahulu seperti Nabi Ibrahim as. yang dengan kuatnya mempertahankan ketauhidanannya,
Nabi Ayyub as. dengan kesabarannya dalam menghadapi musibah berupa sakit yang
dideritanya, dan nabi-nabi lainnya.

Pokok akidah selanjutnya yaitu percaya akan adanya hari akhir, yaitu mulai
hancurnya dunia hingga masuknya seseorang ke surga atau neraka. Dengan menanamkan
keyakinan akan datangnya hari akhir, seorang muslim akan senantiasa menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena semua perbuatan manusia akan
dihisab dan dibalas di hari pembalasan kelak.

Yang terakhir, yakni iman kepada Qadha’ dan Qadar Allah. Qadha’ adalah kepastian
dan Qadar adalah ketentuan. Seseorang yang telah yakin akan qadha dan qadarnya Allah,
akan bersyukur apabila mendapatkan kebahagiaan atau nikmat karena sejatinya itu
merupakan karunia Allah Swt. Begitu juga sebaliknya, apabila mendapatkan musibah, maka
itu merupakan cobaan yang harus dihadapi dengan kesabaraan karena dibalik itu pasti
terdapat hikmah yang Allah berikan.

Seseorang yang ingin mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat, sudah sepatutnya
untuk menanamkan aqidah yang kuat dalam dirinya yang juga diiringi dengan proses
pengiimplementasian dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai