Pengertian Iman
Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki kepercayaan
tertentu atas yang diimaninya. Percaya bukan berarti hanya sekedar meyakini, namun juga
tercermin dari apa yang diucapkan dan dilakukan secara konsisten. Tentunya akan berbeda
perilaku seorang yang beriman dengan perilaku orang yang tidak beriman. Orang yang
beriman akan adanya Allah, pasti akan memunculkan rasa takut dan merasa diawasi oleh
Allah, sehingga ia tidak berani untuk melakukan sesuatu yang buruk, yang dilarang Allah.
Orang yang tidak beriman kepada Allah, misalnya saja seorang Atheis, ia tidak akan
mungkin menyandarkan hidupnya kepada Al-Quran, takut atau mempersiapkan hari akhir,
dan juga tidak akan mungkin melakukan kehidupannya berdasarkan apa yang Allah
perintahkan. Untuk itu, jika ada orang yang beriman namun perilaku dan kehidupannya tidak
melandaskan kepada ayat-ayat Allah, maka tentu menjadi pertanyaan tentang keimanannya.
Sebagaimana disampaikan di ayat di bawah ini, bahwa orang beriman adalah mereka
percaya pada yang ghaib, melaksanakan shalat dan menafkahkan rezeki. Artinya, orang
beriman akan percaya pada Allah dan tidak akan lepas kehidupannya dari Allah SWT.
“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS : Al
Baqarah : 3)
Namun, persoalan iman seseorang tentu adalah masalah pribadi atau personal. Tidak
ada yang dapat menilai kualitas iman seseorang daripada Allah sendiri. Tentu hanya Allah
saja yang berhak dan dapat menilai hal tersebut secara pasti dan valid. Sedangkan penilaian
manusia tentu hanya aspek pinggiran saja.
Keimanan yang Harus Ada Pada Seorang Muslim
Sebagaimana rukun iman, maka seorang muslim harus meyakini dan mendasarkan
kehidupannya berdasarkan rukun iman ini.
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS : Al Ikhlas : 1-4)
Keimanan pada Rasul Allah, khususnya umat Nabi Muhammad dapat dilakukan dengan cara
mengikuti sunnahnya. Sunnah-sunnah Rasul contohnya adalah dalam melaksanakan Sunnah
Sebelum Tidur sesuai ajaran Rasul, Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah ,
melaksanakan Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam
Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.
Akhlak seorang muslim tentu berdasar kepada keyakinannya terhadap Allah, Malaikat, Kitab,
Rasul, Hari Akhir, dan Qada&Qadar. Dengan adanya hal tersebut, seorang muslim akan
mengatur akhlaknya bagaimana sesuai dengan aturan Allah, apa yang disampaikan di Al-
Quran. Mereka akan menilai akhlaknya buruk jika tidak sesuai dengan apa yang disampaikan
Allah dan Rasulnya.
Berikut adalah Hubungan Akhlak dengan Iman :
Bukti keimanan dan akhlak manusia tentunya akan terwujud ketika manusia benar-benar dan
sungguh-sungguh menjalankan hidupnya berdasarkan pada Tujuan Penciptaan
Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam
Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah Allah tetapkan. Hal itulah yang
nantinya juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.