Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN IMAN DAN AKHLAK

Nama = M.Nor Abdillah Umar


Ibnu Dyan Prayudha
NPM = 2206030044
2206030018
Kelas = Reguler Malam
Prodi = Teknik Elektro

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN


MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARMASIN
Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam
Akhlak dan Iman adalah bagian dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Tidak
akan muncul akhlak yang baik bila tanpa iman. Begitupun tidak akan sempurna keimanan
jika tanpa akhlak yang baik. Untuk itu, akhlak dan keimanan tidak dapat dipisahkan sendiri-
sendiri. Semuanya sangat bergantung dan saling mempengaruhi.
Iman adalah pondasi dalam diri seorang muslim. Adanya keimanan mempengaruhi
bagaimana seorang muslim berperilaku, melaksanakan pekerjaan atau aktifitas, dan juga
menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kehidupan seorang tanpa keimanan pasti akan rapuh
sebagaimana rumah atau bangunan tanpa adanya pondasi yang kuat. Berikut adalah
penjelasan mengenai Hubungan Akhlak dengan Iman

Pengertian Iman
Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki kepercayaan
tertentu atas yang diimaninya. Percaya bukan berarti hanya sekedar meyakini, namun juga
tercermin dari apa yang diucapkan dan dilakukan secara konsisten. Tentunya akan berbeda
perilaku seorang yang beriman dengan perilaku orang yang tidak beriman. Orang yang
beriman akan adanya Allah, pasti akan memunculkan rasa takut dan merasa diawasi oleh
Allah, sehingga ia tidak berani untuk melakukan sesuatu yang buruk, yang dilarang Allah.

Orang yang tidak beriman kepada Allah, misalnya saja seorang Atheis, ia tidak akan
mungkin menyandarkan hidupnya kepada Al-Quran, takut atau mempersiapkan hari akhir,
dan juga tidak akan mungkin melakukan kehidupannya berdasarkan apa yang Allah
perintahkan. Untuk itu, jika ada orang yang beriman namun perilaku dan kehidupannya tidak
melandaskan kepada ayat-ayat Allah, maka tentu menjadi pertanyaan tentang keimanannya.

Sebagaimana disampaikan di ayat di bawah ini, bahwa orang beriman adalah mereka
percaya pada yang ghaib, melaksanakan shalat dan menafkahkan rezeki. Artinya, orang
beriman akan percaya pada Allah dan tidak akan lepas kehidupannya dari Allah SWT.

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS : Al
Baqarah : 3)
Namun, persoalan iman seseorang tentu adalah masalah pribadi atau personal. Tidak
ada yang dapat menilai kualitas iman seseorang daripada Allah sendiri. Tentu hanya Allah
saja yang berhak dan dapat menilai hal tersebut secara pasti dan valid. Sedangkan penilaian
manusia tentu hanya aspek pinggiran saja.
Keimanan yang Harus Ada Pada Seorang Muslim
Sebagaimana rukun iman, maka seorang muslim harus meyakini dan mendasarkan
kehidupannya berdasarkan rukun iman ini.

1. Iman Kepada Allah


Memiliki keimanan kepada Allah artinya adalah meyakini secara benar dan perbuatan
bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, Illah yang layak untuk disembah. Dalam hal ini
meyakini betul bahwa tidak ada pesaing atau yang dapat menandingi kekuatan atau
keagungan selain dari keagungan Allah SWT. Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Manfaat
Beriman Kepada Allah SWT sangat banyak sekali, karena dengannya kita bisa benar-benar
merasakan kebermaknaan hidup dan bergantung hanya kepada Allah Yang Maha Esa dan
Agung.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut:

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS : Al Ikhlas : 1-4)

2. Iman Kepada Malaikat Allah


“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-
Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada
salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-
malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al An-am : 61)
Disampaikan dalam ayat diatas bahwa kekuasaan Allah diantaranya adalah adanya malaikat
yang mengawal manusia dalam perilaku keseharian. Untuk itu, keimanan kepada malaikat
adalah bagian yang tidak boleh terpisahkan dari keimanan terhadap Allah. Hikmah Beriman
Kepada Malaikat Allah tentunya dapat menambah keyakinan kita akan Allah serta benar-
benar menjaga diri dari perbuatan tercela. Malaikat yang diutus Allah tentunya senantiasa
menjalankan tugas untuk mengawal dalam kehidupan manusia, tanpa menawar.

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah


Beriman kepada kitab Allah artinya meyakini kebenaran akan kitab-kitab Allah serta dari
keyakinan tersebut, menjadikannya sebagai pedoman kehidupan. Meyakini kitab Allah
berarti juga siap menjalankan seluruh isinya beserta apa yang menjadi perintah di
dalamnya. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah menjadikan kita hidup dalam jalan kebenaran
dan senantiasa terpacu untuk menerapkanya dalam kehidupan keseharian.

4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah


“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan
mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami
ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS Al Baqarah : 285)
Di ayat diatas ditunjukkan bahwa Rasul adalah orang yang beriman terhadap Al-Quran dan
Allah. Untuk itu, sebagaimana Rasul diturunkan sebagai teladan dan memberikan petunjuk
kepada manusia, maka seorang muslim harus meyakini dan mengikuti jalan kehidupan rasul-
rasul Allah, tanpa terkecuali.

Keimanan pada Rasul Allah, khususnya umat Nabi Muhammad dapat dilakukan dengan cara
mengikuti sunnahnya. Sunnah-sunnah Rasul contohnya adalah dalam melaksanakan Sunnah
Sebelum Tidur sesuai ajaran Rasul, Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah ,
melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam
Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

5. Iman Kepada Hari Akhir


Iman kepada Hari Akhir tentunya adalah bagian dari keimanan yang sangat penting. Iman
kepada hari akhir bearti meyakini bahwa dunia ini hanyalah sementara saja sedangkan akhirat
adalah tempat yang paling akhir untuk berpulang. Hari akhir ditandai dengan terjadinya
kiamat dan kehancuran alam semesta, kecuali hanya Allah SWT.

6. Iman Kepada Qada dan Qadar


Iman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini akan ketetapan-ketetapan yang telah Allah
berikan. Dalam hal ini berarti meyakini akan kodrat dan takdir yang telah ditetapkan oleh
Allah. Contohnya, sudah menjadi takdir bahwa seorang wanita memilili fungsi untuk
mengandung dan menyusui sedangkan pria tidak. Pria yang ingin menjadi wanita tentu akan
merusak sistem tubuh dan kodratnya sebagai laki-laki yang malah menuju kehancuran atau
ketidakseimbangan.

Keterkaitan antara Keimanan dan Akhlak Muslim


Akhlak adalah nilai suatu perilaku atau tindakan dengan baik atau buruk. Akhlak yang baik
atau buruk dalam islam tentu didasarkan kepada pondasi islam yaitu rukun iman dan rukun
islam. Sedangkan, orang-orang yang tidak memiliki agama akan melandaskan kebaikan
akhlaknya pada penalaran diri sendiri atau sekedar hawa nafsunya semata. Untuk itu, akhlak
yang berlandaskan kepada hawa nafsu akan rusak dengan sendirinya.

Akhlak seorang muslim tentu berdasar kepada keyakinannya terhadap Allah, Malaikat, Kitab,
Rasul, Hari Akhir, dan Qada&Qadar. Dengan adanya hal tersebut, seorang muslim akan
mengatur akhlaknya bagaimana sesuai dengan aturan Allah, apa yang disampaikan di Al-
Quran. Mereka akan menilai akhlaknya buruk jika tidak sesuai dengan apa yang disampaikan
Allah dan Rasulnya.
Berikut adalah Hubungan Akhlak dengan Iman :

1. Iman Menjadi Dasar Perilaku


Iman adalah dasar perilaku atau akhlak. Tanpa iman atau iman yang keliru tentu akan berefek
pada kelirunya akhlak kita. Sekalipun dalam satu waktu akhlak tampak terlihat baik, namun
belum tentu di lain waktu akan baik pula karena keimanan yang keliru. Untuk itu, iman harus
diasah lebih jika akhlak ingin liner dengannya.

2. Akhlak adalah Bukti Keimanan


Akhlak adalah bukti keimanan. Seseorang yang mengaku beriman namun tidak pernah
berakhlak yang mulia atau sesuai dengan islam, tentu menjadi pertanyaan apakah benar-benar
dalam keimanan yang kuat. Untuk itu, tidak hanya cukup dengan iman, namun harus juga
membuktikan diri dengan akhlak.

3. Iman dan Akhlak adalah Satu Kesatuan


Iman dan akhlak adalah satu kesatuan. Kelak di akhirat nanti, Allah tidak akan
mempertanyakan salah satunya saja, melainkan seluruhnya yaitu iman dan akhlaknya. Orang
beriman belum tentu selamat, jika akhlaknya buruk. Begitupun orang yang tidak beriman,
tentu akan mempersulit akhlaknya menjadi baik.

Bukti keimanan dan akhlak manusia tentunya akan terwujud ketika manusia benar-benar dan
sungguh-sungguh menjalankan hidupnya berdasarkan pada Tujuan Penciptaan
Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam
Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah Allah tetapkan. Hal itulah yang
nantinya juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Anda mungkin juga menyukai