LAPORAN PENDAHULUAN
OLEH :
IDA AYU WIWIN APSARI WAHYUNI
17091110060
PRODI SI KEPERAWATAN
ADVAITA MEDIKA
2019
1
[Type text]
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN ATRIUM SEPTUM DEFECT
2
[Type text]
i. Antara 25% dan 30% orang dengan jantung yang normal memiliki foramen ovale yang
dipatenkan, yang tidak dianggap sebagai cacat atrium (G.Coran, Arnold, 2012).
1.3 Klasifikasi
ASD dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi:
a. Ostium secundum: Kerusakan pada fossa ovalis — di bagian tengah (atau tengah) dari
septum atrium.
b. Sinus venosus: Kerusakan pada aspek posterior septum, dekat vena cava superior atau
inferior vena cava, dan sering dikaitkan dengan kembalinya vena pulmonalis kanan
atas atau bawah ke atrium kanan atau vena cava kanan.
c. Ostium primum: Defek pada aspek anteroinferior septum, suatu bentuk defek septum
atrioventrikular (defek bantal endokardial). (Marie Baffa, Jeanne, 2018).
1.4 Etiologi
ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga darah
tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya menutup. Jika
lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan (shunt).
Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak diketahui, tetapi
ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian
ASD. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor Prenatal:
– Ibu menderita infeksi Rubella;
– Ibu alkoholisme;
– Umur ibu lebih dari 40 tahun;
– Ibu menderita IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus);
– Ibu meminum obat-obatan penenang.
2. Faktor genetik
– Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB (Penyakit Jantung Bawaan);
– Ayah atau ibu menderita PJB (Penyakit Jantung Bawaan);
– Kelainan kromosom misalnya, Sindroma Down;
– Lahir dengan kelainan bawaan lain.
3. Gangguan hemodinamik
Tekanan di atrium kiri lebih tinggi daripada tekanan di atrium kanan sehingga
memungkinkan aliran darah dari atrium kiri ke atrium kanan (IMFI, 2018).
3
[Type text]
1.5 Patofisiologi
Pada cacat septum atrium, shunting dibiarkan ke kanan pada awalnya (lihat gambar
Cacat septum atrium). Beberapa ASD kecil, seringkali hanya foramen ovale paten yang
ditarik, menutup secara spontan selama beberapa tahun pertama kehidupan. ASDs
sedang-ke-besar yang persisten menghasilkan pirau besar, yang menyebabkan kelebihan
volume ventrikel atrium kanan dan kanan. Jika tidak diperbaiki, pirau besar ini dapat
menyebabkan hipertensi arteri pulmonalis, peningkatan resistensi pembuluh darah paru,
dan hipertrofi ventrikel kanan pada saat orang berusia 30-an atau 40-an. Aritmia atrium,
seperti takikardia supraventrikular (SVT), flutter atrium, atau fibrilasi atrium juga dapat
terjadi. Pada akhirnya, peningkatan tekanan arteri pulmonalis dan resistensi vaskular
dapat menyebabkan pirau atrium dua arah dengan sianosis (sindrom Eisenmenger) selama
masa dewasa pertengahan hingga akhir (paling sering di atas usia 40). (Marie Baffa,
Jeanne, 2018).
1.6 Manifestasi Klinis
Penderita ASD sebagian besar menunjukkan gejala klinis sebagai berikut:
a. Detak jantung berdebar-debar (palpitasi);
b. Tidak memiliki nafsu makan yang baik;
c. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan;
d. Berat badan yang sulit;
e. Sianosis pada kulit di sekitar mulut atau bibir dan lidah;
f. Cepat lelah dan berkurangnya tingkat aktivitas;
g. Demam yang tak dapat dijelaskan penyebabnya
h. Respon tehadap nyeri atau rasa sakit yang meningkat (IMFI, 2018).
4
[Type text]
5
[Type text]
D. Hospitalisasi/Tindakan operasi
Kaji apakah klien pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dan pernahkan
mendapat tindakan operasi seperti tonsilektomi, apendiktomi dan lain-lain.
E. Injury/kecelakaan
Kaji apakah klien sebelumnya pernah mengalami kecelakaan atau tidak.
F. Alergi
Kaji apakah klien memiliki alergi pada makanan, minuman atau obat-obatan.
G. Imunisasi dan tes laboratorium
Kaji apakah klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usianya
dan kaji apakah klien mendapatkan imunisasi tambahan.Imunisasi tersebut
seperti:
a. Imunisasi BCG untuk mencegah TB diberikan pada bayi usia kurang dari 2
bulan
b. Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah Hepatitis diberikan sebanyak 3 kali
pada neonates diberikan 12 jam setelah bayi lahir atau sebelum bayi berumur
24 jam.
c. Imunisasi polio untuk mencegah piliomielitis diberikan sebanyak 4 kali
d. Imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus diberikan
sebanyak 4 kali.
e. Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak diberikan pada bayi
umur 9 bulan
f. Imunisasi DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus diberikan
sebanyak 4 kali
g. Imunisasi MMR
h. Imunisasi tifoid
i. Imunisasi hepatitis A
j. Imunisasi varicella
H. Pengobatan
Apakah klien melakukan pengobatan khusus seperti kemoterapi atau
mengkonsumsi obat lainnya.
V. RIWAYAT SOSIAL
a. Yang mengasuh
Tanyakan siapa yang mengasuh klien dari sejak lahir hingga saat ini.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Kaji hubungan klien dengan anggota keluarga.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Bagaimana hubungan klien dengan teman sebaya.
d. Pembawaan secara umum
Kaji apakah klien memiliki pembawaan secara umum seperti bibir sumbing,
spina bifida, penyakit jantung bawaan, hidrosefalus dan lain-lain.
7
[Type text]
9
[Type text]
12
[Type text]
Volume sekuncup
turun
Penurunan curah
jantung
2. Data Subjekif : Adanya shunt/ Pola Napas
Ibu klien mengatakan aliran darah dari Tidak Efektif
anaknya sesak atrium kanan ke
kiri
Data Objektif :
Adanya pola napas Darah CO2 & O2
abnormal, pernapasan bercampur
cuping hidung dan retraksi
dinding dada Penambahan
13
[Type text]
beban pada
ventrikel kanan,
arteri pulmonalis,
kapiler paru-paru
dan atrium kiri
Aliran pulmonal
meningkat
Hiperventilasi
Ketidakefektifan
pola napas
3. Data Subjektif : Aliran darah dari Intoleransi
Ibu klien mengatakan atrium kiri ke Aktivitas
anaknya mengeluh cepat ventrikel kiri
lelah dan cepat sesak saat berkurang
melakukan aktivitas
Suplai O2 ke
Data Objektif : seluruh tubuh
Frekuensi jantung menurun
meningkat >20% dari
kondisi istirahat Kelemahan
Intoleran
Aktifitas
4 Data Subjektif : Defek atau Nyeri Akut
Klien mengeluh nyeri lubang pada
Nilai nyeri berdasarkan atrium
FLACC
Adanya shunt/
Data Objektif : aliran darah dari
Klien tampak meringis atrium kanan ke
dan gelisah kiri
14
[Type text]
Kerja jantung
meningkat
Kardiomegali
Nyeri akut
5 Data Subjektif : Defek atau Perfusi perifer
Ibu klien mengatakan lubang pada tidak efektif
anaknya lemas atrium
Suplai O2 ke
seluruh tubuh
menurun
Perfusi perifer
tidak efektif
6. Data Subjektif : Defek atau Gangguan
Ibu klien mengatakan lubang pada Tumbuh
15
[Type text]
Gangguan
tumbuh kembang
7 Data Subjektif : Defek atau Defisit Nutrisi
Ibu klien mengatakan lubang pada
anaknya tidak nafsu atrium
makan
Aliran darah dari
Data Objektif : atrium kiri ke
Berat badan menurun ventrikel kiri
minimal 10% di bawah berkurang
rentang ideal
Otot pengunyah lemah Aliran darah kaya
Membran mukosa pucat O2 dan nutrisi ke
aorta berkurang
Penurunan
asupan nutrisi
Nutrisi tidak
16
[Type text]
adekuat
Defisit nutrisi
8. Data Subjektif : Defek atau Ansietas
Ibu klien mengatakan lubang pada
khawatir dengan kondisi atrium
anaknya
Ibu klien mengatakan Perubahan status
bingung dengan kondisi kesehatan
anaknya
Ibu klien mengatakan sulit Ansietas
berkonsentrasi
Data Objektif :
Ibu klien tampak gelisah
dan tegang
Muka tampak pucat
Tampak berkeringat
Takipnea, takikardi,
hipertensi
9. Data Subjektif : Defek atau Risiko Cedera
Ibu klien mengatakan lubang pada
anaknya lemas atrium
17
[Type text]
Suplai O2 ke
seluruh tubuh
menurun
Hipoksia
jaringan
Risiko Cedera
18
[Type text]
19
[Type text]
20
[Type text]
21
[Type text]
22
[Type text]
23
[Type text]
XIII. IMPLEMENTASI
Pada tahap implementasi merupakan kelanjutan dari rencana keperawatan
yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
24
[Type text]
XIV. EVALUASI
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan.
1. Penurunan curah jantung berubungan dengan perubahan preload ditandai
dengan klien mengatakan jantung berdebar-debar, takikardia, hipertensi,
bunyi jantung tambahan, klien tampak dan pucat, gambaran EKG aritmia,
kebiruan pada ujung jari, CRT > 3 detik, diharapkan :
a. Klien tidak mengalami palpitasi
b. Nadi dalam rentang normal ( 60-100 x/menit)
c. Tekanan darah dalam rentang normal ( 100-120/60-90 mmHg)
d. Tidak ada tanda sianosis
e. Tidak ada bunyi jantung tambahan
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri atau
vena ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya lemas, kulit teraba
dingin, wajah tampak pucat, turgor kulit menurun, tampak edema pada
ekstremitas, diharapkan :
a. Tidak tampak edema
b. Klien terbebas dari kelemahan
c. Turgor kulit baik
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan
ibu klien mengatakan anaknya sesak, adanya pola napas abnormal,
pernapasan cuping hidung dan retraksi dinding dada, diharapkan :
a. Klien tidak mengalami sesak
b. Respirasi dalam rentang normal 16-24 x/menit
c. Tidak ada penggunaan otot bantu napas
d. Tidak ada napas cuping hidung
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis ditandai dengan Klien
mengeluh nyeri, nilai nyeri berdasarkan FLACC, klien tampak meringis dan
gelisah, klien tampak berkeringat, tekanan darah meningkat, nadi meningkat,
pola napas berubah, diharapkan :
a. Meringis berkurang
25
[Type text]
b. Tidak gelisah
c. Keringat berkurang
d. Tekanan darah dalam batas normal (100-120/60-90 mmHg)
e. Nadi dalam rentang normal (60-100 x/menit)
f. Respirasi dalam rentang normal (16-24 x/menit)
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya
mengeluh cepat lelah dan cepat sesak saat melakukan aktivitas, frekuensi
jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat, diharapkan :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan respirasi
6. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik
ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa bermain dan
beraktivitas seperti anak-anak lainnya, klien tampak lebih cepat lelah saat
melakukan aktivitas, nafsu makan menurun, klien tampak lebih mudah
marah, kontak mata tampak terbatas, diharapkan :
a. Keterampilan/perilaku sesuai usia
b. Kemampuan melakukan perawatan diri
c. Kontak mata baik
d. Respon sosial baik
7. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
ditandai dengan ibu klien mengatakan anaknya tidak nafsu makan, berat
badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, otot pengunyah lemah,
membran mukosa pucat, diharapkan :
a. Berat badan ideal sesuai dengan IMT
b. Nafsu makan meningkat
c. Mampu mengunyah dengan baik
8. Ansietas berhubungan dengan hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
ditandai dengan ibu klien mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, ibu
klien mengatakan bingung dengan kondisi anaknya, ibu klien mengatakan
sulit berkonsentrasi, ibu klien tampak gelisah dan tegang, muka tampak
pucat, tampak berkeringat, takipnea, takikardi, hipertensi, diharapkan :
a. Memverbalisasikan khawatir berkurang
b. Memverbalisasikan bingung berkurang
26
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
27
[Type text]
28
[Type text]
29
[Type text]
Lampiran 1 ( Pathway )
Faktor
Faktor Pre Genetik
natal
Perubahan Ansieta
Defek atau lubang pada atrium status s
Adanya shunt / aliran darah dari Adanya shunt/ aliran darah dari
artium kiri ke kanan atrium kanan ke kiri
Volume
sekuncup turun
Darah CO2 & O2 Penurunan curah Aliran darah dari
jantung atrium kiri ke ventrikel
kiri berkurang