Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS FINANSIAL PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DI

BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN (BBPP)


NOELBAKI KABUPATEN KUPANG

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Oleh :

Marveld Kurniawan Njurumana


NIM. 1205037107

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
ANALISIS FINANSIAL PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DI
BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN (BBPP)
NOELBAKI KABUPATEN KUPANG

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Oleh :

Marveld Kurniawan Njurumana


NIM. 1205037107

Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat untuk


memperoleh gelar sarjana peternakan pada Fakultas Peternakan
Universitas Nusa Cendana

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
LEMBARAN PENGESAHAN

ANALISIS FINANSIAL PEMELIHARAAN TERNAK SAPI DI


BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN (BBPP)
NOELBAKI KABUPATEN KUPANG

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

Marveld Kurniawan Njurumana


NIM. 1205037107

Telah diuji di hadapan Komisi Ujian


Tanggal 21 Desember 2015

Komisi Penguji

Dosen Pembimbing PKL Dosen Penguji

Solvi M. Makandolu, S. Pt., M. Si Ir. Johanes G. Sogen, M.Sc


NIP. 19840204 200812 2 004 NIP. 19600617 198702 1 001

Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Kepala Balai Besar Pelatihan
Peternakan Peternakan (BBPP) Kupang

Ir. Jalaludin, M.Si Apri Handono, A. Pi. MM


NIP. 19620116 198803 1 001 NIP. 19681005 196202 1 001
Tanggal ……………………2016 Tanggal ……………………2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas karya

dan kasih-Nya penulis dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga

penulisan laporan ini selesai dengan baik. Adapun judul laporan PKL adalah “Analisis

Finansial Usaha Pemeliharaan Ternak Sapi di Balai Besar Pelatihan Peternakan Noelbaki

Kabupaten Kupang”. PKL merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diprogram oleh

setiap mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, dimana dengan mengikuti

kegiatan PKL ini mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini, banyak sekali kesulitan yang

dihadapi, namun karena bantuan dan campur tangan banyak pihak maka penulis dapat

menyelesaikan laporan ini dengan baik. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan

limpah terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Gustaf Oematan, M. Si selaku Dekan Fakultas Peternakan

2. Bapak Dr. Ir. Arnold E. Manu, MP selaku Pembantu Dekan I yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan.

3. Bapak Ir. Jalaludin, M. Si selaku ketua Program Studi Peternakan.

4. Ibu Solvi Makandolu, S. Pt, M. Si, selaku pembimbing PKL yang telah meluangkan

waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing, memberi saran dan nasihat kepada

penulis sehingga penulisan laporan PKL ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan

baik.

5. Bapak Ir. Johanes G. Sogen. M.Sc, sebagai penguji yang telah meluangkan waktunya

untuk menguji penulis.

6. Bapak Apri Handono, A. Pi, MM selaku kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan

(BBPP) Kupang beserta seluruh jajarannya.

iii
7. Bapak Ir. Fransiskus Mbapa, M. Si, selaku dosen pembimbing lapangan yang telah

meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penulis selama kegiatan

PKL berlangsung.

8. Pak Mada Handamai, S. ST, Pak Emanuel Jehamut, S. ST, Kak Alfons, Paman, Kak

Santos, Kak Luki, Kak Minggus, Kak Boma, Mas Ari, Kak Primus, Kak Berti, Adi

Doni dan adik-adik SMK Pertanian Eban yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu yang selalu bersama penulis selama kegiatan PKL.

9. Bapak L. Hali dan mama S. Takandjandji, Bapak dan Mama Dira, Bapak dan Mama

Lita, Bapak dan Mama Io, serta semua keluarga yang sudah mendukung penulis baik

secara moril dan materil dalam kegiatan PKL ini.

10. Rekan-rekan selokasi PKL Oskar, Paul, Patrick, Metri, Amir, Isto, Jason, Ika, dan

Jumi, serta rekan seangkatan Fapet ’12.

Tiada gading yang tak retak, demikan pula laporan ini. Oleh karena itu, dengan segala

kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

penyempurnaan laporan ini. Akhir kata kiranya laporan ini mempunyai manfaat bagi yang

membaca.

Kupang, .... Desember 2015

Penulis

iv
ABSTRAK

ANALISIS FINANSIAL PEMELIHARAAN TERNAK SAPI


DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN (BBPP)
NOELBAKI KABUPATEN KUPANG

Marveld K. Njurumana1; Solvi M. Makandolu2


1)
Mahasiswa Fakultas Peternakan Undana
2)
Dosen pada Fakultas Peternakan Undana

Suatu kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) telah dilaksanakan di BBPP Kupang selama
bulan Agustus 2015. Tujuan dari PKL ini adalah untuk mengkaji kelayakan finansial usaha
pemeliharaan ternak sapi pada Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Noelbaki, Kabupaten
Kupang. Metode pelaksanaan PKL ini adalah dengan magang kerja (observasi partisipasi).
Analisis kelayakan finansial usaha pemeliharaan ternak sapi di BBPP Kupang menggunakan
kriteria investasi antara lain Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), Return of
Investmen (ROI), Break Even Point (BEP). Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha
pemeliharaan sapi di BBPP Kupang memiliki nilai NPV sebesar Rp 138.915.652,-, serta BCR
sebesar 0,57,- BEP Produksi 30 ekor dari total produksi 60 ekor dan BEP Harga Rp
3.651.367,-. Return of Investmen (ROI) sebesar 130 %. Kesimpulan yang dapat diambil dari
PKL ini adalah usaha pemeliharaan sapi pada BBPP Kupang layak dijalankan.

Kata kunci: Analisis finansial, Pemeliharaan ternak sapi, BBPP Kupang

v
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF BEEF CATTLE PRODUCTION IN BALAI BESAR
PELATIHAN PETERNAKAN NOELBAKI DISTRICT KUPANG

Marveld K. Njurumana1; Solvi M. Makandolu2


1) Students of the Faculty of Animal Husbandry Undana
2) Lecturer at the Faculty of Animal Husbandry Undana

The one a job training was conducted in Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Noelbaki
Kupang during the month of August 2015. The purpose of study is to determine the financial
feasibility of beef cattle production in BBPP Kupang. The method used in this a job training
is internship (participatory observation). Financial feasibility analysis of beef cattle
production in BBPP Kupang uses some investment criteria such as Net Present Value (NPV),
Benefit Cost Ratio (BCR), Return of Investmen (ROI), and Break Even Point (BEP). The
analysis shows that beef cattle production in BBPP Kupang has results as following: NPV of
IDR 138.915.652,-; BCR of 0,57; BEP which is based on unit by 30 cattle and based on sales
of IDR 3.651.367,-; ROI of 130 %. The job traning conclusion is beef cattle production in
BBPP Kupang deserved an effort.

Keywords: Financial of Analysis, Beef cattle production, BBPP Kupang

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

ABSTRAK ...................................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


1.2. Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.3. Manfaat ..................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

2.1. Usaha Ternak Sapi .................................................................................................... 3


2.2. Ternak Sapi ............................................................................................................... 4
2.3. Biaya dan Manfaat .................................................................................................... 4
2.4. Biaya Produksi .......................................................................................................... 6
2.5. Penerimaan ............................................................................................................... 7
2.6. Kriteria Kelayakan Investasi ...................................................................................... 7

BAB III METODOLOGI ................................................................................................. 10

3.1. Waktu Dan Lokasi Kegiatan ...................................................................................... 10


3.2. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 10
3.3. Evaluasi Hasil Kegiatan ............................................................................................ 10
3.1.1. Biaya Produksi ..................................................................................................... 10
3.1.2. Penerimaan ........................................................................................................... 10
3.1.3. Net Present Value (NPV) ...................................................................................... 11
3.1.4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) .............................................................................. 11
3.1.5. Break Event Point (BEP) ...................................................................................... 12
3.1.6. Return of Investmen (ROI) ................................................................................... 12

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI DAN KEGIATAN PKL ..................................... 13

4.1. Keadaan Umum Lokasi PKL ..................................................................................... 13


4.1.1. Lokasi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang ....................................... 13
vii
4.1.2. Sejarah Singkat BBPP Kupang ................................................................................ 14
4.1.3. Visi dan Misi BBPP Kupang ................................................................................... 16
4.1.4. Struktur Organisasi ................................................................................................. 17
4.1.5. Ketenagakerjaan ..................................................................................................... 17
4.2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ................................................................... 18
4.2.1. Inventarisir Sarana dan Prasarana Produksi ............................................................. 18
4.2.2. Mendata Jenis-Jenis Ternak Sapi dan Perkembangannya ........................................ 19
4.2.3. Perhitungan dan Pemberian Pakan .......................................................................... 20
4.2.4. Kesehatan Ternak ................................................................................................... 20
4.2.5. Pembersihan Kandang ............................................................................................. 21
4.2.6. Penerimaan Materi dari Widyaiswara dan Wawancara ............................................ 21

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 22

5.1. Manajemen Pemeliharaan di BBPP Kupang .............................................................. 22


5.1.1. Pakan ...................................................................................................................... 22
5.1.2. Tenaga Kerja .......................................................................................................... 22
5.1.3. Kandang Dan Peralatan ........................................................................................... 23
5.1.4. Manajemen Kesehatan ............................................................................................ 24
5.1.5. Manajemen Limbah ................................................................................................ 25
5.1.6. Pemasaran Ternak ................................................................................................... 25
5.2. Aspek Finansial ......................................................................................................... 25
5.2.1. Arus Kas (Cashflow) ................................................................................................ 26
5.3. Analisis Kriteria Investasi ......................................................................................... 28
5.3.1. Net Present Value (NPV) ........................................................................................ 28
5.3.2. Break Even Point (BEP) .......................................................................................... 29
5.3.3. Return of Investmen (ROI) ...................................................................................... 29
5.3.4. Benefit Cost Ratio ( B/C Ratio ) ............................................................................. 29

BAB VI PENUTUP ......................................................................................................... 30

6.1.Kesimpulan ................................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 31

LAMPIRAN .................................................................................................................... 33

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Fase-fase perubahan BBPP Kupang sejak tahun 1982-2007 ..................................... 14


Tabel 2. Struktur kepegawaian pada BBPP Kupang .............................................................. 17
Tabel 3. Biaya Alat Pengolah Pakan....................................................................................... 20
Tabel 4. Jam Kerja di UPT Ternak Sapi BBPP Kupang .......................................................... 23
Tabel 5. Jenis Obat – obatan dan Vitamin yang Digunakan ................................................... 24
Tabel 6. Penerimaan pemeliharaan sapi di BBPP Kupang ...................................................... 26
Tabel 7. Biaya Investasi pada BBPP Kupang ........................................................................ 27
Tabel 8. Biaya Operasional BBPP Kupang ............................................................................ 27
Tabel 9. Arus Kas (Cash Flow) ............................................................................................. 28

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Lokasi BBPP Kupang ......................................................................................... 13


Gambar 2. Struktur organisasi BBPP Kupang ....................................................................... 17

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biaya dan Penerimaan di BBPP Kupang ............................................................ 33


Lampiran 2. Net cash flow BBPP Kupang Tahun 2015 ......................................................... 34
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL .............................................................................. 35
Lampiran 4. Surat Perintah Tugas ......................................................................................... 37
Lampiran 5. Daftar Kegiatan PKL ......................................................................................... 41
Lampiran 6. Daftar Hadir PKL .............................................................................................. 45
Lampiran 7. Daftar Nilai PKL ............................................................................................... 46

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian.

Tujuan pembangunan peternakan yaitu berusaha mencapai suatu kondisi peternakan yang

tangguh; yang dicirikan dengan kemampuan mensejahterakan para petani peternak dalam

mendorong pertumbuhan sektor terkait secara keseluruhannya. Pembangunan peternakan

diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas

lapangan kerja, serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan.

Peternakan yang tangguh memerlukan kerja keras, keuletan, dan kemauan yang kuat dari

peternak itu sendiri agar mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan yang ingin dicapai

tersebut memacu motivasi peternak untuk terus berusaha memelihara ternak diantaranya

ternak sapi secara terus menerus dan berusaha menjadikan usaha ini sebagai mata

pencaharian utama (Hoddi, dkk. 2011)

Ternak sapi sebagai salah satu sumber penghasil daging, produktivitasnya masih sangat

memprihatinkan karena volumenya masih jauh dari target yang diperlukan konsumen.

Permasalahan ini disebabkan oleh produksi daging masih rendah. Beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu populasi dan produksi rendah (Sugeng, 2007). Kebutuhan daging sapi di

dalam negeri belum mampu dicukupi oleh peternak di Indonesia sebagai produsen lokal.

Produksi daging sapi di Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 485.330 ton, sedangkan

populasi sapi potong di Indonesia hingga tahun 2012 hanya mencapai 14.824.370 ekor

(Departemen Pertanian, 2012). Kondisi ini menyebabkan Indonesia melakukan impor ternak

sapi maupun daging sapi. Untuk mengantisipasi hal ini maka perlu dilakukan peningkatan

produktivitas ternak sapi potong melalui pengembangan usaha seperti pembibitan dan

1
penggemukan. Namun kegiatan ini membutuhkan proses dan tahapan yang mendalam

sehingga kegiatan tersebut bisa bermafaat.

Berdasarkan gambaran tersebut, maka salah satu upaya dalam memacu perkembangan

usaha peternakan sapi adalah dengan melakukan analisis usaha untuk mengetahui

manfaatnya. Analisis usaha ini disebut juga feasibilitas study. Hasil analisis dapat digunakan

untuk menilai apakah usaha layak untuk dilaksanakan dan perlu dikembangkan atau tidak.

Oleh karena itu, penulis telah melakukan PKL dengan judul “Analisis Finansial Pemeliharaan

Ternak Sapi di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Noelbaki Kabupaten Kupang”

1.2. Tujuan

Tujuan pelaksanaan PKL adalah mengkaji kelayakan finansial usaha pemeliharaan

ternak sapi pada Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Noelbaki, Kabupaten Kupang.

1.3. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut :

1. Sebagai upaya mengaplikasikan secara aktual pengetahuan, ketrampilan dan sikap

sekaligus menambah pengalaman dan kompetensi penguasaan ilmu dan teknologi

demi tercapainya profesionalisme mahasiswa dibidang peternakan.

2. Sebagai acuan dalam mengambil tindakan/kebijakan yang berkaitan dengan sistem

pemeliharaan sapi dalam kaitannya dengan analisis ekonomi peternakan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Ternak Sapi

Usaha peternakan, khususnya peternakan sapi di Indonesia umumnya masih dikelola

secara tradisional, yang dicirikan dengan usaha hanya sebagai usaha keluarga atau sebagai

usaha sampingan. Menurut Soehadji dalam Saragih (2000), tipologi usaha peternakan dibagi

berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak, dan diklasifikasikan kedalam 4

kelompok sebagai berikut : 1) Peternakan sebagai usaha sambilan, dimana ternak sebagai

usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri (subsistence). Dengan tingkat

pendapatan dari usaha ternak kurang dari 30 persen. 2) Peternakan sebagai cabang usaha,

dimana petani peternak mengusahakan pertanian campuran (mixed farming) dengan ternak

sebagai cabang usaha. Dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak 30 – 70 persen (semi

komersial atau usaha terpadu). 3) Peternakan sebagai usaha pokok, dimana peternak

mengusahakan ternak sebagai usaha pokok dan komoditi pertanian lainnya sebagai usaha

sambilan (single comodity), dengan tingkat pendapatan usaha ternak 70 – 100 persen. 4)

Peternakan sebagai usaha industri, dimana komoditas ternak diusahakan secara khusus

(specialized farming) dengan tingkat pendapatan usaha ternak 100 persen (komoditi pilihan).

Prawirokusumo (1990) menyatakan bahwa berdasarkan tingkat produksi, macam

teknologi yang digunakan, dan banyaknya hasil yang dipasarkan, maka usaha peternakan di

Indonesia dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk, yaitu : 1) Usaha yang bersifat tradisional,

yang diwakili oleh petani dengan lahan sempit, yang mempunyai 1 – 2 ekor ternak, baik

ternak ruminansia besar, ruminansia kecil bahkan ayam kampung. 2) Usaha backyard yang

diwakili peternak ayam ras dan sapi perah yang telah memakai teknologi seperti kandang,

manajemen, pakan komersial, bibit unggul, dan lain – lain. 3) Usaha komersial adalah usaha

3
yang benar – benar menerapkan prinsip – prinsip ekonomi antara lain untuk tujuan

keuntungan maksimum.

2.2. Ternak Sapi

Jenis-jenis sapi yang sudah lama terdapat di Indonesia dan telah berkembang secara

turun temurun dikenal dengan sebutan sapi lokal. Jenis-jenis sapi lokal tersebut hampir

disemua daerah di Indonesia, tetapi ada pula yang hanya terdapat di daerah-daerah tertentu

saja. Jenis sapi yang paling banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur antara lain : 1) Sapi

Bali, merupakan keturunan dari Bos Banteng. Sapi Bali mempunyai bentuk dan karakteristik

yang sama dengan banteng dan tergolong sapi yang cukup subur, sehingga sapi Bali sangat

cocok sebagai ternak bibit yang potensial. Sapi Bali mempunyai fertilitas 83-86 persen

(Murtidjo,1990), tipe pekerja yang baik, persentase karkas yang tinggi, daging rendah lemak,

dan daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi. 2) Sapi Ongole, merupakan Bos Indicus yang

masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Sapi ini berwarna putih dan memiliki banyak

lipatan di bagian leher dan perut. 3) Sapi Peranakan Ongole, sapi ini juga dikenal sebagai sapi

Sumba Ongole merupakan hasil persilangan sapi dengan sapi Ongole). Sapi ini berwarna

putih dan berpunuk. Ongole asal India dengan sapi Madura secara grading up (Putria, 2008)

2.3. Biaya dan Manfaat

Dalam analisis proyek, penyusunan arus biaya dan arus manfaat sangat penting untuk

mengukur besarnya nilai tambah yang diperoleh dengan adanya proyek. Biaya merupakan

pengeluaran atau pengorbanan yang dapat mengurangi manfaat yang akan diterima.

Sedangkan manfaat merupakan hasil yang diharapkan akan berguna bagi individu ataupun

masyarakat yang merupakan hasil dari suatu investasi. Biaya dan manfaat ini bisa merupakan

biaya dan manfaat langsung ataupun biaya dan manfaat tidak langsung (Kadariah et al,

1999).

4
Biaya dan manfaat langsung adalah biaya dan manfaat yang bisa dirasakan dan dapat

diukur sebagai akibat langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek, sedangkan

biaya dan manfaat tidak langsung merupakan biaya dan manfaat yang dirasakan secara tidak

langsung dan merupakan tujuan utama dari suatu proyek (Kuntjoro 2002). Menurut Kadariah

(2001) benefit dari proyek terbagi menjadi direct benefit, indirect benefit dan intangible

benefit. Direct benefit adalah peningkatan output produksi ataupun penurunan biaya. Indirect

benefit merupakan keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang seperti perbaikan

lingkungan hidup dan sebagainya.

Analisis finansial diawali dengan analisis biaya dan manfaat dari suatu proyek.

Analisis finansial bertujuan untuk membandingkan pengeluaran uang dengan revenue

earning proyek ; apakah proyek itu akan terjamin atas dana yang diperlukan, apakah proyek

akan mampu membayar kembali dana tersebut dan apakah proyek akan berkembang

sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah 2001).

Biaya dan manfaat yang dimaksudkan kedalam analisis proyek adalah biaya dan

manfaat yang bersifat langsung. Biaya yang diperlukan untuk proyek terdiri dari biaya modal,

biaya operasional dan biaya lainnya yang terlibat dalam pendanaan suatu proyek. Biaya

modal merupakan dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka panjang,

contohnya tanah, bangunan dan perlengkapannya, pabrik dan mesin – mesinnya, biaya

pendahuluan sebelum operasi, biaya – biaya lainya seperti penelitian. Biaya operasional

disebut biaya modal kerja karena biaya ini dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan dana yang

diperlukan pada saat proyek mulai dilaksanakan dan didasarkan pada situasi produksi,

biasanya dibutuhkan sesuai dengan tahap operasi, contohnya biaya bahan mentah, tenaga

kerja, biaya perlengkapan serta biaya penunjang. Biaya lain yang dikeluarkan proyek

diantaranya pajak, bunga pinjaman dan asuransi (Kuntjoro 2002).

5
Gittinger (1986) menyebutkan beberapa biaya yang menyangkut proyek pertanian

antara lain meliputi barang – barang fisik, tenaga kerja, tanah, cadangan – cadangan tak

terduga, pajak, jasa pinjaman, serta biaya yang tidak diperhitungkan. Penambahan nilai suatu

proyek bisa diketahui melalui peningkatan produksi, perbaikan kualitas, perubahan dalam

waktu penjualan perubahan dalam bentuk produksi, pengurangan biaya melalui mekanisasi,

pengurangan biaya pengangkutan, penghindaran kerugian dan manfaat tidak langsung

proyek.

2.4. Biaya Produksi

Biaya merupakan sejumlah uang yang dinyatakan dari sumber (ekonomi) yang

dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Daniel (2002) menyatakan bahwa biaya

produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi

atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani/peternak dalam proses produksi baik secara

tunai maupun tidak tunai.

Soekarwati (1995), menjelaskan bahwa biaya usaha tani biasanya diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu: a) biaya tetap (Fixed Cost) b) biaya tidak tetap (Varibael Cost). Biaya

tetap itu merupakan biaya yang relatif tetap jumlahnya dan akan terus dikeluarkan meskipun

produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sedangkan biaya variabel itu dipengaruhi oleh

besar kecilnya produksi.

Rasyaf (1995) menyatakan bahwa biaya produksi dalam usaha peternakan dibagi atas

dua bagian utama yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang

harus dikeluarkan misalnya gaji pegawai bulanan, penyusutan, bunga atas modal, pajak bumi,

bangunan dan lain-lain. Selanjutnya Mubiyarto (1995) mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

besar kecilnya produksi. Biaya variabel merupakan jenis biaya yang besar kecilnya

berhubungan langsung dengan besarnya produksi (Mubyarto, 1995) atau berubah menurut

6
tinggi rendahnya output yang diproduksikan (Boediono, 2010). Biaya variabel terdiri dari

biaya bibit, obat-obatan dan biaya lain yang mempengaruhi tingkat produksi (Gilarso, 1993).

2.5. Penerimaan

Soekartawi (2006), mendefenisikan penerimaan sebagai perkalian antara nilai total

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Selanjutnya ditambahkan Boediono (2010) yang

menyatakan penerimaan (Revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan

outputnya. Berdasarkan dua definisi diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa

penerimaan adalah perkalian antara output dan harga jual yang akan diterima oleh produsen

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Soekartawi (2003)

membagi pendapatan kedalam dua golongan yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik

yang dijual maupun yang tidak dijual, sedangkan pendapatan bersih usahatani adalah selisih

antara pendapatan kotor dan pengeluaran total.

2.6. Kriteria Kelayakan Investasi

Sebuah ukuran finansial yang bermanfaat dan sangat penting dalam analisa proyek

adalah tingkat pengembalian finansial (Gittinger 1986). Kriteria investasi diklasifikasikan

menurut dua kategori yaitu non discounting criteria dan discounting criteria. Perbedaan

antara konsep ini adalah non discounting criteria tidak menyertakan konsep time value of

money (nilai waktu sekarang) sebagaimana yang diterapkan pada discounting criteria.

Nilai waktu uang adalah konsep dimana sejumlah uang tertentu pada masa yang akan

datang akan memiliki manfaat yang lebih kecil jika dibandingkan pada waktu sekarang

dengan nilai nominal yang sama, sehingga dalam penilaian kriteria investasi akan jauh lebih

baik jika digunakan konsep nilai waktu uang yang diwujudkan dengan perhitungan present

value yaitu adanya ketidakpastian dari hasil, harga dan biaya yang ditetapkan sepanjang

7
proyek berjalan, serta jika dipikirkan secara logis, nilai uang yang sama jumlahnya diterima

atau dikeluarkan sekarang, akan lebih berharga dari pada nilai uang itu pada masa yang akan

datang.

Net Present Value atau manfaat sekarang neto adalah nilai sekarang dari arus

pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi (Gittinger 1986). Proyek akan

menguntungkan jika NPV bernilai positif. Jika nilai NPV bernilai negatif, maka akan timbul

masalah, dimana pada tingkat diskonto yang diasumsikan, manfaat sekarang arus manfaat

menjadi lebih kecil daripada manfaat sekarang arus biaya. Hal ini mengakibatkan

ketidakcukupan untuk mencakup kembali investasi. Lebih baik menanamkan uang disuatu

bank pada tingkat diskonto tertentu (atau menginvestasikannya pada proyek lain yang lebih

baik) dari pada menginvestasikan didalam proyek tersebut.

Rasio manfaat dan biaya diperoleh bila nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan

nilai sekarang arus biaya (Gittinger 1986). Suatu keuntungan dari Net B/C adalah bahwa

ukuran tersebut secara langsung dapat mencatat berapa besar tambahan biaya tanpa

mengakibatkan proyek secara ekonomis tidak menarik. Net B/C Ratio menunjukan besarnya

tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah.

Bila Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) kurang dari satu, maka manfaat sekarang dari

biaya – biaya pada tingkat diskonto tertentu akan lebih besar dari nilai sekarang manfaat dan

pengeluaran pertama ditambah pengembalian untuk investasi yang ditanamkan pada proyek

tidak akan dapat kembali. Nilai mutlak B/C Ratio akan berbeda tergantung kepada tingkat

suku bunga yang dipilih. Semakin tinggi tingkat suku bunganya, semakin rendah nilai Net

B/C yang dihasilkan. Jika tingkat suku bunga yang dipilih cukup tinggi, maka Net B/C akan

kurang dari satu.

Kasmir dan Jakfar (2003) menyebutkan Break Event Point (BEP) adalah titik pulang

pokok dimana total revenue sama dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan

8
sebuah proyek/usaha untuk dapat menutupi segala biaya operasi dan biaya-biaya

pemeliharaan beserta biaya modal lainnya maka dilakukan perhitungan BEP atau dengan

perkataan lain analisis Break Event Point (BEP) dipergunakan untuk melihat batas nilai atau

volume produksi dari suatu usaha. BEP bisa dihitung berdasarkan jumlah produksi (BEP

produksi) atau harga (BEP harga).

Return On Investment (ROI) merupakan analisa untuk mengetahui tingkat keuntungan

usaha sehubungan dengan modal yang digunakan. Besar kecilnya ROI ditentukan oleh

tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai. Semakin besar keuntungan

yang diterima maka semakin besar tingkat pengembalian modal, dan sebaliknya. Kelayakan

usaha diketahui dengan membandingkan ROI dengan tingkat suku bunga pinjaman. Suatu

usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman dan tidak

layak apabila ROI lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman (Soekartawi, 1993).

9
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu Dan Lokasi Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini berlangsung selama satu

bulan. Kegiatan dimulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2015 di Balai Besar

Pelatihan Peternakan (BBPP) Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang.

3.2. Pelaksanaan Kegiatan

PKL ini dilakukan dengan cara magang kerja (observasi partisipasi), yaitu penulis

secara aktif selama satu bulan melaksanakan pekerjaan pada peternakan sapi di BBPP

Noelbaki sesuai dengan ketentuan atau aturan yang telah ditetapkan oleh pimpinan pada

peternakan tersebut.

3.3. Evaluasi Hasil Kegiatan

Evaluasi Hasil PKL yang dilakukan di BBPP Noelbaki dianalisis dengan metode

sebagai berikut :

3.3.1. Biaya Produksi.


Dihitung dengan menggunakan rumus (Soekartawi 2003) :
TC = FC + VC
Keterangan:
TC : Total Cost atau total biaya untuk pemeliharaan ternak sapi (Rp/Tahun)
FC : Fixed Cost atau biaya tetap untuk pemeliharaan ternak sapi (Rp/Tahun)
VC : Variable Cost atau biaya variabel untuk pemeliharaan ternak sapi (Rp/Tahun).
3.3.2. Penerimaan.
Dihitung dengan rumus sebagai berikut (Riyanto, 2001) :
TR = P x Q
Keterangan:
TR : Total Revenue atau total penerimaan untuk pemeliharaan ternak sapi (Rp/Tahun)
P : Price of Product atau harga jual ternak sapi (Rp)
Q : Quantity atau jumlah produksi (ekor/Tahun)

10
3.3.3. Net Present Value (NPV).
Adalah selisih Present Value arus benefit (manfaat) dengan Present Value arus
cost (biaya), yang dapat ditulis dengan rumus (Gray, et al. 2002) :
𝒏 𝑩𝒕−𝑪𝒕
NPV = 𝒕=𝟎 𝟏+𝒊 𝒕

Keterangan:
Bt : Economic Benefit (penerimaan untuk pemeliharaan sapi) pada tahun ke t
Ct : Cost (pengeluaran untuk pemeliharaan sapi) pada tahun ke t
T : Tahun Investasi unit pemeliharaan sapi (Jangka Waktu)
n : Umur Investasi unit pemeliharaan sapi (1,2,3,…,n)
i : Social Discount Rate (Tingkat Suku Bunga)
Kriteria nilai NPV:
NPV > 0 Unit pemeliharaan tersebut layak untuk dijalankan
NPV = 0 Investasi dapat mengembalikan modal sebesar yang dikeluarkan
NPV < 0 Unit pemeliharaan sapi tersebut tidak layak untuk dijalankan

3.3.4. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio).


B/C rasio dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Nitisemito dan Burhan,
1995) :
𝒏 𝑩𝒕
𝒕=𝟎 𝟏+𝒊 𝒕
B/C Rasio : 𝑪𝒕
𝒏
𝒕=𝟎 𝟏+𝒊 𝒕

Keterangan:
Bt : Economic Benefit (penerimaan untuk unit pemeliharaan sapi) pada tahun ke -t
Ct : Cost (pengeluaran untuk unit pemeliharaan sapi) pada tahun ke t
T : Tahun Investasi unit pemeliharaan sapi (Jangka Waktu)
N : Umur Investasi unit pemeliharaan sapi (1,2,3,…,n)
i : Social Discount Rate (Tingkat Suku Bunga)

11
3.3.5. Break Even Point (BEP).
Dihitung sesuai petunjuk Kasmir dan Jakfar (2003) dengan formula sebagai
berikut:
Total Biaya
BEP (Produksi) = Harga penjualan

Total Biaya
BEP (Harga) = Total Produksi

3.3.6. Return On Investment (ROI).


Analisis ROI (Return On Investment) dinyatakan dalam % dengan rumus
(Rusdiana, 2010) :
Penerimaan
ROI = Biaya 𝑥 100%
Investasi

12
BAB IV

KEADAAN UMUM LOKASI


DAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1. Keadaan Umum Lokasi PKL

4.1.1. Lokasi Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang

BBPP Kupang terletak di jalan Timor Raya KM. 17, Dusun Kiuteta, Desa Noelbaki,

Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdiri

pada lahan dengan luas ± 9,2. BBPP Kupang berjarak ± 17 km dari ibukota provinsi. Dengan

batas-batas wilayah yaitu sebelah timur berbatasan dengan lokasi kantor BPTP (Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian) Kupang, sebelah barat berbatasan dengan pemukiman

penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan lokasi kantor BPTP Kupang dan sebelah utara

berbatasan dengan pemukiman penduduk.

Gambar 1. Peta Lokasi BBPP Kupang (https://maps.google.com)

Lokasi ini terletak pada ketinggian 320 dpl dengan suhu berkisar 27-30 C dan dengan

kelembapan 60-70%. BBPP Kupang juga dilengkapi sarana dan prasana sebagai berikut yaitu

perkantoran, kelas, aula, perpustakaan, guest house, wisma, asrama peserta, ruang makan,

sarana pelatihan berupa kandang sapi, kandang kambing, kandang ayam, dan lahan hijauan,

serta laboratorium kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet) dan laboratorium pengolahan

hasil ternak (www.bbppkupang.org).

13
4.1.2. Sejarah Singkat BBPP Kupang

Dalam perkembangannya, instansi ini mengalami beberapa perubahan sebelum

menjadi BBPP Kupang. Berikut ini fase-fase perubahan pada instansi ini sampai menjadi

BBPP Kupang.

Tabel 1. Fase-fase perubahan BBPP Kupang sejak tahun 1982-2007


Tahun Nama Tugas
Balai Latihan Pegawai Melaksanakan pelatihan bagi pegawai
1982-2000 Pertanian (BLPP) Noelbaki – pertanian seluruh Indonesia
Kupang
Balai Pendidikan dan Pelatihan Melaksanakan diklat pertanian lahan
2000-2002 (Balai Diklat) Pertanian/ BDP kering lingkup nasional.
Noelbaki – Kupang
Balai Diklat Agribisnis Ternak Pendidikan dan pelatihan keahlian
Potong dan Teknologi Lahan agribisnis ternak potong dan teknologi
2002-2007
Kering (BDA TP-TLK) lahan kering dalam rangka
Noelbaki – Kupang mengembangkan sumberdaya manusia.
Melaksanakan dan mengembangkan
Balai Besar Pelatihan teknik pelatihan teknis, fungsional dan
2007-Sekarang Peternakan (BBPP) Noelbaki – kewirausahaan di bidang peternakan
Kupang bagi aparatur dan non aparatur
pertanian.
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

Perubahan-perubahan yang terjadi pada BBPP Kupang ini secara garis besar

disimpulkan disebabkan oleh semakin kompleksnya keadaan bidang pertanian, khususnya

pada sub sektor peternakan yang menuntut pemerintah dalam hal Departemen Pertanian

untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi para penyuluh maupun masyarakat

dalam upaya meningkatkan sumberdaya manusia yang kompeten dibidang pertanian.

Pada tahun 2007, sesuai tugas dan fungsinya yang semakin banyak, maka kapasitas

kelembagaan balai ditingkatkan dari Eselon III A menjadi Eselon II B dan wilayah kerja yang

sebelumnya meliputi seluruh Indonesia, kini dibatasi menjadi hanya meliputi 11 provinsi dan

142 kabupaten. Wilayah kerja yang dimaksud meliputi Nusa Tenggara, Bali, Sulawesi dan

Maluku. Dalam perjalanannya, sejak mengalami perubahan nama menjadi BBPP Kupang, Ir.

Muhammad Amir Saade, M.Si ditunjuk sebagai kepala balai dari tahun 2007-2011,

selanjutnya dipimpin oleh Bapak Apri Handono, A.Pi, MM dari tahun 2011- sekarang.

14
BBPP Kupang mempunyai tugas pokok melaksanakan dan mengembangkan teknik

pelatihan teknis, fungsional dan kewirausahaan dibidang peternakan bagi aparatur dan non

aparatur pertanian. Dengan fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana, program, dan

pelaksanaan kerjasama; 2) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; 3)

Melaksanakan Identifikasi Kebutuhan Diklat (IKD) dan Analisis Kebutuhan Diklat (AKD)

untuk menjawab kebutuhan pelatihan; 4) Pelaksanaan pelatihan teknis dibidang peternakan

bagi aparatur dan non aparatur pertanian; 5) Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan dibidang

peternakan bagi non aparatur pertanian; 6) Pengembangan pelaksanaan tehnik pelatihan

dibidang ternak potong dan teknologi lahan kering; 7) Pengembangan pelaksanaan teknik

pelatihan peternakan bagi aparatur dan non aparatur pertanian; 8) Penyusunan bahan standar

kompetensi kerja (SKK) pelatihan teknis, fungsional, dan kewirausahaan dibidang

peternakan; 9) Pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan teknis,

fungsional dan kewirausahaan dibidang peternakan; 10) Pelaksanaan pemberian konsultasi

agribisnis; 11) Pemberian pelayanan dan pengembangan teknik pelatihan teknis dan

kewirausahaan di bidang peternakan bagi aparatur dan non aparatur; dan 12) Pengelolaan

urusan tata usaha dan rumah tangga BBPP Kupang. (www.bbppkupang.org)

4.1.3. Visi dan Misi BBPP Kupang

1. Visi.

Adapun visi dari BBPP Kupang adalah “Terwujudnya Balai Besar Pelatihan Peternakan

yang andal dalam menghasilkan SDM Pertanian yang profesional, berjiwa wirausaha dan

berwawasan global”.

2. Misi

Adapun misi dari BBPP Kupang adalah :

a. Mengembangkan pelatihan teknis dan pelatihan fungsional di bidang peternakan

bagi aparatur dan non aparatur pertanian;

15
b. Mengembangkan pelatihan kewirausahaan bagi non aparatur pertanian;

c. Mengembangkan pengelolaan administrasi umum, administrasi pelatihan dan

optimalisasi sarana dan prasarana pelatihan;

d. Mengembangkan unit-unit usaha yang berorientasi agribisnis dalam rangka

mendukung terlaksananya Pusat Inkubator Agribisnis;

e. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa mitra, laboratorium agribisnis dan

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S);

f. Mengembangkan jejaring kemitraan dalam kediklatan dengan instansi lingkup

pertanian, perguruan tinggi, LSM, swasta di bidang peternakan dan lembaga terkait

lainnya;

g. Mengembangkan kompetensi staf administrasi serta profesionalisme widyaiswara

bersertifikat;

h. Mengembangkan pelatihan yang terakreditasi dan memprogramkan diklat-diklat lain

yang sesuai tupoksi balai untuk diakreditasikan; dan

i. Mengembangkan manajemen, metode, dan materi pelatihan (www.bbppkupang.org)

4.1.4. Stuktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.102/Permentan/OT.140/10/2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang, tanggal 9 Oktober

2013.

16
Gambar 2. Struktur organisasi BBPP Kupang

Sumber : www.bbppkupang.org
4.1.5. Ketenagakerjaan

Tabel 2. Struktur kepegawaian pada BBPP Kupang


No Kualifikasi PNS Honor Jumlah Rencana Pengembangan
Pendidikan Pendidikan PNS
1 S2 8 - 8 Studi jenjang S3
2 S1 (D4) 29 3 32 Studi jenjang S2
3 D3 7 1 8 Studi jenjang S1
4 D2 - - - -
5 SLTA 28 18 46 Studi jenjang S1
6 SLTP 1 - 1 -
7 SD 3 - 3 -
Jumlah 76 22 98
Sumber : Bagian administrasi BBPP Kupang (2015)

Jumlah pegawai yang terdapat di BBPP sebanyak 98 orang dengan kualifikasi dan

status yang dapat dilihat pada Tabel 2 diatas. Karyawan merupakan ujung tombak dalam

menentukan kelancaran pelaksanaan proses produksi. Karyawan yang bertugas pada instalasi

kandang sapi di BBPP Kupang berjumlah 7 orang. Pekerjaan berupa pencampuran pakan,

pemberian pakan pada ternak dan pembersihan kandang dilakukan oleh 3 orang, sedangkan

pemotongan pakan, penyiapan pakan, dan transportasi pakan dilakukan oleh 4 orang.

17
Upah/gaji karyawan pada BBPP Kupang berjumlah Rp 1.250.000,-/ bulan. Kecuali

koordinator kandang yang statusnya Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Kualitas karyawan jika dilihat dari aspek pendidikan pada BBPP Kupang rata-rata

lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan apabila dilihat dari sisi pengalaman karyawan

yang ada di BBPP Kupang rata-rata sudah bekerja ± 7-10 tahun. Tentunya hal tersebut sangat

mendukung manajemen siklus produksi dari ternak sapi.

4.2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama PKL di BBPP Kupang adalah sebagai

berikut:

4.2.1. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Produksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan, PKL sarana dan prasarana yang

digunakan pada pemeliharaan ternak sapi adalah lahan, kandang, gudang pakan, listrik,

instalasi air, mobil pick up, VIAR, dan peralatan (Chopper, gerobak, ember dan sekop) :

Lahan.- BBPP Kupang mempunyai lahan seluas ± 9,2 ha, yang digunakan untuk area

perkantoran, aula, asrama, wisma, tempat penginapan, instalasi kandang, dan lain-lain. Lahan

tersebut adalah milik negara. Khusus untuk lahan pemeliharaan ternak sapi terdiri dari 2

bagian yaitu untuk perkandangan dan lahan hijauan.

Kandang.- Terdapat 2 kandang dengan tipe masing-masing yaitu kandang individu

dan kandang kelompok. Konstruksi kandang dari beton dan besi. Luas kandang ± 90 m2.

Biaya pembuatan kandang Rp 75.000.000,-/ kandang. Dengan umur ekonomis 30 tahun.

Gudang Pakan.- Gudang pakan yang terdapat pada BBPP Kupang sebanyak 2 unit.

Satu unit digunakan untuk menampung dedak dan pakan olahan peserta diklat sedangkan unit

yang lain digunakan untuk menampung jerami padi sekaligus tempat pengolahan pakan.

Biaya pembuatannya sekitar Rp 25.000.000,- dengan umur ekonomis 25 tahun.

18
Listrik.- Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan perusahaan terutama

untuk penerangan tempat pemeliharaan ternak.

Instalasi air.- Air dalam proyek ini sangat diperlukan karena dalam pemeliharaan

ternak sapi berpengaruh langsung pada kehidupan ternak. Air dipergunakan sebagai air

minum untuk ternak dan membersihkan kandang. Air yang digunakan di BBPP Kupang

bersumber dari mata air di lokasi tersebut yang diambil menggunakan mesin pompa air.

Mobil Pick-Up.- Kendaraan ini diperlukan untuk keperluan angkutan pakan hijauan

dari lahan dan jerami yang dibeli dari masyarakat. Jumlah Pick Up di BBPP Kupang

sebanyak 1 unit.

VIAR (motor 3 roda).- Kendaraan ini digunakan untuk keperluan pengangkuatan

pakan dari tempat pakan ke kandang. Jumlah VIAR (motor 3 roda) di BBPP Kupang

sebanyak 1 unit.

Chopper, Gerobak, ember, sekop.- Peralatan-peralatan ini merupakan peralatan

penunjang dalam pengolahan pakan yang tersedia di kandang.

4.2.2. Mendata Jenis-Jenis Ternak Sapi dan Perkembangannya

Jenis ternak sapi yang dipelihara di BBPP Kupang adalah sapi Bali, sapi Brahman, dan

sapi Angus. Populasi ternak sapi di BBPP Kupang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun

dimana populasi pada tahun 2011 adalah sebanyak 18 ekor meningkat menjadi 31 ekor pada

tahun 2012 hingga pada akhir bulan agustus 2015 telah menjadi 60 ekor. Peningkatan

populasi diatas disebabkan lahirnya anak sapi setiap tahunnya dan juga dilakukan pembelian

ternak untuk meningkatkan jumlah populasinya.

4.2.3. Perhitungan dan Pemberian Pakan

Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh ternak yang mampu menyajikan

hara atau nutrient yang penting dan bermanfaat untuk perawatan tubuh, pertumbuhan, dan

penggemukan (Rivai. 2009). Pakan yang digunakan dalam pemeliharaan ternak di BBPP

19
Kupang terdiri dari hijauan, batang pisang, dedak, jerami, dan garam; jerami padi biasanya

diberikan pada musim paceklik pakan yaitu antara bulan Agustus dan September. jerami

dibeli dari petani di Naibonat dengan harga Rp. 100.000,-/ truk untuk kebutuhan satu bulan.

Tabel 3. Biaya Alat Pengolah Pakan


Kebutuhan/hari Kebutuhan/bulan
Uraian Harga Satuan
(H) (Hx30)
Dedak 35 kg 1050 kg Rp. 5.000,-
Garam 15 kg 450 kg Rp. 5.000,-
Pick Up 10 L bensin 300 L Rp. 7.500,-
VIAR 3 L solar 90 L Rp. 6.500,-
Chopper 2 L bensin 60 L Rp. 7.500,-
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

Sebelum pakan didistribusikan, terlebih dahulu dilakukan penghacuran pakan

menggunakan Chopper setelah itu, dilakukan pencampuran dan pengadukan pakan sampai

rata. Pendistribusian pakan ke kandang menggunakan motor VIAR. Pemberian pakan yang

dilakukan di BBPP Kupang sebanyak dua kali sehari. Pemberian pakan yang pertama

dilakukan pada pukul 08:00 WITA, dan yang kedua pada pukul 14:00 WITA.

4.2.4. Kesehatan Ternak

Kontrol kesehatan ternak dilakukan apabila semua kegiatan atau aktivitas kandang telah

selesai. Kontrol kesehatan dilakukan dengan cara mengamati kondisi ternak secara umum

yang meliputi pengamatan nafsu makan, pengamatan kondisi ternak dan pengamatan pada

bagian – bagian ternak seperti luka – luka, borok ataupun rontok bulu. Apabila pada saat

kontrol kesehatan melihat ada tanda – tanda yang tidak sesuai dengan kondisi normal maka

ternak akan dipisahkan atau langsung diobati.

Berdasarkan sejarah penyakit pada BBPP Kupang dimana ternak sering diserang

penyakit scabies, bloat, dan cacingan. Scabies dan bloat biasanya menyerang ternak pada

peralihan musim (Oktober dan November), sedangkan pemberian obat cacing tiap 3 bulan

sekali. Pemberian vitamin pada ternak sapi rutin dilakukan tiap bulannya. Maka penyediaan

stock obat dan vitamin menjadi sangat diperlukan.

20
4.2.5. Pembersihan Kandang

Kotoran yang menumpuk di kandang yang berasal dari feses dan urin akan

menghasilkan gas amoniak yang sangat menyengat yang dapat menyebabkan kesehatan sapi

tergangu, terutama gangguan pernapasan. Untuk mencegah hal tersebut maka kegiatan

pembersihan kandang rutin dilakukan pada saat penyiapan pakan atau dengan melihat kondisi

kandang.

4.2.6. Penerimaan Materi dari Widyaiswara dan Wawancara.

Materi-materi yang diterima dari widyaiswara yang sekaligus pembimbing lapangan

PKL merupakan materi pengayaan dari aspek teknis manajemen pemeliharaan ternak sapi

dan kambing. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Narasumber pada wawancara tersebut adalah karyawan kandang dan kepala bagian

perlengkapan dan instalasi.

21
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Manajemen Pemeliharaan di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang

5.1.1. Pakan

Pakan bagi ternak mutlak diperlukan guna menunjang kebutuhan hidup pokok dan

produksi. Di BBPP Kupang sumber hijauan pakan ternak diadakan sendiri yaitu dengan

menggunakan rumput raja/kinggrass (Pennisetum purpurephoides), rumput setaria (Setaria

sphacelata), lamtoro (Leucaena leucocephala) sedangkan pakan tambahan berupa batang dan

daun pisang serta dedak padi dan jerami. Khusus dedak padi diperoleh dari luar dengan cara

dibeli dengan harga Rp.5000/Kg. Kebutuhan dedak padi dalam kurun waktu sehari sebesar 20

kg dengan jumlah ternak sebanyak 60 ekor. Selain itu, jika stok pakan habis ternak juga

diberikan jerami dengan harga setiap tahunnya berubah-ubah. Frekuensi pemberian pakan

sebanyak 2 kali sehari (pagi dan sore). Lahan untuk penanaman hijauan makan ternak seluas

30 are dengan pola tanam secara tumpang sari yang terdiri dari rumput raja/kinggrass

(Pennisetum purpurephoides), rumput setaria (Setaria sphacelata), lamtoro (Leucaena

leucocephala) dan pohon pisang (Musa acuminata).

5.1.2. Tenaga Kerja

Dari segi kuantitas tenaga kerja bukanlah suatu hal yang sulit. Namun, untuk

mendapatkan tenaga kerja yang baik dan bertanggungjawab, diperlukan proses seleksi yang

cukup ketat dan diikuti proses pelatihan yang berlanjut. Dalam proses seleksi tenaga kerja,

perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti pengalaman (memiliki sertifikat praktek kerja

lapangan), keterampilan (memiliki spesialis tertentu seperti pemeriksaan kebuntingan),

kondisi fisik (tubuh normal/tidak bercacat), dan jenis kelamin (laki-laki).

22
Jumlah tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 7 orang yang terdiri atas 1 orang yang

status pegawai negeri sipil dan 6 orang tenaga honor. Hari kerja adalah 7 (tujuh) hari

seminggu, dengan jam kerja seperti pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Jam Kerja di UPT Ternak Sapi BBPP Kupang


Jam Keluar
Hari Kerja Jam Masuk (WITA) Istrahat (WITA)
(WITA)
Senin - Kamis 08.00 11.00-13.00 16.00
Jumad 08.00 11.00-13.00 16.30
Sabtu - Minggu 08.00 - 10.00
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

Pada hari Sabtu dan Minggu kegiatan yang dilakukan hanya pemberian pakan yang

sudah disiapkan pada hari Jumat. Upah tenaga honor di BBPP Kupang adalah sebesar

Rp.1.000.000 per bulan.

5.1.3. Kandang Dan Peralatan

Kandang bagi ternak sapi potong merupakan sarana yang diperlukan dalam

membudidayakan ternak. Kandang ternak berfungsi sebagai tempat berlindung dari sengatan

sinar matahari, guyuran hujan, dan tiupan angin kencang. Oleh karena itu, bangunan kandang

sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak harus bisa memberikan jaminan hidup yang

nyaman dan sehat sesuai dengan tuntutan kebutuhan ternak.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa, kandang sangat besar manfaatnya untuk usaha

ternak sapi. Kondisi kandang di BBPP dilihat dari segi higienis sudah memenuhi syarat yang

baik dimana lokasi kandang yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar dan lokasinya mudah

dibuat saluran atau pembuangan air, tempatnya terbuka. Dari segi sosial ekonomi juga sudah

memenuhi syarat dimana letaknya agak jauh dari pemukiman penduduk, dekat dengan

sumber air, mudah dijangkau kendaraan dan dekat dengan karyawan kandang. Bentuk

kandang yang ada pada peternakan BBPP Kupang terdiri dari kandang penggemukan dan

kandang pedet/koloni.

23
5.1.4. Manajemen Kesehatan

Manajemen kesehatan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dan

dilaksanakan dengan tepat, apabila diabaikan maka kesehatan akan terganggu. Ternak sapi

merupakan ternak yang cukup sensitif terhadap serangan penyakit. Penyakit yang menyerang

ternak sapi cukup banyak dan bervariasi, sehingga membutuhkan perhatian lebih dari

peternak terutama sistem manajemen kesehatan ternak. Untuk menghasilkan ternak sapi yang

sehat dan berproduksi tinggi, peternak harus memperhatikan kenyamanan ternak termaksud

dalam penanganan kesehatan ternak. Agar manajemen penanganan kesehatan ternak berjalan

dengan baik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah mengenal jenis penyakit yang

menyerang ternak sapi, sistem penanganan penyakit atau tindakan pencegahan dan tindakan

pengobatan.

Di BBPP Kupang sering melakukan pencegahan terhadap penyakit SE (Septicaemia

Epizootica) meskipun belum pernah terjangkit pada ternak. Vaksin SE dengan perlakuan 2x

setahun pada bulan Februari dan Agustus. Adapun penyakit yang menyerang ternak sapi di

BBPP Kupang yaitu penyakit bloat. Selain pengobatan dilakukan pula pencegahan, agar

penyakit tersebut tidak lagi menyerang ternak. Salah satu pencegahan yang dilakukan adalah

menjaga kebersihan kandang, ternak dan pakan (terutama gudang pakan), serta lingkungan di

sekitar kandang ternak. Berikut ini jenis obat dan vitamin yang biasa digunakan di BBPP

Kupang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis Obat – obatan dan Vitamin yang Digunakan


Dosis per
Harga
No Nama Obat Kegunaan bulan / ekor
per botol
(ml)/ekor
1 Ivomec Scabies 10 – 20 ml Rp. 525.000,-/ 100 ml
2 Guzanex Scabies - Rp. 175.000,-/botol
3 Wormzol Obat Cacing 1 sachet Rp. 60.000,-/ 20 sachet
4 Tympanol SB. Bloat 10 – 20 ml Rp. 25.000,-/100 ml
5 Vitamin B Com Vitamin 5 – 10 ml Rp. 25.000,-/50 ml
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

24
5.1.5. Manajemen Limbah

Teknologi pengolahan limbah yang dilakukan di BBPP Kupang adalah pembuatan

biogas dan pembuatan bokashi dengan tujuan sebagai berikut: 1) Mengurangi bau yang tidak

sedap (busuk) pada lingkungan peternakan. 2) Menghilangkan faktor penghambat

pertumbuhan tanaman yang ada pada Kotoran Ternak Segar (KTS) atau mengoptimalkan

kesan kotor kegunaan kotoran ternak sebagai penyubur tanaman. 3) Menghilangkan kesan

kotor/menjijikkan. 4) Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada

limbah ternak. 5) Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.

Pupuk kandang merupakan hasil sampingan ternak sapi. Produksi bokashi per bulan

sebesar 1 ton atau 12 ton setahun. Harga bokashi Rp.2000/Kg.

5.1.6. Pemasaran Ternak

Sistem pemasaran merupakan akhir dari rangkaian kegiatan dalam suatu usaha

peternakan. Sistem pemasaran yang dilakukan di BBPP Kupang adalah secara langsung

dimana pembeli/konsumen yang berasal dari berbagai profesi datang langsung ke perusahaan

tersebut untuk melakukan transaksi. Penjualan ternak sapi dilihat berdasarkan penampilan

eksterior dengan standar harga mulai Rp 8.000.000,-sampai dengan Rp.6.500.000/ekor

ternak.

5.2. Aspek Finansial

Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau

usaha dari segi keuangan. Analisis finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria –

kriteria penilaian investasi yaitu NPV, Net B/C, BEP, dan ROI. Untuk menganalisis dengan

ketiga kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat

yang diterima dan biaya yang dikeluarkan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang

selama satu siklus usaha.

25
Selain itu, juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak

yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka

dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Kriteria

investasi akan menunjukan layak tidaknya usaha dari sisi finansial.

5.2.1. Arus Kas (Cashflow)

Arus Penerimaan (Inflow).- Arus manfaat pada bisnis ini adalah selain dari penerimaan

penjualanan ternak juga diperoleh dari kompensasi atas biaya pemeliharaan ternak sapi untuk

sarana diklat.

a) Penerimaan

Sumber penerimaan yang diperoleh pada BBPP Kupang adalah hasil penjualan ternak sapi

dengan harga jual berkisar antara Rp 8.000.000,- - Rp. 6.500.000,-/ekor dan penjualan

pupuk bokasi. Sebesar Rp. 2000,-/kg yang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Penerimaan pemeliharaan sapi di BBPP Kupang


Sumber Harga Satuan (Rp) Volume Total (Rp)
Penerimaan
a. Sapi Jantan 8.000.000/ekor 10 ekor 80.000.000
b. Sapi Betina 6.500.000/ekor 7 ekor 45.500.000
Penjualan Pupuk Bokashi 2.000/kg 12000 kg 24.000.000
Total Penerimaan 149.500.000
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

b) Kompensasi biaya dari APBN

Selain penerimaan diatas, inflow pada BBPP Kupang juga bersumber dari APBN sebagai

kompensasi atas biaya pemeliharaan ternak yang digunakan sebagai sarana diklat bagi

penyuluh. Besarnya kompensasi yang diberikan adalah Rp. 5.000.000,-/ekor tanpa melihat

faktor umur ternak.

Arus Pengeluaran (Outflow).- Komponen biaya akan dikelompokkan menjadi dua bagian

yaitu biaya investasi dan biaya operasional.

26
a) Biaya Investasi

Tabel 7. Biaya Investasi pada BBPP Kupang


Umur Ekonomis Penyusutan/Tahun
Investasi Biaya (Rp)
(Tahun) (Rp)
Kandang 150.000.000 30 5.000.000
Gudang Pakan 50.000.000 25 2.000.000
Chopper 20.000.000 15 1.333.333
Gerobak dorong 250.000 5 50.000
Sekop 375.000 5 75.000
Ember pakan 3.450.000 5 690.000
Ember minum 80.000 2 40.000
Selang Air 270.000 10 27.000
Pick Up 100.000.000 15 6.666.667
VIAR (motor 3 roda) 22.500.000 15 1.500.000
Total Investasi 346.925.000 17.382.000
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor – faktor

produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya investasi pada pemeliharaan

ternak sapi di BBPP Kupang dikeluarkan pada pada tahun pertama. Total biaya investasi

yang dilakukan BBPP Kupang untuk pemeliharaan ternak sapi adalah sebesar Rp.

346.925.000,-.

b) Biaya Operasional

Tabel 8. Biaya Operasional pada BBPP Kupang


Total Biaya/Tahun
Uraian
(Rp)
A. Biaya Tetap
1. Total Penyusutan 17.382.000
Total Biaya Tetap (A) 17.382.000
B. Biaya Variabel
1. Tenaga Kerja 72.000.000
2. Listrik 900.000
3. Bahan Bakar 36.180.000
4. Jerami padi 300.000
5. Dedak 63.000.000
6. Garam 27.000.000
7. Obat-obatan dan Vitamin 2.320.000
Total Biaya Variabel (B) 201.700.000
Total A+B 219.082.000
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara berkala selama pemeliharaan

ternak berjalan. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah
27
output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh BBPP Kupang meliputi gaji

karyawan, biaya penyusutan, bahan bakar dan listrik. Adapun rincian dari biaya tetap

dapat dilihat pada Tabel 8. Biaya variabel adalah biaya yang selalu berubah selama proses

produksi berlangsung. Unsur – unsur yang termasuk ke dalam biaya variabel pakan sapi,

obat – obatan dan vitamin. Rincian biaya variable dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah.

Cash flow pemeliharaan ternak sapi di BBPP Kupang dapat dilihat pada Tabel 9 di

bawah ini.

Tabel 9. Arus Kas (Cash Flow)


Cash Inflow (Rp)
Penerimaan 149.500.000
Kompensasi APBN 300.000.000
Total Penerimaan 449.500.000
Cash Outflow
Biaya Tetap 17.382.000
Biaya Variabel 201.700.000
Pajak 15 % 67.425.000
Total Pengeluaran 286.507.000
Net Cash Flow 162.933.000
Sumber : Hasil olahan data primer (2015)

5.1. Analisis Kriteria Investasi


Kriteria Investasi merupakan suatu evaluasi usaha yang meyeluruh sebagai dasar

persetujuan tentang layak tidaknya suatu usaha ditinjau dari besar kecilnya arus penerimaan

dan arus pengeluaran.

5.3.1. Net Present Value (NPV)

NPV yang di peroleh pada pemeliharaan ternak sapi di BBPP Kupang pada tingkat

suku bunga 15 % adalah sebesar Rp 138.915.652,-. Ini menunjukkan bahwa usaha tersebut

dapat dilanjutkan karena nilai NPV lebih besar dari Nol. Hal ini berarti perusahaan akan

memperoleh manfaat lebih besar daripada total biaya yang di keluarkan selama menjalankan

usaha.

28
5.3.2. B/C Ratio

Perhitungan B/C Ratio diperoleh hasil sebesar 0,57. Artinya bahwa setiap pengeluaran

sebesar Rp. 1,- maka akan diperoleh laba atau keuntungan sebesar Rp. 0,57,-. Hal ini

menunjukkan bahwa perbandingan antara penerimaan uang diperoleh lebih besar bila

dibandingkan dengan total biaya uang telah digunakan selama proses produksi.

5.3.3. Break Even Point (BEP)

BEP adalah titik balik pokok di mana total pendapatan sama dengan total biaya. BEP

di bedakan menjadi 2 macam, yaitu BEP produksi dan BEP harga.

BEP produksi yang diperoleh dari hasil analisis usaha pemeliharaan ternak sapi di

BBPP Kupang adalah sebanyak 30 ekor. Artinya dengan menjual 30 ekor ternak sapi, usaha

tersebut akan memperoleh titik impas dari total produksi 60 ekor.

BEP harga yang diperoleh sebesar Rp 3.705.367,-. Artinya, usaha tersebut akan

mencapai titik impas jika harga penjualan per ekor sapi sebesar Rp 3.705.367,- dari harga

terendah yang digunakan.

5.3.4. Return Of Investmen (ROI)

Nilai ROI pada usaha penggemukan sapi potong di BBPP Kupang adalah sebesar

130 %. Nilai ROI tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 10.000,- modal yang

diinvestasikan akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 13.000,-. Rangkuti (2011)

menyatakan bahwa ROI merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan penerimaan.

Semakin tinggi nilai ROI, maka semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan

aktiva.

29
BAB VI

PENUTUP

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka usaha pemeliharaan ternak sapi di

BBPP Kupang layak secara finansial dengan kriteria Net Present Value (NPV) sebesar Rp

138.915.652,-.. Net Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 1,57 dimana setiap pengeluaran sebesar

Rp. 1,- akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,57,-. BEP Produksi 30 ekor dari total

produksi 60 ekor dan BEP Harga Rp3.651.367 ,-, Return of Investmen (ROI) sebesar 130 %.

30
DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2010. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian Untuk Perencanaan. Universitas


Indonesia Press, Jakarta

Departemen Pertanian. 2012. Populasi dan Produksi Peternakan di Indonesia.


http://www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-4-pop-prod-nak.pdf Diakses tanggal 12
Juli 2015

Gilarso T, 1993. Pengantar Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta

Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Proyek-Proyek Pertanian. Edisi Kedua. Universitas


Indonesia. Jakarta.

Gray, C., P. Simanjutak, L.K. Sabur, P.F.L. Maspaitella dan R.C.G Varley. 2002.
Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Hoddi. A. H., Rombe. M.B., Dan Fahrul. 2011. Analisis Pendapatan Peternakan Sapi Potong
Di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru. Jurnal Agribisnis. Vol. X (3). Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanudin.

http://maps.google.com. Peta Lokasi BBPP Kupang. Diakses tanggal 15 Agustus 2015

http://bbppkupang.org. Website resmi BBPP Kupang. Diakses tanggal 15 Agustus 2015

Kadariah et al. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid 1. Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia. Jakarta.

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kashmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana. Jakarta.

Kuntjoro. 2002. Kelayakan Finansial Proyek. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Lembaga Penelitian., Pendidikan


dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta

Murtidjo, 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.


Nitisemito, A.S. dan U. Burhan. 1995. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek.
Bumi Aksara, Jakarta.

Putria, R. 2008. Analisis Kelayakan Usaha Pengembangan Pembibitan (Breeding)Sapi


Potong Pada PT Lembu Jantan Perkas (LJP), Serang, Propinsi Banten. Skripsi.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

31
Rangkuti, F. 2011. Analisa SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging, PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.

Riyanto, B. 1993. Dasar –Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit Gadjah


Mada. Yogyakarta

Rivai, A. 2009. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong (Fattening) Pada PT
Zagrotech Dafa International (ZDI) Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Saragih B. 2000. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Berbasis Peternakan. USESE Foundation


dan Pusat Studi Studi Pembangunan. IPB Bogor.

Soekarwati. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press,
Jakarta.

_________. 2003. Teori Ekonomi produksi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

_________. 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta

Sugeng, Y. B. 2007. Beternak Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta

32
33
Lampiran 1. Biaya dan Penerimaan BBPP Kupang Tahun 2015
B IAYA
A. Inve s tas i Uraian Volume /B ulan Satuan Total Volume (1 Tahun) Total
Kandang 2 75.000.000 150.000.000
Gudang Pakan 2 25.000.000 50.000.000
Cooper 1 20.000.000 20.000.000
Gerobak Dorong 2 125.000 250.000
Sekop 5 75.000 375.000
Ember Pakan 23 150.000 3.450.000
Ember Minum 8 10.000 80.000
Selang Air 2 135.000 270.000
Pick Up 1 100.000.000 100.000.000
VIAR (motor 3 roda) 1 22.500.000 22.500.000
Total B . Inve s tas i 346.925.000
B . Ope ras ional
B iaya Te tap
Total Penyusutan/Tahun 17.382.000
Total B . Te tap 17.382.000
B iaya Variabe l
Tenaga Kerja 6 orang 1.000.000/orang 12 bulan 72.000.000
Listrik 75 Kwh 1.000/Kwh 900 Kwh 900.000
Bahan Bakar
a. Solar 360 liter 6.500/liter 4320 liter 28.080.000
b. Bensin 90 liter 7.500/liter 1080 liter 8.100.000
Jerami Padi 3 Truck 100.000/Truck 300.000
Dedak 1050 kg 5.000/kg 12600 kg 63.000.000
Garam 450 kg 5.000/kg 5400 kg 27.000.000
Obat-obatan & Vitamin
a. Ivomec 525.000/botol 1 botol 525.000
b. Guzanex 175.000/botol 1 botol 175.000
c. Wormzol 3 pcs /3 bulan 180.000/3 pcs 12 pack 720.000
d. Tympanol SB. 1 botol 25.000/ botol 12 botol 300.000
e. Vitamin B Com 2 botol 25.000/botol 24 botol 600.000
Total B . Variabe l 201.700.000
Total B . Ope ras ional 219.082.000
PENERIM AAN
Ternak
a. Jantan 10 ekor 8.000.000 80.000.000
b. Betina 7 ekor 6.500.000 45.500.000
Pupuk Bokashi 12000 kg 2.000 24.000.000
Kompensasi APBN 60 ekor 5.000.000 300.000.000
Total Pe ne rimaan 449.500.000

33
Lampiran 2. Net Cash Flow BBPP Kupang Tahun 2015

CASH INFLOW
Penjualan Ternak 125,500,000
Penjualan Pupuk Bokashi 24,000,000
Kompensasi APBN 300,000,000
Total Pe ne rimaan 449,500,000
CASH OUTFLOW
Biaya Investasi 346,925,000
Total Inve s tas i 346,925,000
Biaya Tetap 17,382,000
Biaya Variabel 201,700,000
Pajak 15 % 67,425,000
Total Pe nge luaran 286,507,000

Surplus /de fis it 162,993,000


DF 15% 1.15
Bt 449,500,000.00
Ct 289,747,000.00
NPV Pada 15% 138,915,652.17
∑NPV 138,915,652.17
B/C 0.57
ROI 130
BEP Produksi 30
BEP Harga 3,651,367

35
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan PKL

Dedak untuk pakan Gerobak Dorong

Hijauan makanan ternak (Setaria) Ember pakan

Identifikasi sarana & prasarana produksi Kandang ternak

Motor 3 roda (VIAR) Gudang pakan

36
Selang Air Pick Up

Gudang pakan Ember pakan berisi pakan

Pemberian pakan Mesin Cooper

Obat yang diberikan pada ternak sapi Setelah ikut upacara HUT RI ke-70

37

Anda mungkin juga menyukai