Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alpukat (Persea americana) ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama
sama. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari daerah tropik Amerika. Nikolai
ivanovich vavilov, seorang ahli botani soviet, memastikan sumber genetic tanaman alpukat
berasal dari Meksiko bagian selatan dan Amerika tengah, kemudian menyebar ke berbagai
negara yang beriklim tropis (Ruknama,1997).
Alpukat merupakan buah yang diminati masyarakat karna rasanya yang nikmat,
manis, tebal dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Di Indonesia daerah penghasil adalah Jawa
Barat, Jawa Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara.
Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dapat mengakibatkan berbagai masalah
kesehatan, pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekologi, oleh karena itu
perlunya pengendalian yang bersifat ramah lingkungan dengan menggunakan pengendalian
hayati. Pengendalian biologi (hayati) merupakan alternatif pengendalian yang dapat
dilakukan tanpa harus memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan dan sekitarnya,
salah satunya adalah dengan pemanfaatan agen hayati seperti virus, jamur atau cendawan,
bakteri. Jamur Trichoderma spp. digunakan sebagai jamur atau cendawan antagonis yang
mampu menghambat perkembangan patogen melalui proses mikroparasitisme, antibiosis,
dan kompetisi (fitriani, 2017).
Trichoderma spp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit
dan menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman atau memiliki spektrum
pengendalian yang luas. Jamur Trichoderma spp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa
jenis jamur penyebab penyakit tanaman dan pertumbuhannya sangat cepat. Dalam keadaan
lingkungan yang kurang baik, miskin hara atau kekeringan, Trichoderma spp. akan
membentuk klamidospora sebagai propagul untuk bertahan dan berkembang kembali jika
keadaan lingkungan sudah menguntungkan. Oleh karena itu dengan sekali aplikasi
Trichoderma spp. akan tetap tinggal dalam tanah. Hal ini merupakan salah satu kelebihan
pemanfaatan Trichoderma spp. sebagai agen pengendalian hayati khususnya untuk patogen
tular tanah (Berlian, 2013).
Rhizosfer merupakan bagian tanah yang berada disekitar perakaran tanah dan
berperan sebagai pertahanan luar bagi tanaman terhadap serangan patogen akar.populasi
mikroorganisme rhizosfer biasanya lebih banyak dan beragam dibandingkan pada tanah
bukan hrizosfer (Liza et al, 2015).
Aktivitas mikroorganisme rizosfer dipengaruhi oleh eksudat yang dihasilkan oleh
perakaran tanaman. Beberapa mikroorganisme rhizosfer berperan dengan siklus hara dan
proses pembentukan tanah, pertumbuhan tanaman, memengaruhi aktivitas mikroorganisme,
serta sebagai pengendali hayati terhadap patogen akar (prayudaningsih dkk., 2009).
Mikroorganisme yang hidup pada daerah rhizosfer biasanya digunakan sebagai
agen pengendalian hayati. Keberadaan mikroorganisme antagonis pada daerah rhizosfer
dapat menghambat persebaran dan infeksi akar oleh patogen, keadaan ini di sebut
hambatan alamiah mikroba. Mikroba antagonis sangat potensial di kembangkan sebagai
agen pengendalian hayati (Simatupang,2008).
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Serta mengidentifikasi Trichoderma Dari
Rhizosfer Pada Tanaman Alpukat (Persea americana)
1.3 Manfaat penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi jenis penyakit yang terdapat pada

tanaman alpukat bagi petani sehingga dapat melakukan pengendalian sedini mungkin dan

pemeliharaan yang lebih optimal bagi tanaman alpukat sebagai acuan penelitian selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai