Anda di halaman 1dari 25

KAJIAN TERHADAP MADRASAH NIZAMIYAH,

PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN


PENDIDIKAN ISLAM DAN ORTODOKSI SUNNI
Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah

Pendidikan Islam Klasik dan Modern

Oleh:
Febri Malfi
(1920010011)

Dosen pembimbing:
Dr. Muhammad Kosim, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1441 H/2019 M

1
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Pendidikan Islam Klasik dan Modern tepat pada batas waktu yang ditentukan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi yang digelari Al-
Amin yakni nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman
jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
Penulis sangat berterimakasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam
penulisan karya ilmiah ini, terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah
Pendidikan Islam Klasik dan Modern, Dr. Muhammad Kosim, MA. Penulis
mendoakan agar beliau selalu dalam keadaan sehat wal’afiyat serta selalu dalam
lindungan Allah SWT.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
dan kekhilafan yang penulis lakukan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca agar penulisan makalah ini lebih baik lagi
untuk kedepannya. Semoga makalah ini memberikan manfaat untuk kita semua.
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.

Padang, 07 Oktober 2019


Penulis

Febri Malfi
1920010011

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah adalah salah satu bentuk kelembagaan pendidikan Islam
yang memiliki sejarah sangat panjang. Pendidikan Islam dapat dikatakan
muncul dan berkembang seiring dengan kemunculan Islam itu sendiri,
yakni berawal dari pendidikan yang bersifat informal berupa dakwah
Islamiyah untuk menyebarkan Islam, terutama dalam hal yang berkaitan
dengan aqidah. Kemudian, seiring dengan perkembangan Islam dan
terbentuknya masyarakat Islam, pendidikan Islam diselenggarakan di
masjid-masjid yang dikenal dalam bentuk halaqah. Setelah dari Masjid,
kemudian dialihkan ke madrasah. Kebangkitan madrasah merupakan awal
dari bentuk pelembagaan pendidikan Islam formal.
Sekarang lembaga pendidikan Islam sudah mengalami banyak
perkembangan. Langkah-langkah perbaikan dan peningkatan mutu terus
ditempuh, baik dengan meningkatkan kualitas guru maupun dengan
perbaikan mutu kurikulum. Madrasah sangat berkembang pesat diawali
dari didirikannya Madrasah Nizamiyah oleh Nizham Al-Mulk pada abad
ke IV hijriyah. Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas
tentang sejarah madrasah Nizamiyah serta pengaruhnya terhadap
pendidikan Islam dan aliran Sunni.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang sejarah berdirinya Madrasah Nizamiyah?
2. Apa tujuan didirikannya Madrasah Nizamiyah?
3. Bagaimana kurikulum Madrasah Nizamiyah?
4. Darimana sumber dana Madrasah Nizamiyah?
5. Siapa saja tokoh-tokoh (beserta idenya) Madrasah Nizamiyah?
6. Kapan Madrasah Nizamiyah mulai runtuh?
7. Bagaimana pengaruh Madrasah Nizamiyah terhadap pendidikan Islam
dan ortodoksi Sunni?

3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang sejarah berdirinya
Madrasah Nizamiyah.
2. Untuk mengetahui apa tujuan didirikannya Madrasah Nizamiyah.
3. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum Madrasah Nizamiyah.
4. Untuk mengetahui darimana sumber dana Madrasah Nizamiyah.
5. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh (beserta idenya) Madrasah
Nizamiyah.
6. Untuk mengetahui kapan Madrasah Nizamiyah mulai runtuh.
7. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Madrasah Nizamiyah terhadap
pendidikan Islam dan ortodoksi Sunni.

4
MADRASAH NIZAMIYAH

Latar Belakang Tujuan Berdiri Kurikulum Sumber Tokoh-Tokoh Kemunduran Pengaruh Madrasah
Dana dan Ide-idenya Nizamiyah

Mengkader calon Ilmu syari’ah Setelah wafat


F. Pendidikan ulama Sunni yang Lembaga Abu Ishak al-Syirazi Nizam al-Mulk Institusi menghidupkan
menekankan wakaf aliran sunni
pada aliran Abu Nashr al-Shabbagh
Menyediakan Guru- sunni dan
F. Politik
guru Sunni theologi asy’ari Pengembangan ilmu syari’an
Abu Qosim al-‘Alawi
Membentuk
kelompok pekerja Abu Abdullah al-Thabari Panjang tangan kekuasaan
Sunni

Menjadi wadah bagi Abu Hamid al-Ghazali


penuntut ilmu Status para pengajar dan
pengangkatannya ditentukan
Radhiyuddin alQazwaini oleh pemerintah
Untuk Membendung
ajaran Syiah Al- Faairuzzabadi.

Tokoh yang paling mahsyur adalah Abu


Hamid bin Muhammad al-Ghazali

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya Madrasah Nizamiyah
Kata madrasah merupakan isim makan dari kata darasa yang
berarti belajar. Jadi madrasah berarti tempat belajar siswa atau
mahasiswa.1 Secara harfiyah madrasah berarti tempat belajar, adapun
dalam pengertian yang lazim digunakan, madrasah adalah lembaga
pendidikan tingkat dasar menengah yang mengajarkan ilmu agama dan
ilmu lainnya dengan menggunakan sistem klasikal. Dalam sejarah,
madrasah ini muncul di zaman khalifah Bani Abbas, sebagai kelanjutan
dari pendidikan yang dilaksanakan di masjid dan tempat lainnya.2 Adapula
pendapat yang mengatakan bahwa madrasah merupakan kesinambungan
daripada institusi pendidikan Islam, yang sebelumnya terdiri dari kuttab,
masjid, dan perpustakaan.3
Madrasah Nizamiyah terletak di Baghdad, yaitu tepat di pusat
pemerintahan Islam pada waktu itu. Madrasah Nizamiyah ini didirikan
dekat pinggir sungai Dirjah di tengah-tengah pasar Selasah di Baghdad.
Mulai dibangun pada tahun 457 H/1065 M dan selesai dibangun pada
tahun 459 H (2 tahun lamanya baru selesai) yang didirikan pada masa
pemerintahan Bani Saljuq oleh Perdana Menteri (Wazir) Ghawan Al Din
Abu Ali Hasan Ibn Ishaq Khauja, yang dikenal dengan panggilan akrab
Nizam Al-Mulk (1018 – 1092 M).4
Madrasah Nizhamiyah mulanya hanya ada di kota Bahdad, ibu
kota dan pusat pemerintahan pada saat itu. Kemudian, Nizam Al-Mulk
mengembangkan madrasah tersebut dengan membuka dan mendirikan
madrasah serupa di berbagai kota, baik wilayah barat maupun timur dari
daerah kekuasaan Islam. Diantaranya didirikan di kota Balkh, Nisabur,
Isfahan, Mosul, Basrah, dan Tibristan. Namun Madrasah Nizhamiyah di

1
Suwito dkk, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 210
2
Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 60
3
Ibid., hlm. 161
4
Ibid., hlm. 162

6
Baghdad lebih terkenal daripada madrasah lain yang dibangun oleh Nizam
Al-Mulk. Beberapa bangunan istana lama di pinggir Sungai Tigris telah
runtuh dan bahan runtuhannya dijadikan sebagai bahan madrasah ini.
Madrasah Nizamiyah di Baghdad menyediakan kelengkapan dan
kemudahan yang terdiri dari ruang belajar, perpusatkaan, dan tempat
tinggal untuk staf dan pelajar yang mengikuti pengajian. Kemunculan
madrasah Nizhamiyah di seluruh kota Iraq, Syiria, dan Parsi menjadi
pertanda kepada pencapaian tahap kematangan dalam perkembangan
institusi pengajian tinggi Islam.5
Pada masa itu, madrasah tersebut dicatat sebagai tempat
pendidikan yang paling masyhur. Kesungguhan Nizam Al-Mulk dalam
membina madrasah-madrasah yang didirikannya itu tercermin pada
kesediaannya menyisihkan waktunya untuk melakukan kunjungan ke
madrasah-madrasah Nizamiyah di berbagai kota tersebut. Disebutkan,
bahwa dalam kesempatan kunjungannya tersebut, ia dengan penuh
perhatian ikut menyimak dan mendengarkan kuliah-kuliah yang diberikan,
sebagaimana ia juga kadang ikut mengemukakan pikiran-pikirannya di
depan para pelajar di madrasah itu.
Madarasah Nizhamiyah merupakan lembaga pendidikan resmi, dan
pemerintah terlibat dalam menetapkan tujuan-tujuannya, menggariskan
kurikulum, memilih guru, dan memberikan dana yang teratur kepada
madrasah. Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah yang pertama kali
muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah.6
Usaha Nizam Al-Mulk mendirikan madrasah dan lembaga
keagamaan lainnya mendapat dukungan dari ulama-ulama yang
bermazhab Syafi’i dan dalam teologi beraliran Asy’ariyah. Para ulama
tersebut bergembira dengan naiknya Nizam Al-Mulk dan

5
Fatah Syukur, Sejarah Pendidikan Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm.
70
6
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 61

7
kebijaksanaannya mengembalikan nama baik ulama-ulama Asy’ariyah
yang dikutuk oleh perdana menteri Al Kunduri pada masa Sultan Tugril
Beq. Pada masa Al Kunduri aliran Asy’ariyah bersama dengan Rafidiah
dikutuk melalui mimbar-mimbar masjid, sehingga banyak ulama yang
melarikan diri, seperti Imam Haramaian, Abu Ma’ali Al Juwaini dan Al
Qusyairi.
Latar belakang berdirinya Madrasah Nizamiyah yang paling
mendasar dalam beberapa literatur sejarah peradaban Islam adalah adanya
perseteruan antara kelompok sunni Dinasti Saljuk dengan kelompok Syiah
Dinasti Fatimiyah di Mesir, Dinasti Saljuq berkeyakinan bahwa ideologi
harus dilawan dengan ideologi, karenanya Institusi madrasah merupakan
alat atau senjata untuk melawan Syiah dengan menanamkan doktrin-
doktrin sunni.7
Untuk memberantas madzhab-madzhab yang ditanamkan oleh
golongan syi’ah kepada rakyat yang dianggap bathil, maka Nizham al-
Mulk berupaya semaksimal mungkin mendirikan madrasah Nizhamiyah
untuk menanamkan madzhab ahli sunah yang dianggap lebih benar, karena
kepercayaan ahli sunnah adalah berdasarkan pelajaran-pelajaran agama
yang benar, yang lebih memprioritaskan Al-Qur’an dan sunnah
dibandingkan dengan ra’yi. Penanaman kepercayaan, menarik perhatian
pelajar atau mahasiswa dalam belajar, dan sikap sangat setia kepada
khlifah dapat mengukuhkan madzhab ahlusunnah dan melemahkan
pengaruh kedudukan syi’ah, karena perhatian ahlusunnah sangat besar
terhadap ilmu fikih yang terdapat dalam empat madzhab fikih.8
Sementara itu Ramayulis membagi 2 faktor yang melatar belakangi
berdirinya madrasah Nizamiyah, yaitu:
1. Faktor Pendidikan
Pendirian madrasah pada masa Dinasti Saljuk merupakan
konsekuensi logis dari pertumbuhan jumlah murid pada masa

7
Suwito dkk, Op.Cit., hlm. 218
8
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 160

8
pertumbuhan dan perkembangan Islam. Karena jumlah murid terus
bertambah maka sistem pendidikan pun harus berubah, dari perhatiannya
yang cenderung berorientasi individual menjadi berorientasi massal.
Dengan penjelasan di atas, maka pendirian madrasah Nizamiyah oleh
Nizam Al-Mulk bisa dipahami dan dimengerti dari sisi motivasi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan yang semakin luas.9
2. Faktor Politik
Pendirian madrasah Nizamiyah disamping faktor pendidikan, juga
dilatar belakangi oleh faktor politik. Seperti yang diketahui bahwasanya
sebelum dinasti Saljuk, daerah khilafah Abbasiyah dikuasai oleh dinasti
Buwaihi. Dinasti ini menganut aliran keagamaan Syi’ah, dan mereka
berusaha menanamkan pengaruh aliran itu di tengah masyarakat melalui
propaganda termasuk melalui aktivitas pendidikan. Dinasti saljuk sendiri
menganut aliran Sunni. Aliran Sunni dan Syi’ah memiliki doktrin atau
ideologi politik yang berbeda.
Untuk menghalangi pengaruh aliran Syi’ah, dinasti Saljuk
melakukan propaganda tandingan. Salah satunya melalui pendidikan
madrasah. Karena itu madrasah didirikan di seluruh wilayah kekuasaan
khilafah Abbasiyah yang dikuasai oleh dinasti Saljuk.10
Menurut penulis, madrasah Nizamiyah ini didirikan oleh Nizam-
Al-Mulk sebagai bentuk kepeduliannya kepada dunia pendidikan dan juga
sebagai bentuk penentangannya terhadap aliraan Syi’ah. Nizam Al-Mulk
menyadari bahwa kemajuan umat hanya akan diperoleh apabila umat atau
masyarakat tersebut telah cerdas dalam bidang pemikiran. Pendidikan
merupakan jalan yang paling utama untuk melangkah ke arah peradaban
yang lebih maju. Maka dengan dasar inilah dia mendirikan beberapa
madrasah di bawah naungan dinasti Saljuk
Selanjutnya Nizam Al-Mulk juga dikenal sebagai orang yang
sangat anti dengan ajaran Syi’ah beserta doktrin-doktrinnya. Berdasarkan

9
Ramayulis, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hlm. 139
10
Ibid., hlm. 140

9
ketidak sukaannya terebut, maka dia mendirikan suatu madrasah yang di
dalamnya ditanamkan nilai-nilai ajaran Sunni, yaitu madrasah Nizamiyah.
Dia beranggapan bahwa ajaran Syi’ah dapat diberantas melalui pendirian
madrasah ini. Dengan pendirian madrasah Nizamiyah, maka doktrin-
doktrin Syi’ah yang sempat melekat di masyarakat akan hilang seiring
berjalannya waktu.
B. Tujuan Berdirinya Madrasah Nizamiyah
Madrasah Nizamiyah merupakan salah satu simbol kemenangan
Sunni dan juga merupakan salah satu cara manis Nizam Al-Mulk dalam
menangani konflik-konflik intrernal masyarakat yang ada.
Berdasarkan asumsi ini, tidaklah berlebihan jika disimpulkan lebih
jauh bahwa tujuan madrasah ini paling tidak mempunyai dua point, yakni
untuk memperkuat idiologi Syafi’i Asy’ari di satu sisi dan membendung
serangan dari pihak lain, seperti dari Syi’ah. Untuk mendukung roda
pemerintahan Nizam juga adalah satu kemungkinan, tetapi hal itu
tampaknya lebih merupakan strategi Nizam sendiri daripada tujuan
madrasah sebagai sebuah lembaga.
Lebih rincinya, tujuan didirikan madrasah Nizamiyah adalah
sebagai berikut:
1. Mengkader calon-calon ulama yang menyebarkan pemikiran Sunni
untuk menghadapi tantangan pemikiran Syi’ah.
2. Menyediakan guru-guru Sunni yang cakap untuk mengajarkan mazhab
Sunni dan menyebarkannya ketempat lain.
3. Membentuk kelompok pekerja Sunni untuk berpartisipasi dalam
menjalankan pemerintah, memimpin kantornya, khususnya di bidang
peradilan dan manajemen.
4. Pada saat itu merupakan zaman yang suram dari pendidikan, oleh
karena itu didirikanlah madarasah oleh Nizam Al-Mulk agar para
penuntut ilmu tetap dapat menimba ilmu dengan lancar.

10
5. Pada saat itu ajaran syiah telah tersebar luas, maka didirikanlah
madrasah Nizamiyah untuk menentang ajaran syiah dan menyebarkan
pemikiran sunni.11
Menurut penulis, dari uraian-uraian diatas tampak sekali bahwa
tujuan pendirian madrasah pada masa Dinasti Saljuq ini sangat sarat
dengan kepentingan pemerintah atau penguasa. Kepentingan politis
ideologis penguasa tampaknya sangat dominan disamping kepentingan
kependidikan agama dan kepentingan pribadi para penguasa saat itu.
Penulis juga tidak mengesampingkan bahwasanya pendirian
madrasah ini juga bertujuan untuk mencerdaskan masyarakat dan
membuat masyarakat dapat mengenyam pendidikan. Karena pada saat
itu pendidikan bisa dikatakan “mati suri” diakibatkan konflik yang
berkepanjangan antara Sunni dan Syi’ah.
C. Kurikulum Madrasah Nizamiyah
Rencana dan pengajaran di Madarasah Nizhamiyah tidak ditemui
dengan tegas, menurut Mahmud Yunus rencana pengajarannya adalah
ilmu-ilmu syari’ah saja dan tidak ada ilmu-ilmu hikmah (filsafat), ini
terbukti dengan tidak seorangpun ahli sejarah yang mengatakan bahwa di
antara mata pelajaran ada ilmu kedokteran, ilmu falak dan ilmu-ilmu pasti,
mereka hanya menyebut mata pelajaran nahwu, ilmu kalam, dan fikih.
Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizhamiyah adalah ulama-ulama
syariah sehingga madrasah tersebut merupakan madrasah syariah bukan
madrasah filsafat, dan pendiri Madrasah Nizhamiyah itu bukanlah orang
yang membela ilmu filsafat dan bukan pula orang-orang yang membantu
pembebasan filsafat.
Madrasah Nizamiyah mempunyai tugas pokok tersendiri yaitu
mengajarkan fikih sejalan dengan satu atau lebih, dari mazhab ahlisunah,
dan juga menjadi tempat-tempat menarik pelajar untuk menggunakan
waktu mereka sepenuhnya dalam belajar. Melalui Madrasah Nizamiyah
ini, penanaman ideologi sunni yang dilakukan Dinasti Saljuk berlangsung

11
Ibid., hlm. 161

11
secara efektif, terutama untuk mempertahankan stabilitas pemerintahan
dari bahaya pemberontakan yang kerap muncul atas nama aliran Islam
tertentu yang berideologi berbeda dari dinasti saljuk.
Berdasarkan keterangan di atas, dapatlah diketahui bahwa
Madarasah Nizamiyah tidak mengajarakan ilmu pengetahuan yang bersifat
duniawi, tetapi lebih terfokus pada pelajaran ilmu agama terutama ilmu
fikih. Madzhab fikih yang menonjol adalah fikih Syafi’i dan teologi
Asy’ari secara aktif dipelajari dan dialami. Walaupun yang menonjol
adalah Imam Syafi’i, tetapi madzhab yang lain juga tetap dipelajari dengan
adanya imam-imam khusus untuk masing-masing madzhab dan khalifah
membentuk Qadi ahli masing-masing madzhab.
Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kurikulum yang
digunakan di Madrasah Nizamiyah terdapat perimbangan yang
proporsional antara disiplin ilmu keagamaan (tafsir, hadis, fikih, kalam,
dan lainnya) dan disiplin ilmu “aqliyah” (filsafat, logika, matematika,
kedokteran, dan lainnya), tetapi pendapat ini kurang kuat.12
Rencana pengajaran atau kurikulum di Madarasah Nizhamiyah
secara rinci menurut Mahmud Yunus adalah al-qur’an (membaca,
menghafal, dan menulis) sastra Arab, sejarah Nabi SAW, fikih, ushul fiqih
dengan menitik beratkan madzhab Syafi’i dan sistem Teology Asy’ariyah.
Hamid Hasan Bilgrami berbeda pendapat dengan Mahmud Yunus
mengenai materi yang diberikan, dia menyatakan bahwa pengajaran yang
diberikan di Madrasah Nizhamiyah juga mencakup ilmu bahasa
tradisional, fikih, kajian-kajian Islam, Ilmu hisab, faraid, penelitian tanah,
sejarah sastra, kesahatan cara memelihara binatang, bercocok tanam, serta
beberapa segi dari sejarah kealaman.13
Agaknya Madrasah Nizamiyah mempunyai kurikulum yang
menekankan supremasi fiqih. Semua cabang ilmu agama yang lain
diperkenalkan dalam rangka menopang superioritas dan penjabaran hukum

12
Fatah Syukur, Op.Cit., hlm. 72
13
Samsul Nizar, Op.Cit., hlm. 162

12
Islam. Pendidikan serba fiqih adalah ciri yang menonjol dalam pendidikan
Sunni muslim abad ke-11 sebagaimana yang terungkap dalam sejarah,
pola pendidikan semacam ini terus berlanjut dari abad ke abad. Jadi
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa Madrasah Nizamiyah benar-
benar menjadi model pendidikan madrasah pada masa klasik dan
pertengahan Islam.
Selain penekanan pada ilmu fiqih dan tauhid, cabang-cabang ilmu
agama yang lain, seperti ushul fiqh, ilmu-ilmu Al-Qur’an, hadits Nabi,
akhlaq, sangat mungkin sekali diajarkan di situ. Alasannya adalah bahwa
setiap muslim wajib, fard al-‘ain, mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Imam
al-Ghazali menekankan pentingnya kewajiban ini dalam karyanya Ihya
al-‘Ulum al-Din. Masuk akal bahwa al-Ghazali mengalamatkan kewajiban
belajar kepada siswa-siswanya di Baghdad karena dia menulis beberapa
bukunya sambil mengajar di madrasah itu. Masuk akal juga bahwa
cabang-cabang ilmu agama yang lain, seperti nahwu, sharaf, adab
(literature) juga disajikan di situ meskipun ilmu-ilmu itu hanya sebagai
pelengkap.
Proses pengajaran di madrasah Nizamiyah adalah dengan cara guru
berdiri di depan kelas menyajikan materi-materi kuliah dengan metode
ceramah, sedangkan para siswa duduk mendengarkan di atas meja-meja
kecil yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan dialog atau diskusi
(Munaqasyah) antara guru dan para siswa mengenai materi yang disajikan
dengan suasana semangat keilmuan yang tinggi. Sumber lain menyatakan
bahwa di madrasah ini ilmu fiqih diuraikan oleh seorang guru dalam satu
silabus yang disebut ta’liqah. Ta’liqah adalah debat tertulis, yaitu dengan
mengemukakan satu pertanyaan, diikuti dengan jawaban negatif dan
positif, serta penyelesaian yang tepat dengan sedikit rasionalisasi untuk
mencapai kesimpulan. Karangan silabus ini disusun oleh masing-masing
tenaga pengajar berdasarkan catatan perkuliahannya selagi menjadi
mahasiswa, bacaannya, dan kesimpulan pribadinya tentang topik terkait.
Mahasiswa menyalin ta’liqah dalam proses dikte, dengan menambahkan

13
ide-ide dari diskusi-diskusi kelas atau dari penelitian sendiri, sehingga
ta’liqah mereka lebih merupaan refleksi pribadi mereka tentang materi
kuliah yang disampaikan oleh tenaga pengajar.
Menurut penulis, kurikulum yang berlaku di madrasah ini lebih
menitik beratkan pada ilmu keagamaan daripada ilmu yang bersifat
duniawi. Madrasah ini lebih berfokus pada ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan tauhid, fiqih, dan ilmu syari’ah lainnya. Tentu titik tekannya pada
teologi Sunni Ay’ariyah. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa
di madrasah ini juga diajarkan ilmu yang bersifat pasti atau duniawi, tetapi
pendapat ini kurang kuat.
D. Sumber Dana Madrasah Nizamiyah
Sumber dana yang paling lazim bagi pembangunan Madrasah
adalah lembaga wakaf, sebuah cara tradisional dalam Islam untuk
mendukung lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Dalam
pembangunan Madrasah Nizamiyah, Nizam Al-Mulk menyediakan dana
wakaf untuk membiayai mudarris, imam dan juga mahasiswa yang
menerima beasiswa dan fasilitas asrama. Dengan dana itu, ia mendirikan
Madrasah-Madrasah Nizhamiyah di hampir seluruh wilayah kekuasaan
Bani Saljuk saat itu, mendirikan perpustakaan dengan lebih kurang 6.000
jilid buku lengkap dengan katalognya, serta para pegawai dan sisitem yang
memudahkan dalam hal aktifitas peminjaman buku.14
Peranan wakaf semakin tampak ketika madrasah menjadi institusi
tersendiri yang lepas dari Masjid. Nizam Al-Mulk membangun madrasah
di kota Baghdad yang diberi nama madrasah Nizamiyah dengan dana
wakaf. Madrasah Nizamiyah telah memberikan inspirasi bagi berdirinya
sekolah-sekolah dan universitas-universitas modern di Eropa.15
E. Tokoh-Tokoh dan Ide-Ide Madrasah Nizamiyah
Madrasah Nizamiyah dianggap sebagai pusat pengajian tinggi dan
yang terbesar pada zamannya. Oleh karena itu, pelantikan tenaga
14
Suwito, Op.Cit., hlm. 219
15
Abdurrahman Kasdi, Pengembangan Wakaf Produktif Untuk Pendidikan, Jurnal
Edukasia, Vol. 11, No. 1, 2016

14
pengajarnya adalah dari kalangan ulama yang terkenal dan mempunyai
pencapaian yang tinggi dalam bidang pengetahuan.16 Masyhurnya
Madrasah Nizhamiyah tidak terlepas dari peran guru yang mengajar,
mendidik dan membimbing para mahasiswa, yang akhirnya
menghasilakan sarjana-sarjana yang berkedudukan di pemerintahan
sebagai karyawan dan pegawai Negara. Guru-guru yang diangkat tidak
terlepas dari tujuan didirikannya madrasah tersebut.
Nizham Al-Mulk juga berperan dalam menetapkan guru-guru yang
akan mengajar pada madrasah Nizamiyah, beliau menetapkan jabatan-
jabatan penting seperti mudarris (staff pengajar yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pengajaran), wa’idh (yang memberikan ceramah-
ceramah umum di madrasah), mutawalli al-kuttub (pustaka), muqri’ (yang
membaca dan mengajarkan al-Qur’an) dan nahwi (ahli gramitical bahasa
arab). Orang-orang yang dipilih oleh Nizham al-Mulk tersebut adalah
mereka yang menganut mazhab Syafi’i, paling untuk tiga jabatan
(mudarris, wa’idh, dan mutawalli al-kuttub) diharuskan bermazhab Syafi’i
karena ketiga jabatan tersebut yang paling berhak dan punya otoritas
penuh menentukan arah dan kebijakan madrasah itu, bahkan dalam banyak
kasus seorang mudarris juga bisa berfungsi sebagai administrator atas
nama pendirinya. Sebagai madrasah terbesar dizamannya, guru-guru yang
mengajar pada madrasah Nizhamiyyah adalah tokoh-tokoh yang punya
reputasi tinggi.
Guru- guru yang memberikan pelajaran di Madrasah Nizamiyah
antara lain yaitu :
1. Abu Ishak al-Syirazi
2. Abu Nashr al-Shabbagh
3. Abu Qosim al-‘Alawi
4. Abu Abdullah al-Thabari
5. Abu Hamid al-Ghazali

16
Nurzamallail Marni dan Zulkiflee Harun, Institusi Pengajian Syari’ah dan Sains
(Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia, 2008), hlm. 55

15
6. Radhiyuddin alQazwaini
7. Al- Faairuzzabadi.17
Diantara semua guru tersebut, yang paling termasyhur trentunya
adalah Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali, atau yang sering dikenal
dengan Al-ghazali.
Berkaitan dengan belajar, al-Ghazali memandang anak sebagai
suatu anugerah Allah dan sekaligus sebagai amanah bagi orang tuanya.
Orang tua menurut al-Ghazali memegang peranan penting dalam upaya
mencapai keberhasilan belajar anak. Oleh karenanya, jika orang tua dapat
melaksanakan amanah, ia akan mendapat pahala di sisi Allah, dan
sebaliknya jika ia melalaikan tugas dan amanah, ia akan mendapatkan
dosa.
Berkaitan dengan tujuan belajar al-Ghazali menekankan belajar
sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah. Al-Ghazali tidak
membenarkan belajar dengan tujuan duniawi. Dalam hal ini, al-Ghazali
menyatakan bahwa hasil dari ilmu pengetahuan sesungguhnya adalah
mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan sekalian alam, dan
menghubungkan diri dengan malaikat yang tinggi dan berkumpul dengan
alam arwah. Semua itu adalah keagungan dan penghormatan secara
naluriyah.18
Pemikirannya tentang dunia pendidikan adalah:
1. Memperhatikan tingkat daya berpikir anak
2. Menerangkan pelajaran dengan jelas
3. Mengajarkan dari konkrit ke abstrak
4. Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-angsur.
Al-Ghazali juga memberikan pendapatnya tentang sifat-sifat yang
harus dimiliki oleh peserta didik, diantaranya :

17
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), hlm.
174
18
Mohammad Muchlis Solichin, Belajar dan Mengajar Dalam Pandangan Al-Ghazali,
Jurnal Tadris, Vol. 1, No. 2, 2006

16
1. Peserta didik harus memuliakan, menghormati dan bersikap rendah
hati terhadap guru
2. Peserta didik harus merasa satu bangunan dengan peserta didik
lainnya, dll.
Ide-ide pendidikan yang dikemukan oleh al-Ghazali merupakan hal
yang sangat berharga bagi dunia pendidikan, baik untuk kepentingan
pendidik maupun peserta didik yang semuanya mempunyai dampak pada
diri dan lingkungan. Tidak dapat dipungkiri pendapat al-Ghazali
merupakan sumbangan yang besar dalam dunia pendidikan, ini terbukti
bahwa ia menjadi rujukan bagi pendidik dan peserta didik tidak hanya
didunia Islam tetapi juga diluar Islam dengan adanya renaissance di
Eropa.
F. Keruntuhan Madrasah Nizamiyah
Madrasah Nizamiyah sedikit demi sedikit mengalami kemunduran
setelah wafatnya Nizam al-Mulk. Madrasah yang sistem pendidikan dan
organisasinya ditiru di Eropa ini sempat berjaya sampai akhir abad ke-14,
ketika Timur Lenk menghancurkan Baghdad. Timur lenk dengan bala
tentaranya menyerbu kota Baghdad dan menghancurkan segala peradaban
serta membantai ribuan orang di wilayah yang ditaklukkannya. Baghdad
hancur lebur sekitar tahun 1393 M.19
G. Pengaruh Madrasah Nizamiyah Terhadap Pendidikan Islam dan
Ortodoksi Sunni
Kehadiran Madrasah Nizamiyah telah memberi pengaruh yang
besar pada masyarakat baik bidang politik, ekonomi, maupun sosial
keagamaan. Dalam bidang ekonomi, madrasah Nizamiyah di samping
sebagai lembaga untuk mengajarkan ilmu syari’ah dalam rangka
mengembangkan ajaran Sunni, madrasah ini dimaksudkan pula untuk
mempersiapkan pegawai pemerintah, madrasah ini telah menghasilkan
lulusan yang siap menjadi pegawai pemerintah dibidang hukum dan

19
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm.
120

17
administrasi. Dengan demikian madrasah ini telah menjanjikan lapangan
pekerjaan.20
Dari segi sosial keagamaan, madrasah Nizamiyah diterima oleh
masyarakat karena sesuai dengan lingkungan dan keyakinannya. Faktor-
faktor penerimaan tersebut antara lain adalah:
1. Ajaran yang diberikan di Madrasah Nizamiyah adalah ajaran yang
sesuai dengan ajaran yang dianut oleh sebagian besar masyarakat pada
waktu itu yaitu Sunni
2. Madrasah Nizamiyah diajar oleh para ulama terkemuka
3. Madrasah ini memfokuskan pada pelajaran fiqh yang dianggap sesuai
dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya dalam rangka hidup dan
kehidupan yang sesuai dengan ajaran dan keyakinan mereka.21
Madrasah pada zaman Abbasiyah ini tampaknya ditangani
langsung dan serius oleh pemerintah. Melalui lembaga madrasah
muncullah kecintaan dan gairah pada intelektual Islam terhadap ilmu
pengetahuan. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai ilmu agama dan sains
yang mereka hasilkan.
Meskipun beberapa pendapat para ahli menolak bahwa madrasah
Nizamiyah bukanlah madrasah yang pertama didirikan, akan tetapi ia
merupakan madrasah yang sangat populer di kalangan masyarakat Islam
dan non Islam, hal ini disebabkan Nizamiyah merupakan  sistem madrasah
pertama khusus didirikan oleh negara dan Sunni. Pemerintah terlibat
dalam menentukan tujuan-tujuan madrasah, kurikulum, dan memilih guru,
serta pemerintah memberikan dana kepada madrasah. Selain itu,
Nizamiyah memiliki spirit ilmu pengetahuan yang tinggi, baik untuk
tujuan politik maupun agama.
Nizam Al-Mulk mendirikan gedung-gedung ilmiah untuk ahli
fikih, membangun madrasah-madrasah untuk para ulama dan asrama
untuk orang beribadah serta fakir miskin. Pelajar yang tinggal di asrama

20
Abudin Nata, Op.Cit., hlm. 71
21
Ibid., hlm. 72

18
diberi belanja secukupnya dari uang Negara dengan jumlah yang tidak
sedikit. Akibatnya Nizam al-Mulk mendapat teguran dari Malik Syah
karena diadukan orang, bahwa uang yang dibelanjakan untuk kepentingan
pendidikan dan pengajaran tersebut merupakan usaha Nizam Al-Mulk
untuk menaklukkan kota Qustantiah (Constantinopel). Tindakan Nizam al-
Mulk ini akhirnya dapat diterima Malik Syah setelah dijelaskan alasan
yang logis dan bahkan dapat menyadarkan khalifah.
Begitu besarnya perhatian Nizam al-Mulk terhadap pendidikan dan
pengajaran sebagaimana yang dinyatakan oleh Ahmad Syalabi : “Tidak
satupun negeri yang didapatkan tidak mendirikan madrasah oleh Nizam al-
Mulk, sehingga pulau terpencil di sudut dunia yang jarang didatangi
manusia juga didirikan madrasah yang besar lagi bagus. Ditemukannya
orang terkenal berpengetahuan luas dan mendalam disuruh mengajar dan
memberi sekolah itu adalah wakaf, dilengkapi dengan perpustakaan.”22
Madrasah pada zaman Abbasiyah ini tampaknya ditangani
langsung dan serius oleh pemerintah. Melalui lembaga madrasah
muncullah kecintaan dan gairah pada intelektual Islam terhadap ilmu
pengetahuan. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai ilmu agama dan sains
yang mereka hasilkan.
Meskipun beberapa pendapat para ahli menolak bahwa madrasah
Nizamiyah bukanlah madrasah yang pertama didirikan, akan tetapi ia
merupakan madrasah yang sangat populer dan memiliki pengaruh besar di
kalangan masyarakat Islam dan non Islam, hal ini disebabkan Nizamiyah
merupakan  sistem madrasah pertama khusus didirikan oleh negara dan
Sunni. Pemerintah terlibat dalam menentukan tujuan-tujuan madrasah,
kurikulum, dan memilih guru, serta pemerintah memberikan dana kepada
madrasah. Selain itu, Nizamiyah memiliki spirit ilmu pengetahuan yang
tinggi, baik untuk tujuan politik maupun agama.
Latar belakang berdirinya Madrasah selain termotivasi oleh faktor
agama dan ekonomi yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, juga

22
Ahmad Syalabi, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hlm. 108

19
termotivasi oleh aspek politik. Seperti halnya latar belakang lahirnya
Madrasah Nizamiyah yang paling mendasar adalah adanya perseteruan
antara kelompok Sunni, Dinasti Saljuk dengan kelompok Syi’ah, Dinasti
Fatimiyah di Mesir. Dinasti Saljuk berkeyakinan bahwa idiologi harus
dibalas dengan idiologi. Dari sinilah, maka Nizhamiyah merupakan senjata
atau alat untuk menanamkan doktrin- doktrin Sunni sebagai perlawanan
paham Syi’ah.
Menurut sejarah Islam, Nizam al-Mulk adalah orang yang mula-
mula mendirikan madrasah. Sedangkan menurut Gibb dan Kramers yang
dikutip oleh Hasbullah disebutkan, bahwa setelah madrasah Nizamiyah ini
didirikan madrasah terbesar oleh Shalahuddin al- Ayyubi.
Namun diakui bahwa pengaruh madrasah Nizamiyah, ternyata
melebihi pengaruh madrasah-madrasah sebelumnya. Ia merupakan fondasi
sekaligus prototipe dari kelanjutan pendidikan Islam saat ini. 23 Maka
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pendirian universitas-universitas
di Barat merupakan hasil inspirasi dari pengaruh madrasah Nizamiyah.
Ada beberapa hal yang dapat di ambil dari sejarah berdirinya
Madrasah Nizhamiyah serta perkembanganya, dan dapat di aplikasikan ke
sistem pendidikan Islam dewasa ini antara lain:
1. Madrasah sebagai institusi pendidikan Islam di jadikan sebagai sarana
atau wadah dalam menghidupkan mazhab-mazhab Sunni dan paham
teologi Asy’ariyah.
2. Madrasah sebagai Institusi pendidikan Islam juga di jadikan sebagai
tempat untuk pengembangan ilmu-ilmu Islam antara lain ilmu fiqih,
Al-qur’an dan tafsir, hadis, ilmu hadis, nahwu ,sharaf, bahasa Arab dan
kesusasteraan.
3. Madrasah sebagai Institusi pendidikan Islam dijadikan sebagai panjang
tangan untuk memperhatikan kekuasaan dan pergumulan pemikiran

23
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), hlm. 160

20
keagamaan, sehingga banyak madrasah nizhamiyah didirikan
diberbagai daerah; kota Balkh, nisabur, Isfahan Mosul, Basra, dll.
4. Nizam Al-Mulk dalam mengelola pendidikan baik sebagai pencetus
ide pertama berdirinya, sekaligus sebagai bagian dari pemerintah saat
itu, selalu menunjukkan kesungguhannya hal ini tercermin dalam
kesediaan menyisihkan waktunya untuk memantau secara langsung
proses pendidikan dengan mengadakan kunjungan kemadrasah
madrasah Nizamiyah diberbagai kota. Bahkan Ia ikut terlibat dalam
menyimak dan mendengarkan kuliah kuliah yang diberikan dan jga
ikut memberikan sumbangan pemikiran di depan para pelajar di
madrasah tersebut.
5. Madrasah Nizamiyah sebagi institusi pendidikan Islam Mengajarkan
Al-Qur’an, membaca, menghafal dan menulis (sebagai pusat
kurikulum) sastra arab dan sejarah Nabi Saw dan berhitung serta
menitik beratkan pada mazhab syafii dan teologi asy’ariyah.
6. Tenaga pengajar selalu berdiri didepan ruang kelas menyajikan materi-
materi kuliah sementara pelajar mendengarkan dengan khidmat sambil
mencatat, selanjutnya diadakan dialog (antara murid dan guru) terkait
dengan materi-materi yg dibahas.
7. Status para pengajar ditentukan pengangkatanaya oleh pemerintah
8. Keterlibatan pemerintah tidak hanya sebatas perhatiannya saja, namun
juga menyediakan alokasi dana yang cukup besar untuk keperluan fisik
dan non fisik ( beasiswa bagi pelajar, pensiun bagi pengajar).
9. Dan yang terakhir adalah proses pendirian madrasah Nizamiyah telah
mendapat dukungan dari berbagai pihak, pemerintah dan ulama dan
masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa madrasah Nizamiyah
merupakan kemauan dan keinginan bersama bukan sepihak.
Disamping itu juga ia bisa dijadikan sebagai cermin dalam mencermati
gambaran dan kondisi masyarakat saat itu.24

24
Suwito, Op.Cit., hlm. 218

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Madrasah Nizamiyah terletak di Baghdad, yaitu tepat di pusat
pemerintahan Islam pada waktu itu. Madrasah Nizamiyah ini didirikan
dekat pinggir sungai Dirjah di tengah-tengah pasar Selasah di Baghdad.
Mulai dibangun pada tahun 457 H/1065 M dan selesai dibangun pada
tahun 459 H, yang didirikan oleh Nizam Al-Mulk (1018 – 1092 M)
Tujuan madrasah Nizamiyah didirikan yakni untuk memperkuat
idiologi Syafi’i Asy’ari di satu sisi dan membendung serangan dari pihak
lain, seperti dari Syi’ah dan kurikulum di madrasah Nizamiyah lebih
menekankan pada ilmu syari’ah yang beraliran Sunni Asy’ariyah.
Dalam pembangunan Madrasah Nizamiyah, Nizam Al-Mulk
menyediakan dana wakaf untuk membiayai mudarris, imam dan juga
mahasiswa yang menerima beasiswa dan fasilitas asrama dan tenaga
pengajar di madrasah ini adalah dari kalangan ulama yang terkenal dan
mempunyai pencapaian yang tinggi dalam bidang pengetahuan.
Madrasah Nizamiyah sedikit demi sedikit mengalami kemunduran
setelah wafatnya Nizam al-Mulk. Walaupun madrasah ini mengalami
kemunduran, tetapi pengaruhnya tak dapat dikesampingkan terhadap dunia
pendidikan dan khususnya terhadap aliran Sunni.
B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
agar penulisan makalah ini lebih baik lagi ke depannya. Penulis juga
menyarankan pembaca tidak hanya cukup membaca materi ini, tetapi juga
mencoba mencari referensi lain yang berkaitan demi hasil yang lebih baik
lagi untuk pembaca, tidak terkecuali bagi penulis. Terima kasih.

22
Kronologis peristiwa penting tema makalah!

Judul: Kajian Terhadap Madrasah Nizamiyah, Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Pendidikan Islam Dan Ortodoksi Sunni

No Tahun Peristiwa Tokoh Referensi Analisa


1 457 H/1065 M Mulai dibangun Madrasah Nizamiyah Nizam Al-Mulk
Suwito dkk, Sejarah Sosial Madrasah yang pertama kali
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, berdiri di dunia Islam sebagai
2008), hlm. 210 lembaga pendidikan yang bentuk
dan sistemnya mendekati sperti
sekarang adalah Madrasah
Nizamiyah di baghdad.
Madrasah ini didirikan oleh
Perdana Menteri Nizamul Mulk
2 459 H/1067 M Selesai dibangun Madrasah Nizamiyah Nizam Al-Mulk Suwito dkk, Sejarah Sosial Awal pendirian madrasah
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, Nizhamiyah didirikan di
2008), hlm. 210 Baghdad sebagai ibu kota
pemerintahan kerajaan Islam
masa itu. Nizyamiyah didirikan
tepat di pinggir sungai Dijlah,
ditengah-tengah pasar Selasah
Baghdad. Pembangunan
madrasah tersebut dilakukan
selama dua tahun lamanya, sejak
tahun 1065 M sampai 1067 M.
3 434 H/1043 M Berdiri Madrasah Nizamiyah di Nizam Al-Mulk, Ada beberapa pendapat ahli
Naysabur Al-Juwayni  yang mengatakan sebelum
didirikan di baghdad, madrasah
Nizamiyah terlebih dahulu
didirikan di naysabur dan
isfahan, tetapi yang paling
masyhur adalah madrasah
Nizamiyah di baghdad.
4 483 H/1090 M Berdiri Madrasah Nizamiyah di Nizam Al-Mulk,
Isfahan Abu Bakar al-
Khunjadiy
5 1393 M/Abad Runtuhnya Madrasah Nizamiyah Timur Lenk, Badri Yatim, Sejarah Peradaban Madrasah Nizamiyah sedikit
23
14 Nizam Al-Mulk Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, demi sedikit mengalami
2000), hlm. 120 kemunduran setelah wafatnya
Nizam al-Mulk. Madrasah yang
sistem pendidikan dan
organisasinya ditiru di Eropa ini
sempat berjaya sampai akhir
abad ke-14, ketika Timur Lenk
menghancurkan Baghdad. Timur
lenk dengan bala tentaranya
menyerbu kota Baghdad dan
menghancurkan segala
peradaban serta membantai
ribuan orang di wilayah yang
ditaklukkannya

24
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kasdi, Abdurrahman. 2016. Pengembangan Wakaf Produktif Untuk Pendidikan, Jurnal Edukasia, Vol. 11,
No. 1

Maksum. 1999. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Marni, Nurzamallail dan Harun, Zulkiflee. 2008. Institusi Pengajian Syari’ah dan Sains. Malaysia:
Universiti Teknologi Malaysia

Muchlis Solichin, Mochammad. 2006. Belajar dan Mengajar Dalam Pandangan Al-Ghazali, Jurnal Tadris,
Vol. 1, No. 2

Nata, Abudin. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Suwito, dkk. 2008. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Syalabi, Ahmad. 1973. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Syukur, Fatah. 2012. Sejarah Pendidikan Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra

Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yunus, Mahmud. 1990. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Hidakarya Agung

25

Anda mungkin juga menyukai