Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS EMPATI SOSIAL PADA MASA PANDEMI

Situasi pandemi global covid-19 ini membuat semua orang merasa khawatir,
cemas dan was-was, baik secara fisik, psikis maupun materi. Hal ini membuat orang
akhirnya fokus pada keselamatan diri dan bagaimana caranya mempertahankan hidup di
tengah pandemi. Namun sebagai mahluk sosial kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Oleh
karena itu di masa pandemi justru kita harus saling bahu membahu membantu dan
memberikan dukungan satu sama lain agar kita mampu melewati pandemi ini dengan baik.
Terlebih negara kita merupakan negara yang terkenal dengan kegotong royongan dimana
di dalamnya ada rasa empati, yaitu kemampuan memahami dan merasakan perasaan dan
situasi orang lain. Kesadaran diri atau self awareness adalah salah satu kunci untuk dapat
menumbuhkan sikap empati. Self awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan
seseorang dalam memahami kesadaran pikiran, perasaan, dan evaluasi diri sehingga dapat
mengetahui kekuatan, kelemahan, dorongan, dan nilai yang terjadi pada dirinya dan orang
lain.

Pada kondisi seperti ini sikap empati sangatlah dibutuhkan. Kita harus
menunjukkan rasa empati terutama kepada tenaga medis beserta tim pendukung yang
sudah berjuang di garis depan dalam memeriksa, merawat dan melayani pasien yang
terpapar wabah ini. Kedua, empati juga harus kita tunjukkan kepada pasien yang terkena
penyakit ini. Covid-19 bisa menyerang siapa saja tanpa memandang agama, jabatan,
profesi maupun status sosial ekonomi. Ketiga kita dapat menyalurkan sikap empati kita
melalui bantuan yang dapat kita salurkan kepada masyarakat sekitar yang sekiranya
membutuhkan bantuan. Karena pada situasi saat ini banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaan dan penghasilan sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari hari. Kita bisa
memulai memberi bantuan melalui hal hal kecil seperti memberi makanan atau bahan
konsumsi kepada tetangga atau kerabat yang sedang terpapar. Jika kita melihat pedagang
kecil dengan kemampuan kita sebisa mungkin untuk membeli barang dagangannya,
dengan begitu kita sudah cukup meringankan beban mereka. Kita juga bisa menyalurkan
bantuan melalui bakti sosial dengan memberi sembako, uang, atau barang kebutuhan sehari
hari lainnya. Untuk membantu para medis kita bisa menyumbangkan pakaian APD ke
rumah sakit atau puskesmas yang sekiranya membutuhkan.

Sikap empati ini pun tidak hanya berlaku bagi yang sehat kepada yang
sakit (terkonfirmasi positif covid-19), namun hendaknya empati juga berlaku bagi yang
sakit kepada yang sehat. Kenapa harus demikian? Karena penderita harus juga ikut
merasakan apa yang dirasakan oleh yang sehat. Salah satunya adalah perasaan takut tertular
virus. Dengan demikian orang yang sehat juga harus berhati hati dan tetap mematuhi protokol
kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Serta tidak membantah peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Karena pemerintah sudah berupaya maka kita sebagai warga
masyarakat juga harus mematuhi peraturan yang berlaku.
Sikap saling empati seperti ini akan membawa dampak positif bagi negeri ini,
sehingga kita mampu bertahan dalam situasi yang meresahkan ini dan juga segera
mengakhiri pandemi. Kita junjung dan lestarikan budaya gotong royong dan tepa slira yang
sudah diajarkan nenek moyang kita dulu. Mulailah dari dari kita sendiri untuk membangun
sikap empati dan menularkan kepada orang disekitar kita, maka niscaya negara kita
tercinta ini pun akan menjadi bangsa yang kuat dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai