Anda di halaman 1dari 2

Toleransi dan Inklusivitas pada Keterkaitan Penanganan COVID-19

Seperti yang kita ketahui bahwa penanganan COVID-19 bukan hal yang biasa.
Terlebih pandemi sekarang sangat menguras tenaga dan pikiran kita semua. Berita yang
setiap hari muncul tiada hentinya membahas pandemic COVID-19. Semua orang berusaha
untuk menekan pandemi ini, tetapi sayangnya masih banyak yang belum terhiraukan atau
merasa pandemic ini bukanlah hal yang nyata. Sehingga penanganan pandemi ini bisa
dibilang semakin buruk mengingat banyak sekali tenaga medis yang berjatuhan, tetapi masih
banyak yang tak peduli

Ketika kita berbicara mengenai toleransi dan inklusivitas dengan keterkaitan


penanganan COVID-19 sekarang ini saya rasa pandemi membawa dampak yang positif bagi
kita semua. Kenapa saya bilang seperti itu? Karena seperti yang kita ketahui bahwa semua
orang bergandeng tangan dalam masalah pandemi ini. Bahkan penanganannya sendiri pun
tidak membeda-bedakan siapa kita. Semua orang mendapatkan perawatan yang sama.
Bantuan penanganan dari pemerintah pun tidak membeda-bedakan, semuanya sama. Pandemi
COVID-19 saja tidak pandang bulu tentang siapa saja yang terkena virus ini, tua atau muda,
kaya atau miskin.

Selain hal tersebut, siapa sangka juga terlebih para penyandang disabilitas di Solo
Jawa Tengah dan beberapa daerah lainnya ikut membantu dalam penanganan COVID-19 ini
seperti pembuatan masker kain. Namun, di sisi lain untuk mendapatkan fasilitas pengobatan
masih dikatakan kurang terpenuhi bagi mereka. Penanganan untuk mereka memang lebih
intensif lagi di tengah keterbatasan yang mereka miliki. Padahal seharusnya mereka juga
mendapatkan hak mereka yang sama seperti lainnya. Selain itu juga, para penyandang
disabilitas juga termasuk rentan untuk terkena virus COVID-19. Informasi mengenai protokol
kesehatan juga cukup minim mereka peroleh saat ini. Perbedaan menganai fasilitas yang ada
juga turut andil dalam masalah ini.

Toleransi dan inklusivitas tidak hanya mengenai tentang suku, agama, atau ras saja.
Akan tetapi, pemaknaan tentang toleransi ini sangat luas sebenarnya. Toleransi terhadap para
penyandang disabilitas ini perlu diterapkan bagi kita semua. Mereka juga saudara kita bahkan
terkadang mereka memiliki kelebihannya tersendiri. Pemberdayaan untuk para penyandang
disabilitas terlebih tentang bagaimana penerapan protokol Kesehatan bagi mereka tak hanya
sekedar informasi saja. Mereka juga seharusnya tidak dibedakan dengan pasien lainnya untuk
mendapatkan hak mereka sebagai pejuang COVID-19 yang memang dirasa mereka harus
mendapatkan perawatan yang berbeda dengan pasien lainnya.

Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mad
akita seharusnya lebih terbuka lagi pandangan terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar
kita. Terlebih lagi di saat pandemi seperti sekarang ini, masih banyak orang yang
membutuhkan kita sebagai orang yang mereka rasa lebih paham mengenai hal seperti ini.
Pertolongan dan dorongan dari kita untuk mereka juga cukup berarti. Tentang pemaknaan
toleransi dan inklusivitas harus lebih dipahami lagi. Di sisi lain, kita juga berharap pada
upaya dari pemerintah akan adanya masalah ini harus lebih serius lagi. Bukan hanya masalah
tentang dana, tetapi panduan akan penanganan bagi para penyandang disabilitas lebih
digiatkan. Masalah dana memang gampang, tetapi bagaimana akan arti dari kehidupan yang
mereka rasakan. Mari kita jaga solidaritas antar sesama bahkan dengan para penyandang
disabilitas yang juga saudara bagi kita semua. Mereka juga sudah berusaha dalam bantuan
penanganan dengan membuat alat pelindung diri. Semoga pandemi ini segera berakhir dan
kita semua terjaga dari virus.

Anda mungkin juga menyukai