54 11297 1 SM
54 11297 1 SM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) Penerapan Prinsip 5C dan 7P
dalam Pemberian Kredit untuk Meminimalisir Kredit Bermasalah dan Meningkatkan
Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum Denpasar, 2) Kendala-kendala dalam
Penerapan Prinsip 5C dan 7P dalam Pemberian Kredit untuk Meminimalisir Kredit
Bermasalah dan Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum Denpasar.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di
PT. BPR. Pasar Umum Denpasar Bali, Provinsi Bali. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Informan yang dipilih, yaitu
Direktur, Kepala Bidang Kredit, Kepala Bidang Oprasional, Debitur. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi
dokumen. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain: 1) Reduksi Data,
2) Penyajian Data dan 3) Keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) analisis 5C dan 7P ini dinilai sudah
sangat efektif guna untuk mengetahui layak atau tidak layaknya kredit yang diberikan
ke calon debitur, tetap melakukan pembinaan, mengecek langsung ke lokasi usaha
debitur untuk mengetahui apa penyebab dari kredit bermasalah, keuntungan yang
diperoleh terutama dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada debitur. 2) Untuk kendala-kendala yang di
alami yaitu tanah yang belum bersertifikat yang dijadikan jaminan hak tanggungan
dalam perjanjian kredit oleh debitur. Untuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kredit bermasalah yaitu pertama nasabah mengalami penurunan omset penjualan
usahanya, nasabah mengalami musibah terkena sakit, terkena PHK. Kendala-kendala
penyebab utama dari kegagalan PT. BPR. Pasar Umum dalam meningkatkan
profitabilitas karena adanya masalah pada kualitas asset yang bisa disebut kredit
bermasalah (non performing loan / NPL).
Abstract
This study aimed at finding out, 1) the application of principle 5C and 7P in
granting credit to minimize troubled credit and increase profitability AT PT. BPR. Pasar
Umum Denpasar, 2) the constraints in application of principle 5C and 7P in granting
credit to minimize troubled credit and increase profitability at PT. BPR. Pasar Umum
Denpasar.
This research used qualitative method. The location of this research was
conducted at PT. BPR. Pasar Umum Denpasar, Bali Province. The data needed in this
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
research were primary and secondary data. The selected informants were namely
director, head of credit devision, head of oprational devision, and debtor. Data
collection techniques used were in-depth interview, observation, and document study.
Data analysis was done through three stages namely: 1) data reduction, 2) data
presentation and 3) data validity.
The result of the research showed that 1) the analysis 5C and 7P was
considered very effective in order to find out if proper credit was given to debtor
candidate, to keep doing coaching, to check directly to the debtor business location to
find out what causes the troubled credit, the profit obtained primarily in the form of
interest received by the bank as the administrative cost of the credit imposed on the
debtor. 2) For the constraint, it was uncertified land used as a guarantee of mortgage
right in credit agreement by the debtor. The factors causing the occurrence of troubled
credit were: the customers decreased the business turnover, the customers suffered
from illness, the customers affected by dismissal. The main cause constraints of failure
of PT. BPR. Pasar Umum in improving profitability due to a problem on the quality of
asset called non-performing loans (NPL).
tanggung jawab untuk menekan sekecil mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh
mungkin risiko munculnya kasus kredit karena itu manajer bank harus
bermasalah. mengadakan seleksi terhadap
Kredit menurut UU No. 10 tahun permohonan kredit. Hal-hal tersebut dapat
(1998) merupakan suatu fasilitas dihindari sistem informasi akuntansi yang
keuangan yang memungkinkan seseorang memadai dalam pemberian kredit
atau badan usaha untuk meminjam uang diharapkan dapat menjamin bahwa dalam
untuk membeli produk dan membayarnya pelaksanaan pemberian kredit dapat
kembali dalam jangka waktu yang terkendali dan mampu mencegah
ditentukan, berdasarkan persetujuan atau terjadinya kesalahan yang dapat
kesepakatan pinjam meminjam antara merugikan bank dan dapat mencegah
bank dengan pihak lain yang mewajibkan terjadinya pemberian kredit yang tidak
pihak peminjam untuk melunasi utangnya sehat. Untuk tercapainya tujuan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan bank memerlukan sistem informasi yang
pemberian bunga. Perkreditan menurut baik sehingga kredit tersebut tidak
Untung (2000) yang merupakan kegiatan bermasalah, dalam hal ini bank harus hati-
pokok perbankan, sarana penyaluran hati dalam memberikan kredit kepada
dana bank yang ditanamkan oleh pihak nasabahnya dengan cara memperhatikan
ketiga dengan persetujuan tertentu dalam dengan cara memperhatikan prinsip-
bentuk besarnya pinjaman pokok yang prinsip kredit, yaitu: 5C (character,
diberikan, tingkat bunga pertahun dan capacity, capital, collateral, dan condition
jangka waktu pelunasannya. Oleh karena of economy), dan 7P (personality, party,
itu manajer bank harus mengadakan purpose, prospect, payment, profitability,
seleksi terhadap permohonan kredit. Hal- dan protection), serta 3R (returns,
hal tersebut dapat dihindari sistem repayment, dan risk bearing ability).
informasi akuntansi yang memadai dalam Karena jika sebuah sistem pemberian
pemberian kredit diharapkan dapat kredit ini dilakukan sesuai dengan
menjamin bahwa dalam pelaksanaan prosedur yang sudah ditetapkan maka
pemberian kredit dapat terkendali dan sudah barang tentu kredit bermasalah ini
mampu mencegah terjadinya kesalahan dapat diminimalisir dan diharapkan pula
yang dapat merugikan bank dan dapat dapat meningkatkan profitabilitas pada PT.
mencegah terjadinya pemberian kredit BPR. Pasar Umum ini. Berkaitan dengan
yang tidak sehat. hal tersebut, maka masalah yang akan
PT. BPR. Pasar Umum ini dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1)
merupakan salah satu BPR yang memiliki Bagaimana Penerapan Prinsip 5C dan 7P
perkembangan sangat pesat, dalam Pemberian Kredit untuk
dibandingkan BPR yang ada di Denpasar. Meminimalisir Kredit Bermasalah dan
Dari 23 BPR yang ada di daerah Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR.
Denpasar, BPR Pasar Umum termasuk Pasar Umum Denpasar ? (2) Bagaimana
dalam kelompok BPR yang memiliki kendala-kendala dalam Penerapan Prinsip
jumlah debitur yang cukup banyak. Akan 5C dan 7P dalam Pemberian Kredit untuk
tetapi masih banyak debitur yang Meminimalisir Kredit Bermasalah dan
mengalami kesulitan dalam masalah Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR.
pembayaran kredit, sehingga berdampak Pasar Umum Denpasar ?
pada tingginya kredit bermasalah yang
ada pada PT. BPR. Pasar Umum METODE
Denpasar – Bali. Penggunaan kredit tidak Rancangan penelitian ini dilakukan
selamanya seperti yang diharapkan, dengan menggunakan metode penelitian
terbatasnya dana yang tersedia deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dibandingkan dengan jumlah permintaan memberikan penjelasan atau gambaran
kredit merupakan masalah yang dihadapi mengenai Prinsip 5C dan 7P dalam
oleh perbankan. Masalah lain yang sering Pemberian Kredit untuk Meminimalisir
terjadi kredit yang bermasalah antara lain Kredit Bermasalah dan Meningkatkan
kredit macet. Hal ini tentu saja akan Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Tabel 4.2.1
Data Perbandingan Kolektibilitas Kredit
jaminan, (5) Kreditur terlalu besar “iya pernah dik, penyebabnya saya
memberikan kredit, (6) Kreditur terlalu mengalami keterlambatan dalam
sedikit memberikan kredit, (7) Nasabah pembayaran angsuran kredit,
melarikan diri, (8) Nasabah memalsukan dikarenakan pendapatan yang
catatan dan pembukuan, (9) Perusahaan menurun. Usaha yang dijalankan
nasabah sulit berkemban, (10) Nasabah dengan menggunakan modal
dan kreditur melakukan kolusi. pinjaman dari PT. BPR. Pasar
Umum mengalami kerugian yang
Dalam wawancara kepada A.A. menyebabkan kesulitan bagi saya
Gde Suarbawa selaku Direktur PT. BPR. untuk melunasi kreditnya dan
Pasar Umum, mengenai faktor-faktor yang tingginya suku bunga kredit disetiap
menyebabkan terjadinya kredit pembayaran angsuran perbulannya
bermasalah yaitu sebagai berikut. yang menyebabkan pinjaman kredit
“untuk faktor-faktor yang ini menjadi bermasalah.”
menyebabkan sering terjadinya
kredit bermasalah yaitu pertama Sebagai contoh dalam faktor
nasabah mengalami penurunan internal yang menjadi kendala dalam
omset penjualan dalam usahanya, meminimalisir kredit bermasalah pada PT.
kemudian nasabah mengalami BPR. Pasar Umum yaitu : kebijakan
musibah terkena sakit hingga perkreditan yang ekspansif,
sampai (opnama) sehingga penyimpangan dalam pelaksanaan
nasabah kesulitan untuk mengelola prosedur perkreditan, itikad kurang baik
usahanya yang mengakibatkan dari pemilik, pengurus atau pegawai
tunggakan pembayaran angsuran kreditur, lemahnya sistem administrasi dan
kredit, selanjutnya nasabahnya itu pengawasan kredit serta lemahnya sistem
nakal dik ada kemampuan informasi kredit bermasalah. Sedangkan
membayar, namun tidak mau faktor eksternal yang menjadi kendala
membayar, ada juga yang kena dalam meminimalisir kredit bermasalah
PHK dik. Seperti itu.” pada PT. BPR. Pasar Umum adalah :
kegagalan usaha debitur, musibah
Selain itu, menurut Alwi Assegaf terhadap debitur atau terhadap kegiatan
Debitur yang mengalami masalah dalam usaha debitur seperti : sakit yang berlarut-
pengembalian kredit di PT. BPR. Pasar larut tak ujung sembuh, terkena bencana
Umum Denpasar, dalam wawancara alam sehingga perekonomian semakin
mengatakan: menurun, tingginya suku bunga kredit.
Tabel 4.2.2
Jumlah Data Kredit Bermasalah
difokuskan pada modal yang calon debitur Moleong. 2005. Metodologi Kualitatif. Edisi
kucurkan khusus untuk usaha. Revisi. Bandung: PT Remaja
Perlu ditambahnya jumlah personil Rosdakarya.
pada Account Officer. Pengisian data
calon debitur pada formulir pengajuan Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan
pinjaman harusnya dilakukan oleh calon ke-3, Edisi 3, Jakarta: Salemba
debitur itu sendiri, untuk mencegah Empat.
terjadinya penyimpangan data yang dapat
menimbulkan kerugian pada pihak bank. Purnama, Ayu. 2013. Prosedur Pemberian
Pelaksanaan kunjungan atau inspeksi on Kredit Usaha Mikro Kecil Dan
the spot sebaiknya dilakukan dengan Menengah Pada PT. Pegadaian
frekuensi lebih sering, Pengawasan pada Cabang Singaraja. E-Journal
debitur perlu dilakukan secara rutin Akuntansi Profesi. Vol.3, No.2,
dengan tujuan untuk mengetahui secara Hal:162-170.
dini permasalahan yang mungkin timbul
dan membantu mencari jalan keluarnya. Purnama, Ayu. 2015. Analisis Pengaruh
Pemberian Kredit, Kredit
Bermasalah, Perputaran Kas ,
DAFTAR PUSTAKA Volume Penjualan, Profit Margin
Dan Struktur Finansial Terhadap
Anggraeni, Rahmadewi. 2014. Analisis Rentabilitas Ekonomi Pada
Pengelolaan Kredit Untuk Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Meningkatkan Likuiditas Dan Di Kecamatan Tejakula Periode
Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR 2010-2013. E-Journal S1 Ak. Vol.3,
Wlingi Pahala Pakto). E-Journal No.1, (Hal:1-12).
Administrasi Bisnis. Vol.12, No.2,
Hal:79-93. Puspitaningtyas, Ayu. 2012. Analisis
Prinsip 5C dan 7P Pada
Lihani, Rafika. 2013. Analisis Manajemen Penyaluran Kredit di PT. BPR
Kredit Guna Meminimalkan Risiko Antar Rumeksa Arta Karanganyar.
Kredit (Studi Pada PD. BPR Bkk Skripsi. Surakarta. Fakultas
Tasikmadu Karanganyar). Skripsi. Ekonomi. Universitas Sebelas
Surakarta. Fakultas Ekonomi. Maret.
Universitas Sebelas Maret.
Setiawan, Adi. 2013. Analisis Manajemen
Mahmoeddin, As. 2002. Melacak Kredit Kredit Dalam Meningkatkan
Bermasalah. Jakarta: PT. Sinar Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR
Multi Press. XXX Singosari Malang Periode
2009-2012). Skripsi. Malang.
Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Islam.