Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

ANALISIS PRINSIP 5C DAN 7P DALAM PEMBERIAN


KREDIT UNTUK MEMINIMALISIR KREDIT
BERMASALAH DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS
(STUDI KASUS PADA PT. BPR PASAR UMUM DENPASAR - BALI)
1IGusti Bagus Fradita Anggriawan,
1Nyoman Trisna Herawati, 2I Gusti Ayu Purnamawati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {anggriawan.fradita@yahoo.co.id, aris_herawati@yahoo.co.id,


ayupurnama07@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, 1) Penerapan Prinsip 5C dan 7P
dalam Pemberian Kredit untuk Meminimalisir Kredit Bermasalah dan Meningkatkan
Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum Denpasar, 2) Kendala-kendala dalam
Penerapan Prinsip 5C dan 7P dalam Pemberian Kredit untuk Meminimalisir Kredit
Bermasalah dan Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum Denpasar.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di
PT. BPR. Pasar Umum Denpasar Bali, Provinsi Bali. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Informan yang dipilih, yaitu
Direktur, Kepala Bidang Kredit, Kepala Bidang Oprasional, Debitur. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi
dokumen. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, antara lain: 1) Reduksi Data,
2) Penyajian Data dan 3) Keabsahan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) analisis 5C dan 7P ini dinilai sudah
sangat efektif guna untuk mengetahui layak atau tidak layaknya kredit yang diberikan
ke calon debitur, tetap melakukan pembinaan, mengecek langsung ke lokasi usaha
debitur untuk mengetahui apa penyebab dari kredit bermasalah, keuntungan yang
diperoleh terutama dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada debitur. 2) Untuk kendala-kendala yang di
alami yaitu tanah yang belum bersertifikat yang dijadikan jaminan hak tanggungan
dalam perjanjian kredit oleh debitur. Untuk faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kredit bermasalah yaitu pertama nasabah mengalami penurunan omset penjualan
usahanya, nasabah mengalami musibah terkena sakit, terkena PHK. Kendala-kendala
penyebab utama dari kegagalan PT. BPR. Pasar Umum dalam meningkatkan
profitabilitas karena adanya masalah pada kualitas asset yang bisa disebut kredit
bermasalah (non performing loan / NPL).

Kata kunci: Prinsip 5C, Prinsip 7P, Kredit Bermasalah, Profitabilitas

Abstract
This study aimed at finding out, 1) the application of principle 5C and 7P in
granting credit to minimize troubled credit and increase profitability AT PT. BPR. Pasar
Umum Denpasar, 2) the constraints in application of principle 5C and 7P in granting
credit to minimize troubled credit and increase profitability at PT. BPR. Pasar Umum
Denpasar.
This research used qualitative method. The location of this research was
conducted at PT. BPR. Pasar Umum Denpasar, Bali Province. The data needed in this
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

research were primary and secondary data. The selected informants were namely
director, head of credit devision, head of oprational devision, and debtor. Data
collection techniques used were in-depth interview, observation, and document study.
Data analysis was done through three stages namely: 1) data reduction, 2) data
presentation and 3) data validity.
The result of the research showed that 1) the analysis 5C and 7P was
considered very effective in order to find out if proper credit was given to debtor
candidate, to keep doing coaching, to check directly to the debtor business location to
find out what causes the troubled credit, the profit obtained primarily in the form of
interest received by the bank as the administrative cost of the credit imposed on the
debtor. 2) For the constraint, it was uncertified land used as a guarantee of mortgage
right in credit agreement by the debtor. The factors causing the occurrence of troubled
credit were: the customers decreased the business turnover, the customers suffered
from illness, the customers affected by dismissal. The main cause constraints of failure
of PT. BPR. Pasar Umum in improving profitability due to a problem on the quality of
asset called non-performing loans (NPL).

Keywords: Principle 5C, Principle 7P, Troubled credit, Profitability

PENDAHULUAN profitabilitas ini, yang diperoleh bank dari


Pengertian Bank Menurut UU penyaluran kredit tersebut berasal dari
No.10 Tahun (1998) ialah badan usaha selisih antara bunga kredit dan bunga
yang menghimpun dana dari masyarakat simpanan yang merupakan sumber
dalam bentuk simpanan dan juga pendapatan bank yang utama. Dalam
menyalurkannya kepada masyarakat pemberian kredit wajib melaksanakan
dalam bentuk kredit atau juga bentuk- langkah-langkah yang tepat saat
bentuk lainnya dalam rangka untuk melaksanakan mekanisme penyaluran
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dan pencairan kredit yaitu: tahap
Perbankan menurut Kasmir permohonan, investigasi, analisis,
(2002) menyatakan bahwa tentang keputusan persetujuan atau penolakan
perbankan, yang dimaksud dengan bank permohonan, pencairan kredit,
adalah salah satu unsur pengembangan administrasi, pengawasan dan pembinaan
perekonomian juga sebagai lembaga yang serta pelunasan kredit.
berkewajiban turut serta memperlancar Kredit bermasalah menurut
arus kegiatan dibidang ekonomi dan Mantayborbir (2002) ialah kredit dimana
moneter, badan usaha yang menghimpun debiturnya tidak memenuhi persyaratan
dana dari masyarakat dalam bentuk yang telah diperjanjikan sebelumnya,
simpanan dan menyalurkannya kepada misalnya persyaratan mengenai
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau pembayaran bunga, pengambilan pokok
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka pinjaman, peningkatan margin deposit,
meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank pengikatan dan peningkatan agunan dan
Perkreditan Rakyat (BPR) menurut UU sebagainya. Suatu kredit dikatakan
Perbankan Nomor 7 Tahun (1992) adalah bermasalah karena debitur wanprestasi
lembaga keuangan bank yang menerima atau ingkar janji atau tidak menyelesaikan
simpanan hanya dalam bentuk deposito kewajibanya sesuai dengan perjanjian
berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya baik jumlah maupun waktu.
yang dipersamakan dan menyalurkan Meminimalisir kredit bermasalah
dana sebagai usaha BPR. menurut Lihani (2013) dalam kenyatan
Profitabilitas menurut Sartono bisnis perbankan sehari-hari, kasus kredit
(2001) yaitu kemampuan perusahaan bermasalah tidak dapat dihindari secara
memperoleh laba dalam hubungannya mutlak, namun setiap bank harus tetap
dengan penjualan, total aktiva maupun berusaha untuk mencegah terulangnya
modal sendiri. Dengan demikian bagi kasus itu. Setiap karyawan bank yang
investor jangka panjang akan sangat jabatannya berkaitan dengan kegiatan
berkepentingan dengan analisa perkreditan harus menyadari besarnya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

tanggung jawab untuk menekan sekecil mengakibatkan kerugian bagi bank. Oleh
mungkin risiko munculnya kasus kredit karena itu manajer bank harus
bermasalah. mengadakan seleksi terhadap
Kredit menurut UU No. 10 tahun permohonan kredit. Hal-hal tersebut dapat
(1998) merupakan suatu fasilitas dihindari sistem informasi akuntansi yang
keuangan yang memungkinkan seseorang memadai dalam pemberian kredit
atau badan usaha untuk meminjam uang diharapkan dapat menjamin bahwa dalam
untuk membeli produk dan membayarnya pelaksanaan pemberian kredit dapat
kembali dalam jangka waktu yang terkendali dan mampu mencegah
ditentukan, berdasarkan persetujuan atau terjadinya kesalahan yang dapat
kesepakatan pinjam meminjam antara merugikan bank dan dapat mencegah
bank dengan pihak lain yang mewajibkan terjadinya pemberian kredit yang tidak
pihak peminjam untuk melunasi utangnya sehat. Untuk tercapainya tujuan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan bank memerlukan sistem informasi yang
pemberian bunga. Perkreditan menurut baik sehingga kredit tersebut tidak
Untung (2000) yang merupakan kegiatan bermasalah, dalam hal ini bank harus hati-
pokok perbankan, sarana penyaluran hati dalam memberikan kredit kepada
dana bank yang ditanamkan oleh pihak nasabahnya dengan cara memperhatikan
ketiga dengan persetujuan tertentu dalam dengan cara memperhatikan prinsip-
bentuk besarnya pinjaman pokok yang prinsip kredit, yaitu: 5C (character,
diberikan, tingkat bunga pertahun dan capacity, capital, collateral, dan condition
jangka waktu pelunasannya. Oleh karena of economy), dan 7P (personality, party,
itu manajer bank harus mengadakan purpose, prospect, payment, profitability,
seleksi terhadap permohonan kredit. Hal- dan protection), serta 3R (returns,
hal tersebut dapat dihindari sistem repayment, dan risk bearing ability).
informasi akuntansi yang memadai dalam Karena jika sebuah sistem pemberian
pemberian kredit diharapkan dapat kredit ini dilakukan sesuai dengan
menjamin bahwa dalam pelaksanaan prosedur yang sudah ditetapkan maka
pemberian kredit dapat terkendali dan sudah barang tentu kredit bermasalah ini
mampu mencegah terjadinya kesalahan dapat diminimalisir dan diharapkan pula
yang dapat merugikan bank dan dapat dapat meningkatkan profitabilitas pada PT.
mencegah terjadinya pemberian kredit BPR. Pasar Umum ini. Berkaitan dengan
yang tidak sehat. hal tersebut, maka masalah yang akan
PT. BPR. Pasar Umum ini dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1)
merupakan salah satu BPR yang memiliki Bagaimana Penerapan Prinsip 5C dan 7P
perkembangan sangat pesat, dalam Pemberian Kredit untuk
dibandingkan BPR yang ada di Denpasar. Meminimalisir Kredit Bermasalah dan
Dari 23 BPR yang ada di daerah Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR.
Denpasar, BPR Pasar Umum termasuk Pasar Umum Denpasar ? (2) Bagaimana
dalam kelompok BPR yang memiliki kendala-kendala dalam Penerapan Prinsip
jumlah debitur yang cukup banyak. Akan 5C dan 7P dalam Pemberian Kredit untuk
tetapi masih banyak debitur yang Meminimalisir Kredit Bermasalah dan
mengalami kesulitan dalam masalah Meningkatkan Profitabilitas pada PT. BPR.
pembayaran kredit, sehingga berdampak Pasar Umum Denpasar ?
pada tingginya kredit bermasalah yang
ada pada PT. BPR. Pasar Umum METODE
Denpasar – Bali. Penggunaan kredit tidak Rancangan penelitian ini dilakukan
selamanya seperti yang diharapkan, dengan menggunakan metode penelitian
terbatasnya dana yang tersedia deskriptif kualitatif. Penelitian ini
dibandingkan dengan jumlah permintaan memberikan penjelasan atau gambaran
kredit merupakan masalah yang dihadapi mengenai Prinsip 5C dan 7P dalam
oleh perbankan. Masalah lain yang sering Pemberian Kredit untuk Meminimalisir
terjadi kredit yang bermasalah antara lain Kredit Bermasalah dan Meningkatkan
kredit macet. Hal ini tentu saja akan Profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Denpasar. Penelitian ini diawali dengan Kebergantungan (Dependbility) 4.


observasi awal yang dilakukan pada PT. Kepastian (Confirmability).
BPR. Pasar Umum Denpasar. Dari
observasi ini akan dihasilkan beberapa HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah yang berhubungan dengan
penelitian. Pengumpulan data dilakukan Penerapan Prinsip 5C dan 7P dalam
dengan metode observasi, dokumentasi Pemberian Kredit untuk Meminimalisir
dan metode wawancara, sedangkan untuk Kredit Bermasalah dan Meningkatkan
sumber data yang dikumpulkan adalah Profitabilitas Pada PT. BPR. Pasar
dari data primer dan sekunder. Umum Denpasar
Penelitian ini dilaksanakaan di PT. Ketika bank memberikan pinjaman
BPR. Pasar Umum Denpasar. Informan uang kepada nasabah, bank tentu saja
penelitian dipilih berdasarkan atas mengharapkan uangnya kembali.
pertimbangan atau kriteria tertentu dari Karenanya, untuk memperkecil risiko
peneliti, dengan harapan mendapatkan (uangnya tidak kembali, sebagai contoh),
informasi sebanyak mungkin. Penetapan dalam memberikan kredit bank harus
informan dalam penelitian ini berdasarkan mempertimbangkan beberapa hal yang
anggapan bahwa informan dapat terkait dengan itikad baik (willingness to
memberikan informasi yang diinginkan pay) dan kemampuan membayar (ability to
penelitian sesuai dengan permasalahan pay) nasabah untuk melunasi kembali
penelitian. Informan dalam penelitian ini pinjaman beserta bunganya. 5C terdiri dari
antara lain Direktur, Kepala Bidang Kredit, (Character) watak, sifat, kebiasaan debitur
Kepala Bidang Oprasional, Debitur yang (pihak yang berutang) sangat berpengaruh
mengalami masalah dalam pengembalian pada pemberian kredit. (Capacity)
kredit di PT. BPR. Pasar Umum Denpasar. kapasitas adalah berhubungan dengan
Pengumpulan data dalam kemampuan seorang debitur untuk
penelitian ini dilakukan dengan mengembalikan pinjaman. (Capital)
mempergunakan beberapa teknik, antara kreditur dapat menilai modal debitur,
lain: (1) Wawancara Mendalam. (2) semakin banyak modal yang ditanamkan,
Observasi. (3) Studi Dokumentasi. debitur akan dipandang semakin serius
Reduksi data meliputi berbagai kegiatan dalam menjalankan usahanya.
yang bertujuan untuk mempertajam (Collaterral) jaminan dibutuhkan untuk
analisis. Reduski pada hasil wawancara ini berjaga-jaga seandainya debitur tidak
dilakukan dengan menghilangkan dapat mengembalikan pinjamannya.
jawaban-jawaban dan informasi yang (Condition) kondisi ekonomi yang perlu
keluar dari konteks pertanyaan pedoman diperhatikan antara lain masalah daya beli
wawancara. masyarakat, luas pasar, persaingan,
Penyajian data (data display), perkembangan teknologi, bahan baku,
karena data adalah sekumpulan informasi pasar modal, dan lain sebagainya.
yang tersusun yang memberikan Sedangkan 7P terdiri dari
kemungkinan adanya verifikasi dan (Personality) yaitu mencakup, sikap,
pengambilan tindakan maka penyajian emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah
data ini digunakan dalam rangka dalam menghadapi suatu masalah. (Party)
memperoleh pemahaman yang lebih baik yaitu termasuk klasifikasi nasabah
terhadap konteks penelitian. Penyajian berdasarkan modal, loyalitas serta
data dilakukan terhadap data yang karakternya. Karena pemberian kredit
diperoleh melalui proses wawancara, studi untuk pengusaha modal besar dengan
dokumentasi maupun observasi. pengusaha modal kecil sangat berbeda.
Keabsahan data digunakan empat (Purpose) yaitu untuk mengetahui tujuan
kriteria, yaitu: 1. Kepercayaan (credibility) nasabah dalam mengambil kerdit.
(1) Kriteria derajat kepercayaan (2) (Prospect) yaitu untuk menilai usaha
Ketekunan Pengamatan. (3) Triangulasi. nasabah dimasa yang akan datang
2. Keteralihan (Transferability) 3. apakah menguntungkan atau tidak.
(Payment) merupakan ukuran dari sumber
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

penghasilan apa saja yang diperolehnya lapangan guna melihat secara


untuk mengembalikan kerdit, karena langsung kondisi usaha debitur.
semakin banyak sumber penghasilan Yang kedua mengenai
debitur maka semakin baik. (Profitability) prinsip 7P nya langkah pertama
untuk mengetahui bagaimana cara (Personality) pihak bank akan mencari
nasabah dalam menghasilkan laba, dapat data tentang kepribadian calon
diukur dari periode ke periode apa tetap debitur seperti riwayat hidupnya
sama atau akan meningkat. (Protection) (kelahiran, pendidikan, usaha).
tujuannya untuk bagaimana mendapat (Party) bertujuan untuk
kredit yang diberikan oleh bank namun mengklasifikasi calon debitur
melalui suatu perlindungan yang dapat berdasarkan modal, loyalitas, dan
berupa jaminan barang atau jaminan karakternya. Pengklasifikasian ini
asuransi. akan menentukan perlakuan bank
dalam hal pemberian fasilitas kredit.
Menurut Dewa Putu Sudiarka (Purpose) mencari data mengenai
Kepala Bidang Kredit PT. BPR. Pasar tujuan atau keperluan nasabah
Umum, dalam wawancara yang dilakukan dalam penggunaan kredit. (Prospect)
mengenai prinsip 5C dan 7P sebagai untuk mengetahui dari
berikut. perkembangan usaha peminjam
“oh dalam pemberian kreditnya dik selama beberapa bulan/tahun.
gih (ya), disini menggunakan (Payment) untuk mengetahui
analisis prinsip 5C dan 7P. Pertama bagaimana perkiraan pembayaran
dari prinsip 5C itu dari pihak bank kembali pinjaman yang akan
akan menganalisis wataknya diberikan ke nasabah. (Profitability)
(character) bertujuan untuk menilai berapa tingkat keuntungan
mendapatkan gambaran akan yang akan diraih calon debitur,
kemauan membayar dari pemohon, bagaimana kedepannya, apakah
kemudian analisis kemampuan makin lama makin besar atau
(capacity) untuk mendapatkan sebaliknya. (Protection) itu untuk
gambaran akan kemampuan berjaga-jaga jika terjadi hal-hal yang
pemohon didalam mengelola tidak diduga sebelumnya, jadi disini
usahanya, dalam analisis modal bank perlu untuk melindungi kredit
(capital) yaitu mengukur yang diberikan dengan jalan
kemampuan usaha pemohon untuk meminta jaminan barang atau
mendukung pembiayaan dengan jaminan asuransi dari debiturnya.
modal sendiri. Jadi semakin besar Apabila semua syarat sudah
kemampuan modal berarti semakin terpenuhi akan langsung ke tahap
besar porsi pembiayaan yang berikutnya yaitu tahap prosedur
didukung oleh modal sendiri atau dalam pemberian kredit hingga
sebaliknya, untuk analisis agunan sampai tahap pencairan fasilitas
(collateral) ditinjau dari aspek kredit. Kurang lebih seperti itu dik.”
ekonomi agunan dapat diperjual
belikan secara umum dan bebas, Agar pelaksanaan kredit dapat
nilainya lebih besar dibandingkan berjalan dengan lancar, diperlukan adanya
kreditnya. Ditinjau dari aspek pembinaan dan pengawasan, analisis 5C
hukum agunan harus benar-benar dan 7P ini dinilai sudah sangat efektif
milik nasabah, tidak dalam guna untuk mengetahui layak atau tidak
sengketa, memiliki bukti layaknya kredit yang diberikan ke calon
kepemilikan yang sah dan masih debitur, sehingga kemungkinan kredit
berlaku serta agunan dalam kondisi macet tersebut relatif kecil.
bebas (tanpa penguasaan pihak
lain). Analisis kondisi (condition) ini Setiap penyaluran kredit oleh bank
untuk menilai/prospek langsung ke tentu mengandung resiko, karena adanya
keterbatasan kemampuan manusia dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

memprediksi masa yang akan datang. langsung ke lokasi usaha debitur


Apalagi dalam situasi dan kondisi untuk mengetahui apa penyebab
‘lingkungan’ yang cepat berubah dan dari kredit bermasalah ini, sehingga
penuh ketidakpastian seperti sekarang ini. cara untuk meminimalkan risiko
Beberapa hal penting yang harus timbulnya kredit bermasalah dapat
dilakukan oleh bank dalam menekan atau dilaksanakan dengan penyelamatan
mengurangi seminimal mungkin resiko dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
pemberian kreditnya. Meminimalisir kredit penjadwalan kembali yang pertama
bermasalah dalam penelitian ini sebagai memperpanjang waktu kredit dalam
berikut. Kenyatan bisnis perbankan sehari- hal ini debitur diberikan keringanan
hari dan kasus kredit bermasalah tidak dalam masalah jangka waktu kredit,
dapat dihindari secara mutlak, namun baik dalam jangka waktu pelunasan
setiap bank harus tetap berusaha untuk bunga maupun pelunasan utang
mencegah terulangnya kasus itu. Setiap pokok. Sehingga debitur punya
karyawan bank yang jabatannya berkaitan waktu untuk membayar kreditnya.
dengan kegiatan perkreditan harus Kedua memperpanjang jangka
menyadari besarnya tanggung jawab waktu angsuran, ini hampir sama
untuk menekan sekecil mungkin risiko dengan memperpanjang jangka
munculnya kasus kredit bermasalah. waktu kredit. Tetapi jangka waktu
Dengan perkataan lain, walaupun kegiatan angsuran kreditnya diperpanjang
perkreditan memiliki sasaran untuk pembayarannya, misalnya dari 36
mengoptimalkan pendapatan bank, namun kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu
juga harus dapat mengendalikan dan akan mempengaruhi jumlah
meminimalkan risiko kasus kredit angsuran yang harus dibayar.
bermasalah. Jumlah angsuran pun mengecil
Upaya pengendalian dan seiring dengan penambahan jumlah
meminimalkan risiko timbulnya kredit angsuran seperti itu.”
bermasalah dapat dilaksanakan dengan
jalan menerapkan asas manajemen kredit Beliau mengatakan setelah debitur
yang sehat yang mencerminkan secara dibina dan di awasi, kedepannya apabila
tegas penerapan prinsip kehati-hatian. debitur masih saja melakukan tunggakan
Agar dapat menerapkan asas manajemen kredit yang tak ujung selesai menuntaskan
kredit yang sehat, bank harus mempunyai kewajiban pembayaran kreditnya maka
organisasi yang sehat pula. Oleh karena dari pihak bank akan menggunakan
itu, dalam kebijaksanaan penyaluran agunan (jaminan) dari debitur dan agunan
kredit, wajib dicantumkan hal-hal yang ini kami lelang di pengadilan, jika agunan
bersangkutan dengan organisasi tersebut sudah ada pembelinya maka
perkreditan. dana akan dicairkan dan kami akan
mengambil dana yang sesuai tunggakan
Dalam wawancara dengan Bapak kredit debitur tersebut hingga sampai
Dewa Putu Sudiarka selaku Kepala lunas, kemudian sisa dana lelang agunan
Bidang Kredit PT. BPR. Pasar Umum, tersebut kami kembalikan kepada debitur.
dalam wawancara menjelaskan mengenai Karena nilai agunan itu biasanya lebih
meminimalisir kredit bermasalah sebagai besar nilainya ketimbang pinjaman kredit.
berikut. Dengan demikian meminimalisir kredit
“disini tetap melakukan pembinaan bermasalah dapat teratasi dan kami disini
dan pengawasan, serta mengecek juga tidak mengalami kerugian.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Tabel 4.2.1
Data Perbandingan Kolektibilitas Kredit

Uraian 2015 2016 Keterangan


Nilai (Rp) Nilai (Rp)
Lancar 738.824.500 38.743.217.505 Naik
Kurang Lancar 533.102.530 433.054.835 Turun
Diragukan 167.660.370 188.877.220 Naik
Macet 35.408.978.080 1.280.053.545 Turun
Jumlah 36.109.740.980 40.654.203.103
Sumber : PT. BPR. Pasar Umum Denpasar

Dari data yang di dapat oleh peneliti mempertahankan kelangsungan hidup


diketahui bahwa setelah PT. BPR. Pasar dalam jangka panjang, karena
Umum Denpasar memaksimalkan profitabilitas menunjukan apakah badan
pelaksanaan analisis 5C dan 7P, maka usaha tersebut mempunyai prospek yang
kolektibilitas dari kredit yang disalurkan baik dimasa yang akan datang.
pada tahun 2016 dapat ditingkatkan dan
dapat menekan tingkat kredit kurang I Ketut Darmawisata Kepala Bidang
lancar hingga mengalami penurunan dari Oprasional PT. BPR. Pasar Umum,
tahun sebelumnya (2015), namun kredit mengenai meningkatkan profitabilitas
yang diragukan kembali naik sedikit pada perusahaan dalam wawancara
tahun 2016, sedangkan kredit macetnya mengatakan:
mengalami penurunan drastis dari tahun “kita disini upaya atau cara untuk
2015-2016. mendapatkan keuntungan yang
diperoleh bank sebagian besar itu
Manajemen kredit yang diterapkan bersumber dari kredit yang
pada PT. BPR. Pasar Umum dalam dipinjamkan/disalurkan. Kemudian
mengelola kreditnya adalah perencanaan tingkat keuntungan ini sangat
kredit, Prosedur Pemberian Kredit, Analisa tergantung pada kelancaran kredit
Pemberian Kredit, dan Pengawasan yang diberikan kepada debitur.
Kredit. Upaya-upaya yang dilakukan BPR Akan tetapi bila terjadi kredit
dalam meningkatkan profitabilitas adalah bermasalah disini yang mengarah
dengan memacu kredit yang disalurkan pada kredit macet dan merugikan,
kepada nasabah, memberikan tanggung maka tingkat profitabilitas pasti
jawab kepada setiap AO, mengadakan akan terganggu.”
analisis 5C dan 7P terhadap calon
nasabah. Salah satu cara yang paling Mencari keuntungan yang
masuk akal untuk meningkatkan bertujuan untuk meningkatkan
profitabilitas adalah dengan melakukan profitabilitas pada PT. BPR. Pasar Umum
pengurangan atau pengontrolan terhadap ini agar memperoleh hasil dari pemberian
beban-beban perusahaan. Keuntungan kredit yang diberikan kepada debitur.
dari melakukan pengendalian atas beban Keuntungan yang diperoleh disini
perusahaan adalah karena beban terutama dalam bentuk bunga yang
perusahaan memotong hampir setengah diterima oleh bank sebagai balas jasa dan
dari keuntungan. biaya administrasi kredit yang dibebankan
kepada debitur. Keuntungan ini penting
Kemampuan perusahaan untuk kelangsungan hidup bank yang
menghasilkan laba atau profit yang akan terus-menerus sehingga bank tidak
menjadi dasar pembagian dividen mengalami kerugian, jadi kemungkinan
perusahaan dengan menggunakan besar bank semakin lancar dalam
seluruh modal yang dimiliki pada tingkat aktifitasnya dalam memperoleh
yang dapat diterima. Profitabilitas juga keuntungan.
mempunyai arti penting dalam usaha
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

Kendala-kendala dalam Penerapan modalnya yang terlihat dari neraca lajur


Prinsip 5C dan 7P dalam Pemberian perusahaan mengenai besar modalnya
Kredit untuk Meminimalisir Kredit kurang mencukupi target. Kondisi juga di
Bermasalah dan Meningkatkan analisis terhadap yang melingkupi
Profitabilitas Pada PT. BPR. Pasar perusahaan calon debitur kurang
Umum Denpasar memenuhi syarat karena diniliai kurang
Mekanisme analisis penyaluran dan tidak layak hal ini yang harus
kredit juga menjadi salah satu bahan diperhatikan sebelum diberikan pinjaman
penganalisaan. Berdasarkan dari kredit tetap harus menggunakan prinsip
penelitian yang telah dilakukan ialah kehati-hatian dan berjaga-jaga, calon
proses penilaian kredit yang sudah debitur menyerahkan jaminan, namun nilai
dijalankan oleh PT. BPR. Pasar Umum jaminannya lebih kecil dari jumlah
masih perlu untuk lebih berhati-hati, dan pinjaman kredit itu sudah menjadi
mengenai kesesuaian analisis 5C dan 7P masalah, dan sudah tidak layak untuk
yang belum diperhatikan dengan baik oleh diberikan fasilitas pinjaman kredit.
PT. BPR. Pasar Umum. Saat proses Kepribadian calon debitur seperti
penilaian kredit diharapkan untuk lebih riwayat hidupnya kurang baik, keadaan
memperhatikan lagi dan benar-benar keluarga juga kurang harmonis sehingga
menerapkan prinsip kehati-hatian. kreditur semakin tidak yakin kepada calon
debiturnya, dari segi sosial jarang bergaul
A.A Gde Suarbawa selaku Direktur dan berinteraksi, serta hal-hal lain yang
PT. BPR. Pasar Umum, dalam wawancara erat hubungannya dengan kepribadian si
menjelaskan mengenai kendala-kendala peminjam. Bank mencari data tentang
dalam penerapan prinsip 5C dan 7P yang tujuan atau keperluan penggunaan kredit.
sering dihadapi dalam pemberian kredit Itupun tujuan digunakan kreditnya tidak
oleh PT. BPR. Pasar Umum sebagai digunakan dengan tidak baik, dan ujung-
berikut. ujungnya debitur tidak mau untuk
“untuk kendala-kendala serius yang melakukan pembayaran kembali. Kreditur
kita alami disini yaitu tanah yang menganalisis data tentang harapan masa
belum bersertifikat dik yang depan dari bidang usaha atau kegiatan
dijadikan jaminan hak tanggungan usaha si peminjam. Kedepannya usaha ini
dalam perjanjian kredit oleh debitur. tidak akan berkembang karena banyaknya
Sehingga bank tidak menerima seperti membuka usaha tempat makan,
kredit dengan jaminan tanah yang persaingan dan kurangnya inovasi baru
belum memiliki sertifikat. PT. BPR. untuk membuat suatu produk agar
Pasar Umum sangat ketat untuk pelanggan banyak yang menyukainya.
memproleh kredit guna demi
menekan sekecil mungkin Sebagian pemberi pinjaman
terjadinya kredit bermasalah agar termasuk kreditur umum, mengatakan
tidak terjadi kerugian pada bank.” bahwa banyak peminjam yang mempunyai
sedikit sifat maling dari dalam hati
Adapun contoh dari kendala- kecilnya. Tetapi kelihatannya alasan
kendala dalam penerepan prinsip 5C dan utama adanya kredit bermasalah dan
7P dalam pemberian kredit sebagai kemungkinan kerugian adalah
berikut : Berawal dari segi watak calon ketidakmampuan peminjam untuk
debitur ada keinginan untuk tidak mewujudkan pendapatan dari kegiatan
membayar kewajibannya, kemampuan bisnis yang normal. Faktor-faktor yang
calon debitur dianalisis tidak mampu menyebabkan terjadinya kredit
memimpin perusahaan dengan baik dan bermasalah yaitu sebagai berikut: (1)
benar. Kalau ia mampu memimpin kreditur memiliki kemampuan teknis yang
perusahaan, ia akan dapat membayar kurang, (2) Kreditur terlalu mengejar target
pinjaman sesuai dengan perjanjian dan (3) Kreditur terlalu melihat riwayat
perusahaannya tetap berdiri. Dari segi nasabah, (4) Kreditur terlalu melihat
modal calon debitur dianalisis struktur agunan atau terlampau mementingkan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

jaminan, (5) Kreditur terlalu besar “iya pernah dik, penyebabnya saya
memberikan kredit, (6) Kreditur terlalu mengalami keterlambatan dalam
sedikit memberikan kredit, (7) Nasabah pembayaran angsuran kredit,
melarikan diri, (8) Nasabah memalsukan dikarenakan pendapatan yang
catatan dan pembukuan, (9) Perusahaan menurun. Usaha yang dijalankan
nasabah sulit berkemban, (10) Nasabah dengan menggunakan modal
dan kreditur melakukan kolusi. pinjaman dari PT. BPR. Pasar
Umum mengalami kerugian yang
Dalam wawancara kepada A.A. menyebabkan kesulitan bagi saya
Gde Suarbawa selaku Direktur PT. BPR. untuk melunasi kreditnya dan
Pasar Umum, mengenai faktor-faktor yang tingginya suku bunga kredit disetiap
menyebabkan terjadinya kredit pembayaran angsuran perbulannya
bermasalah yaitu sebagai berikut. yang menyebabkan pinjaman kredit
“untuk faktor-faktor yang ini menjadi bermasalah.”
menyebabkan sering terjadinya
kredit bermasalah yaitu pertama Sebagai contoh dalam faktor
nasabah mengalami penurunan internal yang menjadi kendala dalam
omset penjualan dalam usahanya, meminimalisir kredit bermasalah pada PT.
kemudian nasabah mengalami BPR. Pasar Umum yaitu : kebijakan
musibah terkena sakit hingga perkreditan yang ekspansif,
sampai (opnama) sehingga penyimpangan dalam pelaksanaan
nasabah kesulitan untuk mengelola prosedur perkreditan, itikad kurang baik
usahanya yang mengakibatkan dari pemilik, pengurus atau pegawai
tunggakan pembayaran angsuran kreditur, lemahnya sistem administrasi dan
kredit, selanjutnya nasabahnya itu pengawasan kredit serta lemahnya sistem
nakal dik ada kemampuan informasi kredit bermasalah. Sedangkan
membayar, namun tidak mau faktor eksternal yang menjadi kendala
membayar, ada juga yang kena dalam meminimalisir kredit bermasalah
PHK dik. Seperti itu.” pada PT. BPR. Pasar Umum adalah :
kegagalan usaha debitur, musibah
Selain itu, menurut Alwi Assegaf terhadap debitur atau terhadap kegiatan
Debitur yang mengalami masalah dalam usaha debitur seperti : sakit yang berlarut-
pengembalian kredit di PT. BPR. Pasar larut tak ujung sembuh, terkena bencana
Umum Denpasar, dalam wawancara alam sehingga perekonomian semakin
mengatakan: menurun, tingginya suku bunga kredit.

Tabel 4.2.2
Jumlah Data Kredit Bermasalah

No Tahun Jumlah Jumlah Kredit Jumlah Kredit Persentase


Debitur Disalurkan Macet
1 2013 381 25.619.966.675,00 24.980.164.740,00 97,5%
2 2014 321 27.580.246.160,00 27.218.633.035,00 98,7%
3 2015 342 36.109.740.980,00 35.408.978.080,00 98%
4 2016 370 40.654.203.105,00 1.280.053.545,00 3,14
Sumber : PT. BPR. Pasar Umum Denpasar

Dari data yang di dapat oleh Selanjutnya ditahun 2014 jumlah


peneliti disimpulkan bahwa pada tahun debiturnya menurun sejumlah 321 orang,
2013 jumlah debiturnya paling tinggi yaitu akan tetapi jumlah kredit yang disalurkan
sejumlah 381 orang, jumlah kredit yang meningkat sebesar 27 miliar dan kredit
disalurkan sebesar 25 miliar sedangkan macetnya pun meningkat pula dari tahun
jumlah kredit macet sebesar 24 miliar, 2013-2014. Tahun 2015 jumlah debitur
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

menurun sejumlah 342 orang namun dalam meningkatkan profitabilitas


jumlah kredit yang disalurkan mengalami karena adanya masalah pada
peningkatan pesat sebesar 36 miliar, kualitas asset yang bisa disebut
jumlah kredit macetnya juga semakin kredit bermasalah (non performing
besar menjadi 35 miliar. Untuk ditahun loan / NPL). Pertumbuhan yang
2016 sesuai data yang direoleh peneliti terlalu cepat untuk mencapai target
jumlah debiturnya kembali meningkat membawa kearah pengabaian
sebesar 370 orang, jumlah kredit yang standar kualitas kredit yang sehat
disalurkan terus meningkat menjadi 40 dan resiko kerugiannya. Jadi
milar, namun untuk jumlah kredit kualitas asset yang buruk atau
macetnya bisa ditekan menjadi 1 miliar kredit bermasalah, contohnya
saja dan berdampak positif bagi bank seperti lalai dalam penerapan
karena sudah memaksimalkan kelancaran standar kredit biasanya
aktifitas kredit dan menekan timbulnya pengabaian penerapan standar
terjadi kasus kredit bermasalah. kredit disebabkan karena
keinginan untuk melakukan
Analisis kemampuan dalam pertumbuhan kredit yang sangat
menghasilkan laba ditunjukan untuk tepat. Kemudian kekeliruan,
mendeteksi penyebab timbulnya laba korupsi, investasi yang tidak sah
atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek dan penipuan yang terkait dengan
informasi dalam periode akuntansi pemberian kredit seperti kredit
tertentu. Profitabilitas merupakan suatu telah diberikan tetapi dokumen
alat pengendalian bagi manajemen, kredit yang seharusnya ada tidak
profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh lengkap atau palsu.”
pihak intern untuk menyusun target,
budget, koordinasi, evaluasi hasil Mengenai analisis kendala-kendala
pelaksanaan operasi perusahaan dan dalam meningkatkan profitabilitas pada
dasar pengambilan keputusan. Menurut PT. BPR. Pasar Umum ini penelti dapat
Megawati (2005) kendala-kendala dalam memberikan contoh sebagai berikut:
upaya meningkatkan profitabilitas bank kemampuan bank dalam memberikan
sebagai berikut. Bank merupakan pinjaman kredit ke masyarakat harus
organisasi bisnis berbasis keuntungan diimbangi dengan banyaknya simpanan
dalam meningkatkan profitabilitas. Namun, yang diperoleh bank. Jadi bank tidak bisa
di samping memperoleh pendapatan yang berjalan dan berkembang dengan baik
besar, bank juga memiliki biaya yang tanpa adanya penerimaan uang dalam
selalu dikeluarkan secara rutin. Biaya ini bentuk simpanan. Tetapi, bank juga tidak
digunakan untuk menjalankan dan dapat memaksimalkan labanya hanya
memperlancar kegiatan operasional bank. dengan menerima simpanan dari
Hal ini harus diperhatikan oleh bank masyarakat. Apabila pinjaman yang
karena biaya yang melebihi pendapatan diberikan kepada masyarakat terlalu
akan menghasilkan suatu masalah. Bila besar, maka bank akan bermasalah
dibiarkan, bank akan menjadi tidak dengan jumlah simpanan uang yang ada
produktif lagi dalam hal menghasilkan di bank, seahingga bank tidak bisa
laba. memanfaatkan uang simpanan tersebut
untuk menghasilkan laba.
I Ketut Darmawisata Kepala
Bidang Oprasional PT. BPR. Pasar SIMPULAN DAN SARAN
Umum, dalam wawancara mempertegas SIMPULAN
mengenai kendala-kendala dalam upaya Dari permasalahan-permasalahan
meningkatkan profitabilitas sebagai pokok yang telah dijelaskan pada BAB
berikut. sebelumnya dan dikaitkan dengan
“kalau mengenai kendala-kendala jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
nya, penyebab utama dari telah diajukan ke narasumber mengenai
kegagalan PT. BPR. Pasar Umum analisis prinsip 5C dan 7P dalam
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

pemberian kredit untuk meminimalisir pertama nasabah mengalami penurunan


kredit bermasalah dan meningkatkan omset penjualan dalam usahanya,
profitabilitas pada PT. Bank Perkreditan kemudian nasabah mengalami musibah
Rakyat Pasar Umum Denpasar dapat terkena sakit hingga sampai (opnama)
ditarik kesimpulan sebagai berikut: sehingga nasabah kesulitan untuk
mengelola usahanya yang mengakibatkan
Penerapan Prinsip 5C dan 7P dalam tunggakan pembayaran angsuran kredit,
Pemberian Kredit untuk Meminimalisir selanjutnya nasabahnya itu nakal ada
Kredit Bermasalah dan Meningkatkan kemampuan membayar, namun tidak mau
Profitabilitas Pada PT. BPR. Pasar membayar, ada juga yang kena PHK.
Umum Denpasar Pendapat dari debitur dalam hasil
Cara untuk meminimalisir kredit wawancara penyebabnya adalah debitur
bermasalah di PT. BPR. Pasar Umum mengalami keterlambatan dalam
yaitu tetap melakukan pembinaan, pembayaran angsuran kredit, dikarenakan
mengecek langsung ke lokasi usaha pendapatan yang menurun. Usaha yang
debitur untuk mengetahui apa penyebab dijalankan dengan menggunakan modal
dari kredit bermasalah ini, sehingga cara pinjaman dari PT. BPR. Pasar Umum
untuk meminimalkan risiko timbulnya mengalami kerugian yang menyebabkan
kredit bermasalah dapat dilaksanakan kesulitan bagi debitur untuk melunasi
dengan penyelamatan dapat dilakukan kreditnya dan tingginya suku bunga kredit
dengan 2 cara yaitu penjadwalan kembali disetiap pembayaran angsuran
yang pertama memperpanjang waktu perbulannya yang menyebabkan pinjaman
kredit dalam hal ini debitur diberikan kredit ini menjadi bermasalah.
keringanan dalam masalah jangka waktu Penyebab utama dari kegagalan
kredit, baik dalam jangka waktu pelunasan BPR itu dalam meningkatkan profitabilitas
bunga maupun pelunasan utang pokok. karena adanya masalah pada kualitas
Kedua memperpanjang jangka waktu asset yang bisa disebut kredit bermasalah
angsuran, ini hampir sama dengan (non performing loan / NPL). Pertumbuhan
memperpanjang jangka waktu kredit. yang terlalu cepat untuk mencapai target
Tetapi jangka waktu angsuran kreditnya membawa kearah pengabaian standar
diperpanjang pembayarannya, misalnya kualitas kredit yang sehat dan kosekuensi
dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini kerugiannya. Jadi kualitas asset yang
tentu akan mempengaruhi jumlah buruk atau kredit bermasalah, contohnya
angsuran yang harus dibayar. seperti lalai dalam penerapan standar
Upaya atau cara untuk kredit biasanya pengabaian penerapan
mendapatkan keuntungan yang diperoleh standar kredit disebabkan karena
bank sebagian besar itu bersumber dari keinginan untuk melakukan pertumbuhan
kredit yang dipinjamkan/disalurkan. kredit yang sangat tepat.
Kemudian tingkat keuntungan ini sangat
tergantung pada kelancaran kredit yang Saran
diberikan kepada debitur. Akan tetapi bila Dari kesimpulan penelitian ini,
terjadi kredit bermasalah disini yang terdapat masalah dalam penerapan
mengarah pada kredit macet dan prinsip 5C dan 7P dalam pemberian kredit
merugikan, maka tingkat profitabilitas pasti untuk meminimalisir kredit bermasalah
akan terganggu. dan meningkatkan profitabilitas, sehingga
adapun saran yang diberikan sebagai
Kendala-kendala dalam Penerapan berikut :
Prinsip 5C Dan 7P dalam Pemberian Diharapkan saat proses penilaian
Kredit untuk Meminimalisir Kredit kredit untuk lebih memperhatikan lagi dan
Bermasalah dan Meningkatkan benar-benar menerapkan prinsip kehati-
Profitabilitas Pada PT. BPR. Pasar hatian. Pada penganalisaan aspek capital
Umum Denpasar diharapkan bisa dibedakan dengan saat
Faktor-faktor yang menyebabkan menganalisa aspek condition of economy.
sering terjadinya kredit bermasalah yaitu Penganalisaan capital sebaiknya lebih
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

difokuskan pada modal yang calon debitur Moleong. 2005. Metodologi Kualitatif. Edisi
kucurkan khusus untuk usaha. Revisi. Bandung: PT Remaja
Perlu ditambahnya jumlah personil Rosdakarya.
pada Account Officer. Pengisian data
calon debitur pada formulir pengajuan Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan
pinjaman harusnya dilakukan oleh calon ke-3, Edisi 3, Jakarta: Salemba
debitur itu sendiri, untuk mencegah Empat.
terjadinya penyimpangan data yang dapat
menimbulkan kerugian pada pihak bank. Purnama, Ayu. 2013. Prosedur Pemberian
Pelaksanaan kunjungan atau inspeksi on Kredit Usaha Mikro Kecil Dan
the spot sebaiknya dilakukan dengan Menengah Pada PT. Pegadaian
frekuensi lebih sering, Pengawasan pada Cabang Singaraja. E-Journal
debitur perlu dilakukan secara rutin Akuntansi Profesi. Vol.3, No.2,
dengan tujuan untuk mengetahui secara Hal:162-170.
dini permasalahan yang mungkin timbul
dan membantu mencari jalan keluarnya. Purnama, Ayu. 2015. Analisis Pengaruh
Pemberian Kredit, Kredit
Bermasalah, Perputaran Kas ,
DAFTAR PUSTAKA Volume Penjualan, Profit Margin
Dan Struktur Finansial Terhadap
Anggraeni, Rahmadewi. 2014. Analisis Rentabilitas Ekonomi Pada
Pengelolaan Kredit Untuk Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
Meningkatkan Likuiditas Dan Di Kecamatan Tejakula Periode
Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR 2010-2013. E-Journal S1 Ak. Vol.3,
Wlingi Pahala Pakto). E-Journal No.1, (Hal:1-12).
Administrasi Bisnis. Vol.12, No.2,
Hal:79-93. Puspitaningtyas, Ayu. 2012. Analisis
Prinsip 5C dan 7P Pada
Lihani, Rafika. 2013. Analisis Manajemen Penyaluran Kredit di PT. BPR
Kredit Guna Meminimalkan Risiko Antar Rumeksa Arta Karanganyar.
Kredit (Studi Pada PD. BPR Bkk Skripsi. Surakarta. Fakultas
Tasikmadu Karanganyar). Skripsi. Ekonomi. Universitas Sebelas
Surakarta. Fakultas Ekonomi. Maret.
Universitas Sebelas Maret.
Setiawan, Adi. 2013. Analisis Manajemen
Mahmoeddin, As. 2002. Melacak Kredit Kredit Dalam Meningkatkan
Bermasalah. Jakarta: PT. Sinar Profitabilitas (Studi Pada PT. BPR
Multi Press. XXX Singosari Malang Periode
2009-2012). Skripsi. Malang.
Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Islam.

Anda mungkin juga menyukai