Laporan Bab I Dan II Utilitas Bangunan Tinggi
Laporan Bab I Dan II Utilitas Bangunan Tinggi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia arsitektur bangunan, utilitas berarti hal-hal yang menyebabkan
bangunan dapat digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas pada mata
kuliah semester ini adalah utilitas pada bangunan berlantai banyak atau (multi stories
building). Salah satu contohnya yaitu Mall Tatura Palu.
Bangunan berlantai banyak adalah bangunan yang mempunyai jumlah lantai lebih
dari tiga dan menghendaki fasilitas dan utilitas diatas standar bangunan sederhana.
Perbedaan antara bangunan sederhana dan bangunan berlantai banyak adalah:
Bangunan sederhana masih menggunakan kaidah-kaidah struktur dan konstruksi
konvensional, misalnya bentang gording kayu maksimal 3,5 meter, serta sistem utilitas
masih sederhana.
Bangunan berlantai banyak sudah memakai komponen struktur dan utilitas non
konvensional, misal bentang gording Baja 7 meter, memakai elevator, lift dan lain
sebagainya.
Sistem Plambing merupakan suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air (baik
air bersih maupun air kotor) yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran
terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Jenis peralatan plambing meliputi peralatan untuk
penyediaan air bersih, air panas, air kotor, pemadam kebakaran, gas, oksigen, udara, dll.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah
air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Untuk memenuhi
kebutuhan air pada suatu bangunan, sumber air bisa didapatkan dari PDAM , sumber
sendiri berupa sumur artesistant, deep well, dll ataupun gabungan PDAM dan sumber
sendiri. Sistem Distribusi Air Bersih pada bangunan tinggi ada dua cara yaitu, yang
pertama dengan cara pipa distribusi dari tangki bawah tanah di pompa dan langsung
didistribusikan pada seluruh bangunan. Dan yang kedua yaitu dengan cara air ditampung
1.2 Tujuan
Sistem Utilitas pada Bangunan Tinggi 3
Adapun Tujuan dari Mata Kuliah Utilitas yaitu memberikan pemahaman kepada
mahasiswa tentang kinerja bangunan tinggi khususnya sistem utilitas bangunan yang
mendukung aktifitas manusia di dalam dan di luar bangunan.
Gambar 2.1
Sistem Sambungan Langsung (Noerbambang M, soufyan dkk, 2005)
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground
tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air
bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan
pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa
d. Pipa Distribusi
Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai
perbikut:
a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis)
b. Plastik (PE, PVC)
Transportasi Vertikal
Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut
suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai
macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator,
dan dumbwaiter.
Transportasi Horizontal
Sistem transportasi horizontal merupakan jalur angkut / lalu-lalang antar ruang
dalam satu lantai. Prosentase kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih
dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan
koridor.
b. Transportasi Manual dan Mekanis
Diagram 2.2
Transportasi dalam bangunan secara manual dan mekanis Sumber :
http://www.academia.edu/6779570/UTILITAS_HOTEL_AMARIS_YOGYAKARTA)
Transportasi Manual
Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin.
Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini
pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti pada sistem mekanis
Transportasi Mekanis
Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan
sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak
biaya , diantaranya saat pemesanan, operasionalnya sehari- hari dan biaya
Sistem Utilitas pada Bangunan Tinggi 15
untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator,
konveyor, lift dan eskalator
Bagian – Bagian :
a. Tangga
Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang
menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system transportasi
manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai,
biasanya digunakan sebagai tangga darurat.
Tangga pada umumnya memiliki syarat:
1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38˚
2. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus
memakai bordes.
3. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua
orang 110-120cm.
4. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm. Perhitungan optrede dan antrede
mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna tangga agar tidak cepat lelah
bagi yang naik dan tidak mudah tergelincir bagi yang turun. Hal ini juga
berkaitan dengan estetika dari bangunan itu sendiri.
b. Tangga darurat
Keriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:
1. Kemiringan maximum 40˚;
2. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ;
3. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan menggunakan
baterai selama listrik bangunan dimatikan karena keadaan darurat;
4. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton) dan
pintu tahan api(metal);
5. Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau Smoke
Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan tidak terganggu;
6. Dilengkapi peralatan darurat;
7. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung;
8. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu masuk ke
dalam ruang tangga tersebut.
c. Lift
Sistem Utilitas pada Bangunan Tinggi 16
Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut
orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara
menerus dengan menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya digunakan
di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat
lantai.Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga
atau eskalator.
Persyaratan Umum Lift / elavator:
1. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift
2. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunkan
minimum 12 mm
3. Jumlah kabel minimal 3 buah
4. Balok pemikul dari baja / beton bertulang
5. Rel Lift dari bahan baja
6. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat
7. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih
8. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm
9. Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri
10. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air
11. Pintu otomatis
12. Panel Control yang jelas pada cabin
13. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat
14. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan
15. Tabung lift menerus kepuncak bangunan
16. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air,
api
d. Eskalator
Escalator atau tangga berjalan adalah alat transportasi antar lantai,
sebagaimana tangga (manual) yang menghubungkan satu lantai dengan satu
lantai yang di atasnya maupun di bawahnya dengan menggunakan system
tangga yang berjalan dengan bertenaga/bergerak atas bantuan tenagamesin.
Secara horizontal dibutuhkan ruang cukup luas untuk fasilitas ini, karenanya,
eskalator biasa digunakan pada bangunan yang bersifat public seperti mall,
bandar udara, dll.
Syarat eskalator:
1. Dilengkapi dengan railing
2. Tidak ada celah antara lantai dengan anak tangga pada escalator, dan
3. Sebaiknya didesain secara otomatis.
Perletakan Eskalator:
a. Paralel
Diletakkan secara paralel. Perencanaannya lebih menekankan segi arsitektural
dan memungkinkan sudut pandang yang luas.
b. Cross Over
Perletakan bersilangan secara menerus (naik saja atau turun saja). Kurang
efisien dalam sistim sirkulasi tetapi bernilai estetis tinggi.
c. Double Cross Over
Sistem Utilitas pada Bangunan Tinggi 17
Perletakan bersilangan antara naik dan turun, sehingga dapat mengangkut
penumpang dengan dalam jumlah lebih banyak.
Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke konsumen, yaitu :
- Diatas Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas,
pada tiang-tiang listrik.
- Dibawah Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan
dalam pipapipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman
sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kotakota dengan
bangunan-bangunannya menjulang tinggi.
3. Baterai
Sering digunakan untuk mensuplay kebutuhan tenaga listrik dalam keadaan
emergency yang terbatas, terutama untuk penerangan. Beberapa unit ditempatkan
pada individual cabinet atau pada rak untuk instalasi yang lebih besar dan selalu
dilengkapi dengan peralatan otomatic charging.
Keuntungan pemakaian sumber tenaga baterai :
a. Tidak membutuhkan ruangan sendiri dan terpisah
b. Dapat dipasang pada sisitem sentral dengan didistribusikan melalui saluran dari
baterai langsung melalui fasilitas yang ada.
Kerugian :
a. Lamanya terbatas
b. Manual
Penggunaan Tenaga Listrik Pada Bangunan
a. Perlindungan bangunan, seperti perlindungan teradap bahaya, petir, dan
pencemaran
b. Pengadaan fasilitas, seperti pengadaan air bersih dan air panas, pengadaan
transportasi dalam bangunan, pengkondisian udara, penerangan, sound system,
dan telepon.
c. Pelayanan kegiatan konsumen
Instalasi Listrik
- Dasar Instalasi Listrik
Listrik dihantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Kabel yang
digunakan beragam jenis dan ukurannya, biasanya disesuaikan dengan
penggunaan dan tingkat tegangan yang
perlu dihantarkan.
Gambar 2.14 Tipe-tipe kabel (Sumber : UTILITAS BANGUNAN BUKU PINTAR UNTUK
MAHASISWA ARSITEKTUR-SIPIL, 2002)
Selanjutnya, kabel di beri warna untuk membedakan bagi penggunanya dalam
instalasi listrik.
Daya listrik umum nya dipasok dari Pembangkit Tenaga Listrik melalui
jaringan kabel tegangan tinggi (TT, di atas 20.000 volt), yang kemudian
diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1000-20.000 volt) dan
tegangan rendah (TR, di bawah 1000 volt) oleh transformator yang ditempatkan
pada gardu-gardu listrik.
Daya listrik dipasok ke dalam bangunan yang disalurkn melalui kabel bawah
tanah untuk bangunan tinggi atau kabel udara dari tiang listrik untuk bangunan
rendah/menengah.
Gambar 2.16 Pasokan listrik dengan kabel bawah tanah (Sumber : Buku Sistem bangunan
tinggi)
Di samping itu penggunaan tegangan 220 volt (1 fase) juga sering dijumpai pada
bangunan tinggi.
P biasa disebut sebagai daya aktif (real power), sedang EI atau sering dinyatakan
dalam VA adalah daya semu.
Untuk menghitung konduktor, rumus diatas dapat diubah menjadi:
Atau
Jika aliran listrik PLN terhenti, maka pasokan daya listrik diambil dari
pembangkit listrik cadangan (Genset-Generator Set), yang digerakan dengan bantuan
mesin diesel. Genset diletakan dalam ruangan yang kedap suara, agar suara yang
ditimbulkan oleh mesin diesel tidak mengganggu aktivitas dalam bangunan.
Agar tingkat suara/informasi dan sumber suara (loud speaker) dapat jelas
didengar oleh manusia normal, maka diperoleh persyaratan yang dirumuskan sebagai
berukut
N+M= 10 log P + SPL 1 – 20 log R
dimana:
N :adalah kebisingan (noise) ruangan (dB)
M :adalah margin (dB)
P : adalah daya dari sumber suara (speaker) dalam Watt pada jarak 1meter
R adalah jarak sumber suara dari pendengar (meter)
SPL1 Speaker diperoleh dari spesifikasi teknis speaker, dan data ini digunakan
untuk menentukan daya speaker yang digunakan.
Jika nilai SPL 1 , N , M dan R speaker diketahui, maka dapat ditentukan daya speaker
yang diperlukan.
c. Sprinker
Penyembur air/gas (sprinker) meneydiakan suatu bentuk peringatan dan
terbukti merupakan alat pencegah/pemadam api yang baik, sebelum api membesar
dan tak terkendali serta menimbulkan banyak kerugian pada manusia,bangnan dan
d. Pasokan Air
Sejumlah cadangan air diperlukan untuk hidran dan sistem sprinker, dan
umumnya disimpan dalam tempat penyimpanan air tertentu (reservoir). Jika
dimungkinkan suatu tangki penyimpanan air dapat difungsikan ganda, baik untuk
keperluan keseharian maupununtuk keperluan pemadaman api. Agar di dalam
tangki selalu tetap tersedia cadangan air yang dapat dipergunakan jika sewaktu-
waktu terjadi kebakaran, maka lubang pasokan (outlet) untuk kebutuhan
keseharian dibedakan dengan lubang untuk pemadaman api.
1. Tangki Air
Untuk banguna tinggi, diperlukan tangki air di atas bangunan untuk
menyediakan air dengan tekanan tinggi yang dibutuhkan untuk penyemprotan
melalui hidran dibawahnya.Air yang tersimpan di dalam tangki harus cukup
untuk kebutuhan awal terjadinya api (sekitar 30 menit), dimana waktu itu
diperlukan adalah waktu yang cukup bagi mobil barisan pemadam kebakaran
untuk melakukan persiapan. Tangki dengan kapasitas 25 m³ cukup untuk
memasok kebutuhan dua hidran yang beroperasi selama sekitar 30 menit.
2. Tekanan Air
Pada umumnya tekanan air tidak cukup kuat untuk hidran/selang
kebakaran yang ditempatkan pada ketinggian lebih dari 14 meter dari
permukaan tanah. Untuk kondisi ini, pompa diperlukan untuk memberikan
tekanan yang cukup. Pada lokasi dimana pasokan air tidak memadai, maka
tangka air di atas bangunan dan pompa tekan (booster pump) diperlukan untuk
bangunan yang mempunyai ketinggian kurang dari 25 meter.
b. Kabel Konduktor
Kabel Konduktor terbuat dari kawat tembaga
yang dipilin. Standar diameter kawat tembaga
yang digunakan adalah 1cm-2cm. Kabel
konduktor memiliki fungsi untuk mengalirkan
aliran listrik dari batang penangkal petir menuju
ke tanah. Kabel konduktor dipasang pada
dinding bagian luar bangunan.
c. Grounding Sistem
Grounding sistem berfungsi mengalirkan muatan
listrik dari kabel konduktor ke batang
pentanahan (groundrod) yang tertanam di tanah.
Batang pentanahan terbuat dari bahan tembaga
berlapis baja, dengan diameter 1,5 cm dan
panjang sekitar 1,8 – 3 m
Access Control
Sebuah sistem keamanan Access Control memungkinkan pemilik
bangunan dan property untuk melakukan lebih dari sekedar mengontrol masuk
ke daerah yang diproteksi.Sistem ini juga dapat membuat catatan history atau
informasi secara elektronik mengenai siapa saja yang masuk ke dalam ruangan
yang sudah diproteksi. Dengan adanya cacatan informasi tersebut membantu
pemilik usaha mengidentifikasi siapa saja yang masuk ke ruangan pada waktu-
waktu tertentu. Ada beberapa metode verifikasi pada sistem Access Control yang
cocok digunakan, dan itu merupakan pilihan bagi anda yang menginginkan
sistem keamanan seperti apa yang anda perlukan sesuai dengan kebutuhan serta
budget yang anda miliki tentunya.
2. Kegunaan
CCTV sering digunakan untuk pengawasan (surveilans). Bisnis, kantor,
sekolah, dan bahkan tempat tinggal dapat menggunakan CCTV. Tempat yang paling
sering memanfaatkan CCTV adalah bank, bandara, kasino, instalasi militer, sekolah,
toko-toko, dan rumah sakit.Lebih terbuka tempatnya, semakin sering menggunakan
CCTV. Beberapa uraian manfaat CCTV berikut bisa dijadikan pertimbangan saat
Anda akan memilih CCTV.
1. Upaya Preventif
Pelaku kejahatan biasanya menjadi ragu kalau melihat sasarannya mempunyai
CCTV.Banyak bangunan besar yang memiliki beberapa ceruk pada eksterior
menggunakan sistem CCTV ini.Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ada
beberapa wilayah di sekitar gedung tempat seseorang bisa bersembunyi dan
menyerang orang yang tidak curiga.Jika rumah memiliki gerbang, CCTV bisa
dimanfaatkan sehingga orang di dalam bangunan dapat melihat siapa yang
berusaha untuk masuk dan mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan.
2. Alat Pantau
Untuk memonitor keadaan dan aktivitas di dalam rumah atau tempat usaha Anda
dari mana saja.
3. Meningkatkan Kinerja : CCTV dapat meningkatkan kinerja karyawan dengan
signifikan. Karyawan akan sungkan untuk berleha-leha ketika jam kerja.
Mungkin juga karyawan Anda malah akan terpicu untuk semakin meningkatkan
kinerjanya karena ingin menunjukkan pada Anda bahwa dia bisa.
- Peralatan untuk Crimp kabel coaxial digunakan sebagai alat bantu untuk
memasang konektor BNC pada kabel coaxial.
- Conektor RJ-45 yaitu digunakan untuk conektor kabel jaringan dari kamera cctv
ke computer untuk membentuk suatu jaringan dimana dalam hal ini hanya
berlaku pada system CCTV berbasis internet.
- Kabel UTP yaitu kabel yang digunakan bersamaan dengan konektor RJ-45,
dimana hanya digunakan pada system CCTV berbasis internet yang dapat
dipantau langsung melalui jaringan internet dimana saja dan kappa saja.
- Adaptor dan power supply merupakan perangkat yang menyuplai tegangan kerja
ke kamera CCTV, pada umumnya tegangan yang digunakan yaitu 12 Volt DC.
Namun adapula yang menggunakan tegangan 24 Volt (AC) maupun 24 Volt
(DC). Hal ini tergantung pada jenis atau tipe kamera yang digunakan.
- Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi beberapa type yaitu kamera Fixed
Dome, kamera IP, kamera wireless dan kamera PTZ (Pan/Tilt/zoom).Hal ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran anda. Jika anda membutuhkan
sebuah kamera yang perlu diperhatikan adalah mempelajarispesifikasi kamera
CCTV sebelum membeli. Biasanya spesifikasi yang diberikan berupa format
lensa CCD (Charge Coupled Device) yang memiliki ukuran tipikal (1/2″,
1/3″dan 1/4″), TV Lines yang berkaitan dengan resolusi gambar, LUX yang
berkaitan dengan kesensitifan kamera terhadap cahaya, Varifocal lens yang
berkaitan dengan pegaturan sudut/jarak pandang kamera dan bisa diatur secara
manual, indoor, outdoor, dan lain-lain.
Keunggulan DVR :
Kualitas gambar hasil rekaman (resolusi) T640x840 high.
Waktu penyimpanan yang lama (tergantung kapasitas hardisk).
Dapat di back up ke CD/DVD.
Dapat dikoneksikan ke jaringan internet.
Jadwal perekaman yang bias diatur / otomatis
Mempunyai kontroler untuk kamera yang bisa digerakkan.
Sedikit perawatan.
- Monitor CCTV ada yang masih menggunakan tabung CRT dan adapula yang
menggunakan LCD. Monitor tersebut dapat menampilkan keseluruhangambar
dari kamera sesuai inputan ke DVR maupun Multiplexser. Tampilan kamera-
kamera dapat dilihat pada monitor dengan pembagian yang berbeda(satu
tampilan kamera, matrik 2×2, matrik 3×3 dan matrik 4×4).
4. Alarm Sytem
Alarm secara umum dapat didefinisikan sebagai bunyi peringatan atau
pemberitahuan. Dalam istilah jaringan, alarm dapat juga didefinisikan sebagai pesan
berisi pemberitahuan ketika terjadi penurunan atau kegagalan dalam
penyampaian sinyal komunikasi data ataupun ada peralatan yang mengalami
kerusakan (penurunan kinerja). Pesan ini digunakan untuk
memperingatkan operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya)
pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, ataupun sinar.
Untuk memberikan peringatan dini pada penghuni bangunan berkaitan dengan
hal-hal yang terjadi pada bangunan seperti kebakaran, getaran gempa (vulkanik atau
tektonik), bahaya tsunami, keamanan dan kekuatan elemen struktur.Sistem alarm ini
dapat pula diintegrasikan atau dipisahkan dengan sistem alarm yang menyangkut
keamanan dan kenyamanan penghuninya, seperti ancaman pencurian dan
perampokan, teror dan aksi kejahatan lainnya, radiasi bahan berbahaya (nuklir), dan
emisi gas buang.
Penggunaan sistem alarm pada bangunan ini tentunya tidak terbatas hanya
pada bangunan gedung/rumah, tapi juga bangunan yang menyangkut infrastruktur
transportasi seperti jembatan, dan bangunaan infrastruktur keairan seperti dam,
bendungan, tandon dan sebagainya.
Secara umum, sistem alarm terdiri atas 3 unsur yaitu unsur detektor, unsur
sinyal tanda bahaya, dan unsur pengendali.Unsur detektor adalah piranti yang dapat
mendeteksi beberapa isyarat dan tanda yang berkaitan dengan fenomena yang
dideteksi. Misalkan detektor untuk bahaya kebakaran akan mendeteksi munculnya
asap atau panas yang berlebihan dalam ruangan, atau detektor getaran gempa akan
mendeteksi simpangan bangunan yang berlebihan akibat getaran gempa.
Pada sistem alarm bahaya kebakaran, apabila detektor asap dan panas yang
berlebih ini memberikan sinyal yang akan diterima oleh panel induk pada ruang
pengendali, dan seketika panel pengendali akan memberikan peringatan berupa
lampu nyala tertentu disertai dengan bunyi sirine atau alarm, dan secara otomatis
akan menyalakan sprinkle yang akan menyemprotkan air di ruangan yang timpul
asap atau panas yang berlebihan. Tentunya dengan peringatan dini ini penghuni dan
petugas pengaman bangunan gedung akan segera melakukan upaya pemadaman
kebakaran dengan peralatan pemadam kebaran yang sudah terintegrasi dengan
bangunan gedung pada lokasi timbulnya api.
Pada sistem alarm untuk pengamanan dari bahaya kejahatan, detektor sistem
keamanan (security system) yang digunakan berupa detektor model sensor yaitu
5. Sistem pengaman :
1) Dengan Anak Kunci
Secara umum pengamanan dilakukan dengan memasang kunci pada
setiap pintu yang dibuka dengan menggunakan anak kunci tertentu. Pada
prinsipnya terdapat dua sistem perkuncian(key system), yaitu : dengan sistem
master key dan sistem penguncian yang dipusatkan (central locking system).
Dalam sistem master key, sebuah anak kunci dapat digunakan untuk
membuka beberapa pintu yang berada di bawah tingkatannya, yang disusun
berdasarkan hirarki.Kunci grand master dapat digunakan untuk membuka
seluruh pintu yang ada dalam satu bangunan.Kunci masterdapat digunakan
untuk membuka seluruh pintu pada satu lantai tertentu dalam bangunan; jika
ada 20 lantai, maka ada 20 buah kunci master.Selanjutnya, jika setiap lantai
bangunan dibagi atas beberapa zona, maka pintu-pintu yang berada pada zona
tertentu dapat dibuka oleh kuncisub master. Dan akhirnya, pintu-pintu ruangan
menggunakan pintu individual. Sistem ini biasa digunakan untuk bangunan
hotel, kantor, pendidikan dan industri.
Anak kunci nomor 10 pada gambar di atas dinamakan kunci pass group,
atau dikenal dengan kunci duplikat, yang digunakan oleh beberapa orang untuk
membuka satu pintu tertentu.