KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konsep
Atraumatic care :
- mencegah atau meminimalkan Skala kepuasan layanan :
perpisahan anak dari orang - sangat puas
tua - puas
- meningkatkan kontrol diri - tidak puas
- mencegah atau meminimalkan - sangat tidak puas
cedera tubuh ( variabel dependen)
( variabel independen)
32
Universitas Sumatera Utara
2. Definisi Operasional
33
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua yang mempunyai anak
dan sedang dirawat inap pada bulan Mei 2009- Juni 2009 dengan populasi 110 orang
di ruang (Rindu B4) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
(diperoleh dari buku rawatan ruang rawat inap rindu B4), pengambilan sample
dengan menggunakan metode total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi anggota
N
n=
1 + N(d²)
110
n=
1 + 110 (0,05²)
n= 86,274
N= Jumlah populasi
n= Jumlah sampel
d= Tingkat kepercayaan (0,05).
34
Universitas Sumatera Utara
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 86 orang, dan
Malik Medan dipilih sebagai lokais penelitian karena rumah sakit tersebut
3.2.Waktu Penelitian
4. Pertimbangan Etik
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan ijin dari Rumah Sakit Umum
Haji Adam Malik Medan, setelah mendapat ijin dari kepala ruangan, kemudian
mengisi responden dijelaskan maksud dan tujuan, manfaat, efek serta prosedur
lembar persetujuan, jika para orangtua menolak berpartisipasi dalam penelitian ini,
35
Universitas Sumatera Utara
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Untuk
tersebut, kerahasiaan informasi orangtua dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok
5. Instrumen Penelitian
Instrumen ini terbagi dari dua bagian. Bagian pertama adalah berisi data demografi
yang terdiri dari umur orang tua, jenis kelamin, pendidikan terakhir, agama, dan
pekerjaan. Bagian kedua dari instrument ini adalah pertanyaan terhadap kepuasan
Sakit Haji Adam Malik Medan. Kuesioner ini menggunakan skala likert dan berisi
pertanyaan dengan jawaban sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas. Jika
responden menjawab dengan sangat puas maka diberi nilai 3, responden menjawab
dengan puas diberi nilai 2, responden menjawab dengan tidak puas diberi nilai 1, dan
apabila responden menjawab dengan sangat tidak puas diberi nilai 0. Pertanyaan
terdiri dari 30 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan yang mewakili mencegah
atau meminimalkan perpisahan anak dari orangtua (no 1-10), 10 pertanyaan mewakili
meningkatkan kontrol diri (no 11-21), dan 10 pertanyaan mewakili mencegah atau
meminimalkan cedera tubuh (no 21-30). Total skore yang didapat adalah 0-90,
semakin tinggi jumlah skore yang didapat, maka semakin tinggi nilai kepuasan yang
36
Universitas Sumatera Utara
diterima dalam atraumatic care. Menurut Sudjana (1992), untuk menghitung jumlah
Rentang
P= ______________
Banyak kelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan nilai tertinggi dikurang nilai terendah
sehingga didapat nilai rentang kelas dan banyak kelas adalah 4. Dari hasil
selama anak mengalami hospitalisasi menurut skala ordinal (Arikunto, 2006) untuk
kategori : sangat puas nilainya (71-90), puas nilainya (47-70), tidak puas nilainya
6. Pengumpulan Data
Malik Medan, setelah mendapat ijin dari direktur RSUP H Adam Malik Medan
melalui Badan Diklat dan Litbang peneliti menuju ruangan, dari Kepala Ruangan
kelompok sampel di ruang Rindu B4. Peneliti juga menentukan responden sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Kemudian menjelaskan kepada calon
37
Universitas Sumatera Utara
mengisi pernyataan yang telah disiapkan oleh peneliti. Pernyataan yang telah
care selama anak mengalami hospitalisasi di RSUP H Adam Malik Medan, jadi
7. Analisa Data
statistik deskriptif. Data dianalisa dengan cara diperiksa terlebih dahulu atau editing,
yaitu dengan memeriksa dan meneliti apakah semua data telah terkumpul dan
seluruh pertanyaan telah diisi oleh responden , setelah itu skoring, data yang telah
tabulating, data yang telah diperiksa dimasukkan ke dalam bentuk table distribusi
8. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu instrumen akan dikatakan valid bila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
tehnik content validity yang membuktikan instrumen lebih sahih yang akan dilakukan
oleh orang yang ahli dalam keperawatan anak. Uji validitas merupakan suatu ukuran
38
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur.
Validitas instrumen penelitian diuji oleh Ibu Liberta L.Toruan, Skp, M.Kep dengan
9. Uji Reabilitas
Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoadmodjo, 2005).
Uji reabilitas telah dilakukan kepada 10 orang subjek yang sesuai dengan
kriteria yang ditentukan sebagai subjek studi, yaitu ruang Rindu B2 RSUP H Adam
Malik Medan pada 15 November 2009 – 15 Desember 2009 sehingga diperoleh hasil
ujinya dengan menggunakan cronbac alpha dimana alpha harus > 0,7 agar dianggap
reabel maka kuesioner ini layak digunakan (Polit, 1995). Hasil uji reabilitas diperoleh
yaitu 0,711.
39
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian setelah pengumpulan data dilakukan
Medan. Jumlah sampel yang digunakan peneliti adalah sebanyak 86 responden. Hasil
penelitian ini untuk mengetahui kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama
Hasil penelitian ini dibagi dalam 2 bagian yaitu karakteristik responden dan
1. 1. Karakterisitk responden
tahun yaitu sebanyak 33 responden (33,4%), dengan usia termuda adalah 20 tahun
dan usia tertua adalah 55 tahun, sedangkan jenis kelamin yang terbanyak adalah
(3,5%).
40
Universitas Sumatera Utara
Untuk kelompok jenis pekerjaan yang terbanyak adalah responden tidak
mempunyai pekerjaan tetap atau disebut dengan dan lain-lain sebanyak 43 responden
swasta sebanyak 3 responden (3,5%), dan PNS sebanyak 1 responden (1,2%), dan
86 100
41
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan orangtua terhadap atraumatic
care
Puas
f % f % f % f % %
2 Meningkatkan 19 22% 60 0% 7 8% 0 0 86
kontrol diri (100%)
Dari tabel di atas dapat dilihat dan disimpulkan adanya kriteria kepuasan dan
atas pelayanan yang perawat berikan dalam atraumatic care dan sejumlah 9
responden (11%) menjawab tidak mendapat kepuasan terhadap atraumatic care yang
diberikan perawat.
42
Universitas Sumatera Utara
2. Pembahasan
mengalami hospitalisasi di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan.
berada diluar rumah sakit dan meninggalkan anaknya yang sakit dan orangtua akan
meminta perawat untuk menjaga anak mereka. Tindakan ini telah membuat orangtua
merasa bahwa orangtua ikut menjaga anaknya walaupun melalui perantara perawat
oleh sebab itu perawat harus memahami kegiatan rutin anak setiap hari, mengenal
kesukaan makanan anak, dan pemberian perawatan yang paripurna (Wong, 2003),
sehingga perpisahan dengan orangtua akan dapat diminimalkan seperti yang dijawab
perpisahan anak dengan orangtua seperti perawat tidak membantu atau perawat
tidak menangani anak mereka dengan segera, orangtua tidak ikut dilibatkan dalam
perawatan anak, perawat tidak memberitahu peraturan rumah sakit, perawat tidak
memberi ijin anak untuk membawa barang permainannya, perawat tidak mengontrol
anak mereka semasa dalam perawatan, perawat tidak memberi ijin anak untuk
bermain dengan teman sebaya ataupun semasa dalam perawatan anak merasa bosan
sehingga anak tidak betah di ruangan, perawat tidak selalu mendampingi. Apabila
anak tidak dibantu hal-hal tersebut, maka anak akan mewujudkannya dalam bentuk
43
Universitas Sumatera Utara
protes yang meliputi anak menangis kuat, menjerit pada orangtua, menolak perhatian
dari orang, merasa kecewa yang diungkapkan dalam bentuk seperti anak tidak aktif
dan kurang melakukan aktifitas, tidak mau makan dan bermain, juga menghindar dari
orang sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang
diinginkan baik dari pihak orangtua tetapi juga dari pihak perawat. Apabila proses ini
dapat berlangsung dengan baik, dapat mempersingkat proses penyembuhan dan anak
terutama dalam hal dimensi mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dengan
orangtua. Hal ini dapat terlaksana apabila adanya kerjasama antara perawat yang
pendekatan perawat pada anak yang dibantu oleh orangtua selama orangtua tidak
Rasa kehilangan kontrol diri dapat berasal dari perpisahan dengan orangtua,
tekanan jiwa, perubahan dalam kegiatan sehari-hari, tidak ada rasa kebebasan,
perawatan (Wong, 2003). Walaupun hal-hal tersebut tidak bisa dihindari, tapi
menyebutkan kehilangan kontrol juga disebabkan oleh perasaan tertekan atas adanya
kekuasaan yang mengatur mereka selama masa hospitalisasi sehingga tidak adanya
44
Universitas Sumatera Utara
kebebasan dalam hal seperti, memakai baju kesukaan, memilih makanan kesukaan,
Adapun hal-hal yang dapat meningkatkan kontrol diri dapat dilihat dari
responden (92%) puas terhadap perawat memberi pujian pada anak ketika mau
ketika cemas akan penyakit anak, pelayanan yang diberikan perawat membuat
orangtua merasa tenang dan nyaman, perawat merespon keluhan yang diajukan anak,
perawat memberi ijin pada anak untuk memilih makanan yang disukai atau membawa
dari rumah, perawat memberi ijin pada orangtua untuk membawa anaknya berjalan
diseputar rumah sakit ketika anak meraa bosan. Berkurangnya tingkat kontrol diri
akan mempengaruhi persepsi dan kemampuan koping anak, ini dapat terjadi apabila
perawat tidak mendengar atau merespon setiap keluhan yang disampaikan oleh anak,
karena setiap kebutuhan anak akan berbeda pada setiap tingkat usia sehingga
membutuhkan perhatian dari perawat dan juga orangtua dalam mengontrol tekanan
Selama anak dalam masa hospitalisasi, anak akan merasa cemas dan takut
pada hal-hal yang membuat tubuh mereka terluka, terpotong, perubahan gambaran
diri, kecacatan, dan meninggal, secara umum cara untuk mengurangi rasa sakit adalah
45
Universitas Sumatera Utara
dengan mengurangi rasa takut. Rasa takut anak tersebut dapat disebabkan oleh
adanya beberapa faktor, misalnya alat rongent, penggunaan dari alat-alat kedokteran
yang tentunya asing dan belum pernah terlihat, ruangan yang tidak mendukung, dan
(86%) puas terhadap mencegah atau meminimalkan cedera tubuh pada anak, ini dapat
membuat anak kesakitan, perawat bekerja dengan hati-hati dan teliti, perawat
mengatakan pada anak apakah tindakan yang diberikan tela membuat anak merasa
nyaman, perawat memasang alat pengaman infus agar tidak terjadi pemasangan
ulang, perawat memasang pagar tempat tidur agar anak tidak terjatuh, perawat
cedera, dan perawat membantu anak ketika akan ke kamar mandi karena orangtua
46
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
1. Kesimpulan
perawat terhadap atraumatic care, seperti dimaksud dalam variabel mencegah atau
pernyataan, seperti perawat segera menangani anak ketika tiba di rumah sakit,
orangtua ikut dilibatkan dalam perawatan anak, perawat membantu anak beradaptasi
diijinkan tinggal dalam satu ruangan, perawat mengontrol anak selama dalam
anak ketika diminta, tidak memadamkan lampu ruang perawatan, memberi pujian
pada anak, perawat berusaha melakukan pendekatan pada anak, mengijinkan anak
47
Universitas Sumatera Utara
rasa nyaman pada orangtua, merespon keluhan, memberi ijin membawa makanan dari
rumah, adanya kerjasama perawat dan anak ketika melakukan tindakan, memberi ijin
anak bermain di luar ruangan keetika anak merasa bosan, ketika melakukan tindakan
perawat meminta ijin pada orangtua dan menjelaskannya, perawat terampil, selalu
menanyakan anak ketika tindakan terasa menyakitkan, perawat selalu hati-hati ketika
melakukan tindakan, dan memasang alat pengaman pada setiap melakukan tindakan
puas, dan pada dimensi mencegah atau meminimalkan cedera tubuh, ada 74
variabel yang dijawab dan mendapat kepuasan orangtua terhadap atraumatic care
selama anak mengalami hospitalisasi adalah ada 77 responden (89%), dan sebanyak 9
2. Saran
lingkungan pekerjaan sehingga tidak anak sebagai pasien tidak merasa cemas, takut,
merasa berbeda dengan yang lainnya, disamping ilmu yang didapat dari penelitian
48
Universitas Sumatera Utara
cara pemasangan infus, pemasangan verban pada pasien trauma, pelatihan
sebagai manusia seperti dirinya, bagaimana kita berbicara pada anak sebagai pasien
karena anak adalah makhluk unik yang tentu saja berbeda dengan orang dewasa, juga
mendalam lagi terhadap atraumatic care di tempat yang berbeda atau di rumah sakit
mengalami hospitalisasi, dan melakukan penelitian lebih teliti dan lebih baik lagi
49
Universitas Sumatera Utara