Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepuasan

orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di RSUP H.

Adam Malik Medan.

Adapun kerangka konsep dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kerangka penelitian

Orangtua yang anaknya


mengalami hospitalisasi
hospitalisasi

Atraumatic care :
- mencegah atau meminimalkan Skala kepuasan layanan :
perpisahan anak dari orang - sangat puas
tua - puas
- meningkatkan kontrol diri - tidak puas
- mencegah atau meminimalkan - sangat tidak puas
cedera tubuh ( variabel dependen)
( variabel independen)

Keterangan: Variabel yang diteliti.

32
Universitas Sumatera Utara
2. Definisi Operasional

Tabel 3.2. Definisi Operasional

VARIABEL DEFENISI ALAT CARA HASIL UKUR SKALA


OPERASIONAL UKUR UKUR
Kepuasan Kepuasan adalah Kuesioner Peneliti Sangat puas (71-90) Ordinal
perasaan senang atau memberikan Puas (47-70)
kecewa seseorang kuesioner Tidak Puas (24-46)
yang berasal dari kepada Sangat Tidak Puas
perbandingan antara orangtua yang ( 0-23)
kesannya terhadap anaknya
kinerja (atau hasil) mengalami
suatu produk dengan hospitalisasi
harapan-harapannya

Atraumatic Atraumatic care adalah


care suatu tindakan
perawatan terapetik
yang dilakukan oleh
seeseorang dengan
menggunakan
intervensi melalui cara
mengeliminasi atau
meminimalisasi stress
psikologi dan fisik
yang dialami oleh anak
dan keluargannya
dalam sistem
pelayanan kesehatan.

33
Universitas Sumatera Utara
BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Metode penelitian ini deskriptif, dengan tujuan untuk mengetahui kepuasan

orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua yang mempunyai anak

dan sedang dirawat inap pada bulan Mei 2009- Juni 2009 dengan populasi 110 orang

di ruang (Rindu B4) di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

(diperoleh dari buku rawatan ruang rawat inap rindu B4), pengambilan sample

dengan menggunakan metode total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi anggota

yang akan diamati (Arikunto, 2006)

Sampel penelitian populasi diperoleh dengan menggunakan rumus :

N
n=

1 + N(d²)

110
n=

1 + 110 (0,05²)

n= 86,274

N= Jumlah populasi
n= Jumlah sampel
d= Tingkat kepercayaan (0,05).

34
Universitas Sumatera Utara
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 86 orang, dan

untuk kelompok reabilitasnya di ruang Rindu B2 berjumlah 10 orang, sedangkan

sampel diambil di ruang Rindu B4 RSUP H.Adam Malik Medan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1. Lokasi penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruang Rindu B4 RSUP H Adam Malik Medan.

Untuk kelompok sampel diambil di ruang Rindu B4 dan untuk kelompok

pembanding di ruang Rindu B2 RSUP H Adam Malik Medan. RSUP H Adam

Malik Medan dipilih sebagai lokais penelitian karena rumah sakit tersebut

merupakan rumah sakit type A rujukan wilayah Sumatera Bagian Utara.

3.2.Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan 15 November-15 Desember 2009.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan ijin dari Rumah Sakit Umum

Haji Adam Malik Medan, setelah mendapat ijin dari kepala ruangan, kemudian

peneliti menuju ke responden. Peneliti memulai pengumpulan data dengan

memberikan lembar persetujuan kepada responden yang akan diteliti. Sebelum

mengisi responden dijelaskan maksud dan tujuan, manfaat, efek serta prosedur

penelitian. selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden, jika para

orangtua bersedia menjadi responden, maka mereka dimintai untuk menandatangani

lembar persetujuan, jika para orangtua menolak berpartisipasi dalam penelitian ini,

35
Universitas Sumatera Utara
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Untuk

menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama orangtua dalam

pengumpulan data tetapi dengan memberi kode pada masing-masing lembaran

tersebut, kerahasiaan informasi orangtua dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok

tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

dikembangkan berdasarkan kerangka penelitian yang disusun (Notoatmodjo, 2005).

Instrumen ini terbagi dari dua bagian. Bagian pertama adalah berisi data demografi

yang terdiri dari umur orang tua, jenis kelamin, pendidikan terakhir, agama, dan

pekerjaan. Bagian kedua dari instrument ini adalah pertanyaan terhadap kepuasan

orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di Rumah

Sakit Haji Adam Malik Medan. Kuesioner ini menggunakan skala likert dan berisi

pertanyaan dengan jawaban sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas. Jika

responden menjawab dengan sangat puas maka diberi nilai 3, responden menjawab

dengan puas diberi nilai 2, responden menjawab dengan tidak puas diberi nilai 1, dan

apabila responden menjawab dengan sangat tidak puas diberi nilai 0. Pertanyaan

terdiri dari 30 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan yang mewakili mencegah

atau meminimalkan perpisahan anak dari orangtua (no 1-10), 10 pertanyaan mewakili

meningkatkan kontrol diri (no 11-21), dan 10 pertanyaan mewakili mencegah atau

meminimalkan cedera tubuh (no 21-30). Total skore yang didapat adalah 0-90,

semakin tinggi jumlah skore yang didapat, maka semakin tinggi nilai kepuasan yang

36
Universitas Sumatera Utara
diterima dalam atraumatic care. Menurut Sudjana (1992), untuk menghitung jumlah

total skore digunakan rumus statistik :

Rentang
P= ______________
Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan nilai tertinggi dikurang nilai terendah

sehingga didapat nilai rentang kelas dan banyak kelas adalah 4. Dari hasil

perhitungan, maka rentang kepuasan orangtua terhadap tindakan atraumatic care

selama anak mengalami hospitalisasi menurut skala ordinal (Arikunto, 2006) untuk

kategori : sangat puas nilainya (71-90), puas nilainya (47-70), tidak puas nilainya

(24-46), dan sangat tidak puas nilainya (0-23).

6. Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu mengajukan

permohonan ijin kepada dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan, kemudian mengajukan permohonan ijin kepada direktur RSUP H Adam

Malik Medan, setelah mendapat ijin dari direktur RSUP H Adam Malik Medan

melalui Badan Diklat dan Litbang peneliti menuju ruangan, dari Kepala Ruangan

selanjutnya dilaksanakan pengumpulan data peneliti.

Peneliti menentukan kelompok perbandingan di ruang rawat Rindu B2 dan

kelompok sampel di ruang Rindu B4. Peneliti juga menentukan responden sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Kemudian menjelaskan kepada calon

responden yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani surat

persetujuan. Setelah mendapat persetujuan dari responden, kemudian responden

37
Universitas Sumatera Utara
mengisi pernyataan yang telah disiapkan oleh peneliti. Pernyataan yang telah

disiapkan berisi 30 buah pernyataan tentang kepuasan orangtua terhadap atraumatic

care selama anak mengalami hospitalisasi di RSUP H Adam Malik Medan, jadi

jumlah seluruh data responden selama 15 November- 15 Desember 2009.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan perhitungan

statistik deskriptif. Data dianalisa dengan cara diperiksa terlebih dahulu atau editing,

yaitu dengan memeriksa dan meneliti apakah semua data telah terkumpul dan

seluruh pertanyaan telah diisi oleh responden , setelah itu skoring, data yang telah

terkumpul dihitung jumlahnya dengan memberikan skor yang telah ditentukan.

Kemudian dilanjut dengan coding, memberikan kode pada aspek-aspek variabel

penelitian agar memudahkan dalam penghitungan setiap variabel. Setelah itu

tabulating, data yang telah diperiksa dimasukkan ke dalam bentuk table distribusi

selanjutnya dilakukan persentase dari setiap kategori penilaian.

8. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu instrumen akan dikatakan valid bila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas kuesioner kepuasan orangtua

terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi, peneliti menggunakan

tehnik content validity yang membuktikan instrumen lebih sahih yang akan dilakukan

oleh orang yang ahli dalam keperawatan anak. Uji validitas merupakan suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk

38
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur.

Validitas instrumen penelitian diuji oleh Ibu Liberta L.Toruan, Skp, M.Kep dengan

nilai CVI = 0,833.

9. Uji Reabilitas

Reabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoadmodjo, 2005).

Uji reabilitas telah dilakukan kepada 10 orang subjek yang sesuai dengan

kriteria yang ditentukan sebagai subjek studi, yaitu ruang Rindu B2 RSUP H Adam

Malik Medan pada 15 November 2009 – 15 Desember 2009 sehingga diperoleh hasil

ujinya dengan menggunakan cronbac alpha dimana alpha harus > 0,7 agar dianggap

reabel maka kuesioner ini layak digunakan (Polit, 1995). Hasil uji reabilitas diperoleh

yaitu 0,711.

39
Universitas Sumatera Utara
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian setelah pengumpulan data dilakukan

sejak tanggal 15 November 2009 – 15 Desember 2009 di RSUP H. Adam Malik

Medan. Jumlah sampel yang digunakan peneliti adalah sebanyak 86 responden. Hasil

penelitian ini untuk mengetahui kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama

anak mengalami hospitalisasi di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2009.

Hasil penelitian ini dibagi dalam 2 bagian yaitu karakteristik responden dan

kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di

RSUP H. Adam Malik Medan.

1. 1. Karakterisitk responden

Berdasarkan usia, responden terbanyak berada dalam kelompok usia 31-40

tahun yaitu sebanyak 33 responden (33,4%), dengan usia termuda adalah 20 tahun

dan usia tertua adalah 55 tahun, sedangkan jenis kelamin yang terbanyak adalah

perempuan sebanyak 47 responden (54,7%) diikuti dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 39 responden (45,3%), sedangkan pendidikan responden yang terbanyak

adalah SMA dengan jumlah 31 (36%), SMP 29 responden (33,7%), SD sebanyak 23

responden (26,7%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 3 responden

(3,5%).

40
Universitas Sumatera Utara
Untuk kelompok jenis pekerjaan yang terbanyak adalah responden tidak

mempunyai pekerjaan tetap atau disebut dengan dan lain-lain sebanyak 43 responden

(50%), wiraswasta sebanyak 22 (25,6%), petani 17 responden (19,8%), pegawai

swasta sebanyak 3 responden (3,5%), dan PNS sebanyak 1 responden (1,2%), dan

untuk kelompok jaminan pasien terbanyak adalah jamkesmas sebanyak 81 (94,2%).

Tabel 1.1. Data demografi responden

Karakteristik Frekuensi Persentase


Umur
- 20-30 tahun 22 25,6
- 31-40 tahun 33 38,4
- 41-50 tahun 22 25,6
- 51-60 tahun 9 10,5
86 100
Jenis kelamin
- Laki-laki 39 45,3
- Perempuan 47 54,7
86 100
Pendidikan terakhir
- SD 23 26,7
- SMP 29 33,7
- SMA 31 36,0
- Perguruan tinggi 3 3,5
86 100
Pekerjaan
- PNS 1 1,2
- Pegawai swasta 3 3,5
- Wiraswasta 22 25,6
- Petani 17 19,8
- Dan lain-lain 43 50
86 100
Status jaminan pasien
- ASKES 1 1,2
- Umum 2 2.3
- Jamsostek 1 1,2
- Perusahaan 1 1,2
- Jamkesmas 81 94,2

86 100

41
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan orangtua terhadap atraumatic
care

No Variabel Kategori Total

Sangat Puas Tidak Sangat

Puas Puas Tidak

Puas

f % f % f % f % %

1 Mencegah atau 20 23% 57 66% 9 11% 0 0 86


meminimalisir (100%)
perpisahan anak dari
orangtua

2 Meningkatkan 19 22% 60 0% 7 8% 0 0 86
kontrol diri (100%)

3 Mencegah atau 20 23% 54 63% 12 14% 0 0 86


meminimalkan (100%)
cedera tubuh

Dari tabel di atas dapat dilihat dan disimpulkan adanya kriteria kepuasan dan

ketidakpuasan pasien, maka dari keseluruhan responden yang berjumlah 86 orang,

sejumlah 77 responden (89%) menjawab mendapat kepuasan dari setiap pernyataan

atas pelayanan yang perawat berikan dalam atraumatic care dan sejumlah 9

responden (11%) menjawab tidak mendapat kepuasan terhadap atraumatic care yang

diberikan perawat.

42
Universitas Sumatera Utara
2. Pembahasan

Dalam pembahasan ini peneliti mencoba menjawab pertanyaan penelitian

yaitu bagaimana kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak

mengalami hospitalisasi di rumah sakit umum pusat Haji Adam Malik Medan.

2.1 Mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dengan orangtua

Darbyshire (1994) dalam Wong (2003) mengatakan, orangtua akan selalu

berada diluar rumah sakit dan meninggalkan anaknya yang sakit dan orangtua akan

meminta perawat untuk menjaga anak mereka. Tindakan ini telah membuat orangtua

merasa bahwa orangtua ikut menjaga anaknya walaupun melalui perantara perawat

oleh sebab itu perawat harus memahami kegiatan rutin anak setiap hari, mengenal

kesukaan makanan anak, dan pemberian perawatan yang paripurna (Wong, 2003),

sehingga perpisahan dengan orangtua akan dapat diminimalkan seperti yang dijawab

orangtua melalui kuesioner.

Orangtua merasa cemas dan khawatir terhadap mencegah atau meminimalkan

perpisahan anak dengan orangtua seperti perawat tidak membantu atau perawat

tidak menangani anak mereka dengan segera, orangtua tidak ikut dilibatkan dalam

perawatan anak, perawat tidak memberitahu peraturan rumah sakit, perawat tidak

memberi ijin anak untuk membawa barang permainannya, perawat tidak mengontrol

anak mereka semasa dalam perawatan, perawat tidak memberi ijin anak untuk

bermain dengan teman sebaya ataupun semasa dalam perawatan anak merasa bosan

sehingga anak tidak betah di ruangan, perawat tidak selalu mendampingi. Apabila

anak tidak dibantu hal-hal tersebut, maka anak akan mewujudkannya dalam bentuk

43
Universitas Sumatera Utara
protes yang meliputi anak menangis kuat, menjerit pada orangtua, menolak perhatian

dari orang, merasa kecewa yang diungkapkan dalam bentuk seperti anak tidak aktif

dan kurang melakukan aktifitas, tidak mau makan dan bermain, juga menghindar dari

orang sehingga proses hospitalisasi dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang

diinginkan baik dari pihak orangtua tetapi juga dari pihak perawat. Apabila proses ini

dapat berlangsung dengan baik, dapat mempersingkat proses penyembuhan dan anak

tidak merasa berpisah dari orangtua.

Data menunjukkan 77 responden (89%) puas terhadap atraumatic care

terutama dalam hal dimensi mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dengan

orangtua. Hal ini dapat terlaksana apabila adanya kerjasama antara perawat yang

merawat dan orangtua yang selalu mendampingi dengan tidak mengenyampingkan

pendekatan perawat pada anak yang dibantu oleh orangtua selama orangtua tidak

selalu ada mendampingi anak dihospitalisasi.

2.2 Meningkatkan kontrol diri

Rasa kehilangan kontrol diri dapat berasal dari perpisahan dengan orangtua,

tekanan jiwa, perubahan dalam kegiatan sehari-hari, tidak ada rasa kebebasan,

pikiran-pikiran yang menakutkan, ataupun tidak ada mobilisasi selama dalam

perawatan (Wong, 2003). Walaupun hal-hal tersebut tidak bisa dihindari, tapi

setidaknya dapat dikurangi selama anak dalam perawatan. Wong (2003)

menyebutkan kehilangan kontrol juga disebabkan oleh perasaan tertekan atas adanya

kekuasaan yang mengatur mereka selama masa hospitalisasi sehingga tidak adanya

44
Universitas Sumatera Utara
kebebasan dalam hal seperti, memakai baju kesukaan, memilih makanan kesukaan,

kumpul dengan teman-teman, dan melanjutkan sekolah.

Adapun hal-hal yang dapat meningkatkan kontrol diri dapat dilihat dari

dimensi kuesioner yang diberikan kepada responden, Data menunjukkan 79

responden (92%) puas terhadap perawat memberi pujian pada anak ketika mau

bekerjasama dalam melakukan tindakan perawatan, perawat berusaha melakukan

pendekatan pada anak, mengijinkan bermain dengan barang kesukaannya, perawat

selalu berusaha mendengar setiap keluhan, perawat selalu menenangkan orangtua

ketika cemas akan penyakit anak, pelayanan yang diberikan perawat membuat

orangtua merasa tenang dan nyaman, perawat merespon keluhan yang diajukan anak,

perawat memberi ijin pada anak untuk memilih makanan yang disukai atau membawa

dari rumah, perawat memberi ijin pada orangtua untuk membawa anaknya berjalan

diseputar rumah sakit ketika anak meraa bosan. Berkurangnya tingkat kontrol diri

akan mempengaruhi persepsi dan kemampuan koping anak, ini dapat terjadi apabila

perawat tidak mendengar atau merespon setiap keluhan yang disampaikan oleh anak,

karena setiap kebutuhan anak akan berbeda pada setiap tingkat usia sehingga

membutuhkan perhatian dari perawat dan juga orangtua dalam mengontrol tekanan

fisik dan mental.

2.3 Mencegah atau meminimalkan cedera tubuh

Selama anak dalam masa hospitalisasi, anak akan merasa cemas dan takut

pada hal-hal yang membuat tubuh mereka terluka, terpotong, perubahan gambaran

diri, kecacatan, dan meninggal, secara umum cara untuk mengurangi rasa sakit adalah

45
Universitas Sumatera Utara
dengan mengurangi rasa takut. Rasa takut anak tersebut dapat disebabkan oleh

adanya beberapa faktor, misalnya alat rongent, penggunaan dari alat-alat kedokteran

yang tentunya asing dan belum pernah terlihat, ruangan yang tidak mendukung, dan

pembedahan (wong, 2003).

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat 74 responden

(86%) puas terhadap mencegah atau meminimalkan cedera tubuh pada anak, ini dapat

dilihat dari dimensi pernyataan seperti, persetujuan tindakan perawatan telah

mendapat persetujuan dari orangtua, prosedur tindakan perawatan telah dijelaskan

pada orangtua, perawat mempunyai sikap terampil dalam melakukan tindakan

perawatan, perawat mengatakan pada anak apakah prosedur tindakan perawatan

membuat anak kesakitan, perawat bekerja dengan hati-hati dan teliti, perawat

mengatakan pada anak apakah tindakan yang diberikan tela membuat anak merasa

nyaman, perawat memasang alat pengaman infus agar tidak terjadi pemasangan

ulang, perawat memasang pagar tempat tidur agar anak tidak terjatuh, perawat

menyarankan orangtua agar menjauhkan benda-benda tajam agar tidak menimbulkan

cedera, dan perawat membantu anak ketika akan ke kamar mandi karena orangtua

khawatir anak akan cedera.

46
Universitas Sumatera Utara
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan mengenai kepuasan orangtua terhadap tindakan

atraumatic care selama anak mengalami hospitalisasi di RSUP H.Adam Malik

Medan, menghasilkan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Hasil penelitian dari jawaban yang diperoleh melalui kuesioner menunjukkan

bahwa orangtua sebagai responden mengaku mendapat kepuasan dari pelayanan

perawat terhadap atraumatic care, seperti dimaksud dalam variabel mencegah atau

meminimalkan perpisahan anak dengan orangtua, meningkatkan kontrol diri,

mencegah atau meminimalkan cedera tubuh, dan dituangkan dalam bentuk

pernyataan, seperti perawat segera menangani anak ketika tiba di rumah sakit,

orangtua ikut dilibatkan dalam perawatan anak, perawat membantu anak beradaptasi

dengan lingkungan rumah sakit, perawat memberitahukan hal-hal peraturan rumah

sakit, perawat mengijinkan anak untuk membawa barang kesukaannya, orangtua

diijinkan tinggal dalam satu ruangan, perawat mengontrol anak selama dalam

perawatan, ijinkan anak bermain dengan teman sebayanya, perawat mendampingi

anak ketika diminta, tidak memadamkan lampu ruang perawatan, memberi pujian

pada anak, perawat berusaha melakukan pendekatan pada anak, mengijinkan anak

bermain dengan barang kesayangannya, berusaha mendengar setiap keluhan anak,

menenangkan orangtua ketika khawatir tentang penyakit anaknya, perawat memberi

47
Universitas Sumatera Utara
rasa nyaman pada orangtua, merespon keluhan, memberi ijin membawa makanan dari

rumah, adanya kerjasama perawat dan anak ketika melakukan tindakan, memberi ijin

anak bermain di luar ruangan keetika anak merasa bosan, ketika melakukan tindakan

perawat meminta ijin pada orangtua dan menjelaskannya, perawat terampil, selalu

menanyakan anak ketika tindakan terasa menyakitkan, perawat selalu hati-hati ketika

melakukan tindakan, dan memasang alat pengaman pada setiap melakukan tindakan

perawatan misal pemasangan infus.

Orangtua mendapat kepuasan terhadap atraumatic care, pada dimensi

mencegah atau meminimalkan perpisahan anak dengan orangtua adalah 77 responden

(89%), pada dimensi meningkatkan kontrol diri 79 (92%) responden menyatakan

puas, dan pada dimensi mencegah atau meminimalkan cedera tubuh, ada 74

responden (86%) responden merasa puas. Dari keseluruhan responden terhadap 3

variabel yang dijawab dan mendapat kepuasan orangtua terhadap atraumatic care

selama anak mengalami hospitalisasi adalah ada 77 responden (89%), dan sebanyak 9

responden (11%) merasa tidak mendapat kepuasan.

2. Saran

2.1. Bagi praktek keperawatan

Penelitian ini menyangkut atraumatic care sehingga peneliti sebagai perawat

dapat memanfaatkan pengetahuan yang didapat dengan mengaplikasikannya di

lingkungan pekerjaan sehingga tidak anak sebagai pasien tidak merasa cemas, takut,

merasa berbeda dengan yang lainnya, disamping ilmu yang didapat dari penelitian

juga perawat dapat menambah pengetahuannya dengan mengikuti pelatihan-pelatihan

48
Universitas Sumatera Utara
cara pemasangan infus, pemasangan verban pada pasien trauma, pelatihan

kepribadian, dimana kepribadian perawat menentukan dalam hal penerimaan pasien

sebagai manusia seperti dirinya, bagaimana kita berbicara pada anak sebagai pasien

karena anak adalah makhluk unik yang tentu saja berbeda dengan orang dewasa, juga

dengan tidak mengenyampingkan konsep-konsep pelayanan perawatan anak

khususnya atraumatic care. Dengan penelitian ini diharapkan perawat dapat

mengaplikasikannya dalam lahan praktek.

2.2. Bagi peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk melakukan penelitian lebih

mendalam lagi terhadap atraumatic care di tempat yang berbeda atau di rumah sakit

kabupaten ataupun bukan daerah perkotaan untuk melihat perbedaan terhadap

pelayanan atraumatic care yang diberikan perawat.

3.3. Bagi peneliti sendiri

Dalam pengembangan penelitian selanjutnya diharapkan dan disarankan pada

pernyataan kuesioner dibuat pernyataan negatif dan responden diperbanyak untuk

melihat perbedaan kepuasan orangtua terhadap atraumatic care selama anak

mengalami hospitalisasi, dan melakukan penelitian lebih teliti dan lebih baik lagi

untuk masa berikutnya.

49
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai