Pasir Besi Di Indonesia Geologi Eksplorasi Dan Pemanfaatannya
Pasir Besi Di Indonesia Geologi Eksplorasi Dan Pemanfaatannya
TIM PENYUSUN
Penasihat
Kepala Badan Geologi
Pengarah
Kepala Pusat Sumber Daya Geologi
Penanggungjawab
Prima Muharam Hilman
Editor
Sabtanto Joko Suprapto
Dwi Nugroho Sunuhadi
Redaktur
Rina Wahyuningsih
Denni Widhiyatna
Desain Grafis
Candra
Rizki Novri Wibowo
Sekretariat
Ella Dewi Laraswati
Penny Oktaviani
Diterbitkan oleh:
Penyusun
Hal
KATA PENGANTAR Iii
DAFTAR ISI Iv
Bab 1 Pendahuluan 1
Bab 2 Geologi 2
1. PENDAHULUAN
2.1 Genesa
Pasir Besi adalah partikel yang mengandung besi (magnetit),
terdapat di sepanjang pantai, terbentuk karena proses penghancuran
batuan asal oleh cuaca, dan air permukaan, yang kemudian tertransportasi
dan diendapkan di sepanjang pantai. Gelombang laut dengan energi
tertentu memilah dan mengakumulasi endapan tersebut menjadi pasir besi
yang memiliki nilai ekonomis.
Mineral ringan dan mineral berat yang mengandung besi diendapkan
dalam bentuk gumuk – gumuk pasir sepanjang dataran pantai, antara lain
di sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-
pantai Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan pantai utara Papua.
Endapan ini mengandung mineral utama, seperti magnetit
(Fe3O4/FeO.Fe2O3) hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3/FeO.TiO2) serta
mineral ikutan pirhotit (FenSn), pirit (FeS2), markasit (FeS2), kalkopirit
(CuFeS2), kromit (FeO,Cr2O3), almandit [Fe3Al2(SiO4)3], andradit
[Ca3Fe2(SiO4)3], SiO2 bebas, serta unsur jejak (trace element) lainnya,
antara lain : Mn, Mg, Zn, Na, K, Ni, Cu, Pb, As, Sb, W, Sn, V, (Wilfred W.,
1939).
Pembentukan endapan pasir besi ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain batuan asal, proses perombakan, media transportasi, proses
serta tempat pengendapannya. Sumber mineral endapan pasir besi pantai
sebagian besar berasal dari batuan gunungapi bersifat andesit–basal.
Proses perombakan terjadi akibat dari pelapukan batuan karena proses
alam akibat panas dan hujan yang membuat butiran mineral terlepas dari
batuan.
Media transportasi endapan pasir besi pantai antara lain: aliran
sungai, gelombang, dan arus laut. Proses transportasi membawa material
lapukan dari batuan asal, menyebabkan mineral-mineral terangkut hingga
ke muara, kemudian gelombang dan arus laut mencuci dan memisahkan
mineral-mineral tersebut berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan kembali oleh
gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat hempasan tersebut
sebagian besar mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan
terendapkan di pantai, sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan
akan kembali terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadi
Gambar 3.1 Peta sebaran Magnetit Degree (MD) Komposit Daerah Kotakarang, Lampung
Gambar 3.3 Penampang endapan pasir besi tegak lurus pantai Blok Kotakarang
3.2.4 Pemboran
Pemboran ini dimaksudkan untuk mengambil conto-conto pasir
besi pantai baik yang ada diatas permukaan laut maupun yang berada
dibawahnya.
Pekerjaan pemboran pasir besi dilakukan dengan menggunakan
bor dangkal baik yang bersifat manual (Doormer) maupun bersifat semi
mekanis (Gambar 3.4).
20 cm
Gambar 3.5 Pola Pemboran dan Nomor Urut Titik Bor Tahap Eksplorasi Rinci
Gambar 3.7 Sketsa Alat Reduksi Penyontoan dengan Metoda “Increment” (Standar J.I.S.)
V= π x r2 x t
V= Volume conto
π = Konstanta (3,14)
r = jari-jari bagian dalam casing;
t = ketinggian conto dalam casing.
Penentuan berat dengan cara menimbang setiap interval conto
mm -2 + -
+2 1 - 1 + 1/2 -1/2 + 1/4 1/4 + 1/8 1/8
Fraksi -10
+10 -18 + 35 35 + 72 72 + 150
mesh + 18
% Fraksi 0,25 0,35 0,5 13,5 79,5 5,90
Komposisi Mineral
Fe3 O4
Fe2 Ti
O3
Fe2O3
Ca, Mg, Fe, SiO2
Gambar 3.15 Conto Hasil Analisis Ayak
Analisis conto pasir besi dapat dilakukan dengan metode fisika dan
kimia yang secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Analisis Fisika (Derajat Kemagnetan, Densitas, Analisis Ayak dan
Mineral Butir)
2. Analisis kimia meliputi parameter Fe total, FeO,Fe2O3Al2O3, CaO,
MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2, Cr2O3, S total, P total, H2O,
–
HD/LOI atau partial Fe total, Fe2O3 , FeO, TiO2, H2O .
Gambar 4.1 Bagan alir preparasi dan analisis fisika dan kimia terpadu
Gambar 4.4 Baganalir analisis pasir besi metoda konvensional dan instrument
(Spestrofotometer & SSA)
Cara Analisis
*)
Larutan induk conto, larutan standar, blanko dipipet kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditambahkan asam sulfat. Larutan
tersebut dipanaskan hingga (±80oC), sampai keluar uap putih,
didinginkan, kemudian ditambahkan aquades. Larutan dituangkan ke
dalam labu ukur kemudian ditambah asam fosfat dan hidrogen
peroksida pekat, sehingga terbentuk larutan berwarna kuning (gambar
4.7). Larutan berwarna kuning yang terbentuk di bandingkan dengan
standar dan diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
(λ) 400 nm. Hasilnya berupa nilai konsentrasi TiO2 dalam persen (%).
4.2.3.6 Analisis Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 secara AAS
(Atomic Absorption Spectrophotometry)/ASTM E 507-1998, ASTM E
508-98; ASTM E 314-95
a. Prinsip :
Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, MnO, Cr2O3 dari larutan conto induk
merupakan bentuk ion–ion (Al3+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+, Mn2+, Cr3+). ion
tersebut masuk melalui atomizer, terjadi pengabutan dalam nebulizer
dan diberi energi, terjadi atom-atom bebas (Alo, Cao, Mgo, Nao, Ko, Mno,
Cro). Atom tersebut menyerap sinar resonansi energi cahaya dengan
panjang gelombang tertentu dari lampu “hallow cathoda”. Intensitas
cahaya diinterpretasikan dengan detektor, jumlah cahaya yang diserap
akan sebanding dengan konsentrasinya
b. Cara Analisis
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam botol
timbang. Setelah itu, botol timbang yang berisi conto dimasukkan ke
dalam oven dan dipanaskan pada suhu 100 – 110ºC selama 2 jam
-
(Gambra 4.9). Hasilnya berupa nilai konsentrasi H2O dalam persen (%).
b. Cara Analisis
Conto pasir besi ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan
porselen, kemudian cawan porselen yang berisi conto dimasukkan ke
dalam furnace. Setelah itu furnace dipanaskan bertahap pada suhu
b. Cara perhitungan
Fe2O3 dihitung dari faktor kimia Berat Molekul Fe2O3 dibagi Berat
Atom 2Fe dikurangi selisih % Fe total yang diperoleh dari hasil analisis
kimia dikurangi Fe yang dihitung dari FeO (Berat Atom Fe dibagi Berat
Molekul FeO dikalikan FeO yang diperoleh dari hasil analisis kimia),
kemudian dikurangi lagi dengan Fe2O3 yang dihitung dari Fe3O4 (Berat
Molekul Fe2O3 dibagi Berat Molekul Fe3O4 dikali persen Fe3O4 atau
Fe2O3 terpakai pada Fe3O4)
4.2.3.12 Analisis Fe2O3Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2,
Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF ( K-III-20-IKNL)
4.2.3.12.1 Preparasi Conto untuk metoda X-RF
a. Prinsip
Conto dan conto standar/SRM (Standar Reference Material) /In-
House Standar PSDG dicampur microwax powder, dipress dalam Press
machine HERZOG hingga menghasilkan pelet dengan tekstur
permukaan yang rata, halus dan kompak (Gambar 4.11).
4.2.3.13 Analisis Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2,
MnO2, Cr2O3, P2O5 dengan metoda X-RF
a. Prinsip
Pasir besi ditembak dengan radiasi eksterna unsur tersebut
sehingga tereksitasi, selang waktu tertentu (orde mikrodetik), akan
kembali ke keadaan dasarnya (de-eksitasi) dengan memancarkan
radiasi sinar X- karakteristik, jumlah sinar radiasi yang dipancarkan
sebanding dengan jumlah unsur didalam conto pasir besi.
Pantulan Sinar X- karakteristik memiliki luas area/ λ (panjang
gelombang) tertentu sehingga jumlah atau intensitas radiasi kadar
masing- masing unsur dapat ditentukan.
b. Cara Analisis
Conto press powder pasir besi di masukkan ke dalam holder,
kemudian tekan start untuk memulai analisis, akurasi dan presisi dari
standar SRM, In-House Standar Pasir besi PSDG dicek. Apabila
memenuhi persyaratan bisa langsung dilakukan analisis conto. Evaluasi
hasil analisis dan lakukan analisis ulang bila perlu. Hasilnya berupa nilai
konsentrasi Fe2O3, Al2O3, CaO, MgO, Na2O, K2O, SiO2, TiO2, MnO2,
Cr2O3, P2O5 dalam persen (%)
Monitor dibantu dengan alat mekanis seperti back hoe atau bulldoser
terutama untuk mengupas lapisan penutup. Hasil semprotan berupa
lumpur mengandung pasir besi dan pengotor dengan menggunakan
pompa hisap dialirkan ke instalasi pengolahan. Untuk meningkatkan
kapasitas produksi penambangan dapat dengan menggunakan lebih
dari satu monitor, yaitu penggunaan beberapa monitor pada beberapa
permukaan kerja (front penambangan) atau penggunaan beberapa
monitor pada satu permukaan kerja (Gambar 5.3).
Gambar 5.3 Penggunaan beberapa pompa monitor pada satu front penambangan
(sumber://www.museumca.org/goldrush/fever19-hy.html)
Gambar 5.6 Cutter suction dredge pada penambangan pasir besi di pantai Cianjur
Gambar 6.5 Pengaruh Ukuran Pasir Besi Terhadap Kadar Fe Dalam Konsentrat
(http://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pengolahan-pasir-besi/)
Dari gambar diketahui, jika pasir besi yang diolah memiliki ukuran
100 - 500 mikron, maka kandungan Fe dalam konsentrat tidak akan pernah
8.1 Kegunaan
Pasir besi adalah salah satu hasil dari Sumber Daya Alam yang ada
di Indonesia dan merupakan salah satu bahan baku dasar dalam industri
besi baja. Selain sebagai bahan baku industri baja, pasir besi juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen dalam pembuatan beton.
Pasir besi yang mempunyai kandungan Fe2O3, SiO2, MgO dan ukuran
beton 80-100 mesh berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti semen
dalam produksi beton berkinerja tinggi.
Pemanfaatan produksi pasir besi lebih diarahkan untuk pasaran
dalam negeri, terutama untuk industri semen. Dengan berkembangnya
industri semen di dalam negeri, permintaan pasar domestik akan pasir besi
meningkat kembali. Hasil penelitian menunjukkan manfaat dan kegunaan
pasir besi adalah:
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan
kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 42,65 MPa dan
dapat meningkatkan kuat tekan sebesar 28,41% dibandingkan beton
normal.
Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari berat pasir total memberikan
kuat tekan maksimum diantara kadar pasir besi yaitu 3,07 MPa dan
meningkatkan kuat tarik belah sebesar 4,84% dibandingkan beton
normal.
Pada pasir besi ini meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah
hingga 80%, hal ini dimungkinkan karena selain sifat filler juga sifat
kimiawi pasir besi yang mengandung SiO2 sehingga membantu
kinerja semen sebagai bahan pengikat.
Gambar 8.1 Material yang dibutuhkan untuk produksi 1 ton baja (Masduki, 2002)
8.2 Peluang
Indonesia memiliki cadangan bijih besi yang dihasilkan dari tipe
endapan pasir besi yang memiliki prospek untuk dimantaatkan pada
pengembangan industri baja nasional (Tabel 8.2). Indonesia sebagai
negara yang memiliki sumber daya mineral yang sangat besar serta posisi
yang strategis di kawasan Asia Pasifik mempunyai peluang untuk
mengembangkan potensi mineralnya apabila ditunjang dengan strategi
yang sesuai serta iklim berusaha yang mendukung.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pendapatan
yang meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi akan menjadi
pasar yang potensial bagi produk yang berbasis sumber daya mineral.
Restrukturisasi industri di negara-negara maju juga akan membuka
peluang sebagai pasar bijih besi Indonesia. Dengan sumber daya alam
mineral logam besi yang kaya (Tabel 8.3), Indonesia memiliki peluang yang
besar sebagai tempat relokasi industri dari negara maju, termasuk industri
pengolahan hasil tambang.
8.3 Kendala
Masih terdapatnya kasus tumpang-tindih lintas sektor dan
terhambatnya proses ijin pinjam pakai menjadi salah satu kendala dalam
pengembangan pertambangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan
sinkronisasi lebih lanjut untuk legislasi lintas sektor (pertambangan,
kehutanan, lingkungan dan tata ruang) perlu segera diselesaikan. Belum
optimalnya pelaksanaan kegiatan pertambangan yang baik dan benar juga
menjadi kendala yang diantaranya menyebabkan munculnya PETI
(perusahaan yang tidak mematuhi ketentuan pertambangan yang baik dan
benar). Hal ini juga disertai dengan kurang berkembangnya sistem
informasi geologi dan sumber daya mineral yang terpadu dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang mutakhir (adanya keterbatasan
dalam kemampuan penguasaan teknologi). Bagaimana meningkatkan
sumber daya manusia yang profesional baik dalam jumlah maupun
kualitasnya untuk mempelajari teknologi ini sangat diperlukan.
Dengan rencana pengembangan fasilitas pengolahan dan
pemurnian mineral di Indonesia yang pada saat ini jumlahnya masih
terbatas, akan memerlukan infrastruktur pendukung seperti jalan,
pelabuhan dan yang paling penting dukungan sumber energi. Sehingga
penyediaan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi tersebut
harus segera terlaksana. Hal ini juga akan berdampak pada bagaimana
meningkatkan keterkaitan antara usaha pertambangan dengan industri
pengolahan dan sektor-sektor lainnya. Hal yang harus diingat juga bahwa
berbagai kegiatan usaha pertambangan tersebut mulai dari eksplorasi,
8.4 Regulasi
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan landasan
konstitusional pengelolaan sumber daya mineral dan batubara yang pada
hakikatnya mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam termasuk
batubara, merupakan sumber daya alam tak terbarukan yang mempunyai
peranan penting dalam memenuhi hajat hidup orang banyak. Oleh karena
itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Undang-Undang No.4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara, mempengaruhi sistem perizinan, kebijakan DMO dan
kebutuhan nilai tambah pada produk pertambangan. Undang-Undang No.4
tahun 2009 (pasal 108 dan 109) ini pun merupakan perwujudan kebijakan
sosial yang ada di sektor pertambangan (comdev). Pada pasal tersebut
dinyatakan pemegang Izin Usaha Pertambangan dan Izin Usaha
Pertambangan Khusus wajib menyusun program pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat. Hal ini diperkuat dengan peraturan pemerintah
No. 23 tahun 2010 (pasal 106 – 109) tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara. Ada tiga alasan penting bagi
perusahaan melakukan comdev, antara lain untuk mendapatkan izin lokal
beroperasinya perusahaan, menciptakan sustainable future (masa depan
yang berkelanjutan), dan sebagai sarana bagi perusahaan untuk
22. Percobaan Pelindian Titanium Dioksida (TiO2) Dari Konsentrat Pasir 1990
Besi Daerah Yogyakarta Dengan Asam Sulfat
23. Reduksi Langsung Pasir Besi Dari Kulonprogo Yogyakarta Dengan 1991
Batubara Dan CO2
24. Penyelidikan Pendahuluan Bahan Galian Pasir Besi Di Kabupaten 1995
Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur
25. Inventarisasi Endapan Pasir Besi Di Provinsi Sulawesi Utara 2006
32. Laporan Prospeksi Pasir Besi DI Kabupaten Lampung Barat Provinsi 2011
Lampung
10 Adipala Adipala Cilacap Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - - - 780.000 405.600 Ketebalan rata-rata 3 s/d 8 meter, Laporan Tahunan 2004,
Kadar Fe 52% , Jumlah fraksi magnetik PT. ANTAM, tbk
780.000 ton.
11 Pantai selatan Kutoarjo Kutoarjo Purworejo Jawa Tengah Operasi Produksi - - - - - - 1.700.000 812.600 250.000 118.575 Konsentrat, kadar Fe = 47,4% , Summary 2005, PT. Antam,
tbk, s/d 31 Desember 2005
12 Pantai Keling - Bangsri Keling - Bangsri Jepara Jawa Tengah Eksplorasi Rinci - - - - 9.714.000 6.488.952 - - - - Berupa magnetit & hematit, Kadar Laporan PT. Pasir Rantai
Fe2O3 rata-rata 66,8% Emas, 2012
13 S. Progo - S. Wates, Panjatan Kulon Progo D.I. Jogjakarta Studi Kelayakan - - Kadar Fe 12,8 - 13,7 % F(COG5% ) Studi Kelayakan PT Jogja
193.100.000 26.454.700 37.701.330 4.825.770 139.606.193 18.986.442 29.472.419 4.008.249
Bogowonto Mangasa Iron, 2011
14 S. Progo - S. Opak Srandakan, Sanden Bantul D.I. Jogjakarta Eksplorasi Umum 2.011.033 1.186.509 Konsentrat pasir besi endapan pantai, DSM, 1996
kadar Fe 59%
15 Ds.Popoh dan Perigi, Campur Darat, Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi Umum - - 1.100 462 - - - - - - Terdpt pd gumuk sepanjang pantai
Pantai Sel.Tulungagung Tanggung Gunung Popoh dengan kadar Fe 42%
16 Porong Porong Sidoarjo Jawa Timur Survei Tinjau 46.153.500 1.638.449 - - - - - - - - Dari Lumpur Lapindo, Kadar Fe 3,55 KPP Konservasi, 2007
%
17 Pantai Pasirian sampai Pesisiran, Tempeh, Lumajang, Jember Jawa Timur Eksplorasi Rinci - - - - - - 700.000 347.900 - - Konsentrat, kadar Fe 49,7 % , Summary 2005, PT. Antam,
Puger Kunir, Yosowilangun, tbk, s/d 31 Desember 2005
Kencong, Gumukmas,
Puger
18 Rejosari Kalidawir Tulungagung Jawa Timur Eksplorasi 253.753 Laporan CV. Sumber Mas,
2012
19 Cidadap Karangnunggal Tasikmalaya Jawa Barat 4.570.000 2.376.400 Kadar Fe total 35% s.d.60% Laporan PT Mina Bandar
Galunggung, 2011
Ju mlah 46.153.500 1.638.449 218.808.014 39.623.783 55.038.235 15.546.826 143.308.193 20.880.229 30.502.419 4.532.424
4 Pantai Tolokala Kilo Dompu Nusa Tenggara Barat Survei Tinjau 2.745 137 - - - - Fe 1 - 10% Kanwil DPE NTB, 1994
5 Pantai Sowa, Pantai Donggo Bima Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 2.025 1.355 - - - - Endapan panta lapisan tipis Mutu
Tololai, Pantai Wisata belum diketahui, Kadar Fe 64%
6 Pantai Saniang Darat Wera Bima Nusa Tenggara Barat Survai Tinjau 13.828 1.381 - - - - Endapan rombakan pantai lapisan
tipis, Kadar Fe Oksida 71%
7 Pantai Selatan Ende- Nangapanda, Ende Ende Nusa Tenggara Timur Eksplorasi Umum - - - - 568.824 85.324 Endapan Pantaidan dengan kadar DSM, Eksplorasi Logam Besi
Phondo rata-rata 15 % Fe mineral ikutan di Pesisir Selatan kab. Ende.
Titan NTT
8 Wendewa Utara Laratama Sumba Barat Nusa Tenggara Timur Eksplorasi - - 50.000 30.500 - - Fe2O3 58 - 64 % DIM 2004
9 Patawang Rindi Umalulu Sumba Timur Nusa Tenggara Timur Eksplorasi - - 50.000 25.500 - - Fe2O3 51 % DIM 2004
10 Nangarawa Kota Komba Manggarai Timur Nusa Tenggara Timur Ekspolrasi Umum 134.520 71.390 Kadar Fe Total 53,07% PSDG, Laporan Eksplorasi
Pasir Besi Kabupaten
Manggarai, 2006
Ju mlah 20.134 3.076 100.000 56.000 703.344 156.713
2 Ake Aru - Ake Galela Utara Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi Umum - - 519.899 285.944 - - Kandungan Fetotal berkisar Laporan Eksplorasi Pasir Besi
Pasowani antara 51,98% - 62,73% , di daerah Kecamatan Galela
untuk kandungan TiO2 Utara, Kab. Halmahera Timur,
Prop. Maluku Utara (Pusat
maksimal 9,26% .
Sumber Daya Geologi)
3 Jangailulu Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 550.000.000 291.170.000 Kadar Fe total 52,94% Laporan PT. Karunia Mitra
Abadi, 2012
4 Loloda Utara Loloda Halmahera Utara Maluku Utara Eksplorasi 30.517.221 15.868.955 Kadar Fe total 51% s.d. 55% Laporan PT Amo Ngajama,
2010
Ju mlah 30.517.221 15.868.955 765.899 421.244 550.000.000 291.170.000
Jumlah Sumber Daya Pulau Sulawesi dan Maluku sebesar 1,073,754,174 ton
Pasir Besi
Tahun
(ton)
1996 425.101
1997 516.403
1998 509.978
1999 502.198
2000 420.418
2001 440.648
2002 190.946
2003 245.911
2004 79.635
2005 87.940
2006 84.954
2007 84.371
2008 4.455.259
2009 4.561.059
2010 8.975.507
r
2011 ) 11.814.544
2012 *) 11.545.752
2013 **) 19.000.000
Keterangan:
Sumber: Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak dan
Gas Bumi
*) Angka Sementara
**) Sumber : Direktur Jenderal Mineral dan Batubara –
KESDM
r
) Revisi
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=10¬ab=3
Gambar 10.12 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat
Gambar 10.17 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Tengah
Gambar 10.19 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Jawa Timur
DESA WIDARAPAYUNG
DJEMAKIR HADI JAWA OPERASI KW.10AP
55 CILACAP WETAN, KEC. BINANGUN, 545/996/25/2010 IUP 0,94
SUMARNO TENGAH PRODUKSI L012-CP
KAB. CILACAP
DESA WELAHAN WETAN,
SERANDIL JAWA OPERASI KW.09OK
56 CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/1900/25/2009 IUP 30
MAKMUR TENGAH PRODUKSI P.080-CP
CILACAP
DESA PEDANGSONG DAN
TUNAS SEJATI JAWA EKSPLORA KW.10.NP
57 CILACAP GLEMPANGPASIR, KEC. 545/3205/25/2010 IUP 50
MANDIRI TENGAH SI L023-CP
ADIPALA, KAB. CILACAP
JAWA DESA PAGUBUGAN OPERASI KW11MEL
58 JATI KUSUMA CILACAP 545/960/19/2011 IUP 68
TENGAH KULON, KEC.BINANGUN PRODUKSI 621CP
DESA SIDAURIP,
JAWA PAGUBUGAN KULON,KE. OPERASI KW.11.ME
59 BHINEKA BUMI CILACAP 545/0727/19/2011 IUP 54
TENGAH BINANGUN, KAB. PRODUKSI L.6-21-CP
CILACAP
SUNGAI TIPAR, DESA
JAWA OPERASI KW10APL
60 SUKAINAH CILACAP KARANGBENDA , KEC. 545/966/25/2010 IUP 0,95
TENGAH PRODUKSI 004CP
ADIPALA, KAB.CILACAP
DS. BANDUNGHARJO, DS.
540/001/IUP-
ALAM MINERAL JAWA BANYUMANIS, DS. EKSPLORA
61 JEPARA EKSPLR/BPPT/IV IUP 200
LESTARI TENGAH UJUNGWATU, KEC. SI
/2010
DONOROJO
DESA SLARANG, KEC.
JAWA OPERASI
62 MAJU SETIA CILACAP KESUGIHAN, KAB. 545/2013/19/2011 IUP 12
TENGAH PRODUKSI
CILACAP
AGUS BAYU JAWA DESA WIDARAPAYUNG OPERASI 10APL008
63 CILACAP 545/998/25/2010 IUP 0,95
SETIYAWAN TENGAH WETAN, KEC BINANGUN PRODUKSI -CP
JAWA DESA WELAHAN, KEC. OPERASI KW.11.JN
64 BHINEKA BUMI CILACAP 545/1032/19/2011 IUP 47,6
TENGAH ADIPALA, KAB. CILACAP PRODUKSI L.539-CP
DESA WELAHAN WETAN,
JAWA OPERASI KW..08JA
65 BHINEKA BUMI CILACAP KEC. ADIPALA, KAB. 545/537/25/2010 IUP 100
TENGAH PRODUKSI P054-CP
CILACAP
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/84/427.73/IP OPERASI
110 NIRWANA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/95/427.73/IP OPERASI
111 SEJAHTERA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/91/427.73/IP OPERASI
112 RAHARJA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
JAWA TULUNGAGU DESA NGREJO, KEC. 188.45/53/031/20 OPERASI
113 AL HIKMAH IUP 1
TIMUR NG TANGGUNGGUNUNG 10 PRODUKSI
BAHARI JAYA JAWA BULUWALANG, KEC 503/002/IUP/409. OPERASI
114 BLITAR IUP 0,9
ABADI TIMUR BAKUNG, BLITAR 304/IV/2010 PRODUKSI
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/93/427.73/IP OPERASI
115 BUDI LUHUR LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
KARYA JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/97/427.73/IP OPERASI
116 LUMAJANG IPR 5
SANTOSA TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/90/427.73/IP OPERASI
117 JOYO MULYO LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
DUSUN KALIWELANG,
JAWA DESA GONDORUSO, KEC. 503/94/427.73/IP OPERASI
118 ARTA MULYA LUMAJANG IPR 5
TIMUR PASIRIAN, KAB. R/2011 PRODUKSI
LUMAJANG
NAMA KODE
N
PERUSAHAA PROVINSI KABUPATEN LOKASI SK IUP KEGIATAN JENIS IZIN LUAS WILAYA
O
N H
BERKAT
KALIMANTA KAYONG PULAU PELAPIS, KEC. PULAU MAYA 281 TAHUN EKSPLORA
1 PAWAN IUP 2000
N BARAT UTARA KARIMATA, KAB. KAYONG UTARA 2009 SI
REZEKI
Gambar 10.21 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Utara
Daerah Pulau Sangihe dan Pulau Karakelong
Gambar 10.23 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Sulawesi Selatan
Gambar 10.25 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Barat
Gambar 10.26 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 10.27 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Maluku Utara
Gambar 10.28 Peta Lokasi IUP Pasir Besi Provinsi Papua Barat
Absorbance (A) adalah nilai serapan atom atau molekul terhadap cahaya
tunggal (monokhromatis).
Aeromagnetic adalah survei sifat magnetik batuan dimana pengukurannya
dilakukan di udara. Dalam metoda ini umumnya dilakukan
dengan menggunakan pesawat udara.
Analisis Ayak (Analisis Besar Butir) adalah pemilahan zat padat
menurut ukurannya dng menggunakan pengayak
Analisis Mineral Butir (grain counting) adalah salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui kadar dari suatu sampel
(konsentrat mineral berat, sayatan poles, maupun sayatan tipis),
dengan membandingkan antara persen volume suatu mineral
tertentu terhadap mineral secara keseluruhan.
Anomali adalah penyimpangan dr keseragaman sifat fisik, sering menjadi
perhatian ekplorasi
Aquades adalah air hasil destilasi/penyulingan.
Back dunes adalah Sederetan gumuk pasir yang terletak di belakang front
dune.
Bailer adalah bagian dari bor tangan yang berfungsi untuk menangkap
conto pasir.
Ball Valve (Katup Bola) adalah katup berbentuk bola dalam bailer
berfungsi sebagai alat penutup agar conto pasir tidak tumpah.
Berat Ekivalen (BE) atau Berat Setara (BS) adalah berat atom atau berat
molekul dibagi jumlah penambahan atau pengurangan elektron
pada reaksi reduksi - oksidasi (redoks) atau berat atom atau
berat molekul dibagi valensi (muatan/bilangan ion atom) pada
reaksi bukan redoks.
Besi Gumbal (Iron pig) adalah produk menengah hasil peleburan bijih
besi yang di hasilkan oleh tanur tinggi.
Bichromatometri adalah metoda analisis volumetri dengan menggunakan
larutan peniter Kalium Bichromat (K2Cr2O7).
Bor Tangan (Hand Auger) adalah alat bor yang umumnya dipakai untuk
mengambil conto pasir sampai batuan dasar (yang umumnya
sampai kedalaman ± 10 m).
Bobot Isi (Specific Gavity) adalah rasio kepadatan zat untuk densitas dari
suatu substansi.
Cadangan Pasir Besi Terbukti (Proved Ore Reserves) adalah sumber
daya terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang,
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga
penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
Citra Satelit/ Landsat image adalah penggambaran bentuk rupa bumi
oleh satelit. Data yang disajikan dalam bentuk format band
interleaved by line (BIL) atau band interleaved by pixel (BIP).