Anda di halaman 1dari 1

VIZTA DANA ISWARA

1851012
TUGAS 1 – ANALISIS KASUS

Penyidik Satuan Reskrim Polres Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang segera merampungkan
berkas perkara kasus tindak pidana pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan Yustinus Tanaem alias
Tinus (41), terhadap dua remaja putri berinisial MB (18) dan Nani Welkis (19).

Menurut Kapolres Kupang, AKBP Aldinan Manurung, mengatakan “"Ada dua orang korban dengan usia
belasan tahun. Pelaku juga menggunakan cara yang sama memerkosa, membunuh dan meninggalkan
korban”. Aldinan menyebut, Tinus dikategorikan sebagai predator karena aksinya dilakukan berulang kali
dengan korban gadis remaja. Tinus juga lanjut Aldinan, menggunakan cara mengajak korban ke suatu
tempat, memaksa melakukan hubungan badan dan membunuh, karena korban menolak melakukan
hubungan badan.

Modus yang sama juga dilakukan tersangka terhadap para korban yakni berkomunikasi dengan para
korban melalui media sosial Facebook. Tersangka juga kata dia, berusaha mengaburkan dan
menguburkan tindak pidana yang dilakukan dengan membuat status dan komentar di Facebook.
"Namun kita bisa mengungkap tindak pidana yang menghebohkan sejak bulan Februari 2021 berkat kerja
keras aparat kepolisian dan kerjasama pihak masyarakat," ujar dia.

Dari hasil pemeriksaan kata Aldinan, diketahui kalau tersangka memiliki perilaku menyimpang
sehingga dengan mudah membunuh korban yang menolak melakukan hubungan badan. Pihaknya
menjerat Tinus dengan Pasal 338 subsider Pasal 340 subsider Pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman
mati. "Tersangka juga sejak awal sudah merencanakan membunuh korban yang menolak
berhubungan badan sehingga selalu membawa pisau kemana pun pergi," kata dia.

Pelaku diketahui berinisial YT alias T (41), pria asal Desa Camplong 2, Kecamatan Fatuleu, daerah
setempat. Korbannya adalah dua gadis muda berinisial YAW alias N (19) dan MB (18). N dibunuh di
dalam hutan di wilayah Batakte, Kecamatan Kupang Barat, pada Jumat (14/5/2021). Sedangkan MB
dibunuh di Kelurahan Oenesu, Kecamatan Kupang Barat, pada Kamis (25/2/2021). Pelaku yang berprofesi
sebagai sopir truk tersebut saat ini sudah diamankan aparat kepolisian untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut. Kasus pembunuhan berantai itu terungkap setelah warga dikejutkan dengan penemuan jenazah
korban YAW alias N pada Senin (17/5/2021).

Saat itu, seorang saksi bernama Amtiran (18), warga Kelurahan Batakte, Kecamatan Kupang Barat, sedang
melakukan pemetaan lokasi untuk perusahaan PT Dwimukti Graha Elektrindo bersama rekannya. Tak
lama kemudian saksi mengetahui ada sesosok mayat dalam kondisi sudah membusuk dan dipenuhi
belatung di hutan. "Penemuan mayat tanpa identitas itu tadi sore, sekitar pukul 14.15 WITA," ungkap
Pejabat Humas Polres Kupang Aiptu Randy Hidayat, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan
telepon, Senin (17/5/2021) malam. Setelah dilakukan pemeriksaan, jenazah korban diketahui berinisial N
yang merupakan warga Dusun Tuasene, Desa Noelmina, Kecamatan Takari.

Berdasarkan kepada keterangan yang terdapat pada kasus diatas, maka dapat di kategorikan bahwa perkara
tersebut termasuk kedalam mazhab bio sosiologis tepatnya pada Psikologi Kriminal. Karena, pada perkara
ini diketahui bahwa tersangka memiliki perilaku menyimpang sehingga dengan mudah membunuh
korban yang menolak melakukan hubungan badan. Dan psikologi criminal merupakan ilmu
pengetahuan yang memperlajari dan meneliti kejahatan dari sudut kejiwaannya. Apakah kejiwaannya
melahirkan kejahatan atau karena lingkungan atau sikap masarakat yang mempengaruhi kejiwaan,
sehingga menimbulkan kejahatan.
Namun, menurut saya, mazhab lingkungan phisik-alam juga terdapat pada perkara ini yang mana
kerjahatan seksual merupakan salah satu kejahatan yang di sebabkan oleh pengaruh lingkungan phisik
yang kemudian memperngaruhi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung untuk berbuat
kejahatan yang bersifat sekunder.
.

Anda mungkin juga menyukai