Anda di halaman 1dari 2

Bahwa gugatan Penggugat kesalahan batas-batas tanah yang di gugat yaitu :

 Sebelah utara : tanah milik Suhaeni,S.Pd


 Sebelah Timur : tanah milik/lokasi BLKI
 Sebelah Selatan : tanah milik H. Mustari
 Sebelah Barat : tanah milik Tabran
Batas-batas tanah yang sebenarnya sebagai berikut :
 Sebelah utara : tanah milik Suhaeni,S.Pd
 Sebelah Timur : lokasi BLKI
 Sebelah Selatan : tanah Pubadu, Tanah Kamil
 Sebelah Barat : Badaria (ahli Waris Al. Manna Wali)
Oleh karena terdakwa kesalahan batas tanah sengketa yang digugat dengan yang sebenarnya, maka gugatan
Penggugat cacad materil berdasar untuk dinyatakan tidak dapat di terima ;
Sejalan dengan kaidah hukum Yursiprudensi Mahkamah Agung R.I tanggal 9 JUli 1 973 Nomor. 81K/Sip/1971
berfatwa :
“obyek sengketa yang dikuasai oleh Tergugat ternyata tidak ada batas-batasnya yang tercantum dalam surat
gugatan atau tidak ada batas-batasnya, maka gugatan te rsebut dinyatakan tidak dapat di terima” ;

Bahwa sesuai surat keterangan keterangan warisan yang dibuat di Madalle tanggal 26 Februari 2018, ahli ari
Manna Wali ternyata 3 (tiga) orang yaitu :
1. Mastura (menggantikan posisi suaminya Tabran Bin Manna Wali,
2. Badaria Binti Manna Wali,
3. Tajuddin Bin Manna Wali
Sedang tanah yang dijual sesuai faktanya adalah tanah yang berasal dari almarhum Manna Wali, persil 7 DIII
Blok 002, kohir No. 95, maka seharusnya penjualan tanah tersebut harus mendapat persetujuan semua ahli waris
yaitu Sdr. Badaria binti Manna Wali dan Tajuddin Bin Manna Wali karenanya gugatan Penggugat adalah
kurang pihaknya, sejalan dengan Yurisprudensi MA Nomor 2438/K/Sip/1980 dan Yursprudensi No. 200
K/Pdt/19888 kaidah Hukumnya
“ gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak semua ahli waris turut sebagai pihak
(Tergugat) dalam perkara “ ;

Bahwa oleh karena sdr. Tabran sudah tiada, selaku Penjual tanah terperkara, maka untuk
mempertanggungjawabkan perbuatan hukumnya, seharusnya penggugat melibatkan semua anak/ahli warisnya
Al. Tabran yaitu :
1) Mastura (siteri Alm. Tabran)
2) Andriadi B Tabran ;
3) Rabi bt Tabran
4) Cinta bt Tabran
5) Tison bt Tabran
6) Bain b Tabran
7) Keki bt Tabran
Oleh karena semua ahli waris alm. Tabran yang terdiri dari seorang isteri dan 6 (enam) orang anak tidak di
ikutkan dalam perkara ini, karenanya gugatanpenggugat tidak sempurna pihaknya atau kekurangan pihak.
Gugatannya beralasaan untuk dinyatakan tidak dapat diterima ;

Bahwa sesuai fakta dan pembuktian surat pembayaran PBB tanah a quo setelah di ukur luasnya kurang lebih
6.165 M2, pada tahun 1981 sudah dibagian oleh Manna Wali kepada tiga orang anaknya yaitu kepada :
1. Kepada Tabran seluas kurang lebih 2055 M2
2. Kepada Badaria seluas kurang lebih 2055 M2
3. Kepada Tajuddin seluas kurang lebih 2055 M2
Bahwa pada tahun 1985 Tergugat (Tajuddin) merantau, meninggalkan kampung halamannya, sehingga
bagiannya Tajuddin dikuasai dan dkiakui oleh sdr Tabran terlihat seolah memperoleh Surat Pernyataan
Penguasaan Fisik Bidang tanah (sporadik) tanggal 18 Mei 2012 diketahui oleh Kepala Desa Mandalle, dan pada
akhirnya dia menjual kepada Penggugat sesuai AJB No, 113/PPAT/KMDL/XI/2012 tanggal 2 Nopember 2012
tanpa persetujuan Tergugat selaku Pemilik karena sudah dibagikan oleh orang tuannya (Manna Wali), karena
penjualan tanah terperkara beralasan hukum untuk dibatalkan sejalan dengan kaidah hukum Yurispridensi
Mahkamah AGung RI tanggal 13 Maret 1971 No. 589/K/Sip/1970 fatwanya sebagai berikut :
“ jual beli yang dilakukan oleh orang yang tidak berhak menjual mengakibatkan jual beli tersebut tidak sah
menurut hukum “ ;

Menimbang bahwa Tabran Bin Manna selaku pihak yang menjual tanah objek sengketa kepada Penggugat tidak
dijadikan pihak dalam perkara a quo yang seharusnya dijadikan sebagai pihak dalam perkara a quo tersebut,
sehingga Majelis Hakim berpendapat gugatan Penggugat mengandung cacat eror in persona yakni berupa
gugatan kurang pihak (plurium litis consortium) karena tidak melibatkan Tabran Bin Manna, atau kalaupun
telah meninggal dunia ditujukan kepada ahli warisnya sebagai pihak dalam perkara a quo tersebut , dan juga
terkait lokasi objek sengketa tidak secara jelas ditegaskan batas-batasnya ;

Menimbang , bahwa berdasarkan hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa oleh karena gugatan
Penggugat kurang pihak dan objek sengketa yang kurang jelas batas-batasnya , sehingga Majelis Hakim tidak
perlu lagi lebih lanjut mempertimbangkan pokok perkara, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat
di terima (niet ontvantkelijke verklaard) ;

Anda mungkin juga menyukai