Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA

TINDAKAN KEPERAWATAN EMERGENCY & KRITIS

DI RUANG HCU JANTUNG RSUD MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik (E – Learning) Emergency & Kritis

OLEH :

NANIK HANDAYANI

0701191017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2020

1. Diagnosa medis:
Multiple fraktur.

2. Diagnosa keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik. Domain 12. Kelas 1. Kenyamanan
fisik. Kode diagnosis 00132. NANDA 2018 – 2020.
DS:Pasien mengatakan nyeri pada bagian fraktur.
P: Fraktur
Q: tertusuk-tusuk
R: patah tulang terbuka humerus kanan dan patah tulang tertutup ankle kiri.
S: skala nyeri 7
T: terus menerus.
DO:
- TTV
TD: 86/46 mmHg.
- Pasien tampak kesakitan.
- Pasien tampak lemah.

3. Tindakan keperawatan Emergency & Kritis:


Terapi relaksasi nafas dalam.

4. Patofisiologi diagnosa keperawatan


Trauma

Perlukaan pada kulit

Terputusnya syaraf perifer

Memicu impuls nyeri

Nyeri akut.

5. Analisa Tindakan Keperawatan


Terapi relaksasi nafas dalam adalah suatu tindakan terapi non faramakologi
untuk membebaskan mental fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat
meningkatkan toleransi terhadap efek nyeri yang dirasakan. Tujuan dari terapi ini adalah
mengurangi intensitas nyeri. Terapi ini bisa dilakukan sehari 2 kali yaitu pada pagi hari
dan sore hari selama 7 hari berturut – turut. Adapun prosedur dari pelaksanaan terapi ini
adalah sebagai berikut:
Ciptakan lingkungan yang tenang.
Usahakan tetap rileks dan tenang.
Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru – paru dengan udara melalui hitungan
1,2,3.
Perlahan – lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstremitas atas
dan bawah rileks.
Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali.
Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan –
lahan.
Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks.
Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam.
Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri.
Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa kurang.
Ulangi sampai 15 kali dengan diselingi istirahat setiap 5 kali.
Bila nyeri hebat, seseorang dapat bernapas secara dangkal dan cepat.

6. Efek samping
Tidak ada efek samping dari pemberian terapi relaksasi nafas dalam.

7. Referensi:
Risnah, dkk. 2019. Terapi Non Farmakologi Dalam Diagnosis Nyeri Akut
Pada Fraktur: Sistematic Review. Journal Of Islamic Nursing Volume 4 Nomor 2,
Desember 2019.
Asta, Rizky. 2018. The Effectiveness Of Deep Breathing Relaxtation
Technique And Guided Imagery To Decrease Pain Intensity On Postoperative
Fraktucture Patiens In Bougenvile Ward Of Dr Soegiri Hospital Lamongan. Jurnal The
9th International Nursing Conference 2018 “Nurses At The Forefront In Transforming
Care, Science, And Research”.

Anda mungkin juga menyukai