Tugas Kelompok 4
Apakah HIV/AIDS
HIV/AIDS PADA ANAK DAN
REMAJA
Dosen Pengampu :
Ns. Mather, S.Kep, M.Sos
Disusun Oleh :
Dea Destin Rahma Dany
Fatiha Tsarwadifa Pangestu
Muhammad Rully A
Putri Olivia
Solihatun Nisa
Sarjana Terapan Keperawatan dan
Ners Politeknik Kesehatan Poltekkes
Pontianak
Bagaimana mengetahui Tanda dan
itu?
HIV (human immunodeficiency virus)
adalah virus yang merusak system
kekebalan tubuh, dengan menginfeksi
dan menghancurkan sel CD4. Semakin
banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah,
sehingga rentan diserang berbagai
penyakit.
AIDS (Acquired Immunodeficiency
Syndrome) adalah kondisi infeksi HIV pada
stadium akhir. Penderita akan mengalami
berbagai infeksi oportunistik akibat
penurunan daya tahan tubuh akibat HIV.
Gejala AIDS?
Awalnya tidak akan terlihat gejala. Lama
kelamaan dalam hitungan bulan hingga
tahun, kekebalan tubuh yang melemah
akan memunculkan gejala. Salah satunya :
Pada anak
Kandidiasis oral, batuk menetap, infeksi
berulang, serta infeksi kulit menyeluruh,
dll.
Pada Remaja
Penurunan berat badan >10%, diare
kronis, tuberkulosis, berkeringat malam,
pneumonia, limfadenopati generalisata,
dll.
Bila ada orang yang menunjukkan salah
satu gejala diatas, bukan berarti orang
tersebut telah terinfeksi HIV. Untuk
memastikannya, sebaiknya segera
hubungi layanan Kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pemeriksaan tes
darah.

Cara cegah penularan HIV
dari ibu kepada anak
Mencegah penularan HIV pada perempuan
usia subur.
Mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan pada perempuan pengidap
HIV.
Memberi dukungan, layanan, dan
perawatan berkelanjutan bagi pengidap
HIV.
Catatan :
Mencegah bayi agar tidak tertular HIV
tidak cukup hanya fokus kepada
perempuan hamil yang terinfeksi HIV.
Penularan HIV dari ibu ke bayi
kemungkinan berawal dari hubungan
seksual tak aman antara perempuan dengan
seorang laki-laki terinfeksi HIV.
Menjadi seorang remaja
Berarti akan mengalami perubahan-perubahan
seperti : perubahan fisik (perkembangan organ
reproduksi, menstruasi pada cewek, mimpi basah
pada cowok, tumbuh bulu halus di ketiak dan
sekitar alat kelamin, tumbuh jakun dan perubahan
psikis (lebih suka berdandan, tertarik dengan
lawan jenis, ego tinggi, semnagat dan pencarian
identitas diri) perubahan sosial (tuntutan dalam
masyarakat, keluarga, sekolah dan teman
sebayanya).
Kenapa hubungan seks terjadi?
Ternyata saat seseorang masuk remaja, ada
dorongan seksual yang juga ikut meningkat karena
dipengaruhi oleh hormon seksual, dorongan itu
berasal dari dalam diri dan biasanya butuh
penyaluran yang sering dilakukan penyaluran
secara seksualitas seperti masturbasi, pegangan
tangan, ciuman, necking, patting, dan bahkan
hubungan ini berdampak negatif. Nah.. agar
penyaluran itu tidak berdampak negatif, maka
dapat dialihkan dengan olahraga, aktif
berorganisasi, berkesenian dan lain-lain.
Kapan seseorang melakukan
hubungan sekseual?
Ketika keduanya sudah siap fisik,
psikologi, sosial dan ekonomi. Karena
disaat melakukan hubungan seksual,
sperma dan sel telur akan bertemu
kemudian membentuk janin, terus secara
usia, remaja secara fisik, psikologis sosial
dan ekonomi belum siap untuk bisa
melahirkan dan merawat anak.
Apa akibatnya kalua tidak
siap?
Sekali saja melakukan hubungan seksual,
maka remaja beresiko pada psikologis,
biologis, dan sosialnya dari aspek biologis,
beresiko mengalami kehamilan muda atau
yang bisa kita tahu dengan istilah
kehamilan yang tidak diinginkan dan
biasanya berujung pada aborsi, kanker
rahim dan bisa juga menimbulkan
kecacatan bayi. Dari aspek psikologis, bisa
menyebabkan stress karena perasaan
berdosa, selain itu rentan mengalami
gangguan hubungan seksual ketika
menikah nanti. Dari aspek sosial biasa
berdampak adanya diskriminasi dan
stigma dari orang-orang sekitar.