OLEH
A. DEFENISI
Pruritus atau gatal dapat didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman pada kulit yang dapat
menimbulkan dorongan untuk menggaruk dan merupakan gejala yang paling sering ditemukan
pada beberapa gangguan inflamasi kulit . Gatal dapat memberikan efek yang besar pada kualitas
hidup, seperti yang dialami oleh pasien dermatitis atopik . Dermatitis Atopik (DA) merupakan
suatu inflamasi kulit yang bersifat kronik berulang, disertai rasa gatal, timbul pada tempat
predileksi tertentu, dan berhubungan dengan penyakit atopi lain . Gatal merupakan gejala utama
pada DA dan dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya akan lebih berat pada malam
hari . Oleh karena itu, diagnosis dan penatalaksanaan dini yang tepat pada pasien DA perlu
dilakukan untuk menimbulkan rasa nyaman pada pasien dan keluarga karena rasa gatal pada
malam hari dapat menyebabkan gangguan tidur dan pada akhirnya dapat mengakibatkan
penurunan kualitas hidup . Di samping itu, rasa gatal yang berat apabila digaruk dapat
menimbulkan bermacam-macam kelainan kulit, berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi,
ekskoriasi, eksudasi, dan krusta .
Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis DA,
antara lain kriteria Hanifin-Rajka (1980) dan kriteria oleh United Kingdom (UK) Working Party
yang dikoordinasi oleh William (kriteria William) . Dalam dua kriteria tersebut disebutkan
bahwa selain gatal, riwayat atopi pada pasien dan keluarga merupakan salah satu kriteria yang
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis DA. Riwayat atopi pada keluarga merupakan
faktor risiko yang sangat penting untuk penyakit atopi, seperti Asma Bronkial, Rinitis Alergi,
dan DA . Sekitar 70% pasien DA memiliki riwayat atopi pada keluarga dan peluang
perkembangan DA 2-3 kali lebih tinggi pada anak dengan salah satu orang tua menderita atopi
dan 3-5 kali lebih tinggi pada anak dengan kedua orang tua menderita atopi . Peningkatan
prevalensi penyakit atopi di beberapa negara berkembang menjadi salah satu alasan The
International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) untuk memfasilitasi
penelitian Asma Bronkial, Rinitis Alergi, dan DA dengan mempromosikan metodologi standar
yang dapat digunakan di lokasI yang beragam di seluruh dunia
B. ETIOLOGI
Pruritus dapat disebabkan oleh gangguan kulit ringan, seperti kulit yang terlalu kering,
gigitan serangga, hingga kegatalan yang diakibatkan oleh penyakit gangguan sistemik
seperti, diabetes mellitus Penyebab pruritus terbagi menjadi:
a. Kondisi kulit
Beberapa gangguan kulit yang dapat berdampak kepada kondisi kulit dan menimbulkan
gatal, antara lain eksim, urtikaria atau biduran, dermatitis kontak alergi, psoriasis,
folikulitis, ketombe, prurigo, dan inflamasi pada mukosa mulut atau lichen panus
b. Reaksi alergi pada kulit
Benda-benda seperti perhiasan yang mengandung nikel atau kobalt dapat memicu reaksi
alergi gatal pada kulit. Karet, lateks, bahan tekstil, wewangian, cat rambut, tanaman
seperti serbuk bunga dapat menjadi pemicu pruritus. Begitu juga dengan obat-obatan,
seperti aspirin, paparan sinar ultra violet yang berlebihan serta cuaca yang lembap atau
panas
c. Sengatan atau gigitan serangga dan parasit
Parasit seperti kutu rambut, cacing kremi, ngengat, kutu loncat, nyamuk, lebah, tawon,
kutu busuk, dan parasit trikomoniasis penyebab penyakit menular seksual juga dapat
memicu pruritus
d. Infeksi
Pada beberapa penyakit, pruritus adalah salah satu gejala yang mengindikasikan infeksi
pada bagian tubuh yang terjangkit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur kurap
dapat memiliki gejala gatal, begitu juga penyakit cacar air. Infeksi jamur pada kaki atau
kutu air, infeksi jamur pada area vagina atau penis juga dapat menyebabkan pruritus
e. Kehamilan dan menopause
Ketidakseimbangan hormon yang dialami oleh perempuan yang sedang hamil atau
memasuki masa menopause dapat menjadi penyebab munculnya pruritus. Pada
perempuan hamil, pruritus umumnya menghilang setelah persalinan. Beberapa kondisi
pemicu pruritus pada wanita hamil, antara lain pruritic urticarial papules and plaques of
pregnancy (PUPPP) yang umumnya muncul di area paha dan perut, prurigo
gestationis yang umumnya muncul pada area tangan, kaki, dan batang tubuh,
serta obstetric cholestasis penyebab gatal tanpa ruam sebagai akibat kelainan yang
berdampak kepada hati pasien
f. Kondisi lain
Pruritus juga merupakan gejala dari penyakit-penyakit, seperti hipertiroid, hipotiroid,
hemorrhoid, polisitemia, dan anemia sebagai akibat kekurangan zat besi, hepatitis, gagal
ginjal kronis, primary biliary cirrhosis atau peradangan saluran empedu, serta kanker
jenis tertentu. Kondisi psikologis, seperti gangguan kecemasan atau depresi, juga dapat
memicu pruritus
Kulit gatal di sekitar area kecil tertentu, misalnya pada lengan atau kaki, atau seluruh
tubuh terasa gatal
Kulit memerah
Bentol, bintik-bintik, atau kulit melepuh
Kulit kering dan pecah-pecah
Tekstur kulit kasar atau bersisik
Rasa gatal kadang-kadang berlangsung dalam waktu lama dan bisa intens. Ketika Anda
menggosok atau menggaruk area, kulit bertambah gatal. Dan semakin kulit gatal,
semakin sering Anda menggaruknya. Memutus siklus gatal-garuk bisa menyulitkan, tapi
terus menggaruk dapat merusak kulit atau menyebabkan infeksi
D. MANIFESTASI KLINIS
Ruam kemerahan yang timbul akibat pruritus pada umumnya melibatkan area kulit yang
luas. Hanya area gatal yang terlibat mungkin merupakan akibat dari suatu peningkatan
mediator lokal. Sebaliknya, pada penyakit sistemik, pruritus bersifat generalisata. Lesi dapat
berupa ekskoriasi, infeksi sekunder, perubahan pigmentasi pada kulit dan seringkali rasa
gatal menganggu aktivitas sehari- hari penderita.
Manifestasi klinis renal itch sangat bervariasi tergantung pada individu. Rasa gatal ini
bisa umum ataupun lokal dan dapat mempengaruhi setiap area tubuh termasuk wajah atau
kulit kepala. Distribusi Renal itch sering terjadi dalam bentuk simetris, paling sering terjadi
di punggung, perut, lengan, dan kulit kepala (particularly vertex) (Azimi et al., 2015). Selain
itu, pruritus bisa terjadi singkat, hanya berlangsung beberapa menit, atau dapat bertahan
selama satu hari penuh. Dalam banyak kasus, pruritus lebih parah pada malam hari (Patel et
al., 2007).
Kulit bisa tampak normal atau menunjukkan bukti kerusakan kulit akibat garukan seperti
scabs nodular, jaringan parut, dan excoriations. Faktor lingkungan juga telah terbukti
memperburuk pruritus, seperti aktivitas, kulit yang kering, panas, dan keringat (Makari,
Cameron, & Battistella, 2013).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan meliputi darah lengkap dengan hitung jenis,
urinalisis, feses lengkap dan darah samar, fungsi ginjal (BUN dan kreatinin), fungsi
hati( SGOT/ SGPT), gula darah puasa dan sewaktu, fungsi tiroid. foto toraks, pemeriksaan
terhadap infeksi, hepatitis dan plasma eletroforesis juga perlu dilakukan. Kadang-kadang
perlu dilakukan CT-scan abdomen untuk menyingkirkan keganasan (limfoma) dan biopsi
untuk menyingkirkan diagnosis mastositosis kutaneous
F. PENATALAKSAAN
1) Perawatan Farmakologis
Antipruritus bermanfaat secara konsisten untuk mengurangi keluhan pruritus.
Antipruritus yang dapat diberikan antara lain adalah Antihistamin yang diberikan
sebelum etiologi utama ditegakkan. Terapi topikal yang mengandung komposisi
antipruritus seperti urea, menthol dan polidokanol dapat direkomendasikan pada pasien.
Jika etiologi pruritus telah diidentifikasi, klinisi dapat mempersiapkan terapi target seperti
regimen imunosupresi (mis. Siklosporin), gabapentin untuk gatal yang disebabkan
neuropatik dan antidepresan (Paroxetine) untuk pruritus yang disebabkan oleh penyakit
paraneoplastik. Naltroxone dapat membantu mengurangi pruritus yang disebabkan oleh
etiologi nefrogenik dan kolestasis. Kortikosteroid tidak digunakan sebagai antipruritik
secara intens
2) Terapi Perilaku
Stres dan faktor psikogenik lainnya berperan penting dalam gatal. Pasien dengan pruritus
mengalami tingkat stres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa
pruritus. Respons otonom (sistem saraf) yang terganggu menyebabkan gatal, garukan,
dan stres emosional yang seringkali diidentifikasi pada pasien dermatitis atopik.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terapi perilaku mengurangi intensitas
gatal yang ada dipersepsikan dan teknik relaksasi dapat diajarkan kepada pasien
3) Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan pada kasus pruritus
Sensasi gatal akan berkurang jika kulit didinginkan ,misalnya dengan mandi dengan air
hangat, memakai pakaian dengan bahan ringan, dan penggunaan AC.,Lotion pendingin
misalnya kalamin, lotion mentol aqueous 1%.,Steroid topikal tidak bersifat antipruritus,
dan tidak diindikasikan.,Kapsaicin topikal digunakan untuk keluhan gatal
lokalisata.,Doksepin 5% krim efektif untuk pruritus karena dermatitis.,TENS
(transepidermal electric nerve stimulation) atau CSF (cutaneus field stimulation) untuk
pruritus lokalisata.,paroxetin (SSRI), odansentron (5-HT3-reseptor antagonist) dan opioid
reseptor antagonist yang diberikan peroral efektif untuk menghilangkan pruritus terutama
pada penderita yang mengalami gangguan tidur dan kelainan depresi Pengobatan
terhadap penyakit dasarnya (kelainan kulit maupun kelainan sistemik)
G. KLASIFIKASI PRURITUS
Klasifikasi berdasarkan Twycross dkk adalah Pruritus pruritoseptif: gatal yang berkaitan
dengan inflamasi, kekeringan kulit, atau penyakit kulit lainnya.Pruritus neurogenik: gatal
yang disebabkan disfungsi molekuler atau neurofisiologis pada sistem saraf.Pruritus
neuropatik: gatal yang disebabkan patologi susunan sistem saraf. Pruritus psikogenik: gatal
yang terdapat pada penderita psikiatir
H. KOMPLIKASI
Kulit gatal yang bertahan lebih dari enam minggu (pruritus kronis) dapat memengaruhi
kualitas hidup di usia lanjut, misalnya, tidur malam terganggu hingga menyebabkan
kecemasan atau depresi. Gatal-gatal dan garukan yang berkepanjangan dapat meningkatkan
intensitas gatal, yang mungkin menyebabkan lecet-lecet pada kulit maupun infeksi. Segera
konsultasi pada dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
I. PATOFISIOLOGI
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai pada
gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan dermatologic yang menimbulkan
gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya
dengangarukan. Reseptor rasa gatal tidak bermielin, mempunyai ujung saraf mirip
sikat (peniciate)yang hanya ditemukan dalam kuit, membrane mukosa dan kornea (Sher,
1992).Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh
ujungsaraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran setan
rasa gatal dan menggaruk. Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit kulit yang
primerdengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini bisa timbul
tanpamanifestasi kulit apapun. Keadaan ini disebut sebagai esensial yang umumnya memiliki
awitan yang cepat, bias berat dan menganggu aktivitas hidup sehari-hari yang normal.
DIAGNOSA
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya lesi, erosi.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kerusakan integritas kulit
3. Pola tidur tidak efektif berhubungan dengan adanya rasa gatal.
4. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan adanya lesi.
5. Kurang pengetahuan kurang terpapar informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
a) Perawat harus menegaskan kembali alasan program terapi dan masalah spesifik
yang dialami klien
b) Jika mandi rendam, ingatkan gunakan air suam-suam kuku dan mengibaskan air
yangberlebihan, keringkan daerah lipatan menggunakan handuk dengan cara
ditekan-tekan.
c) Menggosok kulit kuat-kuat dengan handuk harus dihindari, karena overstimulasi
kulit yangakan menambah rasa gatal dan menghilangkan air dari stratum
korneum.
d) Segera lumasi dengan preparat emolien yang akan mempertahankan kelembaban
kulitsetelah mandi.
e) Beritahu klien untuk menghindari situasi penyebab vasodilatasi seperti kontak
udaralingkungan panas, pemakaian alkohol,makan-minum panas yang dapat
memicu peningkatanrasa gatal (Sher.1992).
f) Lebih baik menggunakan pakaian dari katun daripada bahan sintetik. Jaga kamar
tidur tetapsejuk, hindari menggaruk kuat-kuat dan kuku selalu pendek untuk
menghindari infeksi.
g) Bila perlu lakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan penyebab pruritus dan
jelaskanprosedur dan hasil yg diharapkan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
a) Lakukan pengkajian ulang atau validasi masalah klien
b) Tentukan tindakan keperawatan yang akan di lakukan untuk mengatasi masalah
klien3
c) Aplikasikan rencana tindakan tersebut ke dalam tindakan nyata
d) Prioritaskan tindakan yang lebih penting dulu
e) Catat semua perkembangan masalah klien
f) Dokumentasikan tindakan tersebut
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
A. Faried ( 1990 ) Menuju Indonesia Sehat 2010, Depkes RI : Jakarta Suprajitno ( 2004 ).
Asuhan Keperawatan Keluarga, EGC : Jakarta Willkison. M, Judith ( 2002 ), Buku Saku
Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta
Watson Roger ( 2002 ), Anatomi dan Fisiologi Untuk Perawat. Edisi 10, Jakarta ; EGC
Yatim, Faisal. 2006. “Penyakit Tulang dan Persendian”. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
KASUS
Tn.Y (70 tahun)datang ke rumah sakit di damping istri dan anak anaknya dengan alasan kurang
lebih satu minggu Tn.Y merasakan gatal yang muncul secarah terus menerus pada area seputaran
muka .tampak bentol bentol dan juga luka bekas garukan pada bagian muka pasien. Sebelum
sakit,pasien melakukan pengecatan rambut warna hitam.
A. .PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Umur : 70 tahun
Alamat : nekang
Pekerjaan : pengusaha
2. Penanggung Jawab
1) Nama :Ny.R
2) Umur : 62 Tahun
3) Pendidikan : SLTA
4) Pekerjaan : pengusaha
5) Alamat : nekang
6) Hubungan dengan Pasien: istri
B. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama saat pengkajian pasien mengatakan gatal gatal pada area muka.
2) Riwayat penyakit sekrang kurang lebih satu minggu pasien merasakan gatal pada area
seputaran muka.tampak bentol bentol dan juga luka bekas garukan pada bagian muka .
pasien mengatakan satu minggu yang lalu pasien melakukan cat rambut warna hitam.
3) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi
C. Pola nutrisi metabolic
1) Nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan tiga kali sehari dengan porsi sedang dan menu
nasi,sayur dan lauk( ikan,tahu temped an kadang daging)pasien selalu menghabiskan
makanannya.minumnya pasien selalu menghabiskan 6-7 gelas per harinya.
Saat sakit : pasien mengatakan tidak ada perbedaan antara pola makan minum sebelum
dan setelah sakit.
2) Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB satu kali sehari dan BAK tak terhitung tetapi
pasien mengatakan tidak ada masalah pada pola eliminasinya baik BAB maupun BAK.
Setelah sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah
3) Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan segala aktifitasnya terbatas karena mengingat usianya
yg sudah cukup tua
Saat sakit : pasien mengatakan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur
4) Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur malam 9-10 jam,tidur nyenyak dan
nyaman,istirahat siang 2-3 jam perhari
Saat sakit : pasien mengatakan tidur malam hanya 6-7 jam saja karna sering terbangun
karna merasakan gatal yang luar bisa pada bagian mukanya.tidur siang pasien
menggatakan kadang tidur kadang tidak
5) Pola pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit : pasien mengatakan kesehatan sangat berharga.oleh karena itu pasien
sangat terbatas segala aktifitasnya demi menjaga kesehatan di masa tuanya
Saat sakit : pasien mengatakan sangat berharap untuk cepat pulih
6) Pola koping dan toleransi terhadap stress
Pasien mengatakan selalu berpikir positif agar terhindar dari stress
D. pemeriksaan fisik
TERAPI OBAT
Krim kortikosteroid, antihistamin oral, obat penghambat calcineurin, dan antidepresan untuk
mengurangi rasa gatal dan reaksi alergi yang mengganggu.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iriatif di tandai dengan
DS: pasien mengatakan gatal pada bagian muka,pasien mengatakan sebelum sakit
melakukan pengecatan rambut.
DO : kulit tampak kering,kemerahan,bentol2 dan tampak ada luka bekas garukan
Keadaan umum: baik/composmentis,TTV :TD :130/80MMHG,RR: 20X/M,N: 69X/M,S:36
derajat celcius
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kerusakan intengritas kulit di tandai dengan DO:
kulit tampak kering,kemerahan,bentol2 dan terdapat luka bekas garukan pada bagian muka
3. resiko gangguan pola tidur di tandai dengan DS;Pasien mengatakan tidur malam hanya 6-
7jam saja karena rasa gatal pada muka yang muncul secarah terus menerus,pasien
mengatakan tidak sempat untuk istirahat siang
DO: Pasien tampak lemah
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang terpapar informasi di tandai dengan
DS:pasien mengatakan sebelum sakit melakukan pengecatan rambut,pasien mengatakan
tidak tau penyebab dari rasa gatal yang di rasakannya
DO: rambut tampak berwarna hitam
INTERVENSI KEPERAWATAN