Anda di halaman 1dari 16

ISSN : 2088-7361

Smong
26 Desember 2015

Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

News

Communicating Science
Enhancing Resilience

Meningkatkan
Ketahanan Bencana
BERBASIS RISET

Diterbitkan oleh:
Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), Universitas Syiah Kuala
Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan, Universitas Syiah Kuala
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

Salam Redaksi
Desember kembali hadir sebagaimana mestinya. Pada
satu titik di bulan ini, kita sejenak kembali mengenang apa-
DAFTAR ISI
    SMONG News                                   
apa yang tertinggal pada 26 Desember 2004 lalu. Meski air
mata tak sederas sebelas tahun yang lalu, tapi kita tak boleh
lupa bahwa ada banyak jiwa yang berkorban untuk me-
menuhi kesadaran supaya lebih baik menghadapi masa de-
3 Pengetahuan Kebencanaan
Upaya Unsyiah Membangun Kapasitas
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng
pan. 
Tsunami 2004 memang semakin berjarak dengan kita.
Namun, itu tak berarti bahwa tanah ini tak akan dijenguk tsu-
nami-tsunami yang lain. Sains dan temuan-temuan ilmiah
memastikan keberulangan tsunami. Hanya waktu dan tem-
4 PERAN KELEMBAGAAN DALAM MITIGASI BENCANA
Teuku Alvisyahrin, Ph.D.
pat adalah misteri. Tanah kita pun tak kunjung reda didatangi
bencana lain: banjir, longsor, gempabumi, dan lain-lain. Kare-
na itu, ketahanan masyarakat menghadapi ragam ancaman
perlu menjadi perhatian dan prioritas dalam setiap langkah
5
DINAMIKA GEMPA DI ACEH DAN UPAYA MITIGASINYA
Dr. rer. nat. Muksin Umar, M.Si., M.Phil.
ke depan. Salah satunya adalah dengan mengupayakan
pendekatan-pendekatan berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek).
Pembaca, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) lahir
6 Pascatsunami, Pantai Perlu Penanganan yang Tepat


Dr. Ella Meilianda & Dr. Katrin Monecke
dan tumbuh di tanah rawan bencana. Sebagai pusat ke-
cendekiaan, sudah seyogyanya Unsyiah berada di garda de-
pan dalam menumbuhkembangkan iptek agar masyarakat
dapat hidup aman di tengah ancaman yang ada.
7 Interaksi Manusia dan Alam dalam Perspektif Islam
Mizaj Iskandar, Lc., LL.M
Menumbuhkembangkan pengetahuan harus diikuti

8
dengan penyampaian pengetahuan itu sendiri kepada mas-
yarakat dan pihak-pihak terkait. Karena itu, SMONG News
Mengapa Sekolah perlu Siaga Bencana?
edisi kali ini hadir mengetengahkan ragam hasil kajian dan
Dr. Aiko Sakurai & Rina Suryani Oktari, M.Si.
riset sivitas Unsyiah untuk membantu penyelesaian persoa-
lan-persoalan kebencanaan di Aceh.
Lebih tegasnya, SMONG edisi ini hendak membumikan
prinsip kerja kami “Communicating Science, Enhancing Re-
silience”. Menyampaikan sains untuk meningkatkan risiliensi
9 Dalam
Pentingnya Kesiapsiagaan Keluarga

Menghadapi Bencana
Ibnu Mundzir, M.A. & Intan Dewi Kumala, M.Psi.
atau ketahanan terhadap bencana. Menjadi jembatan antara

10
produk ilmiah dengan perumus kebijakan dan masyarakat.
Meski tidak mudah, kita harus terus dan terus berusaha se- Memahami Permasalahan Banjir dan Solusinya
bagai ikhtiar membangun ketahanan negeri ini menghadapi Dr. Azmeri
bencana.
Selamat membaca!

Suplemen ini diterbitkan oleh:


11 untuk
Struktur Hijau Berbasis Mitigasi Bencana

Kota Banda Aceh
Dr. Mirza Fuady
Tsunami and Disaster Mitigation Research Center,

12 PENGAKUAN
Universitas Syiah Kuala SENDAI framework FOR DISASTER RISK REDUCTION (SFDRR):
Program Studi Magister Ilmu Kebencanaan,
Universitas Syiah Kuala
GLOBAL TERHADAP PERAN pENGETAHUAN LOKAL
DALAM PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Pengarah : Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng Alfi Rahman, M.Si.
Dr. Hizir
Prof. Dr. Husni, SH., M.Hum




Dr. Alfiansyah Yulianur, BC
Dr. Nazamuddin, S.E., MA
Prof. Dr. Ir. Hasanuddin, M.S
Prof. Dr. Nasir Aziz, S.E., MBA
13 Penduduk Kota-Kota di Aceh
Estimasi Waktu Tiba Gelombang Tsunami dan Evakuasi
Dr. Eng. Syamsidik
Dr. Ir. M. Dirhamsyah

14 dan
Koordinator Redaksi : Dr. Khairul Munadi
Tim Redaksi : Dr. Eng. Syamsidik
Pesan Kesiapsiagaan Bencana dari Gempa
Dr. Ella Meilianda Tsunami Purba
Dr. Nazli Ismail Dr. Nazli Ismail
Nur Fadli, M.Sc
Bukhari, M.Si



Desain dan Tataletak
Intan Dewi Keumala, M.Si
Rina Suryani Oktari, M.Si
Ibnu Rusydy, M.Sc
: Mahruza, ST., MT
16 Perlu Integrasi Hasil Riset Dalam Kebijakan Mitigasi
Tsunami

Staf Pendukung : Razali Amna, S.Si


Wan Akmal, ST., M.Si
Ikramullah Zein, ST., M.Sc

Alamat Redaksi :
Ground Zero TDMRC Building, 3rd floor
PUSAT UNGGULAN IPTEK (PUI)
Jl. Prof. Dr. Ibrahim Hasan, Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa
Kota Banda Aceh, 23233 Binaan Kementerian Riset, Tenologi, dan
Telp : (0651) 8052009 Fax : (0651) 8052168
website: http://tdmrc.unsyiah.ac.id
Pendidikan Tinggi tahun 2016-2018
email : office@tdmrc.org

2 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS

Upaya Unsyiah Membangun Kapasitas Pengetahuan Kebencanaan


search Center (TDMRC). Kelahiran TDMRC saat
itu didorong oleh banyak pihak, baik dari mitra
nasional maupun internasional. Inisiatif pendi-
rian pusat riset ini juga diinspirasi pengalaman
Jepang, di mana setiap terjadi bencana besar
akan direspon dengan pembangunan pusat
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng penelitian di wilayah tersebut.
Rektor Universitas Syiah Kuala Meski tertatih karena minim pengalaman
dan memiliki latar belakang keilmuan yang

D i samping mendatangkan duka dan ak poranda, salah satu fokus Unsyiah saat itu
berbeda, pengelola TDMRC saat itu berhasil
membangun jaringan yang solid dan produk-
nestapa, harus diakui bahwa bencana tsuna- adalah bagaimana dapat berkontribusi dan tif sehingga penguatan kapasitas peneliti dan
mi 2004 mendatangkan banyak inspirasi dan mendampingi pemeritah daerah dalam proses kelembagaan dapat berlangsung dengan ce-
cara pandang baru dalam kita menatap masa rehabilitasi dan rekonstruksi. Seminggu setelah pat. Lewat interaksinya, TDMRC juga banyak
depan. Pascatsunami 2004, paradigma bang- tsunami, Unsyiah membentuk gugus tugas berperan dalam mendukung pemerintah Aceh
sa ini menghadapi bencana berubah total, dari (task force) Unsyiah for Aceh Reconstruction membangun kapasitas daerah di bidang ke-
responsif menjadi preventif. Tsunami juga mer- (UAR+) yang terlibat intensif dalam menghasil- bencanaan.
edupkan api pertikaian, menumbuhkan kes- kan cetak biru atau master plan pembangunan Salah satu milestone penting lainnya ada-
epahaman berbagai pihak untuk menyemai kembali Aceh. Konsepsi UAR+ kemudian diper- lah didirikannya Program Studi Magister Ilmu
perdamaian di Aceh. luas oleh Pemerintah Pusat sehingga lahirnya Kebencanaan (MIK) pada tahun 2010, atas man-
Dalam konteks Universitas Syiah Kuala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). dat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Unsyiah), kejadian tsunami 2004 telah men- Di sisi lain, long term response bersifat (Dikti). Mandat ini diberikan hanya kepada dua
getuk kesadaran sivitas akademika untuk lebih strategis dan berorientasi jangka panjang. Pada universitas, Unsyiah dan Universitas Gajah Mada
menyadari keberadaan universitas di daerah aspek ini, Unsyiah bertekad untuk fokus mem- (UGM). Prodi MIK berperan dalam mencetak
rawan bencana. Karena itu, Unsyiah perlu men- bangun kapasitas pengetahuan kebencanaan SDM di bidang kebencanaan yang bermuara
gambil peran dan tanggung jawab yang pro- yang sebelum 2004 nyaris luput dari perhatian. pada penguatan kapasitas daerah menghada-
porsional dalam menghadapi bencana. Ada beberapa alasan penting, mengapa pi bencana. Para alumni, yang merupakan agen
Dalam artikel ini, saya ingin menguraikan kemudian Unsyiah memandang kapasitas pen- pengurangan risiko bencana (PRB), kini telah
tekad, upaya, dan perjalanan Unsyiah dalam getahuan ini perlu dibangun. Pertama, Aceh tersebar di berbagai institusi pemerintah dan
membangun kapasitas pengetahuan kebenca- sangat rentan terhadap berbagai ancaman ben- swasta.
naan pascatsunami 2004. Dengan harapan, agar cana. Kita tinggal di wilayah yang kaya sumber Sejak 2011 Unsyiah juga menetapkan ma-
semua yang telah dilakukan dapat diketahui daya alam namun juga rawan bencana seperti teri kebencanaan sebagai muatan lokal dalam
masyarakat luas termasuk mitra di pemerintah- banjir, longsor, gempa, tsunami, gunung berapi, kurikulum akademik di berbagai program studi.
an. Selain itu, juga untuk mendorong beberapa dan lain-lain. Harapannya, para sarjana lulusan Unsyiah akan
Perguruan Tinggi (PT) di Aceh agar melakukan Kedua, sebenarnya tsunami sudah be- memiliki kompetensi yang cukup di bidang ke-
hal serupa. Karena, peran dan tanggung jawab berapa kali terjadi di berbagai tempat di Indo- bencanaan sehingga dapat menjadi agen PRB
PT dalam upaya penanggulangan bencana nesia. Yang paling dekat adalah tsunami 1997 di manapun mereka berada.
yang berkelanjutan sesungguhnya sangat vital. di Flores. Tapi mengapa pada 2004, yang han- Agar lebih kontributif secara keilmuan
ya berjarak tujuh tahun, sebagian besar mas- sekaligus solutif terhadap masalah kebenca-
Dampak Tsunami 2004 yarakat Aceh tidak mengetahui apa itu tsunami naan, Unsyiah membuka peminatan di bidang
Sebagaimana diketahui, sebelum tsu- dan bagaimana harus menyelamatkan diri. kebencanaan di bawah Program Studi Doktor
nami 2004 Aceh sempat didera konflik selama Ketiga, bukti-bukti ilmiah menunjukkan Matematika dan Aplikasi Sains pada pertengah-
tak kurang dari 30 tahun. Jadi, sangat wajar bila bahwa di masa lampau Aceh sudah berkali-kali an 2015. Program ini menjadi ujung tombak bagi
perhatian terhadap isu-isu kebencanaan tida- diterjang tsunami. Memang jarak dengan masa Unsyiah dalam menghasilkan ilmuan-ilmuan
klah mengemuka saat itu. Ditambah lagi den- lampau itu ratusan bahkan ribuan tahun. Na- muda dengan pemahaman yang holistik terh-
gan paradigma penanggulangan bencana di mun tsunami purba tersebut mengirimkan pe- adap isu-isu kebencanaan.
Indonesia yang konvensional. Karenanya, meski san kepada kita bahwa tsunami di Aceh adalah Saat ini Unsyiah juga tengah menyiapkan
berada di wilayah sangat rawan bencana, Aceh sebuah keniscayaan. Seperti di Jepang, keberu- usulan untuk pembukaan Program Studi Sarja-
tidak punya sumber daya manusia (SDM) yang langan tsunami dipastikan ada, tinggal persoa- na Manajemen Bencana (Disaster Management).
cakap di bidang kebencanaan saat itu dan ti- lan waktu yang menjadi misteri. Pada penghujung 2016, Unsyiah menargetkan
dak siap menghadapi bencana tsunami dengan Ketiga alasan di atas meneguhkan pent- dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi di
skala sangat masif. ingnya pengetahuan bagi kita yang hidup di semua tingkatan (sarjana, magister, dan dok-
Kerusakan dan kerugian akibat tsuna- tengah-tengah ancaman bencana. Pengeta- toral) di bidang kebencanaan.
mi 2004 cukup dahsyat. Tidak kurang dari 800 huan dalam konteks ini dapat bersifat formal Akhir kata, perlu digaribawahi bahwa
km garis pantai rusak, dan lebih dari 200.000 maupun non-formal. Selain itu, khazanah pen- membangun kapasitas pengetahuan bukan-
orang korban hilang dan meninggal. Selain itu, getahuan masyarakat Simeulu tentang tsuna- lah pekerjaan mudah dan sesaat. Dibutuhkan
banyak sekali infrastruktur dan sumber-sumber mi (Smong) telah membukakan mata hati dan konsistensi dan keberlanjutan antargenerasi
ekonomi hancur. mata intelektual kita untuk mengambil tang- selama ancaman bencana masih ada. Tekad
Unsyiah juga tidak luput dari dampak tsu- gung jawab merawat pengetahuan bagi anak Unsyiah untuk terus merawat dan menumbuh-
nami dan gempa. Sejumlah 247 dosen dan staf cucu, generasi mendatang. kembangkan pengetahuan kebencanaan demi
kependidikan meninggal dunia. Sepertiga dari generasi mendatang.
fasilitas belajar-mengajar, seperti peralatan dan Beberapa Upaya
laboratorium, juga hancur. Pendeknya, proses Membangun kapasitas pengetahuan di
belajar-mengajar di Unsyiah saat itu sempat bidang kebencanaan dapat juga dimaknai se-
lumpuh selama 1 semester. bagai ikhtiar kita untuk membangun kehidupan
2015
yang lebih baik. Karena itu, pascatsunami 2004 2011 Program
Respon Unsyiah Pascatsunami Unsyiah memandang bidang ilmu yang terkait 2010 Materi
kebencanaan
Doktor dalam
bidang
Secara umum ada dua respon yang dengan kebencanaan sebagai salah satu yang Program sebagai kont- kebencanaan

dilakukan Unsyiah pascatsunami 2004, yaitu: harus ditumbuhkembangkan.


2006 Studi Magister en lokal da-
(S2) Ilmu Ke- lam kurikulum
Pendirian
bencanaan akademik
respon yang segera (immediate response), dan Upaya serius dimulai Unsyiah pada akh- 2004 Tsunami
& Disaster
respon jangka panjang (long term response). ir 2006, dengan membangun kapasitas riset di Tsunami Mitigation Re-
Aceh search Center
Immediate response bersifat taktis bidang tsunami dan mitigasi bencana melalui (TDMRC)

dan berorientasi jangka pendek. Selain nor- pendirian Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Ben- Tahapan Pembangunan
malisasi kondisi kampus yang sempat por- cana atau Tsunami and Disaster Mitigation Re- Kapasitas Pengetahuan Kebencanaan Unsyiah

26 Desember 2015
3
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

PERAN KELEMBAGAAN DALAM MITIGASI BENCANA


untuk mendapatkan terobosan kebijakan dan
Teuku Alvisyahrin, Ph.D. solusi terhadap berbagai permasalahan yang
ada.
Peneliti/ Praktisi Mitigasi Bencana TDMRC – Universitas Syiah Kuala Pada level nasional misalnya, implemen-
Staf Pengajar pada Prodi Magister Ilmu Kebencanaan dan Prodi tasi sistem peringatan dini tsunami, Indone-
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala sia Tsunami Early Warning System (INATEWS)
yang sukses dibangun bekerjasama dengan
Email: alvis@tdmrc.org
pemerintah Jerman (Proyek GITEWS) sejak ta-
hun 2005 dan berakhir pada 2014 yang lalu ma-
sih menyisakan beberapa kendala operasional
U paya upaya pengurangan risiko dilakukan yang nantinya akan menjadi basis il- di lapangan khususnya pada rantai komunikasi,
(mitigasi) bencana sejatinya dilakukan secara miah dalam manajemen risiko bencana. minimnya jumlah sensor tsunami di laut (bouys),
konsisten dan berkesinambungan, dengan Pusat Studi Bencana UGM, IPB, dan dan sirine sebagai perangkat diseminasi infor-
melibatkan seluruh pemangku kepentingan Universitas Andalas, Pusat Penelitian Mitigasi masi (Kompas 27/12/2014).
agar tercapainya penurunan angka korban Bencana ITB, TDMRC Universitas Syiah Kuala, Dimensi sosial budaya juga ikut menen-
jiwa dan kehilangan harta benda dan aset-aset BPPT, dan LIPI adalah beberapa diantara lem- tukan berjalan tidaknya program mitigasi ben-
pembangunan dalam setiap kejadian bencana baga riset kebencanaan atau lembaga IPTEK cana secara efektif. Kearifan dan pengetahuan
serta efektifnya pelaksanaan program tang- yang menghasilkan kajian-kajian dan inovasi lokal dalam menyikapi dan merespon bencana
gap darurat, rekonstruksi, dan pemulihan pas- mitigasi bencana yang sebagiannya telah dit- yang sudah ada turun temurun pada sebagian
ca bencana. Pemangku kepentingan memiliki erapkan dalam penanggulangan bencana di masyarakat kita seharusnya memberi muatan
peran dan tanggung jawab dalam menjalankan Indonesia. Peran yang tidak kalah pentingnya tambahan bagi advokasi kebencanaan dan up-
tugas dan fungsinya masing-masing dalam ko- dimiliki oleh BMKG sebagai lembaga yang ber- aya harmonisasi dengan strategi pengurangan
ridor manajemen bencana dengan paradigma tanggung jawab dalam mengeluarkan peringa- risiko bencana konvensional. Meskipun lang-
baru yang memberikan porsi yang seimbang tan dini tsunami dan memantau aktivitas gem- kah-langkah penyadaran masyarakat terhadap
antara aktivitas pra dan pasca bencana. Upa- pa bumi serta cuaca dan iklim ekstrim secara bencana telah dimulai secara intensif selama
ya mitigasi bencana dalam konteks manaje- nasional. Terbentuknya Pusat Penanggulangan fase rehabilitasi-rekonstruksi Aceh pasca tsuna-
men bencana daerah dan nasional hingga saat Krisis Kesehatan pada Kementrian Kesehatan mi, keberlanjutan aktivitas ini dan juga program
ini terlihat masih kalah agresif dibandingkan Republik Indonesia dalam rangka penurunan pendidikan kebencanaan dalam masyarakat
dengan aktivitas tanggap darurat dan rekon- risiko kesehatan dalam setiap kejadian bencana oleh berbagai lembaga advokasi kebencanan
struksi/ pemulihan pascabencana. Diperlukan atau krisis kesehatan turut mendukung tujuan masih menjadi tanda tanya. Seberapa banyak
kemauan politik yang solid, khususnya pada akhir pengurangan risiko bencana di Indonesia. sekolah dan desa di Aceh yang sudah memi-
sisi lembaga pembuat kebijakan/ keputusan Dalam kaitannya dengan pengambilan liki kapasitas sebagai sekolah dan desa siaga
untuk menyeimbangkan paradigma penang- kebijakan umum penanggulangan bencana bencana dengan program yang berkelanjutan
gulan bencana tersebut jika ketangguhan ma- yang juga mencakup langkah-langkah mitigasi, bisa menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan
sayarakat dan negara terhadap bencana benar BNPB di tingkat nasional dan BPBD di tingkat program mitigasi bencana berbasis masyarakat
benar ingin dicapai. daerah adalah otoritas yang mendapat man- selama ini.
Kerangka Sendai untuk Pengurangan dat Undang Undang atau Peraturan Daerah Pelaksanaan latihan evakuasi tsunami
Risiko Bencana 2015-2030 maupun pendahu- untuk melaksanakan peran dan fungsi terse- (tsunami evacuation drill) dan uji sistem perin-
lunya, Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015 sebagai but. Dalam hal ini, kedua lembaga tersebut gatan dini yang melibatkan semua pemangku
acuan global untuk penanggulangan bencana juga mengintegrasikan acuan penanggulangan kepentingan kebencanaan secara berkala dan
yang diterbitkan oleh lembaga kebencanaan bencana global (Kerangka Aksi Hyogo 2005- terkoordinasi baik di semua wilayah yang rawan
Perserikatan Bangsa Bangsa, UNISDR, sebe- 2015 atau Kerangka Sendai 2015-2030) keda- tsunami agaknya masih menjadi satu titik lemah
narnya telah menggaris-bawahi pentingnya lam kebijakan nasional dan daerah dengan lainnya dalam program mitigasi bencana di
penguatan kapasitas dan peran kelembagaan menyesuaikan kepada konteks dan relevansi Aceh dan di Indonesia umumnya. Hal ini men-
dalam upaya meningkatkan ketangguhan mas- kebencanaan di Indonesia. jadi lebih serius jika dikaitkan dengan kondisi
yarakat dan negara terhadap bencana. Prioritas Dengan frekuensi dan skala bencana di beberapa gedung evakuasi tsunami di Banda
Aksi dalam Kerangka Sendai misalnya, me- Indonesia yang cenderung meningkat selama Aceh dan Sigli (Serambi Indonesia 13/11/2015
nekankan perlunya peningkatan dialog dan ker- dua dekade terakhir serta peran dan fungsi dan 4/12/2015) yang tidak terawat dan terlantar
jasama antara komunitas ilmiah dan teknologi, kelembagaan strategis yang ada saat ini, hal akibat kurangnya alokasi dana perawatan. Ge-
pembuat kebijakan, dan lembaga-lembaga yang patut kita pertanyakan adalah bagaimana dung-gedung evakuasi yang dibangun dengan
terkait lainnya (sience-policy interface) untuk prospek program mitigasi/pengurangan risiko dana hibah pemerintah Jepang/JICA tersebut
memudahkan proses pengambilan keputusan bencana di negara kita ke depan? Secara prag- seharusnya dipelihara dan difungsikan untuk
dalam manajemen risiko bencana. Disisi lain, matis kita tidak mempunyai pilihan selain mer- berbagai kegiatan sosial budaya masyarakat,
penguatan tata kelola risiko bencana (disaster espon setiap kejadian bencana dengan kapasi- serta dapat dimanfaatkan dengan baik pada
risk governance) pada tataran lokal, nasional, tas dan sumberdaya yang ada. Namun, sejalan situasi siaga bencana tsunami.
regional, dan global yang antara lain ditand- dengan realita tersebut diperlukan evaluasi Infrastruktur evakuasi tsunami lainnya
ai oleh peningkatan kerja sama dan kemitraan kapasitas dan kinerja kelembagaan secara pe- yang perlu mendapat pembenahan dan per-
antar lembaga terkait, sangat diperlukan untuk riodik, komprehensif, dan objektif terukur agar awatan secara periodik adalah jalur evakua-
menghadirkan manajemen risiko bencana yang langkah langkah perbaikan atau penguatan si, tempat berkumpul (assembly point), rambu
efektif dan efisien. kelembagaan dapat dilakukan jika diperlukan rambu evakuasi, dan papan informasi prosedur
sehingga dapat menjawab tantangan kebenca- evakuasi yang terdapat di berbagai titik rawan
Peran Kelembagaan naan di republik ini ke depan. tsunami. Tanpa adanya infrastruktur dan SOP
Kelembagaan mitigasi bencana bersifat evakuasi yang berfungsi baik, upaya mitigasi
multi sektoral yang antara lain terdiri dari komu- Catatan Kritis bencana tsunami tidak akan berjalan optimal
nitas ilmiah dan teknologi, lembaga kebijakan, Transformasi yang signifikan terjadi da- dan mencapai sasaran. Dalam kaitan ini, BPBA
kementrian/lembaga teknis, kelompok advo- lam sistem manajemen bencana nasional pas- dan BPBD kabupaten/ kota sebagai lemba-
kasi dan edukasi, dan lembaga penyandang catsunami 2004 telah menghasilkan berbagai ga sentral penanggulangan bencana daerah
dana baik yang berafiliasi dengan pemerintah pembelajaran yang patut kita syukuri. Namun, Aceh perlu bersinergi secara lebih efektif den-
maupun swadaya masyarakat. Komunitas ilmi- beberapa indikasi terjadinya stagnasi dan bah- gan lembaga eksekutif dan legislatif masing
ah dan teknologi mempunyai peran sangat kru- kan kemunduran dalam upaya-upaya mitigasi masing untuk memastikan adanya dukungan
sial dalam mitigasi bencana di mana berbagai bencana di Indonesia termasuk Aceh yang kebijakan dan finansial yang memadai dalam
kajian ancaman dan risiko bencana, pemutakh- dapat dikaitkan langsung dengan peran peran pelaksanaan penanggulangan bencana daer-
iran basis-data kebencanaan, dan pengemban- kelembagaan baik nasional maupun daerah ah termasuk aktivitas mitigasi bencana secara
gan ilmu dan teknologi (iptek) kebencanaan yang belum optimal, perlu juga kita cermati berkesinambungan.

4 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS

DINAMIKA GEMPA DI ACEH DAN UPAYA MITIGASINYA


A ceh merupakan daerah rawan gempa
akibat konfigurasi tektonik yang unik. Di laut ba-
gian selatan Indonesia, Lempeng India-Australia
menunjam ke bawah Indonesia mengakibatkan
terbentuknya zona subduksi yang mengakibat-
kan terjadinya gempa terus-menerus di zona ini Dr. rer. nat. Muksin Umar, M.Si., M.Phil.
(Gambar 1). Bahkan pada Desember 2004 Aceh
Ketua Group Seismologi pada Jurusan Fisika, FMIPA,
dilanda gempa dengan magnitude Mw 9.3 dii-
Universitas Syiah Kuala
kuti bencana tsunami. Gempa besar dapat juga
terjadi di laut lepas sepanjang Ninety East Ridge
(Ditunjukkan dalam Gambar 1) seperti pada ta-
hun 2012 dengan magnitude Mw 8.6. Gempa
di zona Ninety East Ridge umumnya berupa
sesar geser sehingga potensi terjadi tsuna-
mi tergolong kecil. Secara umum kehadiran
zona subduksi mengakibatkan terbentuknya
gunung-gunung api yang ditandai oleh segitiga
merah dalam Gambar 1. Di Sumatera, pergera-
kan Lempeng Australia hampir sejajar dengan
arah jalur subduksi sehingga terbentuk patahan
di daratan Sumatera (dikenal dengan Patahan
Sumatera, Gambar 1) dan dapat menghasilkan
gempa darat yang merusak.

Patahan Aktif di Aceh Bagian Tengah Gambar 1. Konfigurasi tektonik Sumatera. Gambar 2. Segmen patahan aktif di Wilayah Aceh
Mulai tahun 2014, penulis melakukan pe- Tengah dan sekitarnya berdasarkan observasi gempa
nelitian seismologi dengan fokus pada Wila- Juli-Desember 2014.
yah Aceh Tengah dan sekitarnya yang didanai
sepenuhnya oleh GFZ-Potsdam dari Jerman. Beutong, Takengon, dan Nisam Antara adalah
Sejak Juli 2014 sampai Mei 2015, kami mema- daerah yang sangat rawan gempa dan didiami “Pemerintah Aceh perlu
sang 30 seismometer untuk merekam gempa oleh penduduk. Karena lokasi yang dekat den- mengirimkan putra-
di Wilayah Tangse-Geumpang, Bener Meriah, gan penduduk, gempa kecil (magnitude Mb 4.0)
dan Aceh Tengah (Gambar 2). Selama 11 bulan pun dapat mengakibat kerusakan parah.
putri terbaik untuk
perekaman gempa, tercatat lebih dari 1,700 kali Masyarakat perlu memperhatikan fak- belajar seismologi
gempa di wilayah tersebut. Dari hasil analisis
sementara data bulan Juli sampai Desember
tor kekuatan struktur bangunan yang akan di- (ilmu kegempaan dan
bangun. Pemerintah perlu menyiapkan sistem
2014 terlihat bahwa gempa di Wilayah Aceh mitigasi bencana gempa yang baik. Tahapan perambatan gelombang
Tengah dan sekitarnya umumnya terjadi di se- pertama adalah mendata wilayah-wilayah yang gempa di dalam bumi)
panjang Patahan Sumatera. Menurut sejarah rawan gempa. Tahapan selanjutnya adalah
gempa, magnitude gempa di sepanjang Pa-
karena alasan kondisi Aceh
memberlakukan building code atau persyaratan
tahan Sumatera dapat mencapai Mb 7.0. Dae- teknis struktur bangunan sesuai kondisi wila- yang rawan gempa.“
rah-daerah rawan yang terletak di sepanjang yah. Di beberapa negara maju, pemerintahnya
Patahan Sumatera antara lain di Tangse, Mane, memberlakukan building code secara ketat pada penyediaan infrastruktur yang memadai
Geumpang, dan Beutong. Patahan aktif lain- yang wajib diikuti. Pemerintah berhak melarang dan memudahkan evakuasi dan program edu-
nya terletak di luar Patahan Sumatera (di sini pendirian sebuah pembangunan jika struktur kasi masyarakat. Saat ini jalan raya memben-
disebut sebagai patahan sekunder) oleh ellips teknis bangunannya tidak memenuhi syarat. tang sepanjang garis pantai sehingga membuat
pada Gambar 2. Patahan sekunder pertama Hal ini dapat dipahami karena jika bangunannya masyarakat akan kesulitan menghidari tsunami.
yang sangat aktif terletak di daerah Lampahan, ambruk dan mengakibatkan jatuhnya korban Pemerintah perlu menyiapkan beberapa ruas
Takengon, Aceh Tengah. Daerah tersebut per- maka pemerintah ikut menanggung kerugian jalan raya menuju daerah perbukitan tinggi.
nah diguncang gempa dengan magnitude Mb minimal untuk evakuasi korban. Gempa juga dapat memicu tanah longs-
6.2 diikuti dengan tanah longsor dan menelan Gempa juga dapat memicu tsunami. or terutama di daerah pusat gempa. Masyara-
korban 42 jiwa. Patahan aktif sekunder yang ke- Perhitungan dan penyampaian informasi lo- kat yang berada di daerah rawan gempa per-
dua terletak di Daerah Nisam Antara (Daerah Ti- kasi, magnitude serta mekanisme gempa dan lu mengenali dan menghindari daerah rawan
mur Gunung Bur Ni Telong). Walaupun gempa potensi tsunami secara akurat dan cepat me- longsor. Pemerintah harus mengkaji daerah-
yang tercatat di zona ini tergolong kecil, tetapi rupakan metode paling efektif untuk pengu- daerah yang berpotensi tinggi untuk longsor
sewaktu-waktu gempa tersebut dapat memi- rangan resiko bencana tsunami. Oleh karena itu jika terjadi gempa. Karakteristik daerah rawan
cu tanah longsor jika kecuramannya tinggi dan pemerintah perlu memperkuat kapasitas SDM longsor antara lain adalah daerah berbukit yang
tanahnya labil. Penelitian ini akan dilanjutkan dan meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan. terbuka dan gundul dengan kecuraman lebih
untuk mempelajari struktur bumi di Aceh terut- Distribusi station gempa yang lebih rapat dan dari 30 derajat, terdapat lapisan tanah yang
ama karakteristik gunung Api Bur Ni Telong dan merata serta analisis yang benar dapat mem- tebal di atas lereng, sistem saluran air kurang
fitur geologi menarik lainnya seperti Cekungan berikan informasi gempa yang lebih akurat. baik, dan banyaknya rembesan air pada tebing
Geumpang-Mane dan Danau Laut Tawar. Pemerintah Aceh perlu mengirimkan pu- disertai longsoran-longsoran kecil. Untuk men-
tra-putri terbaik untuk belajar seismologi (ilmu cegah terjadi longsor, masyarakat perlu meng-
Gempa, Kerusakan, dan Upaya Mitigasi kegempaan dan perambatan gelombang gem- galakkan penanaman pohon di sekitar lereng
Meskipun pusat gempa zona subduksi bukit, memperbaiki saluran air, memperbaiki
pa di dalam bumi) karena alasan kondisi Aceh
jauh di laut lepas, gempa dengan magnitude tata guna lahan, dan menghentikan perusakan
yang rawan gempa. Apakah aparatur kita telah
Mw 7.0-9.0 dapat mengakibatkan kerusakan hutan atau tanaman di lereng bukit.
siap menghadapi tsunami? Jika kebakaran da-
parah di daratan. Sebaliknya, gempa darat
lam wilayah lokal saja tidak dapat ditangani
magnitudenya relatif lebih kecil (dibandingkan
dalam waktu singkat, maka hampir bisa dipa-
dengan gempa di zona subduksi) namun lo-
stikan aparatur kita tidak siap menangani da-
kasinya dekat dengan wilayah penduduk se-
tangnya tsunami yang lebih massif dan terjadi
hingga guncangan yang dirasakan penduduk
di semua wilayah sepanjang garis pantai. Oleh
akan sangat kuat. Geumpang, Mane, Tangse,
karena itu, pemerintah perlu memfokuskan diri

26 Desember 2015
5
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

Pascatsunami, Pantai Perlu Penanganan yang Tepat


Dr. Ella Meilianda1 & Dr. Katrin Monecke2
1 Manajer Program TDMRC dan Dosen pada
Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala, Peneliti morfologi pantai.
2 Associate Professor, Wellesley College, Massachusetts, USA.

S ekitar 50% penduduk dunia tinggal pergeseran posisi pantai tersebut ditandai den- diikuti oleh uplift secara perlahan. Juga diketa-
di wilayah pesisir pantai, dan hampir 80% daerah gan adanya timbunan sedimen pasir laut yang hui bahwa setelah tahun 2009, terjadi pengu-
pesisir di Asia-Pasifik terletak di wilayah tropis. menutupi lokasi yang dulunya merupakan ke- rangan laju deposisi sedimen di pantai yang
Dari catatan yang ada, lebih dari 70% bencana bun kelapa, perumahan dan jalan. Oleh kare- baru terbentuk. Hal ini dikarenakan adanya efek
alam yang terjadi di wilayah pesisir Asia-Pasifik na itu, dapat dimengerti bahwa penanganan uplift yang terjadi relatif perlahan.
disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrim. terhadap permasalahan tersebut perlu segera Berdasarkan studi Monecke, dkk (2015),
Di sisi lain, sebagian besar wilayah pesisir terse- dilakukan. Namun demikian, dengan terben- laju uplift berkisar sekitar 3 cm pertahun. Se-
but berada di jalur subduksi lempeng-lempeng tuknya pantai pada posisi baru, tidak berarti dangkan kenaikan muka air laut karena peru-
tektonik, yang dikenal dengan istilah ‘cincin morfologi pantai tersebut telah mencapai kes- bahan iklim, diketahui hanya sekitar 0.3 cm per
api’ atau ring of fire. Kondisi ini menyebab- etimbangan. tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sub-
kan wilayah pesisir rentan terhadap ancaman Di samping itu, pantai pesisir barat yang sidence yang terjadi secara mendadak dan laju
akibat aktivitas tektonik, seperti tsunami dan tipikal morfologinya terdiri dari alur-alur kecil uplift yang mengikutinya lebih cepat diband-
penurunan (subsidence) serta kenaikan (uplift) (suak), kini banyak yang tertimbun oleh pa- ingkan dengan kenaikan muka air laut akibat
massa daratan. Karena itu, risiko bencana di pe- sir. Berdasarkan pengamatan dan informasi perubahan iklim.
sisir wilayah tropis tergolong relatif tinggi. dari penduduk, saat hujan suak-suak tersebut
Sebelum tsunami 2004, pengelolaan semestinya berfungsi sebagai alur-alur yang Penanganan Pantai Pascatsunami
pantai di wilayah asia pasifik tidak memper- mengalirkan air limpasan hujan dengan cepat Pemerintah daerah telah berupaya un-
hitungkan komponen ancaman (hazard) tek- ke laut, sehingga tidak terjadi genangan atau tuk menangani persoalan pantai di atas, an-
tonik (Wong, 2009). Pengelolaan pantai terpadu banjir di wilayah daratan pantai. Namun, pas- tara lain dengan membangun tanggul pantai
atau yang dikenal dengan Integrated Coastal catsunami 2004, suak-suak tersebut tertutup yang bertujuan melindungi aktivitas penduduk
Zone Management (ICZM) di wilayah Asia-Pas- timbunan pasir yang terangkut dari laut. Bila di wilayah pantai. Berbagai desain konstruksi
ifik hanya memperhitungkan ancaman kenaikan perlu mengalirkan air limpasan hujan, mas- pelindung telah dibangun, khususnya di pan-
muka air laut akibat perubahan iklim. Sehingga, yarakat setempat menggali sedimen pasir yang tai kota Meulaboh dengan populasi penduduk
konsep ICZM tidak memberikan solusi pen- menutupi mulut suak sedemikian rupa sehing- yang relatif padat. Namun upaya tersebut tidak
gamanan pantai akibat bencana yang ditimbul- ga air genangan dapat mengalir ke laut. Sayan- membuahkan hasil yang diharapkan. Gambar
kan oleh aktivitas-aktivitas tektonik. gnya, hanya dalam beberapa jam saja (2-4 jam), 2 menampilkan salah satu contoh kerusakan
Dalam dekade terakhir, penduduk di mulut suak dapat tertutup kembali oleh timbu- struktural dari konstruksi bangunan pelindung
wilayah pesisir yang berasosiasi dengan zona nan sedimen pasir, terutama jika terjadi pasang pantai yang terbuat dari karung pasir (sandbag).
subduksi tektonik, tidak hanya terpapar an- purnama yang disertai gelombang tinggi saat Berdasarkan pengamatan citra satelit
caman perubahan iklim yang ditandai dengan musim barat. dan survey geodetik, dapat disimpulkan bahwa
meningkatnya intensitas dan frekuensi gelom- Pengamatan lapangan di atas dapat di- kegagalan konstruksi pelindung pantai tersebut
bang tinggi di perairan laut. Namun, mereka jelaskan melalui studi survey geodesi yang diakibatkan karena penempatan konstruksi ba-
juga menghadapi ancaman bahaya tsunami, dilakukan oleh Monecke, dkk (2015) yang men- ngunan di atas dataran pantai yang morfolog-
subsidence atau uplift akibat aktivitas tektonik. gamati perkembangan morfologi pantai di inya masih berkembang dan belum mencapai
Efek kenaikan air laut, yang terjadi secara sepanjang pantai Lhok Bubon, Aceh Barat. Hasil keseimbangan dinamis. Di mana, proses uplift
perlahan akibat perubahan iklim, telah dira- studi memperlihatkan bahwa proses pengang- masih berlangsung secara perlahan hingga se-
sakan di beberapa tempat di Indonesia, seperti kutan dan deposisi sedimen di daratan pantai karang.
di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan Bali. masih terus berlangsung sejak tsunami 2004 Secara teori, terjadinya uplift secara per-
Di sisi lain, peristiwa tsunami 2004 menyisakan sampai sekarang. lahan setelah terjadinya subsiden itu diakibat-
efek kenaikan muka air laut secara mendadak Efek yang diamati adalah terjadinya pem- kan oleh mantel relaxation atau relaksasi dari
di beberapa wilayah pesisir yang berasosiasi bentukan sengkedan pantai yang baru (beach lapisan mantel bumi akibat adanya proses pele-
dengan wilayah subduksi di sepanjang pantai ridge) yang ketinggian puncaknya kurang lebih pasan energi di wilayah subduksi yang memicu
barat Aceh. 1 meter lebih tinggi dari ketinggian sengkedan gempa dan tsunami 2004 lalu. Proses uplift
Sebagai contoh, terjadi kenaikan muka air pantai kuno di belakangnya (Gambar 1). Hal ini tersebut diperkirakan masih akan berlangsung
laut di pesisir pantai Aceh Barat yang berkisar dapat terjadi karena adanya penyesuaian mor- dalam kurun waktu 50 tahun dimana laju uplift
antara 0.5 – 1.5 m karena subsidence. Kondisi ini fologi pantai sebagai responnya terhadap efek akan melambat secara eksponensial. Sehingga,
diperburuk oleh erosi yang masif akibat terjan- subsidence yang mendadak, yang kemudian upaya perlindungan pantai dengan meletak-
gan gelombang tsunami yang membawa ban-
yak sekali material pembentuk dataran pantai
Ketinggian dari Garis pantai Jalan nasional
(sedimen pasir). Sebagian material tersebut muka air laut 2004 pantai barat
rerata (m)
terangkut dan terdampar ke darat, sedangkan
yang lainnya terangkut dan terdeposisi di dasar
laut di lepas pantai.

Morfologi Pantai Pascatsunami


Dari penelitian yang dilakukan sekitar Jarak dari garis pantai tahun 2009 (meter)

enam bulan pascatsunami 2004, Meilianda, dkk


Gambar 1. Bentuk dan ketinggian permukaan se-
(2010) mendapati bahwa garis pantai berpindah
buah profil pantai yang diperoleh dari survey geo-
rata-rata sejauh 200 m ke darat dan 60% sed- detik di pantai Kuala Bubon Aceh Barat pada tahun
imen yang terangkut dan terdeposisi ke dasar 2013, yang menunjukkan ketinggian sengkedan Gambar 2. Salah satu contoh kegagalan upaya
laut lepas oleh tsunami, secara perlahan kem- pantai (beach ridge) satu meter lebih tinggi daripada perlindungan pantai berupa tanggul pantai yang
bali lagi ke darat dan membentuk pantai yang deretan sengkedan kuno yang ada di belakangnya terbuat dari tumpukan karung pasir (sandbag) di
baru. Di sepanjang pesisir pantai barat Aceh, (Sumber: modifikasi dari Monecke, dkk, 2015) pesisir kota Meulaboh

6 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS
kan bangunan pelindung di atas pantai dinilai berpotensi untuk mengalami efek kerusakan es tersebut.
kurang tepat untuk saat ini. Karena, morfologi pantai yang lebih parah dibandingkan dengan Singkatnya, dibutuhkan pengelolaan
pantai masih berkembang menuju keseimban- kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim. pantai terpadu untuk wilayah pesisir yang bera-
gan dinamisnya. Sebagai alternatif solusi, dapat dilakukan pena- sosiasi dengan zona subduksi seperti di pantai
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami taan kembali tata ruang wilayah pesisir pantai, barat Aceh. Pengelolaan yang memperhitung-
bahwa wilayah pantai yang dipengaruhi oleh dimana aktifitas vital masyarakat tidak ditem- kan efek dari aktivitas tektonik.
subsidence dan uplift akibat aktivitas tektonik, patkan di wilayah pantai yang sedang berpros-

Interaksi Manusia dan Alam dalam Perspektif Islam


S alah satu ajaran dalam al-Qur’an
yang tampaknya tidak mendapatkan cukup
banyak perhatian ialah yang berkenaan dengan
konsep-konsep antropologis. Tiadanya cukup Mizaj Iskandar, Lc., LL.M
perhatian itu agaknya bukan karena pandangan
dasar tentang eksistensi, hakikat dan makna Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry
Banda Aceh, email: mizaj.nanda@gmail.com
tingkah laku manusia itu tidak penting, tetapi
lebih karena dalam dunia pemikiran Islam klasik
masalah itu dibahas dalam berbagai tempat yaitu ramalan tentang sifat destruktif manusia masyarakat pagan atau musyrik, dengan sendi-
secara terpencar, seperti dalam ilmu tasawuf, dan saling bermusuhan (Q. S: 2/30), membuat rinya menghasilkan sikap hidup yang “mende-
tanpa mendudukkannya sebagai bahan kajian manusia lebih jauh lagi didorong untuk bertan- valuasi” alam, mungkin secara radikal, yakni
yang terpisah dengan suatu kajian sistematis ya dan mempertanyakan kembali kepada siapa sesuai dengan tingkat paganisme atau kemu-
dan metodologis. sebenarnya dia? Apa hakikat kediriannya, dan syrikan yang menjadi latar belakang kulturnya.
Dalam eskatologis Islam terdapat ra- mengapa ia berada di sini? “Pendevaluasian” itu berupa sikap pan-
malan, atau lebih tepatnya janji Tuhan, bahwa Jawaban apa pun atas pertanyaan-per- dang bahwa alam dan gejalanya adalah ken-
Dia akan memperlihatkan kepada manusia tanyaan itu, yang secara otomatis merupakan yataan dan fenomena yang lebih rendah marta-
tanda-tanda atau ayat-ayat-Nya yang terdapat gambaran manusia tentang dirinya sendiri, batnya dari pada martabat manusia sendiri, se-
pada seluruh horizon dan dalam diri manusia itu akan banyak sekali menentukan bagaimana ia hingga pantanglah bagi manusia untuk menun-
sendiri, sehingga akan jelas bagi manusia bah- menampilkan diri melalui perbuatan-perbua- dukkan diri kepada alam atau gejalanya itu.
wa Dia adalah benar (haqq) (Q. S: 42/53.). tannya dalam hidup ini. Sebab gambaran ten- Oleh karena itu, dan agar dapat
Pengertian interpretatif eskatologi itu tang diri sendiri itu menjadi bagian yang sangat menampilkan diri sebagai makhluk moral dan
dapat membawa kepada pandangan tentang penting dari keseluruhan pandangan hidupnya. bertanggung jawab, manusia harus berjuang
potensialitas manusia, yang dengan potensinya melawan segala bentuk pembelengguan dir-
itu melalui pendekatan empiris ia akan mampu Kekhalifahan Manusia inya. Sebab belenggu itu menjadi penghalang
“menemukan” kebenaran, mungkin dalam ben- Implikasi dari kekhalifahan manusia ialah baginya dari kemungkinan memilih dengan be-
tuk metafisika ilmiah (bukan metafisika failu- keperluannya untuk mengerti alam (lingkun- bas jalan dan kegiatan hidup yang diyakininya
suf-spekulatif). Tetapi kecenderungan sejarah gan), tempat ia hidup dan menjalankan tugasn- terbaik, yakni paling bermoral dan beratanggu-
manusia modern sekarang ini justru menunjuk- ya. Manusia memiliki kemungkinan memahami ng jawab (Q. S: 39/17-18). Ini didapakan manusia
kan hal-hal yang dapat menukar harapan itu. alam ini karena potensi akal yang dikaruniakan dengan memperhatikan peraturan tetap (sun-
Melalui ilmu pengetahuan, tak terbilang Tuhan kepadanya (Q. S: 45/13). Kemungkinan nah) dan ketentuan pasti (taqdir) dalam makna
jumlah gejala alam telah diletakkan di bawah manusia memahami alam juga karena alam ini generiknya, dan diberlakukan oleh Tuhan untuk
“pengawasan” dan “kekuasaan” manusia, dan diciptakan Tuhan dengan “ukuran-ukuran” dan seluruh alam ciptaan-Nya.
kenyataan ini, tanpa dapat di bantah, sampai “ketentuan-ketentuan” yang pasti dan tak beru- Dan dengan pembebasan diri manu-
batas-batas tertentu yang sangat jauh, tel- bah-rubah, sehingga sampai batas-batas ter- sia dari bentuk-bentuk pembelengguan se-
ah membantu mempermudah hidup manusia tentu yang sangat jauh yang bersifat predictable wenang-wenang (ketuhanan palsu) itu, dan
melalui teknologi terapan. Namun, justru den- (dapat diramalkan) (Q. S: 25/2). berbarengan dengan itu, pengarahan hidup
gan kemampuan itu manusia modern menjadi Berdasarkan pengertiannya tentang alam hanya kepada Dzat Mutlak yang tak terjang-
makhluk dengan keunikan yang ironis; musuh itu, dan berpedoman kepada “ukuran-ukuran” kau dan tak terhingga, maka alam tersingkap
utamanya bukan lagi bencana alam atau bina- dan “ketentuan-ketentuan” yang membuatn- dari kualitas mitologisnya, dan menjadi terbuka
tang buas di hutan-hutan (seperti musuh ne- ya predictable, manusia dapat memanfaatkan bagi manusia untuk dipahami sedekat mungkin
nek moyang mereka dalam zaman “pra-perad- alam ini untuk keperluannya. Guna menunjang kepada kebenaran. Kemudian dalam konteks
aban”). Tetapi hasil kemampuannya sendiri dan hal ini, Tuhan telah menjadikan alam ini “lebih hukum-hukum alam yang dipahaminya itu ia
rekan sesama manusia yang menggunakan ke- rendah” kedudukan dan martabatnya dari pada memilih jalan hidupnya yang penuh tanggung
mampuan itu. Dengan kata lain, manusia men- kedudukan dan martabat manusia sendiri. jawab.
jadi musuh bagi manusia yang lain (homo homi- Maka manusia diharapkan mampu mem- Semoga tulisan singkat ini ada manfaat-
ni lupus) (Thomas Hobbes: 1969). pertahankan martabatnya sebagai khalifah nya, kepada Allah penulis berserah diri, kepa-
Pengalaman manusia di zaman modern Tuhan yang tunduk hanya kepada-Nya, tidak da-Nya dipersembahkan bakti dan kepada-Nya
ini seolah-olah merupakan pemenuhan paling kepada alam atau gejala alam (Q. S: 4/48). Ori- pula penulis memohon ampunan, tawfiq, hi-
nyata ramalan para malaikat ketika manusia di- entasi hidup kepada Allah, Tuhan Yang Maha dayah dan perlindungan. Wallahu ’a‘lam bi al-
angkat sebagai khalifah Tuhan di muka bumi, Esa (tawhid), dalam penghadapannya terhadap haqiqah wa al-shawab.

26 Desember 2015
7
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

Mengapa Sekolah perlu Siaga Bencana?


Dr. Aiko Sakurai1 & Rina Suryani Oktari, M.Si2
1 International Research Institute of Disaster Science (IRIDeS),
Tohoku University, Japan
2 Peneliti TDMRC dan Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

P ada 26 Desember 2015 kita mem- yang mengundang beberapa kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, orang tua, dan mas-
peringati 11 Tahun Tsunami Aceh. Di Tohoku, terungkap bahwa salah satu faktor yang me- yarakat sekitar) dalam memecahkan persoalan
Jepang, pada 11 Maret 2016 mendatang akan nentukan keberlanjutan program SSB adalah yang dihadapi oleh sekolah, termasuk juga da-
diperingati 5 tahun gempabumi dan tsunami kepemimpinan (leadership) kepala sekolah. lam menghadapi bencana yang mungkin tim-
yang terjadi tahun 2011 lalu. Pada bulan Ma- Tidak sedikit sekolah-sekolah yang tidak lagi bul. MBS merupakan model pengelolaan yang
ret 2016 nanti, anak-anak SD yang mengalami melaksanakan program SSB karena kepala se- memberikan otonomi yang lebih besar kepada
peristiwa tsunami jepang tahun 2011 lalu akan kolahnya dimutasi ke sekolah lain. Dan yang sekolah untuk mengambil keputusan sesuai
lulus dari sekolahnya. Dan nantinya sekolah menjadi persoalan, ketika kepala sekolahnya dengan kebutuhan, kemampuan, dan tuntutan
tersebut akan diisi kembali oleh siswa-siswa dimutasi maka program SSBnya pun ikut ber- sekolah maupun masyarakat serta stakeholder
baru, dimana pada saat tsunami 2011 mereka sama kepala sekolah tanpa proses serah terima lainnya.
masih berusia 1-5 tahun. kepada kepala sekolah yang baru. Dengan adanya otonomi yang lebih be-
Pergantian generasi siswa ini mendasari Namun, dari hasil FGD tersebut juga sar, sekolah menjadi lebih mandiri dan berdaya
pentingnya bagi sekolah untuk mengajarkan teridentifikasi sebuah praktik baik, dimana ke- dalam mengembangkan program-program
siswa-siswa baru tentang bencana apa yang berlanjutan program SSB dapat terus dilak- yang sesuai dengan kebutuhan dan kemam-
pernah terjadi di wilayah mereka serta tentang sanakan meskipun kepala sekolahnya dimutasi. puan yang dimiliki, termasuk mengembangkan
bagaimana harus mempersiapkan diri untuk Hal ini dikarenakan adanya proses serah terima program kesiapsiagaan sekolah terhadap ben-
menghadapi bencana serupa. Jika tidak dilaku- yang baik antara kepala sekolah yang lama den- cana.
kan, maka para siswa baru ini tidak akan mema- gan yang baru, dan juga adanya semangat dari Tentu saja kemandirian sekolah ini, harus
hami makna pemandangan yang hancur karena kepala sekolah yang baru untuk melanjutkan didukung dengan kemampuan kepemimpinan
tsunami dan mengapa mereka harus menye- program SSB yang sudah dilaksanakan. Selain (leadership) kepala sekolah dalam mengambil
lamatkan diri segera ke tempat yang lebih ting- itu, kepala sekolah yang dimutasi tersebut juga keputusan, memobilisasi sumber daya, me-
gi dan lebih jauh ketika gempa besar terjadi. memiliki semangat yang tinggi untuk melak- nentukan strategi yang efektif, berkomunikasi
Hal yang sama juga berlaku untuk anak- sanakan program SSB di sekolahnya yang baru, efektif dan memecahkan permasalahan yang
anak sekolah di Aceh. Siswa-siswa SD di Aceh sebagaimana ia telah sukses melaksanakannya dihadapi sekolah.
saat ini adalah mereka yang lahir setelah peristi- di sekolah yang lama. Selain itu, kepala sekolah juga harus
wa tsunami 2004. Pascabencana maha dahsyat Biasanya pihak sekolah mengalami ham- memiliki kemampuan adaptif dan antisipatif,
itu terjadi, banyak keluarga-keluarga baru yang batan untuk melaksanakan program SSB, kare- serta kemampuan bersinergi dan berkolabora-
justru pindah dan tinggal di daerah yang terke- na terbentur masalah pendanaan. Namun, apa si dengan berbagai pihak di dalam maupun di
na dampak tsunami. yang telah dilakukan oleh kepala sekolah yang luar sekolah. Apabila otonomi atau kemandirian
baru dimutasi tersebut, membuktikan bahwa sekolah serta kemampuan leadership kepala
Kondisi Kesiapsiagaan Sekolah sekolah secara mandiri dapat melakukan inisi- sekolah ini dapat berlangsung secara terus me-
Belum lama ini kami melakukan peneli- atif program SSB di sekolahnya dengan meng- nerus, maka hal ini dapat menjamin keberlanju-
tian di beberapa SD/MI negeri yang terletak di gunakan sumber daya yang dimiliki, serta men- tan (sustainability) program kesiapsiagaan yang
wilayah genangan tsunami di Banda Aceh. Hasil jalin kemitraam dengan berbagai pihak di luar berlangsung di sekolah.
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 45% sekolah. Kembali ke anak usia sekolah, mereka
responden siswa menjawab “tidak” atau “tidak adalah salah satu agen penting dalam memba-
tahu” ketika ditanya “apakah kerusakan yang Kemandirian Sekolah ngun kesiapsiagaan bencana. Mempersiapkan
diakibatkan bencana dapat dikurangi jika ada Dalam paradigma baru dunia pendidikan, mereka saat ini berarti juga mempersiapkan
kesiapsiagaan terhadap bencana tersebut se- dikenal istilah Manajemen Berbasis Sekolah generasi yang siaga bencana di masa men-
belumnya.” Sebuah indikasi bahwa anak-anak (MBS) atau “school-based management”. MBS datang. Dan itu adalah tanggung jawab kita
usia sekolah sekarang kurang memahami pent- ini bertujuan untuk memberdayakan sekolah, generasi sekarang: para orang tua, para guru,
ingnya kesiapsiagaan bencana. Dan bila ditarik terutama SDMnya (termasuk kepala sekolah, dan para pengambil kebijakan.
lebih jauh, hal ini menunjukkan bahwa program
edukasi kebencanaan di sekolah-sekolah be-
lum terselenggara dengan baik.
Karena itu, saat ini adalah waktu yang
tepat untuk memacu kembali program kes-
iapsiagaan di sekolah-sekolah di Aceh. Hal yang
paling penting adalah bagaimana mengupaya-
kan sebuah program yang berkelanjutan di da-
lam rencana tahunan sekolah.
Kesiapsiagaan terhadap bencana tidak
diberikan oleh orang lain. Namun, kesiapsiag-
aan terhadap bencana adalah untuk dan oleh
diri kita masing-masing.
Pasca tsunami 2004 lalu, program Se-
kolah Siaga Bencana (SSB) sebagai salah satu
upaya membangun kesiapsiagaan di sekolah
telah banyak dikembangkan di berbagai seko-
lah di Aceh, baik tingkat SD, SMP maupun SMA.
Program SSB yang diinisiasi sejak 2009 lalu ini
memiliki tantangan yang beragam, khususnya
terkait aspek keberlanjutan (sustainability).
Dalam Focus Group Discussion (FGD)
Kegiatan Sekolah Siaga Bencana di SMP Balohan Sabang

8 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS

Pentingnya Kesiapsiagaan Keluarga Dalam Menghadapi Bencana

Ibnu Mundzir, M.A. 1 & Intan Dewi Kumala, M.Psi.2


1 Peneliti pada International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS)
2 Peneliti TDMRC dan Dosen pada Program Studi Psikologi Universitas Syiah Kuala

A ceh telah berkali-kali dilanda gempa


dan tsunami. Bahkan, tsunami pada 26 Desem-
kan diri karena ingin berkumpul dulu dengan
keluarga dan memastikan keselamatan mere-
menyelamatkan diri, atau siswa pulang ke ru-
mah setelah gempa. Mengingat waktu evakuasi
ber 2004 telah dianggap sebagai salah satu ka. Beberapa anggota keluarga bahkan memi- yang pendek, siswa perlu dipandu pihak se-
bencana terbesar dalam sejarah modern. Se- lih tetap berada di rumah karena pasangan atau kolah untuk segera menuju tempat tinggi ses-
belum itu, pesisir Aceh Besar pernah diterjang anak tidak bersama mereka. aat setelah gempa tanpa harus menunggu di-
dua tsunami yang hanya berjarak sekitar 60 ta- Selain itu, beberapa anggota keluarga jemput keluarga. Adanya kesepakatan ini akan
hun pada1394 dan 1450 (Sieh, Daly, McKinnon, yang telah berada di tempat yang tinggi (aman), membuat orang tua merasa lebih tenang dan
dkk, 2015). Simeulue juga sempat dilanda be- justru kembali ke rumah di daerah pesisir un- mengurangi kecemasan terhadap keselamatan
berapa kali tsunami, dan yang terdekat adalah tuk menjemput anggota keluarga. Hal ini turut anaknya, sehingga mereka pun dapat segera
pada 1907. Setelah 2004, pesisir Aceh kembali berkontribusi pada kemacetan di sebagian ruas menyelamatkan diri.
diguncang gempa dengan kekuatan 8,5 SR dan jalan. Karena bertemunya arus warga yang hen- Ketiga, siapkan tas siaga bencana. Agar
8,2 SR pada 11 April 2012. Rentetan kejadian di dak ke daerah tinggi dan warga yang ingin kem- dapat menyelamatkan diri dengan cepat, kel-
atas menunjukkan betapa rentannya Aceh terh- bali ke daerah pesisir menjemput keluarga. uarga perlu menyiapkan barang-barang pent-
adap ancaman gempa dan tsunami. ing seperti surat-surat dan dokumen berharga,
Sebagian besar korban jiwa dan luka saat Langkah praktis uang atau benda berharga, sedikit makanan
tsunami disebabkan oleh gulungan ombak. Karena itu, penting untuk digarisbawa- dan minuman (terutama susu untuk anak),
Karena itu, agar selamat dari terjangan ombak hi bahwa kesiapsiagaan masyarakat sangat obat-obatan, pakaian ganti (berserta sarung
tsunami, masyarakat di pesisir perlu bertindak dipengaruhi oleh kesiapsiagaan keluarga. Per- dan selimut kecil), radio, senter, dan kebutuhan
tepat pascagempa: menyelamatkan diri lebih tanyaannya, bagaimana membangun keluarga darurat lainnya. Barang-barang tersebut perlu
cepat, lebih jauh, dan lebih tinggi. siaga bencana? Berikut ini adalah beberapa hal disiapkan dalam tas atau bungkus lain yang dil-
Bila terjadi lagi, tsunami diperkirakan praktis yang dapat dilakukan. etakkan ditempat aman dan segera dapat diba-
dapat menerjang Banda Aceh dan bebera- Pertama, menyepakati rencana darurat wa.
pa kota di pesisir barat Aceh (Calang, Teunom, keluarga. Rencana ini berisi kesepakatan anggo- Keempat, simpan nomor telpon penting.
Meulaboh, dan Tapak Tuan) dalam tempo 30 ta keluarga ke mana akan menyelamatkan diri. Keluarga perlu menyimpan nomor-nomor tel-
menit setelah gempa (Syamsidik, Rasyif, & Kesepakatan ini penting agar anggota keluarga pon penting yang dapat dihubungi pada saat
Kato, 2015). Karena itu, waktu sekitar setengah dapat langsung menuju ke tempat yang aman darurat, seperti nomor geuchik, Badan Penang-
jam merupakan waktu kritis (critical time) untuk setelah gempa. Ketika gempa terjadi, anggo- gulangan Bencana Kabupaten/Kota, pemad-
menyelamatkan diri. Dengan kata lain, dalam ta keluarga bisa jadi sedang berada di tempat am kebakaran, Palang Merah Indonesia (PMI),
waktu kurang dari 30 menit, warga pesisir seha- berbeda dan berjauhan. Karenanya, keluarga kantor polisi serta rumah sakit.
rusnya telah berada di tempat yang tinggi agar juga perlu menyepakati di mana titik berkumpul Kelima, keluarga sebagai tempat perta-
terhindar dari terjangan ombak tsunami. yang aman pascagempa jika kebetulan sedang ma belajar siaga bencana. Perilaku siap dan sia-
berada di lokasi yang berbeda. Rencana darurat ga terhadap bencana perlu dimiliki oleh semua
Kesiapsiagaan Keluarga ini akan memudahkan koordinasi antar anggota anggota keluarga. Keluarga adalah tempat be-
Ancaman tsunami di Aceh menuntut keluarga, karena jaringan komunikasi biasanya lajar pertama dan utama untuk berbagai keter-
adanya kesiapsiagaan bencana di berbagai lev- akan terganggu setelah gempa. ampilan hidup, termasuk kesiapsiagaan ben-
el: masyarakat, sekolah, keluarga, dan individu. Kedua, koordinasi dengan sekolah. Se- cana. Khususnya pada anak, orang tua dapat
Hanya saja, kesiapsiagaan keluarga sering kali buah penelitian, yang dilakukan Sakurai dari mengenalkan sejak dini fakta bahwa wilayah
terabaikan. Padahal, kesiapsiagaan di tingkat Universitas Tohoku Jepang bersama tim TDM- tempat tinggal mereka rawan bencana. Dengan
masyarakat tak akan maksimal bila kesiapsiag- RC, menunjukkan bahwa 55 dari 108 SD (51%) begitu, anak tidak lagi memandang peristiwa di
aan keluarga tidak dipersiapkan. di Banda Aceh terletak di wilayah yang terkena sekitarnya sebagai kejadian yang menakutkan.
Beberapa saat setelah gempa 11 April tsunami 2004. Sekolah-sekolah tersebut rentan Selanjutnya, anak perlu dikenalkan den-
2012, warga Ulee Pata, Banda Aceh yang tidak terhadap risiko tsunami di masa mendatang. gan konsep health habit (seperti melindungi
segera menyelamatkan diri setelah gempa Karenanya, pihak sekolah dan keluarga perlu kepala dari bahaya saat gempa terjadi, lari ke
menyatakan, “Tidak mungkin (kami) lakukan menyepakati apa yang seharusnya dilakukan tempat yang aman saat gempa berhenti, dll)
seperti saat simulasi. Kami tidak akan selamat- siswa dan guru setelah gempa. sebagai salah satu bentuk primary prevention
kan diri kalau tidak bersama anak istri.” Ini potret Ada tiga alternatif yang dapat dilakukan: (Shelley, 2009) dalam mengantisipasi kemun-
nyata bagaimana kesiapsiagaan keluarga ber- siswa dipandu oleh sekolah untuk langsung gkinan terjadi bencana di masa datang. Latihan
korelasi erat dengan kesiapsiagaan masyarakat. menyelamatkan diri ke tempat tinggi, siswa di- menghadapi situasi bencana yang dilakukan
Sebagian warga tidak langsung menyelamat- jemput dulu oleh keluarga di sekolah sebelum berulang-ulang dapat menginternalisasi per-
ilaku yang diharapkan, sehingga memampukan
anak merespon secara otomatis saat bencana
terjadi (Izadkah & Heshmati, 2007).
Pendekatan-pendekatan kultural juga
dapat dipakai untuk mengenalkan kesiapsiag-
aan bencana kepada keluarga. Seperti tradisi
nandong di Simeulue, yang mengajarkan pesan
kesiapsiagaan tsunami melalui lagu tradisional,
yang terbukti dapat menyelamatkan banyak
nyawa saat tsunami 2004.
Sebagai ikhtisar, karena Aceh rentan ter-
hadap berbagai ancaman bencana maka kes-
iapsiagaan perlu terus dibangun. Namun, mem-
bangun kesiapsiagaan bencana bukanlah tugas
pemerintah semata. Setiap warga dan keluarga
juga wajib mengupayakannya. Dalam konteks
tsunami, kesiapsiagaan keluarga perlu diarah-
kan agar kita dapat menyelamatkan diri lebih
cepat, lebih tinggi, dan lebih jauh dari pesisir!

26 Desember 2015
9
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

Memahami Permasalahan Banjir dan Solusinya

Dr. Azmeri
Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Peneliti TDMRC Universitas Syiah Kuala

B anjir semakin kerap terjadi di wilayah Periode ulang banjir perlu dipahami se-
bagai probabilitas kejadian banjir dengan debit
Indonesia, tidak terkecuali di Aceh. Di penghu-
jung tahun ini saja, banjir telah melanda bagian yang sama atau lebih besar (equal or exceed).
timur, tengah, barat dan selatan Aceh.Kejadian Debit atau aliran air di sungai tidaklah statis, na-
ini berdampak buruk pada berbagai aspek ke- mun selalu dinamis persatuan waktu yang din-
hidupan. Selain memutuskan akses transporta- yatakan dalam m3/detik. Debit juga dinyatakan
si, banjir juga menyebabkan tersendatnya aliran menurut periode ulangnya.
logistic ke sejumlah daerah di Aceh. Dampak Sebagai contoh, bila debit banjir rencana
lain yang tak kalah serius adalah terganggunya (QT) Krueng Aceh untuk Periode Ulang (T) = 20
kegiatan belajar anak usia sekolah, dan luluh- tahun adalah sebesar 1300 m3/detik, umumnya
lantaknya lahan pertanian yang dapat meng- masyarakat beranggapan bahwa banjir sebesar
ganggu pencaharian masyarakat petani. itu akan terjadi setiap 20 tahun sekali. Jadi, bila
Bencana banjir tidaklah semata dise- tanggul Krueng Aceh dibangun dengan debit
babkan oleh intensitas hujan yang tinggi. Ses- banji rrencana sebesar itu, maka selama 20 ta-
ungguhnya Yang Maha Agung telah mengukur hun kedepan masyarakat yang tinggal di sekitar
pemberianNya sebesar kebutuhan makhlukN- tanggul dapat berpersepsi keliru (false precep- 2. Pembangunan interkoneksi antarsungai,
ya. Sebagaimana telah diserukan Allah SWT tion). Bahwa tidak perlu khawatir, karena banjir dapat berupa kanal banjir, sebagai upaya
dalam Q.S. Az-Zukhruf-1: “Dan Yang menurunk- dengan debit 1300m3/detik hanya akan terjadi untuk menurunkan elevasi muka air banjir.
an air dari langit menurut kadar (yang diperlu- 20 tahun sekali. Namun, ini adalah pemahaman 3. Pembangunan tanggul untuk mencegah
kan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang keliru! terjadinya luapan (overtopping) beban air
yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan Kembali pada contoh di atas, pemaha- di kawasan berisiko banjir, seperti per-
(dari dalam kubur)”. man yang benar adalah probabilitas terjadi mukiman, persawahan, perkebunan, dan
Lalu mengapa bencana banjir semakin debit banjir sama atau lebih besar dari 1300 m3/ pusat aktifitas ekonomi.
sering terjadi? Mungkinkah karena hubungan detik adalah sebesar 100:20= 5% setiap tahunn- 4. Pembangunan kolam penampung beban
yang tak harmonis antara manusia dan alam? ya. Dengan demikian, perlu dibangun pemaha- banjir berbentuk waduk, baik sebagai kol-
man bahwa debit banjir dengan besaran bera- am retensi (lahan resapan atau recharge
Banjir dan Penyebabnya papun mungkin saja terjadi setiap tahun. groundwater) maupun kolam detensi (wa-
Banjir merupakan fenomena alam yang Karena itu, meski tinggal di balik tanggul dah tampungan sementara untuk me-
sering terjadi di kawasan yang banyak dialiri pengendali banjir yang didesain dengan debit mangkas (cut-off) puncak banjir).
sungai. Berdasarkan SK SNI M-18-1989-F (1989), banjir tertentu, masyarakat tetap perlu selalu 5. Pembangunan system polder yang dileng-
banjir merupakan aliran air yang relatif tinggi waspada. Sekali lagi, periode ulang banjir per- kapi dengan pompa dan system drainase
dan tidak tertampung oleh alur sungai/saluran. lu dipahami sebagai probabilitas kejadian banjir yang baik untuk mengurangi luas dan ting-
Secara umum, banjir dapat disebabkan dengan debit sama atau terlewati, bukan peru- gi genangan. Sistem polder terutama lebih
oleh tiga kondisi. Pertama, kondisi alam yang langan waktu terjadinya banjir. efektif diterapkan pada kawasan hilir yang
bersifat statis akibat geografi, topografi, dan berbentuk cekungan.
geometri alur sungai yang dibentuk oleh kemi- Solusi
ringan dasar sungai, meandering dan sedimen- Untuk mengurangi risiko bencana ban- Strategi struktural di atas perlu diperkuat
tasi yang mengakibatkan terjadinya penyem- jir, dibutuhkan cara dan strategi penanggulan- dengan pendekatan non-struktural dari hulu ke
pitan alur (bottle-neck). Kedua, peristiwa alam gan structural dan non-struktural, di samping hilir, dengan beberapa opsi sebagai berikut.
yang bersifat dinamis akibat curah hujan yang meluruskan persepsi masyarakat yang keliru 1. Penataan ruang di Daerah Aliran Sungai
tinggi, pembendungan yang terjadi dari laut/ tentang periode ulang banjir. (DAS) bagian hulu sebagai tindakan kon-
pasang maupun dari sungai induk dan akibat Berdasarkan uraian sebelumnya, kita servasi tanah dan air dengan tujuan se-
terjadinya penurunan daratan (land subsidence). menemukan relasi bahwa semakin banyak dan bagai recharge groundwater dan mengu-
Dan ketiga, kegiatan manusia yang ber- dinamis aktivitas manusia, semakin mening- rangi debit banjir.
sifat sangat dinamis, seperti mendirikan ban- kat pula frekuensi dan volume banjir. Kondisi 2. Penataan dataran banjir (flood plain man-
gunan di dataran banjir sebagai tempat hunian ini juga semakin dirasakan di Aceh. Tentu kita agement) sepanjang sempadan sungai. Hal
maupun tempat usaha, tata ruang (landuse) semua tidak ingin selalu dalam kondisi tidak ini telah diperjelas dalam Peraturan Pe-
dataran banjir yang tidak sesuai dengan perun- siap saat menghadapi banjir. merintah No. 38/2011 tentang Sungai dan
tukan, prasarana pengendali banjir yang terba- Beberapa strategi struktural berikut ini lebih dipertegas dalam Peraturan Menteri
tas, penimbunan sampah, dan aktivitas manu- dapat dilakukan dalam menghadapi fenome- No. 28/PRT/M/2015 tentang sempadan
sia yang memicu pemanasan global yang dapat ma banjir. sungai dan Danau.
menyebabkan kenaikan muka air laut. 1. Normalisasi alur sungai secara rutin sepan-
Selain itu, yang memperparah kondisi jang musim kering, sebagai tindakan pre-
adalah persepsi masyarakat yang keliru terh- ventif saat musim penghujan. Pengerukan
adap banjir. Salah satunya adalah penafsiran sedimentasi perlu dilakukan,khususnya
“periode ulang banjir” yang dapat berakibat pada sisi dalam tikungan sungai. Tujuann-
fatal. Selama ini “periode ulang banjir” sering ya untuk menormalkan penampang sungai
dipahami sebagai perulangan waktu terjadinya dan menstabilkan kecepatan aliran teruta-
banjir. Pemahaman keliru tersebut dapat men- ma saat banjir. Tentu saja pekerjaan ini per-
gurangi bahkan menghilangkan persiapan dan lu diimbangi dengan perlindungan tebing.
kepedulian (awareness)masyarakat terhadap
Kondisi Sempadan Sungai Krueng Aceh Di Keca-
ancaman banjir.
matan Lueng Bata

10 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS
3. Penerapan system prakiraan cuaca dan Pemahaman konsepini adalah sebuah Namun, berdasarkan pengalaman di bebera-
system peringatan dini untuk menguran- keharusan agar tiap bangunan tidak pa daerah lain, kombinasi upaya struktural dan
gi risiko bencana banjir. boleh menambah debit air ke system sal- non-struktural merupakan solusi yang efektif.
4. Pemerintah melalui kewenangannya juga uran drainase/sungai. Provinsi Aceh yang dilalui banyak sungai
diharapkan dapat memasukkan muatan 7. Hal yang terpenting adalah penegakan tentu berisiko tinggi terhadap banjir. Ditambah
lokal dalam kurikulum pendidikan terkait hukum (law enforcement) dalam berbagai lagi dengan semakin banyaknya DAS yang
pemahaman pentingnya menjaga DAS. aturan yang telah ditetapkan berupa su- kritis. Sehingga, perlu juga digalakkan upaya
Di Aceh dapat dimasukkan dalam pelaja- rat teguran (sanksi administrasi), pencab- adaptasi sekecil apapun untuk bersahabat den-
ran Bahasa Aceh. utan izin usaha/lingkungan, sanks iper- gan alam. Contoh sederhana untuk masyarakat
5. Sosialisasi informasi kepada masyarakat data dan pidana. Contoh baik penerapan di hilir, adaptasi dapat dilakukan melalui desain
melalui berbagai media untuk mening- law enforcement dilakukan oleh Walikota bangunan yang ramah banjir, seperti: rumah
katkan kapasitas masyarakat dalam men- Bandung, dengan melakukan pembong- panggung, dan rumah susun. Selain itu, adap-
gurangi risiko bencana banjir. karan lahan parker impermeable di ka- tasi di bidang pertanian dapat dilakukan melalui
6. Menerapkan konsep Zero Delta Q Policy. wasan yang luas untuk menjamin tetap pemilihan varietas tanaman yang tahan genan-
Secara yuridis formal,  istilah  Zero Delta tersedianya lahan resapan. gan banjir.
Q Policy  muncul dalam Peraturan Pe- Mari kita terus berbenah untuk hidup leb-
merintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Perlu dicatat bahwa, solusi-solusi ih harmonis dengan alam!
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. non-struktural lebih bersifat jangka panjang.

Struktur Hijau Berbasis Mitigasi Bencana untuk Kota Banda Aceh


K ota Banda Aceh, yang berada di pe-
sisir ujung Pulau Sumatera, memiliki kerawanan
yang tinggi terhadap bencana tsunami. Hal ini
disebabkan letaknya yang berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia dan berdekatan den-
gan pertemuan lempeng Indo-Australia dan
Dr. Mirza Fuady
lempeng Euroasia, yang jika bertabrakan dapat Dosen Jurusan Arsitektur, Universitas Syiah Kuala
berpotensi menimbulkan gelombang tsunami. Email: mirzafuady2@gmail.com
Akibat dilanda Tsunami pada tahun 2004,
hampir separuh wilayah pemukiman di kota
Banda Aceh rusak. Tsunami menghancurkan yang lebih luas baik dalam bentuk kawasan tsunami jika direncanakan dengan baik den-
berbagai sarana dan prasarana kota pada ka- maupun dalam bentuk jalur memanjang yang gan pengaturan kerapatan dan jenis vegeta-
wasan permukiman, mulai dari kawasan pesisir dalam penggunaannya lebih bersifat terbu- sinya. Pemilihan tanaman keras seperti pohon
hingga sebagian kawasan pusat kota. Berdasar- ka dan tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau cemara laut dan bakau yang ditanam dengan
kan pengalaman pahit tersebut, perencanaan dapat hadir dengan fungsi sebagai kawasan kerapatan yang sesuai dan berlapis, sebaiknya
pemukiman terutama kawasan pesisir untuk pertamanan kota, hutan kota, lapangan olah ditempatkan di antara pantai dan permukiman.
masa yang akan datang haruslah responsif dan raga dan rekreasi kota, pemakaman, jalur hijau Sementara itu, antara permukiman dan jalur
antisipatif terhadap kemungkinan terjadinya dan kawasan hijau pekarangan. Ruang terbuka penyelamatan menuju lokasi yang lebih aman
bencana. Untuk itu pendekatan perencanaan hijau kota dapat juga berwujud hutan lindung tidak boleh ada hutan yang menutup atau men-
permukiman yang berwawasan lingkungan dan sabuk hijau serta jalur hijau sempadan sun- ghalangi sirkulasi.
dengan mempertimbangkan aspek mitigasi gai dan pantai. Dalam perkembangan kota Banda Aceh
bencana merupakan pilihan yang bijak seka-
saat ini, meskipun disadari bahwa kawasan
ligus mendukung perencanaan kota Banda Struktur hijau dan mitigasi Tsunami pesisir merupakan daerah rawan bencana,
Aceh yang berkelanjutan. Terkait bencana tsunami, upaya mitigasi namun penduduk tetap kembali bermukim
Pertimbangan aspek mitigasi bencana untuk kawasan pesisir dapat dikelompokkan di kawasan pesisir terutama penduduk yang
dalam penataan permukiman pesisir diharap- menjadi dua yaitu: upaya mitigasi bencana bekerja sebagai nelayan. Keinginan kembali
kan akan berdampak positif berupa: memperke- struktural dan non-struktural. Upaya struktural ke lokasi dekat pantai merupakan pilihan yang
cil resiko bencana, meningkatkan ketahanan berupa upaya teknis yang bertujuan untuk sesuai dengan rutinitas pekerjaannya mencari
wilayah yang rawan bencana, melindungi ka- meredam dan mengurangi energi gelombang ikan dengan menggunakan perahu. Untuk itu,
wasan permukiman serta sarana dan prasarana di kawasan pantai. Upaya struktural tersebut penataan permukiman pesisir yang memberi-
umum, dan menyiapkan lokasi dan sirkulasi un- dapat dibedakan menjadi upaya secara ala- kan kemudahan akses penyelamatan menjadi
tuk evakuasi penduduk apabila terjadi bencana. mi misalnya penanaman hutan bakau sebagai suatu keharusan.
Selain itu, upaya penataan permukiman den- sabuk hijau dan upaya buatan dengan pem- Pengembangan ruang pada zona pan-
gan pendekatan yang berwawasan lingkun- bangunan pemecah gelombang, tembok laut, tai harus dibatasi dan lebih mengutamakan
gan akan memberikan nilai tambah manfaat tanggul, serta memperkuat desain bangunan pengembangan ruang untuk mendukung zona
ekologis sekaligus mendukung upaya mitigasi dan rumah serta infrastruktur lainnya agar tahan kawasan lindung. Apabila akan dikembangkan
dengan meminimalkan resiko bencana serta terhadap bencana. sebagai kawasan budidaya maka pengem-
mencegah atau mengurangi pengaruh buruk Upaya mitigasi non-struktural merupa- bangan dilakukan secara terbatas untuk men-
yang menyebabkan terjadinya kerusakan saat kan upaya non-teknis yang menyangkut penye- gantisipasi kemungkinan dampak dan jumlah
bencana. suaian dan pengaturan tentang kegiatan manu- korban serta kerugian yang ditimbulkan akibat
sia dan kebijakan tata guna lahan agar sejalan bencana tersebut.
Ruang terbuka hijau dan sesuai dengan upaya mitigasi struktural Berkaitan dengan upaya mitigasi ben-
Salah satu upaya penataan ruang kota maupun upaya lainnya. Upaya non-struktural cana pada kawasan rawan bencana, maka
berwawasan lingkungan adalah dengan mem- meliputi kebijakan standarisasi bangunan per- pengembangan kawasan ini harus disertai den-
perkuat keberadaan ruang terbuka hijau se- mukiman serta infrastrukturnya, eksplorasi dan gan upaya untuk mereduksi akibat bencana
bagai struktur hijau kota untuk berperan men- kegiatan perekonomian masyarakat, pelatihan khususnya bencana gelombang pasang dan
dukung kehidupan kota secara berkelanjutan. dan simulasi mitigasi bencana serta pengem- tsunami dengan pengembangan fasilitas pen-
Keberadaan ruang terbuka hijau secara umum bangan sistem peringatan dini adanya bahaya. dukung untuk kondisi darurat, seperti pengem-
berperan penting dalam mengendalikan dan Ruang terbuka hijau sebagai struktur hi- bangan jaringan jalan penyelamatan dan fasili-
memelihara integritas dan kualitas lingkungan. jau pelindung di kawasan pesisir akan berfung- tas publik untuk evakuasi bencana.
Ruang terbuka hijau perkotaan dapat di- si secara efektif meredam energi gelombang Jaringan jalan penyelamatan ini bergu-
artikan sebagai ruang dalam kota atau wilayah

26 Desember 2015
11
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh
na untuk kegiatan pelarian dari bencana dalam
waktu pendek, serta untuk jalur pertolongan
pertama dan evakuasi korban. Fasilitas ini dib-
utuhkan untuk penyelamatan masyarakat atau
untuk melakukan aktivitas pengumpulan dan
pertolongan bagi korban bencana. Fasilitas ini
dapat berbentuk bangunan penyelamatan (es-
cape building), ruang terbuka dan lain-lain.
Untuk itu, perencanaan struktur hijau per-
mukiman pesisir berbasis mitigasi bencana ha-
rus mempertimbangkan pentingnya penataan
ruang terbuka hijau yang difokuskan pada dua
hal. Pertama, penggunaan ruang terbuka hi-
jau untuk penyelamatan berupa lapangan dan
bukit penyelamatan di area yang aman. Kedua,
penggunaan ruang terbuka hijau untuk perlind-
ungan berupa sabuk hijau kawasan pesisir yang
disertakan elemen visual yang mengarahkan
penduduk mencapai ke zona aman.
Dalam hal pemanfaatan sabuk hijau pesi-
sir sebagai pelindung, kombinasi pohon bakau
dan jenis pohon pesisir yang kuat, seperti ke-
lapa, cemara laut, ketapang, waru, asam jawa,
dan kapuk dapat ditanam untuk meredam
energi gelombang. Begitu pula di setiap per-
mukiman, perlindungan juga diperlukan dan
dapat dipenuhi oleh deretan pohon berlapis
yang ditanam di sepanjang tepi pantai, koridor
jalur hijau jalan dan jalur penyelamatan serta
bantaran sungai. Semoga!

Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR)

PENGAKUAN GLOBAL TERHADAP PERAN PENGETAHUAN LOKAL


DALAM Pengurangan risiko bencana (PRB)
dan susunan akan sampai pada sebuah kebi-
jaksanaan komunal yaitu masyarakat tahu apa
Alfi Rahman, M.Si risiko di sekelilingnya (know what) dan dapat
pula melakukan tindakan yang berkesesuaiaan
Mahasiswa Program Doktor di Department of Environment and pada saat bencana datang (know how).
Resources Policy, Human Security Program Tohoku University,
Sendai, Jepang. Peran pengetahuan lokal
Peneliti TDMRC Universitas Syiah Kuala Salah satu hal yang cukup menarik dalam
SFDRR ini adalah menempatkan pengetahuan
lokal sebagai sebuah upaya penting dalam
PRB. Setidaknya terdapat 7 kali penyebutan
J ika dirunut berdasarkan waktu, maka kesadaran bahwa masalah bencana bukanlah kata “indigenous” yang merujuk pada penger-
dapat kita temukan beberapa fase menunju- hanya bersifat lokal akan tetapi berdampak tian pengetahuan lokal, dan terdapat pula 2 kali
kan upaya dari masyarakat global untuk dapat sangat signifikan bagi dunia global secara ke- penyebutan “people centred” yang memperkuat
mengurangi dampak negatif kejadian bencana. seluruhan, telah memberikan harapan adanya bahwa upaya-upaya PRB harus berbasis mas-
Pada tahun 1994 di Yokohama, lahir framework kesadaran untuk menjadikan masyarakat glob- yarakat. Pengetahuan lokal bukanlah barang
rencana aksi dan strategi untuk Pengurangan al semakin tangguh. baru, namun membawanya pada pusaran kon-
Risiko Bencana (PRB). Selanjutnya 2005, seta- Masing-masing sektor berupaya untuk sep keberlanjutan seakan-akan ia baru saja
hun sesudah tsunami Aceh, di Kobe lahir pula menarik benang merah, menjabarkan frame- diperkenalkan kepada khalayak.
konsep PRB Hyogo Framework for Action (HFA), work ini secara lebih akademis dan praktis. Hal Saat ini pengertahuan lokal diyakini men-
dan 18 Maret 2015 disepakati sebagai akumu- ini menjadi menarik karena secara meyakink- jadi aset yang berharga untuk menjamin keber-
lasi usaha untuk merumuskan kembali sebuah an bahwa upaya PRB bukan hanya milik satu langsungan masyarakat itu sendiri. Pengeta-
framework untuk PRB dengan dihasilkannya payung ilmu tertentu atau hanya pada pe- huan lokal atau lebih dikenal dengan indigenous
Sendai Framework for Disaster Risk Reduction mikiran yang parsial, akan tetapi upaya PRB ini knowledege adalah bentuk akumulasi peng-
(SFDRR) 2015-2030. harus pula melibatkan semua unsur. Bencana etahuan yang lahir dari dalam masyarakat itu
Sebanyak 187 negara membubuhkan tidak dapat hanya dilihat pada kacamata ter- sendiri, bersifat lokal yang terjaga dalam lintas
tanda tangan dalam SFDRR, menandai sebuah tentu saja, melainkan harus melibatkan semua generasi yang merupakan upaya masyarakat
proses negoisasi bagaimana selayaknya setiap sektor. Menjadikan masyarakat itu tangguh dalam melakukan adaptasi dengan perubah-
negara secara bersama-sama menghadapi ke- adalah penjumlahan dari seluruh upaya struk- an yang terjadi di lingkungannya. Pengetahuan
mungkinan bencana di masa yang akan datang tural dan upaya kultural. lokal yang berkaitan dengan bencana biasanya
yang dikomandoi oleh UNISDR, sebuah badan Para peneliti telah mulai melakukan sin- tersimpan dalam bentuk yang bervariasi seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mer- ergi, dimana hasil temuan dan penelitian saling lagu, prosa, tarian, kisah, pantun, ritual, institusi
umuskan usaha PRB. menguatkan hingga dapat bermuara pada se- lokal dll.
SFDRR ini masih menunjukkan citarasa buah kesimpulan yang lebih akurat. Begitulah Salah satu khasanah pengetahuan lo-
yang sangat umum, yang memerlukan pen- sesungguhnya pengetahuan, saat ia dipadu kal milik masyarakat Aceh adalah Smong yang
erjemahan yang lebih praktis. Tapi, setidaknya untuk saling melengkapi pada setiap lapisan fenomenal. Smong telah membuka kesadaran

12 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS
global bahwa pengetahuan lokal adalah aset Karakter ini menyebabkan pengetahuan lokal menjadikan masyarakat Aceh semakin terde-
yang perlu dijaga dan dipelihara. Smong adalah memiliki peluang terdistorsi karena dipengaruhi pan dan tangguh dalam menghadapi kemun-
representasi dari kuatnya pesan bahwa “kami pula faktor-faktor luar seperti interaksi dengan gkinan bencana di masa yang akan datang.
ada dan kami selamat”. kepentingan luar dan alasan ekonomi. Sebagai Memelihara pengetahuan lokal berarti
Di samping smong, masyarakat Aceh konsekuensinya ia akan terancam menjadi pula menjaga keterhubungan dengan masa lalu,
memiliki sejumlah pengetahuan lokal lainnya punah dan lenyap. masa sekarang dan yang akan datang. Bencana
yang berkaitan dengan kemampuan mereka Semakin dikenalnya konsep pengeta- yang terjadi sekarang, bukanlah satu-satunya
dalam beradaptasi dengan berbagai bencana. huan lokal dalam framework global setidaknya kejadian sehingga kita menjadi lena. Berkaca
Aceh memiliki lembaga tradisional seperti Pan- sudah menunjukkan jika ia telah mendapat tem- pada masa lalu berarti sedang melihat wajah
glima Laot yang menyimpan sejumlah penge- pat untuk dipelihara dan dipelajari lebih lanjut. kelam kita, melihat sebuah gambaran bahwa
tahuan lokal seperti keunonong, angen badee, Aceh dengan kekayaan pengetahuan lokalnya berpangku tangan bukanlah pilihan yang bijak
uteun bangka, uteun pasie, dll. Sejumlah pesan memiliki peluang yang besar untuk memberi- untuk hanya sekedar menghitung waktu pada
yang terdapat di hadih maja memperlihatkan kan kontribusi pembelajaran kebencanaan agar kejadian bencana berikutnya.
adanya pesan-pesan PRB. Sementara itu mas-
yarakat Aceh Tengah dapat membaca pesan
sebagai peringatan dini pada bencana longsor
melalui perubahan perilaku siamang.
Konon kota Singkil yang telah beberapa
kali pindah, diperkirakan berkaitan pula den-
gan terjadinya bencana di masa lalu seperti
gempabumi dan tsunami. Masyarakat pesisir
Singkil menyebut tsunami dengan istilah gloro.
Kerajaan-kerajaan Aceh seperti Indraparta dan
Indrapurwa diperkirakan runtuh akibat bencana
besar. Untuk itu masyarakat Banda Aceh dan
Aceh Besar menyebut tsunami dengan istilah
ibeuna.
Pengetahuan lokal ini pada umumnya
menggunakan saluran komunikasi oral. Jarang
sekali kita mendapatkan bukti literasi pengeta-
huan lokal ini dalam bentuk dokumen tertulis.

Estimasi Waktu Tiba Gelombang Tsunami


dan Evakuasi Penduduk Kota-Kota di Aceh
P anjangnya garis pantai di Aceh dan
juga di bagian lain di Indonesia yang rawan terh-
adap bencana tsunami telah banyak diulas. Na-
mun demikian ini tidak berarti kita telah memiliki
informasi yang cukup tentang karakter tsunami
yang dapat melanda kawasan-kawasan pantai
Dr. Eng. Syamsidik
tersebut. Beberapa pertanyaan besar terkait hal Kepala Laboratorium Komputasi dan Visualisasi Tsunami TDMRC
tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi dan Dosen pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala.
banyak pihak, termasuk para peneliti tsunami di
TDMRC. memberikan waktu yang sangat terbatas untuk ini telah menggunakan COMCOT untuk berb-
Dua di antara pekerjaan rumah tersebut menyelamatkan penduduk dari bahaya tsuna- agai penelitian penjalaran tsunami di Aceh dan
adalah (1) menyajikan informasi terkait waktu mi. Oleh karena itu, pengetahuan terhadap ETA di beberapa tempat di Indonesia. Salah satu ha-
tersingkat yang mungkin dimiliki oleh kota-kota tersingkat ini cukuplah penting. sil penggunaannya adalah dengan menghitung
di Indonesia untuk menyelamatkan diri dari tsu- Namun demikian, mengingat sumber ETA tersingkat untuk kota-kota di Aceh. Hasil
nami, dan (2) mengintegrasikan informasi terse- gempabumi yang dapat menimbulkan tsunami ETA tersingkat tersebut kemudian dibanding-
but pada cara-cara evakuasi warga ke tem- di sekitar wilayah pantai barat Pulau Sumatera kan dengan Estimasi Waktu Evakuasi Kota (Es-
pat-tempat yang aman se-aman dan se-cepat cukup banyak, maka pertanyaannya adalah se- timated Time of Evacuation/ETE) dari bahaya
mungkin. Dengan berbagai kemungkinan peris- berapa singkat ETA untuk kota-kota yang rawan tsunami. Sistem Peringatan Dini Tsunami di In-
tiwa tsunami yang mungkin melanda suatu ka- tsunami tersebut? donesia akan mengeluarkan peringatan tsuna-
wasan, berapakah waktu terpendek yang dimi- mi pada 5 menit setelah gempa pertama ter-
liki oleh warga kota untuk menyelematkan diri Reka ulang tsunami jadi. Jika kota baru memulai evakuasi tsunami
sebelum gelombang pertama sampai ke pantai Reka ulang penjalaran gelombang saat setelah peringatan tersebut (setelah 5 menit)
terdekat? Estimasi waktu tiba gelombang tsu- peristiwa tsunami yang pernah terjadi di suatu maka waktu evakuasi akan bertambah sekitar
nami (Estimated Time of Arrival/ETA) untuk tsu- kawasan dapat dilakukan dengan berbagai lima menit. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat
nami ini penting untuk diketahui bagi penduduk cara. Salah satu cara yang relatif murah dan membandingkan ETA dengan waktu evakua-
dan pemerintah di kota-kota yang rawan terh- sahih adalah dengan memodelkan secara nu- si kota dari tsunami (ETE) pada beberapa kota
adap tsunami. Waktu ETA yang singkat (kurang merik proses penjalaran gelombang tsunami di Aceh. Hasilnya dapat dilihat pada gambar di
dari 30 menit) tentu akan memberikan dampak tersebut dari sumbernya di lautan lepas hingga bawah.
yang berbeda terhadap cara warga menge- gelombang tsunami pertama mencapai pan-
vakuasi diri dan terhadap kebijakan penataan tai terdekat di kota yang menjadi lokasi kajian.
kota dan lalu lintas kota saat darurat tersebut. Saat ini, telah cukup berkembang variasi model
Sebagai contoh, jika sumber tsunami numerik untuk mensimulasi penjalaran gelom-
yang jauh yang memberikan waktu ETA pan- bang tsunami. Diantara yang cukup terkenal
jang (lebih dari 2 jam) akan memberikan cuk- adalah Cornell Multi-grid Coupled Tsunami Mod-
up waktu bagi warga kota (terutama kota ke- el (COMCOT) yang dibangun oleh Prof. Philip
cil) untuk mengatur evakuasi warga hingga L-F. Liu dan timnya dari Universitas Cornell di
ke tempat yang aman. Namun jika ETA hanya Amerika Serikat.
dalam kisaran menit, seperti peristiwa tsunami Laboratorium Komputasi dan Visualisasi Perbandingan antara ETA dan Waktu Evakuasi (ETE)
di Mentawai tahun 2010, kondisi tersebut akan Tsunami TDMRC Unsyiah sejak beberapa tahun di beberapa kota di Aceh (Syamsidik dkk, 2015).

26 Desember 2015
13
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh
Kesiapan evakuasi antara ETA dan waktu evakuasi kota bisa dilaku- (BPBD) maupun dengan Bappeda Kabupaten
Menurut kondisi saat ini, dapat disim- kan dengan mengadopsi metode kemitraan Aceh Barat. Hal serupa dapat pula dilakukan
pulkan bahwa hampir di seluruh kota-kota di dan mendorong sifat mandiri pada tingkat mas- pada Kabupaten Kota lainnya. Lebih lanjut, se-
Aceh memiliki waktu evakuasi yang lebih lama yarakat dan pemerintah. Penentuan titik aman jak awal 2013, TDMRC Unsyiah telah mendidik
dibandingkan waktu tibanya gelombang tsuna- dapat dimulai dengan pengamatan mandiri puluhan mahasiswa yang mampu melakukan
mi (ETA). Beberapa kota yang pada tahun 2004 oleh anggota masyarakat dengan cara men- simulasi numerik penjalaran gelombang tsuna-
tidak mengalami dampak serius akibat tsunami genali tempat-tempat yang dapat dijadikan mi. Beberapa dari mereka tidak saja berasal dari
justru minim fasilitas evakuasi kota dari tsunami sebagai titik aman dan mencoba mengurangi Unsyiah, namun juga berasal dari universitas
seperti yang ditemukan TDMRC di Kota Tapa- hambatan-hambatan yang mungkin timbul saat lainnya seperti Universitas Teuku Umar (UTU),
ktuan. Sekalipun di sekeliling Kota Tapaktuan menjangkau lokasi tersebut. Universitas Al-Muslim, dan Universitas Muham-
terdapat bukit yang dapat digunakan sebagai Penambahan jumlah bangunan yang madiyah Aceh.
titik evakuasi, namun belum ada jalur yang mu- dapat dijadikan bangunan evakuasi dapat Tahun ini Aceh telah memasuki tahun
dah digunakan oleh warga untuk menjangkau menggunakan beberapa fasilitas publik atau 11 sejak peristiwa tsunami di tahun 2004. Jika
titik-titik tersebut. Sebagian masih diselimuti bangunan pribadi/swasta setelah mengalami semakin lama diselesaikan masalah-masalah
semak belukar dan terjal sehingga sulit bagi ra- perkuatan atau penyesuaian. Kota Meulaboh evakuasi tsunami seperti diuraikan di atas, maka
ta-rata orang untuk evakuasi dengan cepat ke telah merintis cara ini dengan menggunakan kerumitan pemecahan masalah-masalah terse-
titik tersebut. bangunan-bangunan toko sebagai alternatif but akan semakin bertambah sulit. Populasi
Kota Banda Aceh, yang justru memiliki tempat evakuasi warga. Membangun gedung penduduk kota akan bertambah seiring waktu
cukup banyak gedung evakuasi, memiliki ker- evakuasi baru membutuhkan biaya yang mahal dan jumlah kendaraan juga meningkat drastis.
umitan sistem transportasi yang menyebabkan dan jarang bisa dibiayai dari sumber Anggaran Jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat
kemacetan parah dimana-mana saat evakuasi. Pembangunan Kabupaten/Kota. yang mengharuskan adanya evakuasi warga
Kasus gempabumi kembar (8,6 da 8,1 Moment Di sisi lain, gedung evakuasi yang ber- kota segera, maka waktu tempuh evakuasi akan
Magnitude/Mw) pada tanggal 11 April 2012 fungsi tunggal (hanya sebagai bangunan menjadi semakin lama. Ini berarti jumlah warga
membuktikan bahwa sistem transportasi kota evakuasi) tidaklah ekonomis dan cenderung yang dapat diselamatkan dari bahaya tsuna-
saat darurat di Kota Banda Aceh masih per- terbengkalai sebagaimana ditemukan pada se- mi akan kecil. Oleh karena itu, perlu ada upa-
lu pembenahan untuk mempersingkat waktu jumlah bangunan evakuasi di Kota Banda Aceh. ya yang bersifat segera dan menyeluruh untuk
evakuasi kota. Namun demikian, penggunaan bangunan-ban- mengurai masalah kerumitan evakuasi warga di
Secara umum kajian peneliti TDMRC Un- gunan yang sejak awal tidak dirancang sebagai kota-kota yang rawan tsunami di Aceh.
syiah menunjukkan bahwa Aceh masih memili- gedung evakuasi perlu mendapatkan penye-
ki kesenjangan yang cukup serius pada sistem suaian fungsi dan perbaikan kekuatan ban-
evakuasi kota dari bahaya tsunami. Masalah gunan gedung agar layak menjadi bangunan
sistem evakuasi ini bersumber pada beberapa evakuasi alternatif. Perguruan tinggi atau lem-
hal, yaitu: baga penelitian seperti TDMRC Unsyiah dapat
• Kerumitan sistem transportasi kota yang membantu proses tersebut.
menyebabkan kemacetan dan membuat
waktu evakuasi menjadi lama; Kebijakan berbasis riset
• Letak titik aman dan bangunan evakuasi TDMRC Universitas Syiah Kuala dapat
yang belum cukup yang memaksa warga mendampingi pemerintah dan masyarakat
kota menjangkau lokasi-lokasi yang jauh yang butuh penjelasan lebih rinci secara
dan memakan waktu lama; keilmuwan jika diperlukan. Salah satu Kabu-
• Ketidaktahuan warga terhadap cara dan paten yang menjadi mitra aktif TDMRC adalah
lokasi evakuasi yang tepat. Kabupaten Aceh Barat. Di Kabupaten Aceh
Barat ini, TDMRC Unsyiah telah beberapa kali
Masalah pendanaan merupakan masalah melakukan pendampingan dan kerjasama da- Tim TDMRC Unsyiah sedang melakukan diskusi den-
yang klasik yang dihadapi oleh banyak kota di lam bidang mitigasi bencana tsunami, baik ber- gan Kepala Bappeda Aceh Barat (Bapak Teuku Ah-
Indonesia. Namun peluang memperkecil jurang sama Badan Penanggulangan Bencana Daerah mad Dadek, SH) bersama timnya.

Pesan Kesiapsiagaan Bencana dari Gempa dan Tsunami Purba


akhir abad ke-14 tersebut diperkirakan terja-
di sekitar tahun 1394. Bukti kegempaan yang
berkaitan dengan peristiwa tsunami ini juga di-
rekam penelitian Meltzner et al. (2010) di Simeu-
Dr. Nazli Ismail lue. Penelitian tersebut membuktikan adanya
pengangkatan daratan di bagian utara Simeulue
1. Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Syiah Kuala.
akibat aktivitas kegempaan. Sedangkan di Aceh
2. Sekretaris Prodi Magister Ilmu Kebencanaan dan Ketua Klaster Riset
Besar pada saat yang sama ditemukan adan-
Geohazard TDMRC, Universitas Syiah Kuala.
ya endapan pasir-pasir dan koral yang terbawa
oleh bah tsunami di daratan. Endapan-endapan
ini kemudian terhantam kembali oleh peristiwa
B erdasarkan rekaman gempa bumi sidence) akibat gempa bumi besar. Informasi tsunami yang terjadi sekitar tahun 1450.
purba (paleoearthquake) dan tsunami purba yang sama juga didapatkan dari endapan pasir Deretan temuan ini menunjukan bah-
(paleostunami) terbukti bahwa wilayah Aceh di Guha Ek Leuntie di Lhong, Aceh Besar. Kedua wa bencana tsunami 2004 bukan satu-satun-
pernah dilanda tsunami dan gempa bumi be- temuan tersebut menjelaskan secara detail ke- ya peristiwa tsunami yang pernah menghan-
sar berkali-kali. Pengukuran data stratigrafi di jadian-kejadian gempa bumi dan tsunami pada tam Aceh. Dari bukti-bukti tsunami purba yang
pantai barat Aceh Besar menunjukan pada ba- masa pra-sejarah. terjadi pada masa pra-sejarah, tidak satu pun
gian lapisan bawah terekam setidaknya 5 kali Perulangan tsunami di pantai Aceh juga mengindikasikan bukti adanya inetraksi akti-
gempa bumi yang bersumber dari zona sub- berlanjut sampai pada masa kesultanan. Pene- vitas manusia. Sedangkan bukti endapan tsu-
duksi di Lautan Hindia. Kelima rekaman gempa litian paleotsunami di kawasan Lamreh, pantai nami dari tahun 1394 dan 1450 secara detail
bumi tersebut terjadi antara 3800 sampai 7000 timur Aceh Besar juga membuktikan adanya memaparkan hubungan kehidupan manusia
tahun yang silam. Secara keseluruhan, juga tsunami yang melanda pantai Aceh pada akh- dengan bencana. Temuan tersebut menyirat-
ditemukan 7 lapis endapan pasir tsunami yang ir abad ke-14 dan pertengahan abad ke-15. kan bahwa adanya mobilisasi penduduk pas-
terdapat di atas lapisan tanah yang turun (sub- Temuan endapan tsunami yang berasal pada ca-bencana. Kawasan Lamreh pada masa lam-

14 26 Desember 2015
Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh I Smong NEWS
pau dipercaya sebagai bagian dari jalan sutra dan Miyagi bagian utara memiliki pengetahuan juga tidak tersampaikan dengan baik di pesisir
perdagangan laut, kini kosong ditinggalkan lokal yang sangat kuat tentang tsunami, sehing- barat Aceh, meskipun kedua wilayah tersebut
penghuni. Dua priode peradaban yang diper- ga hanya sedikit kerusakan di sana dibanding- sebelumnya berada dalam satu kabupaten.
caya sebagai bagian dari kesultanan Lamuri kan dengan masyarakat yang tinggal di Sendai, Pada sisi lain, kearifan iebeuna yang ter-
dan Aceh kini hanya tinggal puing-puing belaka. selatan Miyagi dan Fukushima pada saat gem- tulis dalam kitab-kitab kuno di Aceh besar
Dari catatan sejarah, perpindahan pa bumi dan tsunami 1896 dan 1933. juga tidak tersampaikan dengan baik kepada
pemukiman pasca-bencana seperti yang ter- generasi modern. Barangkali, perubahan jenis
jadi di kawasan Lamreh tersebut juga pernah Pengetahuan lokal di Aceh aksara Jawi yang digunakan masyarakat Aceh
terjadi di berbagai tempat lain. Peristiwa tsu- Sebenarnya kearifan lokal serupa juga di- pada masa lampau dengan aksara Latin yang
nami di bagian timur Laut Tengah akibat letu- miliki oleh masyarakat Aceh. Hanya saja, tidak digunakan Indonesia sekarang menjadi salah
san gunung api Santorini sekitar tahun 1628 semua tempat di Aceh yang pengetahuan lo- satu penyebabnya. Pada satu sisi, modernisasi
SM dipercaya telah memicu perpindahan pen- kalnya terjaga dari generasi ke generasi. Keti- aksara yang diberlakukan pemerintah mem-
duduk secara besar-besaran dari Minoan ke ka bencana tsunami 2004 terjadi, puluhan ribu berikan dampak posistif pada kemajuan dunia
Mycenean. Hal yang sama juga terjadi di Jamai- nyawa dan harta benda hilang di pesisir Aceh, pendidikan di Aceh. Pada sisi lain, pemberlaku-
ka pasca-gempa bumi dan tsunami tahun 1692, tetapi hanya segelintir jiwa di Simeulu yang kan aksara Latin dengan serta-merta melupa-
salah satu pelabuhan terbesar di sana berubah meninggal akibat tsunami tersebut. Pasca-ben- kan aksara lokal semisal aksara Jawi di Aceh
menjadi kota hantu dan tinggalkan penduduk cana tsunami 2004, kiuta disadarkan bahwa telah menyebabkan terputusnya informasi-in-
secara permanen. Di samping itu, masih be- masyarakat Simeulue memiliki kearifan lokal formasi penting seperti kearifan lokal iebeuna
lum jauh dari ingatan kita, tsunami Jepang 2011 smong yang secara turun-temurun diceritakan pada masyarakat modern di Aceh. Maka tidak
merusak ratusan kilometer pantai timur Hons- melalui budaya nandong. Sebagian besar mas- mengherankan pada saat tsunami 2004 banyak
hu. Di daerah pemukiman dan pertanian terse- yarakat peisir Simeulue memiliki pengetahuan korban yang meninggal karena tidak mengeta-
but belum terlihat tanda-tanda akan dibangun gempa bumi dan tsunami yang baik, sehing- hui apa itu tsunami.
kembali oleh pemerintah. ga mereka selamat pada saat bencana besar Bertolak dari kedua pengalaman terse-
tersebut. but ada dua pelajaran yang perlu diambil oleh
Perulangan tsunami pemerintah dan masyarakat Aceh dalam rang-
Hingga saat ini, masih sangat sedik- ka pengurangan risiko bencana ke depan. Per-
it pengetahuan kita tentang pola perulangan tama, baik pemerintah maupun kalangan aka-
jangka panjang tsunami di pantai Aceh. Dua “Untuk memperpanjang demisi perlu melakukan penelitian-penelitian
buah peristiwa tsunami yang sangat berdeka- memori manusia terhadap lanjut dalam rangka menggali kearifan-kearifan
tan pada tahun 1394 dan 1450 barangkali suatu perulangan bencana lokal yang dimiliki masayarakat dalam upaya
kejadian langka. Dalam kerangka mitigasi dan mitigasi bencana. Temuan-temuan yang ber-
kesiapsiagaan, perulangan tsunami dalam tsunami, upaya-upaya harga dari penelitian ini kemudian perlu dides-
jangka pendek barangkali dapat menjadi pem- penyampaian informasi iminasikan dan dikembangkan secara luas se-
belajaran antar-generasi yang sangat ampuh. tentang ancaman hingga informasi-informasi penting tentang
Pengalaman pahit akibat bencana yang diala- pengurangan risiko bencana tersampaikan
mi oleh generasi pendahulu dalam waktu yang
bencana alam secara dari satu ke generasi ke generasi berikutnya.
sangat singkat tersebut masih mungkin ditrans- berkesinambungan Kedua, modernisasi merupakan sesuatu yang
fer ke generasi-generasi berikutnya. Dengan dari satu generasi ke mutlak dilakukan demi untuk mengejar keter-
demikian, kerugian jiwa dan harta benda akibat tinggalan pembangunan dalam segala bidang.
generasi berikutnya
pengalaman bencana tsunami yang terjadi se- Namun demikian, modernisasi semestinya ti-
belumnya dapat dikurangi pada kejadian tsuna- penting dilakukan. Salah dak melupakan kekayaan budaya lokal yang
mi berikutnya. satunya adalah dengan dimiliki masyarakat. Seharusnya modernisasi
Namun demikian, sebagian besar jejak menghidupkan kembali perlu dilakukan dalam dua sisi, yaitu selain giat
rekam tsunami purba yang ditemukan di Aceh mempelajari pengetahuan-pengetahuan mod-
memiliki periode ulang yang sangat panjang
kearifan lokal yang dimiliki ern juga aktif dalam melakukan penggalian
yaitu antara 500 sampai 1000 tahun. Seperti masyarakat” kearifan-kearifan lokal masyarakat setempat.
disebutkan pada bagian awal tulisan ini, kedua Kedua sisi tersebut dapat saling bersinergi da-
lokasi penemuan jejak rekam tsunami purba lam rangka mensejahterakan kehidupan umat
di Kecamatan Lhong Aceh besar berasal dari manusia.
3000 sampai 7000 tahun yang silam. Rentang Kearifan yang serupa sebenarnya dimi-
waktu yang sangat panjang ini tentu saja sulit liki oleh masyarakat daratan Aceh. Beberapa
menjadi ingatan manusia, karena memori ma- manuskrip kuno yang terdapat di Aceh Besar
nusia yang pendek. Sebagai contoh, peristiwa juga menuturkan tentang kejadian gempa bumi
tsunami 2004 yang baru terjadi satu dekade dan tsunami yang terjadi di Aceh pada masa
lalu saja telah banyak dilupakan. Pembangu- lampau. Sebagian besar kitab beraksara jawi
nan dan pemukiman di sepanjang pantai Banda tersebut menceritakan secara detail diskripsi
Aceh dan Aceh Besar pada saat ini sedemikian gempa bumi dan tsunami dan kaitannya den-
dahsyat, seolah-olah tidak pernah terjadi apa- gan penanggalan. Kisah-kisah tsunami yang
apa di sana sebelas tahun silam. dalam bahasa Aceh disebut iebeuna tersebut
Merujuk pada jejak rekam tsunami purba menyadarkan kita bahwa tsunami telah lama
tersebut, kehidupan di bumi ini dalam perspek- dikenal di Aceh. Namun demikian, yang menja-
tif perulangan bencana alam seperti de javu. di tanda tanya besar bagi kita adalah mengapa Naskah gempa koleksi Museum Ali Hasjmy, Banda
Semua seolah-olah pernah terjadi tetapi sulit pengetahuan lokal tersebut tidak tersampaikan Aceh. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa jika
pada generasi sekarang? gempa bumi terjadi pada bulan Rajab pada waktu
untuk membuktikannya di alam nyata. Sekali
Dua tipe kearifan lokal tentang gempa Dhuha “alamat angin akan keras, air laut ombak pun
lagi, sebagian besar kita telanjur memiliki inga- keras”.
tan yang pendek, sehingga semuanya sangat bumi dan tsunami di Aceh, yaitu smong dan
mudah untuk dilupakan. Bencana alam sela- iebeuna, merupakan bukti bahwa sejak zaman
lu berulang dan selalu saja ada korban yang dahulu telah ada upaya-upaya yang dilakukan
menyertainya. masyarakat Aceh untuk mitigasi bencana. Say-
Untuk memperpanjang memori manusia angnya, informasi ini terputus dan tidak tersam-
terhadap perulangan bencana tsunami, upa- paikan secara berkesinambungan. Kearifan lo-
ya-upaya penyampaian informasi tentang an- kal smong yang terdapat di Simeulue sepertinya
caman bencana alam secara berkesinambun- hanya beredar di pulau tersebut saja. Barangka-
gan dari satu generasi ke generasi berikutnya li, letak geografis dan perbedaan budaya antara
penting dilakukan. Salah satunya adalah den- masyarakat yang berdiam di Pulau Simeulue
gan menghidupkan kembali kearifan lokal yang dengan yang menetap di daratan Aceh telah
dimiliki masyarakat. Fakta menunjukan bahwa menyebabkan informasi ini terputus. Kearifan
Naskah Gempa dan Gerhana koleksi Museum Negeri
masyarakat Jepang di sepanjang pantai Iwate lokal smong sama sekali tidak dipahami oleh Aceh.
masyarakat Aceh di daratan. Kearifan tersebut

26 Desember 2015
15
Smong NEWS I Suplemen Peringatan 11 Tahun Tsunami Aceh

Simposium Nasional Mitigasi Bencana Tsunami 2015,


21-22 Desember 2015, Gedung AAC Universitas Syiah Kuala

Perlu Integrasi Hasil Riset Dalam Kebijakan Mitigasi Tsunami

B eberapa praktik unggul (best rekomendasi ini menyampaikan bahwa dalam simposium ini.
practices) terkait integrasi hasil riset tsunami praktik-praktik unggul yang ada di Banda Setidaknya ada empat point inti yang
pada tataran kebijakan dapat ditemui pada Aceh dan Padang, perlu menjadi contoh untuk direkomendasikan dari Simposium ini, guna
beberapa kasus seperti pada penataan jalur meyakinkan bahwa pada beberapa kasus, memperkuat riset tsunami di Indonesia, yaitu
evakuasi di Banda Aceh dan Padang. Praktik- Indonesia berhasil menjembatani hasil-hasil peningkatan kapasitas riset tsunami melalui skim
praktik unggul tersebut perlu selanjutnya riset pada kebijakan pemerintah. “Ini sekaligus riset dan resource sharing, penguatan jejaring
direplikasi di tempat-tempat lain di Indonesia. dapat memperkuat motivasi kedua belah pihak, riset, integrasi hasil riset pada kebijakan serta
Demikian salah satu isi dari rumusan para periset tsunami dan pengambil kebijakan, menjembatani hasil riset kepada masyarakat.
rekomendasi kebijakan (policy brief) yang dapat optimis membangun komunikasi dua Rekomendasi tersebut perlu diikuti dengan
dihasilkan pasca Simposium Nasional bertajuk arah yang positif dalam mengintegrasikan hasil penyusunan langkah-langkah sistematis dan
“Mitigasi Bencana Tsunami Melalui Penataan riset dalam kebijakan.“ ujar Syamsidik. bersifat segera dalam menyelesaikan masalah
Ruang dan Morfologi Kawasan Pesisir”, yang Namun disadari pula, masih terdapat yang ada.
berlangsung pada 21-22 Desember 2015, di kesenjangan yang menjadi pekerjaan rumah “Kita berharap dengan adanya policy
Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam, besar bagi riset tsunami di Indonesia. “Hasil brief ini, dapat mendorong komunikasi dua
Banda Aceh. riset tsunami di Indonesia belum mampu arah antara periset tsunami Indonesia dan
Simposium tersebut menghadirkan memenuhi kebutuhan pengurangan risiko pengambil kebijakan di sektor pemerintah,
pembicara kunci Prof. Philip F. Liu dari Cornel bencana tsunami di Indonesia yang disebabkan sehingga dapat meningkatkan pemanfaatan
University, Amerika Serikat dan Dr. Hamzah kurangnya alokasi sumberdaya dan pendanaan hasil-hasil riset tsunami pada tingkat kebijakan
Latif dari ITB Bandung, beserta beberapa nara yang sangat berpengaruh pada rendahnya maupun pada praktik di masyarakat,” ujar Intan
sumber nasional lainnya. aktifitas riset tsunami maupun kualitas riset Dewi Keumala selaku ketua panitia Simposium
Peneliti tsunami TDMRC Unsyiah, Dr. tsunami yang berdaya guna,” papar Prof. yang juga peneliti di TDMRC Unsyiah.
Syamsidik, yang memandu proses perumusan Radianta Triatmadja dari UGM yang tutut hadir

16 26 Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai