Anda di halaman 1dari 44

KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 BANDA

ACEH DALAM BERBAHASA ACEH DI


LINGKUNGAN SEKOLAH

Disusun Oleh:
Agnes Natalia Sitorus
Miftahul Jannah
M. Athallah N.R.
Rusyda Amalia
T.Fitra Narafir
Vanya Luthfiya Rahmah

SMA NEGERI 1 BANDA ACEH


2019

i
LEMBAR  PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

KEMAMPUAN SISWA SMA NEGERI 1 BANDA ACEH DALAM


BERBAHASA ACEH DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Oleh :
AGNES NATALIA SITORUS
MIFTAHUL JANNAH
MUHAMMAD ATHALLAH N.A.
RUSYDA AMALIA
TEUKU FITRAH NARAFIR
VANYA LUTHFIYA RAHMAH

Telah disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Guru Pembimbing

Ira Mayana , S.Pd.


NIP. 198008132005042001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul Kemampuan Siswa SMA Negeri Satu Banda Aceh. Berbahasa
Aceh di Lingkungan Sekolah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW karena telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah ini berisi tentang Kemampuan Siswa SMA Negeri Satu Banda
Aceh Berbahasa Aceh di Lingkungan Sekolah. Hal yang ingin dilihat adalah
bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam berbahasa Aceh dalam kehidupan sehari
– hari, terutama di lingkungan sekolah.
Kami sangat berharap penelitian ini nantinya dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta kesadaran kita mengenai penggunaan bahasa Aceh. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. 

Banda Aceh, Maret 2019

Penyusun

iii
Daftar Isi

LEMBAR  PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN.............................................i


KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
ABSTRAK...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................................1
1.4 Hipotesis..............................................................................................................2
1.5 Tujuan..................................................................................................................2
1.6 Manfaat................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORITIS..................................................................................3
2.1 Pengertian Bahasa................................................................................................3
2.2 Pengertian Bahasa Aceh......................................................................................7
2.3 Fungsi Bahasa......................................................................................................8
2.4 Fungsi Bahasa Daerah..........................................................................................8
2.5 Ejaan Bahasa Aceh............................................................................................10
2.6 Sistem Tulisan....................................................................................................10
2.7 Dialek.................................................................................................................10
2.8 Cara Melestarikan Bahasa Daerah.....................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................12
3.1 Jenis Penelitian...................................................................................................12
3.2 Metode Pengumpulan Data................................................................................12
3.3 Populasi dan Sampel..........................................................................................13
3.4 Skala Pengukuran Variabel................................................................................13
3.5 Teknik Pengolahan Data....................................................................................14
3.6 Analisis Data......................................................................................................14
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH........................15
4.1 Deskripsi Data....................................................................................................15

iv
4.2 Analisa Data.......................................................................................................15
4.2 Hasil Penelitian.................................................................................................23
BAB V PENUTUP......................................................................................................24
5.1 Kesimpulan........................................................................................................24
5.2 Saran..................................................................................................................24
LAMPIRAN................................................................................................................26

v
ABSTRAK

Bahasa daerah adalah bahasa yang dipergunakan oleh penduduk di daerah


geografis tertentu yang terbatas dalam wilayah suatu negara. Penelitian ini
menemukan bahwa secara kuantitas, jumlah penggunaan bahasa daerah di Indonesia
semakin berkurang, khususnya pada kalangan peserta didik SMA Negeri 1 Banda
Aceh. Penelitian ini juga menemukan terdapat hubungan korelasi yang signifikan
antara kemampuan berbahasa Aceh dengan banyaknya penggunaan bahasa Aceh saat
peserta didik berkomunikasi dengan keluarga, masyarakat di lingkungan daerah
tempat tinggal, guru, dan sesame peserta didik SMA Negeri 1 Banda Aceh. Penelitian
ini dianggap penting karena dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa - siswi
SMA Negeri 1 Banda Aceh menjadi lebih sadar untuk melestarikan bahasa daerah
kita, yaitu bahasa Aceh.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modernitas yang sarat akan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan telah
mengubah jalan hidup banyak orang dan cara mereka berkomunikasi. Bahasa daerah
kian lama semakin ditinggalkan dalam komunikasi, dan disampingkan karena
cenderung dianggap kuno, terbelakang, dan "kampungan". Masyarakat pada masa
kini terutama kalangan remaja cenderung lebih bangga melisankan bahasa Indonesia
yang dicampur bahasa asing dalam keseharian. Hal itu membuat tutur bahasa daerah
mereka tak lagi tertata dalam budaya yang sehat.
Bagi kalangan generasi muda di perkotaan maupun pedesaan, mereka
cenderung lebih menyukai penggunaan term-term modern
yang mereka sebut "gaul" untuk berkomunikasi sehari-hari. Padahal, term-term
tersebut tak lebih daripada pesan - pesan kosong yang tak bernilai. Mereka rela
bahasa daerahnya sebagai warisan budaya luhur nanagung itu, layu dan mati tergilas
oleh roda modernitas.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah yang dapat disusun adalah :
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam
berbahasa Aceh di lingkungan sekolah?
2. Apa yang di lakukan sekolah agar dapat mengembangkan serta meningkatkan
minat peserta didik dalam mempelajari bahasa Aceh?
3. Mengapa penelitian ini perlu untuk ditingkatkan mengenai minat murid dalam
berbahasa Aceh?

1.3 Pembatasan Masalah


Penelitian ini membahas tentang tingkat kemampuan siswa SMA Negeri 1
Banda Aceh di lingkungan sekolah dari kelas XI-MIPA-1. Jumlah siswa yang

vii
menjadi subjek penelitian adalah 105 siswa. Hal yang dilihat adalah penggunaan
bahasa Aceh siswa sudah sangat lancar, masih bercampur dengan bahasa Indonesia,
atau bahkan tidak bisa sama sekali.

1.4 Hipotesis
Selama menuntut ilmu di SMA Negeri 1 Banda Aceh di kelas XI-MIPA-1, hal
yang kami dapatkan adalah hanya segelintir siswa yang mampu berbahasa Aceh
dengan lancar, sedangkan sebagian besarnya hanya mampu berbahasa Aceh
bercampur dengan bahasa Indonesia. Sisanya adalah siswa yang tidak mampu
memahami bahasa Aceh sama sekali.

1.5 Tujuan
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan tujuan dari karya ilmiah ini,
yaitu:
1. Menambah pengetahuan pembaca dalam memahami bahasa Aceh
2. Menyadarkan pembaca untuk lebih menghargai dan mencintai bahasa Aceh

1.6 Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran dalam
menghargai dan menggunakan bahasa Aceh.
2. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau
dokumentasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh guru.

viii
BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Bahasa


Pengertian bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi yang berupa
bunyi dan ujaran. Alat ini memiliki kedudukan yang sangat penting. Tanpanya,
informasi tidak akan tersampaikan dengan mudah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
Beberapa pengertian bahasa menurut para ahli :
1. Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah
konteks inter-subjektif
2. Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan
dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis
3. Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa
setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok
yang lain
4. Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan
perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang
merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut
5. Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan
sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
6. Carrol

ix
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi
bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam
komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas
memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam
lingkungan hidup manusia.
7. Depdiknas
Pengertian bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan
manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
8. Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126)
Bahasa merupakan struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai
tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
9. Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna
sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu
sumber terjadinya kesalahpahaman.
10. Saussure
Definisi bahasa adalah objek dari semiologi.
11. Mackey (1986:12)
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form
and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu
sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu
tatanan dalam sistem-sistem.
12. Wibowo (2001:3)
Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi
(dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai
sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan
pikiran.
13. Walija (1996:4)
Definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.

x
14. D.P. Tambulan (1994:3)
Pengertian bahasa adalah untuk memahami pikiran dan perasaan, serta
menyatakan pikiran dan perasaan.
15. H.G. Brown (1987:4)
Bahasa adalah suatu sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan
melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta
menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara
arbitrer.
16. Harimurti Kridalaksana (1985:12)
Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem bunyi bermakna yang dipergunakan
untuk komunikasi oleh kelompok manusia.
17. Finoechiaro (1964:8)
Arti bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan
semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari
sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi.
18. Fodor
Bahasa merupakan sistem tanda serta simbol yang saling berhubungan dengan
memiliki sifat yang konvensional dimana mempunyai sifat ataupun ciri-ciri tertentu
yang dipunyai pada situasi atau benda yang dimaksud tersebut.
19. Bolinger
Bahasa merupakan sistem fonem yang terbentuk karena perbedaan bunyi,
sintaksis, serta sistem morfem untuk dapat mengungkapkan makna yang ada
hubungannya dengan dunia luar, dunia luar yang dimaksud adalah kenyataan.
20. Carol (1961:10)
Bahasa merupakan sistem bunyi atau urutan bunyi vokal yang terstruktur yang
digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi internasional oleh kelompok
manusia dan secara lengkap digunakan untuk mengungkapkan sesuatu, peristiwa, dan
proses yang terdapat di sekitar manusia.

xi
21. I.G.N. Oka dan Suparno (1994:3)
Pengertian bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer yang
digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) sebagai alat komunikasi.
22. Kamus Linguistik (2001:21)
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota suatu masyarakat untuk kerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan
diri.
23. Soejono (1983:01)
Arti bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam
hidup bersama.
24. Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan
berpikir
25. William A. Haviland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan
tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara
dalam bahasa itu.
26. Gorys Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1)
Ada dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
27. Owen dalam Stiawan (2006:1)
Definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared
combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols
(bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem
konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang
dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

xii
28. Tarigan (1989:4)
Ada dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis,
barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-
lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
29. Santoso (1990:1)
Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara
sadar.
30. Syamsuddin (1986:2)
Ia memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai
untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat
yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang
jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga
dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
31. Pengabean (1981:5)
Bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang
terjadi pada sistem saraf.

2.2 Pengertian Bahasa Aceh


Bahasa Aceh adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang
terdapat di wilayah pesisir, sebagian pedalaman dan sebagian kepulauan di Aceh.
Bahasa Aceh termasuk dalam rumpun bahasa Chamic, cabang dari rumpun
bahasa Melayu-Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa Aceh
termasuk dalam kelompok bahasa Chamic, cabang dari rumpun bahasa Melayu-
Polinesia, cabang dari rumpun bahasa Austronesia. Bahasa-bahasa yang memiliki
kekerabatan terdekat dengan bahasa Aceh adalah
bahasa Cham, Roglai, Jarai, Rade dan 6 bahasa lainnya dalam rumpun bahasa
Chamic. Bahasa-bahasa lainnya yang juga berkerabat dengan bahasa Aceh
adalah bahasa Melayu dan bahasa Minangkabau.

xiii
2.3 Fungsi Bahasa
1. Untuk tujuan praktis, yaitu mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
2. Untuk tujuan artistik, yaitu manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan
seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
3. Alat untuk menyalurkan arti kepercayaan, norma dan nilai-nilai yang ada di
masyarakat.
4. Sebagai alat untuk berpikir.
5. Sebagai alat kontrol sosial.
6. Untuk tujuan pembelajaran, sebagai media dalam mempelajari berbagai ilmu
pengetahuan, baik itu yang masih berada pada ruang lingkup bahasa itu sendiri,
ataupun diluar ruang lingkup bahasa, seperti pengetahuan sejarah dan ilmu
pengetahuan yang lainnya.
7. Sebagai sarana memahami diri dan orang lain.
8. Sebagai sarana berekspresi.
9. Membangun karakter dan kecerdasan.
10. Untuk tujuan filologis, fungsi bahasa untuk mempelajari berbagai naskah tua
untuk menyelidiki latar belakang dari sejarah manusia, perkembangan bahasa itu
sendiri, dan lain sebagainya. Sebagai pedoman untuk melihat adanya kenyataan di
suatu masyarakat.

2.4 Fungsi Bahasa Daerah


1. Bahasa Daerah sebagai pendukung Bahasa Nasional
Bahasa daerah merupakan bahasa pendukung bahasa Indonesia yang
keberadaannya diakui oleh Negara. UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan
bahwa “Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan Kongres Bahasa Indonesia II
tahun 1954 di Medan, bahwa bahasa daerah sebagai pendukung bahasa nasional
merupakan sumber pembinaan bahasa Indonesia. Sumbangan bahasa daerah kepada
bahasa Indonesia, antara lain, bidang fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
kosa kata. Demikian juga sebaliknya, bahasa Indonesia mempengaruhi perkembangan

xiv
bahasa daerah. Hubungan timbal balik antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah
saling melengkapi dalam perkembangannya.

2. Bahasa Daerah sebagai bahasa pengantar


Pada tingkat permulaan sekolah dasarDi daerah tertentu , bahasa daerah boleh
dipakai sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan tingkat sekolah dasar sampai
dengan tahun ketiga (kelas tiga). Setelah itu, harus menggunakan bahasa Indonesia ,
kecuali daerah-daerah yang mayoritas masih menggunakan bahasa daerah sebagai
bahasa ibu.

3. Bahasa Daerah sebagai sumber kebahasaan


Seringkali istilah yang ada di dalam bahasa daerah belum muncul di bahasa
indonesia sehingga bahasa indonesia memasukkannya istilah tersebut , contohnya “
gethuk “ { penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian dicampur
gula dan kelapa (ditumbuk bersama) } karena di bahasa indonesia istilah tersebut
belum ada , maka istilah “ gethuk “ juga di resmikan di bahasa indonesia sebagai
istilah dari “ penganan dibuat dari ubi dan sejenisnya yang direbus, kemudian
dicampur gula dan kelapa (ditumbuk bersama) “.

4. Bahasa Daerah sebagai pelengkap bahasa Indonesia


Dalam tatanan pemerintah pada tingkat daerah bahasa daerah menjadi penting
dalam komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat yang kebanyakan masih
menggunakan bahasa ibu sehingga dari pemerintah harus menguasai bahasa daerah
tersebut yang kemudian bisa di jadikan pelengkap di dalam penyelenggaraan
pemerintah pada tingkat daerah tersebut.

2.5 Ejaan Bahasa Aceh


Bahasa Aceh telah mengalami berulang kali perubahan ejaan, mulai
penggunaan abjad Arab, abjad Latin ejaan lama, dan sekarang adalah Ejaan Yang
Disempurnakan. Berikut adalah kaedah ejaannya:

xv
1. Ee dibaca seperti huruf "e" dalam kata "dekat"; contohnya: le (banyak).
2. Èè dibaca seperti huruf "e" dalam kata "besok"; contohnya: lè (dulu).
3. Éé dibaca seperti huruf "e" dalam kata "kue"; contohnya: lé (oleh).
4. Ëë tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia.
5. Öö tidak ditemui padanannya dalam bahasa Indonesia.
6. Ôô dibaca seperti huruf "o" dalam kata "soto", "foto", "tato"; contohnya: bôh
(taruh), sôh (tinju), tôh (mengeluarkan).
7. Oo dibaca seperti huruf "o" dalam kata "tolong", "kota"; contohnya: boh (buah),
soh (kosong), toh (mana).

2.6 Sistem Tulisan


Sebelumnya, Bahasa Aceh ditulis dalam Skrip Arab yang disebut Jawoë atau
Jawi dalam Bahasa Melayu. Skrip ini makin kurang diamalkan pada masa kini.
Semenjak penjajahan oleh Orang Belanda, Bahasa Aceh ditulis dalam Skrip Latin
dengan penambahan huruf tambahan. Huruf tambahan tersebut adalah, é, è, ë, ö dan
ô. Suara ɨ diwakili oleh 'eu' dan bunyi ʌ diwakili oleh 'ö'. Huruf 'ë' digunakan untuk
mewakili bunyi schwa yang membentuk bahagian diphthong kedua. Huruf f, q, v, x,
dan z hanya digunakan dalam kata pinjaman.

2.7 Dialek
Saat ini, belum ada kajian menyeluruh mengenai dialek Bahasa Aceh. Walau
bagaimanapun, terdapat sekurang-kurangnya 10 dialek dalam Bahasa Aceh. Dialek
tersebut adalah Pasè, Peusangan, Matang, Pidië, Buëng, Banda, Daya, Meulabôh,
Seunagan dan Tunong.

2.8 Cara Melestarikan Bahasa Daerah


Cara yang paling efektif untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan
menggunakan bahasa daerah tersebut dalam keseharian, terutama bagi kaum muda.
Melestarikan bahasa daerah tidak cukup hanya dengan mempelajarinya di sekolah.

xvi
Juga tidak cukup dengan hanya berkomunikasi bersama keluarga atau teman
menggunakan bahasa daerah.
Bahasa daerah harus memiliki fungsi yang lebih daripada sekedar menjadi alat
komunikasi lisan. Selain edukasi dan alat komunikasi, bahasa daerah juga harus
memiliki fungsi etika dan estetika agar masyarakat dapat melestarikan bahasa daerah
dengan rasa tanggung-jawab.
Untuk fungsi etika, masyarakat dapat mendidik generasi mudanya untuk
menggunakan bahasa daerah yang paling sempurna dan tingkat tinggi. Fungsi etika
juga dapat ditemukan pada peninggalan sejarah atau karya-karya tulis nenek moyang.
Nenek moyang mewariskan nasihat-nasihat, nilai-nilai kehidupan dan kebajikan
dalam bahasa daerah. Masyarakat harus mempelajari bahasa daerah untuk kemudian
menginterpretasikan maknanya ke dalam kehidupan sekarang. Dengan adanya fungsi
etika, diharapkan masyarakat akan memiliki rasa tanggung-jawab menjaga bahasa
daerahnya masing-masing.
Bahasa daerah juga harus memiliki fungsi estetika. Penting sekali
menggunakan bahasa daerah sebagai alat untuk menunjukkan suatu keindahan yang
berasal dari daerah masing-masing. Bahasa daerah harus bisa dimanfaatkan untuk
membuat karya-karya seni musik dan sastra. Ketika masyarakat dapat merasakan
keindahan yang ada dalam bahasa daerah, diharapkan masyarakat dapat
menggunakan bahasa daerah dengan rasa bangga. Dengan adanya fungsi etika dan
estetika, masyarakat diharapkan dapat melestarikan bahasa daerah dengan rasa
tanggung-jawab dan dengan rasa bangga. Sehingga masyarakat dapat memaknai juga
nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.

xvii
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam
pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang
diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan
mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-
faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat. (Nazir,
1998: 51)

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam
kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir
-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini
menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat sebanyak 10
pertanyaan berstruktur dengan bentuk pertanyaan berupa tabel. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa berbahasa Aceh.

2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan - peraturan, dan
sebagainya (Arikunto, 2002: 158). Metode ini digunakan untuk memperoleh data
tentang jumlah siswa di SMA Negeri 1 Banda Aceh.

xviii
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Warsito (1992: 49), populasi adalah keseluruhan objek penelitian
yang dapat terdiri dari mausia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa,
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah siswa – siswi SMA
Negeri 1 Banda Aceh. Berdasarkan data statistik bulan maret 2019, jumlah peserta
didik di SMA Negeri 1 Banda Aceh adalah 641 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002: 29
109). Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
metode random sampling. Teknik sampling ini diberi nama demikian karena di dalam
pengambilan sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek-subjek dalam populasi dianggap sama. Adapun caranya
adalah dengan memberikan kuisoner kepada 5 siswa – siswi dari setiap kelas di SMA
Negeri 1 Banda Aceh.

3.4 Skala Pengukuran Variabel


Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini mengacu pada Skala Guttman,
dimana masing-masing dijawab dengan tegas menggunakan jawaban ya atau tidak,
yang masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara 1
dan 5, dengan rincian:
1. Jawaban “ya” diberi skor 2
2. Jawaban “tidak” diberi skor 1

3.5 Teknik Pengolahan Data


Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul
kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Yang termasuk dalam
kegiatan pengolahan data adalah menghitung frekuensi mengenai kemampuan peserta
didik SMA Negeri 1 Banda Aceh dalam berbahasa Aceh di lingkungan sekolah

xix
berdasarkan data hasil 105 kuesioner, kemudian diolah untuk mendapatkan nilai
persentase. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah:
1. Penyuntingan semua daftar pertanyaan data kuesioner, data yang berhasil
dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.
2. Penyusunan dan perhitungan data penyusunan dan perhitungan data dilakukan
secara manual dengan menggunakan alat bantu berupa komputer.
3. Tabulasi Data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk
tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data
langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses
perantara lainnya. (Singarimbun, 1994: 248).

3.6 Analisis Data


Tahap-tahap pengolahan data hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan akan kelengkapan jawaban. Pada tahap ini data yang diperoleh
diperiksa kembali untuk mencari jawaban dari kuesioner yang tidak lengkap.
2. Tally, yaitu menghitung jumlah atau frekuensi dari masing-masing jawaban dalam
kuesioner.
3. Menghitung nilai rata – rata dari seluruh data.

xx
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Deskripsi Data


Dalam menyusun karya ilmiah yang berjudul “KEMAMPUAN SISWA SMA
NEGERI 1 BANDA ACEH dalam MENGGUNAKAN BAHASA ACEH”
dibutuhkan pengumpulan data yang dilaksanakan di SMA NEGERI 1 Banda Aceh
dengan cara membagikan kuesioner kepada kelas X sampai kelas XII yang berjumlah
15 kelas MIPA dan 6 kelas IPS. Masing-masing kelas mendapatkan 5 lembar
kuesioner untuk 5 orang.

4.2 Analisa Data

Hasil Data yang diperoleh dari Angket


X MIPA 1

NAMA YA TIDAK
Eva Murida 7 3
Lisa Kharisma 5 5
Sri Wahyuni 1 9
Syifa Adzkia 2 8
Latifa 5 5
Inaya Alfatia 3 7
JUMLAH 23 37

X MIPA 2

NAMA YA TIDAK

xxi
Haura Nadifa 6 4
Ubaidillah Al-Azhar 3 7
Cintya Rachmi Kiryant 5 5
Asyima Putri 7 3
JUMLAH 21 19

X MIPA 3

NAMA YA TIDAK
T.M Chalid Al-Kausar 5 5
Alwi Nahar I. 7 3
Nabila Balqis 6 4
Ulya Adaila 7 3
Zaki Ikram 8 2
JUMLAH 33 17

X MIPA 4

NAMA YA TIDAK
Nadhira Maghfira Aqli 3 7
Galuh Samira 4 6
T. Abrar Darwin 7 3
Helen Sonia Herman 5 5
Nadiatul Firda 3 7
JUMLAH 22 28

X MIPA 5

xxii
NAMA YA TIDAK
Dian Zahara 4 6
Siti Nurrahmasita 7 3
Maulyan Ulva 4 6
Alya Humaira 7 3
Raissa Camilla 7 3
JUMLAH 29 21

X IPS 1

NAMA YA TIDAK
Aksa Ashura 3 7
Azluna Syifa 7 3
Asiah 4 6
Ade Via Rusmanidar 5 5
Gracella Leonardo 3 7
Cut Cahya Chairani 6 4
JUMLAH 28 32

X IPS 2

NAMA YA TIDAK
Putri Ferina 4 6
Alya Humaira Putri 6 4
Gina Fakhrana 8 2
Nazwa Musyada 5 5
Putri Balqis Nasla 7 3
JUMLAH 30 20

xxiii
XI MIPA 1

NAMA YA TIDAK
Rachel Mutia Lonteng 4 6
Bunayya Aldisa 8 2
Nur Fakhirah 3 7
Dhea Intan Shalira 5 5
Lakseumana Ceudah N.A 3 7
JUMLAH 23 27

XI MIPA 2

NAMA YA TIDAK
M. Ridha Farukhi 7 3
M. Alif Khairullah 4 6
M. Zulhamsyah 5 5
M. Ikram Muzaffar 5 5
M. Abrar Rizki 3 7
JUMLAH 24 26

XI MIPA 3

NAMA YA TIDAK
Cintya Geubrina Putri 5 5
Suherdi Ananda 3 7
Farra Aura Yarani 6 4
Juang Pamungkas A.H 3 7

xxiv
Arif Rifqi 6 4
JUMLAH 23 27

XI MIPA 4

NAMA YA TIDAK
Siti Farika 5 5
Nurul Amelia Ananda 7 3
Muhammad Fauzan 1 9
Putri Nadhila 4 6
Rizki Yuliani Maulidina 7 3
JUMLAH 24 26

XI MIPA 5

NAMA YA TIDAK
Jihan 7 3
Ghaliza Shafura 5 5
Qamara Ramadhana 2 8
Kunti Nuraini W. 3 7
Dita Zafira T. 4 6
JUMLAH 21 29

XI IPS 1

NAMA YA TIDAK
Hasuna Firaamadani 2 8

xxv
Hanifa Humaira 0 10
Ade Afra Helma 2 8
Naabila Ratu Humaira 3 7
Cut Annisa Zahra Humaira 6 4
JUMLAH 13 37

XI IPS 2

NAMA YA TIDAK
Adilla Tasya 7 3
Zidane Habiburrahman 7 3
Dicky Praatama 6 4
Pasha Raseena Purtoe 5 5
Alya Maghfirah 4 6
JUMLAH 29 21

XII MIPA 1

NAMA YA TIDAK
Fachrul M. Raja 6 4
Zafira Nabilah 2 8
Sirin Huaina 5 5
Alsudais 4 6
Irham Syah Putra 10 0
JUMLAH 27 23

XII MIPA 2

xxvi
NAMA YA TIDAK
Restu Aurelly Titania 4 6
Hilwa Nabila 7 3
Zaiska Rizka Humaira 2 8
Mudhaffar F. Imran 6 4
Buleun Humaira 7 3
JUMLAH 26 24

XII MIPA 3

NAMA YA TIDAK
Cut Rania Natasha Filza 7 3
Dedek Sukam Nurridzky 8 2
Tiara Haji Faradiba 8 2
Tia Anggita Tambunan 1 9
Irfan Arif Maulana 8 2
JUMLAH 32 18

XII MIPA 4

NAMA YA TIDAK
M. Farel Zohirfan 3 7
Aisha Shakira 8 2
Desta Ananda Maris 5 5
Anti Maisa 6 4
Rana Zakirah 5 5
JUMLAH 29 23

xxvii
XII MIPA 5

NAMA YA TIDAK
Hilal Arqaan Pratama 2 8
Fadhillah Khairunnisa 7 3
Raudhah Salsabila 8 2
Farhan Nur Ramadhan 5 5
Teuku Fatwa Rajasyah 6 4
JUMLAH 28 22

XII IPS 1

NAMA YA TIDAK
Thalia Asyifa 2 8
Aliza Zulmi 1 9
Muhammad Hanif Fachma 3 7
Chairuzzaman 5 5
Ricky Ramadhany 6 4
JUMLAH 17 33

XII IPS 2

NAMA YA TIDAK
Hafidz Reza Ananda 8 2
Intan Tilka Rianti 5 5
Alif Naufal Farras 4 6
Kramulla 10 0
Tiara Alifa Safrika 5 5

xxviii
JUMLAH 32 18

Hasil Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bagasa Aceh


YA TIDAK
X 189 174
XI 157 193
XII 191 161
Jumlah 537 528

4.2 Hasil Penelitian


Grafik Kemampuan Siswa dalam Menggunakan Bahasa Aceh

Chart Title
600

500

400

300

200

100

0
X XI XII Jumlah

YA TIDAK

xxix
xxx
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berikut ini adalah kesimpulan hasil penelitian yang dijelaskan pada bab IV
diatas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab IV di atas, dapat
disimpulkan bahwa kemampuan siswa SMA Negeri 1 Kota Banda Aceh dalam
menggunakan bahasa Aceh, baik kemampuan menggunakan ejaan maupun
kemampuan menggunakan unsur leksikal adalah kurang mampu.Hal ini terbukti
melalui nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 50,423. Kesalahan yang banyak
dilakukan peserta didik adalah kurangnya penerapan Bahasa Aceh dalam kehidupan
sehari – hari.
 
5.2 Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian kami, maka kami dapat mengemukakan
saran, diantaranya adalah:
1.      Diperlukan kesadaran dari siswa - siswi agar mampu melestarikan bahasa Aceh.
2.      Hindari penggunaan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersamaan
karena dapat megurangi makna dari bahasa itu sendiri dan juga agar suku lain tidak
tersinggung akan bahasa daerah dari suku yang satu dengan adanya kata yang sama
namun arti berbeda.
3.      Sebaiknya penggunaan bahasa Aceh dapat direaliasaikan dalam kehidupan
sehari - hari melalui metode - metode tertentu.

xxxi
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi.2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi


Aksara. Hlm 108.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Mackey, W. F. 1986. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi


Aksara.

Moh. Nazir. (1998). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Warsito, Hermawan. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama Penelitian Survai. Jakarta: LPS3ES

Wibowo. 2001. Arti Bahasa.

Zainal Abidin A.M. 2016. Jurnal Ilmiah OPSI

http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id/sekolah/0088526127E181A44067

https://www.kompasiana.com/is13/54f77fc4a33311e1738b45bb/bahasa-daerah-
terancam-punah-mengapa-suatu-tinjauan-sosiologis

xxxii
http://www.kuttabku.com/2017/01/pengertian-bahasa-menurut-kamus-besar-
bahasa-indonesia-kbbi-dan-fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi-bagi-manusia-
secara-umum.html

http://pengertianparaahli.com/pengertian-bahasa/

http://makalahterkini.blogspot.com/2016/02/makalah-bahasa-daerah.html

https://bahasaaceh.files.wordpress.com/2010/02/dialek-bahasa-aceh.pdf

https://www.zonareferensi.com/pengertian-bahasa/

http://warmayy.blogspot.com/2014/01/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-daerah-
dan.html

http://www.wikiwand.com/ms/Bahasa_Aceh

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Aceh

xxxiii
LAMPIRAN

xxxiv
NAMA YA TIDAK
Eva Murida 7 3
Lisa Kharisma 5 5
Sri Wahyuni 1 9
Syifa Adzkia 2 8
Latifa 5 5
Inaya Alfatia 3 7
JUMLAH 23 37
NAMA YA TIDAK
Eva Murida 7 3
Lisa Kharisma 5 5
Sri Wahyuni 1 9
Syifa Adzkia 2 8
Latifa 5 5
Inaya Alfatia 3 7
JUMLAH 23 37

xxxv
NAMA YA TIDAK
Haura Nadifa 6 4
Ubaidillah Al-Azhar 3 7
Cintya Rachmi Kiryant 5 5
Asyima Putri 7 3
JUMLAH 21 19

NAMA YA TIDAK
T.M Chalid Al-Kausar 5 5
Alwi Nahar I. 7 3
Nabila Balqis 6 4
Ulya Adaila 7 3
Zaki Ikram 8 2
JUMLAH 33 17

NAMA YA TIDAK
Nadhira Maghfira Aqli 3 7
Galuh Samira 4 6
T. Abrar Darwin 7 3
Helen Sonia Herman 5 5
Nadiatul Firda 3 7
JUMLAH 22 28

xxxvi
NAMA YA TIDAK
Dian Zahara 4 6
Siti Nurrahmasita 7 3
Maulyan Ulva 4 6
Alya Humaira 7 3
Raissa Camilla 7 3
JUMLAH 29 21

NAMA YA TIDAK
Aksa Ashura 3 7
Azluna Syifa 7 3
Asiah 4 6
Ade Via Rusmanidar 5 5
Gracella Leonardo 3 7
Cut Cahya Chairani 6 4
JUMLAH 28 32

NAMA YA TIDAK
Putri Ferina 4 6
Alya Humaira Putri 6 4
Gina Fakhrana 8 2
Nazwa Musyada 5 5
Putri Balqis Nasla 7 3
JUMLAH 30 20

NAMA YA TIDAK

xxxvii
Rachel Mutia Lonteng 4 6
Bunayya Aldisa 8 2
Nur Fakhirah 3 7
Dhea Intan Shalira 5 5
Lakseumana Ceudah N.A 3 7
JUMLAH 23 27

NAMA YA TIDAK
M. Ridha Farukhi 7 3
M. Alif Khairullah 4 6
M. Zulhamsyah 5 5
M. Ikram Muzaffar 5 5
M. Abrar Rizki 3 7
JUMLAH 24 26

NAMA YA TIDAK
Cintya Geubrina Putri 5 5
Suherdi Ananda 3 7
Farra Aura Yarani 6 4
Juang Pamungkas A.H 3 7
Arif Rifqi 6 4
JUMLAH 23 27

NAMA YA TIDAK
Siti Farika 5 5
Nurul Amelia Ananda 7 3

xxxviii
Muhammad Fauzan 1 9
Putri Nadhila 4 6
Rizki Yuliani Maulidina 7 3
JUMLAH 24 26

NAMA YA TIDAK
Jihan 7 3
Ghaliza Shafura 5 5
Qamara Ramadhana 2 8
Kunti Nuraini W. 3 7
Dita Zafira T. 4 6
JUMLAH 21 29

NAMA YA TIDAK
Hasuna Firaamadani 2 8
Hanifa Humaira 0 10
Ade Afra Helma 2 8
Naabila Ratu Humaira 3 7
Cut Annisa Zahra Humaira 6 4
JUMLAH 13 37

NAMA YA TIDAK
Adilla Tasya 7 3
Zidane Habiburrahman 7 3
Dicky Praatama 6 4
Pasha Raseena Purtoe 5 5

xxxix
Alya Maghfirah 4 6
JUMLAH 29 21

NAMA YA TIDAK
Fachrul M. Raja 6 4
Zafira Nabilah 2 8
Sirin Huaina 5 5
Alsudais 4 6
Irham Syah Putra 10 0
JUMLAH 27 23

NAMA YA TIDAK
Restu Aurelly Titania 4 6
Hilwa Nabila 7 3
Zaiska Rizka Humaira 2 8
Mudhaffar F. Imran 6 4
Buleun Humaira 7 3
JUMLAH 26 24

NAMA YA TIDAK
Cut Rania Natasha Filza 7 3
Dedek Sukam Nurridzky 8 2
Tiara Haji Faradiba 8 2
Tia Anggita Tambunan 1 9
Irfan Arif Maulana 8 2
JUMLAH 32 18

xl
NAMA YA TIDAK
M. Farel Zohirfan 3 7
Aisha Shakira 8 2
Desta Ananda Maris 5 5
Anti Maisa 6 4
Rana Zakirah 5 5
JUMLAH 29 23

NAMA YA TIDAK
Hilal Arqaan Pratama 2 8
Fadhillah Khairunnisa 7 3
Raudhah Salsabila 8 2
Farhan Nur Ramadhan 5 5
Teuku Fatwa Rajasyah 6 4
JUMLAH 28 22

NAMA YA TIDAK
Thalia Asyifa 2 8
Aliza Zulmi 1 9
Muhammad Hanif Fachma 3 7
Chairuzzaman 5 5
Ricky Ramadhany 6 4
JUMLAH 17 33

NAMA YA TIDAK
Hafidz Reza Ananda 8 2
Intan Tilka Rianti 5 5

xli
Alif Naufal Farras 4 6
Kramulla 10 0
Tiara Alifa Safrika 5 5
JUMLAH 32 18

YA TIDAK
X 189 174
XI 157 193
XII 191 161
Jumlah 537 528

Chart Title
600

500

400

300

200

100

0
X XI XII Jumlah

YA TIDAK

xlii
Kuisioner

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mampukah Anda memahami bahasa
Aceh yang diutarakan oleh orang
lain?
2. Mampukah Anda berbahasa Aceh
dengan lancar?
3. Apakah Anda menggunakan bahasa
Aceh dalam percakapan sehari –
hari?
4. Apakah ayah dan ibu Anda
menggunakan bahasa Aceh dalam
percakapannya?
5. Apakah lingkungan sekitar rumah
Anda menggunakan bahasa Aceh?
6. Dalam berkomunikasi di jejaring
social, apakah Anda cenderung
menggunakan bahasa Aceh?
7. Sebagai seorang pemuda/pemudi
Aceh yang melihat lunturnya

xliii
penggunaan bahasa Aceh sekarang.
Apakah Anda ingin melestarikan
bahasa Aceh?
8. Dalam lingkungan sekolah, apakah
Anda menggunakan bahasa Aceh?
9. Apakah guru Anda pernah
menggunakan bahasa Aceh dalam
kegiatan belajar mengajar?
10. Setujukah Anda, apabila sekolah
menetapkan bahasa Aceh menjadi
mata pelajaran?

xliv

Anda mungkin juga menyukai