Anda di halaman 1dari 3

Menumbuhkan minat baca dengan Gerakan Literasi

Dalam dunia pendidikan masih banyak terlihat di sekolah-sekolah memiliki kegiatan


rutinitas pergi sekolah dan belajar di sekolah. Selama di sekolah sebagian besar waktu
siswa digunakan untuk mendengarkan penyampaian materi dari guru. Waktu-waktu
luang belajar seperti waktu sebelum masuk belajar banyak dipergunakan oleh para
siswa untuk bermain bersama teman-teman. Ada sisi penting yang terlupakan oleh
dunia pendidikan khususnya oleh warga sekolah yaitu budaya membaca.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan Permendikbud Nomer 23


tahun 2015 tentang budi pekerti, dimana salah satunya adalah pembiasaan membaca
15 menit sebelum proses belajar mengajar di sekolah dilaksanakan. Cita-cita yang
sudah disampaikan sejak tahun 2009 itu kini sudah menjadi peraturan perundangan.
Bahkan pada Bulan Agustus 2015, Badan Bahasa telah mencanangkan program
Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis. Sosialisasi Permendikbud 23/2015 sudah
dilakukan. Wujud realisasi Permendikbud tersebut kini di sekolah-sekolah tertentu
sudah mulai banyak dilaksanakan program Gerakan Literasi Sekolah.

Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan
menulis. Hal tersebut dikenal dengan istilah melek aksara atau keberaksaraan. Istilah
literasi atau dalam bahasa Inggris literacy berasal dari bahasa Latin yaitu literatus,
yang berarti "a learned person" atau orang yang belajar. Dalam bahasa Latin juga
dikenal dengan istilah littera (huruf) yang artinya melibatkan penguasaan sistem-
sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya.

SMA Negeri 1 Kotagajah menjadi salah satu sekolah sasaran Gerakan Literasi
Sekolah. Tujuan gerakan ini untuk membiasakan dan memotivasi siswa agar mau
membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti. Perencanaan kegiatan ini
sangat mulia. Kemuliaan itu terletak pada tujuan yang hendak digapai. Upaya
membudayakan membaca dan menulis di lingkungan sekolah merupakan subjek
yang tepat. Di lingkungan sekolah, budaya ini patut ditumbuh kembangkan agar
masyarakat kita memiliki kemampuan daya saing dengan bangsa lain.
Di SMA Negeri 1 Kotagajah, Gerakan Literasi Sekolah sudah dimulai sejak tahun
2016. Namun, pelaksanaanya belum efektif. Pada awal adanya gerakan tersebut minat
baca atau antusiasme para siswa sangat tinggi. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu
program literasi ini pun mulai menurun. Sehingga tidak lagi berjalan.

SMAN 1 KOTAGAJAH harus mencari solusi efektif yang benar-benar bisa membuat
minat baca para siswanya tinggi. Karena peningkatan minat baca tersebut sangat
penting dalam sistem pengetahuan dan ingatan siswa. Sehingga sekolah juga dapat
meningkatkan mutu pendidikan melalui minat baca siswa yang tinggi. guru dan
pihak sekolah harus pandai dalam menyesuaikan dan merencanakan program budaya
literasi di sekolah.

kegiatan literasi itu sendiri bisa diwujudkan melalui beberapa program berikut:

1. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai

Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku cerita, novel ataupun
buku jenis lain yang lebih mengajarkan nilai budi pekerti, kearifan lokal,
nasionalisme dan lain-lain yang lebih disesuaikan pada tahap perkembangan siswa.

2. Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah

Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk
memotivasi anak dalam ber-literasi.

3. Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas

Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan
literasi sekolah yang menarik. Lombanya bisa berupa lomba mading antar kelas,
lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dll.

Anda mungkin juga menyukai