Anda di halaman 1dari 7

ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER II

REYNA TASYA DHEWANTY 1809511083


I NYOMAN WIDYA PUTRA ADNYANA 1809511096

LEFT DISPLACED ABOMASUM


A. DEFINISI

Left displacement of abomasum (LDA) adalah kondisi saat abomasum membesar


karena cairan, gas, atau keduanya terjebak di bagian kiri dari ruang abdominal. Kejadian
LDA lebih sering terjadi pada sapi dewasa yang habis lahir dan pada pedet yang mulai
disapih. Kasus LDA pada sapi perah pada tahun 2014–2018 sebanyak 470 kasus dari total
populasi 23740 ekor (1.97%) dengan rata-rata kasus per tahun 94 kasus. Kasus LDA
tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebanyak 136 kasus dan terendah pada tahun 2016
sebanyak 58 kasus.

B. ETIOLOGI

Penyebab utamanya adalah manajemen pakan sesudah dan sebelum sapi partus. Sapi-
sapi ini biasanya diberi pakan yang tidak seimbangan antara pemberian konsentrat dan
hijauan sehingga kandungan serat pada pakan yang diberikan terlalu rendah. semakin
tinggi pemberian konsentrat maka makin tinggi pula kemungkinan terjadinya Displasia
abomasum. Selain itu dapat terjadi karena adanya gangguan pada masa periparturient
(sekitar melahirkan). Jenis sapi FH (Frisian Holstein) cenderung lebih mudah mengalami
Displasia abomasum.

C. PATOGENESIS

Pada LDA, terjadi atoni abomasum sebagai akibat dari hipomotilitas abomasal dan
produksi gas, abomasum yang mengalami distensi gas sebagian bergeser ke atas sepanjang
dinding perut kiri lateral rumen. Atoni abomasum di sebabkan oleh akumulasi pakan
konsentrat, lalu di ikuti oleh pembentukan cairan dan akumulasi gas akan memenuhi organ.
Selama LDA, akir pyloric dari abomasum sepenuhnya berada di bawah rumen sisi kiri. Isi
rumen relatif berkurang dan atoni abomasum memungkinkan abomasum untuk membesar
(menggembung) dan berpindah ke sisi kiri abdomen.

D. GEJALA KLINIS
Sapi dengan LDA nafsu makannya turun, terjadi penurunan curah tinja, frekuensi
kontraksi rumen berkurang, dan hypogalactia. Perut mungkin terlihat sedikit buncit di kiri,
tulang rusuk akan bermunculan, tetapi perut cekung di fosa paralumbar. Denyut nadi
sedikit meningkat (85 sampai 90 denyut / menit). Suara denting (tinkling sound) terdengar
pada auskultasi rumen dalam fosa paralumbar kiri. Pada LDA akut, dapat terlihat dalam
fosa paralumbar kiri.
E. DIAGNOSIS
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, terutama dengan auskultasi dan
perkusi dinding perut terdengar adanya suara khas yang nyaring yang sering disebut
tinkling sound atau ping sound. Diagnosis juga dapat dilakukan dengan pe ngambilan dan
pengukuran pH cairan Abomasum. Pada sapi yang mengalami LDA biasanya mempunyai
pH cairan abomasum kurang dari 2.
F. TREATMENT DAN PROGNOSIS

Penanganan yang dapat dilakukan dengan terapi simptomatik dan suportif dengan
infus ringer laktat, dextros 5% dan biosalamin. Sedangkan terapi causatif dapat dilakukan
laparatomy apabila prognosis hewan false. tetapi apabila prognosis hewan infalse
sebaiknya dipotong saja selain untuk efisien pemeliharaan juga mengurangi penderita sapi.

Selain itu, dapat juga dilakukan Tindakan operasi. Banyak macam cara atau metode
operasi yang digunakan, misalnya right paramedian abomasopexy, right flank omentopexy
dan left flank abomasopexy.

G. PENCEGAHAN

Manajemen diet baik dapat mengurangi kasus LDA. Pencegahan yang mungkin
bisa dilakukan yaitu pengaturan diet seimbang pakan hijauan dan konsentrat agar volume
rumen bisa meningkat dan mencegah abomasums berpindah karena rongga abdomen
kosong.
DAFTAR PUSTAKA

Insani, et al. 2019. Studi Kasus Kejadian Left Displacement of Abomasum pada Sapi Perah
di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung Tahun 2014–2018. IPB University.
Peter D. Constable, BVSc (Hons), MS, PhD, DACVIM, College of Veterinary Medicine,
University of Illinois at Urbana-Champaign. 2014. Left or Right Displaced
Abomasum and Abomasal Volvulus.
I. F. Richens, I. F., et al. 2015. Farmers perception of the role of veterinary surgeons in
vaccination strategies on British dairy farms. Veterinary Record vol 177 (18).
Radostits, O.M., et al. 2006. Veterinary Medicine: A textbook of the diseases of cattle,
horses, sheep, pigs and goats. 10th ed. St. Louis: W.B. Saunders
Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Ternak 1 (Mamalia). Gadjah Mada University Press :
Yogjakarta
Kuiper, Rogier., et al. 2003. Left displacement of the abomasum in dairy cattle: recent
developments in epidemiological and etiological aspects. Vet. Res. 34: 47–56
RIGHT DISPLACED ABOMASUM
A. DEFINISI
Displasia abomasum merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada sapi perah
terutama di masa awal laktasi atau beberapa minggu post partus. Displasia abomasum atau
yang sering disebut tibalik kadut (sunda) atau juga lambung geser adalah
berpindahnya/bergesernya letak abomasum ke posisi abnormal. Kejadian DA biasanya diawali
dengan adanya atoni abomasum dan timbunan gas sehingga abomasum mudah sekali
bergeser.Pergeseran letak abomasum bisa ke bagian perut sebelah kiri bisa juga bergeser ke
sebelah kanan dan/atau disertai dengan perutaran.

Gambar right displaced abomasum

(sumber : MSD Manual Veterinary Manual )

B. ETIOLOGI

Kasus ini sering terjadi pada permulaan laktasi dan jarang pada saat dry cow Pada
umumnya RDA diderita oleh sapi perah yang sudah tua dan terjadi pada 3 -6 minggu setelah
kelahiran. Kejadian penyakit hampir selalu mengenai sapi yang lebih banyak tinggal di
kandang. Pembesaran abomasum diduga di sebabkan oleh obstruksi atau menurunnya
tonus otot abomasum. Secara pasti belum diketahui penyebab kelainannya.
C. PATOGENESIS

Sama seperti LDA, etiologi RDA belum diketahui seluruhnya, tetapi tahap pathogenesis
hampir sama seperti LDA. Atoni abomasum yang di sebabkan oleh akumulasi pakan
konsentrat, lalu di ikuti oleh pembentukan cairan dan akumulasi gas akan memenuhi organ.
Kehadiran tanah dan kerikil juga pernah dilaporkan.

Kejadian tersebut lalu diikuti oleh puntiran (torsi) abomasum yang mencapai 180-270o dan
menyebabkan obstruksi hebat, dengan rasa sakit yang sangat, dan di ikuti oleh timbulnya
dehidrasi dan shock. Apabila sudut puntiran tidak terlalu besar, proses akan berlangsung secara
subakut dan ingesta dapat di pasasikan ke saluran pencernaan selanjutnya (usus). Seperti LDA,
penderita RDA yang kronis akan menurun kondisinya.

Dalam RDA, hipomotilitas, produksi gas, dan perpindahan abomasum yang terisi sebagian
gas terjadi seperti pada LDA. Hipokalemia ringan, hipokloremik, alkalosis metabolik juga
berkembang. Setelah fase dilatasi ini, rotasi abomasum pada sumbu mesenterika menyebabkan
volvulus dan gangguan sirkulasi lokal dan iskemia (ob struksi pencekikan hemoragik).
Volvulus biasanya berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari belakang dan sisi kanan hewan.
Omasum bergeser ke medial dan dapat terlibat dalam volvulus dengan oklusi suplai darahnya
(disebut volvulus omasal-abomasal) dan perpindahan hati dan retikulum. Dalam kasus yang
jarang terjadi, retikulum dapat terkena (disebut volvulus retikuler-omasal-abomasal).

D. GEJALA KLINIS

Pada penderita akut, ditandai oleh rasa tidak tenang, mengerang, menggeretakkan gigi dan
penderita terlitah tidur dan bangun berulang kali. Pulsus menajdi sangat frekuen dan suhu
tubuh dalam waktu yang singkat menjadi abnormal. Feses yang semula terlihat normal akan
berhenti keluar sehingga terlihat adanya obstruksi. Abdominal bagian kanan juga akan
membesar. Gejala lain yang dapat di amati adalah berkurangnya susu yang keluar, ruminasi
berhenti dan kontraksi rumen lemah dan tidak berfrekuensi. Temperature rectum normal dan
detak jantung mengalami kenaikan menjadi 80-100 detak /menit.
E. DIAGNOSA

Dapat dilakukan memakai teknik perkusi dan auskultasi pada sisi kanan flank, sama seperti
kasus RDA teknik dan caranya. Melalui palpasi rektal juga dapat diketahui adanya sutau
bentukan keras pada sublumbar bagian kanan. Secara umum untuk mendiagnosa keja dian ini
dapat melakukan auskultasi pada rongga perut sebelah kanan dan melalui palpasi rektal.

F. TREATMENT & PROGNOSIS

Teknik terbuka (bedah) dan tertutup (perkutan) dapat digunakan untuk mengoreksi
perpindahan abomasal. Menggulingkan sapi melewati busur 180 ° setelah melemparkannya ke
sisi kanan akan mengoreksi sebagian besar LDA; bagaimanapun, kekambuhan sangat mungkin
terjadi. LDA dapat dikoreksi dengan pembedahan menggunakan omentopeksi pilorus sayap
kanan, abomasopeksi paramedian kanan, abomasopeksi paralumbar kiri, gabungan
laparoskopi paramedian kiri dan kanan (prosedur dua langkah), atau laparoskopi sayap kiri
(prosedur satu langkah). Teknik jahitan buta (fiksasi toggle-pin atau metode “jarum besar”
[jahitan buta]), dilakukan di area paramedian kanan, adalah metode perkutan untuk koreksi
LDA; Namun, lokasi pasti dari jahitan tersebut tidak diketahui. Komplikasi yang berpotensi
fatal dapat terjadi setelah teknik jahitan buta, dan tingkat keberhasilan yang dilaporkan kurang
dari koreksi bedah dengan omentopeksi pilorus sisi kanan.

Prognosis setelah koreksi LDA atau RDA sederhana adalah baik, dengan tingkat
kelangsungan hidup 95%. AV memiliki prognosis yang bervariasi dan kurang menguntungkan
(tingkat kelangsungan hidup rata-rata 70%); Denyut jantung tinggi, dehidrasi sedang hingga
berat, periode penyakit yang lebih lama, sejumlah besar cairan di abomasum, peningkatan
konsentrasi l-laktat darah atau plasma, dan adanya volvulus omasal-abomasal atau reticulo-
omasal-abomasal berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk.

G. PENCEGAHAN

Insiden perpindahan abomasal dapat dikurangi dengan memastikan peningkatan cepat


dalam volume rumen setelah melahirkan, memberi makan ransum campuran total daripada
memberi makan biji-bijian dua kali sehari ("pemberian makan siput"), hindari perubahan pola
makan yang cepat, menghindari hipokalsemia pascapersalinan, dan meminimalkan serta
segera mengobati penyakit yang menyertai dan ketosis.
DAFTAR PUSTAKA

Subronto 1995. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Subronto. 2008. Ilmu Penyakit Ternak 1 (Mamalia). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Begg, H., and W. A. Witherford. 1956. Displacement of the abomasums in the cow. Vet. Rec.
68:122–125
Peter D. Constable, BVSc (Hons), MS, PhD, DACVIM, College of Veterinary Medicine,
University of Illinois at Urbana-Champaign. 2014. Left or Right Displaced Abomasum and
Abomasal Volvulus
Anonim. 2010. Kasus dysplasia abomasum pada sapi perah [kunjungan
berkala].http://duniaveteriner.com/2010/kasus-displasia-abomasum-pada-sapi-perah/print
[ 15September 2012].
J. V. González-Martín, N. Pérez-Villalobos, W. Baumgartner, and S. Astiz. 2019. An investigation
into the development of right displaced abomasum by rolling 268 dairy cows with left
displaced abomasum
Anderson, D. E. 2009. Pathophysiology of displacement of the abomasum in cattle. Pages 35–
40 in Current Veterinary Therapy: Food Animal Practice. 5th ed. Elsevier Inc., Amsterdam,
the Netherlands.

Anda mungkin juga menyukai