Anda di halaman 1dari 4

A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business Process Management and Digital

Innovation.

Review Riset Penelitian

No. : 103413.

Judul Penelitian : A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business
Process Management and Digital Innovation.
Author : Amy Van Looy.

Penerbit : Information & Management 58.

Latar Belakang Penelitian


Latar belakang penelitian ini menjelaskan alasan mengapa penelitian ini dibahas berdasarkan fenomena dan
problematik yang jelas. Mengenai elemen yang dibahas pada artikel ini seputar hubungan antara Manajemen
Proses Bisnis (BPM) dan Inovasi Digital (DI) adalah hal yang tidak bisa dihindari untuk tidak dibahas atau
diteliti didalam zaman modern ini. Karena berdasarkan penelitian ini, saat ini segala hal tentang proses bisnis
semakin diprioritaskan dalam konteks inovasi digital (DI). Sementara ruang lingkup BPM adalah pengendalian
dan optimalisasi arus proses bisnis. Manajemen proses bisnis (BPM) telah menjadi ilmu yang berharga bagi
banyak praktisi dengan menawarkan metode, teknik dan prinsip manajemen untuk menyelaraskan proses
bisnis secara strategis dan mencapai hasil bisnis yang lebih tinggi dalam persaingan jangka panjang.
Meskipun demikian, BPM semakin ditantang akan adanya DI yang menggunakan teknologi modern. Banyak
organisasi yang proses bisnisnya tertekan oleh DI karena munculnya teknologi baru dengan pesat sehingga
membutuhkan transformasi bisnis yang cepat di lingkungan kerja saat ini. Bagi organisasi, untuk bertahan
hidup atau berkembang di pasar saat ini adalah dengan menggabungkan teknologi baru dalam strategi
perusahaan dan proses bisnis akan menjadi sangat penting ketika teknologi tersebut menjadi user-friendly
dan kompetitif.

Masalah Penelitian
Masalah pada penelitian sudah menguatkan bagian pendahuluan karena berkaitan/ berasal dari latar
belakang yang disusun. Masalah pada penelitian adalah:
1. Bagaimana tingkat hubungan antara BPM dengan DI?
2. Bagaimana organisasi dalam merasakan peranan BPM untuk DI?

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sudah ditulis sesuai urutannya yaitu setelah pernyataan gap analysis dan tidak
mengandung judul artikel/ judul penelitian di penulisan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut
yaitu: “Hasil dari Rumusan Masalah (RQ) akan digunakan untuk mengembangkan kerangka kerja yang
mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan strategis mereka untuk inovasi proses digital (DPI),
serta untuk menunjukkan kesiapan organisasi mereka dalam membawa DI ke dalam proses bisnis mereka.

Muhammad Fathur Aditama (A062211005)


Muhammad Fadil Asri (A062211040)
A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business Process Management and Digital
Innovation.

Pendekatan induktif ini berfungsi untuk membangun teori dan untuk mendorong penelitian BPM. Sementara
temuan ini dapat digunakan untuk membuktikan disiplin BPM di masa depan pada saat DI oleh TI baru.
Organisasi akan memperoleh gagasan umum tentang situasi saat ini dan menerima inspirasi tentang
bagaimana mengatasi rintangan mengenai penerapan DI untuk meningkatkan adopsi BPM”.

Landasan Teori
Landasan Teori sudah cukup jelas dan berisi teori-teori yang relevan yang masih diteliti dan dapat digunakan
untuk menjelaskan varabel. Mulai dari menjelaskan teori seputar Manajemen Proses Bisnis (BPM), proxy
BPM, inovasi digital (DI), dan proxy DI. Contohnya pada teori Manajemen Proses Bisnis dijelaskan secara
definisi adalah ilmu yang mengawasi bagaimana pekerjaan dilakukan dalam suatu organisasi untuk
memastikan hasil yang konsisten dan mengambil keuntungan dari perbaikan. Kemudian dibahas asumsi yang
berdasar sesuai dengan variabel yang ingin diteliti: “asumsi bahwa inovasi yang tinggi berkaitan dengan
kematangan BPM yang rendah karena organisasi saat ini semakin membutuhkan kelincahan, fleksibilitas dan
inovasi, sedangkan BPM secara tradisional berfokus pada ketangkasan yang berkelanjutan, bukti otomatisasi,
dan standarisasi. Namun, Dijkman et al. serta Bucher dan Winter menunjukkan bukti empiris yang sebaliknya
yaitu menegaskan bahwa organisasi dengan lebih banyak adopsi BPM dapat memilih antara pendekatan
aplikasi berbasis standar dan pendekatan yang dibuat khusus (custom) artinya dapat memilih inovasi yang
dibutuhkan diantara keduanya.”

Hipotesis
Hipotesis yang ingin dibuktikan oleh peneliti pada artikel ini adalah adanya hubungan positif antara BPM dan
DI secara moderat. Ini didukung oleh pernyataan peneliti pada abstrak, diskusi, kesimpulan/konklusi dan hasil
penelitian terdahulu. Hal ini juga sesuai topik yang ingin dibahas adalah hubungan antara Manajemen Proses
Bisnis (BPM) dengan Inovasi Digital (DI).

Metodologi Penelitian
Metode Penelitian sudah lengkap dari prosedur untuk mengolah data, desain, dan cara memilih
respondennya. Metode penelitian ini menggunakan 2 studi:
1. Studi Kuantitatif
Dengan menggunakan kuesioner lisan dan tulisan. Untuk memastikan kualitas data, responden dapat
berpartisipasi jika mereka memenuhi lima kondisi: (1) fulfil fungsi manajerial yang tinggi (yaitu, manajer
menengah, manajer senior, manajer tingkat C), (2) memiliki total senioritas setidaknya 8 tahun, (3) memiliki
total senioritas setidaknya 2 tahun dalam organisasi saat ini, (4) memiliki minat pada BPM dan (5) tinggal di
negara berbahasa Inggris untuk lebih membandingkan pemahaman survei. Variabel utama terkait dengan
BPM, jenis strategi digital, dan DI. Untuk meningkatkan validitas internal, kami mendasarkan operasional
pada instrumen pengukuran yang diakui atau kerangka kerja.
2. Studi Kualitatif

Muhammad Fathur Aditama (A062211005)


Muhammad Fadil Asri (A062211040)
A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business Process Management and Digital
Innovation.

Dengan wawancara para ahli yang melibatkan praktisi dengan pengalaman yang relevan di BPM dan DI,
yang menanggapi dengan mengandalkan seluruh karir mereka untuk memperkaya data. Para ahli hanya
dapat berpartisipasi jika mereka memenuhi peran sebagai manajer BPM, manajer DI/ transformation atau
konsultan TI dengan pengalaman di BPM dan DI.

Hasil Penelitian & Pembahasan


1. Data yang disajikan telah diolah dengan baik karena telah dituangkan dalam bentuk tabel dan
gambar serta diberi penjelasan atas temuannya seperti: “Hasil kuantitatif dan kualitatif untuk ukuran
organisasi tampaknya bertentangan satu sama lain. Meskipun survei menunjukkan bahwa organisasi
besar lebih positif tentang DI, para ahli menjelaskan bahwa organisasi besar biasanya kurang
fleksibel pada DI (misalnya, karena warisan TI mereka atau banyaknya departemen)”
2. Pada bagian pembahasan juga terlihat adanya kaitan antara hasil yang didapatkan dengan
hipotesis. Hal ini didukung oleh pembahasan peneliti yang semuanya membahas temuan yang
menunjukkan hubungan antara BPM dan DI melihat hipotesis penelitian adalah adanya hubungan
positif antara BPM dan DI secara moderat. Pembahasan ini dapat dibuktikan oleh pernyataan
peneliti yaitu: “Delapan dari 19 ahli menyebutkan bahwa DI biasanya mendahului inisiatif BPM,
sementara tiga ahli yakin bahwa BPM biasanya datang sebelum DI. Delapan ahli yang menyukai
kausalitas dari DI ke BPM berpendapat bahwa tren TI (Teknologi Informasi) harus menjadi titik awal
dan BPM diperlukan untuk membuat efisiensi DI yang sukses dan bertahan dalam organisasi”

Kesimpulan, Kelemahan, dan Riset Lanjutan


1. Kesimpulan: Kesimpulan pada penelitian sudah sesuai karena kesimpulan penelitian menjawab
permasalahan dan mencapai tujuan penelitian. Permasalahan penelitian mengacu pada hubungan
antara BPM dan DI dimana kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa adanya hubungan
positif antara BPM dan Di secara moderat dengan memberikan bukti statistik yang kuat dan dapat
digeneralisasikan. Selain itu, dengan mewawancarai 19 ahli dari Eropa Barat menemukan
penjelasan yang lebih dalam untuk alasan di balik hubungan ini dan faktor kontekstual yang
diidentifikasi. Sementara itu tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu kerangka kerja yang
mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan strategis mereka untuk inovasi proses digital
(DPI), dimana peneliti sudah menyempurnakannya dengan dibangun di atas kerangka kerja yang
diterima untuk inovasi teknologi.
2. Kelemahan:
a. Tidak ada pembandingannya dengan hasil-hasil penelitian orang lain pada hasil dan pembahasan.
Melihat kesesuaian atau pertentangan lebih ke pendapat para ahli yang hanya disebutkan secara
survey (mis: 5 dari 9 ahli menyebutkan bahwa, 7 ahli menyebutkan bahwa) bukan pada hasil
penelitiannya. Otomatis tidak ada rujukan ke literatur lain pada bagian pembahasan.
b. Pada Tabel 1, seharusnya jika penyajian tabel panjang yang hanya bisa diletakkan dengan

Muhammad Fathur Aditama (A062211005)


Muhammad Fadil Asri (A062211040)
A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business Process Management and Digital
Innovation.

mengambil 2 kolom karena tidak cukup jika menggunakan satu kolom maka diletakkan di bagian
paling bawah (dibawah teks/penjelasan) seperti yang disajikan pada Tabel 6 dan 17.
c. Antara Pendahuluan dan Latar belakang dipisahkan bahkan latar belakang mengandung Sub-bab
yang bertolak belakang dengan latar belakang yang seharusnya singkat, padat, dan jelas sehingga
membingungkan antara mana latar belakang penelitian yang sebenarnya dan mana yang landasan
teori.
3. Riset Lanjutan: karena penelitian tersebut adalah penelitian survey dan adanya keterbatasan yang
diakui peneliti maka peneliti menyarankan bahwa penelitian lanjutan terbaik yaitu dapat dilakukan
dengan studi kasus untuk menggali lebih dalam pengaturan organisasi. Atau, organisasi dapat
memperoleh manfaat lebih ketika konsep diubah menjadi alat keputusan praktis, yang dapat
dibangun dan diuji menggunakan penelitian desain-sains.

Muhammad Fathur Aditama (A062211005)


Muhammad Fadil Asri (A062211040)

Anda mungkin juga menyukai