Innovation.
No. : 103413.
Judul Penelitian : A Quantitative and Qualitative Study of The Link between Business
Process Management and Digital Innovation.
Author : Amy Van Looy.
Masalah Penelitian
Masalah pada penelitian sudah menguatkan bagian pendahuluan karena berkaitan/ berasal dari latar
belakang yang disusun. Masalah pada penelitian adalah:
1. Bagaimana tingkat hubungan antara BPM dengan DI?
2. Bagaimana organisasi dalam merasakan peranan BPM untuk DI?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sudah ditulis sesuai urutannya yaitu setelah pernyataan gap analysis dan tidak
mengandung judul artikel/ judul penelitian di penulisan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut
yaitu: “Hasil dari Rumusan Masalah (RQ) akan digunakan untuk mengembangkan kerangka kerja yang
mendukung organisasi dalam pengambilan keputusan strategis mereka untuk inovasi proses digital (DPI),
serta untuk menunjukkan kesiapan organisasi mereka dalam membawa DI ke dalam proses bisnis mereka.
Pendekatan induktif ini berfungsi untuk membangun teori dan untuk mendorong penelitian BPM. Sementara
temuan ini dapat digunakan untuk membuktikan disiplin BPM di masa depan pada saat DI oleh TI baru.
Organisasi akan memperoleh gagasan umum tentang situasi saat ini dan menerima inspirasi tentang
bagaimana mengatasi rintangan mengenai penerapan DI untuk meningkatkan adopsi BPM”.
Landasan Teori
Landasan Teori sudah cukup jelas dan berisi teori-teori yang relevan yang masih diteliti dan dapat digunakan
untuk menjelaskan varabel. Mulai dari menjelaskan teori seputar Manajemen Proses Bisnis (BPM), proxy
BPM, inovasi digital (DI), dan proxy DI. Contohnya pada teori Manajemen Proses Bisnis dijelaskan secara
definisi adalah ilmu yang mengawasi bagaimana pekerjaan dilakukan dalam suatu organisasi untuk
memastikan hasil yang konsisten dan mengambil keuntungan dari perbaikan. Kemudian dibahas asumsi yang
berdasar sesuai dengan variabel yang ingin diteliti: “asumsi bahwa inovasi yang tinggi berkaitan dengan
kematangan BPM yang rendah karena organisasi saat ini semakin membutuhkan kelincahan, fleksibilitas dan
inovasi, sedangkan BPM secara tradisional berfokus pada ketangkasan yang berkelanjutan, bukti otomatisasi,
dan standarisasi. Namun, Dijkman et al. serta Bucher dan Winter menunjukkan bukti empiris yang sebaliknya
yaitu menegaskan bahwa organisasi dengan lebih banyak adopsi BPM dapat memilih antara pendekatan
aplikasi berbasis standar dan pendekatan yang dibuat khusus (custom) artinya dapat memilih inovasi yang
dibutuhkan diantara keduanya.”
Hipotesis
Hipotesis yang ingin dibuktikan oleh peneliti pada artikel ini adalah adanya hubungan positif antara BPM dan
DI secara moderat. Ini didukung oleh pernyataan peneliti pada abstrak, diskusi, kesimpulan/konklusi dan hasil
penelitian terdahulu. Hal ini juga sesuai topik yang ingin dibahas adalah hubungan antara Manajemen Proses
Bisnis (BPM) dengan Inovasi Digital (DI).
Metodologi Penelitian
Metode Penelitian sudah lengkap dari prosedur untuk mengolah data, desain, dan cara memilih
respondennya. Metode penelitian ini menggunakan 2 studi:
1. Studi Kuantitatif
Dengan menggunakan kuesioner lisan dan tulisan. Untuk memastikan kualitas data, responden dapat
berpartisipasi jika mereka memenuhi lima kondisi: (1) fulfil fungsi manajerial yang tinggi (yaitu, manajer
menengah, manajer senior, manajer tingkat C), (2) memiliki total senioritas setidaknya 8 tahun, (3) memiliki
total senioritas setidaknya 2 tahun dalam organisasi saat ini, (4) memiliki minat pada BPM dan (5) tinggal di
negara berbahasa Inggris untuk lebih membandingkan pemahaman survei. Variabel utama terkait dengan
BPM, jenis strategi digital, dan DI. Untuk meningkatkan validitas internal, kami mendasarkan operasional
pada instrumen pengukuran yang diakui atau kerangka kerja.
2. Studi Kualitatif
Dengan wawancara para ahli yang melibatkan praktisi dengan pengalaman yang relevan di BPM dan DI,
yang menanggapi dengan mengandalkan seluruh karir mereka untuk memperkaya data. Para ahli hanya
dapat berpartisipasi jika mereka memenuhi peran sebagai manajer BPM, manajer DI/ transformation atau
konsultan TI dengan pengalaman di BPM dan DI.
mengambil 2 kolom karena tidak cukup jika menggunakan satu kolom maka diletakkan di bagian
paling bawah (dibawah teks/penjelasan) seperti yang disajikan pada Tabel 6 dan 17.
c. Antara Pendahuluan dan Latar belakang dipisahkan bahkan latar belakang mengandung Sub-bab
yang bertolak belakang dengan latar belakang yang seharusnya singkat, padat, dan jelas sehingga
membingungkan antara mana latar belakang penelitian yang sebenarnya dan mana yang landasan
teori.
3. Riset Lanjutan: karena penelitian tersebut adalah penelitian survey dan adanya keterbatasan yang
diakui peneliti maka peneliti menyarankan bahwa penelitian lanjutan terbaik yaitu dapat dilakukan
dengan studi kasus untuk menggali lebih dalam pengaturan organisasi. Atau, organisasi dapat
memperoleh manfaat lebih ketika konsep diubah menjadi alat keputusan praktis, yang dapat
dibangun dan diuji menggunakan penelitian desain-sains.