Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nabila Ganis Chairunnisa

NIM : 20121148

Prodi : D3 Keperawatan Smt 1

RESENSI NOVEL KISAH CINTA CAHAYA ABADI

Judul buku : Layla Majnun

Penulis : Syaikh Nizami

Penerbit : Penerbit Gava Media

Tahun Terbit : 2019

Cetakan :1

Tebal : xvii + 226 halaman

ISBN : 978-602-5568-49-7

Riwayat Penulis:

Syaikh Nizami adalah penyair yang dianggap sebagai penyair epik romantik terbesar dalam
literatur Persia, yang membawa gaya realistik epik Persia. Kebudayaannya secara luas
diapresiasikan dan terbagi di Azerbaijan, Iran, Afganistan dan Tajikistan. Nezami juga disebut
Nizami di beberapa literatur barat, Rusia, Azerbaijan dan beberapa dialek Persia. Ia lahir dari
latar belakang perkotaan di Ganja (Kerajaan Seljuq, sekarang Azerbaijan ) dan diyakini telah
menghabiskan seluruh hidupnya di Kaukasus Selatan. Nezami menjadi yatim piatu lebih awal
dan dibesarkan oleh paman dari pihak ibu Khwaja Umar yang mengambil tanggung jawab
untuknya dan memberinya pendidikan yang sangat baik. Ibunya, bernama Ra'isa , berasal dari
Kurdi. Ayahnya yang bernama Yusuf pernah disebutkan oleh Nezami dalam puisinya.

Sinopsis:

Bila panah cinta telah menghujam hati dan jantung, maka tiada yang dapat dilakukan
kecuali mengikuti jalan cinta. Dalam cinta keindahan menyimpan kepahitan, dan dalam
kegetiran terselubung rasa nikmat. Hanya cinta yang memenuhi pikiran si pemuda dan si gadis.
Kedua insan itu larut dalam pesona cinta yang nikmat, dihiasi dengan senyum dan tangis rindu.
Mereka melewatkan waktu hanyut dalam bahasa jiwa, terkesima dengan cinta yang ada di dalam
hati. Mereka seolah berada di taman surgawi dengan gemericik air nan sejuk mengalir. Jalan
yang mereka lalui seperti dihiasi berbagai macam bunga yang indah dan harum, dan kata-kata
mereka sehangat udara musim panas. Bagi mereka, matahari seolah diciptakan karena cinta,
rembulan bersinar juga karena cinta. Dan bila tidak ada cinta, maka mustahil air laut mencapai
pantai. Begitulah khayalan pemuda yang sedang ditawan cinta.

Setiap tatapan mata adalah ungkapan perasaan dalam hati, karena cahaya mata mampu
mengungkapkan ribuan kata pujian yang tak mampu diucapkan oleh lidah. Qays yang melihat
kecantikan, kelembutan dan keanggunan Layla, membuatnya terbakar oleh api asmara. Siang dan
malam hanya Layla yang dia kenang dan impikan. Ibarat perahu, hanya pada diri Layla jiwa
Qays dapat beriabuh. Mampukah seorang lelaki menyembunyikan hasrat, seolah tidak
terpengaruh apapun, ketika melihat rambut hitara ikal mayang, bibir berkilauan bak batu rubi,
mata hitam bercahaya dan jernih, seperti cahaya rembulan di malam hari? Saat melihat pesona
yang memikat hati seperti itu, jiwa pemuda pasti akan gelisah tak menentu. Melihat keajaiban
seperti itu, tentu seorang pemuda akan bersedia mengelilingi tujuh samudera, asal bisa
mendapatkannya. Sedang bagi Layla, Qays adalah pencuri budiman. Apalagi yang dapat
dilakukan seorang gadis yang hatinya telah tercuri, kecuali selalu ingin bertemu dengan si
pencuri. Syair- syair Qays bagai angin lembut yang membuatnya terhanyut dalam buai
kerinduan. Atau bagai riak air laut yang menghanyutkan pasir-pasir jiwanya.
Kelebihan Novel Layla Majnun :

- Di dalam novel ini memakai bahasa yang tinggi. Banyak sekali syair-syair yang membuat
orang-orang terpanah karena keindahan syairnya. Kutipan: “Aku merangkak melintasi
padang pasir, Tubuh berbalut debu dan darah menetes, Air mataku pun telah kering,
Karena selalu meratap dan merindukannya”.
- Menggunakan kertas book paper sehingga lebih ringan dan bagus.
- Sampul buku sangat menarik dengan gambar piramida dan tulisan yang menggunakan
font yang bagus.
- Jalan ceritanya mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan Novel Layla Majnun :

- Bahasa dalam novel ini memakai bahasa yang sangat rumit dan sulit dipahami. Bagi
orang yang awam, sukar untuk menafsirkanya. Kutipan “Apalah arti emas jika cinta telah
menyihir jiwa. Apa arti batu kaca jika telah mendapatkan permata”

Kesimpulan :

Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk kaum pecinta. Sesuai konsep
nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang
dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran.

Penutup:

Terlepas dari berbagai ketidaksempurnaannya, harus diakui bahwa buku pertama seorang
“Syaikh Nizami” ini merupakan karya yang memikat. Bahkan cara dan gaya
pengungkapannya, dalam kadar tertentu, telah memberikan sentuhan sastra dengan syair-
syair yang sangat menarik dan cukup enak dinikmati.

Anda mungkin juga menyukai