Anda di halaman 1dari 6

Et ika, etan akht ak | 7 3

.nxoral

v. ETrr(A, MORAL DAN Ar(HLAr(

A. Pengertian Etika, Moral dan Akhlak

1. Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari khuluq yang
berarti buQi pekerli. Perkataan budiberasal dari bahasa Sansekerta budh yang
berarti kesadaran Kata pekerti berasal dari bahasa lndonesia yang berarti
kelakuan.
3 Menurut lmam Al-Ghazali dalam bukunya "lhya-u'Ulur'iruddin" Juz lll
hal.52.
Khuluq (perangai) ialah suatu sifat yang tetap pada jiwa yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
membutuhkan pertimbangan pikiran'
3 Menurut Ahmad Amin dalam bukunya Al-Akhlaq: Khuluq ialah
membiasakan kehendak.

2. Moral dan Etika


Kata moral berasal dari bahasa latin mos, jamaknya adalah mores
yang berarti kebiasaan. Kata etika berasal dari bahasa Yunani efos berarti
kebiasaan, perasaan batin atau kecenderungan hati di mana seseorang
melakukan perbuatan (Filsafat Moral, 1989:9). Jadi moral hanya dikaitkan
pada kelakuan lahir manusia, sedang etika tidak hanya pada kelakuan lahir
akan tetapi lebih mendalam sampai kepada motivasi-motivasi kelakuan lahir.
Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, maka yang
dijadikan standar baik dan buruk adalah akal manusia. Moral selalu dikaitkan
dengan ajaran baik dan buruk yang diterima oleh utusan atau masyarakat,
maka yang dijadikan standar baik dan buruk adalah adat istiadat.
Dengan demikian etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang
yang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang batk dan
buruk. Bidang itulah yang disebut moral (Etika Umum, 1985:13).
74 | Etika, moral dan akhlak

Pengertian etika dan moral menurut istilah.


3 Menurut Austan Fagothey dalam bukunya "Right and Reason, Ethics in
Theory and Practice." Ethics is the practical normative science of the
rightness and wrongness of human conduct as known by natural
reason. Etika adalah ilmu pengetahuan normatif yang praktis mengenai
kelakuan benar dan tidak benar manusia yang dimengerti oreh akar
murni.
3 Menurut Ensiklopedi Umum:
Morality is right living virtue, conformity to generally accepted standard
of conduct. Moral adalah kehidupan yang benar dan baik, pengesahan
dan penerimaan secara umum tentang ukuran dasar tingkah laku.
Dari ketiga istilah di atas (akhlak, moral dan etika) memiliki persamaan yaitu
membicarakan persoalan baik dan buruk dalam kehidupan manusia.
Perbedaannya antara lain:
Sumber akhlak adalah Al-Qur'an dan sunnah rasul, sedangkan moral
dan etika adalah adat istiadat dan filsafat.
Akhlak bersifat absolut, sedangkan moral dan etika bersifat relatif.

B. Karakteristik Akhlak
3 Akhlak adalah salah satu kerangka dasar lslam yang termuat dalam
kitab suciAl-Qur'an.
3 Akhlak bersifat universal dan absolut. Bahwa nilai-nilai baik dan buruk
daripada suatu perbuatan yang termuat dalam Al-Qur'an dan sunnah
berlaku bagi seluruh manusia. Kapan dan dimanapun serta
kebenarannya bersifat absolut. t
C Akhlak menuntut bagi pelakunya untu* senantiasa ikhlas
melaksanakan hak-hak yang harus diberikan kepada yang berhak.
Melakukan kewajiban terhadap sesama manusia yang menjadi hak
manusia lainnya, melakukan kewajiban terhadap alam dan
lingkungannya.
3 Dalam ilmu etika "Kebaikan Teftinggl' yang istilah latinnya disebut
"Surnmum Bonum" (Al-Khair Kully) merupakan tujuan akhir dari
Elika, moral dan akhlaklT5

semua manusia. Kebaikan tertinggi itu adalah semuanya ingin baik


dan bahagia (Q.S. Al-Baqarah12:148). Kebaikan yang berhubungan
dengan tujuan ini dapat dibedakan dengan kebaikan sebagai tujuan
akhir (Summum Bonum) dan kebaikan sebagai cara atau sarana
untuk sampai kepada tujuan akhir tersebut.
Di dalam akhlakr antara baik sebagai tujuan sementara harus sejalan
dengan baik sebagai tujuan akhir. Artinya cara satu garis mencapai tujuan-
tujuan itu berada dalam satu garis lurus yaitu berdasarkan satu norma. Di
samping baik juga harus benar.

C. Hubungan Tasawuf dengan Akhlak


Tasawuf adalah proses pendekatan diri kepada Allah dengan cara
menyucikan hati (tashfiat al-qalbi). Hati yang suci bukan hanya biasa dekat
dengan Tuhan meiainkan dapat juga melihat Tuhan (al-ma'rifah). Dalam tasawuf
disebutkan bahwa Tuhan Yang Maha Suci tidak dapat didekati kecuali oleh hati
yang suci. Menurut Zun Nun al-Misri, ada tiga macam pengetahuan tentang
Tuhan, yaitu:
1. Pengetahuan awam: Tuhan satu dengan perantara ucapan syahadat.
2. Pengetahuan ulama : Tuhan satu menurut logika akal.
3. Pengetahuan kaum sufi: Tuhan satu dengan perantara hati sanubari.
Pengetahuan yang disebut pertama dan kedua menurut Harun Nasution,
belum merupakan pengetahuan hakikitentang Tuhan. Keduanya masih disebut
ilmu. Pengetahuan dalam arti ketigalah yang merupakan pengetahuan hakiki
tentang fuhan (ma'rifah). Telah dijelaskan bahwa akhlak adalah gambaran hati
(al-qatb) yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan. Jika hatinya bersih dan
suci maka yang akan keluar adalah perbuatan-perbuatan yang baik (akhlak al-
mahmudah) dan sebaliknya jika hatinya kotor dengan dosa-dosa dan sifat-sifat
yang buruk maka yang akan muncul dalam perilakunya adalah akhlak yang
buruk (akhlak al-m azmumah\.
Katau ilmu akhlak menjelaskan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk juga bagaimana mengubah akhlak buruk agar menjadi baik secara
zahiriah yakni dengan cara-cara yang nampak seperti keilmuan, keteladanan,
76 | Etika. ntorul ,latt ctkhlak

pembiasaan, dan lain-lain maka ilmu tasawuf menerangkan


bagaimana cara
mensucikan hati (tashfiat al-qalb), agar setelah hatinya suci yang muncul
dari
perilakunya adalah akhlak al-karimah. Perbaikan akhlak
menurut ilmu tasawuf,
harus berawal dari penyucian hati. persoalan yang mengemuka kemudian
adalah bagaimana cara mensucikan hati dalam tasawuf? Metode tasfiat
at-
qalb, dalam pendapat para sufi adalah dengan menjauhi larangan Tuhan
(ijtinab al-manhiyyah), melaksanakan kewajiban-kewajiban Tuhan (adaa
al-
wajibat), melakukan hal-hal yang disunatkan (al-naafitaaf), dan at-riyadhah.
Riyadhah artinya latihan spiritual sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah
s'a'w', sebab yang mengotori hati manusia adalah kemaksiatan-kemaksiatan
yang diperbuat akibat lengah dari bujukan nafsu dan godaan syaitan.
Kata para
sufi, keadaan hati itu ada tiga macam . perlama, hati yang mati yaitu hatinya
orang kafir. Kedua, hati yang hidup yaitu hatinya orang yang berim an. Ketiga,
hati yang kadang-kadang hidup dan kadang-kadang mati, itulah hatinya orang
fasik dan munafik. Yang harus diperjuangkan adalah bagaimana agar hati kita
istiqamah dalam kehidupan ini.

D. Aktualisasi Akhlak dalam Kehidupan


Kedudukan akhlak dalam agama lslam adalah identik dengan
pelaksanaan agama lslam itu sendiri dalam segala bidang kehidupan.
Maka
pelaksanaan akhlak yang mulia adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban
dan menjauhi segala larangan-rarangan dalam agama, baik yang berhubungan
dengan Allah'rnaupun yang berhubungan dengan makhluknya, dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungannya dengan sebaik-baiknya, seakan-akan melihat
Allah dan apabila tidak bisa melihat Allah maka harus yakin bahwa Allah $elalu
melihatnya sehingga perbuatan itu benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya.
Etika, moral dan akhlaklTl

Akhlak yang perlu diaktualisasikan dalam kehidupan adalah sebagai


berikut:
1. Akhlak kepada Allah s.w.t. meliputi:
a. Mentauhidkan Allah s.w.t. (Q.S. Al-lkhlas/112:1-4)
b. BeriLradah kepada Allah s.w.t. (Q.S. Adz-Dzaariyat/S1:56)
c. Berdzikir kepada Allah s.w.t. (Q.S. Ar- Ra'd/13:28)
d." Tawakkal kepada Allah s.w.t. (Q.S. Hud/111:123)
2 Akhlak terhadap manusia:
a. Akhlak terhadap diri sendiri, meliputi:
.d Sabar (Q.S. Al-Baqarah/2:153)
d Syukur (Q.S. An-Nahl/16:14)
6 Tawaddu (Q.S. Luqman/31:18
6 lffah, yaitu mensucikan diri dari perbuatan terlarang (O.S. Al-
lsrallT'.26)
-< Amanah (O.S. An-Nisa/14:58)
6 Syajaah (Q.S. Al-Anfaal/18:15-16)
.6 Qanaah (Q.S. Al-lsral17:26)
b. Akhlak terhadap kedua orang tua (Q.S. Al'lsral17:23-24)
c. Akhlak terhadap keluarga, yaitu mengembangkan kasih sayang,
keadilan dan perhatian. (O.S. An-Nahl/16:90 dan Q.S. At-
Tairrim/66.6)
d. Akhlak terhadap tetangga (Q.S. An-Nisa/4:36)

3. Akhlak terhadap lingkungan


Berakhlak terhadap lingkungan hidup adalah di mana manusia
menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam
sekitarnya. Allah menyediakan kekayaan alam yang melimpah
hendaknya disikapi dengan cara mengambil dan memberi dari dan
kepada alam serta tidak dibenarkan segala bentuk perbuatan yang
merusak alam. Maka alam yang terkelola dengan baik dapat memberi
manfaat yang berlipat ganda, sebaliknya alam yang dibiarkan merana
dan diambil manfaatnya saja justru mendatangkan malapetaka bdgi
78 | Etika. moral ltur akltlak

manusia. (O S Al-Qashashl2S:77, QS. ar-Rum/30:41, dan eS


Hud/1 1 :61)

Anda mungkin juga menyukai