penetrasi dapat menunjukan mutu suatu aspal. Pengujian Penetrasi adalah masuknya
jarum penetrasi kedalam permukaan aspal dalam waktu 5 detik dengan beban 100 gram
pada suhu 25˚C. Pengujian penetrasi ini sangat dipengaruhi oleh faktor berat beban
total, ukuran sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperatur dan waktu. Oleh
karena itu perlu disusun dengan rinci ukuran, persyaratan dan batasan peralatan, waktu
dan beban yang digunakan dalam penentuan penetrasi aspal (RSNI 06-2456-1991).
Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan dalam hal pengendalian mutu
aspal untuk keperluan pembangunan, peningkatan atau pemeliharaan jalan. aspal
semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasinya berikut Klasifikasi
berdasarkan uji penetrasi (RSNI S-01-2003).
Semakin besar angka penetrasi makin lembek aspal tersebut dan sebaliknya
semakin kecil angka penetrasi maka aspal tersebut semakin keras. Aspal semen dengan
penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas dengan volume
tinggi, sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah
bercuaca dingin atau lalu lintas volume rendah. Di Indonesia umumnya dipergunakan
aspal semen dengan penetrasi 60/70 dan 85-100 (Sukirman S,1999 ).
Berikut data pengujian penetrasi yang kami peroleh ;
Dari rata-rata hasil pengujian di simpulkan bahwa aspal yang kami uji adalah jenis
aspal .......... dan nilai ini sudah benar adanya dengan kecocokan aspal yang ada di ruang
pengujian.
Jika hasil yang diperoleh tidak mendapatkan hasil tidak cocok dengan aspal yang ada
maka perhatikan hal-hal berikut ;
Kesimpulan
Referensi
RSNI 06-2456-1991
Sukirman S,1999
ASTM D-8-31