Curah Hujan Maksimum Dan Rata-Rata Daerah
Curah Hujan Maksimum Dan Rata-Rata Daerah
SOAL 3
CURAH HUJAN MAKSIMUN DAN
RATA-RATA DAERAH
SOAL III
SOAL III
CURAH HUJAN MAKSIMUM DAN RATA – RATA DAERAH
3.5 Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui nilai curah hujan maksimum dengan menggunakan Metode rata
– rata Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.
2. Mengetahui perbandingan hasil perhitungan dari Metode rata – rata
Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.
SOAL III
3.6 Manfaat
Manfaat dari laporan ini yaitu dapat mengetahui nilai curah hujan
maksimum dan rata-rata daerah setelah dengan menggunakan Metode rata – rata
Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.
3.7 Kajian Pustaka
3.7.1 Presipitasi
Menurut Soemarto (1987), bentuk-bentuk presipitasi yaitu :
1. Hujan, merupakan bentuk yang paling penting.
2. Embun, merupakan hasil kondensasi dipermukaan tanah atau tumbuh -
tumbuhan dan kondensasi dalam tanah.
3. Kondensasi di atas lapisan es terjadi jika ada massa udara panas bergerak
diatas lapisan es tersebut.
4. Kabut, pada saat ada kabut partikel-partikel air diendapkan diatas
permukaan tanah dan tumbuh-tumbuhan.
5. Salju dan es.
1. Intensitas (i)
Yaitu laju hujan yang merupakan tinggi air persatuan waktu, misalnya :
mm/menit, mm/jam, mm/hari.
2. Lama waktu (t)
Yaitu lamanya curah hujan / durasi dalam menit atau jam.
3. Tinggi hujan (d)
Yaitu jumlah atau banyaknya hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air di
atas permukaan datar, dalam mm.
4. Frekuensi
SOAL III
1
Ŕ= (R1 + R2 +…+ R n)
n
dengan :
Ŕ = curah hujan rata-rata daerah (mm)
n = jumlah titik-titik pengamatan (stasiun pengukur hujan)
R1 ,R2, Rn = curah hujan di titik pengamatan tertentu (mm)
A1 R1 + A 2 R 2+ …+ An n
Ŕ=
A 1 + A 2 +…+ A n
dengan :
Ŕ = curah hujan rata-rata daerah (mm)
A1, A2, An = luas daerah yang diwakili tiap titik pengamatan (m2)
R1 ,R2, Rn = curah hujan di titik pengamatan 1 (mm)
SOAL III
A1 R1 + A 2 R 2+ …+ An n
Ŕ=
A 1 + A 2 +…+ A n
dengan :
SOAL III
Untuk menghitung hujan maksimum daerah dan hujan rata – rata daerah
selain data hujan dari tiap stasiun pengukur atau pencatat hujan yang didapat dari
hasil pengerjaan soal sebelumnya, diperlukan juga peta topografi sebuah
DAS(daerah aliran sungai) yang terdapat keempat stasiun hujan tersebut. Berikut
peta topografi tersebut.
SOAL III
Berdasarkan kedua hal di atas, akan dihitung nilai curah hujan maksimal
dan rata-rata daerah pada DAS di atas dengan tiga metode, yaitu Metode Rata-rata
Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.
SOAL III
R A + RB + R C + R D 301,0+240,3+225,8+210,7
Ŕ= = =244,58 mm
n 4
STASIU LUAS Kr
N km2
A 0,573 0,12
B 1,335 0,28
C 1,072 0,22
D 1,817 0,38
Jumlah 4,797 1
= 233,29 mm
SOAL III
Sedangkan untuk hasil perhitungan yang lain akan disajikan dalam Tabel
3.4 berikut.
Isohyet Isohyet
312,3
I 310,0 311,2 0,24 74,68
II 300,0 305,0 0,14 42,70
III 290,0 295,0 0,15 44,25
IV 280,0 285,0 0,16 45,60
V 270,0 275,0 0,20 55,00
VI 260,0 265,0 0,24 63,60
VII 250,0 255,0 0,59 150,45
VIII 240,0 245,0 0,93 227,85
IX 230,0 235,0 1,13 265,55
X 226,8 228,4 1,03 235,25
Jumlah 4,81 1204,93
Curah Hujan Rata-Rata 250,50
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
Tabel 3.8 Hujan Daerah Tahun 2007
Rerata Dua Luasan Antara Dua
Daerah Isohyet Isohyet Isohyet Volume Hujan
287,0
I 280,0 283,5 0,28 79,38
II 270,0 275,0 0,14 38,50
III 260,0 265,0 0,15 39,75
IV 250,0 255,0 0,16 40,80
V 240,0 245,0 0,19 46,55
VI 230,0 235,0 0,26 61,10
VII 220,0 225,0 0,61 137,25
VIII 210,0 215,0 0,95 204,25
IX 200,0 205,0 1,19 243,95
X 196,9 198,5 0,86 170,67
Jumlah 4,79 1062,20
Curah Hujan Rata-Rata 221,75
Sumber: Hasil Perhitungan, 2016
SOAL III
Tabel 3.17 Rekapitulasi Nilai Curah Hujan Maksium Daerah antara Rata-rata
hitung, Poligon thiesen, dan Isohyet
Curah hujan maksimum daerah
No Tahun
Rata-rata Aritmatik Poligon Thiesen Isohiyet
1 2004 244,58 233,29 234,62
2 2005 190,13 181,35 182,37
3 2006 260,32 249,69 250,50
4 2007 232,20 220,91 221,75
5 2008 205,58 196,09 197,19
6 2009 179,58 171,29 172,37
7 2010 244,58 233,29 234,92
8 2011 213,70 203,84 205,14
9 2012 157,63 150,35 151,34
10 2013 209,63 199,95 201,22
11 2014 274,28 261,83 263,55
12 2015 255,20 243,84 244,63
Rata-rata 222,28 212,14 213,30
Sumber: Hasil Pengitungan, 2016
SOAL III
3.9 KESIMPULAN
Setelah dilakukan perhitungan curah hujan rata – rata dan maksimum daerah
menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik, Metode Poligon Thiessen, dan Metode
Isohyet, didapat hasil yang berbeda. Penghitungan curah hujan rata – rata dan
maksimum daerah mengunakan Metode Rata-rata Aritmatik memiliki nilai paling
besar dibandingkan dengan Metode Poligon Thiessen dan Metode Isohyet.
Sedangkan Metode Poligon Thiesen menghasilkan hasil paling kecil daripada
menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik dan Metode Poligon Isohiyet.
Meskipun begitu, nilai curah hujan menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik,
Metode Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet tidak jauh berbeda sehingga data
curah hujan tersebut dianggap akurat.
DAFTAR PUSTAKA