Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI KURIKULUM PEMBEAJARAN BAHASA ARAB

DI MAN 1 KOTA TANGERANG

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mandiri

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu : Dr. Wahyudin, S.Ag, M.Pd.I

Oleh:

Naya Alifa Salsabila (1808102116)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah tentang
“Evaluasi Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab Di MAN 1 Kota Tangerang” ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Mandiri mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan


banyak saran dan pengetahuannya sehingga dapat menambah hal baru bagi kami.
Penulis menyadari bahwa makalah tersebut masih banyak adanya kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap akan kritik dan
sarannya dari segenap pembaca. Demikianlah semoga makalah yang telah dibuat
tersebut dapat bermanfaat bagi semuanya. Terimakasih

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Kurikulum adalah kerangka sebuah tujuan pendidikan yang akan menentukan


arah suatu pendidikan.

Pergantian kurikulum seiring dengan pergantian menteri pendidikan


merupakan hal yang lazim di Indoesia. Sejak era Orde Lama hingga era Orde Baru,
sudah beberapa kali kurikulum menggalami revisi, perubahan, ataupun penataan.
Kurikulum tidak jauh dari perombakan, sebut saja Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, dan
yag telah diuji coba dan diterapkan pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Karena
adanya perubahan tersebut maka berdampak pula pada kurikulum Mata pelajaran
bahasa arab. Ini berarti, semua perangkat pembelajaran bahasa arab harus mengikuti
kurikuum yang berlaku saat ini.

Oleh karena itu, proses pembelajaran bahasa Arab di sekolah-sekolah saat ini
menggunakan kurikulum baru yang disebut Kurikulum 2013 tersebut. Kurikulum
2013 ini diberlakukan secara bertahap mulai Tahun Pelajaran 2013-2014 melalui
pelaksanaan yang terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap
melaksanakannya.Selama ini tingkat keberhasilan kurikulum 2013 di madrasah dapat
dikatakan belum terukur, karena hingga saat ini belum meluluskan. Siswa yang diberi
perlakukan kurikulum2013 saat ini baru mau naik ke kelas XII. Oleh karena itu,
evaluasi hasil belum dapat dilakukan terhadap keberhasilan kurikulum tersebut.akan
tetapi evaluasi, conteks, input, dan proses sudah dapat dilakukan, mengingat banyak
sekali keluhan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum tersebut.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kurikulum


dimadrasah, mulai dari, kompetensi guru/kepala sekolah, pengalaman guru/kepala
sekolah (masa kerja), tingkat pendidikan guru/kepala sekolah, komitmen guru/kepala
sekolah,dukungan komite sekolah, kelengkapan saran dan dan prasarana
(laboratorium, perpustakaan,lapangan olahraga, sumber belajar), kebijakan kepala
sekolah, dukungan anggaran, infrastruktur kurikulum itu sendiri, dukungan orang tua
wali murid, kualitas input (siswa),dan dukungan stakeholders lainnya.

Setelah dilaksanakan atau diimplementasikannya kurikulum tersebut maka


perlulah diadakan evaluasi terhadap penggunaan kurikulum K.13 tersebut. Evaluasi
kurikulum ini bertujuan untuk mengetahui apakah kurikulum yang telah diterapkan
atau diimplementasikan sudah mencapai sasaran secara efektif atau belum, dan
apakah kurikulum tersebut terlaksana sebagaimana mestinya atau belum. Setiap
lembaga pendidikan dapat dipastikan memiliki evaluasi kurikulum sendiri dalam
melihat sejauh mana kurikulum yang telah diterapkan dalam lembaga tersebut.

Alasan peneliti memilih MAN 1 Tangerang sebagai tempat penelitian kerena


lembaga ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang berdiri dibawah naungan
kementerian Agama yang notabennya mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab dan
pendidikan agama Islam. Lembaga ini juga sangat aktif dalam mengembangkan atau
mengevaluasi kurikulum bahasa Arab yang telah diterapkannya, sesuai dengan
instruksi dari pihak kementerian Agama. Sehingga evaluasi kurikulum bahasa Arab di
MAN 1 Tangerang ini sangat perlu untuk dikaji. Berdasarkan paparan di atas, peneliti
tertarik untuk meneliti evaluasi kurikulum bahasa Arab di lembaga tersebut.

Oleh karena itu, dalam artikel ini peneliti akan membahas mengenai
pelaksanaan kurikulum bahasa Arab di MAN 1 Tangerang faktor pendukung dan
penghambatnya serta solusinya, dan juga evaluasi kurikulum bahasa Arab di lembaga
tersebut.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan oleh penulis diatas dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut :
1.   Bagaimana pelaksanaan kurikulum bahasa arab di MAN 1 Kota Tangerang
2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kurikulum Bahasa
Arab di MAN 1 Kota Tangerang?
3. Bagaimana evaluasi kurikulum bahasa arab di MAN 1 Kota Tangerang?

C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.   Untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum
2.   Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kurikulum
pelaksnaan kurikulum bahasa arab MAN 1 Kota Tangerang
3.  Mengetahui pelaksanaan kurikulum bahasa arab di MAN 1 Kota Tangerang.
4.  Dapat mengevaluasi kurikulum bahasa arab di MAN 1 Kota Tangerang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab di MAN 1 Kota


Tangerang

Pada Penelitian ini, peneliti menggunaan teknik wawancara dan observasi


kepada kepala madrasah, wakil kepala madrasah bidang kurikulum, dan guru bahasa
arab. Peneliti menggunakan metode Kualitatif dengan teknik wawancara tak
berstruktur kepada beberapa guru mata pelajaran Bahasa Arab di beberapa sekolah,
dari hasil wawancara tersebut peneliti mencoba menganalisis lebih dalam apa saja hal
yang membuat kurikulum 2013 lebih baik dibanding kurikulum terdahulu yaitu
KTSP, melihat kepada berbagai ungkapan dari beberapa guru ini maka peneliti akan
menyimpulkan hasil dari penelitian dan analisis ini dengan harapan bisa menjadi
tambahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya dalam
mata pelajaran Bahasa Arab

Berdasarkan hasil wawancara, bahwa pembelajaran bahasa Arab


menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yng
mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013-2014. kurikulum ini adalah
pengembangan dari kurikulum yag telah ada sebelumya, baik kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirilis pada tahun 2004 maupun kurikulum Tingkat Satuan
Penddikan pada tahun 2006. hanya saja yang menjadi titik tekan pada Kurikulum
2013 adalah adanya peninngkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Semua Aspek yang terdapat pada Kurikulum sanngatlah bagus dikarenakan


nilai anak yang rendah bisa teratasi dengan nilai dari aspek lainnya. bisa kita lihat dari
contoh penilaian yang menggunakan penilaian aplikasi yang disediakan oleh
Kementerian Agamadengan format Excel Sehingga pelaksanaan kurikulum bahasa
Arab di MAN 1 Kota Tangerang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada kurikulum 2013 (K.13) tersebut.
Tujuan kurikulum 2013 tersebut mencakup empat Kompetensi Inti (KI), yaitu
(1) Sikap Spiritual, (2) Sikap Sosial, (3) Pengetahuan, dan (4) Keterampilan.

Untuk mencapai keempat kompetensi di atas pembelajaran dilaksanakan


melalui Pendekatan Scientific. Pada pelaksanaannya pendekatan ini menekankan pada
lima aspek penting, yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba
(experimenting), menalar (associating) dan komunikasi (communicating). 1 Lima
aspek ini harus benar-benar terlihat pada pelaksanaan pembelajaran di lapangan.

Untuk mewujudkan tujuan kurikulum tersebut, dalam implementasi kurikulum


perlu adanya tuntutan terhadap pendidik untuk merancang pembelajaran yang efektif
dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Tahapan-tahapan implementasi kurikulum dalam penelitian ini difokuskan pada tiga
aspek pokok, yaitu perencanaan, pelakasanaan dan evaluasi.

Pada tahap perencanaan akan didasarkan pada RPP (Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran). Adapun dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang di
sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dibuat
sebelumnya oleh guru baik pada awal semester maupun sebelum proses pembelajaran
akan berlangsung.

Adapun dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) terdiri dari tiga


kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Yang mana
ketiga kegiatan tersebut terdapat dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
dan teori tersebut telah dijelaskan oleh Sofyan Amri dalam bukunya Pengembangan
dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 berikut ini “Kegiatan pendahuluan
merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisispasi
aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

1
Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, dan
menumbuhkan kreatifitasnya.”2

Kegiatan ini dilakukan dengan sistematis melalui proses eksplorasi, elaborasi,


dan konfirmasi. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang digunakan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi, dan umpan balik. Jadi berdasarkan teori
tersebut, beberapa kegiatan dalam pelaksanaan kurikulum harus memiliki beberapa
fungsi yaitu :

(a) memfokuskan perhatian siswa untuk berpartisispasi aktif dalam proses


pembelajaran

(b) mencapai kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,


menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, dan
menumbuhkan kreatifitasnya

(c) melakukan penilaian, refleksi, dan umpan balik atau feedback

B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kurikulum Bahasa


Arab di MAN 1 Kota Tangerang

Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 (K.13) pada pelajaran bahasa Arab di


MAN 1 Kota Tangerang, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor
pendukung dan faktor penghambat, Adapun faktor pendukungnya meliputi :

(a) Guru dituntut menjadi seorang yang aktif dan peduli dengan murid

Dari point ini bisa dilihat bagaimana seorang guru menjadi lebih dekat dengan
anak didiknya, dibanding kurikulum terdahulu yang guru hanya menilai lebih banyak
ke sisi pengetahuan dan keterampilan saja. Dengan kurikulum 2013 ini maka karakter
anak diharapkan akan lebih baik lagi karena guru yang bersangkutan juga lebih
perhatian dengan muridnya. Agar pembelajaran bahasa Arab dengan kurikulum 2013
yang dilakukan di sekolah berjalan dengan lebih baik, maka mereka mengikuti

2
Amri, Sofan, 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013, Jakarta :
Prestasi Pustaka
beberapa kegiatan seperti : Bimtek, Workshop, dan diskusi tentang kurikulum 2013,
dan

(b) Adanya buku pegangan guru dan siswa

Ini merupakan salah satu kelebihan dari penerapannya kurikulum 2013 di


sekolah, dengan begitu pengeluaran sekolah pun lebih bisa dipangkas dan juga siswa
tidak perlu bersusah susah mencari penerbit dalam hal penyediaan buku, mengingat
buku yang beredar di pasaran kadang tidak sesuai dengan kemampuan siswanya, atau
kadang berisi berbagai konten yang tidak pantas untuk anak didik, berbagai fakta
yang terjadi di lapangan ada beberapa buku yang ditarik peredarannya karena
menyisipkan muatan dewasa dalam mata pelajaran tersebut.

Dengan adanya kurikulum 2013 ini maka hal-hal tersebut bisa teratasi dan
pastinya juga memangkas biaya pengeluaran sekolah. Berbeda dengan KTSP yang
guru harus menyiapkan berbagai perangkat mengajar dan buku juga membeli kepada
penerbit, sedangkan sekarang berbagai hal tersebut sudah dipersiapkan oleh
Pemerintah, dan pengeluaran pun bisa dibilang minim karena buku guru dan siswa
sudah disiapkan oleh Pemerintah.

Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan kurikulum (K.13) dalam


pembelajaran bahasa Arab di MAN 1 Kota Tangerang yaitu hanya terdapat pada sisi
internalnya. Adapun faktor penghambat dari sisi internalnya meliputi :

(a) Latar belakang siswa yang beragam

Adanya latar belakang pendidikan siswa yang berbeda membuat guru


terkadang kesulitan dalam pembelajaran. Bagi siswa yang berlatar belakang
pendidikan dari MTs atau Pondok Pesantren bahasa Arab adalah mudah, namun bagi
yang berlatar belakang SMP maka bahasa arab akan dianggap sulit bagi mereka.

(b) Rendahnya motivasi belajar dari diri siswa

Sulitnya bahasa Arab membuat para siswa kurang memotivasi dirinya


untuk belajar bahasa Arab.
(c) Bahasa Arab masih dianggap momok dari pada bahasa asing lainnya

Dibandingkan dengan bahasa Inggris atau bahasa Asing lainnya,


bahasa Arab adalah mata pelajaran yang terkadang ditakuti oleh para siswa, karena
tingkat kesulitannya.

(d) Sarana dan prasarana yang terbatas

Sarana prasarana yang kurang memadai membuat pembelajaran


menjadi terrhambat. Contohnya yaitu laboratorium bahasanya yang ada 1
laboratorium dan speaker yang tidak semua kelas menyala, sehingga ketika
pembelajaran guru harus membawa speaker sendiri.

(e.) Guru masih sulit mengimplementasiakan kurikulum 2013

C. Evaluasi kurikulum bahasa Arab di MAN 1 Kota Tangerang

Setiap program, kegiatan-kegiatan atau sesuatu yang lain yang direncanakan


selalu diakhiri dengan suatu evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat kembali
apakah suatu program/kegiatan telah sesuai dengan perencanaan atau belum. Dari
kegiatan evaluasi akan diketahui hal-hal yang telah/akan dicapai sudahkah memenuhi
kriteria yang ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian diambil
keputusan apakah program tersebut akan diteruskan ataukah direvisi / bahkan diganti
seluruhnya.

Dalam banyak hal, komponen penilaian sangat berperan dalam menunjang


keberhasilan pengembangan kurikulum pembelajaran Bahasa Arab, seperti yang kita
ketahui, kurikulum yang dikembangkan itu masih berupa perencanaan-perencanaan
bersifat teoritis dan abstrak. Dengan adanya evaluasi, kita akan memperoleh gambaran
mengenai keberhasilan kurikulum pembelajaran Bahasa Arab yang sedang / telah
dikembangkan di sekolah-sekolah. Dari kegiatan evaluasilah akan diketahui kelebihan,
kelemahan dan kekurangan kekurangannya.

Evaluasi kurikulum pembelajaran Bahasa Arab pada dasarnya adalah proses


penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. 3 Dalam proses evaluasi
3
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011)
pembelajaran Bahasa Arab terdapat beberapa komponen, yaitu mengumpulkan
data/informasi yang diperlukan sebagai dasar dalam menentukan nilai sesuatu yang
menjadi obyek evaluasi. Evaluasi kurikulumpembelajaran Bahasa Arab memegang
peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya,
maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.

Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan


(input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. 4 Evaluasi
dilaksanakan terhadap pelaksanaan rencana untuk menilai keberhasilan pelaksanaan
dari suatu program atau kegiatan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang
tercantum dalam program atau kegiatan. Tegasnya evaluasi adalah penyediaan
informasi untuk kepentingan memfasilitasi pembuatan keputusan dalam berbagai
langkah pengembangan kurikulum. Evaluasi juga mengaplikasikan pemilihan kriteria,
sekumpulan data dan analisis.

Tujuan Evaluasi Kurikulum Menurut Hamid Hasan, evaluasi kurikulum


memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1) Menyediakan infromasi mengenai pelaksanaan pengembangan dan


pelaksanaan suatu kurikulum sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.

2) Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kurikulum serta


faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu lingkungan tertentu.

3) Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat


digunakan dalam upaya perbaikan kurikulum.

Oemar Hamalik dalam Psikologi Belajar mengatakan bahwa Kecemasan anak


dalam menempuh ujian (tes) sudah pasti terjadi, karena hal itu ada hubungannya
dengan kecerdasan mereka, para siswa merasa cemas bila pertanyaan-pertanyaan tes
tidak sesuai dengan materi yang dipelajari mereka5. Di sisi lain, adanya tes akan
menambah motivasi belajar mereka. Louis Berman menafsirkan bahwa kecemasan
siswa pada waktu ujian merupakan rintangan yang harus dipecahkan. Ungkapan
tersebut mendorong guru agar berhati-hati dan berbuat secermat mungkin pada waktu
4
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2015), hlm.
183
5
Oemar. H. 2014. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
menyusun tes agar para siswa merasa senang menempuh ujian dan hasilnya tetap
objektif.

Prinsip Evaluasi Kurikulum Menurut Syafaruddin dan Aminudin, Evaluasi


kurikulum dilakukan melalui beberapa prinsip sebagai berikut:

1) Prinsip relevansi, artinya relevan antara pendidikan dengan tuntutan


kehidupan. Prinsip relevansi berkaitan dengan tiga segi, yaitu relevansi pendidikan
dengan lingkungan peserta didik; relevansi dengan perkembangan kehidupan masa
sekarang dan masa depan; dan relevansi pendidikan dengan tuntutan dunia kerja.

2) Prinsip efektivitas, artinya sejauh mana sesuatu yang direncanakan atau


diinginkan dapat terlaksana atau tercapai. Prinsip efektivitas belajar peserta didik.

3) Prinsip efisiensi, artinya perbandingan antara hasil yang dicapai (output)


dan usaha yang telah dikeluarkan (input). Prinsip efisiensi dapat ditinjau dari waktu,
tenaga, peralatan dan biaya.

4) Prinsip kesinambungan, artinya saling hubung atau jalin-menjalin antara


berbagai tingkat dan jenis pendidikan.

5) Prinsip fleksibilitas, artinya ada ruang gerak yang memberikan kebebasan


dalam bertindak (tidak kaku). Fleksibilitas mencakup fleksibilitas peserta.

Langkah-langkah Evaluasi Kurikulum Bahasa Arab Dalam mengevaluasi


kurikulum bahasa Arab terdapat dua langkah yang harus dilakukan diantaranya
adalah:

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan pada dasarnya menemukan apa dan bagaimana penilaian


harus dilakukan. Artinya, perlu rencana yang jelas mengenai kegiatan penilaian
termasuk alat dan sarana yang diperlukan. Ada beberapa langkah yang harus
dikerjakan dalam tahap persiapan ini, yakni :

a. Menyusun Term Of Reference (TOR) penilaian, sebagai rujukan


pelaksanaan penilaian. Dalam TOR ini dijelaskan target dan sasaran penilaian,
lingkup atau objek yang dinilai, organisasi yang menangani penilaian serta biaya
pelaksanaan penilaian.
b. Klasifikasi, artinya mengadakan penelaahan perangkat evaluasi seperti
tujuan yang ingin dicapai, isi penilaian, strategi yang digunakan, sumber data,
instrument, dan jadwal penilaian.

c. Uji Coba Penilaian (Try-Out), yakni melaksanakan teknik dan prosedur


penilaian di luar sample penilaian. Tujuan utama adalah untuk melihat keterandalan
alat-alat penilaian dan melatih tenaga penilai termasuk logistiknya, agar kualitas data
yang diperoleh kelak meyakinkan. 2)

1) . Tahap Pelaksanaan

Setelah uji coba dilaksanakan dan perbaikan atau penyempurnaan prosedur,


teknik serta instrumet penelitian, langkah berikutnya adalah melaksanakan penilaian.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini antara lain:

a. Pengumpulan data di lapangan artinya melaksanakan penilaian melalui


instrument yang telah dipersiapkan terhadap sumber data sesuai dengan program yang
telah direncanakan.

b. Menyusun dan mengolah data hasil penilaian baik data yang dihasilkan
berdasarkan persepsi pelaksanaan kurikulum dan kelompok sasaran kurikulum
maupun data berdasarkan hasil pengamatan dan monitoring penilai.

c. Menyusun deskripsi kurikulum tersebut, berdasarkan data informasi yang


telah diperoleh dari hasil penilaian.

Aspek-aspek Kurikulum Bahasa Arab yang perlu Dievaluasi Ada 4 (empat)


yaitu meliputi unsur-unsur penting dalam kurikulum, yaitu:

1) Tujuan

Suatu perencanaan program pendidikan, mengkin keseluruan program,


kurikulum, pengajaran, atau evaluasi harus didasarkan pada tujuan ini. Penilaian
tujuan kurikulum terutama untuk mengetahui apakah kurikulum dapat memberikan
kontribusi terhadapat pencapaian yang lebih tinggi dalam pendidikan. Melalui
evaluasi ini dapat diketahui kadar tujuan kurikulum sebagai tujuan dalam mencapai
tujuan pendidikan.

2) Isi Kurikulum
Penilaian tentang isi kurikulum mencakup program yang diprogramkan untuk
mencapai tujuan. Komponen isi mencakup semua jenis pelajaran yang harus
diajarkan, dan pokok-pokok bahasan atau bahan pengajaran yang meliputi seluruh
mata pelajaran tersebut. Isi atau bahan kurikulum tersebut dinilai dari segi
kerelevansinya dengan tujuan itu, kebenarannya sebagai ilmu pengetahuan, fakta atau
pandangan tertentu, keluasan dan kedalamannya.

3) Strategi Pengajaran Penilaian strategi pengajaran meliputi berbagai upaya


yang ditempuh demi tercapainya tjuan berdasarkan bahan pengajaran yang telah
ditetapkan. Komponen strategi pengajaran mencakup berbagai macam pendekatan
yang dipilih, metode-metode, dan berbagai teknik pengajaran, sistem penilai,
pencapaian hasil belajar siswa baik yang berupa penilaian proses maupun hasil yang
diperoleh.

4) Media Pengajaran Komponen media pengajaran merupakan komponen


kurikulum yang berupa sarana untuk memberikan kemudahan dan kejelasan siswa
dalam proses belajar yang dilakukannya. Ada berbagai macam media yang
dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran baik yang bersifat trasisional dan modern.

5) Hasil yang Dicapai Hal-hal yang dicapai dalam suatu kurikulum paling
tidak mengandung tiga masalah, yaitu keluaran, efek, dan dampak, Keluaran berupa
prestasi belajar yang dicapai siswa sesuai dengan tujuan. Efek berupa perubahan
tingkah laku sebagian akibat dari perlakuan belajar. Sedangkan dampak merupakan
pengaruh suau kurikulum pada perkembangan lembaga pendidikan itu sendiri,
pengetahuan dan masyarakat

Adapun evaluasi kurikulum bahasa Arab di MAN 1 Tangerang menggunakan


beberapa evaluasi yaitu evaluasi perencanaan dan pengembangan.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah konsep dasar setiap kegiatan, termasuk evaluasi


pembelajaran. Melakukan sesuatu tanpa perencanaan sama halnya dengan orang buta
berjalan tanpa tongkat. Dia bisa nyasar dan bisa pula tepat sasaran. Evaluasi dengan
perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang berbeda dengan proses
evaluasi yang tanpa perencanaan.6

a. Menentukan tujuan penilaian

Tujuan penilaian ditentukan sejak awal, tujuan penilaian merupakan fondasi


utama untuk menentukan ruang lingkup materi, jenis, dan karakter penilaian. Guru
jangan sampai menentukan tujuan penilaian secara umum karena hal tersebut akan
menjadikan lebih luas, sehingga pada nantinya kurang fokus. Dengan beberapa
kerangka :Fomatif yaitu apakah penilaian itu berguna untuk proses pembelajaran.
Sumatif yaitu dalam menentukan keberhasilan anak didik dalam menyerap materi.

b. Mengidentifikasi kompetensi

Kompetensi yang meliputi kapasitas pengetahuan, keterampilan, dan sikap


yang menjadi aspek penting untuk diidentifikasi.

c. Menyusun Kisi-kisi soal

Kisi-kisi merupakan format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi


item untuk beberapa macam topik atau pokok bahasan berdasarkan jenis kemampuan,
pok,/’int penting yang harus diketahui guru adalah kisi-kisi soal dibuat atau disusun
berdasarkan silabus dalam tiap mata pelajaran. Ada beberapa langkah yang mesti
dilakukan oleh guru dalam menyusun kisikisi soal yaitu menganalisis silabus,
menyusun kisi-kisi, membuat soal, menyusun lembar jawaban dan menyusun
pedoman.

Dalam mata pelajaran Bahasa Arab penggunaan soal-soal subjektif merupakan


salah satu yang banyak digunakan, biasa berbentuk essay atau uraian, bahkan
penggunaan soal essay ini selalu diterapkan dalam setiap ujian sekolah (UTS dan
UAS). Tes uraian menuntut peserta didik untuk mengorganisir gagasan, menuangkan
gagasan, mengekspresikan gagasan, dan menganalisis dalam bentuk tulisan. Tes essay
selain mengajarkan siswa membentuk pola pikirnya, tetapi juga mengetahui dan
mengukur keterampilan anak didik dalam menulis bahasa Arab, sehingga tanpa
disadari anak juga dinilai bagaimana perkembangan keterampilan menulis teks arab.

6
Sigit Pramono. Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. (Jogjakarta: Diva Press. 2014), h. 26,
43-49
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ada di MAN 1 Kota
Tangerang masih belum secara maksimal dalam mengimplementasikan beberapa
komponen kurikulum yang sudah ditentukan. Salah satunya adalah Penilaian dalam
kurikulum 2013 hanya beberapa yang digunakan, contohnya seperti penilaian
portofolio dan penilaian proyek, mengingat seorang guru juga menangani banyak
kelas dan juga karena penilaian yang sangat banyak, maka akhirnya hanya penilaian
dari penugasan, dan berbagai ujian saja yang digunakan. Mengingat penilaian dalam
kurikulum 2013 ini sangatlah lengkap dan baik, tetapi dalam penerapannya seorang
guru juga akan kesulitan mengingat ada banyak siswa yang harus ditangani, belum
lagi mengajar di kelas yang lain, sehingga seorang guru akan kewalahan kalau menilai
siswa dengan semua jenis penilaian yang diterapkan dalam kurikulum 2013 ini,
terlebih lagi semua aspek yang dinilai sangatlah banyak dan kurikulum sendiri masih
dalam tahap perkembangan yang membuat sang guru juga bingung karena terus
dikembangkan.

Bentuk evaluasi kurikulum pembelajaran Bahasa Arab secara komprehensif


dapat ditinjau menjadi dua macam, yaitu formatif dan sumatif.

1. Penilaian formatif

Penilaian ini disebut juga dengan penilaian proses, yakni penilaian yang
dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Data dikumpulkan dan dianalisis untuk
menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin. 7 Berbagai alat
penilaian, dapat digunakan dalam penilaian formatif, di antaranya yaitu tes,
wawancara, observasi dan lain-lain. Dan yang dinilai adalah semua komponen dan
menunjang pelaksanaan program. Untuk mencapai maksud evaluasi formatif, tidaklah
perlu atau bahkan dikehendaki menanyakan seluruh siswa dalam pertanyaan yang
sama.

2. Penilaian sumatif

Proses evaluasi yang dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, berbeda
dengan penilaian formatif, penilaian sumatif ini harus menunggu selesainya suatu
program. Misalnya setelah satu tahun program berjalan, atau setelah lembaga
pendidikan menghasilkan lulusannya.

7
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal. 91.
Ada beberapa manfaat dari penilaian tes sumatif, di antaranya yaitu :

1. Untuk menentukan nilai Nilai dalam tes sumatif digunakan sebagai


acuan dalam menentukan perbandingan siswa dan kedudukan siswa dalam
kelas. Sehingga dalam nilai tersebut dapat diketahui prestasi belajar siswa-
siswa dalam kelas.

2. Berfungsi sebagai tes prediksi Tes ini untuk menentukan seorang


anak sudah menguasai bahan pelajaran yang sudah diberikan, sehingga siswa
mampu melanjutkan program selanjutnya ataukah siswa harus mengulang /
mempelajari lagi bahan pelajaran tersebut.

3. Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa, sehingga akan


berguna bagi: a. Orang tua siswa b. Pihak bimbingan / penyuluhan di sekolah.
c. Pihak lain, misalnya siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain / akan
melanjutkan belajar / memasuki lapangan kerja.

Evaluasi sumatif mempunyai beberapa tujuan, di antaranya menyeleksi dari


beberapa program kurikulum yang tersedia/proyek yang mana akan melanjutkan dan
mana yang tidak efektif. Dalam pelaksanaan di sekolah penilaian formatif ini
merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif biasa kita kenal sebagai ulangan
umum yang diadakan pada akhir semester

Guru juga dituntut harus memahami betul aplikasi penilaiannya, sehingga


akan mudah dalam pengoperasiannya dan bisa memasukkan nilai setiap waktu, bukan
seperti awal-awal dulu, yang memasukkan adalah operator sekolah. Point ini
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan point kedua, yaitu guru harus menguasai
aplikasi dengan betul, dan juga menguasai penerapan kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 memang masih terus dikembangkan dalam perjalanannya,


beberapa hal yang dirasa kurang akan diperbaiki dan ditambah, memang bagus untuk
penerapannya, tetapi di sisi lain, guru pun akan bingung dengan berbagai
perkembangan yang ada, terlebih bagi mereka yang baru memahami kurikulum
tersebut.

Berdasarkan pada tujuan pembelajaran bahasa Arab yang ada dalam peraturan
Menteri Agama RI, yaitu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
Arab baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kegiatan belajar mengajar di MAN 1
Kota Tangerang fasilitas yang digunakan masih terbatas namun masih bisa berjalan
dengan baik. Dengan menggunakan media yang seadanya dan juga metode yang
bervariasi, para guru beranggapan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah
berjalan dengan baik.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat simpulkan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kurikulum bahasa Arab di MAN 1 Kota Tangerang yaitu


menggunakan kurikulum 2013 yang disesuaikan dengan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada tujuan kurikulum tersebut serta
menggunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaan kurikulum tersebut .

2. Faktor pendukung pelaksanaan kurikulum bahasa Arab dari sisi internalnya adalah
guru selalu berusaha menambah pengetahuannya dengan mengikuti beberapa kegiatan
mengenai kurikulum 2013, dan adanya buku pegangan guru dan siswa. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah

(a) latar belakang siswa yang beragam,

(b) rendahnya motivasi internal dari diri siswa,

(c) bahasa Arab masih dianggap momok oleh siswa,

(d) sarana dan prasarana yang terbatas dan masih kurang,

(e) sebagian guru masih kesulitan dalam implementasi kurikulum 2013.

Solusi yang dilakukan untuk menghadapi hambatan tersebut adalah

(a) pengakraban siswa dengan kamus berbahasa Arab baik manual maupun digital,

(b) memaksimalkan perhatian khusus oleh guru terhadap siswa yang latar belakang
bukan dari MTs atau pondok,

(c) perlu adanya bimtek dalam penilaian hasil belajar yang menggunakan kurikulum
2013 dan diklat setiap awal semester, upaya penjalinan koordinasi,

(d) pengoptimalan sumber dan fasilitas yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan, 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013,
Jakarta : Prestasi Pustaka

Arifin, Zaenal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2011)

Oemar. H. 2014. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Pramono, Sigit. Panduan Evaluasi Kegiatan Belajar Mengajar. (Jogjakarta: Diva


Press. 2014), h. 26, 43-49

S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1989, hal. 91

Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Triwiyanto, Teguh, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Bumi


Aksara, 2015), hlm. 183

Anda mungkin juga menyukai