Anda di halaman 1dari 48

Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 775

BAB 29
ACTIVITY-BASED COST SYSTEM
 
 
PENDAHULUAN
Tahap terakhir proses manajemen strategik adalah pemantauan. Pada tahap ini
dilakukan pemantauan terhadap pengimplementasian rencana dan penyediaan
informasi umpan balik untuk menilai pengimplementasian rencana. Hasil setiap
langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memberikan informasi bagi
pelaksana tentang seberapa jauh anggaran telah dilaksanakan, target sasaran
strategik telah berhasil diwujudkan, dan visi organisasi dapat dicapai. Sistem
akuntansi biaya merupakan sistem informasi yang digunakan pada tahap
pemantauan dalam proses manajemen strategik.
Dalam Bab 28 telah diuraikan secara komprehensif berbagai tipe
pengendalian yang secara efektif dapat diterapkan dalam situasi tertentu: (1)
pengendalian terhadap personel, (2) pengendalian terhadap keluaran, (3)
pengendalian terhadap tindakan tertentu, dan (4) penghindaran organisasi dari
masalah pengendalian. Dalam Bab 29 ini dibahas activity-based cost system, suatu
tipe pengendalian tambahan yang terutama untuk pengendalian terhadap tindakan
tertentu.
Akuntansi biaya tradisional adalah akuntansi biaya yang dirancang
berdasarkan kondisi perusahaan manufaktur dengan teknologi yang bersifat
mekanik. Dengan perkembangan pesat pemanfaatan komputer dalam
perancangan, pengujian rancangan, dan pengendalian proses pengolahan produk,
kondisi pabrik modern dipenuhi dengan otomatisasi yang menggunakan komputer
sebagai pengendali utama berbagai mesin dan peralatan produksi. Kondisi pabrik
modern menjadi sangat berlainan dengan kondisi pabrik yang dirancang pada
Jaman Revolusi Industri. Dengan perubahan drastis kondisi pabrik-pabrik modern,
informasi biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya tradisional tidak lagi mampu
menggambarkan konsumsi sumber daya dalam proses pembuatan produk. Untuk
memungkinkan manajemen mengelola konsumsi sumber daya dalam proses
pembuatan produk, perlu dilakukan perancangan kembali sistem akuntansi biaya
yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam aktivitas pembuatan
produk. Di samping itu, akuntansi biaya tradisional didesain khusus untuk
perusahaan manufaktur. Perusahaan-perusahaan nonmanufaktur, seperti
perusahaan jasa dan perusahaan dagang serta organisasi nirlaba dan organisasi
sektor publik tidak dapat memanfaatkan akuntansi biaya tradisional untuk
mengendalikan biayanya. Perusahaan-perusahaan nonmanufaktur, organisasi
nirlaba, dan organisasi sektor publik selama ini menggunakan akuntansi keuangan
untuk mencatat biayanya.
Pada awal tahun 1990-an di USA diciptakan dan diujicobakan sistem
akuntansi biaya berbasis aktivitas. Sistem akuntansi biaya ini menggunakan
aktivitas sebagai titik fokusnya. Semua biaya dihubungkan dengan aktivitas untuk
kepentingan penghitungan tarif biaya aktivitas. Tarif biaya aktivitas ini kemudian
digunakan untuk menghitung object cost dengan cara mengalikan kuantitas
aktivitas yang dikonsumsi dalam setiap cost object dengan tarif biaya aktivitas.
Sistem akuntansi biaya ini dikenal dengan nama activity-based costing. Dalam
perkembangan selanjutnya, akuntansi biaya berbasis aktivitas diperluas
pemanfaatannya, tidak hanya untuk menghasilkan object cost yang akurat, namun
lebih difokuskan untuk mengurangi biaya, melalui pengelolaan penyebab biaya:
aktivitas. Akuntansi biaya berbasis aktivitas yang semula disebut activity-based
costing (ABC) berevolusi menjadi activity-based cost system (ABC System).
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 776

Bab ini menguraikan sistem akuntansi biaya yang dirancang untuk memantau
pelaksanaan rencana dalam perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis global.
Pertama kali diuraikan mitos dan realitas tentang ABC system. Kemudian
diuraikan sejarah singkat ABC system dan falsafah yang mendasari sistem
informasi biaya tersebut. Uraian dalam bab ini dititikberatkan pada proses
pengolahan data dan penyajian informasi biaya dalam ABC system.
 
MITOS DAN REALITAS TENTANG ABC SYSTEM
ABC system telah mengalami perkembangan pesat sejak saat diujicobakan pada
awal dekade tahun 1990-an di U.S.A. Sudah lebih dari lima belas tahun ABC
system diperkenalkan di Indonesia melalui seminar, lokakarya, bahkan beberapa
perusahaan telah mengimplementasikannya. Namun, sedikit sekali perusahaan
Indonesia yang telah mengimplementasikan ABC system secara berhasil—yaitu
mampu memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh ABC system dalam
pengurangan biaya.
Konsep tentang ABC system berubah sesuai dengan perkembangan
implementasi ABC system itu sendiri. Pada awal perkembangannya, ABC system
dipakai sebagai alat untuk memperbaiki akurasi perhitungan kos produk. Biaya
overhead pabrik merupakan lingkup yang dicakup oleh ABC system pada waktu
itu. Namun pada tingkat perkembangannya terkini, ABC system tidak lagi terbatas
pada akuntansi biaya yang berfokus ke perhitungan kos produk. ABC system telah
berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi “cara baru dalam melaksanakan
bisnis.” Agar memperoleh konsep yang tepat tentang ABC system, pembelajar
dipersilakan untuk mengikuti uraian mengenai konsep yang salah dan konsep
semestinya tentang ABC system. Dengan memahami konsep yang semestinya
tentang ABC system, pembelajar akan dapat memanfaatkan secara optimum
kekuatan sesungguhnya yang tersimpan dalam sistem informasi biaya tersebut.
Gambar 29.1 melukiskan mitos dan realitas tentang ABC system.  
 
MITOS   REALITAS  
§ ABC system merupakan sistem • ABC system merupakan sistem
pencatatan, penggolongan, analisis biaya berbasis aktivitas
peringkasan, penyajian, dan untuk memenuhi kebutuhan
penginterpretasian informasi biaya.   personel dalam pengambilan
keputusan, baik yang bersifat
strategik maupun operasional.  
§ ABC system merupakan sistem • ABC system merupakan sistem
akuntansi dengan perusahaan informasi biaya. yang dapat
manufaktur sebagai modelnya   diterapkan dalam semua jenis
organisasi—perusahaan
manufaktur, jasa, dan dagang, serta
organisasi sektor publik dan
organisasi nirlaba  
§ ABC system berfokus ke biaya • ABC system mencakup seluruh
produksi   biaya. Dalam perusahaan
manufaktur, ABC system mencakup
biaya desain dan pengembangan,
biaya produksi, biaya dukungan
intern, biaya pemasaran, biaya
distribusi, biaya layanan purna jual.
 
§ ABC system berfokus ke • ABC system berfokus ke long-term
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 777

perhitungan kos produk dan cost strategic cost reduction  


control.  
§ ABC system dapat diselenggarakan • ABC system hanya akan optimum
secara manual   hasilnya jika diselenggarakan
dengan teknologi informasi  
§ ABC system merupakan tanggung • ABC system mengubah cara
jawab fungsi akuntansi   menjalankan bisnis, oleh karena itu
ABC system menjadi tanggung
jawab semua personel, terutama
operating personnel.  
 
Gambar 29.1 Mitos dan Realitas tentang ABC System
 
ABC System adalah Sistem Analisis Biaya
Oleh karena pada tahap perkembangan awalnya ABC system digunakan untuk
memperbaiki metode penentuan kos produk, maka sampai sekarang masih ada
sementara orang yang memandang ABC system tidak lebih sebagai sistem
akuntansi biaya yang fungsinya mengukur, mengklasifikasikan, dan mencatat data
biaya, serta menyajikan laporan biaya kepada manajemen puncak. Pandangan
seperti itu berakar dari teknologi manual yang digunakan dalam proses akuntansi
biaya tradisional. Di dalam teknologi manual, sebagian besar waktu proses
akuntansi dihabiskan dalam kegiatan pengukuran, pengklasifikasian, pencatatan,
dan penyajian informasi biaya dalam laporan kos produk, sehingga waktu yang
tersisa untuk menganalisis informasi biaya menjadi sangat sedikit. Dengan
teknologi informasi, proses pengukuran, pengklasifikasian, pencatatan data biaya
sangat mudah, cepat, dan akurat dilaksanakan dengan bantuan perangkat lunak
komputer (computer software), sehingga waktu banyak tersisa bagi personel untuk
melakukan analisis terhadap data yang tersedia dalam shared database.
Dengan teknologi manual, akuntansi biaya hanya dapat menyediakan
informasi biaya dalam dua dimensi, seperti dimensi biaya dan dimensi produk
yang mengkonsumsi biaya tersebut atau dimensi biaya dengan unit organisasi
yang bertanggung jawab atas biaya yang bersangkutan. Dengan demikian, laporan
biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya tradisional bersifat seragam dengan
dua dimensi. Pemakai informasi tidak banyak memperoleh kesempatan untuk
memperoleh informasi biaya sesuai dengan kebutuhannya. Format laporan biaya
ditentukan oleh fungsi akuntansi dan bersifat standar. Dengan teknologi informasi,
data biaya disediakan di dalam shared database berupa data biaya multidimensi,
seperti dimensi jenis biaya (natural classification), dimensi pusat
pertanggungjawaban, dimensi aktivitas, dimensi produk/jasa, dan dimensi
customer. Dari shared database yang berisi data multidimensi tersebut, pemakai
informasi mampu melakukan analisis biaya multidimensi pula, sehingga terbuka
kesempatan bagi pemakai informasi untuk melakukan pengambilan keputusan
yang jauh lebih berkualitas, seperti pengurangan biaya melalui pengelolaan
aktivitas, penentuan harga jual berdasarkan target pricing dan target costing,
analisis profitabilitas produk/jasa, pengukuran kinerja personel.
 
ABC System adalah Sistem Informasi Biaya untuk Segala Macam
Organisasi
Akuntansi biaya tradisional didesain dengan perusahaan manufaktur sebagai
modelnya. Oleh karena itu, biaya digolongkan menurut fungsi pokok dalam
perusahaan manufaktur: produksi, administrasi dan umum, serta pemasaran.
Fokus akuntansi biaya tradisional diletakkan pada biaya yang terjadi di fungsi
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 778

produksi dan dimanfaatkan untuk perhitungan kos produk (yang hanya terdiri dari
biaya produksi). Akuntansi biaya tradisional hanya cocok dimanfaatkan oleh
perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa dan dagang tidak dapat memanfaatkan
akuntansi biaya tradisional, meskipun kedua tipe perusahaan tersebut memiliki
biaya yang tidak kalah besar dan kompleksnya dibandingkan dengan perusahaan
manufaktur. Begitu juga organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba tidak
memanfaatkan akuntansi biaya tradisional karena akuntansi biaya tradisional
memang hanya didesain untuk perusahaan manufaktur yang menghasilkan
produk.
ABC system menjadikan aktivitas sebagai titik pusat kegiatannya. Informasi
tentang aktivitas diukur, dicatat, dan disediakan dalam shared database melalui
ABC system. Oleh karena aktivitas dapat dijumpai baik di perusahaan manufaktur,
jasa, dan dagang, serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba, maka ABC
system dapat diterapkan sama baiknya di berbagai jenis organisasi tersebut.
Dengan ABC system ini, untuk pertama kalinya perusahaan jasa dan perusahaan
dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba dapat memanfaatkan
sistem informasi biaya yang sangat bermanfaat untuk mengurangi biaya dan
penentuan secara akurat kos fitur produk/jasa. ABC system tidak hanya berfokus
ke perhitungan kos fitur produk/jasa, namun mencakup perspektif yang lebih luas,
yaitu pengurangan biaya melalui pengelolaan aktivitas. Perusahaan manufaktur,
jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan organisasi nirlaba
berkepentingan untuk mengurangi biaya melalui pengelolaan aktivitas, sehingga
perusahaan dan organisasi tersebut membutuhkan sistem informasi biaya yang
mampu menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas. ABC system
merupakan sistem informasi yang powerful untuk memampukan personel di
perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang serta organisasi sektor publik dan
organisasi nirlaba dalam mengelola aktivitas.
 
ABC System Mencakup Seluruh Biaya
Akuntansi biaya tradisional didesain untuk perusahaan manufaktur dan hanya
berfokus ke biaya produksi, yaitu biaya yang terjadi dalam tahap produksi—salah
satu tahap dari berbagai tahap dalam proses pembuatan produk. ABC system
didesain untuk berbagai jenis organisasi dan menggunakan aktivitas sebagai basis
untuk mengukur, mengklasifikasikan, mencatat, dan menyediakan data biaya.
Oleh karena aktivitas dalam perusahaan manufaktur tidak hanya terdapat di tahap
produksi, namun juga terdapat di tahap lain dalam pembuatan produk, seperti
tahap desain dan pengembangan, dukungan intern, pemasaran, distribusi, dan
tahap purna jual, maka ABC system mencakup biaya yang terjadi di seluruh tahap
pembuatan produk. ABC system berfokus ke pengurangan biaya, dan tidak hanya
terhadap biaya yang terjadi di tahap produksi, namun mencakup biaya di seluruh
tahap pembuatan produk, sejak tahap desain dan pengembangan sampai dengan
tahap purna jual.
 
ABC System Berfokus ke Pengurangan Biaya
Akuntansi biaya tradisional berfokus ke perhitungan kos produk dan pengendalian
biaya. Pengendalian biaya dalam akuntansi biaya tradisional dilaksanakan melalui
perhitungan kos produk per unit dan akuntansi pertanggungjawaban. Pengendalian
biaya difokuskan hanya terhadap biaya produksi—biaya yang terjadi dalam tahap
produksi. ABC system berfokus ke pengurangan biaya. Biaya hanya dapat
berkurang jika personel melakukan tindakan terhadap sesuatu yang menjadi
penyebab timbulnya biaya—yaitu aktivitas. ABC system menyediakan informasi
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 779

tentang aktivitas, yang memampukan personel organisasi melakukan pengelolaan


terhadap aktivitas, sehingga pengurangan biaya menjadi dapat terwujud.
 
ABC System Menyediakan Informasi Bagi Seluruh Personel
Organisasi
Akuntansi biaya tradisional didesain pada jaman teknologi manual untuk
memproses data akuntansi. Teknologi manual inilah yang membatasi pemakai
informasi yang dihasilkan oleh akuntansi. Data akuntansi dicatat dalam kartu atau
buku, dan untuk dapat dimanfaatkan, data dalam kartu atau buku tersebut perlu
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan dengan
teknologi manual ini terbatas pada informasi keuangan dengan dimensi tunggal
(dimensi keuangan saja), dan hanya dimanfaatkan oleh manajemen puncak.
ABC system didesain dalam era teknologi informasi. Dengan teknologi ini
data biaya dan data operasi dicatat dan diklasifikasikan dalam shared database.
Dari shared database ini informasi biaya dapat diakses oleh personel organisasi
yang diberi wewenang untuk itu. Informasi yang dihasilkan oleh ABC system
bersifat multidimensi dan berupa informasi keuangan dan nonkeuangan.
 
ABC System adalah Sistem Informasi Biaya di Era Teknologi
Informasi
ABC system didesain untuk diolah dengan teknologi informasi. Oleh karena itu,
ABC system memiliki karakteristik berikut ini:
a. Data biaya dan operasi dicatat dalam akun multidimensi. Paling tidak ada
empat dimensi yang dicakup dalam catatan: pusat pertanggungjawaban,
aktivitas, jenis biaya, dan produk/jasa.
b. Data biaya dan data operasi disediakan dalam shared database yang dapat
diakses oleh karyawan dan manajer.
c. Informasi yang dihasilkan tidak terbatas pada informasi keuangan, namun
mencakup pula informasi operasi.
d. Informasi biaya yang dihasilkan bersifat multidimensi.
 
ABC System Mengubah Cara Melaksanakan Bisnis
Banyak orang mengira implementasi ABC system merupakan tanggung jawab
fungsi akuntansi dalam organisasi. Oleh karena ada kata-kata costing atau cost
system dalam ABC system, maka biasanya ABC system dianggap merupakan
masalah akuntansi dan menjadi tanggung jawab fungsi akuntansi.
ABC system merupakan sistem informasi biaya yang mengubah cara yang
digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan proses bisnis. Jika dalam
manajemen tradisional, pengelolaan proses bisnis dipecah-pecah ke dalam fungsi,
dengan ABC system, pengelolaan proses bisnis dilaksanakan secara terpadu
berbasis aktivitas. Pengelolaan berbasis aktivitas ini menyebabkan dua perubahan
radikal yang lain: (1) personel mengubah orientasi pengelolaannya yang semula
tertuju ke pencapaian tujuan fungsinya berubah ke pemuasan kebutuhan customer,
(2) improvement berkelanjutan terhadap aktivitas menjadi motivasi personel
dalam pengelolaan proses bisnis. Dengan demikian ABC system sebenarnya
bukan masalah akuntansi biaya, namun jauh lebih luas dari itu. ABC system
merupakan sistem baru dalam pengelolaan proses bisnis. Keberhasilan
implementasi ABC system dapat diukur dari perubahan orientasi pengelolaan ke
pemuasan kebutuhan customer dan orientasi pengelolaan ke improvement
berkelanjutan terhadap aktivitas yang digunakan untuk melayani customer.
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 780

SEJARAH SINGKAT ABC SYSTEM


Pada tahap awal perkembangannya, ABC system dimanfaatkan untuk
memperbaiki kecermatan perhitungan kos produk dalam perusahaan-perusahaan
manufaktur yang menghasilkan banyak jenis produk. Masalah yang dihadapi
perusahaan yang menghasilkan banyak jenis produk adalah pada pembebanan
biaya overhead pabrik ke berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan volume-related drivers untuk
membebankan biaya overhead pabrik ke produk, sehingga kos produk yang
dihasilkan dari cara pembebanan ini menjadi tidak akurat. ABC system
menawarkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi, seperti batch-related
drivers, product-sustaining drivers, dan facility-sustaining drivers untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada berbagai jenis produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan jenis
produk yang dihasilkan, akuntansi biaya dapat menghasilkan informasi kos
produk yang akurat, sehingga memungkinkan manajemen mengambil keputusan
tentang harga jual dan melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk.
Pada perkembangan selanjutnya, ABC system tidak lagi terbatas
pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi kos produk yang akurat,
namun meluas sebagai sistem informasi untuk memotivasi personel dalam
melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk/jasa bagi customer. Jika pada awal perkembangannya ABC
system masih terbatas penggunaannya dalam perusahaan manufaktur yang
menghasilkan berbagai jenis produk, pada tahap perkembangan selanjutnya, ABC
system dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur dengan produk tunggal,
perusahaan jasa (seperti perbankan, transportasi, dan layanan kesehatan),
perusahaan dagang (seperti bisnis ritel dan distributor), organisasi sektor publik,
dan organisasi nirlaba. ABC system dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan
akuntansi biaya tradisional yang didesain khusus untuk perusahaan manufaktur.
Semua jenis perusahaan (manufaktur, jasa, dagang) dan organisasi (sektor publik
dan nirlaba) sekarang dapat memanfaatkan ABC system sebagai sistem akuntansi
biaya, baik untuk tujuan pengurangan biaya (cost reduction) maupun untuk
perhitungan secara akurat kos fitur produk/jasa.
Jika pada tahap awal perkembangannya, ABC system hanya difokuskan pada
biaya overhead pabrik, pada tahap perkembangan selanjutnya, ABC system
diterapkan ke semua biaya, mulai dari biaya desain, biaya produksi, biaya
penjualan, biaya pasca jual, sampai biaya administrasi dan umum. ABC system
menggunakan aktivitas sebagai titik pusat (focal point) untuk
mempertanggungjawabkan biaya. Oleh karena aktivitas tidak hanya dijumpai di
perusahaan manufaktur, dan tidak terbatas di tahap produksi, maka ABC system
dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi dan mencakup biaya di luar
produksi.
 
FALSAFAH YANG MELANDASI ABC SYSTEM
Ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC system:
1. Cost is caused. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas.
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang
menjadi penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personel perusahaan
pada posisi dapat mempengaruhi biaya. ABC system berangkat dari keyakinan
dasar bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas, bukan sekadar menyebabkan timbulnya biaya yang harus
dialokasikan.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 781

2. The causes of cost can be managed. Penyebab terjadinya biaya (yaitu


aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi
penyebab terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya.
Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi tentang
aktivitas.
 
Dua keyakinan dasar yang melandasi ABC system tersebut dilukiskan lebih
jelas pada Gambar 29.2.  
 
Keyakinan dasar yang melandasi ABC System:
“Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya dapat dikelola”

Cost Object

Product/
Sumber Aktivitas Service Customer
Daya Features

Titik Pusat Pengelolaan adalah pada


Aktivitas (Activity-Based Management)
 
Gambar 29.2 Falsafah yang Melandasi ABC System
 
Activity-based cost system (ABC system) adalah sistem informasi biaya
berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan
pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas. Pada
Gambar 29.2 tersebut, kebutuhan customer dijadikan sebagai titik tolak untuk
penyediaan product/service features yang pas dengan kebutuhan customer. Oleh
karena customer di Jaman Jejaring ini sangat pemilih dan penuntut (dan mereka
mudah sekali memperoleh pilihan dan tuntutan mereka), maka perusahaan tidak
sekadar dituntut untuk menyediakan produk dan jasa namun sampai ke
product/service feature. Oleh karena setiap fitur produk dan jasa memerlukan
konsumsi aktivitas yang berbeda, maka diperlukan berbagai macam activity
drivers (volume-related activity driver, batch-related activity driver, product-
related activity driver, facility sustaining related activity driver) untuk
menghitung konsumsi aktivitas untuk setiap fitur produk dan jasa yang dibutuhkan
oleh customer. Oleh karena setiap aktivitas mengkonsumsi sumber daya dengan
pola yang berbeda dengan aktivitas lain (ada aktivitas yang mengkonsumsi
sumber daya berdasarkan direct tracing, driver tracing, atau allocation), maka
untuk setiap aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan fitur produk dan jasa
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan customer, harus ditentukan konsumsi
sumber dayanya secara spesifik.
ABC system didesain dengan keyakinan dasar bahwa biaya hanya dapat
dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap penyebab timbulnya
biaya, yaitu aktivitas. Pengelolaan aktivitas ditujukan untuk mengerahkan dan
mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan fitur produk/jasa bagi
kepentingan pemuasan kebutuhan customer. Dalam ABC system sebagaimana
dilukiskan pada Gambar 29.2 tersebut, komponen customer dimasukkan ke dalam
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 782

model sistem informasi biaya. Seluruh aktivitas yang digunakan untuk


menghasilkan produk/jasa dinilai manfaatnya ditinjau dari sudut pandang
customer. Contoh informasi tentang aktivitas adalah: customer yang
mengkonsumsi keluaran aktivitas, value- and non-value-added activities, resource
driver, activity driver, driver quantity, cycle effectiveness (CE), capacity resource,
budget type (fixed type, variable type, step type).
 
RERANGKA PROSES PENGOLAHAN DATA DALAM
ACTIVITY-BASED COST SYSTEM
Rerangka proses pengolahan data dalam ABC system dilukiskan pada Gambar
29.3. Dari gambar tersebut terlihat proses pengolahan data dalam ABC system
dibagi menjadi dua tahap: (1) activity-based process costing, yaitu pembebanan
sumber daya (employee resource dan expense resource) ke aktivitas dan (2)
activity-based object costing yaitu pembebanan activity cost ke cost object.
 

Direct Tracing,
Resource Driver
Tracing, Allocation

RESOURCES ACTIVITIES ACTIVITY COST POOL COST OBJECTS

Result-Producing Activity
Activities Driver
Biaya bahan
Activity Cost Produk/Jasa A
Biaya personel Pool 1

Biaya perjalanan Result-Contributing


Activities
Biaya asuransi Produk/Jasa B

Biaya depresiasi
Support Activities
Biaya listrik
Produk/Jasa C
Biaya reparasi Activity Cost
Pool 2
Hygiene &
Biaya komunikasi Housekeeping
Activities

Activity-Based Activity-Based
Process Costing Object Costing

 
 
Gambar 29.3 Rerangka Proses Pengolahan Data dalam ABC System
 
Dari Gambar 29.3 terlihat bahwa sumber daya diklasifikasikan secara generik
menurut sifat pengeluarannya seperti: biaya bahan, biaya personel, biaya
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 783

perjalanan, biaya asuransi, biaya depresiasi, biaya listrik, biaya reparasi, dan biaya
komunikasi. Biaya tidak lagi diklasifikasikan menurut fungsi pokok perusahaan
manufaktur (biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum),
karena activity-based cost system didesain untuk semua jenis organisasi. Begitu
pula terhadap aktivitas, activity-based cost system menggolongkan aktivitas
menurut klasifikasi generik berikut ini: result-producing activities, result-
contributing activities, support activities, and hygiene and housekeeping
activities. Jika diterapkan dalam bisnis operator telepon seluler, aktivitas dibagi
menjadi empat golongan berikut ini:

1. Result-producing activities:
a. Customer care
b. Service development and operation processes
c. Network data management
2. Result-contributing activities
a. Network planning and development
b. Network provision
c. Network inventory management
d. Network maintenance and restoration
3. Support activities
a. Financial
b. Human resource
 
Dalam sistem informasi komputer, proses pencatatan biaya dilaksanakan
melalui on-line transaction processing (OLTP). Proses pencatatan biaya terdiri
dari dua tahap: activity-based process costing dan activity-based object costing.
Activity-based process costing mencatat dan menggolongkan biaya dengan basis
aktivitas untuk menyediakan data biaya menurut aktivitas. Activity-based object
costing mengolah lebih lanjut data biaya dan data operasi untuk menghasilkan
informasi kos produk/jasa. Data biaya yang disediakan melalui OLTP ini
kemudian diakses dengan menggunakan on-line analytical processing software
(OLAP software) untuk menghasilkan laporan biaya bagi pemakai laporan.
Gambar 29.4 melukiskan OLTP dan OLAP yang digunakan untuk menghasilkan
informasi biaya berbasis aktivitas.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 784

ON-LINE ANALYTICAL
PROCESSING

FINANCIAL
ABC BSC
MODELLING
SOFTWARE SOFTWARE
SOFTWARE

DATA WAREHOUSE

DATABASE

ON-LINE TRANSACTION PROCESSING


 
Gambar 29.4 OLTP dan OLAP
 
Dari Gambar 29.4 terlihat bahwa dalam ABC system fungsi ABC software
bukan untuk mencatat transaksi biaya, namun digunakan untuk melakukan
pengambilan data dari data warehouse untuk dianalisis. Dalam proses pengolahan
data, data warehouse berfungsi sebagai sumber informasi untuk ABC system.
Data warehouse ini digunakan untuk menyediakan data biaya dan data tentang
aktivitas yang siap untuk diakses melalui ABC software. Dengan pembangunan
data warehouse ini, akses ke sumber data biaya dan data tentang aktivitas tidak
mengganggu operasi general ledger.
ABC system menuntut perubahan struktur akun biaya dalam general ledger,
dari yang sebelumnya berorientasi ke pusat pertanggungjawaban menjadi
berorientasi ke aktivitas. Biaya dalam general ledger perlu diklasifikasikan
menurut jenisnya (natural classification), pusat pertanggungjawaban, dan
aktivitas. Penggolongan biaya menurut aktivitas sebagian besar dilaksanakan pada
saat pencatatan transaksi, kemudian data dalam general ledger di up load ke dalam
data warehouse. Dengan menggunakan ABC software dilakukan on-line
analytical processing atas data biaya dan data tentang aktivitas dari data
warehouse.
 
ACTIVITY-BASED PROCESS COSTING
Tahap pertama pengolahan data dalam ABC system disebut activity-based process
costing. Pada tahap ini biaya perlu digolongkan ke dalam dua kelompok besar:
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 785

1. Biaya langsung produk/jasa—biaya yang dapat dibebankan secara langsung


ke produk/jasa. Biaya ini dibebankan sebagai kos produk/jasa melalui
aktivitas yang menghasilkan produk/jasa yang bersangkutan.
2. Biaya tidak langsung produk/jasa—biaya yang tidak dapat dibebankan
secara langsung ke produk/jasa. Biaya ini dikelompokkan menjadi dua
golongan berikut ini:
a. Biaya langsung aktivitas—biaya yang dapat dibebankan secara
langsung ke aktivitas melalui direct tracing.
b. Biaya tidak langsung aktivitas—biaya yang tidak dapat dibebankan
secara langsung ke aktivitas. Biaya ini dibebankan ke aktivitas melalui
salah satu dari dua cara berikut ini:
(1) driver tracing—dibebankan ke aktivitas melalui resource driver,
yaitu basis yang menunjukkan hubungan sebab-akibat antara
konsumsi sumber daya dengan aktivitas.
(2) allocation—dibebankan ke aktivitas melalui basis yang bersifat
sembarang.
 
Pembebanan konsumsi sumber daya ke aktivitas dilakukan melalui tiga cara
sebagaimana disebutkan di atas: direct tracing, resource driver tracing,
allocation. Untuk membebankan biaya tidak langsung aktivitas ke aktivitas
dengan menggunakan basis yang mencerminkan hubungan sebab-akibat
diperlukan resource driver. Resource driver adalah penyebab timbulnya konsumsi
sumber daya oleh aktivitas. Resource driver merupakan basis yang digunakan
untuk membebankan sumber daya ke aktivitas yang memanfaatkan sumber daya
tersebut. Contoh resource driver adalah: headcount, meter persegi, kilowatt hour
(kwh), jumlah terminal, dan estimasi manajer tentang usaha relatif. Resource
driver digunakan untuk mengubah penggolongan biaya berdasar cost center yang
dicatat dalam general ledger ke dalam golongan biaya berbasis aktivitas untuk
kepentingan activity-based process costing.
Pembebanan biaya ke aktivitas dengan menggunakan resource driver tracing
memerlukan perhitungan resource costing rate dihitung dengan membagi total
cost jenis biaya tertentu dengan resource driver quantity yang bersangkutan.
Resource driver rate digunakan untuk membebankan konsumsi resource ke dalam
aktivitas yang mengkonsumsi resource yang bersangkutan.
Activity-based process costing dilakukan dengan cara mencatat dan
menggolongkan biaya dengan basis aktivitas dalam akun biaya dalam general
ledger. Untuk mencatat dan menggolongkan biaya dengan basis aktivitas, dalam
general ledger disediakan akun biaya menurut pusat pertanggungjawaban
(responsibility center), jenis biaya (natural classification) seperti biaya bahan,
biaya tenaga kerja, biaya energi, biaya depresiasi, biaya telekomunikasi, dan
aktivitas. Pencatatan biaya dalam activity-based process costing dilaksanakan
dengan panduan sebagai berikut:
1. Pencatatan biaya langsung produk/jasa.
Biaya langsung produk/jasa dicatat dalam dua tahap:
a. Dicatat ke dalam akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya.
Pencatatan tahap pertama ini dimaksudkan agar ABC system dapat
menghasilkan informasi biaya aktivitas.
b. Dicatat ke dalam akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya—
Produk.
2. Pencatatan biaya tidak langsung produk/jasa. Biaya ini dibagi menjadi dua
golongan:
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 786

a. Biaya langsung aktivitas—biaya yang dapat secara langsung dibebankan


ke aktivitas melalui direct tracing. Jurnal untuk mencatat biaya langsung
aktivitas adalah:
 
Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya Upah Rpxx
Aktiva atau Kewajiban Rpxx
 
b. Biaya tidak langsung aktivitas—biaya yang tidak dapat secara langsung
dibebankan ke aktivitas. Biaya ini dicatat melalui dua tahap:
(1) Dicatat dalam akun Pusat Pertanggungjawaban—Biaya
(2) Dibebankan ke akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya
dengan salah satu basis berikut ini:
(a)   resource driver
(b) allocation
3. Perhitungan total biaya per aktivitas.
4. Perhitungan kos produk/jasa.
 
Contoh 1
PT KXT mengolah dua macam produknya melalui satu bagian produksi.
Struktur organisasi perusahaan tersebut beserta aktivitas yang terdapat di
dalamnya dilukiskan pada Gambar 29.5.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 787

Direktorat

Bagian Bagian Bagian Bagian


Produksi Teknik Pemasaran Keuangan

Perakitan Pereparasian Pemerolehan order Pengelolaan dana

Pengelolaan SDM
Pengecatan Pemeliharaan Pemenuhan order
Pengelolaan kantor

 
 
Gambar 29.5 Struktur Organisasi PT KXT dan Aktivitas yang Ada Di Dalamnya
 
Jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan terdiri dari:
1. Biaya Bahan
2. Biaya Personel
3. Biaya Perjalanan
4. Biaya Asuransi
5. Biaya Depresiasi
6. Biaya Listrik
7. Biaya Reparasi
8. Biaya Komunikasi
 
Rerangka pengolahan data biaya berbasis aktivitas dalam PT KXT dilukiskan
pada Gambar 29.6.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 788

SUMBER COST
AKTIVITAS OBJECT
DAYA

Support Activities

Pengelolaan dana
Biaya bahan

Biaya personel Pengelolaan SDM Result-Producing


Activities
Biaya perjalanan Pengelolaan kantor
Pemerolehan order
Biaya asuransi
Produk A
Biaya depresiasi Pemenuhan order
Biaya listrik
Perakitan
Biaya reparasi
Produk B
Biaya Pereparasian Pengecatan
komunikasi
Pemeliharaan

Result-Contributing
Activities
 
 
Gambar 29.6 Rerangka Pengolahan Data Biaya Berbasis Aktivitas di PT KXT
 
Gambar 29.6 melukiskan dua tahap pembebanan biaya dengan menggunakan
ABC system: (1) pembebanan biaya ke aktivitas yang mengkonsumsi biaya
(support activities, result-contributing activities, dan result-producing activities)
(2) pembebanan biaya aktivitas (result-producing activities) ke cost object
(produk A dan produk B). Tahap pertama disebut activity-based process costing
dan tahap kedua disebut activity-based object costing. Tahap activity-based object
costing terdiri dari tiga tahap: (1) pembebanan biaya support activities ke result-
contributing activities dan result-producing activities (2) pembebanan biaya
result-contributing activities ke result-producing activities, (3) pembebanan biaya
result-producing activities ke cost object.
 
Pencatatan Pemakaian Sumber Daya
1. Pencatatan bahan. Bahan baku dikonsumsi oleh Bagian Perakitan dan
Pengecatan. Bahan penolong, seperti minyak pelumas, digunakan oleh Bagian
Teknik. Berdasarkan bill of material, biaya bahan dapat ditelusuri
konsumsinya secara langsung ke berbagai aktivitas berikut ini:
BAGIAN TEKNIK   BAGIAN PRODUKSI  
SUMBER PEREPARASIAN   PEMELIHARAAN   PERAKITAN   PENGECATAN  
DAYA  
Biaya Bahan   Rp600.000   Rp500.000   Rp3.000.000   Rp4.000.000  
 
Berdasarkan data dalam bill of material, bahan baku yang dipakai di
Bagian Produksi digunakan untuk memproduksi produk-produk berikut ini:

BAGIAN PRODUKSI
PRODUK PERAKITAN PENGECATAN
Produk A Rp1.000.000 Rp1.500.000
Produk B 2.000.000 2.500.000
TOTAL Rp3.000.000 Rp4.000.000
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 789

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan dilakukan sebagai berikut:


 
Bagian Teknik—Pereparasian—Biaya Bahan Rp600.000
Bagian Teknik—Pemeliharaan—Biaya Bahan 500.000
Bagian Produksi—Perakitan—Biaya Bahan 3.000.000
Bagian Produksi—Pengecatan—Biaya Bahan 4.000.000
Sediaan Bahan Rp8.100.000  
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan untuk aktivitas di Bagian Teknik dan Produksi.
 
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Bahan—Produk A Rp1.000.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Bahan—Produk B 2.000.000
Bagian Produksi—Perakitan—Biaya Bahan Rp3.000.000
 
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Bahan—Produk A Rp1.500.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Bahan—Produk B 2.500.000
Bagian Produksi—Pengecatan—Biaya Bahan Rp4.000.000  
Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan untuk produk A dan Produk B
 
2. Pencatatan biaya personel. Berdasarkan data dalam daftar gaji dan upah,
biaya personel yang dibayarkan dalam bulan April 20X7 didistribusikan
sebagai berikut:
 
Direktur Rp10.000.000
Kepala Bagian Keuangan 2.000.000
Kepala Bagian Pemasaran 2.000.000
Kepala Bagian Teknik 1.700.000
Kepala Bagian Produksi 2.000.000
Karyawan di Bagian Keuangan:
Pengelolaan Dana 3.000.000
Pengelolaan SDM 2.300.000
Pengelolaan Kantor 2.000.000
Karyawan Bagian Teknik
Pereparasian 1.600.000
Pemeliharaan 1.500.000
Karyawan Bagian Produksi
Perakitan 3.000.000
Pengecatan 4.000.000
Karyawan Bagian Pemasaran
Pemerolehan Order 2.500.000
Pemenuhan Order 2.800.000

Total Rp40.400.000
 
Berdasarkan job time sheet, biaya personel Bagian Produksi dan Bagian
Pemasaran disajikan berikut ini:
Biaya Personel untuk aktivitas perakitan di Bagian Produksi
Biaya personel untuk merakit Produk A Rp1.400.000
Biaya personel untuk merakit Produk B 700.000
Biaya personel tidak langsung produk 900.000

Total biaya personel untuk merakit Rp3.000.000

Biaya Personel untuk aktivitas pengecatan di Bagian Produksi:


Biaya personel untuk mengecat Produk A Rp1.200.000
Biaya personel untuk mengecat Produk B 800.000
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 790

Biaya personel tidak langsung produk 2.000.000

Total biaya personel untuk merakit Rp4.000.000

Biaya Personel untuk aktivitas pemerolehan order di Bagian Pemasaran:


Biaya personel untuk memperoleh order Produk A Rp1.000.000
Biaya personel untuk memperoleh order Produk B 800.000
Biaya personel tidak langsung produk 970.000

Total biaya personel untuk merakit Rp2.500.000

Biaya Personel untuk aktivitas pemenuhan order di Bagian Pemasaran:


Biaya personel untuk memenuhi order Produk A Rp1.800.000
Biaya personel untuk memenuhi order Produk B 200.000
Biaya personel tidak langsung produk 800.000

Total biaya personel untuk merakit Rp2.800.000

Jurnal untuk mencatat biaya personel


Direktur—Biaya Personel Rp10.000.000
Kepala Bagian Teknik—Biaya Personel 1.700.000
Kepala Bagian Produksi—Biaya Personel 2.000.000
Kepala Bagian Keuangan—Biaya Personel 2.000.000
Kepala Bagian Pemasaran—Biaya Personel 2.000.000
Bag. Teknik—Pereparasian—Biaya Personel 1.600.000
Bag. Teknik—Pemeliharaan—Biaya Personel 1.500.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Personel 3.000.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Personel 4.000.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Personel 2.500.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Personel 2.800.000
Gaji dan Upah Rp40.400.000  
Jurnal untuk mencatat biaya personel yang langsung dibebankan kepada produk A
 
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Personel—Produk A Rp1.400.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Personel—Produk A 1.200.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Personel—Produk A 1.000.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Personel—Produk A 1.800.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Personel Rp1.400.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Personel 1.200.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Personel 1.000.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Personel 1.800.000  
Jurnal untuk mencatat biaya personel yang langsung dibebankan kepada produk A.
 
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Personel—Produk B Rp700.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Personel—Produk B 800.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Personel—Produk B 800.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Personel—Produk B 200.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Personel Rp700.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Personel 800.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Personel 800.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Personel 200.000
Jurnal untuk mencatat biaya personel yang langsung dibebankan kepada produk B.

3. Pencatatan biaya perjalanan. Biaya perjalanan dikeluarkan berdasarkan


cash voucher yang menunjukkan dengan jelas personel yang melakukan
perjalanan dan untuk aktivitas apa perjalanan tersebut dilaksanakan.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 791

Berdasarkan cash voucher untuk perjalanan yang dikeluarkan dalam bulan


April 20X7, biaya perjalanan dibebankan sebagai berikut:

Direktur Rp1.000.000
Kepala Bagian Keuangan 300.000
Kepala Bagian Teknik 400.000
Kepala Bagian Produksi 300.000
Kepala Bagian Pemasaran 1.500.000
Karyawan di Bagian Keuangan:
Pengelolaan Dana 400.000
Pengelolaan SDM 200.000
Pengelolaan Kantor 300.000
Karyawan Bagian Teknik
Pereparasian 100.000
Pemeliharaan 200.000
Karyawan Bagian Produksi
Perakitan 700.000
Pengecatan 800.000
Karyawan Bagian Pemasaran
Pemerolehan Order 2.500.000
Pemenuhan Order 1.000.000

Total Rp9.700.000
 
Jurnal untuk mencatat biaya perjalanan
Direktur—Biaya Perjalanan Rp1.000.000
Kepala Bagian Teknik—Biaya Perjalanan 400.000
Kepala Bagian Produksi—Biaya Perjalanan 300.000
Kepala Bagian Keuangan—Biaya Perjalanan 300.000
Kepala Bagian Pemasaran—Biaya Perjalanan 1.500.000
Bag. Keuangan & Umum—Pengelolaan Dana—Biaya Perjalanan 400.000
Bag. Keuangan & Umum—Pengelolaan SDM—Biaya Perjalanan 200.000
Bagian Keuangan & Umum—Pengelolaan Kantor—Biaya Perjalanan 300.000
Bag. Teknik—Pereparasian—Biaya Perjalanan 100.000
Bag. Teknik—Pemeliharaan—Biaya Perjalanan 200.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Perjalanan 700.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Perjalanan 800.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Perjalanan 2.500.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Perjalanan 1000.000
Kas Rpp9.700.000
Jurnal untuk mencatat biaya perjalanan yang langsung dibebankan langsung ke pusat
pertanggungjawaban

4. Pencatatan biaya asuransi. Premi asuransi dibayarkan untuk pertanggungan


kebakaran atas aktiva tetap yang digunakan dalam aktivitas pengelolaan
kantor, pereparasian, perakitan dan pengecatan.    
 
Bagian Keuangan dan Umum
Pengelolaan kantor Rp1.200.000
Bagian Teknik
Pereparasian 2.400.000
Bagian Produksi
Perakitan 3.500.000
Pengecatan 800.000
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 792

Total Rp7.900.000

Jurnal untuk mencatat biaya asuransi adalah sebagai berikut:


 
Bag. Keuangan—Pengelolaan Kantor—Biaya Asuransi Rp1.200.000
Bag. Teknik—Pereparasian—Biaya Asuransi 2.400.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Asuransi 3.500.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Asuransi 800.000
Persekot Asuransi Rp7.900.000
Jurnal untuk mencatat biaya asuransi

5. Pencatatan biaya depresiasi. Aktiva tetap yang didepresiasi telah


dikelompokkan menurut aktivitas yang memanfaatkan.  
Bagian Keuangan dan Umum
Pengelolaan kantor Rp2.500.000
Bagian Teknik
Pereparasian 4.600.000
Bagian Produksi
Perakitan 4.000.000
Pengecatan 2.000.000

Total Rp13.100.000    
   
Jurnal untuk mencatat biaya depresiasi adalah sebagai berikut:
Bag. Keuangan—Pengelolaan Kantor—Biaya Depresiasi Rp2.500.000
Bag. Teknik—Pereparasian—Biaya Depresiasi 4.600.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Depresiasi 4.000.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Depresiasi 2.000.000
Depresiasi Akumulasian Rp13.100.000
Jurnal untuk mencatat biaya depresiasi.

6. Pencatatan biaya listrik. Biaya listrik dibebankan ke aktivitas melalui dua


cara: (1) biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan dibebankan ke
aktivitas berdasarkan volume ruang dan (2) biaya listrik untuk menjalankan
mesin dibebankan berdasarkan kwh.

Biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan yang dibayarkan


dalam bulan April 20X7 sejumlah Rp1.700.000. Biaya listrik untuk tenaga yang
dibayarkan dalam bulan April 20X7 sejumlah Rp9.000.000.
 
Resource driver quantity biaya listrik untuk penerangan dan pendingin
ruangan yang dikonsumsi oleh:
 
Direktur 250 m3
Bagian Teknik
Kepala Bagian 100 m3
Pereparasian 100 m3
Pemeliharaan 100 m3
Subtotal 300 m3
Bagian Produksi
Kepala Bagian 150 m3
Perakitan 150 m3
Pengecatan 160 m3
Subtotal
460 m3
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 793

Bagian Keuangan:
Kepala Bagian 100 m3
Pengelolaan Dana 150 m3
Pengelolaan SDM 200 m3
Pengelolaan Kantor 160 m3
Subtotal 610 m3
Bagian Pemasaran
Kepala Bagian 100 m3
Memperoleh order 200 m3
Pemenuhan order 140 m3
Subtotal 440 m3

Total 2.060 m3
 
Resource driver rate biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan
Rp2.000 (Rp4.120.000 ÷ 2.060 m3)
 
Resource driver quantity biaya listrik untuk tenaga yang dikonsumsi oleh:
Bagian Teknik:
Pereparasian
500 kwh
Bagian Produksi
Perakitan 2.000 kwh
Pengecatan 1.500 kwh
Subtotal 3.500 kwh

Total 4.000 kwh


 
Resource driver rate biaya listrik untuk tenaga Rp2.250 (Rp9.000.000 ÷
4.000 kwh)  
Jurnal untuk mencatat pengeluaran kas untuk biaya listrik untuk penerangan
dan pendingin ruangan adalah sebagai berikut:  
Direktur—Biaya Listrik Rp500.000
Bagian Teknik—Biaya Listrik 600.000
Bagian Produksi—Biaya Listrik 920.000
Bagian Keuangan—Biaya Listrik 1.220.000
Bagian Pemasaran—Biaya Listrik 880.000
Kas Rp4.120.000  

Jurnal untuk mencatat pengeluaran kas untuk biaya listrik untuk penerangan
dan pendingin ruangan (AC):  
Direktur 250 m3 @ Rp2.000 Rp500.000
Bagian Teknik 300 m3 @ Rp2.000 600.000
Bagian Produksi 460 @ Rp2.000 960.000
Bagian Keuangan 610 m3 @ Rp2.000 1.220.000
Bagian Pemasaran 440 m3 @ Rp2.000 880.000

Total biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan Rp4.120.000


 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan
pendingin ruangan Bagian Teknik ke aktivitas adalah sebagai berikut:
 
Kepala Bagian Teknik Rp200.000
Bagian Teknik—Pereparasian—Biaya Listrik 200.000
Bagian Teknik—Pemeliharaan—Biaya Listrik 200.000
Bagian Teknik—Biaya Listrik Rp600.000
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 794
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan
(AC) ke aktivitas di dalam Bagian Teknik
Kantor kepala Bagian 100 m3 @ Rp2.000 Rp200.000
Pereparasian 100 m3 @ Rp2.000 200.000
Pemeliharaan 100 m3 @ Rp2.000 200.000

Total biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan Rp600.000

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan


pendingin ruangan Bagian Produksi ke aktivitas adalah sebagai berikut:  
Kepala Bagian Produksi—Biaya Listrik Rp300.000
Bagian Produksi—Perakitan—Biaya Listrik 300.000
Bagian Produksi—Pengecatan—Biaya Listrik 320.000
Bagian Produksi—Biaya Listrik Rp920.000  
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan
(AC) ke aktivitas di dalam Bagian Produksi
Kantor kepala Bagian 150 m3 @ Rp2.000 Rp300.000
Perakitan 150 m3 @ Rp2.000 300.000
Pengecatan 160 m3 @ Rp2.000 320.000

Total biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan Rp920.000


 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan
pendingin ruangan Bagian Keuangan ke aktivitas adalah sebagai berikut:
Kepala Bagian Keuangan—Listrik Rp200.000
Bagian Keuangan—Pengelolaan Dana—Biaya Listrik 300.000
Bagian Keuangan—Pengelolaan SDM—Biaya Listrik 400.000
Bagian Keuangan—Pengelolaan Kantor—Biaya Listrik 320.000
Bagian Keuangan—Biaya Listrik Rp1.220.000  
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan
(AC) ke aktivitas di dalam Bagian Keuangan
Kantor kepala Bagian 100 m3 @ Rp2.000 Rp200.000
Pengelolaan dana 150 m3 @ Rp2.000 300.000
Pengelolaan SDM 200 m3 @ Rp2.000 400.000
Pengelolaan kantor 160 m3 @ Rp2.000 320.000

Total biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan Rp1.220.000


 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan
pendingin ruangan Bagian Pemasaran ke aktivitas adalah sebagai berikut:
 
Kepala Bagian Pemasaran—Biaya Listrik Rp200.000
Bagian Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Listrik 400.000
Bagian Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Listrik 280.000
Bagian Pemasaran—Biaya Listrik Rp880.000
 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan
(AC) ke aktivitas di dalam Bagian Pemasaran dengan volume ruangan (m3) sebagai
resource driver.  
Kantor kepala Bagian Pemasaran 100 m3 @ Rp2.000 Rp200.000
Pemerolehan order 200 m3 @ Rp2.000 400.000
Pemenuhan order 140 m3 @ Rp2.000 280.000

Total biaya listrik untuk penerangan dan pendingin ruangan Rp880.000


 
Jurnal untuk mencatat pembayaran biaya listrik untuk tenaga:
Bagian Teknik—Biaya Listrik Rp1.125.000
Bagian Produksi—Biaya Listrik 7.875.000
Kas Rp9.000.000
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 795

  Jurnal untuk mencatat pengeluaran kas untuk biaya listrik untuk tenaga:
Bagian Teknik 500 kwh @ Rp2.250 Rp1.125.000
Bagian Produksi 3.500 kwh @ Rp2.250 7.875.000

Total biaya listrik untuk tenaga Rp9.000.000


 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk tenaga di Bagian
Teknik ke aktivitas dengan kwh sebagai resource driver.
 
Bagian Teknik—Pereparasian—Biaya Listrik Rp1.125.000
Bagian Teknik—Biaya Listrik Rp1.125.000  
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk tenaga ke aktivitas pereparasian di
Bagian Teknik dengan kwh sebagai resource driver
Pereparasian 500 kwh @ Rp2.250 Rp1.125.000
 
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk tenaga di Bagian
Produksi ke aktivitas adalah sebagai berikut:
 
Bagian Produksi—Perakitan—Biaya Listrik Rp4.500.000
Bagian Produksi—Pengecatan—Biaya Listrik 3.375.000
Bagian Produksi—Biaya Listrik Rp7.875.000  
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya listrik untuk tenaga ke aktivitas
dalam di Bagian Produksi dengan kwh sebagai resource driver.  
Perakitan 2.000 kwh @ Rp2.250 Rp4.500.000
Pengecatan 1.500 kwh @ Rp2.250 3.375.000

Total Rp7.7875.000
   
7. Pencatatan biaya reparasi. Biaya reparasi dibebankan ke aktivitas
berdasarkan bill of repair.
Bagian Keuangan
Pengelolaan kantor Rp500.000
Bagian Produksi
Perakitan 300.000
Pengecatan 800.000

Total Rp1.600.000      
   
Jurnal untuk mencatat biaya reparasi adalah sebagai berikut:

Bag. Keuangan—Pengelolaan Kantor—Biaya Reparasi Rp500.000


Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Reparasi 300.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Reparasi 800.000
Kas Rp1.600.000
 
8. Pencatatan biaya komunikasi. Biaya komunikasi dibebankan ke aktivitas
berdasarkan pemakaian pulsa
Direktur Rp1.200.000
Kepala Bagian Keuangan 500.000
Kepala Bagian Pemasaran 1.000.000
Kepala Bagian Teknik 400.000
Kepala Bagian Produksi 500.000
Bagian Keuangan:
Pengelolaan Dana 400.000
Pengelolaan SDM 600.000
Pengelolaan Kantor 500.000
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 796

Bagian Teknik
Pereparasian 400.000
Pemeliharaan 300.000
Bagian Produksi
Perakitan 400.000
Pengecatan 200.000
Bagian Pemasaran
Pemerolehan Order 900.000
Pemenuhan Order 700.000

Total Rp8.000.000
 
Jurnal untuk mencatat pembayaran biaya komunikasi adalah sebagai berikut:
Direktur—Biaya Komunikasi Rp1.200.000
Kepala Bagian Keuangan—Biaya Komunikasi 500.000
Kepala Bagian Teknik—Biaya Komunikasi 400.000
Kepala Bagian Produksi—Biaya Komunikasi 500.000
Kepala Bagian Pemasaran—Biaya Komunikasi 1.000.000
Bagian Keuangan—Biaya Komunikasi 1.500.000
Bag. Teknik—Biaya Komunikasi 700.000
Bag. Produksi—Biaya Komunikasi 600.000
Bag. Pemasaran—Biaya Komunikasi 1.600.000
Kas Rp8.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran biaya komunikasi.

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya komunikasi ke aktivitas adalah


sebagai berikut:
Bagian Keu & Umum—Pengelolaan Dana—Biaya Komunikasi Rp400.000
Bagian Keu & Umum—Pengelolaan SDM—Biaya Komunikasi 600.000
Bagian Keu & Umum—Pengelolaan Kantor—Biaya Komunikasi 500.000
Bag. Teknik—Pereparasian—Biaya Komunikasi 400.000
Bag. Teknik—Pemeliharaan—Biaya Komunikasi 300.000
Bag. Produksi—Perakitan—Biaya Komunikasi 400.000
Bag. Produksi—Pengecatan—Biaya Komunikasi 200.000
Bag. Pemasaran—Pemerolehan Order—Biaya Komunikasi 900.000
Bag. Pemasaran—Pemenuhan Order—Biaya Komunikasi 700.000
Bagian Keuangan—Biaya Komunikasi Rp1.500.000
Bag. Teknik—Biaya Komunikasi 700.000
Bag. Produksi—Biaya Komunikasi 600.000
Bag. Pemasaran—Biaya Komunikasi 1.600.000  
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya komunikasi dengan basis pemakaian pulsa
sebagai resource driver.
 
Proses Pengolahan Data untuk Penyusunan Laporan Biaya
Aktivitas
Setelah transaksi biaya dicatat di dalam akun sebagaimana yang telah diuraikan di
atas, tahap berikutnya dalam activity-based process costing adalah penyusunan
laporan biaya aktivitas.
Untuk menguji apakah semua sumber daya telah dibebankan atau
dialokasikan ke aktivitas, dari akun biaya dalam general ledger disusun worksheet
sebagaimana dilukiskan pada Gambar 29.7. Dari worksheet tersebut dapat
dihitung total setiap jenis biaya (resources) dan total biaya setiap pusat
pertanggungjawaban dan aktivitas. Data dalam worksheet diambilkan dari sebelah
debit akun Pusat Pertanggungjawaban—Biaya dan Pusat Pertanggungjawaban—
Aktivitas—Biaya.
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 797

Laporan Biaya Aktivitas


Berdasarkan data dalam Contoh 1, PT KXT memiliki sembilan aktivitas berikut
ini:
Aktivitas di Bagian Produksi
Perakitan
Pengecatan
Aktivitas di Bagian Teknik
Pereparasian
Pemeliharaan
Aktivitas di Bagian Keuangan:
Pengelolaan dana
Pengelolaan SDM
Pengelolaan kantor
Aktivitas di Bagian Pemasaran:
Pemerolehan order
Pemenuhan order
 
PUSAT Biaya Listrik
Biaya Depre- Biaya
PERTANGGUNG-
Biaya Biaya Biaya Biaya siasi Biaya Komuni-k
JAWABAN DAN
Bahan Personel Perjalanan Asuransi Tenaga Reparasi asi Total
AKTIVITAS AC

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Direktorat - 10.000.000 1.000.000 - - 500.000 - - 1.200.000 12.700.000

Kabag Keuangan - 2.000.000 300.000 - - 200.000 - - 500.000 3.000.000

Kabag Teknik - 1.700.000 - - - - 2.400.000


100.000 200.000 400.000

Kabag. Produksi - 2.000.000 300.000 - - 300.000 - - 500.000 3.100.000

Kabag Pemasaran - 2.000.000 1.500.000 - - 200.000 - - 1.000.000 4.700.000

Pengelolaan Dana - 3.000.000 400.000 - - 300.000 - - 400.000 4.100.000

Pengelolaan SDM - 2.300.000 200.000 - - 400.000 - - 600.000 3.500.000

Pengelolaan Kantor - 2.000.000 300.000 1.200.000 2.500.000 320.000 - 500.000 500.000 7.320.000

Pereparasian 600.000 1.600.000 100.000 2.400.000 4.600.000 200.000 1.125.000 - 400.000 11.025.000

Pemeliharaan 500.000 1.500.000 200.000 - - 200.000 - - 300.000 2.700.000

Perakitan 3.000.000 2.000.000 700.000 3.500.000 4.000.000 300.000 4.500.000 300.000 400.000 18.700.000

Pengecatan 4.000.000 3.000.000 800.000 800.000 2.000.000 320.000 3.375.000 800.000 200.000 15.295.000

Pemerolehan Order - 2.500.000 2.500.000 - - 400.000 - - 900.000 6.300.000

Pemenuhan Order - 2.800.000 1.000.000 - - 280.000 - - 700.000 4.780.000

Total 8.100.000 38.400.000 9.400.000 7.900.000 13.100.000 4.120.000 9.000.000 1.600.000 8.000.000 99.620.000

 
 
Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat Pertanggungjawaban dan Aktivitas
 
Laporan Biaya Aktivitas di Bagian Produksi. Laporan biaya aktivitas di Bagian
Produksi terdiri dari dua tipe: (1) laporan rincian biaya aktivitas dan (2) laporan
ringkasan biaya aktivitas. Laporan rincian biaya aktivitas berisi rincian sumber
daya yang dikonsumsi oleh dua aktivitas yang berada di Bagian Produksi
(aktivitas perakitan dan aktivitas pengecatan) dan sumber daya yang dikonsumsi
oleh Kepala Bagian Produksi. Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian
Produksi berisi ringkasan biaya aktivitas perakitan dan aktivitas pengecatan serta
ringkasan biaya Kepala Bagian Produksi.
Laporan rincian biaya aktivitas di Bagian Produksi disajikan pada:
1. Gambar 29.8 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Perakitan
2. Gambar 29.9 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengecatan
3. Gambar 29.10 Laporan Biaya—Kepala Bagian Produksi
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 798

Laporan rincian biaya ini disusun berdasarkan data yang terkumpul dalam
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya yang telah dibuat
rekapitulasinya pada Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat
Pertanggungjawaban dan Aktivitas. Data dari Gambar 29.7 tersebut dicantumkan
pada kolom “Bulan Ini (3)” dalam Gambar 29.8, Gambar 29.9, dan Gambar 29.10.
Informasi yang disajikan pada kolom “Anggaran (2)” diambil dari data anggaran.
Informasi yang disajikan pada kolom“ s.d. Bulan Ini (4)” diambil dari akun Pusat
Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya. Informasi pada dua kolom tersebut
[kolom (2) dan kolom (4)] ditambahkan untuk menggambarkan posisi realisasi
anggaran bulan tertentu dibandingkan dengan total anggaran dan realisasi sampai
dengan bulan tertentu.
Laporan Biaya—Kepala Bagian Produksi mencerminkan aktivitas Kepala
Bagian Produksi dalam mengelola dua macam aktivitas yang berada di bawah
Bagian Produksi. Biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Bagian Produksi ini
disajikan secara terpisah dalam penyusunan laporan biaya aktivitas untuk
memperjelas tanggung jawab atas biaya tersebut. Biaya Kepala Bagian Produksi
ini akan dibebankan ke aktivitas perakitan dan pengecatan dengan basis FTE (full
time equivalent) pada waktu dilakukan perhitungan kos produk dalam activity-
based object costing.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Produksi disajikan pada Gambar
29.11. Laporan ini disusun berdasarkan total biaya yang disajikan pada Gambar
29.8, Gambar 29.9, dan Gambar 29.10.

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PERAKITAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
JENIS BIAYA S.D BULAN SI DARI
ANGGARAN BULAN INI INI ANGGAR- KETE-
AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan Rp40.000.000 Rp3.000.000 Rp14.000.000 35%
Biaya personel 24.000.000 2.000.000 8.000.000 33%
Biaya perjalanan 10.000.000 700.000 3.500.000 35%
Biaya asuransi 42.000.000 3.500.000 14.000.000 33%
Biaya depresiasi 48.000.000 4.000.000 16.000.000 33%
Biaya listrik AC 4.000.000 300.000 1.400.000 35%
Biaya listrik-tenaga 60.000.000 4.500.000 20.000.000 33%
Biaya reparasi 4.000.000 300.000 1.500.000 38%
Biaya komunikasi 5.000.000 400.000 1.800.000 36%
TOTAL 237.000.000 18.700.000 80.200.000 34%
 
Gambar 29.8 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Perakitan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 799

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PENGECATAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan Rp50.000.000 Rp4.000.000 Rp18.000.000 36%
Biaya personel 36.000.000 3.000.000 12.000.000 33%
Biaya perjalanan 8.000.000 800.000 4.000.000 50%
Biaya asuransi 9.600.000 800.000 3.200.000 33%
Biaya depresiasi 24.000.000 2.000.000 8.000.000 33%
Biaya listrik AC 4.000.000 320.000 1.300.000 33%
Biaya listrik-tenaga 45.000.000 3.375.000 13.000.000 29%
Biaya reparasi 10.000.000 800.000 3.500.000 35%
Biaya komunikasi 3.000.000 200.000 1.000.000 33%
TOTAL Rp189.600.000 Rp15.295.000 Rp64.000.000 34%
 
Gambar 29.9 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengecatan
 
LAPORAN BIAYA AKTIVITAS
KEPALA BAGIAN PRODUKSI
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel 24.000.000 2.000.000 8.000.000 33%
Biaya perjalanan 4.000.000 300.000 1.000.000 25%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 4.000.000 300.000 1.300.000 33%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 5.000.000 500.000 1.600.000 32%
TOTAL Rp37.000.000 Rp3.100.000 Rp11.900.000 32%
 
Gambar 29.10 Laporan Biaya Aktivitas—Kepala Bagian Produksi

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


BAGIAN PRODUKSI
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kepala Bagian Rp37.000.000 Rp3.100.000 Rp11.900.000 32%
Perakitan 237.000.000 18.700.000 80.200.000 34%
Pengecatan 189.600.000 15.295.000 64.000.000 34%
TOTAL Rp463.600.000 Rp37.095.000 Rp156.100.000 34%
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 800

Gambar 29.11 Laporan Biaya Aktivitas—Bagian Produksi


 
Laporan Biaya Aktivitas di Bagian Teknik. Laporan biaya aktivitas di Bagian
Teknik terdiri dari dua tipe: (1) laporan rincian biaya aktivitas dan (2) laporan
ringkasan biaya aktivitas. Laporan rincian biaya aktivitas berisi rincian sumber
daya yang dikonsumsi oleh dua aktivitas yang berada di Bagian Teknik (aktivitas
pereparasian dan aktivitas pemeliharaan) dan sumber daya yang dikonsumsi oleh
Kepala Bagian Teknik. Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Teknik berisi
ringkasan biaya aktivitas pereparasian dan aktivitas pemeliharaan serta ringkasan
biaya Kepala Bagian Teknik.
Laporan rincian biaya aktivitas di Bagian Teknik disajikan pada:
1. Gambar 29.12 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pereparasian
2. Gambar 29.13 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemeliharaan
3. Gambar 29.14 Laporan Biaya—Kepala Bagian Teknik

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PEREPARASIAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan Rp9.000.000 Rp600.000 Rp4.500.000 50%
Biaya personel 19.200.000 1.600.000 6.400.000 33%
Biaya perjalanan 1.500.000 100.000 600.000 40%
Biaya asuransi 28.800.000 2.400.000 9.600.000 33%
Biaya depresiasi 55.200.000 4.600.000 18.400.000 33%
Biaya listrik AC 3.000.000 200.000 900.000 30%
Biaya listrik-tenaga 15.000.000 1.125.000 5.000.000 33%
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 4.000.000 400.000 1.800.000 40%
TOTAL Rp237.000.000 Rp11.025.000 Rp47.000.000 35%
 
Gambar 29.12 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pereparasian
 
Laporan rincian biaya ini disusun berdasarkan data yang terkumpul dalam
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya yang telah dibuat
rekapitulasinya pada Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat
Pertanggungjawaban dan Aktivitas. Data dari Gambar 29.7 tersebut dicantumkan
pada kolom “Bulan Ini (3)” dalam Gambar 29.12, Gambar 29.13, dan Gambar
29.14. Informasi yang disajikan pada kolom “Anggaran (2)” diambil dari data
anggaran. Informasi yang disajikan pada kolom “s.d. Bulan Ini (4)” diambil dari
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya. Informasi pada dua kolom
tersebut [kolom (2) dan kolom (4)] ditambahkan untuk menggambarkan posisi
realisasi anggaran bulan tertentu dibandingkan dengan total anggaran dan realisasi
sampai dengan bulan tertentu.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 801

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PEMELIHARAAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan Rp5.000.000 Rp500.000 Rp2.000.000 40%
Biaya personel 18.000.000 1.500.000 6.000.000 33%
Biaya perjalanan 2.500.000 200.000 900.000 36%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 3.000.000 200.000 800.000 27%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 4.000.000 300.000 1.400.000 35%
TOTAL Rp32.500.000 Rp2.700.000 Rp11.100.000 34%
Gambar 29.13 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemeliharaan

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


KEPALA BAGIAN TEKNIK
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp20.400.000 Rp1.700.000 Rp6.800.000 33%
Biaya perjalanan 1.500.000 100.000 600.000 40%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 3.000.000 200.000 700.000 23%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 5.000.000 400.000 2.000.000 40%
TOTAL Rp29.900.000 Rp2.400.000 Rp10.100.000 34%
Gambar 29.14 Laporan Biaya Aktivitas—Kepala Bagian Teknik
 
Laporan Biaya—Kepala Bagian Teknik mencerminkan aktivitas Kepala
Bagian Teknik dalam mengelola dua macam aktivitas yang berada di bawah
Bagian Teknik. Biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Bagian Teknik ini disajikan
secara terpisah dalam penyusunan laporan biaya aktivitas untuk memperjelas
tanggung jawab atas biaya tersebut. Biaya Kepala Bagian Teknik ini akan
dibebankan ke aktivitas pereparasian dan pemeliharaan dengan basis FTE (full
time equivalent) pada waktu dilakukan perhitungan kos produk dalam activity-
based object costing.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Teknik disajikan pada Gambar
29.15. Laporan ini disusun berdasarkan total biaya yang disajikan pada Gambar
29.12, Gambar 29.13, dan Gambar 29.14.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 802

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


BAGIAN TEKNIK
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kepala Bagian Rp29.900.000 Rp2.400.000 Rp10.100.000 34%
Pereparasian 135.700.000 11.025.000 47.000.000 35%
Pemeliharaan 32.500.000 2.700.000 11.100.000 34%
TOTAL Rp198.100.000 Rp16.125.000 68.200.000 34%
 
Gambar 29.15 Laporan Biaya Aktivitas—Bagian Teknik
 
Laporan Biaya Aktivitas di Bagian Keuangan. Laporan biaya aktivitas di
Bagian Keuangan terdiri dari dua tipe: (1) laporan rincian biaya aktivitas dan (2)
laporan ringkasan biaya aktivitas. Laporan rincian biaya aktivitas berisi rincian
sumber daya yang dikonsumsi oleh tiga aktivitas yang berada di Bagian Keuangan
(aktivitas pengelolaan dana, aktivitas pengelolaan SDM, dan aktivitas pengelolaan
kantor) dan sumber daya yang dikonsumsi oleh Kepala Bagian Keuangan.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Keuangan berisi ringkasan biaya
aktivitas pengelolaan dana, aktivitas pengelolaan SDM dan aktivitas pengelolaan
kantor serta ringkasan biaya Kepala Bagian Keuangan.

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PENGELOLAAN DANA
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel 36.000.000 3.000.000 12.000.000 33%
Biaya perjalanan 3.700.000 400.000 1.700.000 46%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 4.000.000 300.000 1.500.000 38%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 5.000.000 400.000 2.000.000 40%
TOTAL Rp48.700.000 Rp4.100.000 Rp17.200.000 35%
Gambar 29.16 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan Dana
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 803

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PENGELOLAAN SDM
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp27.6.000 1.600.000 6.400.000 33%
Biaya perjalanan 3.000.000 100.000 600.000 40%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 5.000.000 400.000 1.500.000 30%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 7.000.000 600.000 2.000.000 29%
TOTAL Rp42.600.000 Rp3.500.000 Rp13.700.000 32%
Gambar 29.17 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan SDM

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


AKTIVITAS PENGELOLAAN KANTOR
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp24.000.000 Rp2.000.000 Rp8.000.000 33%
Biaya perjalanan 4.000.000 300.000 1.500.000 38%
Biaya asuransi 15.000.000 1.200.000 5.000.000 33%
Biaya depresiasi 30.000.000 2.500.000 10.000.000 33%
Biaya listrik AC 4.000.000 320.000 1.500.000 30%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi 6.500.000 500.000 2.300.000 35%
Biaya komunikasi 7.000.000 500.000 3.000.000 43%
TOTAL Rp90.500.000 Rp7.320.000 Rp31.300.000 35%
Gambar 29.18 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan Kantor
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 804

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


KEPALA BAGIAN KEUANGAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp24.000.000 Rp2.000.000 Rp8.000.000 33%
Biaya perjalanan 4.000.000 300.000 1.500.000 38%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 2.800.000 200.000 1.000.000 36%
Biaya listrik-tenaga - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi - - - -
TOTAL Rp37.800.000 Rp3.000.000 Rp13.000.000 34%
Gambar 29.19 Laporan Biaya Aktivitas—Kepala Bagian Keuangan
 
Laporan rincian biaya aktivitas di Bagian Keuangan disajikan pada:
1. Gambar 29.16 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan Dana
2. Gambar 29.17 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan SDM
3. Gambar 29.18 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pengelolaan Kantor
3. Gambar 29.19 Laporan Biaya—Kepala Bagian Keuangan
Laporan rincian biaya ini disusun berdasarkan data yang terkumpul dalam
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya yang telah dibuat
rekapitulasinya pada Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat
Pertanggungjawaban dan Aktivitas. Data dari Gambar 29.7 tersebut dicantumkan
pada kolom “Bulan Ini (3) ”dalam Gambar 29.16, Gambar 29.17, Gambar 29.18,
dan Gambar 29.19. Informasi yang disajikan pada kolom “Anggaran (2)” diambil
dari data anggaran. Informasi yang disajikan pada kolom “s.d. Bulan Ini (4)”
diambil dari akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya. Informasi pada
dua kolom tersebut [kolom (2) dan kolom (4)] ditambahkan untuk
menggambarkan posisi realisasi anggaran bulan tertentu dibandingkan dengan
total anggaran dan realisasi sampai dengan bulan tertentu.
Laporan Biaya—Kepala Bagian Keuangan mencerminkan aktivitas Kepala
Bagian Keuangan dalam mengelola dua macam aktivitas yang berada di bawah
Bagian Keuangan. Biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Bagian Keuangan ini
disajikan secara terpisah dalam penyusunan laporan biaya aktivitas untuk
memperjelas tanggung jawab atas biaya tersebut. Biaya Kepala Bagian Keuangan
ini akan dibebankan ke aktivitas perakitan dan pengecatan dengan basis FTE (full
time equivalent) pada waktu dilakukan perhitungan kos produk dalam activity-
based object costing.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Keuangan disajikan pada
Gambar 29.20. Laporan ini disusun berdasarkan total biaya yang disajikan pada
Gambar 29.16, Gambar 29.17, Gambar 29.18, dan Gambar 29.19.

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


BAGIAN KEUANGAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 805
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kepala Bagian Rp37.800.000 Rp3.000.000 Rp13.000.000 34%
Pengelolaan Dana 48.700.000 4.100.000 17.200.000 35%
Pengelolaan SDM 42.600.000 3.500.000 13.700.000 32%
Pengelolaan Kantor 90.500.000 7.320.000 31.300.000 35%
TOTAL Rp219.600.000 Rp17.920.000 Rp75.200.000 34%
Gambar 29.20 Laporan Biaya Aktivitas—Bagian Keuangan
 
Laporan Biaya Aktivitas di Bagian Pemasaran. Laporan biaya aktivitas di
Bagian Pemasaran terdiri dari dua tipe: (1) laporan rincian biaya aktivitas dan (2)
laporan ringkasan biaya aktivitas. Laporan rincian biaya aktivitas berisi rincian
sumber daya yang dikonsumsi oleh tiga aktivitas yang berada di Bagian
Pemasaran (aktivitas pemerolehan order dan aktivitas pemenuhan order) dan
sumber daya yang dikonsumsi oleh Kepala Bagian Pemasaran. Laporan ringkasan
biaya aktivitas di Bagian Pemasaran berisi ringkasan biaya aktivitas pemerolehan
order dan aktivitas pemenuhan order serta ringkasan biaya Kepala Bagian
Pemasaran.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 806

 
LAPORAN BIAYA AKTIVITAS
AKTIVITAS PEMEROLEHAN ORDER
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp30.000.000 2.500.000 10.000.000 33%
Biaya perjalanan 25.000.000 2.500.000 12.000.000 48%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 5.000.000 400.000 200.000 40%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 10.000.000 900.000 4.000.000 40%
TOTAL Rp70.000.000 Rp6.300.000 Rp26.200.000 37%
 
Gambar 29.21 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemerolehan Order
 
Laporan rincian biaya aktivitas di Bagian Pemasaran disajikan pada:
1. Gambar 29.21 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemerolehan Order
2. Gambar 29.22 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemenuhan Order
3. Gambar 29.23 Laporan Biaya—Kepala Bagian Pemasaran
Laporan rincian biaya ini disusun berdasarkan data yang terkumpul dalam
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya yang telah dibuat
rekapitulasinya pada Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat
Pertanggungjawaban dan Aktivitas. Data dari Gambar 29.7 tersebut dicantumkan
pada kolom “Bulan Ini (3)” dalam Gambar 29.21, Gambar 29.22, dan Gambar
29.23. Informasi yang disajikan pada kolom “Anggaran (2) ” diambil dari data
anggaran. Informasi yang disajikan pada kolom“s.d. Bulan Ini (4)” diambil dari
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya. Informasi pada dua kolom
tersebut [kolom (2) dan kolom (4)] ditambahkan untuk menggambarkan posisi
realisasi anggaran bulan tertentu dibandingkan dengan total anggaran dan realisasi
sampai dengan bulan tertentu.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 807

 
LAPORAN BIAYA AKTIVITAS
AKTIVITAS PEMENUHAN ORDER
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp33.600.000 2.800.000 11.200.000 33%
Biaya perjalanan 11.000.000 1.000.000 3.000.000 27%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 4.000.000 280.000 1.300.000 32%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi - - - -
Biaya komunikasi 9.000.000 700.000 4.000.000 44%
TOTAL Rp57.600.000 Rp4.780.000 Rp19.500.000 34%
Gambar 29.22 Laporan Biaya Aktivitas—Aktivitas Pemenuhan Order
 
LAPORAN BIAYA AKTIVITAS
KEPALA BAGIAN PEMASARAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp24.000.000 Rp2.000.000 Rp8.000.000 33%
Biaya perjalanan 20.000.000 1.500.000 6.000.000 30%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 3.000.000 200.000 1.200.000 40%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi 13.000.000 1.000.000 4.000.000 31%
Biaya komunikasi - - - -
TOTAL Rp60.000.000 Rp4.700.000 Rp19.200.000 32%
Gambar 29.23 Laporan Biaya Aktivitas—Kepala Bagian Pemasaran
 
Laporan Biaya—Kepala Bagian Pemasaran mencerminkan aktivitas Kepala
Bagian Pemasaran dalam mengelola dua macam aktivitas yang berada di bawah
Bagian Pemasaran. Biaya yang dikeluarkan oleh Kepala Bagian Pemasaran ini
disajikan secara terpisah dalam penyusunan laporan biaya aktivitas untuk
memperjelas tanggung jawab atas biaya tersebut. Biaya Kepala Bagian Pemasaran
ini akan dibebankan ke aktivitas pemerolehan order dan pemenuhan order dengan
basis FTE (full time equivalent) pada waktu dilakukan perhitungan kos produk
dalam activity-based object costing.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Bagian Pemasaran disajikan pada
Gambar 29.24. Laporan ini disusun berdasarkan total biaya yang disajikan pada
Gambar 29.21, Gambar 29.22 dan Gambar 29.23.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 808

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


BAGIAN PEMASARAN
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kepala Bagian Rp60.000.000 Rp4.700.000 Rp19.200.000 32%
Pemerolehan Order 70.000.000 6.300.000 26.200.000 37%
Pemenuhan Order 57.600.000 4.780.000 19.500.000 34%
TOTAL Rp187.600.000 Rp15.780.000 Rp64.900.000 35%
 
Gambar 29.24 Laporan Biaya Aktivitas—Bagian Pemasaran
 
Laporan Biaya Aktivitas di Direktorat. Laporan biaya aktivitas di Direktorat
terdiri dari dua tipe: (1) laporan rincian biaya aktivitas dan (2) laporan ringkasan
biaya aktivitas. Laporan rincian biaya aktivitas berisi rincian sumber daya yang
dikonsumsi oleh Direktur. Laporan ringkasan biaya aktivitas di Direktorat berisi
ringkasan biaya aktivitas Bagian Produksi, Bagian Teknik, Bagian Keuangan,
Bagian Pemasaran, dan Direktorat.
Laporan rincian biaya aktivitas di Direktorat disajikan pada:
1. Gambar 29.25 Laporan Biaya Aktivitas—Direktur
2. Gambar 29.26 Laporan Biaya Aktivitas—Direktorat

LAPORAN BIAYA AKTIVITAS


DIREKTUR
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALISA-
SAMPAI SI DARI
DENGAN ANGGAR- KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI AN RANGAN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Biaya bahan - - - -
Biaya personel Rp120.00.000 Rp10.000.000 Rp40.00.000 33%
Biaya perjalanan 14.000.000 1.000.000 5.000.000 36%
Biaya asuransi - - - -
Biaya depresiasi - - - -
Biaya listrik AC 6.500.000 500.000 2.000.000 31%
Biaya listrik-tenaga - - - -
Biaya reparasi 15.000.000 1.200.000 5.000.000 33%
Biaya komunikasi - - - -
TOTAL Rp155.500.000 Rp12.700.000 Rp52.000.000 33%
 
Gambar 29.25 Laporan Biaya Aktivitas—Direktur
 
Laporan rincian biaya ini disusun berdasarkan data yang terkumpul dalam
akun Pusat Pertanggungjawaban—Aktivitas—Biaya yang telah dibuat
rekapitulasinya pada Gambar 29.7 Worksheet Biaya Menurut Pusat
Pertanggungjawaban dan Aktivitas. Data dari Gambar 29.7 tersebut dicantumkan
pada kolom “Bulan Ini (3)” dalam Gambar 29.25. Informasi yang disajikan pada
kolom “Anggaran (2)” diambil dari data anggaran. Informasi yang disajikan pada
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 809

kolom “s.d. Bulan Ini (4)” diambil dari akun Pusat Pertanggungjawaban—-
Aktivitas—Biaya. Informasi pada dua kolom tersebut [kolom (2) dan kolom (4)]
ditambahkan untuk menggambarkan posisi realisasi anggaran bulan tertentu
dibandingkan dengan total anggaran dan realisasi sampai dengan bulan tertentu.
Laporan Biaya Aktivitas—Direktur mencerminkan aktivitas Direktur dalam
Bagian-bagian dalam perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh Direktur ini
disajikan secara terpisah dalam penyusunan laporan biaya aktivitas untuk
memperjelas tanggung jawab atas biaya tersebut. Biaya Direktur ini akan
dibebankan ke aktivitas: perakitan, pengecatan, pemerolehan order, dan
pemenuhan order dengan basis FTE (full time equivalent) pada waktu dilakukan
perhitungan kos produk dalam activity-based object costing.
Laporan ringkasan biaya aktivitas di Direktorat disajikan pada Gambar 29.26.
Laporan ini disusun berdasarkan total biaya yang disajikan pada Gambar 29.11,
Gambar 29.15, Gambar 29.20 Gambar 29.24, dan Gambar 29.25
 
LAPORAN BIAYA AKTIVITAS
DIREKTORAT
Bulan April 2007
REALISASI
%
REALIS
SAMPAI A-
DENGAN SI DARI KETE-
JENIS BIAYA ANGGARAN BULAN INI BULAN INI ANGGA RANG
R-AN AN
(4) ÷ (2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Direktur Rp155.500.000 Rp12.700.000 Rp52.000.000 33%
Aktivitas Bag Produksi 463.600.000 37.095.000 156.100.000 34%
Aktivitas Bag Teknik 198.100.000 16.125.000 68.200.000 34%
Aktivitas Bag Pemasaran 187.600.000 15.780.000 64.900.000 35%
Aktivitas Bag Keuangan 219.600.000 17.920.000 25.200.000 34%
TOTAL Rp1.224.400.000 Rp99.620.000 Rp416.400.000 34%
Gambar 29.26 Laporan Biaya Aktivitas—Direktorat
 
ACTIVITY-BASED OBJECT COSTING
Di atas telah diuraikan secara rinci activity-based process costing—tahap
pengolahan data biaya untuk menghasilkan informasi biaya aktivitas. Setelah
biaya aktivitas disajikan, kemudian dilakukan proses pengolahan data biaya
melalui activity-based object costing. Tahap kedua ini berisi tiga kegiatan penting:
(1) penentuan activity cost pool (2) pembebanan biaya antaraktivitas (3)
pembebanan biaya result-producing activities ke cost object.
 
Pembentukan Activity Cost Pool
Activity cost pool adalah akun yang digunakan untuk menggabungkan biaya dua
atau lebih aktivitas yang memiliki activity driver yang sama untuk dapat
dibebankan secara bersama-sama ke produk/jasa dengan menggunakan hanya satu
activity driver. Gambar 29.6 menyajikan empat result-producing activities:(1)
pemerolehan order, (2) pemenuhan order, (3) perakitan, dan (4) pengecatan. Dari
keempat activity cost pool ini biaya aktivitas dibebankan ke cost object dengan
menggunakan activity driver. Oleh karena result-producing activities dalam
Contoh 1 ini tidak ada yang memiliki activity driver yang sama, maka tidak
dibentuk activity cost pool.
 
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 810

Pembebanan Biaya Antaraktivitas


Oleh karena suatu aktivitas menggunakan aktivitas lain dalam menghasilkan
keluarannya, biaya aktivitas tertentu perlu dibebankan kepada aktivitas pemakai.
Sebagai contoh, Direktur memiliki aktivitas untuk memimpin Bagian-Bagian yang
berada di bawah wewenangnya. Dengan demikian biaya aktivitas Direktur
dibebankan ke Bagian-Bagian yang mengkonsumsi aktivitas pengelolaan yang
dilakukan oleh Direktur. Begitu juga dengan Kepala Bagian yang melaksanakan
aktivitas pengelolaan terhadap berbagai aktivitas yang berada di bawah
wewenangnya, biaya aktivitas Kepala Bagian perlu dibebankan ke aktivitas-
aktivitas yang bersangkutan.
Ada tiga tahap pembebanan biaya antaraktivitas:
1. Pembebanan biaya Direktur ke Bagian-bagian yang berada di bawah
wewenang Direktur
2. Pembebanan Biaya Kepala Bagian ke aktivitas yang berada di bawah
wewenang Kepala Bagian yang bersangkutan
3. Pembebanan biaya support activities ke result-contributing activities dan
result-producing activities
 
Pembebanan biaya Direktur ke Bagian-bagian yang berada di bawah
wewenangnya. Gambar 29.5 melukiskan empat Bagian yang berada di bawah
Direktur: (1) Bagian Keuangan, Bagian Teknik, Bagian Produksi, dan Bagian
Pemasaran. Biaya Direktur dalam bulan April 20X7 yang berjumlah
Rp12.700.000 (lihat Gambar 29.25) dibebankan ke setiap Bagian tersebut dengan
menggunakan basis proporsi waktu yang digunakan oleh Direktur dalam
mengelola Bagian-bagian tersebut. Misalnya proporsi waktu yang digunakan oleh
Direktur untuk memimpin empat Bagian disajikan pada Gambar 29.27,
pembebanan biaya Direktur ke kepala Bagian yang berada di bawahnya dilakukan
sebagaimana terlihat pada gambar tersebut.
PUSAT PROPORSI BIAYA YANG
PERTANGGUNGJAWABAN   WAKTU   DIBEBANKAN  
Kepala  Bagian  Keuangan   20%   Rp2.540.000  
Kepala  Bagian  Teknik   10%   1.270.000  
   
Kepala  Bagian  Produksi   30%   3.810.000  
   
Kepala  Bagian  Pemasaran       40%   5.080.000  
Total  biaya  Direktur  yang     Rp12.700.000  
dibebankan  
Gambar 29.27 Pembebanan Biaya Direktur ke Kepala Bagian dengan Basis
Proporsi Waktu yang Digunakan oleh Direktur dalam Mengelola Bagian-Bagian
 
Pembebanan biaya kepala Bagian ke aktivitas yang berada di bawah
wewenang kepala Bagian yang bersangkutan. Kepala Bagian memiliki
aktivitas dalam mengelola aktivitas yang berada di bawah wewenangnya. Oleh
karena itu, biaya aktivitas kepala Bagian setelah mendapat pembebanan biaya dari
Direktur perlu dibebankan ke aktivitas-aktivitas yang berada di bawah wewenang
kepala Bagian yang bersangkutan.
 
Bagian Keuangan
Biaya Kepala Bagian Keuangan setelah menerima pembebanan dari Direktur
adalah Rp5.540.000 (Rp3.000.000 ditambah dengan biaya yang dibebankan dari
Direktur Rp2.540.000). Misalnya proporsi waktu yang digunakan oleh kepala
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 811

Bagian Keuangan untuk memimpin tiga aktivitas disajikan pada Gambar 29.28,
pembebanan biaya kepala Bagian Keuangan ke aktivitas-aktivitas yang berada di
bawahnya dilakukan sebagaimana terlihat pada gambar tersebut.

PROPORSI BIAYA YANG


PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN   WAKTU   DIBEBANKAN  
Pengelolaan Dana   50%   Rp2.770.000  
Pengelolaan SDM   30%   1.662.000  
Pengelolaan Kantor   20%   1.108.000  
Total biaya Kepala Bagian Keuangan   Rp5.540.000  
yang dibebankan  
 
Gambar 29.28 Pembebanan Biaya Kepala Bagian Keuangan ke Aktivitas dengan
Basis Proporsi Waktu yang Digunakan oleh Kepala Bagian Keuangan dalam
Mengelola Aktivitas-Aktivitas yang Bersangkutan

Bagian Teknik
Biaya kepala Bagian Teknik setelah menerima pembebanan dari Direktur adalah
Rp3.670.000 (Rp2.400.000 ditambah dengan pembebanan biaya dari Direktur
sejumlah Rp1.270.000). Misalnya proporsi waktu yang digunakan oleh kepala
Bagian Teknik untuk memimpin dua aktivitas disajikan pada Gambar 29.29,
pembebanan biaya kepala Bagian Teknik ke aktivitas-aktivitas yang berada di
bawahnya dilakukan sebagaimana terlihat pada gambar tersebut.
PROPORSI BIAYA YANG
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN   WAKTU   DIBEBANKAN  
Pereparasian   70%   Rp2.569.000  
Pemeliharaan   30%   1.101.000  
Total biaya Kepala Bagian Teknik yang   Rp3.670.000  
dibebankan  
Gambar 29.29 Pembebanan Biaya Kepala Bagian Teknik ke Aktivitas
dengan Basis Proporsi Waktu yang Digunakan oleh Kepala Bagian Teknik dalam
Mengelola Aktivitas-Aktivitas yang Bersangkutan
 
Bagian Produksi
Biaya kepala Bagian Produksi setelah menerima pembebanan dari Direktur adalah
Rp6.770.000 (Rp3.100.000 ditambah dengan pembebanan biaya dari Direktur
sebesar Rp3.810.000). Misalnya proporsi waktu yang digunakan oleh kepala
Bagian Produksi untuk memimpin dua aktivitas disajikan pada Gambar 29.30,
pembebanan biaya kepala Bagian Produksi ke aktivitas-aktivitas yang berada di
bawahnya dilakukan sebagaimana terlihat pada gambar tersebut.
PROPORSI BIAYA YANG
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN   WAKTU   DIBEBANKAN  
Perakitan   50%   Rp3.385.000  
Pengecatan   50%   3.385.000  
Total biaya Kepala Bagian Produksi yang   Rp6.770.000  
dibebankan  
 
Gambar 29.30 Pembebanan Biaya Kepala Bagian Produksi ke Aktivitas dengan
Basis Proporsi Waktu yang Digunakan oleh Kepala Bagian Produksi dalam
Mengelola Aktivitas-Aktivitas yang Bersangkutan
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 812

Bagian Pemasaran
Biaya kepala Bagian Pemasaran setelah menerima pembebanan dari Direktur
adalah Rp9.780.000 (Rp4.700.000 ditambah dengan pembebanan biaya dari
Direktur sebesar Rp5.080.000). Misalnya proporsi waktu yang digunakan oleh
kepala Bagian Pemasaran untuk memimpin dua aktivitas disajikan pada Gambar
29.31, pembebanan biaya kepala Bagian Pemasaran ke aktivitas-aktivitas yang
berada di bawahnya dilakukan sebagaimana terlihat pada gambar tersebut.  
PROPORSI BIAYA YANG
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN   WAKTU   DIBEBANKAN  
Pemerolehan  order   80%   Rp7.824.000  
Pemenuhan  order   20%   1.956.000  
Total biaya Kepala Bagian Pemasaran yang   Rp9.780.000  
dibebankan  
 
Gambar 29.31 Pembebanan Biaya Kepala Bagian Pemasaran ke Aktivitas dengan
Basis Proporsi Waktu yang Digunakan oleh Kepala Bagian Pemasaran dalam
Mengelola Aktivitas-Aktivitas yang Bersangkutan
 
Biaya aktivitas setelah mendapatkan pembebanan biaya dari kepala Bagian
yang bersangkutan disajikan pada Gambar 29.32. Biaya yang dicantumkan pada
kolom (2) gambar tersebut diambilkan dari kolom terakhir Gambar 29.7
Worksheet Biaya Menurut Pusat Pertanggungjawaban. Khusus untuk biaya
langsung dan tidak langsung aktivitas Perakitan dan Pengecatan, angka yang
tercantum di Gambar 29.7 perlu dikurangi dengan biaya bahan baku yang
langsung dikonsumsi oleh Produk A dan Produk B. Dengan demikian biaya
aktivitas Perakitan yang dicantumkan dalam kolom (2) Gambar 29.32 berjumlah
Rp15.700.000 (Rp18.700.000 - Rp3.000.000) dan biaya aktivitas Pengecatan
dicantumkan dalam kolom (2) Gambar 29.32 berjumlah Rp11.295.000
(Rp15.295.000 - Rp4.000.000)
BIAYA
LANGSUNG BIAYA YANG
DAN TIDAK DIBEBANKAN
LANGSUNG OLEH KEPALA
AKTIVITAS   AKTIVITAS   BAGIAN   TOTAL BIAYA  
(1)   (2)   (3)   (4)  
Perakitan   Rp15.700.000   Rp3.385.000   Rp19.085.000  
Pengecatan   11.295.000   3.385.000   14.680.000  
Pemerolehan order   6.300.000   7.824.000   14.124.000  
Pemenuhan order   4.780.000   1.956.000   6.736.000  
Pereparasian   11.025.000   2.569.000   13.594.000  
Pemeliharaan   2.700.000   1.101.000   3.801.000  
Pengelolaan dana   4.100.000   2.770.000   6.870.000  
Pengelolaan SDM   3.500.000   1.662.000   5.162.000  
Pengelolaan kantor   7.320.000   1.108.000   8.428.000  
 
Gambar 29.32 Total Biaya Aktivitas Setelah Menerima Pembebanan Biaya
Kepala Bagian
 
Pembebanan biaya support activities ke result-contributing activities dan
result-producing activities. Kos produk/jasa dihitung dengan membebankan biaya
result-producing activities ke cost object dengan basis activity driver. Oleh karena
result-producing activities mengkonsumsi biaya result-contributing activities dan
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 813

support activities, maka dalam rangka perhitungan kos produk/jasa, biaya support
activities perlu dibebankan lebih dahulu ke result-contributing activities dan
result-producing activities. Selanjutnya biaya result-contributing activities
dibebankan ke result-producing activities untuk menghitung kos produk/jasa yang
dihasilkan oleh result-producing activities.
Data dalam Contoh 1 menunjukkan berbagai aktivitas yang termasuk dalam
golongan support activities, result-contributing activities, dan result-producing
activities sebagai berikut:
 
Support activities
1. Pengelolaan Dana
2. Pengelolaan SDM
3. Pengelolaan Kantor

Result-contributing activities
1. Pereparasian
2. Pemeliharaan
 
Result-producing activities
1. Pemerolehan order
2. Pemenuhan order
3. Perakitan
4. Pengecatan
 
Misalnya data dalam Contoh 1 menunjukkan data activity driver dan
konsumsi activity driver quantity support activities disajikan pada Gambar 29.33.
 
Pengelolaan Dana Pengelolaan SDM Pengelolaan Kantor
(Activity Driver: (Activity Driver: (Activity Driver: m2
Investasi) Jumlah Orang) Luas Lantai)
Rp % Orang % m2 %
Pereparasian 6.870.000 20 3 10 200 12
Pemeliharaan 3.435.000 10 4 13 200 12
Pemerolehan - - 6 20 300 23
Order
Pemenuhan 3.435.000 40 6 20 320 16
Order
Perakitan 13.740.000 20 5 17 400 18
Pengecatan 6.870.000 20 6 20 280 19
Total 34.350.000 100 30 100 1.700.000 100

Gambar 29. 33 Activity Driver dan Activity Driver Quantity Support Activities
 
Berdasarkan data tentang activity driver dalam Gambar 29.33, pembebanan
biaya support activities ke result-contributing activities dan result-producing
activities disajikan pada Gambar 29.34.
 
  Pembebanan   Pembebanan  Biaya   Pembebanan  Biaya    
Biaya  Aktivitas   Aktivitas   Aktivitas    
Pengelolaan  Dana   Pengelolaan  SDM   Pengelolaan  Kantor    
(Activity  Driver:   (Activity  Driver:  Jml   (Activity  Driver:  m2    
Investasi)   Karyawan)   Luas  Lantai)   Total  
%   Rp   %   Rp   %   Rp   Rp  
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 814
Pereparasian   20   1.374.000   10   516.200   12   1.011.360   2.901.560  
Pemeliharaan   10   687.000   13   671.060   12   1.011.360   2.369.420  
Pemerolahan  Order   -­‐   -­‐   20   1.032.400   23   1.938.440   2.070.840  
Pemenuhan  Order   10   687.000   20   1.032.400   16   1.348.480   3.067.880  
Perakitan   40   2.748.000   17   877.540   18   1.517.040   5.142.548  
Pengecatan   20   6.870.000   100   5.162.000   100   8.428.000   20.460.000  
 
Gambar 29.34 Pembebanan Biaya Support Activity ke Result-Contributing dan
Result-Producing Activities
 
Pembebanan biaya result-contributing activities ke result-producing activities.
Setelah biaya support activities dibebankan ke result-contributing activities dan
result-producing activities, langkah selanjutnya dalam penentuan kos produk/jasa
adalah pembebanan biaya result-contributing activities ke result-producing
activities.
Gambar 29.35 melukiskan empat tahap yang dilakukan dalam pembebanan
biaya result-contributing activities ke result-producing activities:
1. Perhitungan biaya result-contributing activities ke result-producing activities
setelah menerima pembebanan biaya dari support activities.
2. Pembebanan biaya result-contributing activities (aktivitas pereparasian dan
aktivitas pemeliharaan) ke result-producing activities (aktivitas pemerolehan
order, aktivitas pemenuhan order, aktivitas perakitan dan aktivitas
pengecatan). Misalnya dalam Contoh 1 ini biaya result-contributing activities
hanya dikonsumsi oleh aktivitas perakitan dan aktivitas pengecatan. Misalkan
berdasarkan bill of repair biaya aktivitas pereparasian dalam bulan April
20X7 dikonsumsi oleh aktivitas perakitan sejumlah 40% dan oleh aktivitas
pengecatan sejumlah 60%. Berdasarkan bill of maintenance biaya aktivitas
pemeliharaan dalam bulan April 20X7 dikonsumsi oleh aktivitas perakitan
sejumlah 40% dan oleh aktivitas pengecatan sejumlah 60%.
3. Perhitungan total biaya result-producing activities (aktivitas pemerolehan
order, aktivitas pemenuhan order, aktivitas perakitan dan aktivitas
pengecatan) setelah menerima pembebanan biaya dari result-contributing
activities (aktivitas pereparasian dan aktivitas pemeliharaan).
4. Perhitungan kos per unit activity driver dengan membagi hasil langkah ke (3)
tersebut di atas dengan total activity driver quantity yang bersangkutan.
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 815

Result-Contributing
Activities Result-Producing Activities

Perepara Pemeli- Pemeroleh- Pemenuh-


-sian! haraan an Order! an Order Perakitan Pengecatan

Biaya setelah
dibebani biaya Kabag 13.594.000 3.801.000 14.124.000 6.736.000 19.085.000 14.680.000
Pembebanan biaya
support activities .2.901.560 2.369.420 2.970.840 3.067.880 5.142.580 2.635.094

Biaya setelah
dibebani biaya
support activities 16.495.560 6.170.420 17.094.840 10.343.880 24.227.580 17.315.094

Pembebanan biaya
aktivitas Pereparasian (16.495.560) 6.598.224 9.897.336

Pembebanan biaya
(6.170.420) 2.468.168 3.702.252
aktivitas Pemeliharaan
Total biaya aktivitas
setelah pembebanan
biaya dari aktivitas 17.094.840 10.343.880 33.293.972 30.914.682
lain
Jumlah order 50 order
90
Jumlah pengiriman pengiriman

Jumlah jam-orang 1.000


jam-orang
Jumlah batch 150 batch

Biaya per activity 341.897 114.932 33.294 206.098


driver
 
 
Gambar 29. 35 Pembebanan Biaya Result-Contributing Activities ke Result-
Producing Activities dan Perhitungan Biaya per Unit Activity Driver
 
Perhitungan Kos Produk
Informasi tentang konsumsi aktivitas oleh produk adalah sebagai berikut:  
Produk A
Aktivitas pemerolehan order 20 order
Aktivitas pemenuhan order 40 pengiriman
Aktivitas perakitan 700 jam-orang
Aktivitas pengecatan 50 batch
Produk B
Aktivitas pemerolehan order 30 order
Aktivitas pemenuhan order 50 pengiriman
Aktivitas perakitan 300 jam-orang
Aktivitas pengecatan 100 batch

Perhitungan kos produk dilaksanakan sebagai berikut:


Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 816

Produk A
Biaya langsung produk
Biaya bahan baku—Perakitan Rp1.000.000
Biaya bahan baku—Pengecatan 1.500.000
Subtotal Rp2.500.000
Biaya tidak langsung yang dibebankan
dengan basis activity driver
Aktivitas pemerolehan order 20 x Rp341.897 Rp6.837.940
Aktivitas pemenuhan order 40 x Rp114.932 4.597.280
Aktivitas Perakitan 700 x Rp33.294 23.305.800
Aktivitas Pengecatan 50 x Rp232.765 10.304.900
Subtotal kos produk A 45.045.920

Total kos produk A Rp47.545.920

Produk B
Biaya langsung produk
Biaya bahan baku—Perakitan Rp2.000.000
Biaya bahan baku—Pengecatan 2.500.000
Subtotal Rp4.500.000

Biaya tidak langsung yang dibebankan


dengan basis activity driver
Aktivitas pemerolehan order 30 x Rp341.897 Rp10.256.910
Aktivitas pemenuhan order 50 x Rp114.932 5.746.600
Aktivitas Perakitan 300 x Rp33.294 9.988.200
Aktivitas Pengecatan 100 x Rp206.098 20.609.800
Subtotal kos produk A
46.601.510

Total kos produk B Rp51.101.510

PERHITUNGAN LABA-RUGI ABC SYSTEM


Oleh karena kos produk yang dihasilkan melalui ABC system mencakup biaya
seluruh mata rantai (value-chain costs) maka perhitungan laba-rugi menurut ABC
system menggunakan single-step income statement.
Misalnya dari Contoh 1 semua produk A dan produk B yang diproduksi laku
terjual dalam bulan April 20X7 dengan harga Rp75.000.000 untuk produk A dan
Rp68.000.000 untuk produk B, maka perhitungan laba-rugi menurut ABC system
bulan tersebut disajikan pada Gambar 29.36.
     
  PRODUK A   PRODUK B   TOTAL  
Hasil Penjualan   Rp75.000.000   Rp68.000.000   Rp143.000.000  
Biaya langsung produk        
Bahan Baku—Perakitan   Rp1.000.000   Rp2.000.000   Rp3.000.000  
Bahan baku—Pengecatan   1.500.000   2.500.000   4.000.000  
Sub Total   Rp2.500.000   Rp4.500.000   Rp7.000.000  
Biaya Tidak Langsung Produk        
Aktivitas Pemerolehan Order   Rp6.837.940   Rp10.256.910    
Aktivitas Pemenuhan Order   4.597.280   5.746.600    
Aktivitas Perakitan   23.305.800   9.988.200    
Aktivitas Pengecatan   10.304.900   20.609.800    
Sub Total   Rp45.045.920   Rp46.601.510   91.647.430  
Total Biaya       Rp98.647.430  
Laba Bersih Usaha       Rp44.352.570  
       
Gambar 29.36 Perhitungan Laba-Rugi ABC System
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 817

 
 
PERHITUNGAN KOS PRODUK UNTUK PENYAJIAN
INFORMASI KEUANGAN KEPADA PIHAK LUAR
PERUSAHAAN
Perhitungan laba-rugi untuk pihak luar perusahaan dilakukan dengan
menggunakan basis prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted
accounting principles). Menurut prinsip akuntansi ini, biaya yang boleh
diperhitungkan ke dalam kos produk hanya mencakup biaya produksi—yaitu
biaya yang dikeluarkan atau terjadi pada tahap produksi. Biaya produksi
diperhitungkan ke dalam kos produk yang dijual, sedangkan biaya yang
dikeluarkan atau terjadi di luar tahap produksi diperlakukan sebagai biaya usaha
dan disajikan terpisah dari kos produk yang dijual dalam laporan laba-rugi.
Berdasarkan data dalam Contoh 1, biaya yang diperhitungkan ke dalam kos
produk adalah biaya yang dikeluarkan atau terjadi di Bagian-Bagian berikut ini:
1. Bagian Teknik:
a. Aktivitas pereparasian
b. Aktivitas pemeliharaan
2. Bagian Produksi:
a. Aktivitas perakitan
b. Aktivitas pengecatan
 
Pembebanan biaya result-contributing activities ke result-producing activities
disajikan pada Gambar 29.37.  
 
Result-Contributing Result-Producing
Activities Activities

Perepara- Pemeli-
sian! haraan Perakitan Pengecatan

Biaya setelah dibebani biaya Kepala Bagian 13.594.000 3.801.000 19.085.000 14.680.000

Pembebanan biaya aktivitas Pereparasian (13.594.000) 5.437.600 8.156.400


(3.801.000) 1.520.400 2.280.600
Pembebanan biaya aktivitas Pemeliharaan

Total biaya aktivitas setelah pembebanan


biaya dari aktivitas lain 26.043.000 22.836.400

Jumlah jam-orang 1.000


jam-orang
150 batch
Jumlah batch

Biaya per activity driver 26.043 152.243

 
 
Gambar 29.37 Pembebanan Result-Contributing Activities ke Result-Producing
Activities dan Per Unit Activity Driver
 
Perhitungan kos produk
Informasi tentang konsumsi aktivitas oleh produk adalah sebagai berikut:
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 818

Produk A
Biaya langsung produk:
Biaya bahan baku—Perakitan Rp1.000.000
Biaya bahan baku—Pengecatan 1.500.000
Subtotal
Rp2.500.000

Biaya tidak langsung yang dibebankan


dengan basis activity driver
Aktivitas Perakitan 700 x Rp26.043 Rp18.230.100
Aktivitas Pengecatan 50 x Rp152.243 7.612.150
Subtotal kos produk A
25.842.550

Total kos produk A Rp28.342.550

Produk B
Biaya langsung produk:
Biaya bahan baku—Perakitan Rp2.000.000
Biaya bahan baku—Pengecatan 2.500.000
Subtotal Rp4.500.000
Biaya tidak langsung yang dibebankan
dengan basis activity driver
Aktivitas Perakitan 300 x Rp26.043 Rp7.812.900
Aktivitas Pengecatan 100 x Rp152.243 15.224.300
Subtotal kos produk B 23.037.200

Total kos produk B Rp27.537.200

Biaya yang dikeluarkan atau terjadi di kedua Bagian ini diperlakukan sebagai
kos produk yang diproduksi, kos produk yang dijual, dan kos produk yang masih
dalam sediaan.
Biaya-biaya yang dikeluarkan atau terjadi di Bagian-Bagian berikut ini
disajikan dalam laporan laba rugi sebagai biaya usaha:
1. Bagian Keuangan
a. Aktivitas pengelolaan dana
b. Aktivitas pengelolaan SDM
c. Aktivitas pengelolaan kantor
2. Bagian Pemasaran
a. Aktivitas pemerolehan order
b. Aktivitas pemenuhan order
 
Perhitungan laba-rugi menurut prinsip akuntansi berterima umum bulan April
20X7 berdasarkan data dalam Contoh 1 disajikan pada Gambar 29.38.
 
 
 
 
 
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 819

 
 
 

Produk A Produk B Total

Hasil penjualan Rp75.000.000 Rp68.000.000 Rp143.000.000

Kos produk yang dijual


Biaya produksi langsung
Bahan baku—Perakitan Rp1.000.000 Rp2.000.000 Rp3.000.000
Bahan baku—Pengecatan 1.500.000 2.500.000 4.000.000

Sub total Rp2.500.000 Rp4.500.000 Rp7.000.000

Biaya produksi tidak langsung


Aktivitas Perakitan Rp18.230.100 Rp7.812.900
Aktivitas Pengecatan 7.612.150 15.224.300

Sub total Rp25.842.550 Rp23.037.200 48.879.750

Total kos produk yang dijual Rp55.879.750

Laba bruto Rp87.120.250


Biaya usaha:
Biaya administrasi dan umum
Aktivitas pengelolaan dana Rp6.870.000
Aktivitas pengelolaan SDM 5.162.000
Aktivitas pengelolaan kantor 8.428.000
Biaya pemasaran
Aktivitas pemerolehan order 14.124.000
Aktivitas pemenuhan order 6.736.000

Total biaya usaha Rp41.320.000

Laba bersih usaha Rp45.800.000

Gambar 29.38 Perhitungan Laba-Rugi Menurut Prinsip Akuntansi Berterima


Umum
 
APA YANG DIJANJIKAN OLEH ABC SYSTEM?
ABC system menjanjikan berbagai manfaat berikut ini: (1) menyediakan informasi
berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
produk dan jasa bagi customer, (2) menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan
cepat anggaran berbasis aktivitas (activity-based budget), (3) menyediakan
informasi biaya untuk memantau implementasi rencana pengurangan biaya, dan
(4) menyediakan secara akurat dan multidimensi kos produk dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
 
Informasi Berlimpah Tentang Aktivitas
ABC system menjadikan aktivitas sebagai titik pusat perhatian personel
organisasi. Berbagai informasi yang berkaitan dengan aktivitas diidentifikasi dan
disediakan bagi personel untuk memungkinkan personel memahami hubungan
antara produk dan jasa dengan aktivitas dan hubungan antara aktivitas dengan
sumber daya. Berdasarkan pemahaman ini, personel dapat mengelola secara
efektif sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas dan aktivitas yang
dikonsumsi oleh produk dan jasa. Sebagaimana telah disebutkan di atas, informasi
berlimpah tentang aktivitas yang disediakan oleh ABC system adalah: customer
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 820

yang mengkonsumsi keluaran aktivitas, value- and non-value-added activities,


resource driver, activity driver, driver quantity, cycle effectiveness (CE), capacity
resource, budget type (fixed type, variable type, step type)
 
Fasilitas untuk Menyusun Activity-Based Budget
ABC system menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas yang
memampukan personel untuk merencanakan improvement terhadap aktivitas yang
digunakan untuk memberikan layanan bagi customer. Berdasarkan informasi
tentang aktivitas ini, personel mampu mengidentifikasi non-value-added activities
yang menjadi target untuk dikurangi atau dieliminasi dalam jangka waktu tertentu
di masa depan. Berdasarkan informasi tentang aktivitas ini (misalnya informasi
tentang resource drivers), personel juga dapat memprakirakan cost reduction
target secara akurat sebagai hasil improvement yang direncanakan. Oleh karena
cost reduction target disusun berdasarkan rencana pengurangan atau penghilangan
yang jelas terhadap non-value-added activities, maka kemungkinan keberhasilan
pencapaiannya akan semakin tinggi, karena perhatian dan usaha personel
ditujukan ke penyebab terjadinya biaya, yaitu aktivitas.
 
Kos Produk/Jasa yang Akurat dan Multidimensi
ABC system menyediakan informasi kos produk/jasa secara akurat sehingga
informasi tersebut dapat digunakan oleh personel sebagai dasar yang dapat
diandalkan untuk penetapan kebijakan harga jual produk dan jasa. ABC system
menggunakan berbagai activity drivers dalam membebankan activity costs ke
berbagai cost objects yang dibutuhkan oleh customer. Untuk customer yang
membutuhkan produk/jasa standar, ABC system membebankan activity costs ke
cost object dengan menggunakan unit-level activity driver. Untuk customer yang
lebih pemilih sehingga membutuhkan desain produk/jasa yang berbeda dan proses
operasi yang melebihi produk/jasa standar, ABC system membebankan activity
costs ke produk/jasa di samping menggunakan unit-level activity driver, juga
menggunakan batch-related activity driver, product-related activity driver,
dan/atau facility-sustaining activity driver. Dengan digunakannya berbagai macam
activity driver untuk membebankan activity costs ke produk/jasa, biaya yang
dibebankan ke produk/jasa menjadi lebih akurat, karena dapat mencerminkan
variasi konsumsi aktivitas oleh produk/jasa yang disebabkan oleh bervariasinya
kebutuhan customer yang dipenuhi oleh perusahaan.
Di samping informasi kos produk/jasa yang akurat, ABC system menyediakan
informasi biaya multidimensi, sehingga memungkinkan personel melakukan
analisis profitabilitas produk/jasa, customer, saluran distribusi, daerah pemasaran,
dan dimensi lain yang dibutuhkan oleh personel. ABC system menjadi sarana yang
efektif untuk memberdayakan karyawan melalui penyediaan informasi tentang
aktivitas yang menjadi tanggung jawab karyawan yang bersangkutan. Karyawan
menjadi berdaya untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, berdasarkan informasi biaya yang dihubungkan dengan
berbagai atribut aktivitas.
 
RANGKUMAN
ABC system adalah sistem informasi biaya yang bermanfaat untuk memantau
implementasi rencana. Sistem ini merupakan alat manajemen kontemporer yang
didesain untuk diterapkan dalam berbagai jenis perusahaan: manufaktur, jasa, dan
dagang.
Pada tahap awal perkembangannya, ABC system hanya dimanfaatkan untuk
menghasilkan kos produk yang akurat, dengan fokus pada biaya overhead pabrik,
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 821

yang dibebankan kepada produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh


produk. Oleh karena itu, pada awal perkembangannya, ABC system hanya
diterapkan dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan berbagai macam
produk untuk memenuhi kebutuhan customer.
Pada tahap perkembangan selanjutnya ABC system tidak lagi sekadar metode
penentuan kos produk yang akurat, namun jauh lebih dari itu. ABC system
dimanfaatkan sebagai sistem informasi biaya untuk memotivasi personel dalam
melaksanakan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan
untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer. ABC system juga
dimanfaatkan sebagai sistem untuk mengevaluasi kinerja personel dalam
melakukan improvement terhadap proses. Lebih lanjut, ABC system tidak hanya
dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur untuk menghitung kos produk secara
akurat, namun telah meluas pemanfaatannya ke perusahaan nonmanufaktur untuk
menghitung kos produk/jasa secara akurat.
ABC system dilandasi oleh keyakinan dasar bahwa biaya ada penyebabnya,
dan penyebab biaya dapat dikelola. Penyebab biaya adalah aktivitas, dan melalui
penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas kepada personel, personel akan
dapat melakukan pengelolaan terhadap aktivitas secara efektif.
ABC system mengolah data biaya dalam dua tahap: (1) activity-based process
costing dan (2) activity-based object costing. Dalam activity-based process
costing dilakukan pembebanan seluruh sumber daya (employee resource dan
expense resource) ke setiap aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya tersebut
melalui direct tracing, driver tracing, atau alokasi. Dari proses pembebanan biaya
ini diperoleh informasi total biaya setiap aktivitas (activity cost). Informasi total
biaya setiap aktivitas ini dimanfaatkan untuk penilaian kinerja personel dalam
melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk/jasa bagi customer. Dalam activity-based object costing,
total biaya setiap aktivitas tersebut dibebankan ke produk/jasa yang
mengkonsumsi aktivitas yang bersangkutan dengan mengalikan activity driver
rate dengan activity driver quantity yang dikonsumsi oleh produk/jasa. Activity-
based object costing menjanjikan perhitungan kos produk/jasa yang akurat, karena
secara selektif hanya membebankan biaya aktivitas ke produk/jasa sesuai dengan
konsumsi aktivitas oleh produk/jasa yang bersangkutan.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, ABC system merupakan suatu
competitive necessity—sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mampu
bersaing di pasar global yang sangat kompetitif. ABC system merupakan sistem
informasi biaya yang didesain dalam era teknologi informasi, yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi rinci, baik informasi keuangan maupun nonkeuangan.
2. Menyediakan informasi untuk pemberdayaan karyawan—agar menjadi
business people, tidak sekadar karyawan gajian (hired hands)
3. Menyediakan informasi biaya untuk kepentingan customer-nya—operating
personnel
4. Menyediakan informasi biaya multidimensi bagi operating personnel.
 
PERTANYAAN
1. Konsep ABC system mengalami perkembangan sejak saat pertama kali
diujicobakan pada awal dekade tahun 1990-an di U.S.A.
a. Jelaskan beda konsep ABC system pada tahap awal perkembangannya
dengan konsep ABC system pada tahap perkembangannya terkini.
b. ABC system merupakan sistem akuntansi biaya yang berfokus ke
perhitungan kos produk dan cost control. Setujukah Saudara dengan
pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.
Mulyadi, Universitas Gadjah Mada 822

c ABC system merupakan sistem akuntansi biaya yang berfokus ke biaya


produksi, terutama biaya overhead pabrik. Setujukah Saudara dengan
pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.
d. ABC system merupakan sistem akuntansi biaya yang hanya cocok untuk
perusahaan manufaktur. Setujukah Saudara dengan pernyataan tersebut?
Jelaskan jawaban Saudara.
2. Jelaskan falsafah yang melandasi ABC system.
3. Proses pengolahan data dalam ABC system dilaksanakan melalui dua tahap:
activity-based proses costing dan activity-based object costing.
a. Jelaskan apa yang dilaksanakan dalam activity-based proses costing dan
sebutkan informasi yang dihasilkan.
b. Jelaskan apa yang dilaksanakan dalam activity-based object costing dan
sebutkan informasi yang dihasilkan.
4. Dalam activity-based proses costing biaya dikelompokkan ke dalam dua
golongan besar: (1) biaya langsung produk/jasa dan (2) biaya tidak langsung
produk.
a. Jelaskan konsep biaya tidak langsung produk./jasa dan jelaskan
bagaimana membebankan biaya tersebut ke produk/jasa.
b. Jelaskan konsep biaya tidak langsung produk/jasa dan jelaskan pula
bagaimana membebankan biaya tersebut ke produk/jasa.
5. Biaya tidak langsung aktivitas dibebankan ke aktivitas dengan menggunakan
satu di antara dua cara berikut ini: (1) driver tracing atau (2) alokasi.
a. Jelaskan beda antara driver tracing dan alokasi dalam membebankan
biaya tidak langsung aktivitas ke aktivitas.
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan resource driver. Berikan contoh
resource driver.
c. Jelaskan apa yang dimaksud dengan resource driver quantity dan
resource driver rate.
6. ABC system menggunakan konsep full cost dalam penentuan kos produk/jasa.
a. Jelaskan beda konsep full cost dengan konsep full costing dalam
penentuan kos produk.
b. Jelaskan bagaimana mengubah perhitungan kos produk dari full cost ke
full costing.
7. Pengolahan data untuk penentuan kos produk/jasa dalam ABC system
dilaksanakan melalui dua tahap.
a. Sebutkan dua tahap pengolahan data untuk penentuan kos produk/jasa.
b. Jelaskan proses pengolahan data dalam setiap tahap tersebut.
8. ABC system mengubah cara untuk melaksanakan bisnis. Setujukah Saudara
dengan pernyataan tersebut? Jelaskan jawaban Saudara.
9. Dalam sistem informasi komputer, data biaya diolah melalui dua tahap
pengolahan: (1) OLTP dan (2) OLAP.
a. Jelaskan apa yang dilaksanakan dalam OLTP.
b. Jelaskan pula apa yang dilaksanakan dalam OLAP.
10. Pada dasarnya apa yang dijanjikan oleh ABC system?
 

Anda mungkin juga menyukai