Anda di halaman 1dari 46

19.

Kesetimbangan kelarutan
Kimia Dasar 2A
Dr. Rukman Hertadi
Tujuan kuliah
1. Mempelajari secara kuantitatif kelarutan suatu zat dengan pendekatan kesetimbangan

2. Mempelajari kondisi/syarat terbentuknya endapan

3. Mempelajari pengendapan selektif dan aplikasinya

4. Mempelajari perubahan kelarutan melalui penambahan ion senama, asam/basa dan


pembentukan kompleks

2/46
Mengapa kelarutan perlu dipelajari?
Kelarutan penting dipelajari untuk
mengetahui kondisi apa saja yang bisa
mengubah kelarutan suatu zat.
Salah satu contoh aplikasi pengetahuan
tentang kelarutan adalah pada
penanganan masalah kerusakan enamel
gigi yang mengandung hidroksiapatit,
Ca (PO ) OH
5 4 3
. Bagian ini mudah tergerus
oleh zat asam dari makanan.
Penambahan ion uorida (F

) pada pasta
gigi akan menggantikan gugus −OH pada
hidroksiapatit menjadi uoroapatit
Ca (PO ) F
5 4 3
dan CaF
2
yang memiliki
kelarutan lebih rendah dibanding
hidroksiapatit.

3/46
Mengapa kelarutan perlu dipelajari?
Barium sulfat dalam bentuk suspensi
sering digunakan secara medis sebagai
agen radiocontrast untuk pencitraan
sinar-X dan prosedur diagnostik lainnya.

Suspensi barium sulfat paling sering


digunakan dalam pencitraan saluran
pencernaan dan diberikan secara oral
sebagai suspensi partikel halus dalam
larutan seperti susu kental.
Meskipun barium adalah logam berat, dan
senyawanya yang larut dalam air seringkali
sangat beracun, kelarutan barium sulfat
yang rendah melindungi pasien dari
penyerapan sejumlah logam yang
berbahaya. Barium sulfat juga mudah
dikeluarkan dari tubuh.

4/46
Kesetimbangan kelarutan
Kesetimbangan disosiasi padatan dalam air:

2 + −
CaF (s) −

↽− Ca (aq) + 2 F (aq)
2

Kelarutan dide nisikan sebagai garam yang terlarut dalam larutan jenuh, yaitu kondisi
larutan ketika garam dan ion-ionnya ada dalam kondisi kesetimbangan.

Konsentrasi garam yang terlarut dinyatakan dalam M atau g/100 mL larutan.


Hasil kali kelarutan adalah hukum kesetimbangan untuk reaksi pelarutan. Dinyatakan
dengan simbol K sp .

Untuk pelarutan CaF2 , K sp dinyatakan dengan persamaan:

2+ − 2
K sp = [Ca ][F ]

5/46
Tabel nilai K sp

6/46
Tabel nilai K sp

7/46
Penentuan K sp dan kelarutan
Perhitungan K sp Perhitungan kelarutan

Pada 25o C, kelarutan AgCl adalah 1.34 x 10-5 Tentukan kelarutan molar CuI dalam air.
M. Tentukan K sp untuk AgCl. Diketahui K sp = 1.3 × 10
−12
pada 25o C.

+ − + −
AgCl(s) ⇌ Ag (aq) + Cl (aq) CuI(s) ⇌ Cu (aq) + I (aq)

KONDISI [Ag
+
] [Cl

] KONDISI [Cu
+
] [I ]

Awal 0.00 0.00 Awal 0.00 0.00

Reaksi +1.34 × 10
−5
+1.34 × 10
−5
Reaksi +x +x

Setimbang 1.34 × 10
−5
1.34 × 10
−5
Setimbang x x

+ − + −
K sp = [Ag ][Cl ] K sp = [Cu ][I ]

−5 −5 −12
= (1.34 × 10 )(1.34 × 10 ) 1.3 × 10 = (x)(x)

−10 −12
= 1.80 × 10 x = kelarutan = √‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
1.3 × 10 ‾

−6
= 1.1 × 10  M

8/46
Kelarutan relatif
1. Kelarutan relatif garam dengan jumlah 2. Membandingkan kelarutan garam
ion sama dengan jumlah ion berbeda

Contoh: Dalam kasus ini K sp tidak dapat langsung

−17
dibandingkan, kelarutan harus ditentukan
AgI(s) K sp = 8.5 × 10
melalui perhitungan.
−12
CuI(s) K sp = 1.3 × 10
Contoh:
−5
CaSO 4 (s) K sp = 4.9 × 10
GARAM K sp ∑ ion KELARUTAN (M)
Dalam kasus di atas K sp dapat langsung CuS 6 × 10
−57
2 8 × 10
−29

digunakan untuk membandingkan kelarutan, Ag 2 S 6 × 10


−51
3 1.1 × 10
−17

dimana semakin besar K sp semakin besar


Bi2 S 3 1.1 × 10
−73
5 1.0 × 10
−15

kelarutannya.

9/46
Latihan-1 Solusi-1a Solusi-1bc

Soal konsep
1. Untuk kesetimbangan: , dinyatakan

⇀ 2+ 3−
Ba (PO ) (s) ↽− 3Ba (aq) + 2PO (aq) K sp
3 4 2 4

dengan persamaan berikut:

2+ 3 3− 2
K sp = [Ba ] [PO ]
4

Mengapa Ba3 (PO4 )2 (s) tidak dimasukan ke dalam persamaan?

2. Faktor apa yang membatasi akurasi dan reliabilitas perhitungan kelarutan berdasarkan nilai
K sp ?

3. Mengapa kita tidak menggunakan nilai K sp untuk garam yang larut seperti NaCl?

10/46
Latihan-2 Solusi-2

Seorang mahasiswa menyiapkan larutan jenuh CaCrO


4
dan menemukan bahwa ketika 78 mL
larutan diuapkan, sebanyak 0.325 g CaCrO4 tertinggal. Berapa nilai K sp untuk garam ini?

11/46
Efek ion senama
Ion senama adalah ion yang sama dalam larutan tetapi berasal dari sumber berbeda.
Ion senama akan menyebabkan penurunan kelarutan.

Contoh: andaikan pada keadaan awal ada larutan jenuh CaF 2 . Jika ke dalam larutan ini
ditambahkan larutan KF 0.1 M apa yang terjadi?

12/46
Contoh perhitungan efek ion senama
Tentukan kelarutan Ag2 CrO 4 (K sp = 1.1 × 10
−12
) dalam air dan dalam AgNO3  0.1 M

(A) Kelarutan dalam air (B) Kelarutan dalam larutan AgNO 3

+ 2−
Ag CrO 4 (s) ⇌ 2Ag
2
(aq) + CrO
4
(aq) KONDISI [Ag
+
] CrO
2−
4

Awal 0.10 0.00


KONDISI [Ag
+
] CrO
2−
4
Reaksi +2x +x
Awal 0.00 0.00
Setimbang 0.1 + 2x ≈ 0.1 x
Reaksi +2x +x

Setimbang 2x x K sp = 1.1 × 10
−12
= [Ag
+ 2
] [CrO
2−
]
4

−12 2
−12 + 2 2− 1.1 × 10 = (0.1) (x) = 0.01x
K sp = 1.1 × 10 = [Ag ] [CrO ]
4
−12
−12 2 3 1.1 × 10
−10
1.1 × 10 = (2x) (x) = 4x x = = 1.1 × 10  M
0.01
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
−12
1.1 × 10 −10
3 −5 kelarutan Ag CrO 4 = 1.1 × 10  M
x = = 6.5 × 10  M 2
√ 4

13/46
Latihan-3 Solusi-3

Berapa kelarutan molar Fe(OH)2 dalam bu er yang memiliki pH 9.45?

14/46
Kondisi pelarutan
Untuk pelarutan padatan A x By dalam air:

y+ x− y+ x x− y
A x B y (s) ⇌ xA (aq) + yB (aq) K sp = [A ] [B ]eq
eq

Hasil kali konsentrasi ion, Q sp = [A


y+ x
] [B
x− y
] dapat digunakan sebagai acuan untuk
menerangkan kondisi larutan.
1. Jika Q sp < K sp , maka larutan dikatakan tidak jenuh (belum mencapai kondisi
kesetimbangan).

2. Jika Q sp = K sp , maka larutan tepat jenuh.

3. Jika Q sp > Ks , maka larutan dikatakan lewat jenuh.

15/46
Meramalkan pengendapan
Apakah akan diperoleh endapan PbI , K sp = 9.8 × 10
2
−9
jika 100.0 mL Pb(NO )
3 2
0.05 M
dicampur dengan 200 mL NaI 0.1 M? Bila mengendap berapa kelarutan PbI 2 ?

2+ − 2+ − 2
PbI2 (s) ⇌ Pb (aq) + 2I (aq) Q sp = [Pb ][I ]

−2 −2 2
Vtotal = 100 + 200 = 300 ml = (1.67 × 10 )(6.67 × 10 )

2+ −5
mmol Pb = 7.43 × 10
2+
[Pb ] =
mL larutan Q sp > K sp  larutan mengendap

(100 mL)(0.05 mmol/mL)


−2
= = 1.6 × 10  M
300 mL

mmol I

[I ] =
mL larutan

(200 mL)(0.100 mmol/mL)


−2
= = 6.67 × 10  M
300 mL

16/46
Kelarutan pada kesetimbangan
Setelah terbentuk endapan PbI
2
sebagian kecil akan terlarut kembali berkesetimbangan
dengan [Pb2 + ].

(1) Untuk menentukan [Pb ] pada kesetimbangan harus dihitung dulu banyaknya zat yang
2 +

tersisa setelah proses pengendapan.

Reaksi: Pb2+ (aq) + 2I− (aq) → PbI2 (s)

KONDISI (MMOL) (MMOL)


2+ −
[Pb ] [I ]

Awal (100 mL)(0.05 M) = 5 mmol (200 mL)(0,10 M) = 200 mmol

Reaksi −5 mmol −2(5 mmol)

Akhir 0.00 mmol 10 mmol

17/46
Kelarutan pada kesetimbangan
(2) Tentukan komposisi kesetimbangan
2+ − 2
K sp = [Pb ][I ]
2 + −
PbI (s) −

↽− Pb (aq) + 2I (aq) −9 −2 2
2
9.8 × 10 = (x)(3.33 × 10 )

10 mmol −9
− −2 9.8 × 10
2+
[I ] = = 3.33 × 10  M x = [Pb ] =
300 mL −2 2
(3.33 × 10 )

KONDISI (M) (M)


2+ −
[Pb ] I −6
= 8.8 × 10  M

Awal 0.00 3.33 × 10


−2

Jadi pada kesetimbangan:


Reaksi +x +2x

Setimbang
−2
2+ −6
x 3.33 × 10 + 2x ≈
[Pb ] = 8.8 × 10  M
−2
3.33 × 10 − −2
[I ] = 3.33 × 10  M

18/46
Latihan-4 Solusi-4

Jika larutan Mn
2+
 0.10 M dan Cd
2+
 0.10 M secara bertahap dijadikan basa, berapakah
konsentrasi ketika mulai mengendap? Asumsikan tidak ada perubahan dalam
2+
Cd Mn(OH)
2

volume larutan.

19/46
Pengaruh pH pada kelarutan
Bagaimana efek penambahan asam/basa pada kelarutan Mg(OH)2 ?

pertanyaan:

Untuk mengapa penambahan asam tidak mempengaruhi


+ –


AgCl(s) ↽− Ag (aq) + Cl (aq)

kelarutan AgCl?

20/46
Latihan-5 Solusi-5

Gunakan prinsip Le Châtelier untuk menjelaskan bagaimana menyesuaikan pH memungkinkan


untuk mengontrol konsentrasi C2 O 2−
4
dalam larutan asam oksalat, H 2 C2 O 4 .

21/46
Kelarutan oksida logam
Bila padatan oksida logam dilarutkan ke dalam air, ion oksida O hasil penguraian akan
2−

segera bereaksi dengan molekul air menghasilkan ion hidroksida OH − .


Ion oskida (O 2− ) merupakan basa yang sangat kuat (K b = 1 × 10
22
) , sehingga tidak
ditemukan dalam keadaan bebas di dalam air.

+ 2–
Ag O(s) −

↽− 2Ag (aq) + O (aq) K sp
2

2– –
O (aq) + H O(l) ⟶ 2OH (aq) Kb
2

+ – + 2 − 2
Ag O(s) + H O −

↽− 2Ag (aq) + 2OH (aq) K t = [Ag ] [OH ]
2 2

Penambahan asam akan meningkatkan kelarutan oksida logam. Ion H + akan bereaksi dengan
O
2−
menghasilkan H 2 O, melepaskan ion logam dari padatan sehingga membuat oksida logam
terlarut:
+ 3+
Fe O (s) + 6H (aq) ⟶ 2Fe (aq) + 3H O
2 3 2

22/46
Sulfida logam
Sebagian besar sul da logam sukar larut dalam air, kecuali bila kation logamnya berasal dari
golongan alkali, seperti NaS.

Sul da logam yang sukar larut dalam air umumnya berwarna sehingga memudahkan untuk
analisis kualitatif.

23/46
Kelarutan sulfida logam
Ion sul da (S 2– ) juga sangat basa, sehingga ion ini juga dapat bereaksi dengan air.

+ 2–
Ag S(s) −

↽− 2Ag (aq) + S (aq) K sp
2

2– – –
S (aq) + H O(l) −

↽− OH (aq) + HS (aq) Kb
2 1

+ – –
Ag S(s) + H O(l) −

↽− 2Ag (aq) + OH (aq) + HS (aq) K sp
2 2

Jadi K sp Ag2 S = [Ag


+
][OH

][HS

]

24/46
Pengaruh asam pada kelarutan sulfida logam
Kelarutan sul da logam (garam basa) dapat ditingkatkan dengan penambahan asam:

2 + 2−

⇀ K sp
ZnS(s) ↽− Zn (aq) + S (aq)

1
2– + –
S (aq) + H (aq) −

↽− HS (aq)
Ka
2

1
– +
HS (aq) + H (aq) −

↽− H S(g)
2
Ka
1

+ 2 +
ZnS(s) + 2H (aq) −

↽− Zn (aq) + H S(aq) K spa
2

25/46
Tabel nilai

26/46
Pengendapan selektif

Ketika natrium klorida encer ditambahkan ke larutan yang mengandung ion Ag+ dan Pb2+ ,
endapan AgCl terbentuk lebih dulu dibanding PbCl2 , karena kelarutan molar AgCl sekitar
1200 kali lebih kecil dibanding PbCl2 . Pengendapan selektif dapat dilakukan jika konsentrasi
ion dijaga cukup besar untuk mengendapkan tetapi cukup kecil untuk

Cl AgCl

mengendapkan PbCl2 .

27/46
Contoh pengendapan selektif
Jika ke dalam larutan yang mengandung Cl−  0.1 M dan I−  0.1 M ditambahkan larutan
AgNO , apakah kedua halida dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif?
3

Analisis:

Untuk memeriksa apakah pengendapan selektif dapat berlangsung atau tidak, kita evaluasi
dulu nilai K sp untuk AgCl dan AgI:

+ − −10
AgCl(s) −

↽− Ag (aq) + Cl (aq) K sp = 1.8 × 10

+ − −17
AgI(s) −

↽− Ag (aq) + I (aq) K sp = 8.5 × 10

Perbedaan nilai K sp yang cukup besar memberikan peluang pengendapan selektif dapat
berlangsung Dalam kasus ini endapan AgI akan terbentuk terlebih dahulu sebelum AgCl.
Karena kedua ion halida dapat diendapkan oleh ion perak, maka harus ditentukan konsentrasi
efektif ion perak dimana AgI mengendap tetapi AgCl dijaga belum mengendap.

28/46
Kesempurnaan pemisahan
1. Hitung [Ag+ ] yang diperlukan untuk 2. Hitung −
[I ] ketika AgCl(s) mulai
mengendapkan AgCl terbentuk.
+ − + −
AgCl(s) −

↽− Ag (aq) + Cl (aq) AgI(s) −

↽− Ag (aq) + I (aq)

+ − + −
K sp = [Ag ][Cl ] K sp = [Ag ][I ]

−10 + −17 −9 −
1.8 × 10 = [Ag ](0.10) 1.8 × 10 = (1.8 × 10 )[I ]

+ −9 − −8
[Ag ] = 1.8 × 10  M [I ] = 4.7 × 10  M

Selama [Ag+ ] < 1.8 × 10−9  M endapan


AgCl tidak akan terbentuk.

Kesimpulan:

Iodida awalnya 0.1 M sebelum penambahan ion perak, sekarang tersisa 4.7 x 10-8 M, sehingga
bisa dikatakan seluruh iodida telah mengendap. Oleh karena itu, konsentrasi ion perak
maksimum yang diperlukan untuk pengendapan selektif adalah 1.8 x 10-9 M.

29/46
Pengendapan selektif sulfida logam
Pada range [H
+
] berapakah ion Cu
2+
 0.01 M dan Ni
2+
 0.01 M dapat dipisahkan. Untuk
tujuan pemisahan larutan dijenuhkan dengan H 2 S 0.1 M .

Analisis:

NiS memiliki nilai K spa lebih besar dibanding CuS , sehingga NiS akan lebih mudah larut
dengan penambahan asam. Untuk tujuan pemisahan, [H ] harus diatur cukup besar untuk
+

melarutkan semua NiS, tetapi cukup kecil sehingga tidak sampai melarutkan CuS.

Solusi:

1. Hitung H + terendah yang diperlukan untuk melarutkan NiS


2+
[Ni ][H 2 S] (0.01)(0.1)
K spa = = = 40
+ 2 + 2
[H ] [H ]

+ −3
[H ] = 5 × 10  M

30/46
Pengendapan selektif sulfida logam
2 Hitung [H + ] tertinggi yang diperlukan untuk tetap menjaga CuS tetap mengendap.

+ 2 +
CuS(s) + 2H (aq) −

↽− Cu (aq) + H S(aq)
2

2+
[Cu ][H 2 S] (0.01)(0.1)
−16
K spa = = = 6 × 10
+ 2 + 2
[H ] [H ]

+ 6
[H ] = 1 × 10  M

Berdasarkan hasil di atas maka range [H + ] yang digunakan untuk melarutkan semua NiS

tetapi tetap menjaga agar CuS tetap mengendap:

−3 + 6
5 × 10  M < [H ] < 10  M atau  − 6 < pH < 2.3

31/46
Pengendapan selektif garam karbonat
Apakah larutan yang mengandung ion Mg
2+
dan Sr
2+
dapat dipisahkan dengan
pengendapan selektif melalui penambahan larutan yang mengandung ion karbonat (CO 2−
3
)?

Analisis:

Pertama periksa terlebih dahulu perbedaan nilai K sp kedua garam karbonat.

2+ 2− −8
MgCO (s) −

↽− Mg (aq) + CO (aq) K sp = 6.8 × 10
3 3

2+ 2− −10


SrCO (s) ↽− Sr (aq) + CO (aq) K sp = 5.6 × 10
3 3

Karena beda nilai K sp kedua garam karbonat cukup besar, maka pengendapan selektif dapat
dilakukan selama kita dapat mengendalikan konsentrasi ion karbonat.

32/46
Pengendalian konsentrasi ion karbonat
Pengendalian konsentrasi ion karbonat dapat dilakukan dengan mengatur pH, karena ion
karbonat merupakan basa yang relatif kuat sehingg mudah bereaksi dengan hidrogen.

Untuk pengendalian pH digunakan kesetimbangan berikut:

+ − −7
H CO (aq) −

↽− H (aq) + HCO (aq) Ka = 4.3 × 10
2 3 3 1

− + 2− −11
HCO 3 (aq) −

↽− H (aq) + CO (aq) Ka = 5.6 × 10
3 2

+ 2− −17


H CO (aq) ↽− 2H (aq) + CO (aq) Ka = Ka × Ka = 2.4 × 10
2 3 3 1 2

Dengan kesetimbangan di atas dapat diatur rentang pH dimana pengendapan selektif Mg2+
dan Sr2+ dapat dilakukan. Untuk melakukan pemisahan ini larutan yang mengandung kedua
ion dijenuhkan dengan CO2 yang menjadi sumber H 2 CO3 melalui kesetimbangan:

CO 2 (g) + H 2 O(l) −

↽− H 2 CO 3 (aq)

Jadi [CO2 ] ≈ [H CO ]
2 3

33/46
Contoh perhitungan
Suatu larutan mengandung campuran magnesium nitrat dan stronsium nitrat dengan
konsentrasi masing-masing 0.1 M. Larutan diliri gas karbon dioksida hingga terbentuk larutan
jenuh dengan kosentrasi CO2 kira-kira 0.03 M. Pada rentang pH berapakah pengendapan
selektif dapat dilakukan pada kedua kedua kation?

Analisis:

Ada dua bagian yang harus ditentukan dalam soal di atas:


1. Rentang nilai [CO 2−
3
] maksimum untuk menengendapkan salah satu kation.

2. Rentang pH yang sesuai dengan [CO 2−


3
] yang dibutuhkan.

Informasi yang diperlukan:

1. K sp garam karbonat 2. Nilai K a gabungan H 2 CO3

2+ 2− −8 + 2−
K sp = [Mg ][CO ] = 6.8 × 10 [H ][CO ]
3 3 −17
Ka = = 2.4 × 10
2+ 2− −10 [H 2 CO 3 ]
K sp = [Sr ][CO ] = 5.6 × 10
3

34/46
Batas konsentrasi karbonat
1. Hitung konsentrasi karbonat yang diperlukan untuk mengendapkan masing-masing ion

Untuk magnesium karbonat: Untuk stronsium karbonat:

K sp K sp
2− 2−
[CO ] = [CO ] =
3 3
2+ 2+
[Mg ] [Sr ]

−8 −10
6.8 × 10 5.6 × 10
−7 −9
= = 6.8 × 10  M = = 5.6 × 10  M
0.10 0.10

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan di atas SrCO


3
akan lebih dulu mengendap dibanding MgCO
3
. Agar
pengendapan selektif, [CO 2−
3
] harus ada dalam rentang berikut:

−9 2− −7
5.6 × 10  M < [CO ] ≤ 6.8 × 10  M
3

Pada rentang konsentrasi di atas SrCO3 akan mengendap, tetapi MgCO3 akan tetap terlarut.

35/46
Batas pH
Setelah batas [CO 2−
3
] diketahui, batas pH dapat ditentukan menggunakan kesetimbangan

gabungan asam karbonat:

[H 2 CO 3 ] ‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
0.03 ‾
+ 2 + −17
[H ] = Ka × ⟹ [H ] = 2.4 × 10 ×
2− 2−
[CO ] √ [CO ]
3 3

1. pH pada batas bawah [CO 2−


3
] 2. pH pada batas atas [CO 2−
3
]

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾ ‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
0.03 ‾
0.03 + −17
+ −17
[H ] = 2.4 × 10 × [H ] = 2.4 × 10 ×
−9
√ −7
√ 5.6 × 10 6.8 × 10

−6
−5
= 1.0 × 10  M
= 1.1 × 10  M
−6
−5
pH = − log(1.0 × 10 ) = 6
pH = − log(1.1 × 10 ) = 4.95

Kesimpulan: Rentang pH untuk pengendapan


selektif adalah 4.95 < pH ≤ 6

36/46
Analisis kualitatif
Pengendapan selektif dapat dimanfaatkan untuk analisis kualitatif dalam penentuan identitas
campuran ion-ion logam dalam larutan.

37/46
Skema umum analisis kualitatif

38/46
Ion kompleks
Garam tembaga, seperti CuSO
4
dan Cu(NO )
3 2
, ketika dilarutkan dalam air ion Cu
2+
tidak
berada dalam bentuk bebas tetapi mengikat 6 molekul air membentuk ion kompleks
Cu(H 2 O)
2+
6
yang berwarna biru.

Pembentukan ion kompleks Cu(H 2 O)


2+
6
merupakan reaksi asam
basa Lewis, molekul air adalah basa Lewis (ligan) dan ion Cu2+ sebagai asam Lewis.

39/46
Reaksi kompleks
Di dalam air, pembentukan ion kompleks berlangsung melalui pertukaran molekul air oleh
ligan lain yang terikat lebih kuat pada ion logam. Contoh: penambahan larutan amoniak (NH3 )
dapat menggantikan molekul air pada ion Cu(H 2 O)
2+
6
menghasilkan kompleks dengan warna
biru lebih tua.
2+ 2+


[Cu(H 2 O)6 ] (aq) + 4NH (aq) ↽− [Cu(NH 3 )4 (H 2 O)2 ] (aq) + 4H O
3 2

40/46
Tetapan kesetimbangan kompleks
Kesetimbangan pembentukkan kompleks:

2+ 2+
[Cu(H 2 O)6 ] (aq) + 4NH (aq) −

↽− [Cu(NH 3 )4 (H 2 O)2 ] (aq) + 4H O
3 2

Dapat disederhanakan menjadi Tetapan ketidakstabilan kompleks

Cu
2+
(aq) + 4NH (aq) −
3

↽− Cu(NH 3 )
2+
(aq)
4
Beberapa kimiawan menyatakan kestabilan
kompleks dalam pengertian tetapan disosiasi
Tetapan pembentukan kompleks, K form atau disebut sebagai tetapan
dide nisikan berdasarkan kesetimbangan di ketidakstabilan, K inst yang merupakan
atas: kebalikan dari tetapan kestabilan.
2+
[Cu(NH 3 ) ] 2+ 4
4 [Cu ][NH 3 ] 1
K form = K inst = =
2+ 4
2+
[Cu ][NH 3 ] [Cu(NH 3 ) ] K form
4

K form terkadang disebut juga tetapan


kestabilan, karena semakin besar nilainya
semakin stabil kompleksnya.

41/46
Tetapan kesetimbangan kompleks

42/46
Efek pembentukan kompleks pada kelarutan
Kelarutan suatu garam yang sukar larut akan meningkat jika kationnya dapat membentuk
kompleks dengan basa Lewis.
Basa Lewis yang umumnya dapat meningkatkan kelarutan adalah NH3 , CN − , dan OH − .

Contoh: Perak klorida hanya sedikit larut dalam air

+ − −10
AgCl(s) −

↽− Ag (aq) + Cl (aq) K sp = 1.77 × 10

Penambahan larutan amoniak akan mengambil ion Ag+ bebas membentuk ion kompleks
Ag(NH 3 )
+
2
dan akan menggeser kesetimbangan ionisasi AgCl ke kanan sehingga akan
meningkatkan kelarutan.

+ − −10
AgCl(s) −

↽− Ag (aq) + Cl (aq) K sp = 1.77 × 10

+ + 7


Ag (aq) + 2NH (aq) ↽− Ag(NH ) (aq) K form = 1.7 × 10
3 3 2

+ − −3
AgCl(s) + 2NH (aq) −

↽− Ag(NH ) (aq) + Cl (aq) K c = 3.0 × 10
3 3 2

43/46
Contoh perhitungan
Berapa konsentrasi AgBr yang akan terlarut dalam 1 L larutan NH3  1 M?

Analisis:

Perubahan kelarutan AgBr terjadi akibat pembentukan ion kompleks:

+ − −13
AgBr(s) −

↽− Ag (aq) + Br (aq) K sp = 5.4 × 10

+ + 7


Ag (aq) + 2NH (aq) ↽− Ag(NH ) (aq) K form = 1.6 × 10
3 3 2

+ − −6
AgCl(s) + 2NH (aq) −

↽− Ag(NH ) (aq) + Cl (aq) K c = 8.0 × 10
3 3 2

Solusi: Kelarutan AgBr:

KONDISI [NH ]
+
Ag(NH 3 ) Cl

(x)(x)
2
−6
3
Kc = = 8.0 × 10
Awal 1.0 0.0 0.0 1.0

−6 −3
Reaksi −2x +x +x x = √‾‾‾‾‾‾‾‾‾
8.0 × 10 ‾ = 2.8 × 10  M

Setimbang 1.0 − 2x ≈ 1.0 x x

44/46
Latihan-6 Solusi-6-1 Solusi-6-2 Solusi-6-3

Soal konsep
1. Dengan menggunakan prinsip Le Châtelier, jelaskan bagaimana penambahan larutan
amonia dapat melarutkan perak klorida (AgCl). Jika HNO3 ditambahkan setelah AgCl larut
dalam larutan NH3 , AgCl mengendap kembali. Jelaskan mengapa?

2. Untuk PbCl

3
, K form = 2.5 × 10
1
. Jika larutan yang mengandung ion kompleks ini
diencerkan dengan air akan terbentuk endapan PbCl
2
. Tuliskan persamaan untuk
kesetimbangan yang terlibat dan gunakan prinsip Le Châtelier untuk menjelaskan
bagaimana peristiwa ini terjadi.

3. Manakah dari spesi berikut ini yang akan lebih larut jika ditambahkan asam? Apakah
penambahan basa akan meningkatkan kelarutan semua spesi tersebut? Adakah spesi yang
kelarutannya tidak bergantung pada pH larutan? (a) ZnS, (b) Ca(OH)2 , (c) MgCO3 , (d)
AgCl , (e) PbF2

45/46
Latihan-7 Solusi-7

Suatu sampel larutan mengandung campuran ion logam berikut: Cu2+ , Co2+ , Ba2+ , Pb2+, Ag+ ,
Mn2+ , Ca2+ , dan Bi3+ . Bagaimana ion-ion ini dapat dipisahkan? Bisakah semuanya dipisahkan?
Mana yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain?

46/46

Anda mungkin juga menyukai