DR Djoni - Manajemen Risiko Klinis Pely Anestesi & Bedah
DR Djoni - Manajemen Risiko Klinis Pely Anestesi & Bedah
BANGUN KONTEKS
ASESMEN RISIKO
EVALUASI RISIKO
KELOLA RISIKO
RISK REGISTER
7
Identifikasi Risiko di RS
PROAKTIF REAKTIF
• Pelaporan Insiden
• IR Unit Kerja • Investigasi
• IR Rumah Sakit • RCA
• Register Risiko RS • Rekomendasi
• Tindak Lanjut
• Evaluasi
IDENTIFIKASI RISIKO KLINIS
PADA PELAYANAN ANESTESI & BEDAH
DI RUMAH SAKIT
Save surgery Asesmen
Procedure Keluar RR
Site Marking Monitoring kriteria
Penjadwalan Sign in Pasien Sign Out
operasi
RISIKO
PELAYANAN ADA RISIKO KLINIS ADA RISIKO KLINIS
PELAYANAN TINDAKAN
ANESTESI & ANESTESI ANESTESI
BEDAH
ADA RISIKO KLINIS ADA RISIKO KLINIS
PELAYANAN TINDAKAN
BEDAH PEMBEDAHAN
FASE PRA PELAYANAN :
18
G
I
G
I ANALISA RISIKO/ MATRIKS GRADING
Potencial Concequences / Impact
R Likelihood /
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
O Probability
N 1 2 3 4 5
T Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme
O (Tiap mgg /bln)
K 5
Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
P 4
A
S Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
C 3
A Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
I 2
N
T Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme
U 1
B
RISK REGISTER TINDAKAN ANESTESI
20
Analisis Risiko FMEA RCA
di RS
Risk • Rendah
Priority • Moderat
• Tinggi
Number
• Ekstrim
1. PERDARAHAN HEBAT
2. CIDERA ORGAN
RANGKING 3. TUMPAHAN CAIRAN USUS
4. SALAH SISI PEMBEDAHAN
RISIKO 5. SALAH IDENTITAS PASIEN
BEDAH 6. KETINGGALAN KASA.
RANGKING 1.
2.
ARYTHMIA
HENTI NAFAS/HENTI
RISIKO 3.
4.
JANTUNG
ASPIRASI CAIRAN LAMBUNG
PARAPLEGIA PASCA SPINAL
ANESTESI 5.
6.
ISPA PASCA INTUBASI
KESULITAN INTUBASI
PENGELOLAAN RISIKO
KLINIS
PELAYANAN ANESTESI &
BEDAH
Risk avoidance:
Menghindar dari kejadian atau bahaya yang mungkin terjadi
yang akan menimbulkan tanggung jawab organisasi.
BERBAGAI Risk control:
MODUS Penanganan risiko dengan menggunakan metode yang
bertujuan meniadakan mengecilkan kemungkinan terjadinya
PENGELOLAAN KTD (yaitu mencegah kerugian) dan meniadakan, mereduksi,
atau meminimalkan kerusakan pada individu dan kerugian
finansial yang berat apabila terjadi (yaitu reduksi kerugian).
RISIKO Risk financing:
Menganalisa biaya terkait dengan risiko yang bisa dihitung
dan menanggung biayanya.
RISK TRANSFER
Mengalihkan tanggung jawab atau beban
kerugian pada pihak lain melalui cara hukum
BERBAGAI , perjanjian, asuransi atau cara lain. Risk
transfer juga dapat berupa pengalihan risiko
MODUS fisik atau bagiannya.
RISK RETENTION
PENGELOLAAN Menerima tanggung jawab atas risiko
RISIKO kerugian baik secara sengaja maupun tidak
sengaja, atau beban biaya terkait risiko yang
terjadi pada organisasi.
UPAYA KONTROL RISIKO :
MENGECILKAN
PROBABILITAS KEJADIAN
MEMPERKUAT SISTEM/
KESIAPSIAGAAN
BAGAIMANA HUBUNGAN RISIKO DENGAN AKREDITASI RS
Time out
Asesmen Risiko Implementasi Pemulihan
nyeri jatuh Rencana Anestesi
Risiko asuhan Transfer
malnutrisi
Informed
consent Bedah
31
• Ada regulasi RS yang mengatur pelayanan
anestesi, sedasi moderat dan dalam seragam di
seluruh RS (lihat PAP 1 EP 1) dan berada dibawah
tanggung jawab seorang dokter anestesi sesuai
peraturan perundang-undangan. (R)
• Ada bukti monitoring dan evaluasi pelaksanaan
STANDAR BAB asesmen pra sedasi dan pra anestesi. (D,W)
PAB 2.1 • Ada bukti monitoring dan evaluasi proses
monitoring status fisiologis selama anestesi.
(D,W)
• Ada bukti monitoring dan evaluasi proses
monitoring, proses pemulihan anestesi dan
sedasi dalam. (D,W)
• Asemen pra anestesi dilakukan untuk setiap
pasien yang akan operasi (Lihat AP.1) (D,W)
• Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam
medis pasien.(D,W)
• Asemen pra induksi dilakukan untuk setiap
pasien sebelum dilakukan induksi. (D,W)
STANDAR BAB
• Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam
PAB 4 & 4.1 & 5 medis pasien. (D,W)
• Ada regulasi tentang pelayanan anestesi setiap
pasien direncanakan dan didokumentasikan (R)
• Obat-obat anestesi, dosis dan rute serta teknik
anestesi didokumentasikan di rekam medis
pasien. (D,W)
Ada regulasi tentang asuhan setiap pasien bedah
direncanakan berdasar informasi dari hasil asesmen (R)
STANDAR
BAB PAB 7 Diagnosis pra operasi dan rencana operasi dicatat di
rekam medik pasien oleh dokter penanggung jawab
pelayanan (DPJP) sebelum operasi dimulai (D,W)
STANDAR dilakukan dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (lihat juga MKE 9 EP
1). (D,W)
• Bila “persetujuan tindakan kedokteran” (informed consent) diperlukan maka
BAB HPK 2.1 pasien/keluarga dijelaskan tentang rencana tindakan tersebut (lihat juga MKE 9
EP 4, PAB 5.1 dan PAB 7.1). (D,W)
• Pasien dijelaskan dan memahami tentang hasil yang diharapkan dari proses
asuhan dan pengobatan (lihat juga MKE 9 EP 2, ARK 2.1 EP 2 dan PAP 2.4). (D,W)
• Pasien dijelaskan dan memahami bila terjadi kemungkinan hasil yang tidak
terduga (lihat juga PAP.2.4 EP 2). (D,W)
• Pasien dan keluarga dijelaskan dan memahami tentang haknya dalam
berpartisipasi membuat keputusan terkait asuhan jika diinginkan (lihat juga ARK
2.1 EP 4 dan MKE 9 EP 5). (W)
MESKIPUN TINDAKAN ANESTESI & BEDAH
TERGOLONG BERISIKO TINGGI
TETAP DAPAT DILAKUKAN
DENGAN AMAN