Anda di halaman 1dari 7

CYANOBACTERIA PHARMACOGNOSY

1. Definisi
Cyanophyta atau alga biru hijau (blue green algae) yang juga sering disebut sebagai
cyanobacteria ialah organisme yang memiliki struktur sel prokaryotik (bakteri) serta adanya
ketergantungan CO2 dan memperbanyaj oksigen dalam proses fotosintesis. Keunikan fitoplankton
dari Cyanobacteria adalah adanya pigmen klorofil-a, phycocyanin dan phycoerythrin yang
memberikan ciri warna tersendiri pada jenis-jenis ini (Sulastri, 2018).
Cyanobacteria adalah kelompok fotosintesis kuno yang berasal dari organisme prokaryotik
yang menghasilkan profilik dari berbagai produk alami. Kemampuan ini menunjukkan adanya
keterkaitan dari sebuah fakta, dimana organisme ini menghadapi tekanan besar baik dari
organisme pesaing untuk mengembangkan strategi pertahanan kimia untuk bertahan hidup
(Broniatowska et al., 2011).
Cyanobacteria umumnya dikenal sebagai ganggang biru-hijau, bukan eukariotik.
Cyanobacteria ini adalah prokariota Gram-negatif, melakukan fotosintesis oksigenik, dan juga
memperbaiki N2 di atmosfer. Organisme ini dapat ditemukan di mana-mana. Seperti di kolam,
danau, aliran air, sungai, dan lahan basah. Dan dapat dengan mudah bertahan hidup di lingkungan
ekstrem seperti air panas, air asin, lingkungan yang membeku, dan gurun yang gersang.
Cyanobacteria mampu bertahan hidup pada kisaran suhu 45–70°C dan pH lebih rendah dari 4-5
dengan kisaran optimum 7.5–10. Kemampuan cyanobacteria untuk bertahan dalam kondisi
lingkungan yang ekstrim dapat dimanfaatkan untuk perbaikan tanah yang terkena garam karena
dapat mengurangi kandungan garam dan meningkatkan kadar C, N, dan P termasuk kadar air
tanah yang terkena garam (Singh et al., 2016).
Cyanobacteria memiliki kemampuan untuk memfiksasi N 2 di atmosfer, menguraikan limbah
dan residu organik, mendetoksifikasi logam berat, pestisida, dan xenobiotik lainnya, mengkatalisis
siklus nutrisi, menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen di tanah dan air, dan juga
menghasilkan beberapa senyawa bioaktif seperti seperti vitamin, hormon, dan enzim yang
berperan dalam pertumbuhan tanaman. Penggunaan cyanobacteria di bidang pertanian
menjanjikan hal yang pasti dan memberikan efek menguntungkan pada produktivitas tanaman,
jika digunakan dengan benar. Penerapan cyanobacteria dalam pengelolaan tanah dan lingkungan
meliputi manfaat ekonomi (pengurangan biaya input), siklus nutrisi, fiksasi N 2, ketersediaan hayati
fosfor, penyimpanan dan pergerakan air, perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran
dan degradasi lahan terutama melalui pengurangan penggunaan senyawa agro-kimia, dan daur
ulang nutrisi dan pemulihan kesuburan tanah melalui reklamasi (Singh et al., 2016).

Manfaat berikut untuk agro-ekosistem ditawarkan melalui penggunaan cyanobacteria


(Singh et al., 2016):
 Peningkatan solubilisasi dan mobilitas nutrisi pasokan terbatas.
 Pengompleksan logam berat dan xenobiotik untuk membatasi mobilitas dan
transportasinya dalam tumbuhan.
 Mineralisasi molekul organik sederhana seperti asam amino untuk penyerapan langsung.
 Perlindungan tanaman dari serangga dan penyakit patogen sebagai agen biokontrol.
 Stimulasi pertumbuhan tanaman karena atribut pemacu pertumbuhan tanamannya.
 Memperbaiki kondisi fisikokimia tanah.

Banyak cyanobacteria memiliki warna hijau kebiruan yang khas karena pigmen phycocyanin
yang terkandung dalam sel dan karenanya disebut ganggang biru-hijau, sementara beberapa
spesies mungkin tampak merah karena adanya pigmen karotenoid dan phycoerythrin (Gayle
Newcombe, 2009).
2. Klasifikasi
Berikut beberapa produk alami turunan cyanobacterial yang digunakan dalam uji klinis
(Khalifa et al., 2021).
Berikut beberapa jenis Cyanobacteria berdasarkan bentuknya (Sulastri, 2018).
1) Cyanobacteria berbentuk bulatan (Coccoid) dan berkoloni
 Chroococcus, memiliki karakteristik sel bulat berbentuk hampir seperti bola. Setelah
pembelahan, sel membentuk koloni yang terdiri atas 2, 4, 8, atau 16 sel. Tiap koloni sel
terbungkus gelatin dan dikelilingi oleh mucilage. Mucilage tidak berwarna atau agak
kekuningan. Hanya jenis-jenis yang memiliki gelembung gas yang memiliki sifat
mengapung diperairan. Ukurannya berdiameter 2-58 µm. Terdistibusi di Ranu Grati.
Dan habitatnya diperaian danau dengan suhu 29.07°C, konduktivitas 330 µS/cm, pH
7.67 dan alkalinitas 226.06 mgCaCO3/L.
 Coelosphaerium, memiliki karakteristik sel bulat atau oval. Sel berbentuk koloni,
terbungkus dalam mucilage dan tersusun tidak teratur dalam satu kesatuan lapisan
luar. Berukuran diameter koloni 20-80 µm. Terdistribusi di Situ Pategnggang. Dan
habitatnya diperairan danau dengan suhu 21.96°C, konduktivitas 46 µS/cm, pH 7.21,
dan alkalinitas 17.78 mgCaCO3/L.
 Merismopedia, memiliki karakteristik sel berkoloni dalam satu lapisan, berbentuk
lempengah segi empat dan bebas melayang di perairan. Individu sel berbentuk bulat
atau agak oval. Sel tersusun dalam barisan kadang-kadang terdiri atas 4 grup.
Berukuran diameter 0.5-5 µm dan panjang 1-16 µm. Terdistribusi di Situ Gunung dan
Ranu Grati. Habitatnya dijumpai di perairan danau dangkal, danau dalam dan
berukuran sedang atau besar yang berstatus oligotrofik sampai eutrofik. Menempati
lapisan epilimnion pada musim panas dan sensitif terhadap pengadukan kkolom air
yang terus menerus. Suhu 27.20-29.07°C, konduktivitas 30-330 µS/cm, pH 6.81-7.67,
dan alkalinitas 23.03-226.06 mgCaCO3/L.
 Microcystis, memiliki karakteristik sel berkoloni dalam bentuk bulat atau tersusun
secara tidak teratur dalam mucilage yang bersifat mikro atau makroskopik. Sel bisa
membentuk koloni yang besar dan berisi ratusan sel. Ukurannya berdiameter 2.6-6
µm. Habitatnya di jumpai di perairan eutrofik sampai hipereutrofik pada perairan
danau kecil sampai sedang. Sensitif terhadap pengadukan kolom air danau dan
intensitas cahaya yang rendah. Suhu 21.29-29.07°C, pH 6.87-8.73, konduktivitas 18-
330 µS/cm, dan alkalinitas 4.89-226.06 mgCaCO 3/L.
2) Cyanobacteria berbentuk filamen
 Anabaena, berbentuk filamen atau mengelompok dan menyatu dalam mucilage yang
tipis. Filamen terdiri atas sel yang berbentuk bulat oval atau silinder. Ukruannya 2-7
µm. Berhabitat di danau dangkal atau danau dalam terstratifikasi oleh suhu. Banyak
dijumpai pada perairan danau yang kaya unsur hara dengan suhu 21.29-27.44°C, pH
6.81-7.31, konduktivitas 18-320 µS/cm, dan alkalinitas 4.89-219.31 mgCaCO 3/L.
 Nodularia, berbentuk lurus atau sedikit membelok menyatu dalam lapisan mucilage.
Memiliki lubang simetri atau isopolar dan tidak bercabang. Terdapat sekat yang
membatasi antar-sel. Akinet soliter atau dalam berseri. Sel berukuran pendek dan tidak
melebihi lebarnya. Panjang 6.5-10.5 µm. Habitatnya berada di perairan danau dengan
suhu 27.20°C, konduktivitas 30 µS/cm, pH 6.81, dan alkalinitas 23.03 mgCaCO 3/L.
 Cylindrospermopsis, berbentuk lurus, bengkok, atau menggulung. Ujung sel
mengerucut, tumpul atau meruncing. Sel kecil, berbentuk silinder, berwarna biru hijau
pucat, dan tidak terbungkus mucilage. Panjangnya 2-9 µm dan lebar 2-4 µm.
Habitatnya dijumpai perairan danau eutrofik. Banyak dijumpai pada musim panas
dilapisan epilimnion.
 Oscillatoria, berbentuk silinder, tidak bercabang, lurus dan panjang. Sel-sel trichome
bentuknya tidak bulat atau berbentuk discod. Sel bisa lebih panjang atau lebih pendek
dibandingkan ukuran lebarnya. Berukuran 8-30 µm atau lebih. Banyak dijumpai di
perairan danau, kolam, atau perairan tergenang eutrofik.
 Planktothrix, berbentuk silinder, lurus dan tidak bercabang serta simetris. Kadang
terdapat dinding atau sekat yang membelah sel. Lebar 3-15 µm. Habitatnya diperairan
danau pada lapisan teraduk dan keruh.
 Pseudoanabaena, beragregasi, berbentuk silinder, lurus atau melengkung, dan tidak
bercabang. Sekat pada sel berfilamen tampak jelas. Sel memiliki diameter yang sama
dan berbentuk silinder atau seperti tong. Panjang 3.5-7.5 µm. Habitatnya di perairan
danau yang tidak terstratifikasi suhu, keruh dan pada status oligotrofik atau eutrofik.
3. Siklus hidup
Untuk satu jenis cyanobacteria, cyanobacteria heterocystous berfilamen (Order
Nostocales), siklus hidup melibatkan populasi planktonik dan tahap istirahat bentik atau akinetes.
Akinetes adalah struktur reproduksi berdinding tebal yang ditemukan di sedimen dan dianggap
memberikan tahap istirahat yang memungkinkan kelangsungan hidup suatu spesies. Mereka
berkecambah ketika kondisi lingkungan sesuai, sehingga menyediakan sumber inokulum untuk
populasi berikutnya, terutama dari satu musim ke musim berikutnya. Beberapa akinet ditunjukkan
dalam filamen Anabaena yang ditunjukkan pada berikut (Gayle Newcombe, 2009).

Siklus hidup cyanobacteria penghasil akinete dapat diringkas dalam beberapa langkah.
Pertama, filamen cyanobacteria tumbuh dengan pembelahan sel. Produksi dan pelepasan akinete
mengikuti, biasanya agar populasi dapat bertahan hidup selama musim dingin. Akhirnya,
pertumbuhan dari akinetes terjadi, yang dipicu oleh faktor lingkungan, termasuk cahaya dan suhu,
dengan cyanobacteria baru yang matang dan tumbuh dengan pembelahan sel untuk populasi
musim baru (Gayle Newcombe, 2009).
4. Toksin dari Cyanobacteria/Cyanotoxins
Cyanobacteria menghasilkan berbagai racun kuat dengan mode toksisitas yang berbeda.
Tabel berikut mencantumkan toksin utama yang diketahui, organ target toksin ini dan
cyanobacteria yang memproduksinya. Daftar ini berkembang, misalnya varian baru microcystins
diidentifikasi setiap tahun, dan tidak mungkin semua cyanotoxin telah ditemukan (Gayle
Newcombe, 2009).
Daftar Pustaka
Broniatowska, B., Allmendinger, A., Kaiser, M., Montamat-Sicotte, D., Hingley-Wilson, S., Lalvani, A.,
Guiry, M., Blunden, G., Tasdemir, D., 2011. Antiprotozoal, antitubercular and cytotoxic potential of
cyanobacterial (blue-green algal) extracts from Ireland. Nat. Prod. Commun. 6, 689–694.
Gayle Newcombe, 2009. Global Water Research Coalition Water Quality Research Australia:
International Guidane Manual for the Management of Toxic Cyanobacteria. Glob. Water Res.
Coalit.
Khalifa, S.A.M., Shedid, E.S., Saied, E.M., Jassbi, A.R., Jamebozorgi, F.H., Rateb, M.E., Du, M., Abdel-Daim,
M.M., Kai, G.Y., Al-Hammady, M.A.M., Xiao, J., Guo, Z., El-Seedi, H.R., 2021. Cyanobacteria—from
the oceans to the potential biotechnological and biomedical applications. Mar. Drugs 19.
Singh, J.S., Kumar, A., Rai, A.N., Singh, D.P., 2016. Cyanobacteria: A precious bio-resource in agriculture,
ecosystem, and environmental sustainability. Front. Microbiol. 7, 1–19.
Sulastri (Ed.), 2018. Fitoplankton Danau-Danau di Pulau Jawa: Keanekaragaman dan Perannya Sebagai
Bioindikator Perairan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Press, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai