(O.24.9) 1. Pengertian Adanya intoleransi karbohidrat, baik ringan (Toleransi Glukosa Terganggu = TGT), maupun berat (Diabetes Mellitus) yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung. Tidak memandang apakah pasien dikelola dengan insulin/perencanaan makan saja, diabetes mellitus tersebut menetap setelah persalinan atau pasien yang sudah mengidap diabetes mellitus sebelum hamil. 2. Anamnesis 1. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) 2. Riwayat obstetric dan ginekologi 3. Riwayat Kesehatan (riwayat melahirkan bayi besar) 4. Keluhan – keluhan selama kehamilan sekarang 5. Tanda – tanda partus, pergerakan janin dan risiko infeksi 3. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan Kesehatan Umum (tanda vital dan fisik Fisik umum) 2. Pemeriksaan Obstetrik 4. Kriteria Peningkatan gula darah puasa maupun gula darah 2 jam Diagnosis post prandial saat masa kehamilan. 5. Diagnosis Kerja Diabetes Melitus dalam Kehamilan (O 24.9) 6. Diagnosis ---- Banding 7. Pemeriksaan 1. Laboratorium penunjang 2. USG 3. CTG 4. EKG 8. Terapi Penatalaksanaan Medis a. Dilaksanakan secara terpadu oleh Lab/SMF Obstetri & Ginekologi, Lab/SMF Penyakit Dalam, Lab/SMF Anak dan Instalasi Gizi. b. Tujuan perawatan medis DMG : Memperbaiki metabolisme KH Menurunkan angka kesakitan /kematian perinatal Menurunkan kejadian kelainan kongenital Dengan ini dapat dicapai keadaan normo glikemia yang dapat dipertahankan selama kehamilan sampai persalinan. c. Cara perawatan medis : Perencanaan makan yang sesuai dengan kebutuhan Pemberian Insulin bila belum tercapai Nomoglikemia dengan perencanaan makan. Pemantauan kadar glukosa darah sendiri di rumah, dan pemantauan diabetes terkendali dengan pemeriksaan HbA 1c secara berkala tiap 6-8 minggu (normal kurang dari 6%) Penatalaksanaan medis ini sesuai dengan protap Lab/SMF Penyakit Dalam dan Gizi. Penatalaksanaan Obstetri I. Perawatan Antenal
1. Program perawatan kasus DMG dilaksanakan secara
multidisiplin yang terdiri dari bagian kebidanan, penyakit dalam, gizi, neonatus, dan anastesi
2. Kunjungan setiap 2 minggu sampai UK 36 minggu
kemudian 1 minggu sekali sampai dengan aterm (bila kadar gula darah terkendali dengan baik) 3. Target glukosa darah senormal mungkin dengan kadar glukosa puasa = 100 gr/dl dan 2 jam postprandial = 140 gr/dl, yang dicapai dengan diet, olahraga dan insulin 4. Obat anti diabetes (OAD) tidak dianjurkan karena dapat menembus sawar darah placenta dikhawatirkan efek teratogenik dan lebih merangsang sel beta pancreas pada janin. II. Perawatan Selama Persalinan 1. Untuk pasien yang kadar glukosa terkendali dengan diet saja diperbolehkan melahirkan sampai UK aterm. Bila sampai UK 40 minggu belum terjadi persalinan maka mulai dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu. 2. Pasien dengan HDK dan pernah still birth sebelumnya harus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu mulai usia kehamilan 32 minggu. 3. Perkiraan berat lahir secara klinis dan pemeriksaan USG dilakukan untuk mendeteksi adanya tanda – tanda makrosomi, untuk mengurangi kelaianan janin akibat trauma kelahiran dianjurkan untuk mempertimbangkan SC elektif pada taksiran berat janin ≥ 4000 gram. 4. Perawatan intensif untuk mendeteksi dan mengatasi kejadian hipoglikemik, hipokalsemi, dan hiperbilirubinemia pada neonatus. III. Perawatan Pasca persalinan 1. Evaluasi untuk mengantisipasi intoleransi karbohidrat yang menetap: Monitoring untuk mengevaluasi profil glukosa darah Pada 6 minggu pasca persalinan dilakukan TTGO dengan beban 75 gr glukosa. Bila TTGO menunjukan kadar yang normal evaluasi lagi setelah 3 tahun dengan kadar glukosa puasa. Dianjurkan untuk berolahraga teratur dan menurunkan berat badan pada yang obesitas. Kontrasepsi oral dosis rendah( Low Dose Pils) dilaporkan tidak pernah berpengaruh terhadap kejadian intoleransi karbohidrat. 2. Recurrent risk untuk diabetes mellitus gestasional (DMG) sekitar 60%. 9. Edukasi 1. Edukasi gizi dan pola makan 2. Edukasi factor resiko 3. Edukasi gaya hidup sehat 4. Edukasi obat – obatan 10. Prognosis Ad vitam :dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam 11. Indikator Baik, bila control secara teratur (Outcome ) 12. Kepustakaan William Obstetric.Edisi 24
Kupang, Maret 2017
Mengetahui, KetuaKomiteMedik Ketua SMF Kebidanan&Kandungan
dr. Alders A. KusaNitbani, Sp.B dr. Laurens David Paulus, Sp.OG(K) Onk NIP.19700403 200012 1 003 NIP. 19721229 200112 1 001