Anda di halaman 1dari 6

Vol. 11 No.

1 Januari 2019 (69 - 74)


DOI: 10.20473/jkl.v11i1.2019.69-74
ISSN: 1829 - 7285
E-ISSN: 2040 - 881X

HIGIENE SANITASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DI GUDANG 100 PADA


PELABUHAN LAUT TANJUNG PERAK SURABAYA TAHUN 2018
Hygiene and Sanitation of Food Processing Center in Gudang 100 Warehouse at Tanjung Perak
Sea Port of Surabaya 2018

Tifal Dakwani Abstrak


Program Studi Di Luar Kampus Utama
(PSDKU) Universitas Airlangga, Jl. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) merupakan sebuah tempat yang digunakan
Wijaya Kusuma No.113, Mojopanggung, untuk mengolah makanan dari bahan mentah hingga disajikan menjadi makanan jadi
Giri, Lingkungan Cuking Rw., yang dilakukan pengawasan, terutama pada TPM di area pelabuhan, dikarenakan
Mojopanggung, Kec. Banyuwangi, banyak masyarakat yang beraktifitas di daerah pelabuhan yang perlu dilindungi
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur - kesehatannya. Salah satu cara yakni menjaga dan meningkatkan kualitas makanan
68432 minuman di daerah pelabuhan agar masyarakatnya terhindar dari kontaminasi
makanan yang dapat menjadi gangguan kesehatan masyarakat diantaranya adalah
Corresponding Author: diare 3,5%, tifoid 2,2%, hepatitis 1,2%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
tifal.dakwani2014@fkm.unair.ac.id higiene sanitasi TPM di Gudang 100 pada Pelabuhan Laut Tanjung Perak Surabaya.
Penelitian ini bersifat observasional dan menggunakan desain studi cross sectional.
Pengambilan sampel penelitian didasarkan pada pendataan dan pemetaan tahun 2017
Article Info yaitu 60 TPM, sehingga hasil dari perhitungan ada 5 TPM yang diobservasi.
Variabel yang diteliti adalah lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, ruang makan dan
Submitted : 14 Juni 2018 gudang bahan makanan, bahan makanan dan makanan jadi, pengolahan makanan,
tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, penyajian makanan,
In reviewed : 04 Juli 2018
peralatan, serta tenaga kerja. Penilaian variabel tersebut menggunakan total skor
Accepted : 13 September 2018 yang didapat dari penjumlahan seluruh skor tiap variabel dengan nilai minimum 700
Available Online : 31 Januari 2019 sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang persyaratan higiene sanitasai rumah makan
Kata Kunci: Higiene, Sanitasi, Tempat dan restoran. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada 2 TPM yaitu Depot B dan
Pengelolaan Makanan, Pelabuhan Depot C yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi rumah makan dan restoran
dengan skor <700 dan 3 TPM yaitu depot C, depot A, dan depot D memenuhi
dengan skor >700. Kesimpulan pada penelitian ini adalah masih perlu dilakukan
Keywords: Hygiene, Sanitation, Food
penyesuaian dengan persyaratan higiene sanitasi rumah makan dan restoran serta
Processing Place, Sea Port. perlunya rekomendasi pelatihan mengenai higiene sanitasi makanan kepada para
penjamah TPM Gudang 100 di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Published by Fakultas Kesehatan


Masyarakat Universitas Airlangga Abstract
Food Processing Premise is a place for processing food raw ingredients to become
ready to consume food. In order to function optimally, the premises are needed to
be controlled frequently particularly in the port area where many visitors and
staffs are in needs of health protection during their activities in this area. For this
purpose, the authority has been attempting to increase and maintain food and
baverage quality in this area therefore it could avoid any public health menaces
from food contamination and intoxication for the population. As basic health
survey (RISKESDAS) in 2013 reported diseases contributed as public health
threats such as diarrhea 3.5%, typhoid 2.2%, hepatitis 1.2% (Riskesdas, 2013).
The study aims to analyse the hygiene and sanitation implementation of food
processing center in Gudang 100 warehouse at Tanjung Perak Sea Port of
Surabaya. This present study is an observational study with cross sectional design.
The sample was obtained based on 2017 data and mapping of 60 food tenant
premises. 5 places were observed during study period. The variables observed
were including of location, building, sanitation facilities, dining room, food
storage, ingredients, food, the process, serving, food stuff, and the employee. The
variables were observed using the total score as enacted by Indonesian Ministry of
Health regulation NO.1098/MENKES/SK/VII/2003 regarding of Hygiene and
sanitation standards for food stalls and restaurant. The result of the study shows
there are 2 food stalls (B and C) with score <700 while the other stalls (A, D and
E) reach score >700. The conclusion of this study highlights the needs of adjusting
the requirement of the hygiene and sanitation of food stalls and restaurant as well
as provide regular trainings for food handlers.

69
PENDAHULUAN Menurut Riskesdas 2013, ada berbagai
macam penyakit, yang ditularkan oleh air,
MenurutUndang Undang No. 36 tahun
makanan, dan lain-lain. seperti typhoid 2,2%,
2009 mengenai kesehatan disebutkan bahwa
diare 3,5% dan hepatitis 1,2%. Kejadian
dibutuhkan pemantapan dan peningkatan
diare sering ditemukan pada anak usia
dalam kegiatan kesehatan, salah satunya
sekolah (5-14 tahun), dan menempati 5
dalam upaya pengamanan makanan dan
urutan tertinggi setelah kelompok usia balita
minuman agar kegiatan kesehatan yang
dan lansia yakni 9,0%. Insidens diare bagi
berhubungan dengan upaya tersebut dapat
seluruh kelompok umur di Indonesia adalah
berhasil guna dan bermanfaat khususnya bagi
3,5%.
masyarakat. Hal ini juga suatu upaya agar
Tanjung Perak adalah sebuah pelabuhan
masyarakat aman dari penyebaran makanan
dimana proses perdagangan serta transportasi
dan minuman yang tidak memenuhi
jalur lautnya menjadikan pelabuhan ini menjadi
persyaratan mutu (Kemenkes RI, 2009).
pelabuhan tersibuk kedua di Indonesia, setelah
Peningkatan kesehatan yang optimal dapat
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hal ini
dilihat dari pengelolaan makanan dan minuman
disebabkan karena pelabuhan Tanjung perak
secara baik dan memenuhi standart mutu.
menjadi gerbang penunjang ekonomi di Jawa
Karena itu, dibutuhkan perhatian dari segi nilai
Timur. Oleh karena itu, karena pesatnya
gizi, nilai kemurnian, serta dari segi kebersihan.
perdagangan di wilayah pelabuhan, banyak
Tanpa lingkungan yang selalu dipelihara dan
masyarakat yang beraktivitas di daerah
diawasi, maka makanan dapat menyebabkan
pelabuhan yang perlu dilindungi kesehatannya.
sumber penyakit akibat kontaminasi suatu zat
Salah satunya dengan menjaga dan
kimia, biologis, dan fisik (Kemenkes RI, 2009).
meningkatkan kualitas makanan minuman di
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
daerah pelabuhan agar masyarakatnya
mempunyai peran penting terhadap cegah
terhindar dari kontaminasi makanan yang dapat
tangkal penyakit dan masalah kesehatan
mengganggu kesehatan. Berdasarkan hal
khususnya di lingkungan pelabuhan/bandara.
tersebut, penulis melakukan pengambilan topik
Selain kerjasama yang dilakukan dengan Dinas
mengenai upaya pengawasan higiene sanitasi
Kesehatan, KKP juga menjalankan tugas
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di
dibidang pengendalian penyakit dan
pelabuhan laut Tanjung Perak Surabaya.
lingkungan, salah satunya adalah pengawasan
sanitasi dan higiene Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) di sekitar pelabuhan/bandara METODE PENELITIAN
(Kemenkes RI, 2007). Pengawasan sanitasi
dan higiene Tempat Pengolahan Makanan Penelitian ini bersifat observasional, yakni
(TPM) harus gencar dilakukan karena penelitian yang dilakukan untuk memberikan
didalamnya terdapat kegiatan dan upaya yang gambaran suatu keadaan tanpa memberi
ditujukan untuk kebersihan dan keamanan perlakuan terhadap objek yang akan diteliti.
makanan agar tidak mengakibatkann bahaya Menurut waktunya, penelitian ini termasuk
serta keracunan dan penyakit pada manusia. penelitian yang menggunakan studi cross
Semua tempat yang menjual makanan dan sectional dimana penelitian ini hanya dilakukan
minuman merupakan tujuan dari pemantauan satu kali pada waktu penelitian berlangsung.
sanitasi makanan, termasuk didalamnya adalah Survei dilakukan pada bulan Januari 2018 di 5
kantin dan restoran yang ada di pelabuhan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) yaitu
(Chandra, 2007). depot A, depot B, depot C, depot D, dan depot
Pengawasan pengendalian makanan juga E yang sedang beroperasi di gudang 100
memiliki dasar hukum. Peraturan hukum yang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
digunakan adalah Keputusan Menteri Pengambilan populasi penelitian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor didasarkan pada pendataan dan pemetaan
1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang tahun 2017 yaitu 60 TPM. Berdasarkan
Persyaratan Higiene Sanitasai Rumah Makan perhitungan didapatkan 5 TPM terpilih yang
dan Restoran.Tempat pengelolaan Makanan akan disurvei dalam setiap bulannya. Hasil
(TPM) di pelabuhan harus memiliki sertifikat inilah yang nantinya akan dilakukan sebagai
laik higiene sanitasi jasaboga. Hal ini sampel dalam penelitian.
dikarenakan pada TPM pelabuhan, makanan Pengumpulan data survei sanitasi tempat
dan minuman yang disajikan untuk pengelolaan makanan ini dilakukan dengan
masyarakat umum harus bersih dari observasi secara langsung dan wawancara
kontaminasi makanan seperti bakteri, jamur, dengan penjamah makanan pada tiap depot
virus, parasit, dan zat-zat kimia lainnya sejumlah 1 orang dengan menggunakan form
(Kemenkes RI, 2003). pemeriksaan tingkat mutu kesehatan rumah

70
makan dan restoran yang mengacu pada 1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Hal ini
Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003 tentang dikarenakan lokasi TPM yang berhubungan
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan langsung dengan kondisi luar sehingga memiliki
dan Restoran. kemungkinan sangat besar terjadi pencemaran
Pengumpulan data dilakukan oleh petugas akibat debu, asap, serangga, dan tikus.
terlatih yang terdiri dari petugas Kantor Komponen lain yang belum memenuhi
Kesehatan Pelabuhan Tanjung Perak dan persyaratan adalah pembagian ruang yang
mahasiswa dengan latar belakang Ilmu tidak sesuai, dinding masih banyak yang terlihat
Kesehatan Masyarakat yang sedang kotor, langit-langit depot yang berlubang,
menempuh perkuliahan di semester 8. ventilasi minim, pencahayaan kurang serta
Pengukuran kualitas sanitasi lingkungan yang masih ditemukan tanda-tanda keberadaan
dilakukan adalah pengukuran suhu dan tikus. Masih ditemukannya tanda-tanda
kelembaban menggunakan thermo hygrometer, keberadaan rodent dan vektor dapat
pengukuran pencahayaan menggunakan lux menyebabkan perkembangbiakan yang menjadi
meter serta pengukuran kebisingan sumber penularan penyakit (Pulungan, 2013).
menggunakan sound level meter. Fasilitas sanitasi TPM di Gudang 100 pada
Variabel yang diteliti adalah lokasi dan tiap depot mayoritas menunjukkan hasil tidak
bangunan, fasilitas sanitasi, ruang makan dan memenuhi syarat higiene sanitasi rumah makan
gudang bahan makanan, bahan makanan dan dan restoran, hal ini dikarenakan fasilitas
makanan jadi (pemeriksaan fisik, kimia, dan pembuangan air limbah masih buruk, air limbah
mikrobiologi), pengolahan makanan, tempat hasil pencucian dibuang begitu saja dan
penyimpanan bahan makanan dan makanan menggenang di halaman belakang depot.
jadi, penyajian makanan, peralatan, serta Kondisi seperti ini sejalan dengan penelitian
tenaga kerja. Penilaian variabel tersebut Pulungan (2013), yang menyebutkan bahwa di
menggunakan total skor yang didapat dari pelabuhan Roro pembuangan air limbah belum
penjumlahan seluruh skor tiap variabel dengan memenuhi syarat, dikarenakan masih ditemui
nilai minimum 700 sesuai dengan Keputusan penyumbatan dalam pembuangan limbah dan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor jika saluran mampet, air limbah pencucian
1098 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene makanan akan menggenang.
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Hal inilah yang dapat menjadi perhatian
dikarenakan air genangan limbah dapat
menjadi tempat perkembangbiakan vektor serta
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa survei Tempat cuci tangan tidak tersedia di setiap
sanitasi di 5 TPM Gudang 100 pada Pelabuhan depot begitu juga tempat pencuci bahan
Laut Tanjung Perak Surabaya adalah sebagai makanan. Tidak tersedianya tempat cuci tangan
berikut. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa dapat menyebabkan penjamah makanan jarang
TPM yang tidak memenuhi syarat higiene mencuci tangan sebelum dan sesudah
sanitasi rumah makan dan restoran adalah mengolah makanan. Hal ini tidak sejalan
pada depot B dan depot C. Pada depot A, dengan pernyataan Depkes RI (2006), yang
depot D, dan depot E sudah memenuhi menyebutkan bahwa mencuci tangan harus
persyaratan higiene sanitasi rumah makan dan dibiasakan karena dapat meminimalisir
restoran dikarenakan skor total observasi TPM penularan bakteri dari tangan kepada makanan
yang didapat memiliki nilai >700 sesuai dengan serta mencegah terjadinya makanan yang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik terkontaminasi oleh tangan penjamah
Indonesia Nomor 1098 Tahun2003 tentang makanan.
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan Tempat mencuci peralatan pada tiap depot
dan Restoran. masih ada yang menggunakan timba atau
Dilihat dari segi variabelnya, variabel yang ember, hal ini dikarenakan penjamah tidak
sudah memenuhi skor maksimal pada tiap TPM mencuci peralatan secara langsung, melainkan
di Gudang 100 adalah peralatan. Sedangkan direndam terlebih dahulu di dalam timba atau
variabel lainnya ada yang hampir memenuhi ember. Kebiasaan tersebut sering dilakukan
skor maksimal dan ada pula yang jauh dari skor penjamah makanan yang menyebabkan sisa-
maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sisa makanan serta kotoran limbah makanan
pada variabel lokasi dan bangunan TPM di akan mengendap lama diperalatan tersebut
Gudang 100 pada tiap depot umumnya belum sehingga lebih susah untuk dibersihkan
memenuhi syarat sesuai dengan Keputusan (Kurniasih,2015).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

71
Tabel 1.
Hasil Survei Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan di Pelabuhan Laut Tanjung Perak Surabaya
Tempat Pengolaha
Variabel Skor Maks Depot A Depot B Depot C Depot D Depot E
Lokasi& bangunan 100 72,5 78,5 81,5 73 78,5
Fasilitas Sanitasi 150 88 76 76 94 72
Dapur, ruang makan, & gudang bahan 150 50 62 55 55 71
makanan
Bahan makanan &makanan jadi 110 90 90 90 100 100
Pengolahan makanan 50 50 15 15 50 40
Tempat penyimpanan bahan makanan 90 70 70 70 70 70
& makanan jadi
Penyajian makanan 50 50 50 50 35 50
Peralatan 150 150 150 150 150 150
Tenaga kerja 150 80 80 80 80 80
Skor total 1000 700,5 671,5 667,5 707 711,5

Kondisi dapur, ruang makan, dan gudang karena penjamah TPM selalu membeli bahan
bahan makan TPM di Gudang 100 pada tiap makanan secara langsung di pasar di pagi hari
depot secara keseluruhan belum memenuhi kemudian langsung diolah pada hari yang
persyaratan higiene sanitasi rumah makan dan sama. Hal ini sesuai dengan peneitian
restoran. Hal ini dikarenakan masih ditemukan Kurniasih (2015) yang menyebutkan bahwa di
dapur yang memiliki tanda-tanda keberadaan warung terminal Borobudur para penjamah
tikus. Adanya tanda-tanda keberadaan rodent makanan tidak menyimpan bahan makanan
di area pelabuhan khususnya pada TPM harus terlalu lama, terutama bahan baku makanan
diperhatikan karena perkembangbiakan rodent mentah seperti sayur, buah, dan daging.
dapat menyebabkan sumber penularan Karena itu, tidak ditemukannya bahan yang
penyakit. Kondisi ruang makan pada tiap depot busuk dan kadaluarsa di warung makan
kurang nyaman dan tidak bersih sehingga tersebut. Untuk bahan makanan seperti daging,
menyebabkan konsumen yang ingin menikmati penjual biasanya membeli sesuai kebutuhan
makanan cukup terganggu. Hal ini sesuai hari itu saja dan langsung diolah pada hari yang
dengan penelitian Pulungan (2013), yang sama. Selain itu, kondisi makanan jadi tidak
menyebutkan bahwa di pelabuhan Roro dalam tercemar udara luar karena makanan jadi
aspek kondisi makanan kantin masih belum disimpan pada etalase kaca depot dan etalase
sesuai persyaratan, salah satu faktornya karena diberi penutup kain. Diberinya penutup pada
ruang makan dan tempat makan pelanggan tempat penyimpanan makanan jadi
yang kotor seperti meja dan kursi makan. Selain mengartikan bahwa penjamah makanan sudah
itu, hampir keseluruhan depot tidak memiliki mengerti fungsi daripada tempat makanan jadi
gudang bahan makanan. yang tertutup, yakni agar makanan terhindar
Penjamah makanan tiap depot tidak dari kontaminasi luar seperti debu dan bakteri
memerlukan gudang tempat penyimpanan (Sembiring, 2013).
makanan karena menurut mereka bahan Kondisi pengolahan makanan di TPM
makanan yang telah di beli cukup diletakkan di Gudang 100 beberapa sudah memenuhi
wadah ataupun di atas meja. Hal ini sesuai persyaratan, seperti penggunaan penjepit
dengan penelitian Sembiring (2013), yang makanan, sendok dan garpu, serta sarung
menyebutkan bahwa masih banyak ditemukan tangan plastik untuk melindungi makanan dari
tempat makan yang tidak memiliki gudang kontak tubuh penjamah. Namun pada saat
makanan, contohnya di warung makan pasar observasi masih ditemukan penjamah makanan
Horas. Kebanyakan penjamah makanan yang melakukan pengolahan makanan tidak
berasumsi bahwa gudang makanan tidak terlalu menggunakan celemek dan penutup rambut.
diperlukan dikarenakan bahan makanan yang Hal ini dikarenakan penjamah merasa malas
dibeli akan langsung di masak, apabila perlu menggunakan alat pelindung tubuh tersebut
disimpan cukup disimpan di tempat karena tidak nyaman saat digunakan. Tempat
penyimanan biasa dikarenakan esoknya pasti penyimpanan bahan makanan dan makanan
akan digunakan. jadi umumnya sudah baik dan hampir sesuai
Bahan makanan dan makanan jadi TPM di dengan persyaratan, dikarenakan tempat
Gudang 100 pada tiap depot cenderung sudah penyimpanan makanan jadi sudah diletakkan
memenuhi persyaratan, dikarenakan tidak didalam etalase dan sudah diberi penutup kain
ditemukannya bahan makanan kadaluarsa

72
agar makanan terlindung dari debu dan makanan, sehingga apabila kebersihan tangan
serangga. kurang terjaga maka otomatis akan
Begitupula dengan penyajian makanan mempengaruhi kebersihan makanan dan
pada TPM di Gedung 100 secara umum menjadi sumber penyakit. Seluruh penjamah
masing-masing TPM cukup baik namun ada makanan juga belum memiliki sertifikat
beberapa hal yang harus diperbaiki agar penyehatan makanan pada TPM nya
memenuhi persyaratan. Hal-hal yang bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka
dilakukan adalah menerapkan kebiasaan dan mengenai sertifikat tersebut.
perilaku sehat bagi para penjamah makanan
seperti berpakaian bersih, cuci tangan sebelum
dan setelah mengolah makanan, menggunakan KESIMPULAN
alat pelindung diri agar makanan tidak terkena Berdasarkan hasil penelitian dan
kontaminasi dan juga menjaga kebersihan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kondisi
tempat makan pengunjung seperti meja dan higiene sanitasi TPM di Gudang 100 pada
kursi makan. Selain itu, penyajian makanan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mayoritas
TPM Gudang 100 tidak ditemukan lalat maupun tiap variabel sudah baik. Variabel yang dinilai
vektor lain dikarenakan makanan jadi ada seperti lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi,
didalam etalase dan tertutup. Hal ini sesuai ruang makan dan gudang bahan makanan,
dengan penelitian Kurniasih (2015), yang bahan makanan dan makanan jadi, pengolahan
menyebutkan bahwa tidak ditemukan vektor makanan, tempat penyimpanan bahan
pada tempat penjualan karena pedagang makanan dan makanan jadi, penyajian
menyimpan makanan dalam keadaan tertutup makanan, serta tenaga kerja, dan yang paling
dan lokasi penjualan jauh dari tempat sampah. memenuhi skor maksimal adalah variabel
Kondisi peralatan pada masing-masing peralatan. Penilaian pada TPM di Gudang 100
TPM di Gudang 100 sudah memenuhi yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi
persyaratan, yakni peralatan tidak rusak dan rumah makan dan restoran adalah pada depot
retak sehingga tidak menimbulkan pencemaran B dan depot C. Pada depot A, depot D, dan
pada makanan. Selain itu, peralatan dicuci dan depot E sudah memenuhi persyaratan higiene
ditiriskan hingga kering kemudian diletakkan sanitasi rumah makan dan restoran.
pada tempat rak wadah makanan. Wadah dan Saran penelitian ini ditujukan kepada
peralatan masak sangat penting untuk dijaga Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I
kebersihannya. Jika wadah yang digunakan Surabaya agar kegiatan penyuluhan higiene
sebagai tempat penyajian makanan kotor, maka sanitasi makanan sebaiknya dilakukan secara
akan banyak mikroba yang dapat rutin supaya penjamah makanan atau pemilik
mengkontaminasi makanan. Membersihkan TPM dapat meningkatkan pengetahuannya
peralatan makan juga sangat penting untuk mengenai higiene sanitasi makanan serta dapat
diperhatikan, contohnya apabila wadah atau mengubah pola pikir pemilik TPM bahwa
peralatan sudah dicuci menggunakan sabun higiene sanitasi makanan sangat penting dan
yang bersih, penjamah makanan tidak perlu lagi menentukan kualitas makanan. Kantor
membersihkan menggunakan lap, hal ini dapat Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Surabaya
menyebabkan lap menjadi basah akibat juga sebaiknya melakukan evaluasi hasil
digunakan untuk mengeringkan perlatan. Lap pemeriksaan mutu kesehatn pada tiap TPM
yang basah sangat riskan terhadap kontaminasi untuk mengetahui keberhasilan program.
bakteri, sehingga lebih baik peralatan yang Saran selanjutnya adalah Kepada pemilik
telah dicuci bersih langsung dikeringkan di rak TPM Gudang 100 Pelabuhan Tanjung Perak
pengering (Rahayu, 2006). Surabaya adalah agar menyediakan fasilitas
Tenaga kerja pada masing-masing TPM di cuci tangan yang lebih memadai sesuai dengan
Gudang 100 umumnya sudah baik dalam hal persyaratan, serta mengikutsertkan penjamah
personal higiene, seperti kuku yang dipotong makanan daam kursus higiene dan sanitasi
pendek, tidak merokok, tidak menggunakan makanan. Kepada penjamah makanan di TPM
perhiasan, tetapi untuk cuci tangan penjamah Gudang 100 Pelabuhan Tanjung Perak
masih belum maksimal. Hal ini tidak sejalan Surabaya agar membiasakan perilaku cuci
dengan penelitian Kurniasih (2015), yang tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
menyebutkan bahwa di warung terminal dan sesudah mengolah makanan, serta cuci
Borobudur mayoritas penjamah makanan telah tangan saat keluar dari toilet. Selain itu, juga
mempraktikan mencuci tangan menggunakan perlunya menggunakan alat pelindung tubuh
sabun sebelum dan sesudah mengolah saat mengolah makanan seperti celemek dan
makanan. Kebersihan tangan sangat penting penutup rambut agar makanan yang diolah
karena tangan merupakan bagian tubuh yang tidak terkontaminasi dengan tubuh penjamah
berperan langsung dengan pengolahan secara langsung.

73
DAFTAR PUSTAKA Bakteri Escherichia coli dalam Makanan di Warung
Makan Sekitar Terminal Borobudur, Magelang.
Chandra. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-journal), 3(1).
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Diakses dari
Kementerian Kesehatan RI. (2007). Pedoman Teknis
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/articl
Pengendalian Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos
e/view/11540/0.
Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan.
Pulungan, S. R, Marsaulina, I, & Naria, E. (2013). Higiene
Diakses dari
dan Sanitasi Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai
https://peraturan.bkpm.go.id/jdih/.../KEPMENKES
Tahun 2012. Jurnal Lingkungan dan Kesehatan
_425_2007.pdf.
Kerja Universitas Sumatra Utara, 2(3). Diakses
Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit dan
dari
Penyehatan Lingkungan RI. (2009). Standar
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/view
Operasional Prosedur Nasional Kegiatan Kantor
/3267/1593.
Kesehatan Pelabuhan di Pintu Masuk Negara.
Rahayu, W. P., Susigandhawati, E., dkk. (2006).
Diakses dari
Penyuluhan Keamanan Pangan untuk Konsumen
https://kespel.kemkes.go.id/uploads/.../201606151
Swalayan. Jakarta: Direktorat SPKP, Deputi III,
45542.pdf.
BPOM RI. Diakses dari
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan
https://www.researchgate.net/profile/Purwiyatno_
Dasar 2013. Diakses
Hariyadi2/publication/259255415.pdf.
darihttp://www.depkes.go.id/resources/download/
Sembiring, D.J., Ashar T., & Hasan, W. (2013). Higiene
general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
dan Sanitasi Pengelolaan Makanan dan Kepadatan
Kemenkes RI, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan
Lalat pada Warung Makan di Pasar Tradisional
Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003
Pasar Horas Pemtangsiantar Tahun 2013. Jurnal
tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Lingkungan dan Kesehatan Kerja Universitas
Makan dan Restoran. Diakses dari
Sumatera Utara, 3(1). Diakses
https://id.scribd.com/doc/189787926/Kepmenkes-
darihttps://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/article/v
Nomor-1098-Tahun-2003.
iew/4227.
Kurniasih, R. P, Nurjazuli., & Hanani, Y. (2015). Hubungan
Higiene dan Sanitasi Makanan dengan Kontaminasi

74

Anda mungkin juga menyukai