Anda di halaman 1dari 15

“Masalah Dalam Kehidupan Manusia”

DOSEN PENGAJAR :
Dr.Nurman Achmad,S.Sos.,M.Soc.Sc.

Michael Josua Samosir


201201137
HUT 1A
Tahun ajaran 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah hakikat manusia
Hakikat hidup seseorang manusia adalah untuk belajar. Proses
belajarpun dapat ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya
dengan menempuh pendidikan. Pendidikan menjadi menjadi tiga
yaitu: (1). pendidikan formal yang merupakan pendidikan
tekstruktur dari jenjang pendidikan dasar , menengah dan tinggi,
(2). Pendidikan nonformal yang merupakan pendidikan diluar
pendidikan formal yang berfungsi sebagai penambah pendidikan
formal. (3). Pendidikan informal yang merupakan pendidikan
dilingkup keluarga dan lingkungan masyarakat.

B. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang


masalah hakikat manusia
PENGERTIAN HAKEKAT MANUSIA

Manusia adalah makhluk sosial, selalu membutuhkan orang


lain. Dia tidak bisa hidup sendirian. Bergantung dengan orang lain.
Oleh karena itu dia harus selalu berbuat baik kepada siapapun.

Akan tetapi manusia itu juga pengertian yang berbeda.


Menurut Notonagoro, manusia adalah makhluk monopluralis,
artinya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
antara jiwa dan raga. Dalam arti ini, aspek jiwanya meliputi cipta,
rasa dan karsa.

Manusia selalu punya keinginan, harapan, cita-cita dan


perasaan yang berbeda. Keinginan dan harapan serta cita-cita tak
lepas karena manusia punya jiwa yang optimis. Jiwa yang selalu
berpandangan positif akan masa depannya.
BAB II
Pembahasan

HAKEKAT HIDUP MANUSIA

Pendidikan sendiri menurut Syah (2020: 10) adalah sebuah


proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku
yang sesuai dengan kebutuhan. Seseorang yang menempuh
pendidikan dapat meningkatkan potensi diri yang dimiliki sehingga
ia mampu tumbuh dan berkembang untuk memenuhi
kebutuhannya. Selain itu, pendidikan berperan penting dalam
kelangsungan hidup individu, karena pendidikan merupakan alat
yang digunakan individu untuk mencapai tujuan yang ingin diraih.
Suatu proses pendidikan dapat dikatakan berhasil jika mampu
menghasilkan output yang berkualitas, hal itu dapat dilihat dari
hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dapat berupa soft skill yang
dimiliki individu dan juga indeks prestasi berupa indeks prestasi
berupa nilai akhir yang diperoleh dari proses belajar.
Hasil belajar berupa indeks prestasi dalam hal ini adalah nilai
dapat dikatakan baik jika hasil yang diperoleh dapat dicapai bahkan
dapat melampaui batas KKM yang telah ditentukan. Sebaiknya hasil
belajar dapat dikatakan buruk atau rendah jika hasil yang diperoleh
tidak dapat mencapai batas kkm yang telah ditentukan.
Hasil belajar yang di capai oleh peserta didik pada hakikatnya
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor,baik faktor yang
berasal dari diri sendiri (internal), yaitu:
(1) jasmani dan (2) Psikologi, maupun faktor yang berasal dari luar
diri (eksternal), yaitu: (1) sosial, (2) budaya dan (3) lingkungan.
Faktor-faktor tersebut erat kaitannya dengan kesulitan
belajar. Kesulitan belajar merupakan salah satu faktor penyebab
hasil belajar yang dicapai tidak maksimal. Kesulitan belajar
merupakan ketidakmampuan dan ketidak fungsian belajar di mana
murid tidak mampu untuk belajar dan proses belajar tidak berfungsi
dengan baik sehingga siswa cenderung menghindari belajar dan
berakibat hasil belajar siswa di bawah potensi intelektualnya
(Mulyadi 2010: 7).
Menurut Jamaris (2014: 10) kesulitan belajar adalah suatu
kondisi yang bersifat heterogen yang mewujudkan dirinya dalam
bentuk kesulitan belajar disatu atau lebih fungsi-fungsi psikologis
secara mendasar. Kesulitan dalam belajar bermacam-macam
bentuknya, namun tidak dapat diklasifikasikan.
Menurut Abdurrahman (2012: 7) secara garis besar kesulitan
belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok,
(1) kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities) yang mencakup gangguan
motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan
kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial
(2) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities) yang
menunjukkan adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi
akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. K
Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan
dalam membaca, menulis, dan atau matematika.Kesulitan yang
sering dialami oleh siswa saat menyelesaikan soal matematika
adalah pada soal-soal yang berbentuk cerita.
Hal ini disebabkan karena siswa cenderung malas membaca
soal dan terjadi taktau menau.

Untuk masalah hakekat hidup manusia,ada kebudayaan yang


memandang bahwa hidup itu buruk,maka perlu dihindari.Ada juga
kebudayaan lain yang memandang bahwa hidup itu buruk
adanyaa,tetapi manusia dapat mengusahakannya untuk menjadi
baik.
HAKEKAT KARYA MANUSIA

Ada beberapa yang menganggap kerja adalah sesuatu yang


harus dilakukan untuk bertahan didalam kehidupan (survival).
Namun, ada yang bekerja untuk mendapatkan pangkat, jabatan,
bahkan ada yang berpikir bekerja untuk meninggalkan prestasi.
Bukan harta yang dicari, namun status sosial yang dimiliki setiap
individu.makin tinggi jabatan seseorang akan memiliki sudut
pandang sukses, hidup yang memiliki banyak uang terkadang orang
yang memiliki jabatan tinggi ia akan menjadi sombong dan lupa arti
kemanusiaan dan keagamaan Pekerjaan Sebagai Pernyataan
Manusia.

Menurut pandangan Hegel:

Pekerjaan membawa manusia menemukan dan


mengaktualisasikan dirinya. Disini pekerjaan menjadi fungsi penting
untuk mengetahui dirinya. Saya akan mengajak untuk menyelam
dalam filsafat pekerjaan Hegel.

1. Cara Manusia Menyadari Diri.

Kita memandang segala sesuatu dan apa yang kita pandang


itudisebut obyek.

Contoh:
kita melihat pohon, maka obyek kita adalah pohon. Lalu kita beralih
untuk melihat rumah maka obyek kita adalah rumah. Obyek pohon
akan sirna karena tidak lagi kita pandang. Melihat semua obyek-
obyek itu berubah sesuai pandangan kita. obyek-obyek tersebut
berubah sesuai dengan pandangan diri kita sendiri. Oleh sebab itu,
obyek tidak dapat mempertahankan diri namun, yang dapat
mempertahankan diri adalah kita.

2. Masalah Pembenaran Diri

Selanjutnya, bagaimana sikap manusia terhadap dirinya


sehingga exsistensinya terjamin dan pasti?Dengan cara manusia
membenarkan diri mengenai apa yang mereka lihat sesuai dengan
pandangan mereka sendiri. Dan tidak menyangkal bahwa obyek-
obyek disekitarnya ada.

3. Pekerjaan

Ketika seorang pembuat perahu menjadikan pohon yang


besar sebagai modal dia untuk membuat perahu dengan proses
yang panjang. Ini membuktikan bahwa obyek disekitar kita
mendukung apa yang kita lakukan lebih tepatnya untuk
pekerjaan.Dan dengan bekerja manusia dapat menaklukan obyek
disekitarnya.Pekerjaan dan Ciri-Ciri Khas Manusia.Marx
menegaskan beberapa ciri-ciri manusia dalam pekerjaanya.

Pekerjaan dan Kebutuhan Manusia.Manusia memenuhi


kebutuhan hidupnya dengan bekerja ini menjadikan arti bahwa
manusia tidak bisa hidup tanpa bekerja.Lalu mengapa binatang
dapat hidup meskipun tidak bekerja?. Hewan melakukan segala
sesuatunya dengan nalurinya, misal jika hewan lapar maka hewan
itu mencari mangsa dan langsung memakannya.

Dengan kata lain binatang langsung memenuhi kebutuhannya


dari alam. Sedangkan manusia melakukan segala sesuatunya untuk
mendapatkan yang ia inginkan dengan proses yang panjang dengan
kata lain manusia menggunakan akal budi serta potensinya untuk
mengolah alam agar kebutuhannya terpenuhi, misal ketika manusia
ingin membuat perahu maka ia mencari kayu besar, kayu itu tidak
langsung menjadi perahu tapi dengan proses mengukur, memahat
dengan waktu yang lama dan akhirnya menjadi perahu.

Untuk masalah Hakekat Karya Manusia,ada kebudayaan yang


memandang bahwa karya manusia itu bertujuan untuk menafkahi
hidup,ada juga kebudayaan lain yang menganggap bahwa karya itu
untuk memberikannya suatu kedudukan yang terhormat dalam
bermasyarakat.Ada juga kebudayaan lain yang menganggapbahwa
karya manusia itu mrupakan suatu gerak hidup untuk menghasilkan
lebih banyak karya lagi.

Contoh :
Seorang yang ambisius dan bekerja untuk mengejar pangkat dan
jabatan dalam pekerjaan.

HAKEKAT WAKTU MANUSIA

Masalah ini memiliki fokus dalam waktu. Ada budaya yang


harus menganggap penting masa lampau, ada yang memperhatikan
masa kini adalah yang terpenting sebuah tujuan perjuangannya,
dan ada budaya yang melihat jauh ke depan. Hal ini mempengaruhi
masyarakat dalam menentukan perencanaan hidupnya dikarenakan
perbedaan pendapat dalam pemahaman dimensi waktu. Dalam
peristiwa sejarah, unsure manusia, ruang dan waktu tidak dapat
dipisahkan. Setiap peristiwa sejarah yang dialami manusia pada
masa lampau berlangsung dalam ruang dan waktu.

Ruang mempunyai arti tempat terjadinya peristiwa sejarah.


Tidak ada peristiwa yang berlangsung tanpa medium ruang. Segala
peristiwa pastilah terjadi di dunia dalam ruang tertentu. Adanya
ruang membuat penulis sejarah mengkategorikan sejarah
berdasarkan tempat, seperti sejarah lokal, daerah, nasional, dunia,
dll.

Waktu menunjukkan kapan terjadinya peristiwa sejarah atau


berlangsungnya peristiwa sejarah. Waktu menjadi konsep penting
dalam sejarah, sebab hidup manusia tidak bisa dilepaskan dari
waktu. Dalam sejarah selalu berhubungan antara peristiwa
sekarang dan sebelumnya. Di sinilah terkandung konsep
kesinambungan, artinya waktu masa lalu sangat menentukan apa
yang terjadi di masa sekarang, dan masa sekarang menentukan apa
yang terjadi di masa yang akan datang.

Untuk masalah persepsi manusia mengenai waktu,Ada


kebudayaan yang memandang penting hidup manusiaitu di masa
yang lampau.Ada juga yang memandang penting hidup manusia di
masa kini.Ada juga kebudayaan yang memandang penting hidup
manusia di masa depan.

HAKEKAT ALAM MANUSIA

Masalah ini menyangkut kepercayaan bahwa alam itu dahsyat


dan mengenai kehidupan manusia. Sebaiknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk di
kuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari
harmoni dan keselarasan dalam alam.

Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas


masyarakatnya. Bencana yang datangnya terkadang beruntun
seringkali dipahami dengan salah oleh manusia atau
pemahamannya belum sampai kepada pemahaman bahwa semua
itu merupakan peringatan dari Allah SWT tetapi dipahami sebagai
ujian yang seolah-olah perbuatan kita sebagai manusia di dunia ini
sudah baik dan benar.

Untuk masalah pandangan manusia mengenai alam,Ada


kebudayaan yang menganggap bahwa manusia hanya dapat tunduk
pada kekuasaan alam yang dahsyat saja,Ada juga kebudayaan yang
menganggap bahwa manusia harus berusaha mencari keselarasan
hidup dengan alam.Ada juga kebudayaan yang menganggap bahwa
alam itu merupakan sesuatu yang harus ditaklukkan dan dikuasai
manusia.

Contoh :

Masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia mempunyai upacara


upacara yang ditujukan sebagai wujud syukur atas apa yang telah
mereka dapat dari alam seperti saat panen berlimpah.

HAKEKAT MANUSIA DENGAN SESAMANYA

Masalah yang menyangkut tentang interaksi antar manusia.


Banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi
berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak.
Ada budaya yang menganggap kedudukan secara horizontal,
dimana cenderung memikirkan hak asasi manusia.
Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan secara
vertikal, dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas
(senioritas).
Secara umum hubungan antar manusia merupakan suatu
kemampuan untuk mengenali sifat,tingkah laku, ataupun perilaku
seseorang dimana didalamnya terdapat proses interaksi antar
manusia agar tercapainya kehidupan yang serasi, selaras, dan
kebahagiaan dalam tatanan kehidupan.
Untuk masalah hakekat hubungan manusia dengan
sesamanya,Ada kebudayaan kebudayaan yang sangat
mementingkan hubungan vertikal antara manusia dengan
sesamanya (Hubungan antara manusia dengan sesama manusia
yang termasuk tokoh tokoh berpangkat dan atasan),Ada juga
kebudayaan lain yang mementingkan hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya dalam hubungan yanag horizontal,artinya
lebih mengutamakan hubungan yang saling bekerja sama atau
gotong royong dengan sesamanya.Ada juga kebudayaan
kebudayaan lain yang menganggap bahwa hidup manusia itu tidak
perlu tergantung dengan manusia lain,kebudayaan kebudayaan
sperti ini sangat mementingkan individualism,sangat menilai tinggi
anggapan bahwa manusia harus mampu berdiri sendiri dan jika
memerlukan bantuan,sedikit mungkin memerlukan bantuan dari
orang lain.

Masalah ini juga menyangkut tentang interaksi antar


manusia.banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk
orientasi berfikir,cara bermusyawarah,mengambil keputusan dan
bertindak.Ada budaya yang menganggap kedudukan secara
horizontal,dimana cenderung memikirkan hak asasi
manusia.Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan
secara vertical,dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas
(senioritas).

Contoh :

Beberapa instansi baik pendidikan maupun pekerjaan masih aada


yang menerapkan system senioritas dimana orang yang baru
bergabung harus tunduk melakukan sesuai perintah orang yang
telah lebih dulu bergabung,walaupun pada prakteknya sudah
jarang ditemui.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakikat hidup seseorang manusia adalah untuk belajar. Proses


belajarpun dapat ditempuh dengan berbagai cara,
diantaranya dengan menempuh pendidikan.

Pendidikan sendiri menurut Syah (2020: 10) adalah sebuah


proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah
laku yang sesuai dengan kebutuhan. Seseorang yang
menempuh pendidikan dapat meningkatkan potensi diri yang
dimiliki sehingga ia mampu tumbuh dan berkembang untuk
memenuhi kebutuhannya

Anda mungkin juga menyukai