Materi Etikolegal Dalam Praktik Kebidana
Materi Etikolegal Dalam Praktik Kebidana
Kata etika, etis, moral tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah, namun
sudah membudaya pada masyarakat dengan adanya istilah tersebut dalam media
masa, pidato para pejabat negara, bahkan pada iklan komersial. Fenomena
tersebut menunjukkan bahwa kata-kata etika, etis, dan moral sudah mewarnai
kehidupan masyarakat umum.
Dengan bertambah derasnya arus globalisasi dan munculnya istilah tersebut
secara luas di masyarakat dunia akan semakin mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat dunia, yang kemudian mempengaruhi munculnya penyimpangan etik
sebagai akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang menimbulkan
konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung dan pasti
akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Profesi yang berada pada bidang yang praktek mandiri seperti bidan akan
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Sehingga
dalam perjalanannya, seorang bidan harus mengerti makna dari etik, etika, moral,
dan penerapannya, serta issu-issu yang terkait dalam praktik kebidanan. Bidan
dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
A. PENGERTIAN DAN BENTUK ISSU ETIK
1. Issue
Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya,
dimana berita itu bisa benar atau salah, dapat menimbulkan pro dan kontra
terhadap suatu hal, yang masing-masing memiliki argumentasi. Issue
merupakan topik yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang
timbul akan bervariasi dan muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai
dan kepercayaan.
2. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos. Dalam bentuk
tunggal dapat diartikan sebagai akhlak, watak, perasaan, sikap atau cara
berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha bermakna adat istiadat. Pada bahasa
Inggris etika berasal dari kata ethic (Bertens, 2007). Etika menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia (2001) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, juga dapat diartikan
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan
menurut Bertens (2001) etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi
pegangan seseorang atau kelompok.
Etika dapat terdiri dari beberapa bentuk antara lain:
a. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal
mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat.
b. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan
manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi:
1) Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
Terapan.
a) Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan
antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
b) Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban
manusia sebagai pribadi
c) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
c. Metaetika, bergerak pada perilaku etis yang lebih tinggi idaripada
perilaku etis, yaitu pada bahasa yang etis. Pada metaetika lebih
menekankan pada istilah benar dan salah, kebaikan, keadilan, dan
sebagainya (Bertens, 2007).
Pada sebagian orang sering menyamakan antara etika dengan etiket.
Dua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pada bahasa Inggris
etika berasal dari kata ethic, sedangkan etika berasal dari kata etiquette
yang memiliki arti sopan santun.
Adapun faktor-faktor yang melandasi etika adalah nilai, norma,
sosial budaya, religius, dan kebijakan. Nilai mempunyai tiga ciri yaitu
berkaitan dengan subjek, tampil dalam suatu nilai yang praktis, dan
menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki
oleh objek. Sedangkan norma adalah tolok ukur untuk menilai sesuatu yan
terdiri dari norma kesopanan, norma hukum, dan norma moral yang
merupakan tingkatan norma tertinggi.
Etika berguna untuk memberi arahan bagi perilaku manusia tentang
baik atau buruk, benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), yang
boleh atau yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang.
3. Moral
Moral hampir sama maknanya dengan etika. Kata moral berasal dari
bahasa Latin yaitu mors. Moralitas berasal dari bahasa Yunani moralis
yang mempunyai keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini,
pengertian moral hampir sama dengan etika, namun moral mempunyai
makna yang abstrak. Misalnya terdapat contoh kasus bahwasanya seorang
pecandu narkotika adalah seorang yang bermoral bejat, berarti mereka
berpegang pada nilai dan norma yang tidak baik.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal
yang baik dan buruk yang mempengaruhi sikap seseorang atau yang
mengatur tingkah laku seseorang. Kesadaran tentang adanya baik buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama, dan lain sebagainya. Hal ini yang
disebut kesadaran moral. Persamaan moral dengan etika adalah sama
dalam hal memberi norma bagi perilaku manusia.
http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/issue-etik-dalam-pelayanan-
kebidanan/
http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan
Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta.