Anda di halaman 1dari 13

MATERI ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

ISSUE ETIK YANG TERJADI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Kata etika, etis, moral tidak hanya terdengar dalam ruang kuliah, namun
sudah membudaya pada masyarakat dengan adanya istilah tersebut dalam media
masa, pidato para pejabat negara, bahkan pada iklan komersial. Fenomena
tersebut menunjukkan bahwa kata-kata etika, etis, dan moral sudah mewarnai
kehidupan masyarakat umum.
Dengan bertambah derasnya arus globalisasi dan munculnya istilah tersebut
secara luas di masyarakat dunia akan semakin mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat dunia, yang kemudian mempengaruhi munculnya penyimpangan etik
sebagai akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang menimbulkan
konflik terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung dan pasti
akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Profesi yang berada pada bidang yang praktek mandiri seperti bidan akan
menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik. Sehingga
dalam perjalanannya, seorang bidan harus mengerti makna dari etik, etika, moral,
dan penerapannya, serta issu-issu yang terkait dalam praktik kebidanan. Bidan
dituntut untuk berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.
A. PENGERTIAN DAN BENTUK ISSU ETIK
1. Issue
Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya,
dimana berita itu bisa benar atau salah, dapat menimbulkan pro dan kontra
terhadap suatu hal, yang masing-masing memiliki argumentasi. Issue
merupakan topik yang menarik untuk di diskusikan, argumentasi yang
timbul akan bervariasi dan muncul karena adanya perbedaan nilai-nilai
dan kepercayaan.
2. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos. Dalam bentuk
tunggal dapat diartikan sebagai akhlak, watak, perasaan, sikap atau cara
berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha bermakna adat istiadat. Pada bahasa
Inggris etika berasal dari kata ethic (Bertens, 2007). Etika menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia (2001) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral, juga dapat diartikan
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai
benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Sedangkan
menurut Bertens (2001) etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi
pegangan seseorang atau kelompok.
Etika dapat terdiri dari beberapa bentuk antara lain:
a. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang
tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal
mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh
masyarakat.
b. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan
manusia, yang biasanya dikelompokkan menjadi:
1) Etika umum; yang membahas berbagai hal yang berhubungan
dengan kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil
kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
2) Etika khusus; terdiri dari Etika sosial, Etika individu dan Etika
Terapan.
a) Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan
antarsesama manusia dalam aktivitasnya,
b) Etika individu, lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban
manusia sebagai pribadi
c) Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
c. Metaetika, bergerak pada perilaku etis yang lebih tinggi idaripada
perilaku etis, yaitu pada bahasa yang etis. Pada metaetika lebih
menekankan pada istilah benar dan salah, kebaikan, keadilan, dan
sebagainya (Bertens, 2007).
Pada sebagian orang sering menyamakan antara etika dengan etiket.
Dua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Pada bahasa Inggris
etika berasal dari kata ethic, sedangkan etika berasal dari kata etiquette
yang memiliki arti sopan santun.
Adapun faktor-faktor yang melandasi etika adalah nilai, norma,
sosial budaya, religius, dan kebijakan. Nilai mempunyai tiga ciri yaitu
berkaitan dengan subjek, tampil dalam suatu nilai yang praktis, dan
menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki
oleh objek. Sedangkan norma adalah tolok ukur untuk menilai sesuatu yan
terdiri dari norma kesopanan, norma hukum, dan norma moral yang
merupakan tingkatan norma tertinggi.
Etika berguna untuk memberi arahan bagi perilaku manusia tentang
baik atau buruk, benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), yang
boleh atau yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang.
3. Moral
Moral hampir sama maknanya dengan etika. Kata moral berasal dari
bahasa Latin yaitu mors. Moralitas berasal dari bahasa Yunani moralis
yang mempunyai keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik
dan buruk dalam masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Dalam hal ini,
pengertian moral hampir sama dengan etika, namun moral mempunyai
makna yang abstrak. Misalnya terdapat contoh kasus bahwasanya seorang
pecandu narkotika adalah seorang yang bermoral bejat, berarti mereka
berpegang pada nilai dan norma yang tidak baik.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal
yang baik dan buruk yang mempengaruhi sikap seseorang atau yang
mengatur tingkah laku seseorang.  Kesadaran tentang adanya baik buruk
berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama, dan lain sebagainya. Hal ini yang
disebut kesadaran moral. Persamaan moral dengan etika adalah sama
dalam hal memberi norma bagi perilaku manusia.

TINGKAT TAHAP PERASAAN


PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
TAHAP PRA MORAL Tahap 0
0-6 tahun Perbedaan antara baik dan
buruk belum didasarkan
atas kewibawaan atau
norma-norma
TINGKAT PRA TAHAP 1 Takut pada akibat
KONVENSIONAL Anak berpegang pada negatif dari
Perhatian khusus untuk kepatuhadan hukuman. perbuatan
akibat perbuatan; Takut untuk kekuasaan dan
hukuman; ganjaran; motif- berusaha meghindarkan
motif lahiriyah dan hukuman
partukular TAHAP 2
Anak mendasarkan diri
atas egoisme naif yang
kadang-kadang ditandai
hubungan timbal-balik
TINGKAT TAHAP 3 Rasa bersalah kepada
KONVENSIONAL Orang berpegang pada orang lain bila tidak
Perhatian juga untuk keinginan dan persetujuan mengikuti tuntunan
maksud perbuatan; dari orang lain lahiriyah
memenuhi perbuatan,
mempertahankan TAHAP 4
ketertiban Orang berpegang pada
ketertiban moral dengan
aturannya sendiri
TINGKAT TAHAP 5 Penyesalan atau
PASCAKONVENSIONA Orang berpegang pada penghukuman diri
L / TINGKAT persetujuan demokratis, karena tidak
BERPRINSIP kontrak sosial, konsensus mengikuti pengertian
Hidup moral adalah bebas moralnya sendiri
tanggungjawab pribadi atas
dasar prinsip-prinsip batin; TAHAP 6
maksud dan akibat-akibat Orang berpegang pada hati
tidak diabaikan nurani pribadi, yang
ditandai oleh keniscayaan
dan universalitas
Tabel 1.1. Tahap Perkembangan Moral (Bertens, 2001)
Secara singkat hubungan nilai, norma, moral, dan etika dapat
dijelaskan pada gambar berikut:

Kebiasaan Nilai Norma Moral Etika


Gambar 1.1. Hubungan antara Kebiasaan, Nilai, Norma,Moral, dan Etika.
Di dalam di dunia ada kebiasaan, yang kita tidak perlu memaksakan
diri, Kebiasaan itu kita lakukan dan tidak akan pernah berhenti, di awali
dengan bangun tidur.
Nilai melekat pada kebiasaan. Nilai bisa baik ataupun buruk. Saat
akan memasuki kamar mandi dengan kaki kiri dulu akan dianggap baik.
Baik itu merupakan nilai. Suatu kebiasaan akan di warnai nilai, nilai
tersebut ditetapkan oleh para nenek moyang kita juga dipengaruhi oleh
adat isitadat. Intervensi nilai pada kebiasaan berlangsung terus menerus
(budaya) dan tidak dibuat-buat melainkan suatu kenyataan.
Norma merupakan tuntunan perilaku yg lahir dari kebiasaan yang
sudah di beri nilai. jika melakukan suatu nilai yang baik, berarti kita sudah
mengikuti norma yang baik, dan sebaliknya jika kita mengikuti nilai yang
buruk, kita akan menjadi buruk. Norma bisa disebut adat istiadat/ budaya.
Moral adalah penerapan norma dengan kata lain moral merupakan
bentuk praktik dari norma. Seorang yang mampu memilih norma yang
baik dalam kehidupanya disebut bermoral baik, dan sebaliknya jika
menerapkan norma yang buruk, maka bermoral buruk.
Etika merupakan fungsi kritis dari moral. dalam kegiatannya orang
mengkritisi moralitas seseorang untuk di evaluasi baik buruknya. Etika
akan mengeluarkan saran dari kritisannnya dengan kata “sebaiknya”
dengan saran yang universal dengan memperhatikan ekonomi, sosial
budaya, religi, dan sebagainya yang akan menghasilkan saran sehingga
dapat mewarnai perilaku dan bisa berwarna nilai, serta sebagai pedoman
atau tuntunan.
4. Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
profesi di dalam melaksanakan tugas profesi dan hidupnya di masyarakat.
Kod etik berisi petunjuk bagaimana menjalankan profesi, larangan dalam
profesi, dan ketentuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
menjalankan profesi dan dalam pergaulan di masyarakat.
5. Issue Etik dan Moral
Issu etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan
sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah
tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak,
nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau profesi.
Sedangkan issu moral adalah berita tentang benar salah suatu
tindakan berdasarkan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak,
nilai benar salah yang dianut berdasarkan keyakinan yang ada dalam diri
individu. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam
kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa isu moral dalam pelayanan kebidanan dapat
diartikan topik yang penting yang berhubungan dengan benar dan salah
dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan
kebidanan.
B. ISSUE ETIK BIDAN DENGAN KLIEN, KELURGA, MASYARAKAT,
TEMAN SEJAWAT, TENAGA KESEHATAN, ORGANISASI
PROFESI.
1. Issue Etik Antara Bidan Dengan Klien, Keluarga, Masyarakat
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan
masyarakat mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia
mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya yang
bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpangan
etik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan
lainnya. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang
bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali
pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.
Kasus
Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang
lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny
‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan perutnya terasa kenceng
kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT,
didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak
sungsang. Oleh karena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah
Sakit untuk melahirkan secara operasi SC. Namun keluarga klien terutama
suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk
membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberi
penjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya
namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin
maupun ibunya. Tapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong
persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa
berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini
karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam.
Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan
bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak
sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun
menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan
tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa
keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini
keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara
profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidan tersebut
dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.
a. Konflik : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah
sakit dan melahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya
untuk membayar operasi.
b. Issu : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau
melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain
itu juga masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani
pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-
bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.
c. Dilema : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang
tepat untuk menolong persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak
sungsang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan sendiri dengan
keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnya ditolong oleh
Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong
persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien
sehingga dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai
prosedur ataukah kenyataan di lapangan.
2. Issue Etik antara Bidan dengan Teman Sejawat
Kasus
Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua
orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama memiliki
BPS dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari
datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan “B” yang
lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B”
menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong
persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar
wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk
bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengetahui hal
tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan
“A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di
anggap melanggar wewenang profesi bidan.
a. Issu Moral: seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.
b. Konflik Moral: menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan
pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”.
c. Dilema Moral:
1) Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang
tersebut namun bidan kehilangan satu pasien.
2) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh
bidan “A” dengan di laporkan ke lembaga yang berwewenang
3. Issu Etik Bidan dengan Tenaga Kesehatan Lain
Issu etik antara Bidan dengan tenaga Kesehatan lain merupakan
perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis
lainnya. Sehingga menimbulkanketidak sepahaman atau kerenggangan
social.
Kasus 1
Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu
berusia 35 Tahun keadaannya sudah lemah. bidan menanyakan kepada
keluarga pasien apa yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien menjawab
ketika dirumah Px jatuh & terjad iperdarahan hebat. Setelah itu bidan
memberikan pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan menjelaskan
pada keluarga, agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan
curretase.Kemudian keluarga px menolak saran bidan tsb, dan meminta
bidan yang melakukan currentase. selang waktu 2 hari px mengalami
perdarahan lagi kemudian keluarga merujuk ke RS.Dokter menanyakan
kapeda suami px, apa yang sebenarnya terjadi dan suami px menjelaskan
bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami keguguran & di currentase
bidan didesany. dokter mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah
konflik antara bidan & dokter.
a. ISSUE ETIK : Mall Praktek Bidan melakukan tindakan diluar
wewenangnya.
b. KONFLIK :bidan melakukan currentase diluar wewenangnya sehingga
terjadilah konflik antara bidan & dokter.
c. DILEMA : jika tidak segera dilakukan tindakan takutnya merenggut
nyawa px karena BPS jauh dari RS. Dan jika dilakukan tindakan bidan
merasa melanggar kode etik kebidanan & merasa melakukan tindakan
diluar wewenangnya.
4. Issue Etik Antara Bidan dan Organisasi Profesi
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah
suatu topic masalah yang menjadi bahan pembicaraan antara bidan dengan
organisasi profesi karena terjadinyasuatu hal-hal yang menyimpang dari
aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Kasus
Seorang ibu yang ingin bersalin di BPS pada bidan A sejak awal
kehamilan ibutersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya.
Menurut hasil pemeriksaanbidan Ibu tersebut mempunyai riwayat
hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginanyasangat beresiko Saat
persalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jik atidak dirujuk maka
beresiko terhadap janin dan kondisi si Ibu itu sendiri. Resiko pada janin
bisa terjadigawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti
resiko yang akan terjadi. Tapiia ebih memntingkan egonya sendiri karena
takut kehilangan komisinya dari pada dirujuk kermah sakit. Setelah janin
lahir Ibu mengalami perdarahan hebat, sehingga kejang-kejang
danmeninggal. Saaat berita itu terdengar organisasi profesi ( IBI ), maka
IBI memberikan sanksiyang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah
merugikan orang lain. Sebagai gantinya,ijin praktek ( BPS ) bidan A
dicabut dan dikenakan denda sesuai dengan pelanggarantersebut.
a. Issue etik : terjadi malpraktek, pelangaran wewenang Bidan
b. Dilema etik : warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan
kepada organisasi  profesi dan diberikan penangan.
C. ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan merupakan topik yang
penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek
kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya. Beberapa pembahasan
masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.
g. Agama / kepercayaan.
h. Hubungan dengan pasien.
i. Hubungan dokter dengan bidan.
j. Kebenaran.
k. Pengambilan keputusan.
l. Pengambilan data.
m. Kematian.
n. Kerahasiaan.
o. Aborsi.
p. AIDS.
q. In Vitro fertilization
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
a. Perawatan intensif pada bayi.
b. Skreening bayi.
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.
b. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
D. ISSUE MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:
a. Kasus abortus.
b. Euthanansia.
c. Keputusan untuk terminasi kehamilan
E. DILEMA DAN KONFLIK MORAL
Dilema berarti adanya dua kemungkinan yang tidak bisa keduanya
benar. Dasar penilaian dilema moral tindakan kebidanan yang dilakukan
bergantung pada analisis dan argumentasi yang ada. Pembahasan dilema
moral berguna untuk mengembangkan dan mempertajam kesadaran moral
(Bertens, 2011).
Dilema moral menurut Campbell (1972) adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir
sama dan membutuhkan pemecahan masalah dan tidak satupun dari pilihan
itu dianggap sebagai jalan keluar yang tepat, sehingga menimbulkan adanya
kebimbangan saat pengambilan keputusan. Dilema muncul karena terbentur
pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai
yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Konflik moral menurut Jonsen (1985) adalah pada dasarnya sama
dengan dilema, namun pada kenyataannya konflik berada diantara prinsip
moral dan tugas yang mana sering menyebabkan dilema. Terdapat dua tipe
konflik yaitu konflik yang berhubungan dengan prinsip dan Konflik yang
berhubungan dengan otonomi.Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian
yang tidak dapat dipisahkan. Jadi, konflik moral adalah suatu proses ketika
dua pihak atau lebih berusaha memaksakan tujuannya dengan cara
mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lain
(Setiawan, 1994).
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Campbell et all. 1972. Practical Medical Ethics. Auckland : Oxford University


Press.

http://chellious.wordpress.com/2010/11/02/issue-etik-dalam-pelayanan-
kebidanan/

http://www.scribd.com/doc/26952303/Issue-Etik-Pelayanan-Kebidanan

Jones, S. 2000. Ethics ang Midwifery. New York : Molbes.

Jonsen et all. 1985. Clinical Ethics. A Practical Approach to Ethical Decisions in


Clinical Medicine. New York : MacMillan Publishing Co.

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai