Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunde
Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunde
Abstract
Study on qualitative test of secondary metabolites compounds has been done on Palado leaves (Agave
angustifolia) extracted in water and ethanol by maceration technique. The aim of this research was
to determine the chemical content of Palado leaves. The methode used was phytochemical scrinning
(qualitative test) using test tube to determine type of the active compounds contained in the plant.
Chemicals tested in this study were alkaloids, terpenoids, steroids, flavonoids, and tannins. Components
of Palado leaves extracted in water and ethanol were analysed by colour test using several reagents to
determine alkaloids, terpenoids, steroids, flavonoids, and tannins. Specific reagents used in this study
interacted with the sample based on the principle of ‘like dissolve like’. The results showed that the water
and ethanol extracts of Palado leaves contained alcaloids, flavonoids dan tannins.
Keywords : Qualitative Test, Secondary Metabolites, Palado leaves.
Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan hutan dunia termasuk Indonesia ada kecenderungan
tropis paling besar ketiga di dunia (setelah untuk kembali kepada cara-cara pengobatan
Brazil dan Zaire). Keanekaragaman hayati yang menerapkan konsep “back to nature”
merupakan basis berbagai pengobatan dan atau kembali ke alam, yakni memanfaatkan
penemuan industri farmasi dimasa mendatang. atau mendaya gunakan bahan-bahan alami
Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia secara optimal baik tumbuhan maupun hewan
diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan. untuk menjaga kesehatan dan pengobatan.
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder Kecenderungan ini menjadi semakin nyata,
yang berpotensi sebagai antioksidan, zat khususnya di Indonesia, terutama setelah dipicu
perwarna, penambah aroma makanan, parfum, oleh krisis multi dimensi yang berkepanjangan,
insektisida dan obat. Ada 150.000 metabolit
terutama di bidang ekonomi yang berdampak
sekunder yang sudah diidentifikasi dan ada
4000 metabolit sekunder “baru” setiap tahun melonjaknya harga obat non-tradisional secara
(Yuhernita & Juniarti, 2011) drastis karena lebih dari 90% bahan baku
Menurut catatan World Health Organization dan teknologi tergantung impor (Chairu dkk,
(WHO) pemanfaatan keanekaragaman hayati 2003)
(bioprospecting) sangat besar sekali, sekitar Makhluk hidup dapat menghasilkan bahan
80% umat manusia terutama di negara-negara organik sekunder (metabolit sekunder) atau
sedang berkembang masih menggantungkan bahan alami melalui reaksi sekunder dari bahan
dirinya pada tumbuh-tumbuhan (ekstrak dan organik primer (karbohidrat, lemak, protein).
bahan bioaktif ) sebagai bahan obat untuk Bahan organik sekunder (metabolit sekunder)
menjaga kesehatannya. Akhir-akhir ini di ini umumnya merupakan hasil akhir dari suatu
proses metabolisme. Bahan ini berperan juga
*Korespondensi:
Ergina pada proses fisiologi. Bahan organik sekunder
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako yaitu : fenolik, alkaloid dan terpenoid, tetapi
email: ergina.salsabilla@yahoo.com
© 2014 - Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako pigmen dan porfirin juga termasuk di dalamnya
165
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia
(Purwantini, 2002). Salah satu tanaman yang sukulen yang dapat tumbuh sampai ukuran
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sangat besar. Species palado di Mexico
yaitu tanaman temulawak dimana senyawa banyak ditanam sebagai pagar karena daunnya
yang terkandung yanitu alkaloid, terpenoid dan memiliki duri sehingga sulit dilalui manusia
steroid (Mangunwardoyo dkk, 2012). maupun hewan. Selain itu, daun palado
Metabolit sekunder berupa molekul-molekul tersusun dari serat yang kuat sehingga dapat
kecil, bersifat spesifik (tidak semua organisme dibuat menjadi tali atau anyaman (Dewi &
mengandung senyawa sejenis), mempunyai Rahmawati, 2012). Jenis tanaman palado
struktur yang bervariasi, setiap senyawa seperti pada Gambar 1.
memiliki fungsi atau peranan yang berbeda-
beda. Pada umumnya senyawa metabolit
sekunder berfungsi untuk mempertahankan
diri atau untuk mempertahankan eksistensinya
di lingkungan tempatnya berada. Metabolit
sekunder merupakan biomolekul yang dapat
digunakan sebagai lead compounds dalam
penemuan dan pengembangan obat-obat baru
(Atun, 2008). Senyawa metabolit sekunder
yang umum terdapat pada tanaman adalah :
alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid
dan tannin (Harborne, 1987).
Pemanfaatan dari zat metabolit sekunder
Gambar 1. Tanaman Palado (Agave angustifo-
sangat banyak. Metabolit sekunder dapat lia)
dimanfaatkan dalam bidang farmakologi
(Mustarichie dkk., 2013), diantaranya Tanaman palado memiliki banyak jenis
sebagai antioksidan, antibiotik, antikanker, dan manfaat. Tanaman ini digunakan untuk
antikoagulan darah, menghambat efek membuat mezcal dan juga sebagai tanaman
karsinogenik, selain itu metabolit sekunder hias, khususnya ‘marginata’ kultivar. Beberapa
juga dapat dimanfaatkan sebagai antiagen jenis palado (agave) yang menghasilkan serat
pengendali hama yang ramah lingkungan alam dan diusahakan secara komersial di dunia
(Samsudin & Khoiruddin, 2008). Beberapa adalah Agave fourcroydes atau sering disebut
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, Henequen; A. angustifolia; A. kewensis;
terpenoid, flavonoid, steroid dan lain-lain. A.tequilana; A. atfenuata; A. sisalana; dan A.
Senyawa flavonoid yang telah berhasil diisolasi cantala. Karena sifatnya yang ramah lingkungan
dari berbagai tumbuhan diketahui mempunyai (biodegradable) maka serat masih banyak
aktivitas biologi yang menarik, seperti bersifat dipakai dalam industri kertas, karpet, bahkan
toksik terhadap sel kanker, menghambat sebagai penguat pada bahan composite industri
pelepasan histamin, anti jamur dan anti bakteri otomotif (Santoso, 2009). Industri lain di
(Mulyani dkk, 2013). Sedangkan senyawa dalam negeri yang menyerap serat agave adalah
terpenoid dapat dijadikan sebagai antimokroba industri kuas, pembungkus kabel, kerajinan
yang ramah lingkungan (Saxena & Kalra, rumah tangga, pulp, campuran karpet, karung,
2011). geotekstil dan jala ikan, namun informasi
Metabolit sekunder dihasilkan melalui mengenai kuantitasnya tidak ada (Santoso,
reaksi sekunder dari metabolit primer (bahan 2009). Selain itu, kandungan enzim protease
organik primer) seperti karbohidrat, lemak, dalam tanaman palado dapat dimanfaatkan
dan protein (Purwantini, 2002). Tumbuh- dalam pembuatam virgin coconut oil (VCO)
tumbuhan yang mengandung bahan organik (Male, 2013).
primer kemungkinan besar mengandung bahan
organik sekunder. Enzim merupakan suatu Metode
kelompok protein (Fessenden & Fessenden, Alat dan Bahan
1986). Sehingga, kemungkinan besar di Peralatan yang digunakan pada penelitian
dalam daun palado terkandung bahan organik ini yaitu gelas kimia, gelas ukur, labu ukur,
sekunder (metabolit sekunder) yang dihasilkan tabung reaksi, rak tabung reaksi, blender,
dari bahan organik primer seperti protein. corong, batang pengaduk, shaker orbital,
Tanaman palado merupakan tanaman Cimarec stirring and Hotplate, kertas saring,
166
Ergina Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado ................
neraca analitik “Adam”, wadah, aluminium maka sampel positif mengandung alkaloid
foil, dan tissue, pipet tetes, gunting, spatula. (Mustikasari & Ariyani, 2010)
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
Aquadest, etanol 96%, logam magnesium, Uji Flavonoid
padatan KI (Kalium Iodida), padatan FeCl3 Pengujian dilakukan dengan cara mengambil
(Besi(III) Klorida), HClpa (Asam Klorida), masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
H2SO4pa (Asam Sulfat), padatan Bi(NO3)3 palado yang telah diekstraksi dengan pelarut
(Bismut(III) Nitrat), HNO3pa (Asam Nitrat), air dan etanol, kemudian dipanaskan kurang
padatan HgCl2 (Merkurri(II) Klorida), sampel
daun palado yang diperoleh dari daerah Tondo lebih 5 menit. Setelah dipananskan masing-
(area kampus Universitas Tadulako). masing dutambahkan dengan 0,1 gram logam
Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika maisng-masing
Prosedur Penelitian larutan terbentuk warna kuning jingga sampai
Daun palado yang segar dibersihkan merah, maka positif mengandung flavonoid
lalu dipotong kecil-kecil. Selanjutnya (Mustikasari & Ariyani, 2010)
dikeringkandaun palado yang telah dipotong-
potong tersebut selama 7 hari (1 minggu). Uji Terpenoid
Setelah kering, kemudian dihaluskan sampel Pengujian dilakukan dengn cara mengambil
daun palado tersebut dengan menggunakan masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
blender sampai halus. Setelah itu, daun palado palado yang telah diekstraksi dengan pelarut air
yang halus tersebut siap untuk diekstraksi. dan etanol. Setelah itu masing-masing ekstrak,
Pembuatan ekstrak daun palado dimulai ditambahkan dengan 3 tetes HCl pekat dan 1
dengan menimbang 10 gram serbuk daun tetes H2SO4 pekat. Jika masing-masing larutan
palado. Setelah itu, sampel dimasukkan ke terbentuk warna merah atau ungu maka positif
dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan mengandung terpenoid (Septianingsih, 2013)
100 mL quades. Kemudian ditutup erlenmeyer
tersebut menggunakan aluminium foil dan Uji Steroid
direndam selama 3 x 24 jam (48 jam) sambil Pengujian dilakukan dengan cara mengambil
dikocok menggunakan sheker orbital. Setelah masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
72 jam ekstrak disaring menggunakan saring palado yang telah diekstraksi dengan pelarut air
dan filtrat yang didapatkan digunakan dalam dan etanol. Setelah itu masing-masing ekstrak
pengujian metabolit sekunder. Langkah yang
sama untuk perlakuan ekstraksi dengan pelarut ditambahkan dengan 3 tetes HCl pekat dan
etanol. 1 tetes H2SO4 pekat. Jika masing-masing
larutan terbentuk warna hijau maka positif
Uji Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak mengandung steroid (Septianingsih, 2013)
Daun Palado Yang Diekstraksi Dengan Pelarut
Air dan Etanol Uji Tanin
Uji Alkaloid Pengujian dilakukan dilakukan dengan
Pengajuian dilakukan dengan mengambil cara mengambil masing-masing sebanyak 2
masing-masing 2 mL sampel daun palado mL sampel daun palado yang telah diekstraksi
yang telah diekstraksi dengan pelarut air dan dengan pelarut air dan etanol, kemudian
etanol ke dalam 2 buah tabung reaksi yang dipanaskan kurang lebih 5 menit. Setelah
berbeda. Setelah itu masing-masing ekstrak dipanaskan masing-masing ditambahkan
ditambah dengan 5 tetes reagen Dragendroff. beberapa tetes FeCl3 1%. Jika masing-masing
Jika masing-masing larutan terbentuk endapan larutan terbentuk warna coklat kehijauan atau
jingga maka positif mengandung alkaloid. biru kehitaman maka positif mengandung
Selanjutnya utuk pengujian Alkaoid dengan tanin (Marlinda dkk, 2012).
menggunakan reagen mayer dilakukan dengan
cara mengambil masing-masing sebanyak 2 Hasil dan Pembahasan
mL sampel daun palado yang telah diekstraksi Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam
dengan pelarut air dan etanol ke dalam 2 buah pengujian metabolit sekunder pada ekstrak air
tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu masing- dan etanol daun palado terdapat pada Tabel 1.
masing ekstrak ditambah 3 tetes asam klorida Data tersebut merupakan data kualitatif
pekat dan 5 tetes reagen Mayer. Jika masing- yang menunjukan kandungan kimia dari daun
masing larutan terbentuk endapan putih palado secara umum.
167
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia
Tabel 1. Hasil pengujian ekstrak air dan etanol dalam pereaksi-pereaksi. Pereaksi Dragendorff
daun palado mengandung bismut nitrat dan kalium iodida
dalam larutan asam asetat glasial (kalium
tetraiodobismutat(III)). Sedangkan pereaksi
Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri
klorida (kalium tetraiodomerkurat(II)).
Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu
pereaksi-pereaksi tersebut tidak saja dapat
Keterangan : (+++) = banyak; (++) = sedang; mengendapkan alkaloid tetapi juga dapat
(+) = kurang; ( - ) = tidak ada mengendapkan beberapa jenis senyawa antara
lain, protein, kumarin, α-piron, hidroksi flavon,
Komponen yang terdapat dalam ekstrak dan tanin. Reaksi tersebut dikenal dengan
air dan etanol daun palado dianalisis golongan istilah “falsepositive”. Alkaloid memiliki efek
senyawanya dengan tes uji warna dengan dalam bidang kesehatan berupa antihipertensi
beberapa pereaksi untuk golongan senyawa dan antidiabetes melitus (Sangi dkk, 2008).
alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid Hasil positif alkaloid pada uji Mayer
dan tanin. Pereaksi-pereaksi spesifik yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
digunakan kebanyakan bersifat polar sehingga Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks
bisa berinteraksi dengan sampel berdasarkan kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi
prinsip ‘like dissolve like’. Berdasarkan Tabel 1 Mayer, larutan mercury(II) klorida ditambah
kandungan senyawa metabolit sekunder daun kalium iodida akan membentuk endapan
palado yakni alkaloid, flavonoid, dan tanin. merah mercury mercury(II) iodida. Jika kalium
iodida yang ditambahkan berlebih maka
Uji Alkaloid akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat(II)
Pengujian alkaloid dilakukan dengan (Svehla, 1985). Alkaloid mengandung atom
menggunakan dua jenis reagen/pereaksi yaitu nitrogen yang mempunyai pasangan elektron
pereaksi mayer dan dragendroff dimana hasil bebas sehingga dapat digunakan untuk
positif yang dihasilkan yaitu endapan putih membentuk ikatan kovalen koordinat dengan
untuk pereaksi mayer dan endapan jingga untuk ion logam (Sangi dkk., 2008) . Pada uji
pereaksi dragendroff. Langkah awal dalam alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan
pengujian alkaloid yaitu mengambil sebanyak 2 nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
mL masing-masing ekstrak etanol dan ekstrak air
daun palado dan dimasukkan ke dalam tabung logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II)
reaksi kemudian menambahkan pada masing- membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
masing sampel larutan asam klorida pekat, mengendap. Reaksi yang terjadi pada uji
dimana fungsi larutan ini untuk meningkatkan Mayer ditunjukkan pada Gambar 2.
kelarutan alkaloid, karena senyawa alkaloid
akan bereaksi dengan asam klorida dan akan
membentuk garam yang mudah larut dalam
air selain itu tujuan penambahan HCl adalah
karena alkaloid bersifat basa sehingga biasanya
diekstrak dengan pelarut yang mengandung + K2[HgI4] +
asam (Harborne, 1987). N
K[HgI4 ]-
yang reaksinya ditunjukkan pada Gambar 3. sehingga terbentuk garam flavilium berwarna
merah atau jingga.Tetapi, jika dibandingkan
intensitas warna dari kedua ekstrak, warna
Gambar 3. Reaksi Hidrolisis Bismut yang terbentuk lebih dominan pada ekstrak air
dari pada ekstrak etanol daun palado. Hal ini
Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, kemungkinan besar senyawa flavonoid pada
maka larutan itu ditambah asam sehingga sampel daun palado memiliki persentasi yang
kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. kecil. Perbedaan warna yang dihasilkan antara
Selanjutnya ion Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi ekstrak air dan ekstrak etanol daun palado
dengan kalium iodida membentuk endapan diakibatkan senyawa flavonoid lebih terekstrak
hitam Bismut(III) iodida yang kemudian sempurna ada pelarut air dibandingkan pelarut
melarut dalam kalium iodida berlebih etanol, karena perbedaan sifat dari kedua pelarut
membentuk kalium tetraiodobismutat (Svehla, tersebut. Flavonoid merupakan senyawa yang
1985). Pada uji alkaloid dengan pereaksi mengandung dua cincin aromatik dengan gugus
Dragendorff, nitrogen digunakan untuk hidroksil lebih dari satu. Senyawa fenol dengan
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan gugus hidroksil semakin banyak memiliki
K+ yang merupakan ion logam. Reaksi pada uji tingkat kelarutan dalam air semakin besar
Dragendorff ditunjukkan pada Gambar 4. atau bersifat polar, sehingga dapat terekstrak
dalam pelarut-pelarut polar (Robinson, 1995).
Adapun reaksi yang terjadi antara senyawa
flavonoid dengan HCl dan logam Mg terlihat
pada Gambar 5.
O
O
2 2 HCl
2
Mg + MgCl2
OH
OH
+
+
K[BiI4] + [BiI 4]
-
O
Flavonol
OH
N N+
K O + O
+
MgCl2 + 2 2 + MgCl2
kalium - alkaloid orange
OH OH
(endapan jingga) OH OH
Garam Flavilium
Jingga
170
Ergina Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado ................
metabolit sekunder pada tumbuhan, khusunya Middleton, E., Kandaswami, & Theoharides,
daun palado. T. (1998). The effects of plant flavonoids
on mammalian cells: Implications for
Ucapan Terima Kasih inflammation, heart disease, and cancer.
Penulis mengucapkan terima kasih Pharmacological Reviews, 52, 673-751.
kepada laboran Laboratorium Agroteknologi Molyneux, P. (2004). The use of the stable
FAPERTA Universitas Tadulako yang banyak free radical diphenylpicrylhydrazyl (dpph)
membantu penulis dalam menyelesaikan for estimating antioxidant activity. J. Sci.
penelitian ini. Technol, 26(2), 211-219.
171
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia
tumbuhan tinggi. Bandung: ITB Press. Wijaya, A. (1996). Radikal bebas dan parameter
status antioksidan. Forum Diagnosticum
Wardani K.R, Tjahjaningsih, W., & Rahardja, Prodia Diagnostic Educational Services.1,
S. B. (2012). Uji efektivitas ekstrak daun 1-12.
sirih merah (Piper Crocatum) terhadap
bakteri aeromonas hydrophila secara in Yu Liangli Scott H, Jonathan P., Mary H.,
vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, John W., & Qian, M. (2002). Free radicals
scavenging properties of wheat extracts.
4(1), 1-12. J.Agric Food Chem.Colorado.
172