Anda di halaman 1dari 8

J. Akad. Kim.

3(3): 165-172, August 2014


ISSN 2302-6030
UJI KUALITATIF SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN
PALADO (Agave angustifolia) YANG DIEKSTRAKSI DENGAN PELARUT
AIR DAN ETANOL

Qualitative Test of Secondary Metabolites Compounds in Palado Leaves (Agave


Angustifolia) Extracted With Water and Ethanol
*Ergina, Siti Nuryanti dan Indarini Dwi Pursitasari
Pendidikan Kimia/FKIP - Universitas Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 25 July 2014, Revised 27 August 2014, Accepted 28 August 2014

Abstract
Study on qualitative test of secondary metabolites compounds has been done on Palado leaves (Agave
angustifolia) extracted in water and ethanol by maceration technique. The aim of this research was
to determine the chemical content of Palado leaves. The methode used was phytochemical scrinning
(qualitative test) using test tube to determine type of the active compounds contained in the plant.
Chemicals tested in this study were alkaloids, terpenoids, steroids, flavonoids, and tannins. Components
of Palado leaves extracted in water and ethanol were analysed by colour test using several reagents to
determine alkaloids, terpenoids, steroids, flavonoids, and tannins. Specific reagents used in this study
interacted with the sample based on the principle of ‘like dissolve like’. The results showed that the water
and ethanol extracts of Palado leaves contained alcaloids, flavonoids dan tannins.
Keywords : Qualitative Test, Secondary Metabolites, Palado leaves.

Pendahuluan
Indonesia adalah negara dengan hutan dunia termasuk Indonesia ada kecenderungan
tropis paling besar ketiga di dunia (setelah untuk kembali kepada cara-cara pengobatan
Brazil dan Zaire). Keanekaragaman hayati yang menerapkan konsep “back to nature”
merupakan basis berbagai pengobatan dan atau kembali ke alam, yakni memanfaatkan
penemuan industri farmasi dimasa mendatang. atau mendaya gunakan bahan-bahan alami
Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia secara optimal baik tumbuhan maupun hewan
diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan. untuk menjaga kesehatan dan pengobatan.
Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder Kecenderungan ini menjadi semakin nyata,
yang berpotensi sebagai antioksidan, zat khususnya di Indonesia, terutama setelah dipicu
perwarna, penambah aroma makanan, parfum, oleh krisis multi dimensi yang berkepanjangan,
insektisida dan obat. Ada 150.000 metabolit
terutama di bidang ekonomi yang berdampak
sekunder yang sudah diidentifikasi dan ada
4000 metabolit sekunder “baru” setiap tahun melonjaknya harga obat non-tradisional secara
(Yuhernita & Juniarti, 2011) drastis karena lebih dari 90% bahan baku
Menurut catatan World Health Organization dan teknologi tergantung impor (Chairu dkk,
(WHO) pemanfaatan keanekaragaman hayati 2003)
(bioprospecting) sangat besar sekali, sekitar Makhluk hidup dapat menghasilkan bahan
80% umat manusia terutama di negara-negara organik sekunder (metabolit sekunder) atau
sedang berkembang masih menggantungkan bahan alami melalui reaksi sekunder dari bahan
dirinya pada tumbuh-tumbuhan (ekstrak dan organik primer (karbohidrat, lemak, protein).
bahan bioaktif ) sebagai bahan obat untuk Bahan organik sekunder (metabolit sekunder)
menjaga kesehatannya. Akhir-akhir ini di ini umumnya merupakan hasil akhir dari suatu
proses metabolisme. Bahan ini berperan juga
*Korespondensi:
Ergina pada proses fisiologi. Bahan organik sekunder
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan itu dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako yaitu : fenolik, alkaloid dan terpenoid, tetapi
email: ergina.salsabilla@yahoo.com
© 2014 - Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Tadulako pigmen dan porfirin juga termasuk di dalamnya

165
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia

(Purwantini, 2002). Salah satu tanaman yang sukulen yang dapat tumbuh sampai ukuran
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang sangat besar. Species palado di Mexico
yaitu tanaman temulawak dimana senyawa banyak ditanam sebagai pagar karena daunnya
yang terkandung yanitu alkaloid, terpenoid dan memiliki duri sehingga sulit dilalui manusia
steroid (Mangunwardoyo dkk, 2012). maupun hewan. Selain itu, daun palado
Metabolit sekunder berupa molekul-molekul tersusun dari serat yang kuat sehingga dapat
kecil, bersifat spesifik (tidak semua organisme dibuat menjadi tali atau anyaman (Dewi &
mengandung senyawa sejenis), mempunyai Rahmawati, 2012). Jenis tanaman palado
struktur yang bervariasi, setiap senyawa seperti pada Gambar 1.
memiliki fungsi atau peranan yang berbeda-
beda. Pada umumnya senyawa metabolit
sekunder berfungsi untuk mempertahankan
diri atau untuk mempertahankan eksistensinya
di lingkungan tempatnya berada. Metabolit
sekunder merupakan biomolekul yang dapat
digunakan sebagai lead compounds dalam
penemuan dan pengembangan obat-obat baru
(Atun, 2008). Senyawa metabolit sekunder
yang umum terdapat pada tanaman adalah :
alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid
dan tannin (Harborne, 1987).
Pemanfaatan dari zat metabolit sekunder
Gambar 1. Tanaman Palado (Agave angustifo-
sangat banyak. Metabolit sekunder dapat lia)
dimanfaatkan dalam bidang farmakologi
(Mustarichie dkk., 2013), diantaranya Tanaman palado memiliki banyak jenis
sebagai antioksidan, antibiotik, antikanker, dan manfaat. Tanaman ini digunakan untuk
antikoagulan darah, menghambat efek membuat mezcal dan juga sebagai tanaman
karsinogenik, selain itu metabolit sekunder hias, khususnya ‘marginata’ kultivar. Beberapa
juga dapat dimanfaatkan sebagai antiagen jenis palado (agave) yang menghasilkan serat
pengendali hama yang ramah lingkungan alam dan diusahakan secara komersial di dunia
(Samsudin & Khoiruddin, 2008). Beberapa adalah Agave fourcroydes atau sering disebut
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, Henequen; A. angustifolia; A. kewensis;
terpenoid, flavonoid, steroid dan lain-lain. A.tequilana; A. atfenuata; A. sisalana; dan A.
Senyawa flavonoid yang telah berhasil diisolasi cantala. Karena sifatnya yang ramah lingkungan
dari berbagai tumbuhan diketahui mempunyai (biodegradable) maka serat masih banyak
aktivitas biologi yang menarik, seperti bersifat dipakai dalam industri kertas, karpet, bahkan
toksik terhadap sel kanker, menghambat sebagai penguat pada bahan composite industri
pelepasan histamin, anti jamur dan anti bakteri otomotif (Santoso, 2009). Industri lain di
(Mulyani dkk, 2013). Sedangkan senyawa dalam negeri yang menyerap serat agave adalah
terpenoid dapat dijadikan sebagai antimokroba industri kuas, pembungkus kabel, kerajinan
yang ramah lingkungan (Saxena & Kalra, rumah tangga, pulp, campuran karpet, karung,
2011). geotekstil dan jala ikan, namun informasi
Metabolit sekunder dihasilkan melalui mengenai kuantitasnya tidak ada (Santoso,
reaksi sekunder dari metabolit primer (bahan 2009). Selain itu, kandungan enzim protease
organik primer) seperti karbohidrat, lemak, dalam tanaman palado dapat dimanfaatkan
dan protein (Purwantini, 2002). Tumbuh- dalam pembuatam virgin coconut oil (VCO)
tumbuhan yang mengandung bahan organik (Male, 2013).
primer kemungkinan besar mengandung bahan
organik sekunder. Enzim merupakan suatu Metode
kelompok protein (Fessenden & Fessenden, Alat dan Bahan
1986). Sehingga, kemungkinan besar di Peralatan yang digunakan pada penelitian
dalam daun palado terkandung bahan organik ini yaitu gelas kimia, gelas ukur, labu ukur,
sekunder (metabolit sekunder) yang dihasilkan tabung reaksi, rak tabung reaksi, blender,
dari bahan organik primer seperti protein. corong, batang pengaduk, shaker orbital,
Tanaman palado merupakan tanaman Cimarec stirring and Hotplate, kertas saring,
166
Ergina Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado ................

neraca analitik “Adam”, wadah, aluminium maka sampel positif mengandung alkaloid
foil, dan tissue, pipet tetes, gunting, spatula. (Mustikasari & Ariyani, 2010)
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
Aquadest, etanol 96%, logam magnesium, Uji Flavonoid
padatan KI (Kalium Iodida), padatan FeCl3 Pengujian dilakukan dengan cara mengambil
(Besi(III) Klorida), HClpa (Asam Klorida), masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
H2SO4pa (Asam Sulfat), padatan Bi(NO3)3 palado yang telah diekstraksi dengan pelarut
(Bismut(III) Nitrat), HNO3pa (Asam Nitrat), air dan etanol, kemudian dipanaskan kurang
padatan HgCl2 (Merkurri(II) Klorida), sampel
daun palado yang diperoleh dari daerah Tondo lebih 5 menit. Setelah dipananskan masing-
(area kampus Universitas Tadulako). masing dutambahkan dengan 0,1 gram logam
Mg dan 5 tetes HCl pekat. Jika maisng-masing
Prosedur Penelitian larutan terbentuk warna kuning jingga sampai
Daun palado yang segar dibersihkan merah, maka positif mengandung flavonoid
lalu dipotong kecil-kecil. Selanjutnya (Mustikasari & Ariyani, 2010)
dikeringkandaun palado yang telah dipotong-
potong tersebut selama 7 hari (1 minggu). Uji Terpenoid
Setelah kering, kemudian dihaluskan sampel Pengujian dilakukan dengn cara mengambil
daun palado tersebut dengan menggunakan masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
blender sampai halus. Setelah itu, daun palado palado yang telah diekstraksi dengan pelarut air
yang halus tersebut siap untuk diekstraksi. dan etanol. Setelah itu masing-masing ekstrak,
Pembuatan ekstrak daun palado dimulai ditambahkan dengan 3 tetes HCl pekat dan 1
dengan menimbang 10 gram serbuk daun tetes H2SO4 pekat. Jika masing-masing larutan
palado. Setelah itu, sampel dimasukkan ke terbentuk warna merah atau ungu maka positif
dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan mengandung terpenoid (Septianingsih, 2013)
100 mL quades. Kemudian ditutup erlenmeyer
tersebut menggunakan aluminium foil dan Uji Steroid
direndam selama 3 x 24 jam (48 jam) sambil Pengujian dilakukan dengan cara mengambil
dikocok menggunakan sheker orbital. Setelah masing-masing sebanyak 2 mL sampel daun
72 jam ekstrak disaring menggunakan saring palado yang telah diekstraksi dengan pelarut air
dan filtrat yang didapatkan digunakan dalam dan etanol. Setelah itu masing-masing ekstrak
pengujian metabolit sekunder. Langkah yang
sama untuk perlakuan ekstraksi dengan pelarut ditambahkan dengan 3 tetes HCl pekat dan
etanol. 1 tetes H2SO4 pekat. Jika masing-masing
larutan terbentuk warna hijau maka positif
Uji Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak mengandung steroid (Septianingsih, 2013)
Daun Palado Yang Diekstraksi Dengan Pelarut
Air dan Etanol Uji Tanin
Uji Alkaloid Pengujian dilakukan dilakukan dengan
Pengajuian dilakukan dengan mengambil cara mengambil masing-masing sebanyak 2
masing-masing 2 mL sampel daun palado mL sampel daun palado yang telah diekstraksi
yang telah diekstraksi dengan pelarut air dan dengan pelarut air dan etanol, kemudian
etanol ke dalam 2 buah tabung reaksi yang dipanaskan kurang lebih 5 menit. Setelah
berbeda. Setelah itu masing-masing ekstrak dipanaskan masing-masing ditambahkan
ditambah dengan 5 tetes reagen Dragendroff. beberapa tetes FeCl3 1%. Jika masing-masing
Jika masing-masing larutan terbentuk endapan larutan terbentuk warna coklat kehijauan atau
jingga maka positif mengandung alkaloid. biru kehitaman maka positif mengandung
Selanjutnya utuk pengujian Alkaoid dengan tanin (Marlinda dkk, 2012).
menggunakan reagen mayer dilakukan dengan
cara mengambil masing-masing sebanyak 2 Hasil dan Pembahasan
mL sampel daun palado yang telah diekstraksi Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam
dengan pelarut air dan etanol ke dalam 2 buah pengujian metabolit sekunder pada ekstrak air
tabung reaksi yang berbeda. Setelah itu masing- dan etanol daun palado terdapat pada Tabel 1.
masing ekstrak ditambah 3 tetes asam klorida Data tersebut merupakan data kualitatif
pekat dan 5 tetes reagen Mayer. Jika masing- yang menunjukan kandungan kimia dari daun
masing larutan terbentuk endapan putih palado secara umum.

167
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia

Tabel 1. Hasil pengujian ekstrak air dan etanol dalam pereaksi-pereaksi. Pereaksi Dragendorff
daun palado mengandung bismut nitrat dan kalium iodida
dalam larutan asam asetat glasial (kalium
tetraiodobismutat(III)). Sedangkan pereaksi
Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri
klorida (kalium tetraiodomerkurat(II)).
Namun metode ini memiliki kelemahan yaitu
pereaksi-pereaksi tersebut tidak saja dapat
Keterangan : (+++) = banyak; (++) = sedang; mengendapkan alkaloid tetapi juga dapat
(+) = kurang; ( - ) = tidak ada mengendapkan beberapa jenis senyawa antara
lain, protein, kumarin, α-piron, hidroksi flavon,
Komponen yang terdapat dalam ekstrak dan tanin. Reaksi tersebut dikenal dengan
air dan etanol daun palado dianalisis golongan istilah “falsepositive”. Alkaloid memiliki efek
senyawanya dengan tes uji warna dengan dalam bidang kesehatan berupa antihipertensi
beberapa pereaksi untuk golongan senyawa dan antidiabetes melitus (Sangi dkk, 2008).
alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid Hasil positif alkaloid pada uji Mayer
dan tanin. Pereaksi-pereaksi spesifik yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih.
digunakan kebanyakan bersifat polar sehingga Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks
bisa berinteraksi dengan sampel berdasarkan kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi
prinsip ‘like dissolve like’. Berdasarkan Tabel 1 Mayer, larutan mercury(II) klorida ditambah
kandungan senyawa metabolit sekunder daun kalium iodida akan membentuk endapan
palado yakni alkaloid, flavonoid, dan tanin. merah mercury mercury(II) iodida. Jika kalium
iodida yang ditambahkan berlebih maka
Uji Alkaloid akan terbentuk kalium tetraiodomerkurat(II)
Pengujian alkaloid dilakukan dengan (Svehla, 1985). Alkaloid mengandung atom
menggunakan dua jenis reagen/pereaksi yaitu nitrogen yang mempunyai pasangan elektron
pereaksi mayer dan dragendroff dimana hasil bebas sehingga dapat digunakan untuk
positif yang dihasilkan yaitu endapan putih membentuk ikatan kovalen koordinat dengan
untuk pereaksi mayer dan endapan jingga untuk ion logam (Sangi dkk., 2008) . Pada uji
pereaksi dragendroff. Langkah awal dalam alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan
pengujian alkaloid yaitu mengambil sebanyak 2 nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion
mL masing-masing ekstrak etanol dan ekstrak air
daun palado dan dimasukkan ke dalam tabung logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II)
reaksi kemudian menambahkan pada masing- membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
masing sampel larutan asam klorida pekat, mengendap. Reaksi yang terjadi pada uji
dimana fungsi larutan ini untuk meningkatkan Mayer ditunjukkan pada Gambar 2.
kelarutan alkaloid, karena senyawa alkaloid
akan bereaksi dengan asam klorida dan akan
membentuk garam yang mudah larut dalam
air selain itu tujuan penambahan HCl adalah
karena alkaloid bersifat basa sehingga biasanya
diekstrak dengan pelarut yang mengandung + K2[HgI4] +
asam (Harborne, 1987). N
K[HgI4 ]-

Setelah itu, masing-masing ekstrak diuji N


K
+

dengan menambahkan pereaksi spesifik kalium - alkaloid (endapan putih)

untuk alkaloid yaitu reagen mayer dan reagen


dragendroff. Dan hasil yang didapatkan dalam Gambar 2. Reaksi uji mayer (Marliana dkk,
pengujian ini yaitu ekstrak air dan etanol daun 2005)
palado positif mengandung senyawa alkaloid
dengan terbentuknya endapan putih dan Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff
endapan jingga pada masing-masing ekstrak air juga ditandai dengan terbentuknya endapan
dan etanol. coklat muda sampai kuning (jingga). Endapan
Prinsip dari metode analisis ini adalah tersebut adalah kalium alkaloid. Pada
reaksi pengendapan yang terjadi karena pembuatan pereaksi Dragendorff, bismut nitrat
adanya penggantian ligan. Atom nitrogen dilarutkan dalam HCl agar tidak terjadi reaksi
yang mempunyai pasangan elektron bebas hidrolisis karena garam-garam bismut mudah
pada alkaloid dapat mengganti ion iodo terhidrolisis membentuk ion bismutil (BiO+),
168
Ergina Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado ................

yang reaksinya ditunjukkan pada Gambar 3. sehingga terbentuk garam flavilium berwarna
merah atau jingga.Tetapi, jika dibandingkan
intensitas warna dari kedua ekstrak, warna
Gambar 3. Reaksi Hidrolisis Bismut yang terbentuk lebih dominan pada ekstrak air
dari pada ekstrak etanol daun palado. Hal ini
Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, kemungkinan besar senyawa flavonoid pada
maka larutan itu ditambah asam sehingga sampel daun palado memiliki persentasi yang
kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri. kecil. Perbedaan warna yang dihasilkan antara
Selanjutnya ion Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi ekstrak air dan ekstrak etanol daun palado
dengan kalium iodida membentuk endapan diakibatkan senyawa flavonoid lebih terekstrak
hitam Bismut(III) iodida yang kemudian sempurna ada pelarut air dibandingkan pelarut
melarut dalam kalium iodida berlebih etanol, karena perbedaan sifat dari kedua pelarut
membentuk kalium tetraiodobismutat (Svehla, tersebut. Flavonoid merupakan senyawa yang
1985). Pada uji alkaloid dengan pereaksi mengandung dua cincin aromatik dengan gugus
Dragendorff, nitrogen digunakan untuk hidroksil lebih dari satu. Senyawa fenol dengan
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan gugus hidroksil semakin banyak memiliki
K+ yang merupakan ion logam. Reaksi pada uji tingkat kelarutan dalam air semakin besar
Dragendorff ditunjukkan pada Gambar 4. atau bersifat polar, sehingga dapat terekstrak
dalam pelarut-pelarut polar (Robinson, 1995).
Adapun reaksi yang terjadi antara senyawa
flavonoid dengan HCl dan logam Mg terlihat
pada Gambar 5.
O
O

2 2 HCl
2
Mg + MgCl2
OH
OH

+
+

K[BiI4] + [BiI 4]
-
O
Flavonol
OH

N N+
K O + O
+
MgCl2 + 2 2 + MgCl2
kalium - alkaloid orange
OH OH

(endapan jingga) OH OH

Garam Flavilium
Jingga

Gambar 4. Reaksi Uji Dragendroff Gambar 5. Reaksi Flavonoid dengan Logam


Mg dan HCl (Septyangsih, 2010)
Uji Flavonoid
Langkah awal dalam pengujian senyawa Uji Tanin
flavonoid pada ekstrak air dan etanol daun Langkah awal dalam pengujian senyawa
palado yaitu mengambil masing-masing ekstrak tanin pada ekstrak air dan etanol aun palado
sebanyak 2 mL dan kemudian dilakukan yaitu mengambil 2 ml masing-masing ekstrak
pemanasan selama kurang lebih 5 menit pada dan kemudian dipanaskan selama kurang lebih
masing-masing ekstrak. Setelah pemanasan 5 menit. Setelah itu, masing-masing ekstrak
dilakukan, selanjutnya menambahkan 0,1 ditambahkan tetes demi tetes larutan FeCl3 1
gram serbuk logam magnesium pada masing- %. Dan hasil yang didapatkan pada ekstrak air
masing ekstrak dan kemudian menambahkan daun palado terbentuk warna hujau kebiruan
tetes demi tetes larutan HCl pekat. Hasil yang sama halnya dengan ekstrak etanol daun
didapatkan pada ekstrak air yaitu terbentuknya palado terbentuk warna larutan yaitu hijau
larutan berwarna kuning yang menandakan kebiruan yang menandakan terbentuknya
adanya senyawa flavonoid. Sedangkan senyawa kompleks antara tanin dan Fe3+ yang
pada ekstrak etanol terbentuk warna hijau memberikan indikasi perubahan warna hijau,
kekuningan hal ini menandakan adanya merah, ungu, biru atau hitam yang kuat.
senyawa flavonoid pada sampel daun palado. Uji fitokimia dengan menggunakan FeCl3
Pemanasan dilakukan karena sebagaian besar digunakan untuk menentukan apakah sampel
golongan flavonoid dapat larut dalarn air panas. mengandung gugus fenol. Adanya gugus fenol
Tujuan penambahan logam Mg dan HCl ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman
adalah untuk mereduksi inti benzopiron atau biru tua setelah ditambahkan dengan
yang terdapat dalam struktur flavonoid FeCl3, sehingga apabila uji fitokimia dengan
169
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia

FeCl3 memberikan hasil positif dimungkinkan Uji Terpenoid dan steroid


dalam sampel terdapat senyawa fenol dan Langkah awal dalam pengujian senyawa
dimungkinkan salah satunya adalah tanin terpenoid dan steroid pada ekstrak air dan
karena tanin merupakan senyawa polifenol. Hal etanol daun palado yaitu dengan mengambil
ini diperkuat oleh (Harborne, 1987) cara klasik 2 ml masing-masing ekstrak dan kemudian
untuk mendeteksi senyawa fenol sederhana menambahkan reagen Liebermann-Burchad
yaitu menambahkan ekstrak dengan larutan yaitu campuran antara HCl pekat dengan
FeCl3 1 % dalam air, yang menimbulkan warna H2SO4 pekat. Analisis ini didasarkan pada
hijau, merah, ungu, biru atau hitam yang kuat. kemampuan senyawa terpenoid dan steroid
Terbentuknya warna hijau kehitaman atau biru membentuk warna oleh H2SO4 pekat dalam
tinta pada ekstrak setelah ditambahkan dengan pelarut asam klorida. Hasil positif diberikan
FeCl3 karena tanin akan membentuk senyawa pada sampel yang membentuk warna merah
kompleks dengan ion Fe3+, seperti yang terlihat jingga untuk analisis triterpenoid dan biru
pada Gambar 6. untuk analisis steroid (Sangi dkk., 2008).
Hasil dari pengujian senyawa terpenoid
dan senyawa steroid pada masing-masing
ekstrak yaitu pada ekstrak air dan etanol daun
palado tidak terdapat senyawa terpenoid dan
steroid dengan ditandai dengan tidak adanya
perubahan warna yang dihasilkan pada masing-
masing ekstrak. Hasil yang diperoleh disebabkan
karena penggunaan pelarut yang digunakan
dalam proses ekstraksi merupakan pelarut yang
bersifat polar dan semi polar. Karena senyawa
terepnoid dan steroid merupakan senyawa yang
bersifat non polar sehingga senyawa-senyawa ini
Gambar 6. Reaksi antara Tanin dan FeCl3 tidak dapat terekstrak dengan sempurna pada
(Sa’adah, 2010) pelarut tersebut. Selain itu, Pereaksi-pereaksi
spesifik yang digunakan kebanyakan bersifat
Hasil uji fitokimia ekstrak air dan etanol polar sehingga bisa berinteraksi dengan sampel
daun palado dengan FeCl3 menghasilkan suatu berdasarkan prinsip ‘like dissolve like’, sehingga
warna hijau kecoklatan, karena reaksi antara senyawa-senyawa yang bersifat polar yang dapat
tanin dan FeCl3 membentuk senyawa kompleks. terikat dalam pelarut seperti alkaloid, flavonoid
Berdasarkan hal tersebut dapat diduga di dalam dan tanin. Senyawa steroid cenderung bersifat
ekstrak air dan etanol daun palado mengandung nonpolar sehingga dapat terekstrak oleh pelarut
senyawa polifenol yang diduga adalah senyawa nonpolar. Hasil di atas (Tabel 1) menunjukkan
tanin. Terbentuknya senyawa kompleks antara bahwa kandungan senyawa aktif pada ekstrak
tanin dan FeCl3 karena adanya ion Fe3+ sebagai polar lebih banyak dari pada ekstrak nonpolar,
atom pusat dan tanin memiliki atom O yang maka pelarut yang sesuai digunakan untuk
mempunyai pasangan elektron bebas yang bisa proses ekstraksi senyawa aktif pada daun palado
mengkoordinasikan ke atom pusat sebagai adalah pelarut polar (akuades, metanol dan
ligannya. Ion Fe3+ pada reaksi di atas mengikat etanol).
tiga tanin yang memiliki 2 atom donor yaitu
atom O pada posisi 4’ dan 5’ dihidroksi, Kesimpulan
sehingga ada enam pasangan elektron bebas Daun palado yang diekstraksi dengan
yang bisa dikoordinasikan ke atom pusat. Atom menggunakan pelarut air dan etanol
O pada posisi 4’ dan 5’ dihidroksi memiliki mengandung senyawa metabolit sekunder
energi paling rendah dalam pembentukan yaitu alkaloid, flavonoid, dan tanin. Hal
senyawa kompleks, sehingga memungkinkan ini menunjukan bahwa pelarut air juga bisa
menjadi sebuah ligan (Sa’adah, 2010). digunakan untuk mengekstrak senyawa

170
Ergina Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Pada Daun Palado ................

metabolit sekunder pada tumbuhan, khusunya Middleton, E., Kandaswami, & Theoharides,
daun palado. T. (1998). The effects of plant flavonoids
on mammalian cells: Implications for
Ucapan Terima Kasih inflammation, heart disease, and cancer.
Penulis mengucapkan terima kasih Pharmacological Reviews, 52, 673-751.
kepada laboran Laboratorium Agroteknologi Molyneux, P. (2004). The use of the stable
FAPERTA Universitas Tadulako yang banyak free radical diphenylpicrylhydrazyl (dpph)
membantu penulis dalam menyelesaikan for estimating antioxidant activity. J. Sci.
penelitian ini. Technol, 26(2), 211-219.

Rachmawati, S. I., & Ciptati. (2011). Isolasi


senyawa antioksidan dari daun sirih merah
Referensi (Piper crocatum). 327-333.
Hagerman, A. E. (2002). Tannin. Miami Redha, A. (2010). Flavonoid: struktur, sifat
University. Diunduh kembali dari https:// antioksidatif dan peranannya dalam sistem
journals.uair.arizona.edu/index.php/jrm/ biologis. Belian, 9(2), 196-202.
article/viewFile/8684/8296
Rohyami, Y. (2008). Penentuan kandungan
Halliwel, B., Aeschbach, R., Lolinger, J., & flavonoid dari ekstrak metanol daging buah
Auroma, O. (1995). Toxicology. J Food mahkota dewa (Phaleria macrocarpa scheff
Chem, 33, 60. boerl). Jurnal LOGIKA (ISSN), 5(1), 1-8.
Harborne, J. B. (1987). Metode fitokimia Sa’adah, L. (2010). Isolasi dan identifikasi
penentuan cara modern menganalisis senyawa tanin dari daun belimbing wuluh
tumbuhan. Bandung: ITB. (Averrhoa bilimbi l.). Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim,
Hariyatimi. (2004). Kemampuan vitamin e Malang.
sebagai antioksidan terhadap radikal bebas
pada lanjut usia. Jurnal MIPA, 14, 52-60. Septyaningsih, D. (2010). Isolasi dan
identifikasi komponen utama ekstrak biji
Hermiati, Rusli, Manalu, N. Y., & Sinaga, buah merah ( Pandanus conoideus lamk).
M. S. (2013). Ekstrak daun sirih hijau dan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
merah sebagai antioksidan pada minyak
kelapa. Departemen Teknik Kimia, Fakultas Sharon, N., Anam, S., & Yuliet. (2013).
Teknik, Universitas Sumatera Utara, 2(1). Formulasi krim antioksidan ekstrak etanol
bawang hutan (Eleutherine palmifolia l.
Hertiani, T., Pramono, S., & A.M, S. (2000). Merr). Natural Science, 2(3), 112-122.
Uji daya antioksidan senyawa flavonoid
daun (Plantago major L.). Majalah Farmasi Sudewo, B. (2005). Basmi penyakit dengan
Indonesia, 11(4), 234. sirih merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Isnindar, Wahyuono, S., & Setyowati, E. P. Sumarwoto, Susilowati, & Adhityanti, Y.
(2011). Isolasi dan identifikasi senyawa (2008). Uji sirih merah (Piper crocatum
antioksidan daun kesemek (Diospyros Kaki ruiz and pav) pada berbagai intnsitas sinar
Thunb.) dengan metode DPPH (2,2-difenil- matahari dan media tanam. Jurnal Pertanian
1-pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional, Mapeta, II(1), 1-8.
16(3), 157-164.
Talapessy, S., Suryanto, E., & Yudistira, A.
Liberty,M. P., Meiske, S., Sangia, & Jessy, J. E. (2013). Uji aktivitas antioksidan dari ampas
P. (2012). Penentuan kandungan tanin dan hasil pengolahan sagu (Metroxylon sagu
uji aktivitas antioksidan ekstrak biji buah rottb). Jurnal Ilmiah Farmasi, 2(3), 40-44.
alpukat (Persea americana mill.). Jurnal
MIPA UNSRAT Online, 1(1), 5-10. Robinson,T. (1995). Kandungan organik

171
Volume 3, No. 3, 2014: 165-172 Jurnal Akademika Kimia

tumbuhan tinggi. Bandung: ITB Press. Wijaya, A. (1996). Radikal bebas dan parameter
status antioksidan. Forum Diagnosticum
Wardani K.R, Tjahjaningsih, W., & Rahardja, Prodia Diagnostic Educational Services.1,
S. B. (2012). Uji efektivitas ekstrak daun 1-12.
sirih merah (Piper Crocatum) terhadap
bakteri aeromonas hydrophila secara in Yu Liangli Scott H, Jonathan P., Mary H.,
vitro. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, John W., & Qian, M. (2002). Free radicals
scavenging properties of wheat extracts.
4(1), 1-12. J.Agric Food Chem.Colorado.

172

Anda mungkin juga menyukai