Rev K.6
Rev K.6
Oleh:
Dosen Pengampu:
DR. H. M. ISMAIL MA. SI
i
DAFTAR IS
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Pengertian Pendidikan Moral Pancasila............................................................3
C. Tujuan Pendidikan Moral Pancasila................................................................13
D. Manfaat Pendidikan Moral Pancasila.............................................................13
E. Konsep Pendidikan Moral Pancasila...............................................................15
F. Pendidikan Moral Pancasila Dari Masa Ke Masa...........................................18
G. Peran Pancasila sebagai Pedoman Pendidikan Moral.....................................25
H. Contoh dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari....................................28
RINGKASAN........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................46
ii
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA
A. LATAR BELAKANG
1
Dewasa ini kualitas moral bangsa Indonesia semakin merosot,
kriminalitas terjadi dimana-mana, semaik kurangnya toleransi antar umat
bergama, perbuatan curang dalam kegiatan berpolitik, dan meningkatnya
cybercrime merupakan salah satu bukti bahwa saat ini bangsa Indonesia
sedang mengalami krisis moral. Ada berapa faktor mendasar yang
mempengaruhi menurunnya moral bangsa Indonesia. Faktor pertama adalah
faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan salah satu contohnya
adalah masyarakat Indonesia susah sekali untuk mengimplementaskan
manusia yang memiliki moral yang baik. Memang pendidikan mengenai
penanaman nilai-nilai moral sudah ditanamkan sejak dari kecil melalui
pembelajaran di bangku sekolah maupun dalam keluarga. Namun nyatanya
yang kita temui saat ini berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan.
Salah satu faktor utama penyebab efektifnya pembelajaran serta
pendidikan mengenai nilai-nilai moral adalah siswa tidak diajarkan untuk
berfikir secara kritis atau dapat disebut dengan HOTS. Dengan kata lain
siswa hanya memiliki peran sebagai pendengar saja, prosen pembelajaran
seperti ini membuat siswa tidak terlatih untuk bersikap kritis dan aktif
dalam mengkaji pengetahuan serta pemahaman tentang moral. HOTS
adalah kemampuan berpikir yang mencakup pemikiran kritis, logis, efktif,
reflektif, metakognitif, dan kreatif (Nisa & Siswono, n.d.) Jika saja
penerapan cara berpikir HOTS diterapkan sedari dulu pada instansi
pendidikan yang ada di Indonesia, maka hal ini tentunya dipercaya akan
mengubah pola pikir generasi muda bahkan seluruh masyarakayt Indonesia.
Nilai moral dan karakter siswa di Indonesia saat ini mengalami
penurunan yang sangat drastis. Dibuktikan dengan banyaknya kasus tidakan
asusila yang melibatkan siawa dan siswi di Indonesia. Dengan membiasakan
siswa untuk berpikir secara kritis khususnya dalam mengkaji nilai-nilai
moral Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, pelajar Indonesia
akan semakin naik level dalam memahami dan memaknai nilai-nilai moral
yang sesungguhnya. Berbagai persoalan dan kerusakan yang ada saat ini
sesungguhnya disebabkan oleh kondisi moral dan etika masyarakat yang kini
sudah mengalami kemerosotan. Kemerosotan moral etika bangsa Indonesia ini
2
terlihat jelas melalui seringnya kita jumpai persoalan demi persoalan bangsa
yang semakin hari semakin meningkat. Mulai dari kasus kekerasan,
ketidakadilan sosial, serta isu-isu SARA. Hal yang lebih meprihatinkan adalah
kemerosotan moral yang terjadi nyatanya telah menjalar kesemua lapisan
masyarakat tidak terkecuali dengan anak muda bangsa Indonesia.
Kehidupan anak muda saat ini yang dikenal dengan sebutan generasi milenial
sangat memprihatinkan dan terbialng sangat jauh dari kata bermoral.
Maraknya penggunaan narkoba serta minuman keras dikalangan
anak muda seakan-akan tidak dapat terhitung banyaknya ditambah dengan
prespsi bahwa seks bebas dan night clubing adalah hal yang lumrah
dilakukan oleh anak muda jaman sekarang. Hal ini merupakan urgensi
bagi moralitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk memperbaiki
moral kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila dapat dijadikan dasar
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar semakin baik dalam segi
moralitas. Krisis moral dalam suatu negara merupakan hulu dari semua
masalah di sejumlah negara Moralitas memegang kunci dalam mengatasi
krisis moral. Indikator kemajuan bangsa
Pada dewasa ini pendidikan moral pancasila belum efektif dan
teraktualisasi secara nyata dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti
di Era Orde lama , Orde Barudan Reformasi masih banyak dijumpai
pendidikan moral pancasila yang kurang pelaksanaannya dalam kehidupan
bernegara.Dalam kurun satu dekade ini, bangsa Indonesia mengalami
kemunduran moral yang sangat hebat, ditandai dengan tingginya angka
freesex atau seks bebas di kalangan remaja, maraknya penggunaan obat-
obatan terlarang, seringnya terjadi bentrokan antar warga, antar pelajar,
mahasiswa dengan aparat, dan lainnya yang biasanya didasari hal-hal sepele,
semakin banyaknya kasus korupsi yang terungkap ke permukaan juga
menunjukan degradasi moral tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat biasa,
tetapi juga terjadi pada para pejabat yang seharusnya menjadi pengayom dan
teladan bagi warganya.Pendidikan berkarakter moral adalah kunci untuk
perbaikan sosial dan kemajuan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi
integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari pendidikan berkarakter moral
3
adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan moral. Model
pendidikan moral adalah cara berpikir mengenai proses caring, judging dan
acting dalam konteks pendidikan. Suatu model meliputi teori atau sudut
pandang mengenai bagaimana manusia berkembang secara moral dan
mengenai sejumlah strategi atau prinsip untuk membantu perkembangan
moral. Dengan demikian suatu model dapat membantu untuk memahami dan
melakukan pendidikan moral.Tetapi pada dewasa ini pendidikan moral
pancasila belum efektif dan teraktualisasi secara nyata dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, seperti di Era Orde lama , Orde Barudan Reformasi
masih banyak dijumpai pendidikan moral pancasila yang kurang
pelaksanaannya dalam kehidupan bernegara.
1
Tirtaraharja, Umar, S.L La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:Rineka
Cipta,2005)hlm 13
2
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1981), 257.
3
Novem Nugroho, Pendidikan Moral Menurut John Locke Perspektif Pendidikan Agama
Islam, 11
4
untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan
negara.4
Jadi pendidikan merupakan usaha manusia dari pribadi atau orang
lain dalam rangka mengembangkan memperbaiki diri manusia tersebut untuk
menjadi manusia yang lebih bernilai.
b. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata bahasa latin mos atau mores yang
memiliki makna kebiasaan, kelakuan, kesusilaan.5 Istilah lain yang sama
dengan moral adalah etika dan akhlak. Etika berasal dari kata ethiek
(Belanda), ethics (Inggris), dan ethos (Yunani) yang berarti kebiasaan,
kelakuan. Dalam bahasa Arab kata “moral” berarti budi pekerti adalah sama
dengan kta “Akhlak”, sedagkan dalam bahasa Indonesia kata moral dikenal
denganarti kesusilaan.
Istilah moral seringkali digunakan secara beragntian dengan etika.
Kata moral atau Etika digunakan untuk menunjukkan suatu perilaku baik atau
buruk, sopan santun dan kesesuaiannya dengan nilai-ilai kehidupan.6 Dr. J.
Verkuyl mengatakan: “Dalam pemakaian di kalangan ilmu pengetahuan kata
etika itu telah mendapat arti yang lebih dalam daripada kata moral. Istilah
moral biasanya dipergunakan untuk memberikan penilaian atau predikat
terhadap tingkah laku manusia. Karena itu utuk memahami pengertian moral
sangat erat kaitannya dengan etika. Etika adalah suatu ilmu cabang filsafat
yang obyeknya adalah tingkah laku manusia ditinjau dari nilai baik dan
buruknya.
4
Ibid., 3.
5
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Membangun Masyarakat
Indonesia. (Yogyakarta:kanius 1990), 90.
6
Novem Nugroho, Pendidikan Moral Menurut John Locke Perspektif Pendidikan Agama
Islam, 13.
5
Sedangkan menurut istilah adalah ajaran baik buruk tentang perbuatan dan
kelakuan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.7 Berikut ini beberapa pengertian moral dari berbagai pandangan:
a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata moral berarti ajaran
tentang baik buruk yanag diterima umum mengenai perbuatan, sikap ,
kewajiban, dan sebagainya.8
7
Elly M. Setiadi, Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Gamedia
pustaka Utama, 2005), 160.
8
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.1. (Jakarta: Balai Pustaka,1989), 595
Bambang Daroeso, Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila, (Semarang: CV.
9
6
d. Menurut Prof. Dr. P. J. Bouman yang mengatakan bahwa “moral adalah
suatu perbuatan atau tingkah laku manusia timbul karena adanya
interaksi antar individu-indvidu didalam pergaulan
7
tinggi dalam mewujudkan tujuan-tujuan sosial. Disamping bersifat sosial
pendidikan moral haruslah bersifat rasional.11
Dengan pengertian diatas maka kajian tentang pendidikan moral
bukan sekedar kajian tentang bagaimana mengajarkan norma moral
tentang membedakan nilai-nilai keutamaan dan nilai-nilai keburukan,
namun lebih dari itu merupakan kajian tentang bagaiman moralitas
manusia dikembangkan untuk mencapai moralitas yang baik dalam
segala situasi kehidupan. Pendidikan moral sendiri menyangkut aspek
dari pada watak seseorang yang berkembang secara sistematis dan
harmonis yang sesuai dengan perkembangannya melalui pendidikan yang
ia dapat. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-
prinsip yang benar, baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan
masyarakat, negara dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moral pun
dapat dibedakan seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat,
moral etika, moral hukum, moral ilmu, dan sebagainya.
Ibid., 6.
11
1033 ][ CITATION bam \l 1033 ].com, Pendidikan Moral Pancasila Pada Masa Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi
8
didasarkan pada kesadaran moral. Dalam kesadaran moral tingkah laku
atau perbuatan itu dilaksanakan secara sukarela tanpa paksaan dan keluar
dari diri pribadi.
Perkembangan kesadaran moral adalah bertahap. Manusia sejak
lahir mempunyai potensi moral yang merupakan peralatan hidup sebagai
makhluk sosial. Potensi moral tersebut tumbuh dan berkembang dalam
hubungan pergaulan dengan sesama manusia alam dan masyarakatnya.
Akhirnya terbentuklah kesadaran moral yang bertahap. Jika kita
membicarakan mengenai moral maka kita akan menemukan bahwa
hukum juga tidak jauh beda dengan moral jika dilihat dari tujuannya.
Kalau tujuan hukum adalah mengatur tingkah laku dan tata tertib
masyarakat dalam bermasyarakat dengan aturan hukum yang berlaku,
moral mempunyai tujuan mengatur tingkah laku manusia sebagai
manusia. Tingkah laku ini meliputi hubungan manusia dengan Tuhan
Ynag Maha Esa, dengan sesama manusia, dengan masyarakat dan dengan
alam semesta.
c. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945. 13 Menurut
[ CITATION Suw93 \l 1033 ][ CITATION Toy97 \l 1033 ][ CITATION Ish75 \l 1033 ]
[ CITATION dar78 \l 1033 ][ CITATION Ahm83 \l 1033 ][ CITATION Tuk \l 1033 ]
[ CITATION 24c20 \l 1033 ] Presiden Soeharto Pancasila merupakan lima dasar
yang merupakan satu totalitas dan satu kebulatan tunggal, yang tiap-tiap
sila selalu mengandung keempat sila lainnya. Tiap sila tidak boleh
dilepaskan dan dipertentangkan dari sila yang lain.14
9
1. Pengertian Pancasila secara Etimologis
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad
XIV, yaitu terdapat di dalam buku Negara Kertagama karangan Prapanca
dan buku Sutasoma karangan Tantular dalam bahasa Sansekerta (bahasa
brahmana India). Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta berarti lima sendi
atau secara harfiah disebut “dasar yang memiliki lima unsur”. 15 Pendidikan
pancasila menurut Budha merupakan lima aturan (larangan) atau five
moral principles yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut
biasa atau alam. Pancasila yang berisi lima larangan atau pantangan itu
menurut isi lengkap nya adalah sebagai berikut:
10
4. Mabok, artinya minum-minuman keras atau menghisap candu
5. Main, artinya berjudi
Semua huruf dari ajaran moral tersebut diawali dengan huruf “M”
atau dalam bahasa jawa disebut “Ma”, oleh karena itu lima prinsip moral
tersebut “Ma lima” atau “M 5” yaitu lima larangan.16
11
Pancasila baik dari segi istilahnya maupun proses perumusannya sampai
menjadi dasar negara yang sah sebagaimana terdapat dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.17
Ibid., 10.
19
12
karena itu, melalui proses sejarah yang cukup panjang akhirnya nilai-
nilai Pancasila disepakati oleh tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk
dijadikan dasar dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.20
Sejak disahkan secara konstitusional pada 18 Agustus 1945,
Pancasila merupakan dasar (falsafah) negara, pandangan hidup, ideologi
nasional, dan pemersatu dalam perikehidupan kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia. Pancasila adalah dasar statis yang mempersatukan
sekaligus bintang penuntun yang dinamis yang mengarahkan bangsa
dalam mencapai tujuannya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan jati diri
bangsa, kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa.21
Kedudukan dan fungsi pancasila bila mana kita kaji secara ilmiah
memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan
Negara, sebagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya
terdapat berbagai macam terminologi yang harus kita deskripsikan secara
objektif.22
Pancasila diperlukan untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari kepada pesrerta didik. Pendidikan Pancasila bertujuan untk
menghasilkan peserta didik yang berperilaku:23
1) Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung
jawab sesuai dengan hati nuraninya.
2) Memiliki kemampuan untk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya.
3) Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seini.
13
4) Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-
nilai budaya untuk menggalang persatuan Indonesia.
4. Pengertian Pancasila menurut para tokoh
1) Notonegoro : Menurut notonegoro pancasila adalah dasar falsafah
negara indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan
bangsa dan negara indonesia.
2) Muhammad Yamin: Pancasila berasal dari kata panca yang berarti
lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah
laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila merupakan
lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku
yang penting dan baik.
3) I.R Soekarno: Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun
temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
barat. dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara. tetapi
lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa indonesia
4) Panitia Lima: Pancasila adala lima asas yang merupakan ideologi
negara. Kelima sila itu merupakan kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Hubungan antara lima asa erat sekali,
berangkaian, dan tidak berdiri sendiri.
Pada suatu objek pembahasan pancasila akan kita jumpai berbagai
macam penekanan. Seperti halnya pendidikan moral yang berdasar
padanya. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara keseluruhan
kita juga perlu mengkaji nilai nilai moral yang terkandung didalamnya.
Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara kronologis baik
menyangkut perumusannya maupun peristilahannya.
d. Moral Pancasila
Setelah membahas mengenai Moral kami juga menuliskan
beberapa pernyataan mengenai moral Pancasila. Moral Pancasila adalah
14
moral yang didasarkan pada pancasila, yang rumusan resminya tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Moral Pancasila bersumber pada Pancasila,
maka perlu diketahui terlebih dahulu adanya hubungan kausalitas antara
moral dan Pancasila. Untuk memperoleh pengertian itu diperlukan
pengertian tentang isi dan makna dalam sila-sila Pancasila yang
merupakan perwujudan langsung untuk menjelaskan pengertian moral
Pancasila. Berikut ini merupakan sedikit penjabaran mengenai isi dan
makna sila-sila pancasila:
15
c. Sila ke tiga: persatuan indonesia
1. Menempatkan persatuan, kesatuan dan keselamatan bangsa dan
negara.
2. Cinta tanah air da bangsa.
3. Bangsa sebagai bangsa indonesia dan bertanah air indonesia.
4. Bangsa sebagai bangsa indonesia dan bertanah air indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhinneka Tunggal Ika.
16
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersifat boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
10. Suka bekerja keras.
11. Menghargai karya orang lain.
12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
keadilan sosial.
Dari uraian di atas, maka sikap dan tingkah laku yang sesuai dan
layak dengan butir-butir ekaprasetya pancakarsa, adalah moral pancasila.24.
Bagi bangsa Indonesia moral pancasila diwujudkan dengan norma hukum
dan norma ral atau susila. Hal ini terdapat dalam Ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Moral Pancasila identik dengan penghayatan dan pengamalan pancasila
sebagai pedoman bermoral. Sumber tertib hukum atau sumber dari segala
segala sumber hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup,
kesadaran dan cita-cita mengenai kemerdekaan individu dan bangsa, peri-
kemanusiaan, keadilan sosial, cita-cita moral dan tujuan negara mengenai
keidupa kemasyarakatan dan keagamaan yang berasal dari nurani manusia.
Pandangan hidup, kesadaran dan cita- cita moral yang luhur maupun
hukum yang meiputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia
itu pada tanggal 18 agustus 1945 telah dimurnikan dan dipadatkan mnjadi
dasar negara Republik Indonesia yakni Pancasila. Pendidikan Moral
Pancasila merupakan Program pendidikan dan berlangsung dalam suatu
proses pendidikan pula. Karena itu Pendidikan Moral Pancasila bukan
suatu proses pengajaran yang merupakan pengalihan pengetahuan saja,
tetapi juga menyangkut usaha sadar tentang pembentukan kepribadian,
pembentukan sikap/mental dan mengarah kepada tingkah laku perbuatan
dari seseorang warga negara Indonesia yang berdasar pada Pancasila.
Bambang Daroeso, Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila, (Semarang: CV.
24
17
Berikut ini merupakan pengertian Pendidikan Moral Pancasila menurut
beberapa tokoh:
18
f. Dari Dra. Endang Daroeni Asdi dan Drs. Sri Soeprapto Wirodiningrat
mengatakan bahwa pendidikan moral pancasila adalah suatu usaha
untuk membimbing perkembangan kepribadian masing-masing warga
negara indonesia menuju terbentuknya kepribadian bangsa yang
bersumber kepada pancasila. Yang dimaksud dengan kepribadian
bangsa adalah ciri-ciri khas bangsa, baik lahir mapun batin dalam
hubungannya dengan pengamalan pancasila dalam bidang kenegaraan,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan serta dalam
hubungannya dengan bangsa-bangsa lain.
g. Pendidikan moral pancasila merupakan jalur pendidikan atau
pemasyarakatan pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila
melalui jalur sekolah. Hal ini dapat diketahui dari ketetapan MPR
no.II/MPR/1983 Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara Yang
Menetapkan Bahwa “pendidikan nasional perlu diperluas dan
ditingkatkan usaha-usaha penghayatan dan pengamalan pancasila oleh
seluruh rakyat indonesia”. Pendidikan pancasila termasuk pendidikan
pelaksanaan pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila (P-4),
Pendidikan moral pancasila serta unsur-unsur yang dapat meneruskan
dan mengembangkan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 kepada
generasi muda harus semakin ditingkatkan dalam kurikulum sekolah,
mulai dari TK Sampai perguruan tinggi baik negri maupun swasta,
dan dilingkungan masyarakat.25
19
a. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tujuan Pendidikan Moral
Pancasila adalah:
1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman yang benar
tentang Pancasila sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dan pola berfikir yang sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga tumbuh keyakinan
motivasidan kehendak untuk senantiasa sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
3. Menambahkan ketrampilan warga negara Indonesia untuk selalu
mempertahankan dan melestarikan Pancasila dan UUD 1945.
20
diberikan, terutama pada mereka yang masih usia anak-anak. Agar mereka
mengerti dan juga memahami nilai luhur dari Pancasila bagi kehidupan
bermasyarakat dan juga kehidupan bernegara.
4. Berprilaku Nasionalis
Agar individu dapat berperilaku sesuai dengan isi dari butir-butir
pancasila, sesuai namanya memilki 5 sila yang berbeda-beda. Masing-
masing dari kelima sila tersebut memilIki butir-butir sila tersendiri, yang
merupakan ekstraksi atau penjabaran dari setiap sila yang terdapat pada
pancasila. Manfaat pendidikan pancasila maka diharapkan, siapa saja yang
menempuh pendidikan pancasila dapat berperilaku sesuai dengan apa yang
ditulis melalui butir-butir pancasila tersebut.
21
5. Agar Individu dapat mengamalkan Pancasila di segala situasi
Masih dari perilaku, pendidikan pancasila dapat membantu warga
Negara Indonesia dalam mengamalkan segala macam nilai, butir dan juga
perilaku yang sejalan dengan pancasila. Nilai dan butir-butir yang
terkandung dalam pancasila merupakan hal yang baik terutama dalam
kehidupan berbangsa dan juga bernegara. Hal ini membuat individu sebagai
warga negara yang baik wajib, akan mengamalkan berbagai macam nilai-
nilai luhur dari pancasila.
22
sendiri selain merupakan landasan ideologis bagi Negara, juga merupakan
cerminan karakteristik dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Maka dari itu,
manfaat pendidikan pancasila sangatlah penting, karena melalui pendidikan
pancasila, dapat terbangun karakter dari masyarakat Indonesia yang baik,
bermartabat dan juga berintegritas dalam melakukan kehidupan berbangsa
dan juga bernegara.
23
Pancasila dasar Republik Indonesia. Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia telah memurnikan dan memandatkan pandangan hidup bangsa
Indonesia itu menjadi dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945 dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan moral dan pendidikan
religi telah ada pada bangsa Indonesia meskipun bentuknya tidak seperti
sekarang ini. Pendidikan moral bersumber pada religi, adat istiadat dan
kebiasaan yang dalam tata kehidupan masyarakat itu. Dalam tata kehidupan
masyarakat Indonesia, melalui beberapa pepatah, lagu dan cerita-cerita telah
dikenalkan kesadaran keagamaan, kesadaran kekeluargaan, kesadaran untuk
bermusyawarah , kesadaran bekerja secara gotong-royong dan kesadaran
untuk tenggang rasa atau toleransi. Kesadaran itu telah ada berabad-abad
lamanya. Dengan demikian konsep hidup bermoral bagi bangsa Indonesia
yang berintikan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan
suatu kenyataan bagi masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.
Seperti telah diuraikan diatas, bahwa pendidikan moral telah ada pada
masyarakat Indonesia. Dengan pendidikan moral masyarakat menghendaki
agar anggotanya memahami, mengamalkan dan melestarikan nilai-nilai yang
telah menjadi kesepakatan bersama masyarakat itu. Pancasila merupakan
moral Pancasila sebagai moral bangsa itu dapat dimiliki atau menjadi moral
perseorangan, sehingga manusia Indonesia sebagai pendukung Pancasila
mempunyai sikap dan tingkah laku yang sesuai dengam sila-sila Pancasila.
Sikap dan tingkah laku ini adalah:
1. Sikap dan tingkah laku manusia Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sikap dan tingkah laku manusia Indonesia terhadap kemanusiaan yang adil
dan beradab (sesama manusia).
3. Sikap dan tingkah laku manusia Indonesia terhadap persatuan Indonesia
( terhadap nusa, bangsa dan bendera Indonesia).
4. Sikap dan tingkah laku manusia Indonesia terhadap kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau
perwakilan ( terhadap pemerintahan Indonesia).
24
5. Sikap dan tingkah laku manusia Indonesia terhadap keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia (terhadap sosial budaya Indonesia).
25
2. Pancasila, Pembukaan UUD dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
kriteria, ukuran dan syarat-syarat yang obyektif dalam mengampu
Pendidikan Moral Pancasila
3. Moral Pancasila identik dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila
yang berjumlah tiga puluh enam butir itu, diberikan secara bulat dan utuh
pada satu jenjang sekolah dengan titik berat yang berbeda pada satu atau
lebih butir, pada setiap kelas mengingat tigkat kemampuan anak didik
yang berbeda.
4. Sila-sila Pancasila merupakan tujuan kurikuler, sedangkan Tujuan
intruksional umum adalah tiga puluh enam butir Ekaprasetya Pancakarsa
(Moral Pancasila)
5. Obyek Pendidikan Moral Pancasila adalah Manusia Indonesia Seutuhnya
(anak didik/warganegara) dengan:
a. Delapan sasaran bina:
1. Manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia yang cerdas.
3. Manusia yang terampil.
4. Manusia yang berbudi pekerti luhur.
5. Manusia yang memiliki kepribadian kuat.
6. Manusia yang tebal semangat kebangsaannya.
7. Manusia yang mampu membangun diriya sendiri.
8. Manusia yang bertanggung jawab atas pembangunan bangsanya.
b. Sasaran akhir, bahwa anak didik/manusia Indonesia menghayati dan
mengamalkan Pancasila, sehingga tingkah lakunya sesuai dan layak
dengan sila-sila Pancasila (bermoral Pancasila). Dengan tingkah laku
yang sesuai dan layak dengan sila-sila Pancasila, Manusia Indonesia
mempunyai sikap hidup Manusia Pancasila. Sikap hidup Manusia
Pancasila adalah:
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kepentingan pribadinya diletakkan dalam kerangka kesadaran
kewajibannya sebagai makhluk sosial dalam kehidupan
bermasyarakat.
26
c. Kewajibannya terhadap masyarakat dirasakan lebih besar dari
kepentingan pribadinya.
6. Materi utama Pendidikan Moral Pancasila adalah Undang Undang Dasar
1945. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila serta Garis-Garis
Besar Haluan Negara. Materi ini didalam kelas merupakan suatu kebulatan
dalam bentuk sub pokok bahasan yang dijabarkan dari Tujuan Kurikuler,
Tujuan Instruksional Umum dan Pokok Bahasan.
7. Aspek moral, aspek yuridis konstitusional dan aspek sejarah perjuangan
bagsa merupakan aspek yang utama dalam Pendidikan Moral Pancasila.
adalah aspek utama dalam Pendidikan Moral Pancasila
8. Pendidikan Moral Pancasila adalah pendidikan nilai-nilai.
9. Kegiatan kurikuler di sekolah dan kegiatan Pendidikan Lingkungan
merupakan media untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila
sebagaimana yang dirumuskan dalam Ketetapan MPR. No. II/MPR/1978.
Bambang Daroeso, Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila, (Semarang: CV.
27
27
1. Zaman Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan kerajaan hindu tertua
di Indonesia yakni tahun 400 Masehi. Pada masa itu telah terdapat
beberapa sistem seperti Pancasila misalnya, kita telah mengenal dan
menemukan nilai-nilai seperti nilai sosial politik, dan ketuhanan
dalam bentuk kerajaan, kenduri dan sedekah kepada para Brahmana.
Hal ini terkait dengan nilai-nilai integrasi sosial, kebersamaan, serta
nilai ketuhanan.28
28
4. Zaman Kerajaan-kerajaan sebelum Majapahit. Sebelum kerajaan
Majapahit muncul sebagai suatu kerajaan yang memancangkan nilai-
nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan
Jawa Timur secara silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII,
Sanjaya pada abad ke VIII yang ikut membantu membangun Candi
Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah Wihara untuk Pendeta Budha
didirikan di Jawa Tengah bersama dengan Dinasti Syailendra (abad ke
VII dan IX). Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode
kerajaan-kerajaan tersebut adalah dengan dibangunnya Candi
Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX) dan Candi
Prambanan (Candi agama Hindu pada abad ke X) sehingga
pembangunan candi-candi tersebut menunjukkan fakta bahwa dahulu
bangsa Indonesia telah mengembangkan toleransi beragama dan sikap
humanisme dalam pergaulan antar manusia hingga sampai pada India.
Selain Kerajaan di Jawa Tengah, di Jawa Timur juga muncul Kerajaan
Isana (pada abad ke IX), Darmawangsa (abad ke X), demikian juga
Kerajaan Airlangga (abad ke XI), Raja Airlangga membuat bangunan
keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam
kehidupan beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agama
Budha, agama Wisnu dan agama Syiwa yang hidup berdampingan
secara damai.31 Menurut prasasti Kelagen, Raja Airlangga telah
mengadakan hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala,
Chola dan Champa. Hal ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan.
Demikian pula airlangga mengalami penggemblengan lahir dan batin
di hutan dan tahun 1019 para pengikutnya, rakyat dan para Brahmana
bermusyawarah dan memutuskan untuk memohon Airlangga bersedia
menjadi raja, meneruskan tradisi istana sebagai nilai-nilai sila keempat.
Pada tahun 1037, Raja Airlangga memerintahkan untuk membuat
29
tanggul dan waduk demi kesejahteraan pertanian rakyat, dan hal ini
merupakan nilai-nilai sila kelima.32
Ibid., 28-29.
32
30
Tidak boleh mencuri
Tidak boleh berjiwa dengki
Tidak boleh berbohong
Tidak boleh mabuk minuman keras34
21.
31
Mangrua” yang artinya walaupun berbeda-beda namun tetap satu
jua dan tidak ada agam yang memiliki tujuan yang berbeda.
b) Pengamalan Sila Kemanusiaan telah terbuktidari hubungan raja
Hayam Wuruk dengan kerajaan asing.
c) Pengamalan sila Persatuan Indonesia terbukti dari keutuhan suatu
kerajaan. Sumpah Palapa merupakan contohnya. Gajah Mada
menuturkan pada siding Ratu dan Menteri pada tahun 1331 yang
bertujuan mempersatukan seluruh nusantara.
d)Sila Kerakyatan dapat dilihat dari sistem kerajaan Majapahit.
Menurut prasasti Brumbung dalam kerajaan Majapahit “Gotong
royong pada masyarakat menumbuhkan adat musyawarah untuk
mufakat untuk menyelesaikan masalah.
e) Sila Keadilan social terlihat dari adanya kesejahteraan dan
kemakmuran pada rakyat-rakyat di setiap kerajaan. Setelah itu
muncul kerajaan-kerajaan Islam antara lain: Kerajaan Samudera
Pasai, Demak, Pajang Aceh, Mataram, Cirebon, Banten, Gowa-
Tallo, Ternate dan Tidore
6. Pada masa kerajaan islam, Islam sebagai agama baru telah dipeluk oleh
banyak kerajaan-kerajaan di Nusantara. Tentu agama baru ini telah
banyak memberi sumbang bagi terbentuknya pandangan dunia baru
bagi masyarakat Nusantara. Dengan karakter Egaliter, yakni menampik
stratifikasi kasta di masa lalu, islam telah memberi daya dorong
terbentuknya masyarakat religius baru dengan penekanan pada nilai-
nilai kesamaan yang merupakan hak yang melekat pada diri manusia.
Konsep kesatuan ummah juga telah menyorongkan konsep baru
bernama persatuan. Dengan kesamaan identitas agama mereka,
kerajaan-kerajaan di nusantara seperti Kerajaan Samudra Pasai di
Sumatera, Kesultanan Islam Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Pajang,
Kesultanan Mataram, Kerajaan Banten, Kerajaan Ternate, Kerajaan
Tidore, Bacan, Kerajaan Jailolo dan Kerajaan Gowa Makassar, serta
lainnya semakin intensif untuk menjalin kerjasama mereka dalam
32
mengusir penjajah Belanda yang telah merebut hak kekuasaan sosial,
teritori, ekonomi, maupun politik di wilayah masing-masing. Selain
telah mengajarkan dan memperkaya paham keyakinan dan
kepercayaan akan adanya Tuhan yang Maha Esa, yakni sebuah
identitas sebagai bangsa yang religius, Islam seperti dipeluk oleh
berbagai kerajaan-kerajaan tersebut telah menjadi bibit persemaian
persatuan Indonesia di nusantara ini dan juga menjadi daya dorong
perlawanan yang gigih dari bangsa Indonesia melawan penjajah
Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda.37 Jadi pada dasarnya nilai-nilai
luhur Pancasila telah melekat di jiwa bangsa Indonesia sejak masa
kerajaan.
Fauzi, Pancasila Ditinjau Dari Segi Yuriditis Konstitusional dan Segi Filosofis, (Malang:
37
33
diketuai olehDR. K.R.T. Radjiman Widyeodiningrat yag beranggotalkan
60 orang. Pada masa inilah Pancasila mulai terbentuk melalui beberapa
pendapat mengenai asas-sas dalam Pancasila hiingga terumusnya
Pancasila yang pada saat itu telah ditetapkan sebagai lima dasar Negara
Indonesia.40
3.
Fredohedi.Blogspot.com, Pendidikan Moral Pancasila Pada Masa Orde Lama, Orde
41
34
mendapat predikat sebagai jiwa bangsa. Nilai Pancasila yang digali dari
bumi Indonesia sendiri merupakan pandangan hidup/panutan hidaup
bangsa Indonesia. Kemudian, ditingkatkan kembali menjadi Dasar
Negara yang secara yuridis formal ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
1945, yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara spesifik, nilai
Pancasila telah tercermin dalam norma seperti norma agama, kesusilaan,
kesopanan, kebiasaan, serta norma hukum. Dengan demikian, nilai
Pancasila secara individu hendaknya dimaknai sebagai cermin perilaku
hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan dalam cara
bertindak. Menurut suseno (1998) pendidikan pada masa orde lama, pada
pemeritahan orla ingin pendidikan moral pancasila menjadi pedoman
tingkah laku masyarakat supaya menjadi pribadi yang bermoral
pancasila.
35
GBHN 1973 menyebut perlunya "Kurikulum di semua tingkat
pendidikan yang berisikan Pendidikan Moral Pancasila....". Apabila
dicermati, nampak jelas bahwa Pancasila ditafsirkan dalam masing-
masing pokok-pokok bahasan dan bahan pengajaran dengan nuansa
Kurikulum 1968 sampai dengan berubahnya menjadi Pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan pada Kurikulum 1994. Menurut Darji
Darmodiharjo (1980), Pendidikan Moral Pada era Orde Baru Orde baru
ingin menciptkaan bangsa yang tertib bermoral serta berhubungan supaya
menjadi bangsa yang kuat dan sejahtera, yang sesuai dengan UU yang
berlaku dan sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila. Jadi pada masa orde
baru, pendidikan moral pancasila lebih ditekankan untuk membuat
masyarakat Indonesia lebih tertib bermoral supaya menjadi bangsa yang
kuat dan bermoral Pancasila.42
36
memahami etika bermoral yang baik dan beasaskan sesuai dengan nilai
nilai yang terkandung dalam pancasila.43
Ibid., 23.
43
37
demikian, sangat terasa sekali bahwa semenjak pasca reformasi terdapat
beberapa keprihatinan yang dirasakan tentang makna Pancasila bagi
bangsa dan negara Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika
mengawali pidatonya pada peringatan Hari Lahirnya Pancasila,
menyatakan “kita harus memulai dialog kita ini dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kritis. Mengapa kita harus bicara kembali tentang
Pancasila ? ini merupakan pertanyaan fundamental yang harus kita jawab
bersama. Kita merasakan dalam 8 tahun terakhir ini ditengah-tengah gerak
reformasi dan demokratisasi yang berlangsung di negeri kita, terkadang
kita kurang berani untuk mengucapkan pancasila”.
38
1. Landasan historis
Di dalam kehidupan bangsa indonesia tersebut prinsip
hidup yang tersimpul dalam pandangan hidup atau filsafat hidup
bangsa ( jati diri) yang oleh para pendiri bangsa/ negara dirumuskan
dalam rumusan sederhana namun mendalam yang meliputi lima
prinsip, yaitu pancasila.
2. Landasan kultural
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang
tercermin dalam nilai-nilai budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai
budaya sebagai nilai dasar berkehidupan berbangsadan bernegara
dirumuskan dalam pancasila.
3. Landasan yuridis
UUD Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional, peraturan pemerintahan nomor 60 tahun 1999 tentang
pendidikan tinggi.
4. Landasan filosofi
Nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara, maka
dalam aspek penyelenggaraannya, negara harus bersumber pada nilai-
nilai pancasila termasuk sistem perundang-undangan di
Indonesia.Dalam hal ini peran pancasila sebagai pedoman pendidikan
moral, diantaranya:
39
dalam segi urusan Negara, maupun sosialisasi dan toleransi
terhadap sesama manusia
c) Mengajarkan Persatuan.
Pada sila yang ketiga mengajarkan bahwa rakyat
Indonesia harus memiliki rasa kesatuan .Meskipun Indonesia
memiliki beragam budaya, bahasa, adat, suku,dan agama yang
berbeda dari ujung Sabang sampai Merauke meraka tidak
membeda-bedakan bahkan tetap bersatu untuk memperjuangkan
tanah air Indonesia.
40
e) Mengajarkan keadilan
Dalam sila yang kelima tidak diperbolehkan untuk membeda-
bedakan dalam hal pendidikan. Upaya ini membutuhkan
kepemimpinan nasional yang kuat dan aktif,berkomitmen untuk
pelaksanaan pancasila sebagai warisan budaya kita dan sebagai
prinsip dasar Republik. Seorang pemimpin mampu memberi contoh
kepada semua orang tim dan pemimpin lokal. Ini akan memotivasi
orang untuk mencapai yang terbaik dalam aspek kehidupan. Berlaku
adil disini adil dalam menggerakan hukum,sosial dan hak . tidak
membedakan kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa semua sama.
Maka dari itu peran pancasila sangat penting bagi aspek kehidupan
terutama dalam pendidikan moral, jika rakyat Indonesia memiliki
pedoman pada pancasila maka tidak akan pernah ada
perselisihan,sopan santun,adanya toleransi,saling membantu.karna itu
bangsa Indonesia harus memahami dengan baik arti dan makna dari
pancasila.
41
Pendidikan Nasional pada UU No 22 tahun 2003 tentang
sisdiknas yakni bertujuan untuk berkembangntya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan
yang maha Esa,berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dengan ini Mentri Pendidikan Nasional Professor
Bambang Sudoyono memberikan program sekolah gratis di SD/SMP
selama 9 tahun bagi warga yang kurang mampu , agar generasi bangsa
tidak buta huruf dan agar pendidikan di Indonesia bertambah maju.
42
B. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab secara sistematis didasari
dan dijiwai oleh sila ketuhanan yang Maha Esa. Serta mendasari dan
menjiwai ketiga sila berikutnya.
Makna Sila ke-2 Pancasila:
1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk
Tuhan. Artinya, kemanusiaan itu universal.
2. Menjunjung tinggi Kemerdekaan sebagai hak segala
bangsa.menghargai hak setiap warga dan menolak rasialisme.
3. Mewujudkan keadilan peradaban yang tidak lemah.
43
4. Bermusyawarah sampai mencapai consensus atau kata mufakat diliputi
dengan semangat kekeluargaan.
44
sesama manusia, seperti yang kita ketahui bahwa pembangunan moral
dibangun melalui proses Informal, Formal dan Non-Formal. Informal yaitu
pembangunan karakter dari lingkup keluarga, disini yang harus diutamakan
pertama kali adalah bimbingan ibadah agar anak dapat lebih memahami
ketuhanan yang mereka yakini dan bertutur kata yang baik kepada orang tua.
Seperti contoh :
a. Membiasakan anak untuk sholat lima waktu dan mengaji
b. Membiasakan anak untuk menjabat tangan kedua orang tua
c. Mengajarkan anak untuk membantu pekerjaan rumah
Sedangkan Formal adalah pembangunan karakter melalui pendidikan
disekolah, disini guru akan mengajarkan banyak hal seperti :
a. Mengajarkan siswa untuk disiplin
b. Mengajarkan siswa untuk bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas
tepat waktu
c. Belajar menjadi ketua kelas, agar anak mampu menjadi pemimpin yang
disiplin dan bertanggungjawab
d. Mengajarkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan agar tetap bersih
dan terjaga
Sedangkan Unformal adalah pembnagunan moral melalui
masyarakat sekitar. Contohnya :
a. Gotong royong menciptakan rasa simpati terhadap lingkungan
b. Menegur atau mengingatkan anak-anak terutama remaja yang membuat
keonaran seperti kebut-kebutan, coret-coret tembok dan lain sebagainya.
c. Mengajak untuk bersikap jujur dan adil dalam bertindak
Contoh nilai pendidikan moral:
a. Nilai keamanahan seseorang
Seseorang yang memiliki moral yang baik umumnya merupakan orang
yang dapat dipercaya atau bisa dikatakan amanah terhadap setiap titipan
yang diembankan pada orang tersebut.
45
b. Nilai kejujuran
Orang yang memiliki moral baik tentunya sadar akan pentingnya nilai
kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat. Karena pada masa ini nilai
kejujuran sudah sangat jarang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
c. Nilai kecerdasan
Setiap orang yang memiliki moral baik sudah tentu mereka menyadari
akan pentingnya belajar untuk mencari ilmu pengetahuan agar menjadi
manusia yang cerdas dan berwawasan luas.
46
1. Sila pertama menandakan bahwa kegiatan politik di Indonesia harus
menjunjung tinggi moral. Seperti yang kita tahu, nilai moral tertinggi
berdasar pada nilai-nilai ketuhanan. Sedangkan moral keagamaan sendiri
bersumber pada kepercaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi,
sebagai Negara, dengan berdasar pada ketuhanan tidak membuat Indonesia
menjadi sebuah Negara agama. Indonesia adalah Negara yang memberi
kebebasan pada rakyatnya untuk memeluk beberapa agama yang diakui di
Indonesia. Karena Indonesia mengakui beberapa agama, maka kebijakan
politik di Indonesia juga tidak boleh memihak atau memberi keuntungan
pada satu agama saja. Kebijakan politik di Indonesia tetaplah berdasar
pada legitimasi hokum yang sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan. Selain
itu, penerapan nilai pancasila dalam bidang politik juga bisa diwujudkan
dari perilaku para pelaku di politik yang harus menjauhi sikap-sikap yang
tidak benar. Sebagai contoh penerapan pancasila dalam bidang poitik:
Menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama selama
menjalankan tugas sebagai pejabat.
Tidak menggunakan fasilitas pemerintah untuk kepentingan sendiri.
Pejabat di semua lapisan tidak melakukan korupsi yang merugikan
rakyat.
Tidak menghalalkan suatu cara untuk menjatuhkan lawan politik.
Pemrerintah Indonesia tidak mengakui adanya kebebasan untuk
tidak memeluk agama (atheis)
47
Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal tersebut bahkan
diatur dalam undang-undang.
Pembentukan komisi nasional hak asasi manusia adalah salah satu
bentuk bahwa Negara melindungi dan membela hak asasi tiap warga
Negara.
Negara Indonesia bersifat modualis, yaitu memfasilitasi peran warga
Negara sebagai individu sekaligus sebagai mahluk sosial.
Warga mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban warga
Negara dalam bidang politik.
48
5. Sila kelima mempunyai arti yang sangat luas. Beberapa hal yang
berkaitan dengan contoh penerapan nilai-nilai pancasila dalam bidang
Politik yang erat dengan konsep sila kelima ini adalah gotong royong,
kasih saying yang disertakan rasa adil baik dimana kehidupan poltik dan
sosial disatukan. Tidak hanya di bidang politik kita juga sebagai
Warganegara Indonesia memiliki kewajiban untuk menerapkan Pancasila
sebagai pedoman kehidupan bermoral. Terdapat banyak nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila yang dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini merupakan contoh penerapan pendidikan moral
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari jika dilihat dari masing- masing
sila:
1. Penerapan Pancasila: Sila ketuhanan Yang Maha Esa.
a) Percaya dan taqwa terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan kepercayaan dan keyakinan yang timbul dari hati.
b) Memili satu agama dan menjalankan peribadatan dari agama
tersebut dan diikuti dengan ketakwaan pada Tuhan.
c) Saling menghormati antar pemeluk agama.
d) Saling tolong-menolong dalam kehidupan beragama agar tercipta
kerukunan.
e) Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
f) Peran moral dalam membentuk karakter bangsa karena didorong
adanya sebuah keyakinan beragama yang dilindungi oleh bangsa.
49
3. Penerapan Pancasila: Sila persatuan Indonesia.
a) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
b) Cinta tanah air dan menjaga nama baiknya.
c) Tidak memicu keributan maupun konflik yang tidak bermanfaat
dan dapat mengganggu persatuan bangsa Indonesia.
d) Menjunjung tinggi persatuan Indonesia.
50
pancasila sebagai pedoman kehidupan bermoral diatas dapat kita terapkan
dalam kehidupan sehari-hari agar terbentuk karakter yang bermoral dan agar
salah satu misi bangsa Indonesia terwujud yakni menjadikan bangsa
Indonesia sebagai mnusia yang bermoral Pancasila.
51
RINGKASAN
52
Pancasila. Moral Pancasila sendiri identik dengan penghayatan dan
pengamalan pancasila sebagai pedoman bermoral.
53
pendidikan moral bagi masyarakat Indonesia. Untuk kepentingan tersebut
haruslah ada proses internalisai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
kepada rakyat Indonesia sebagai pendukung Pancasila. Proses internalisasi
nilai itu dapat dilakukan dengan pendidikan, imitasi, latihan dan suri tauladan.
Pendidikan Moral Pancasila sebagai pembelajaran, mempunyai kedudukan
strategis dalam membina sikap dan tingkah laku warga negara sehingga
sesuai dengan Pancasila atau dengan kata lain bermoral Pancasila. Dalam
mengampu Pendidikan Moral Pancasila perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
54
b. Sasaran akhir, bahwa anak didik/manusia Indonesia menghayati dan
mengamalkan Pancasila, sehingga tingkah lakunya sesuai dan layak dengan
sila-sila Pancasila (bermoral Pancasila). Dengan tingkah laku yang sesuai dan
layak dengan sila-sila Pancasila, Manusia Indonesia mempunyai sikap hidup
Manusia Pancasila. Sikap hidup Manusia Pancasila adalah:
55
A. Pendidikan Moral Pancasila pada Zaman Kerajaan.
56
lambang Negara Indonesia yang makna didalamnya juga
melambangkan sila-sila Pancasila, digambarkan dengan Burung
Garuda dan seloka Bhinneka Tunggal Ika.
46
57
5. Sila Kerakyatan dapat dilihat dari sistem kerajaan Majapahit. Menurut
prasasti Brumbung dalam kerajaan Majapahit “Gotong royong pada
masyarakat menumbuhkan adat musyawarah untuk mufakat untuk
menyelesaikan masalah.
58
B. Pendidikan moral Pancasila pada era Orde Lama
Pendidikan moral pancasila pada masa orde lama sudah cukup baik
karena Ir. Soekarno ingin pendidikan moral yang berbasis nilai nilai dari
Pancasila itu dilakukan oleh rakyat Indonesia. Maka dari itu presiden
soekarno bercita cita mengembangkan pendidikan moral Pancasila sebagai
suatu pelajaran yang bisa membuat rakyat Indonesia pada khususnya bisa
mempunyai ajaran moral baik dan etika yang baik supaya rakyat Indonesia
menjadi masyarakat yang bermoral dan beretika Pancasila sebagaimana
cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar dan
bermartabat. Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri
merupakan pandangan hidup/panutan hidaup bangsa Indonesia. Kemudian,
ditingkatkan kembali menjadi Dasar Negara yang secara yuridis formal
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, yaitu sehari setelah Indonesia
merdeka. Secara spesifik, nilai Pancasila telah tercermin dalam norma
seprti norma agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta norma
hukum. Dengan demikian, nilai Pancasila secara individu hendaknya
dimaknai sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam
cara bersikap dan dalam cara bertindak.
59
pembelajaran tidak banyak melahirkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis terhadap sistem politik pemerintahnya.
60
Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga
bangsa Indonesia pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang
disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun dalam negri. Kesemuanya di atas
memerlukan kemampuan warga negara yang mempunyai bekal ilmu
pengetahuan, teknologi, seni yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya
bangsa.
2. Landasan kultural
3. Landasan yuridis
4. Landasan filosofi
61
1. Mengajarkan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa
3. Mengajarkan Persatuan.
5. Mengajarkan keadilan
62
Maka dari itu peran pancasila sangat penting bagi aspek kehidupan
terutama dalam pendidikan moral, jika rakyat Indonesia memiliki
pedoman pada pancasila maka tidak akan pernah ada perselisihan,sopan
santun,adanya toleransi,saling membantu. Karna itu bangsa Indonesia
harus memahami dengan baik arti dan makna dari pancasila. Peran
pancasila sebagai pedoman bermoral dalam setiap sila dapat kita lihat dari
makna yang terkandung dalam sila-sila tersebut, sebagai berikut:
63
2. Persatuan Indonesia mengutamakan kepentingan Negara ketimbang
kepentingan pribadi dalam hal mencintai tanah air dan mengharumkan
nama bangsa.
3. Menciptakan kerukunan kepada rakyat Indonesia.
4. Memelihara ketertiban yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian
abadi, dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
64
11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan social.
65
Contoh nilai yang didapat dalam pendidikan moral:
66
2. Sila kedua ini berdasarkan kebijakan politik dan nilai kemanusiaan di
Indonesia. Manusia, dalam hal ini warga Negara adalah komponen
terpenting dalam sebuah Negara. Oleh karena itu, sudah seharusnya
apabila nilai kemanusiaaan dijunjung tinggi dalam semua aspek
kehidupan, termasuk dalam bidang politik. Beberapa contoh penerapan
nilai kemanusiaaan dalam kehidupan politik antara lain :
67
5. Sila kelima mempunyai arti yang sangat luas. Beberapa hal yang
berkaitan dengan contoh penerapan nilai-nilai pancasila dalam bidang
Politik yang erat dengan konsep sila kelima ini adalah gotong royong,
kasih saying yang disertakan rasa adil baik dimana kehidupan poltik dan
sosial disatukan.
Tidak hanya di bidang politik kita juga sebagai Warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk menerapkan Pancasila sebagai pedoman kehidupan
bermoral. Berikut ini merupakan contoh penerapan pendidikan moral Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari jika dilihat dari masing- masing sila:
68
3. Penerapan Pancasila: Sila persatuan Indonesia.
a) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
b) Cinta tanah air dan menjaga nama baiknya.
c) Tidak memicu keributan maupun konflik yang tidak
bermanfaat dan dapat mengganggu persatuan bangsa
Indonesia.
d) Menjunjung tinggi persatuan Indonesia.
69
Jika kita membiasakan dengan menjadikan Pancasila sebagai
pedoman berkehidupan sesuai dengan fungsi Pancasila sebagai ideologi
negara, maka ketertiban akan selalu terjaga dan yang namanya Dekandensi
moral lama-kelamaan akan hilang. Salah satu contoh penerapan pancasila
sebagai pedoman kehidupan bermoral diatas dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari agar terbentuk karakter yang bermoral dan agar salah
satu misi bangsa Indonesia terwujud yakni menjadikan bangsa Indonesia
sebagai manusia yang bermoral Pancasila.
70
DAFTAR PUSTAKA
71
72
73